You are on page 1of 12

Desain Pembelajaran Materi Himpunan Dengan Pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME) Untuk Kelas VII

Mika Meitriana Manurung 1), Hening Windria 2), Samsul Arifin3)


1,2,3)
Pendidikan Matematika, STKIP Surya Tangerang.
Email: 1) mika.meitriana@students.stkipsurya.ac.id; 2) hening.windria@stkipsurya.ac.id; 3)
samsul.arifin@stkipsurya.ac.id.

Abstract
Topic of set is a basic consept in mathematics and its relationship is close to our daily life. However,
some studies in Indonesia have found that the students have difficulties in solving the set problem. This
can be due to the pattern of mathematics teaching in schools. This study aims to provide design of
learning in set topic with Realistic Mathematics Education (RME) approach. The research questions
are: (1) How is the design of mathematics learning in the topic of set using RME approach? (2) How
do students learn the topic of set by using the RME approach? This research method is design
research with one cycle in SMP Dasana Indah Tangerang. The subjects were 24 students with one
focus group, 5 students who had no errors in the initial test. Data of research obtained from sound
recording, video, photos, and Student Activity Sheet, then be analyzed by comparing the Hypothesis of
Trajectory Learning and Trajectory of Actual Learning. This study produces the Theory of Local
Instruction, with four lessons, namely: (1) Determining the set and not the set; (2) Finding the concept
of set of universe, subsets, empty set, and describing the models; (3) Finding the concept of
intersection, union, and illustrating the models; (4) Find the concept of complement, difference, and
describe the models, and use the models to solve the story problem. In the learning process, through
grouping games and describe the model, student learning the notion of set enthusiasticly and actively.

Keywords : design research, set, realistic mathematics education approach

Abstrak
Materi himpunan merupakan materi dasar dalam ilmu matematika dan kaitannya dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Namun, beberapa penelitian di Indonesia mendapati bahwa siswa kesulitan
dalam menyelesaikan permasalahan himpunan. Hal ini dapat dikarenakan oleh pola pengajaran
matematika di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan desain pembelajaran materi
himpunan dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Pertanyaan penelitian ini,
yaitu: (1) Bagaimanakah desain pembelajaran matematika pada materi himpunan dengan
menggunakan pendekatan RME? (2) Bagaimanakah cara siswa belajar himpunan dengan
menggunakan pendekatan RME? Metode penelitian ini adalah design research dengan satu siklus di
SMP Dasana Indah Tangerang. Subjek penelitian adalah 24 siswa dengan satu kelompok fokus yaitu 5
siswa yang tidak memiliki kesalahan pada tes awal. Data penelitian didapat dari rekaman suara, video,
foto, dan Lembar Aktivitas Siswa, lalu dianalisis dengan membandingkan Hipotesis Lintasan Belajar
dan Lintasan Pembelajaran Aktual. Penelitian ini menghasilkan Teori Instruksi Lokal, dengan empat
pembelajaran, yaitu: (1) Menentukan himpunan dan bukan himpunan; (2) Menemukan konsep
himpunan semesta, himpunan bagian, himpunan kosong, serta menggambarkan modelnya; (3)
Menemukan konsep irisan, gabungan, serta menggambarkan modelnya; (4) Menemukan konsep
komplemen, selisih, serta menggambarkan modelnya, dan menggunakan model-model tersebut untuk
menyelesaikan soal cerita. Dalam pembelajaran tersebut, melalui permainan pengelompokan dan
menggambarkan model siswa belajar himpunan secara antusias dan aktif.

Kata Kunci: Design Research, Himpunan, Pendekatan Realistic Mathematics Education.

