You are on page 1of 19

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM TENAGA KERJA MANDIRI

(TKM) DI KABUPATEN PURWAKARTA


(Studi Kasus : Desa Taringgullandeuh Kecamatan Kiarapedes)
Oleh
Nisa Maulida Nurfauziah, Drs. Herbasuki Nurcahyanto, MT
DEPARTEMEN ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jalan Profesor Haji Sudarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang
Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

Tenaga Kerja Mandiri (TKM) program is a program to empower unemployed citizens by


giving them entrepreneurship preparation, business fund, and regular assistance done by
guidance staff. The method used in this paper is a descriptive qualitative method by using
interviews, observation, and documentation to collect the data. The indicators to measure
the effectiveness of this program are object accuracy, program socialization, goal
completion, and educative monitor and control systems. The research result using those
four factors shows the implementation of the Tenaga Kerja Mandiri (TKM) program has
not been fully effective yet since there are still some obstacles during the process. Several
factors support the effectiveness of this program, such as the high interest of
Taringgullandeuh residents and also the excellent performance of the trainers. However,
several factors also hamper the effectiveness of this program, such as the location of the
village that is quite distant from the town center and the conservative residents, limited
funding and infrastructure, lack of participation from the government in promoting the
products, and the ineffectiveness role of the guidance staff. Therefore, the researcher
offers several suggestions for the implementation of this program, such as the government
need to be wiser in selecting the target of this program, be more active in promoting this
program through various media, and promoting the products produced by the fostered
community regularly. The government also needs to give a clear penalty to the guidance
staff who do not provide effective assistance.

Keywords: Effectiveness, Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Program, Unemployment


PENDAHULUAN tidak diimbangi dengan luasnya
A. Latar Belakang lapangan pekerjaan yang tersedia,
Pengangguran merupakan serta masih minimnya kualitas tenaga
masalah ketenagakerjaan yang kerja sehingga tidak mampu bersaing
dialami oleh banyak Negara yang dengan tenaga kerja lainnya.
sulit untuk diatasi, termasuk Melihat begitu urgentnya
Indonesia. Bila kita amati dari tahun masalah pengangguran harus segera
ke tahun, jumlah pengangguran di diatasi oleh Pemerintah selaku
Indonesia masih berada di persentase pemegang kekuasaan tertinggi. Salah
yang tinggi. Pengangguran satu upaya yang dilakukan
merupakan masalah nasional yang pemerintah yaitu dengan adanya
harus segera dipecahkan bersama program Tenaga Kerja Mandiri
baik antara pihak pemerintah dan (TKM). Program Tenaga Kerja
swasta maupun antar instansi Mandiri (TKM) merupakan program
pemerintah. Banyaknya jumlah unggulan dari Kementerian
pengangguran jika tidak segera Ketenagakerjaan Republik Indonesia
diatasi maka akan berdampak pada dimana sejak tahun 2015 kegiatan
berbagai masalah baik dari segi pengembangan Tenaga Kerja
ekonomi, sosial maupun lingkungan. Rentan/Penganggur ini sudah
Jawa Barat merupakan dilakukan.
provinsi dengan persentase Program Tenaga Kerja
pengangguran tertinggi kedua Mandiri (TKM) merupakan program
nasional dengan jumlah 8,16% pada pemberdayaan pengangguran melalui
tahun 2018. Kabupaten Purwakarta pembekalan kewirausahaan,
merupakan salah satu kabupaten di pemberian bantuan usaha, dan
Provinsi Jawa Barat yang pendampingan yang dilakukan secara
menyumbang angka pengangguran rutin oleh tenaga pendamping.
cukup tinggi yaitu mencapai 9,11%. Pemberian bantuan Program
Tingginya angka pengangguran di Tenaga Kerja Mandiri (TKM) tidak
Kabupaten Purwakarta disebabkan diberikan ke semua Desa, hanya
tingginya jumlah pencari kerja yang beberapa Desa di setiap Kabupaten /

1
Kota yang telah ditetapkan oleh menjadikan Desa ini terpilih menjadi
Kementerian Ketenagakerjaan dan salah satu Desa yang menerima
Transmigrasi melalui instansi terkait bantuan program Tenaga Kerja
di daerahnya yang memenuhi Mandiri (TKM).
persyaratan yang dapat menerima Desa Taringgullandeuh
bantuan program. Program Tenaga merupakan Desa yang peling sedikit
Kerja Mandiri (TKM) dilaksanakan jumlah serapan tenaga kerja melalui
per tahun anggaran. Di Kabupaten program Tenaga Kerja Mandiri
Purwakarta, program ini sudah (TKM). Dari jumlah masyarakat
dilaksanakan sejak tahun 2017. penerima program, hanya tersisa
Desa Taringgullandeuh 40% saja yang melanjutkan program
merupakan salah satu Desa yang Tenaga Kerja Mandiri (TKM).
mendapat bantuan program Tenaga Pelaksanaan program Tenaga
Kerja Mandiri (TKM) pada tahun Kerja Mandiri (TKM) mengacu pada
anggaran 2019. Jumlah angkatan dokumen Petunjuk Teknis Keputusan
kerja di Desa Taringgullandeuh Dirjen Pembinaan Penempatan
sebanyak 906 jiwa, dimana 660 jiwa Tenaga Kerja dan Perluasan
adalah penduduk yang memiliki Kesempatan Kerja Nomor
pekerjaan sedangkan sisanya 5/PPTKPKK/I/2019 tentang
sebanyak 246 jiwa adalah angkatan Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah
kerja yang tidak dan sedang mencari untuk Penciptaan Wirausaha Baru
pekerjaan. melalui Pemberdayaan Tenaga Kerja
Tingkatan pendidikan Mandiri (TKM) Tahun 2019.
masyarakat di Desa Mengacu pada petunjuk
Taringgullandeuh pun masih rendah. Teknis yang ada, program Tenaga
Rata-rata penduduk hanya tamatan Kerja Mandiri (TKM) ini sasaran
Sekolah Dasar (SD)/Sederajat saja. utamanya kepada tenaga kerja
Masih tingginya angka rentan, yaitu penganggur, setengah
pengangguran dan masih minimnya penganggur, TKI bermasalah,
kualitas tenaga kerja yang dimiliki mantan TKI, TKI gagal berangkat,
masyarakat Desa Taringgullandeuh Tenaga Kerja Wanita rentan, Tenaga