19
Desain Pembelajaran Materi Himpunan Dengan Pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME) Untuk Kelas VII
Mika Meitriana Manurung, Hening Windria, Samsul Arifin
simbol dalam himpunan, sehingga
1. PENDAHULUAN diperlukan pembelajaran yang dapat
Teori himpunan merupakan materi yang membantu siswa untuk mempelajari
mendasar dalam perkembangan matematika himpunan dengan lebih baik.
dan kaitannya dekat dengan kehidupan Untuk membantu siswa mempelajari
sehari-hari. Sebagaimana Ferreiros (2007) himpunan, dibutuhkan strategi pembelajaran
nyatakan bahwa teori himpunan merupakan yang tepat. Salah satu pembelajaran yang
fondasi dari perkembangan ilmu sedang ramai dikembangan adalah
matematika. Maksudnya, pengaplikasian pembelajaran dengan pendekatan Realistic
teori himpunan tersebut telah memengaruhi Mathematics Education (RME). Pemilihan
perkembangan cabang matematika lainnya ini didasarkan pada pendapat
seperti dalam aljabar dan geometri. Taufik matematikawan sekaligus pendidik asal
(2013) menyatakan bahwa materi himpunan Belanda, Freudenthal (2002) yang
merupakan materi dasar yang terkait erat menyatakan bahwa RME fosters the attitude
dengan situasi nyata. Mengingat pentingnya of experiencing mathematics as a human
materi himpunan, beberapa sekolah di luar activity, yang berarti RME membantu
negeri telah mengajarkan materi himpunan mengembangkan sikap ‘mengalami’
sejak di sekolah dasar (Suppes dan matematika lewat aktivitas insani, sehingga
McKnight, 1961; Kiser, 2014; Santos, dalam RME matematika tidak diajarkan
2015). Namun, di Indonesia materi sebagai barang yang sudah jadi atau sudah
himpunan baru mulai diajarkan pada tahun diolah (ready-made product) tetapi siswa
pertama di Sekolah Menengah Pertama dihadapkan dengan berbagai situasi dan
(BSNP, 2006). kesempatan untuk menemukan kembali
Materi himpunan merupakan materi yang konsep matematika dengan cara mereka
cukup sulit dipahami oleh siswa. Hal ini sendiri.
didukung oleh beberapa penelitian Wijaya (2012) menyatakan konsep utama
pendidikan di Indonesia. Berdasarkan hasil dari RME adalah kebermaknaan konsep
penelitian Armana, Aryanto, dan Masduki matematika. ‘kebermaknaan konsep’ di sini
(2011) terhadap siswa kelas VII E SMP Al- maksudnya siswa memahami konsep
Islam 1 Surakarta dan hasil penelitian Sabil matematika karena aktivitas yang mereka
(2013) di salah satu SMP di Jambi, didapati lakukan. Karena alasan kebermaknaan
bahwa sebagian besar siswa memiliki nilai inilah, pembelajaran menggunakan
kurang mampu dalam memahami himpunan pendekatan Realistic Mathematics
dan operasinya. Selain itu, penelitian Education (RME) diawali dengan konteks
Asnidar (2014) di salah satu SMP di Palu yang realistik (Wijaya, 2012). Jadi,
menunjukkan bahwa banyak siswa yang pembelajaran dengan pendekatan RME
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan memanfaatkan konteks yang ralistik sebagai
soal-soal operasi himpunan. awal.
Berdasarkan wawancara tidak terstruktur Dalam penelitian ini, peneliti memilih
bersama guru matematika yang sedang menggunakan konteks permainan. Pada
mengajar siswa kelas VII di SMP Dasana dasarnya, anak-anak akan lebih mudah
Indah, diketahui bahwa materi himpunan memahami suatu pelajaran ketika mereka
merupakan materi yang cukup disukai para menikmati pelajaran tersebut (Prahmana,
siswa. Namun, ditemukan siswa melakukan 2010). Selain itu, menurut Pietarinen
kesalahan pada saat penerapan konsep (Wijaya, 2009), sisi hiburan dari permainan
himpunan dalam penyelesaian soal cerita. dapat memotivasi siswa dalam belajar
Guru tersebut mengatakan siswa kurang sehingga terjadi peningkatan pemahaman
memahami konsep operasi dan simbol- siswa tentang konsep-konsep yang termuat