2
kerja muda, dan angkatan kerja yang B. Rumusan Masalah
berasal dari keluarga miskin. 1. Bagaimana efektivitas program
Program Tenaga Kerja Mandiri Tenaga Kerja Mandiri (TKM) di
(TKM) bertujuan untuk memperluas Desa Taringgullandeuh
kesempatan kerja, mengurangi angka Kecamatan Kiarapedes Kabupaten
pengangguran, serta meningkatkan Purwakarta?
taraf ekonomi masyarakat. Selain itu 2. Apa saja faktor-faktor yang
pula, fokus utama dari program TKM mempengaruhi efektivitas
adalah pendampingan kelompok program Tenaga Kerja Mandiri
yang dilakukan oleh tenaga (TKM) di Desa Taringgullandeuh
pendamping sesuai dengan kontrak Kecamatan Kiarapedes Kabupaten
yang telah disepakati. Beberapa Purwakarta?
fenomena yang terjadi di lapangan
C. Tujuan Penelitian
tidaklah sesuai dengan apa yang
1. Menganalisis efektivitas
telah diatur melalui Petunjuk Teknis
program Tenaga Kerja Mandiri
yang ada.
(TKM) di Desa
Melihat masih minimnya
Taringgullandeuh Kecamatan
serapan tenaga kerja yang ada di
Kiarapedes Kabupaten
Desa Taringgullandeuh serta melihat
Purwakarta.
masih terdapat kendala dalam
2. Mengidentifikasi dan
pelaksanaan program yang tidak
menganalisis faktor-faktor yang
sesuai dengan ketentuan yang ada,
mempengaruhi efektivitas
menimbulkan ketertarikan penulis
program Tenaga Kerja Mandiri
untuk meneliti dengan judul
(TKM) di Desa
“ANALISIS EFEKTIVITAS
Taringgullandeuh Kecamatan
PROGRAM TENAGA KERJA
Kiarapedes Kabupaten
MANDIRI (TKM) DI
Purwakarta.
KABUPATEN PURWAKARTA
D. Kajian Teori
(Studi Kasus : Desa
1. Administrasi Publik
Taringgullandeuh Kecamatan
Kiarapedes).

3
George J. Gordon (dalam yang meliputi lembaga legislatif,
Syafiie, 2006) menyatakan bahwa yudikatif, dan eksekutif serta hal- hal
administrasi publik dapat yang berkaitan dengan publik yang
dirumuskan sebagai seluruh proses meliputi kebijakan publik,
baik yang dilakukan organisasi manajemen publik, administrasi
maupun perseorangan yang berkaitan pembangunan, tujuan negara, dan
dengan penerapan atau pelaksanaan etika yang mengatur penyelenggara
hukum dan peraturan yang Negara.
dikeluarkan oleh badan legislatif, 2. Manajemen Publik
eksekutif serta yudikatif. Sedangkan Menurut Shafritz dan
Henry (dalam Mulyadi, 2015) Russel (dalam Keban, 2008:93)
berpendapat bahwa administrasi diartikan sebagai upaya seseorang
publik adalah suatu kombinasi yang untuk bertanggungjawab dalam
kompleks antara teori dan praktik menjalankan suatu organisasi, dan
dengan tujuan mempromosi pemanfaatan sumber daya (orang dan
pemahaman terhadap pemerintah mesin) guna mencapai tujuan
dalam hubungannya dengan organisasi. Sedangkan Overman
masyarakat yang diperintah dan juga (dalam Keban, 2004 : 200)
mendorong kebijakan publik agar Manajemen publik adalah suatu studi
lebih responsif terhadap kebutuhan interdisipliner dari aspek-aspek
sosial. Administrasi publik berusaha umum organisasi, dan merupakan
melembagakan praktik-praktik gabungan antara fungsi manajemen
manajemen agar sesuai dengan nilai seperti planning, organizing,
efektifitas dan efisiensi. actuating dan controlling di satu sisi,
Dari berbagai pengertian dengan sumber daya manusia,
administrasi publik menurut keuangan, fisik, informasi dan
beberapa ahli, maka dapat politik.
disimpulkan bahwa administrasi Adapun manajemen publik
publik merupakan suatu bahasan dalam penelitian ini adalah suatu
ilmu sosial yang mempelajari tiga usaha yang berkaitan dengan
elemen penting kehidupan bernegara pengelolaan organisasi publik

4
bagaimana cara mencapai tujuan menyebutkan Efektivitas program
organisasi yang telah ditetapkan. merupakan suatu cara untuk
Efektivitas program dalam mengukur sejauhmana program
manajemen publik sebagai ukuran tersebut dapat berjalan guna
pencapaian mengenai program yang mencapai tujuan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan apa yang ditetapkan sebelumnya. Penilaian
telah ditetapkan sebelumnya. terhadap tingkat kesesuaian program
Pengukuran efektivitas program merupakan salah satu cara untuk
tersebut sebagai bentuk evaluasi dan mengukur efektivitas program.
pengawasan terhadap aktivitas yang Efektivitas program dapat diketahui
dilakukan pemerintah, dimana hal dengan membandingkan tujuan
tersebut bagian dari salah satu fungsi program dengan output program
manajemen yang terakhir yaitu (Ditjen Binlantas Depnaker, 1983
fungsi controlling atau pengawasan. dalam Satries, 2011).
3. Efektivitas Program 3.1 Indikator Efektivitas Program
Makmur (2011 : 6) Makmur (2011 : 6) membagi
berpendapat bahwa efektivitas indikator efektivitas program sebagai
program merupakan kegiatan yang berikut :
pelaksanaannya menampakkan 1. Ketepatan perhitungan biaya
ketepatan antara harapan yang kita 2. Ketepatan berpikir
inginkan dengan hasil yang dicapai, 3. Ketepatan tujuan
dimana ditunjukkan dengan 4. Ketepatan sasaran
ketepatan harapan, implementasi, Budiani (2007) menyatakan
dan hasil yang dicapai. Campball bahwa untuk mengukur efektivitas
(dalam Mutiarin Dyah dan Zainudin suatu program dapat dilakukan
Arif, 2014 : 97) efektivitas program dengan menggunakan variabel-
dapat dijalankan dengan kemampuan variabel sebagai berikut :
operasional dalam melaksanakan 1. Sosialisasi program
program-program kerja yang sesuai 2. Tepat sasaran
dengan tujuan yang telah ditetapkan 3. Tujuan program
sebelumnya. Pendapat lain 4. Pemantauan

5
Menurut Campbell (dalam program Tenaga Kerja Mandiri
Mutiarin Dyah dan Zaenudin Arif, (TKM) di Desa Taringgullandeuh
2014 : 96-97) pengukuran Kecamatan Kiarapedes Kabupaten
efektivitas program yang paling Purwakarta adalah sebagai berikut :
menonjol adalah sebagai berikut : 1. Ketepatan sasaran
1. Keberhasilan program 2. Sosialisasi program
2. Keberhasilan sasaran 3. Pencapaian tujuan menyeluruh
3. Kepuasan terhadap program 4. Sistem pengawasan dan
4. Tingkat output dan input pengendalian yang bersifat
5. Pencapaian tujuan menyeluruh mendidik
Sondang P. Siagian (2008:83- 3.2 Faktor yang Mempengaruhi
36) berpendapat lain mengenai Efektivitas Program
kriteria atau ukuran yang dapat Menurut G. Shabbir Cheema
digunakan untuk mengukur dan Dennis A. Rondineli (1983)
efektivitas program, yaitu sebagai (dalam Mutiarin Dyah dan Zaenudin
berikut : Arif, 2014 : 98-99) menyebutkan
1. Kejelasan tujuan faktor yang mempengaruhi
2. Kejelasan strategi pencapaian efektivitas dan dampak dari suatu
tujuan program yaitu sebagai berikut :
3. Proses analisis dan penetapan 1. Kondisi lingkungan, yakni
kebijakan yang mantap menurut Fadil Ali, etc (2011)
4. Perencanaan yang matang dapat berasal dari budaya, kondisi
5. Penyusunan program yang tepat ekonomi, kondisi sosial, hukum
6. Tersedianya sarana dan prasarana dan dari kondisi alam (geografis).
7. Pelaksanaan yang efektif dan 2. Sumber daya merupakan sumber
efisien daya yang digunakan dalam
8. Sistem pengawasan dan mendapatkan kebermanfaatan dari
pengendalian yang bersifat pelaksanaan program.
mendidik 3. Karakteristik dan kemampuan
Adapun fenomena yang agen pelaksana, yakni sumber
digunakan untuk melihat efektivitas daya yang terlibat dalam proses

6
pelaksanaan program menjadi 6. Masyarakat penerima program
penentu tercapainya tujuan Tenaga Kerja Mandiri (TKM)
program. Para pelaksana program Desa Taringgullandeuh
ini harus memiliki kemampuan Jenis data yang digunakan
dan kompetensi di bidang yang yaitu kata-kata dan tindakan, sumber
sesuai dengan program. data tertulis dan foto. Sumber data
E. Metode Penelitian dalam penelitian ini ialah data primer
Desain penelitian yang dan data sekunder. Teknik
digunakan dalam penelitian ini pengumpulan data adalah observasi,
adalah deskriptif kualitatif. Situs wawancara dan studi dokumentasi.
penelitian ini adalah Desa Analisis dan interpretasi dalam
Taringgullandeuh, Kecamatan penelitian ini menggunakan analisis
Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta. data Miles dan Huberman Huberman
Informan dipilih secara purposive, (dalam Sugiyono, 2012: 246), terdiri
yaitu dipilih dengan pertimbangan reduksi data, penyajian data dan
tertentu. Pertimbangan tertentu yang penarikan kesimpulan. Menguji
dimaksud adalah informan kualitas data menggunakan teknik
menguasai masalah, memiliki data triangulasi sumber data.
dan dapat memberikan jawaban atas
PEMBAHASAN
pertanyaan secara akurat. Subjek
A. Efektivitas Program Tenaga
dalam penelitian ini yaitu:
Kerja Mandiri (TKM) di Desa
1. Kepala Bidang Penempatan
Taringgullandeuh Kecamatan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kiarapedes Kabupaten
Kabupaten Purwakarta
Purwakarta
2. Aparatur Desa Taringgullandeuh
1. Ketepatan Sasaran
3. Tenaga Pendamping
Menurut Makmur (2011 : 8)
4. Tenaga Pelatih
ketepatan sasaran merupakan sejauh
5. Ketua kelompok TKM Desa
mana kesesuaian antara penerima
Taringgullandeuh
program dengan kriteria penerima
program yang telah ditentukan

7
sebelumnya. Ketepatan sasaran program bukan berasal dari
berfungsi untuk melindungi pengangguran atau pun tenaga kerja
masyarakat yang seharusnya lainnya. Salah satu persyaratan
menerima program sehingga akan penerima program Tenaga Kerja
menimbulkan kebermanfaatan bagi Mandiri (TKM) adalah mereka yang
masyarakat yang seharusnya memiliki pendapatan kurang dari Rp.
menerima program tersebut. 750.000,- per bulan. Jika keduanya
Ketepatan sasaran penerima program dipilih berdasarkan kriteria
Tenaga Kerja Mandiri (TKM) di minimnya penghasilan, maka hal
Desa Taringgullandeuh akan tersebut tidak dapat dibenarkan.
menentukan seberapa efektif Menurutnya, mereka mendapat
pelaksanaan program. Karena jika di penghasilan pokok sebesar Rp.
lapangan terbukti masih ada 1.400.000,- per bulan nya dari hasil
masyarakat yang seharusnya tidak pekerjaannya.
berhak menerima program Tenaga Selain itu juga, kriteria lain
Kerja Mandiri (TKM) tentu akan dari penerima program Tenaga Kerja
merugikan masyarakat yang berhak Mandiri (TKM) adalah mereka yang
menerima program. memiliki basic bidang usaha yang
Berdasarkan hasil wawancara diberikan, dalam hal ini adalah
bersama para informan dapat menjahit. Jika pun keduanya
diketahui bahwa penerima program menerima bantuan program Tenaga
Tenaga Kerja Mandiri (TKM) di Kerja Mandiri (TKM) atas dasar
Desa Taringgullandeuh sudah tepat keterampilan menjahit yang dimiliki
sasaran. Hal tersebut terbukti pada sebelumnya, hal tersebut bisa
warga yang menjadi informan diterima, namun fakta di lapangan
merupakan kalangan pengangguran menunjukkan bahwa keduanya tidak
yang tidak memiliki pekerjaan. Akan memiliki basic menjahit sama sekali.
tetapi berdasarkan hasil observasi di 2. Sosialisasi Program
lapangan peneliti menemukan Menurut Budiani (2007),
temuan lain bahwa ditemukan 2 sosialiasasi program merupakan
(dua) orang masyarakat penerima penyebarluasan informasi baik itu

8
program, kebijakan, ataupun Dinas Ketenagakerjaan dan
peraturan dari pihak pembuat atau Transmigrasi Kabupaten Purwakarta
pemilik program, kebijakan, dan belum memanfaatkan media sosial
peraturan kepada pihak-pihak lain sebagai media penyampaian program
yang menjadi pelaksana ataupun Tenaga Kerja Mandiri (TKM),
yang menjadi sasaran dari program sehingga penyampaian informasi
tersebut. mengenai program Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil wawancara Mandiri (TKM) belum menyebar
bersama para narasumber dapat secara meluas kepada seluruh lapisan
diketahui bahwa pelaksanaan masyarakat.
sosialisasi dalam program Tenaga
Setelah sosialisasi di tingkat
Kerja Mandiri (TKM) dilakukan
Kabupaten dilakukan, selanjutnya
sebanyak 2 (dua) kali. Sosialisasi
adalah sosialisasi kepada masyarakat
pertama ditujukan kepada seluruh
Desa yang pada akhirnya menerima
perwakilan perangkat Desa di
bantuan program Tenaga Kerja
Kabupaten Purwakarta mengenai
Mandiri (TKM). Di Desa
adanya program Tenaga Kerja
Taringgullandeuh pelaksanaan
Mandiri (TKM) yang kemudian
sosialisasi dilakukan bersamaan
perwakilan perangkat Desa
dengan pemberian materi terkait
menyebarluaskan kembali pada
kewirausahaan serta pengelolaan
masyarakat Desa. Metode yang
keuangan dan pelatihan menjahit
digunakan yaitu secara tatap muka
selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
langsung dan menggunakan
powerpoint sebagai media Terbatasnya waktu yang
penyampaian materi yang diberikan. diberikan untuk sosialisasi serta
Pelaksanaan sosialisasi di tingkat digabungkannya kegiatan sosialisasi
Kabupaten berlangsung cukup efektif dengan pemberian materi dan
meskipun hanya dengan metode pelatihan membuat masyarakat tidak
konvensional dengan mngumpulkan mampu menguasai secara maksimal
seluruh perwakilan perangkat tiap mengenai materi yang disampaikan.
Desa di Kabupaten Purwakarta. Sehingga pemahaman masyarakat

9
terhadap program Tenaga Kerja Taringgullandeuh belum dapat
Mandiri (TKM) kurang, masyarakat terlihat, padahal seharusnya dengan
kurang memahami pelaksanaan program ini dapat membuka
teknis terkait program Tenaga Kerja kesempatan kepada masyarakat
Mandiri (TKM), yang masyarakat lainnya yang lebih luas untuk
ketahui mereka hanyalah memiliki pekerjaan. Fakta di
mendapatkan bantuan usaha dari lapangan yang terjadi bukannya
Disnakertrans tetapi tidak tahu apa menambah minat masyarakat yang
tujuan dan manfaat dari program tidak menerima program Tenaga
Tenaga Kerja Mandiri (TKM). Kerja Mandiri (TKM) untuk
bergabung bersama, justru
3. Pencapaian Tujuan
masyarakat yang menerima bantuan
Menyeluruh
program pun turut mengundurkan
Menurut Campball (dalam
diri dari kelompok TKM Desa
Mutiarin Dyah dan Zaenudin Arif,
Taringgullandeuh. Hal tersebut dapat
2014), efektivitas program dapat
dilihat dari jumlah anggota kelompok
dijalankan dengan kemampuan
yang saat ini berkurang menjadi 8
operasional dalam melaksanakan
(delapan) orang saja dari awalnya
program kerja yang sesuai dengan
sejumlah 20 0rang. Hanya tersisa
tujuan yang telah ditetapkan
40% dari masyarakat penerima
sebelumnya. Tujuan program Tenaga
program Tenaga Kerja Mandiri
Kerja Mandiri (TKM) untuk
(TKM) yang pada akhirnya
memperluas kesempatan kerja,
melanjutkan kelompok TKM Desa
mengurangi angka pengangguran,
Taringgullandeuh.
serta meningkatkan taraf ekonomi
Jika dilihat dari aspek
masyarakat.
mengurangi angka pengangguran
Berdasarkan hasil wawancara
belum dapat terlihat. Hal tersebut
bersama para Narasumber dapat
dapat dilihat dari masyarakat
diketahui bahwa jika dilihat dari
penerima program Tenaga Kerja
aspek membuka lapangan pekerjaan
Mandiri (TKM) belum mempunyai
untuk masyarakat Desa
pekerjaan yang tetap dengan adanya

10
program TKM karena masih program Tenaga Kerja Mandiri
minimnya produksi yang dilakukan (TKM) di Desa Taringgullandeuh.
sehingga masyarakat bekerja hanya 2 4. Sistem Pengawasan dan
(dua) hari dalam waktu 1 (satu) Pengendalian yang Bersifat
minggu. Mendidik
Jika dilihat dari aspek Menurut Sondang P. Siagian
peningkatan pendapatan pun belum (2008), pengawasan dan
terdapat perubahan terhadap hal itu. pengendalian bertujuan untuk
Masyarakat hingga saat ini belum mencegah terjadinya penyimpangan
mendapatkan upah berupa gaji dan kesalahan dalam pelaksanaan
selama 1 (satu) tahun produksi ini. program. Siagian juga berpendapat
Keuntungan yang didapatkan terus bahwa pengawasan dan pengendalian
dimasukkan kembali ke uang kas yang bersifat mendidik seharusnya
untuk modal usaha berikutnya karena lebih menekankan pada usaha-usaha
dari pihak Pemerintah Daerah yang bersifat preventif ketimbang
ataupun Pemerintah Desa tidak represif.
memberikan bantuan usaha berupa Program Tenaga Kerja
modal awal untuk keberlanjutan Mandiri (TKM) sistem pengawasan
program Tenaga Kerja Mandiri dan pengendalian dilakukan oleh
(TKM). Masyarakat menginginkan Dinas Ketenagakerjaan dan
bantuan dari pemerintah Desa berupa Transmigrasi Kabupaten Purwakarta
modal usaha atau dimasukkan ke serta tenaga pendamping yang telah
BUMDes tetapi pemerintah Desa ditentukan oleh pemerintah pusat
Taringgullandeuh belum mampu yang diberi tugas untuk terus
mewujudkannya karena usaha melakukan pendampingan serta
tersebut belum besar. Masyarakat pengendalian dan pengawasan
belum merasakan dampak secara kepada kelompok masyarakat Desa
ekonomis dari pelaksanaan program selama kurun waktu 1 (satu) tahun
Tenaga Kerja Mandiri (TKM), anggaran sesuai dengan perjanjian
mereka hanya mendapatkan dampak kontrak yang telah ditetapkan.
secara sosial dari pelaksanaan

11
Dinas Ketenagakerjaan dan mendampingi serta melakukan
Transmigrasi Kabupaten Purwakarta pengawasan dan pengendalian
melakukan pengawasan setiap 1 kepada masyarakat. Tenaga
(satu) bulan sekali yang dilakukan pendamping seharusnya terus
dengan melakukan kunjungan secara menerus melakukan pendampingan
langsung ke Desa Taringgullandeuh. minimal 1 (satu) minggu sekali
Pemerintah melakukan monitoring selama kurun waktu 1 (satu) tahun
dan evaluasi terkait perkembangan anggaran untuk mendampingi
dan permasalahan yang dihadapi masyarakat agar mampu dan mandiri
masyarakat pasca pemberian bantuan membangun usaha yang
dan pelatihan diberikan. Meskipun dibangunnya. Namun fakta di
terkendala oleh waktu dan jarak, lapangan tidak demikian,
pengawasan juga dilakukan melalui pendamping kelompok masyarakat
media komunikasi online grup TKM Desa Taringgullandeuh jarang
whatsapp yang terdiri dari melakukan pendampingan ataupun
pemerintah, tenaga pendamping, kunjungan ke lapangan karena
tenaga pelatih, serta kelompok TKM beralasan kondisi geografis Desa
Desa Taringgullandeuh. Melalui grup Taringgullandeuh yang jauh dari
whatsapp tersebut masyarakat sering pusat Kota serta terkendala oleh
menyampaikan keluh kesahnya, waktu yang terbatas.
kesulitan yang dihadapi, juga Pentingnya pengawasan dan
berkonsultasi kepada tenaga pelatih pengendalian yang dilakukan oleh
bagaimana caranya menghasilkan pemerintah maupun tenaga
produk yang unggul dan berkualitas. pendamping akan mempengaruhi
Berbeda dengan peran keefektifan pelaksanaan program
pemerintah, peranan tenaga Tenaga Kerja Mandiri (TKM) di
pendamping atau biasa yang disebut Desa Taringgullandeuh. Mengingat
Tenaga Kerja Sukarela (TKS) hal penting dari program Tenaga
seharusnya lebih intens, mengingat Kerja Mandiri (TKM) ini adalah
begitu pentingnya peranan tenaga proses pendampingan yang
pendamping untuk selalu seharusnya dilakukan secara

12
kontinyu kepada masyarakat. Karena komunikasi yang terjalin ketika
masyarakat tidak akan mampu pemberian materi dan pelatihan
mandiri dengan lepas tangan begitu kurang efektif. Serta masih
saja tanpa adanya bantuan dari minimnya pendidikan masyarakat
pemerintah ataupun tenaga Desa Taringgullandeuh membuat
pendamping. mereka merasa kesulitan dalam
B. Faktor yang Mmpengaruhi menyerap materi yang diberikan
Efektivitas Program Tenaga mengingat singkatnya waktu yang
Kerja Mandiri (TKM) di Desa diberikan dan dijadikannya waktu
Taringgullandeuh Kecamatan yang bersamaan antara sosialisasi,
Kiarapedes Kabupaten pemberian materi, dan pemberian
Purwakarta pelatihan.
1. Kondisi Lingkungan Selain itu juga, kondisi letak
Kondisi lingkungan dapat geografis Desa Taringgullandeuh
berasal dari budaya, kondisi yang jauh dengan pusat kota
ekonomi, kondisi sosial, hukum dan membuat tenaga pendamping
kondisi geografis. Efektivitas menjadi jarang melakukan
program Tenaga Kerja Mandiri pendampingan dan pengawasan
(TKM) di Desa Taringgullandeuh secara langsung ke lapangan dengan
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alasan sulitnya akses menuju Desa
(geografis) dan kondisi sosial Taringgullandeuh. Sebab kondisi
budaya. geografis yang jauh dari pusat kota
Kondisi sosial budaya juga membuat masyarakat kesulitan
masyarakat Desa Taringgullandeuh untuk mencari bahan baku produksi
yang masih tradisional dan tidak sehingga proses produksi menjadi
mampu berkomunikasi dengan lancar terhambat karena keterbatasan bahan
menggunakan bahasa Indonesia, baku yang ada di sekitar Desa
serta kondisi tenaga pelatih yang Taringgullandeuh.
tidak bisa berbahasa sunda 2. Kondisi Sumber Daya
menjadikan sulit berinteraksi antara 2.1 Sumber Daya Manusia
masyarakat dan pelatih, sehingga

13
Tingginya antusias dan minat pemerintah Desa tidak pernah
masyarakat Desa Taringgullandeuh memberikan bantuan berupa modal
terhadap pelaksanaan program TKM usaha berbentuk uang. Padahal
hal ini terbukti dari antusiasme masyarakat menginginkan adanya
warga ketika mendapatkan pelatihan bantuan dari pemerintah untuk
menjahit meskipun terbatasnya keberlangsungan kelompoknya agar
waktu dan minimnya pengetahuan terus berkembang. Karena
mereka tentang menjahit tetapi keterbatasan modal itu pula
mereka terus berusaha dan menjadikan kelompok masyarakat
bersemangat untuk belajar menjahit. TKM Desa Taringgullandeuh tidak
Di samping itu, dalam mampu berproduksi dengan efektif
kelompok masyarakat TKM Desa dan masyarakat belum mendapatkan
Taringgullandeuh terdapat salah satu penghasilan dari usahanya selama
warga yang memang sudah hampir 1 (satu) tahun ini.
menguasai bidang menjahit. 2.3 Kondisi Sarana Prasarana
Selanjutnya masyarakat lainnya terus Kondisi sarana prasarana
berguru pada warga tersebut hingga pada kelompok masyarakat TKM
saat ini. Desa Taringgullandeuh menjadi
2.2 Keuangan faktor penghambat dalam keefektifan
Kondisi keuangan menjadi pelaksanaan program Tenaga Kerja
faktor penghambat dalam Mandiri (TKM). Karena minimnya
pelaksanaan program Tenaga Kerja jumlah mesin jahit yang tersedia
Mandiri (TKM) di Desa ketika pelatihan membuat
Taringgullandeuh. Pasalnya, pelaksanaan pelatihan kurang efektif.
kelompok TKM di Desa Selain singkatnya waktu pelatihan
Taringgullandeuh keterbatasan dalam yang diberikan, jumlah mesin jahit
modal usaha yang dimiliki karena pun yang tersedia hanya 8 (delapan)
pemerintah setempat baik itu unit yang digunakan sebanyak 20
pemerintah daerah (Dinas orang masyarakat yang menerima
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi program Tenaga Kerja Mandiri
Kabupaten Purwakarta) atau pun (TKM) secara bergiliran.

14
Selain itu juga, belum Kemampuan tenaga
tersedianya gedung atau tempat pendamping dalam mendampingi
untuk usaha kelompok masyarakat kelompok masyarakat TKM Desa
TKM Desa Taringgullandeuh. Saat Trainggullandeuh belum efektif
ini masyarakat masih menggunakan dilakukan. Karena seharusnya
salah satu ruangan yang menyatu pendamping terus mendampingi
dengan balai desa. Dimana hal secara langsung kepada masyarakat
tersebut mengganggu aktivitas tiap 1 (satu) minggu sekali selama
urusan tata kelola pemerintahan di kurun waktu 1 (satu) tahun anggaran.
Desa Taringgullandeuh. Akan tetapi pendamping belum
3. Karakteristik dan Kemampuan melaksanakan peran sebagaimana
Agen Pelaksana mestinya. Seharusnya pendamping
Kemampuan pemerintah terus memberikan motivasi dan
daerah yaitu Dinas Ketenagakerjaan menjalin kemitraan antar kelompok
dan Transmigrasi Kabupaten masyarakat penerima program
Purwakarta dapat dikatakan sudah Tenaga Kerja Mandiri (TKM) atau
cukup baik. Pemerintah daerah sudah pun dengan kelompok usaha lainnya.
melakukan tugas dan peranan Menurut penuturan masyarakat,
sebagaimana mestinya. Pemerintah peran pendamping tidaklah terlihat
selalu melakukan monitoring dan pada kelompok TKM Desa
evaluasi secara langsung ke Desa Taringgullandeuh.
Taringgullandeuh tiap 1 (satu) bulan Kemampuan agen tenaga
sekali. Dinas Ketenagakerjaan dan pelatih (trainer) dalam memberikan
Transmigrasi Kabupaten Purwakarta pelatihan kepada masyarakat sudah
hanya kurang maksimal dalam dinilai cukup baik oleh masyarakat.
urusan teknis lapangan karena Penyampaian tenaga pelatih yang
minimnya waktu yang disediakan sabar dalam melatih masyarakat
pemerintah dalam rangka sosialisasi, meskipun mereka sama-sama
pemberian materi, dan pelatihan kesulitan dalam berkomunikasi
yang diberikan. karena keterbatasan penguasaan
bahasa yang dimiliki. Trainer juga

15
memberikan waktu tambahan untuk atau pun media online. Program
melatih masyarakat di luar waktu TKM di Desa Trainggullandeuh
kontrak yang disepakati bersama belum mampu mencapai tujuannya
pemerintah karena adanya rasa untuk memperluas kesempatan kerja,
empati kepada masyarakat karena mengurangi angka pengangguran,
melihat antusias masyarakat yang ataupun meningkatkan pendapatan
tinggi dalam berlatih menjahit. ekonomi masyarakat penerima
program. Sistem pengawasan dan
PENUTUP
pengendalian yang dilakukan oleh
A. Kesimpulan
tenaga pendamping belum efektif
1. Efektivitas Program Tenaga dilakukan di Desa Taringgullandeuh.
Kerja Mandiri (TKM) di Desa
2. Faktor yang Mempengaruhi
Taringgullandeuh Kecamatan
Efektivitas Program Tenaga
Kiarapedes Kabupaten
Kerja Mandiri (TKM) di Desa
Purwakarta
Taringgullandeuh Kecamatan
Berdasarkan hasil penelitian Kiarapedes Kabupaten
yang dilakukan oleh peneliti, dapat Purwakarta
disimpulkan bahwa efektivitas
Faktor pendorong efektivitas
program Tenaga Kerja Mandiri
program TKM di Desa
(TKM) di Desa Taringgullandeuh
Taringgullandeuh adalah antusias
belum efektif. Belum sepenuhnya
masyarakat penerima program yang
masyarakat penerima program
sangat tinggi dan didukung dengan
Tenaga Kerja Mandiri (TKM) di
kemampuan tenaga pelatih yang
Desa Taringgullandeuh berasal dari
sudah baik. Adapun faktor
kalangan pengangguran atau pun
penghambat adalah kondisi
tenaga kerja rentan lainnya, masih
masyarakat yang masih tradisional,
ditemukan beberapa masyarakat
letak geografis yang jauh dari
penerima program yang tidak sesuai
perkotaan, sumber daya dan sarana
dengan kriteria yang telah
prasarana yang terbatas, pemerintah
ditetapkan. Sosialisasi program yang
kurang cukup dalam memberikan
dilakukan belum melalui media cetak

16
waktu dan bantuan modal, serta d. Diperlukan pemahaman kepada
masih minimnya komitmen tenaga masyarakat mengenai pinjaman
pendamping yang menghambat modal usaha kepada pihak ketiga
keefektifan program TKM di Desa (bank).
Taringgullandeuh. e. Diperlukan penerapan sanksi
yang tegas bagi tenaga
B. Saran
pendamping yang tidak mampu
1. Diperlukan penguatan terhadap
melakukan pendampingan dengan
pelaksanaan program Tenaga
baik.
Kerja Mandiri (TKM) di
2. Saran untuk peneliti selanjutnya
Kabupaten Purwakarta dengan
khususnya yang akan meneliti
cara :
program Tenaga Kerja Mandiri
a. Diperlukan rangkaian seleksi yang
(TKM) di Desa Taringgullandeuh
tepat dan tegas dari pemerintah
Kecamatan Kiarapedes Kabupaten
daerah. Penyeleksi penerima
Purwakarta untuk meneliti
program sebaiknya tidak hanya
menggunakan fenomena lain
dilakukan oleh pihak Dinas, pihak
selain fenomena yang telah
lain seperti para akademisi atau
digunakan dalam penelitian ini.
pun LSM dapat turut serta
menyeleksi sasaran penerima
program. DAFTAR PUSTAKA
Keban.T Yeremias. 2008. Enam
b. Sosialisasi program sebaiknya
Dimensi Strategis Administrasi
pemerintah daerah menggunakan Publik. Gava Media;
Yogyakarta.
media cetak seperti brosur atau
Makmur, 2011. Efektifitas Kebijakan
pamflet yang disebarkan di kelembagaan Pengawasan.
Bandung: , Refika Aditama
tempat-tempat strategis serta
Mulyadi, Deddy. 2015. Studi
sebaiknya mensosialisasikan Kebijakan Publik dan
Pelayanan Publik Konsep dan
program melalui media online.
Aplikasi Proses Kebijakan
c. Pemerintah daerah sebaiknya Publik dan Pelayanan Publik.
Bandung: Alfabeta
membantu mempromosikan hasil
Mutiarin, Dyah dan Arif Zainudin.
produksi masyarakat binaannya 2014. Manajemen Birokrasi
secara berkala.

17
dan Kebijakan. Yogyakarta: Lainnya
Pustaka Pelajar. Undang-Undang Nomor 13 Tahun
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian 2003, tentang Ketenagakerjaan
Kuantitatif Kualitatif dan (Lembaran Negara Republik
R&D. Bandung: Alfabeta Indonesia Tahun 2003 Nomor
Syafiie, Inu Kencana. 2006. Ilmu 39, Tambahan Lembaran
Administrasi Publik. Jakarta : Negara Republik Indonesia
PT Rineka Cipta Nomor 4279
Keputusan Dirjen Pembinaan
Jurnal Penempatan Tenaga Kerja dan
Ni Wayan, Budiani. 2007. Efektivitas Perluasan Kesempatan Kerja
Program Penanggulangan Nomor 5/PPTKPKK/I/2019
Pengangguran Karang Taruna tentang Petunjuk Teknis
“Eka Taruna Bhakti” Desa Bantuan Pemerintah untuk
Sumerta Kelod Kecamatan Penciptaan Wirausaha Baru
Denpasar Timur Kota melalui Pemberdayaan Tenaga
Denpasar. Jurnal Ekonomi dan Kerja Mandiri (TKM) Tahun
Sosial INPUT. Volume 2 No. 1 2019
Satries, Wahyu Ishardino. 2011. Peraturan Daerah Kabupaten
Efektivitas Pemberdayaan Purwakarta Nomor 10 Tahun
Pemuda pada Organisasi 2008 tentang Pembentukan
Kepemudaan Al Fatih Dinas Daerah pada Pasal 10
Ibadurrohman Kota Bekasi.
Tesis Mahasiswa Program
Pasca Sarjana Universitas
Indonesia.

Internet :
https://jabar.bps.go.id/subject/6/tenag
a-kerja.html#subjekViewTab3
http://rri.co.id/bandung/post/berita/47
0223/seputar_jabar/tenaga_kerj
a_mandiri_mampu_mengurang
i_pengangguran_di_purwakart
a.html
https://tumoutounews.com/2017/11/1
2/jumlah-pengangguran-di-
jawa-barat-tertinggi-kedua-
nasional/
https://www.republika.co.id/berita/na
sional/daerah/18/01/07/p26021
382-purwakarta-sisir-
pengangguran-lalu-ini-yang-
dilakukan

18

You might also like