20
Jurnal Derivat Volume 5 No. 1 Juli 2018 (ISSN: 2407 - 3792)
Halaman 19 – 29
dalam permainan. Pada penelitian ini, harus selalu menggunakan benda konkret,
permainan yang akan digunakan sebagai tetapi menggunakan sebuah konteks yang
konteks adalah permainan pengelompokan dapat dibayangkan dan dipahami oleh siswa.
kartu warna yang diatur sedemikian Dalam mendesain pembelajaran, RME
sehingga diharapkan dapat mengarahkan memiliki beberapa prinsip untuk diterapkan.
siswa pada konsep himpunan dan Bakker (2004) menyatakan bahwa ada tiga
operasinya. prinsip dalam mengembangkan
Berdasarkan paparan masalah di atas, pembelajaran berbasis RME. Ketiga prinsip
diketahui bahwa materi himpunan tersebut adalah 1) guided reinvention and
merupakan materi yang cukup sulit progressive mathemati- zation, proses
dipahami oleh siswa, sehingga penting akan penemuan kembali secara terbimbing
adanya sesuatu yang dapat membantu siswa dengan mengembangkan pengetahuan awal
dalam mempelajari himpunan. Dalam siswa menjadi konsep matematika; 2)
penelitian ini, peneliti merancang sebuah didactical phenomenology, proses
desain pembelajaran materi himpunan pembelajaran yang memanfaatkan fenomena
menggunakan konteks permainan yang bersifat didaktis; 3) emergent
berdasarkan pendekatan Realistic modeling, pengembangkan model secara
Mathematics Education (RME) dan mandiri dengan arahan peneliti, model yang
diharapkan dapat membantu siswa dalam dikembangkan siswa dapat menjembatani
mempelajari himpunan secara lebih baik. jurang pengetahuan informal dan
Realistic Mathematics Education (RME) pengetahuan formal.
adalah salah satu pendekatan pembelajaran Dalam penelitian ini, peneliti
yang tertuju khusus pada pembelajaran menggunakan prinsip yang ketiga yaitu
matematika. Pengembangan RME berakar emergent modeling. Siswa dibimbing untuk
dari pandangan Freudenthal yaitu memahami definisi sebuah himpunan,
matematika merupakan sebuah aktivitas himpunan kosong, himpunan bagian,
insani (Freudenthal, 2002). Hal ini berarti himpunan semesta, irisan, gabungan,
siswa harus terlibat aktif melakukan aktivita komplemen, selisih, dan terakhir mampu
proses pembelajaran, bukan sebagai membuat diagram venn berdasarkan
penerima pasif. permasalahan yang ada.
Proses matematisasi pada RME didasari Dalam emergent modeling terdapat dua
dengan penggunaan konteks yang realistik. model. Sebagaimana Wijaya (2012)
Menurut van den Heuvel-Panhuizen (2003) nyatakan bahwa dua model tersebut adalah
kata “realistik” berasal dari bahasa Belanda “model of” dan“model for”. Kedua model
“zich realiseren” yang berarti “untuk tersebut berguna untuk mengembangkan
dibayangkan” atau “to be imagined”. Bukan pengetahuan informal dan pengetahuan awal
hal yang nyata yang harus dapat dilihat atau sesuai situasi yang dimiliki siswa menjadi
dirasakan sebagaimana arti real dalam pengetahuan formal matematika. Adapun
bahasa Inggris. Lebih lanjut, van den proses pengembangan tersebut terbagi dalam
Heuvel-Panhuizen (Wijaya, 2012) empat level sebagaimana menurut
menyampaikan bahwa penggunaan kata Gravemeijer (1994). Keempat level tersebut
“realistik” tersebut tidak sekadar digambarkan sebagai berikut.
menunjukan adanya suatu koneksi dengan
dunia nyata (real world) tetapi lebih
mengacu pada fokus RME dalam
menempatkan penekanan penggunaan suatu
situasi yang bisa dibayangkan (imaginable)
oleh siswa. Jadi, RME bukanlah suatu
pendekatan pembelajaran matematika yang

21
Desain Pembelajaran Materi Himpunan Dengan Pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME) Untuk Kelas VII
Mika Meitriana Manurung, Hening Windria, Samsul Arifin
permasalahan yang dikaitkan dengan situasi
awal mereka (Wijaya, 2012). Model tersebut
dinamakan model dari (model of) situasi
permasalahan. Pada penelitian ini, level ini
terjadi pada pertemuan pertama hingga
ketiga melalui kondisi permainan kartu
warna tersebut, masing-masing siswa
merepresentasi- kan pengelompokan kartu
Gambar 1. Empat Level Dalam Emergent warna tersebut secara tertulis pada LAS
Modeling yang diberikan (Gambar 3). Hasil
representasi tersebut dinamakan model of
a) Level Situasional situasion. Adapun gambaran level
Level situasional merupakan bagian yang referensial sebagai berikut.
menjadi dasar dalam emergent modeling
(Wijaya, 2012). Level situasional berarti
siswa menggunakan pengetahuan awal
mereka ke dalam situasi. Dalam peneilitan
ini, siswa diperhadapkan pada sebuah
konteks (permainan pengelompokan kartu
warna). Melalui permainan ini, pemikiran
siswa dibawa pada penggunaan pengetahuan
informal mereka yaitu mengelompokkan
benda sesuai karakteristik tertentu. Siswa
akan mengelompokkan diri mereka masing-
masing sesuai warna kartu yang mereka Gambar 3. Ilustrasi Level Referensial
dapat (situasi). Setiap kelompok diberikan
sepotong tali untuk membuat batas
kelompok sesuai warna masing-masing c) Level General (Model for)
(Gambar 2).
Dalam level general, model of yang telah
dikembangkan sebelumnya diarahkan pada
pencarian solusi secara matematis (Wijaya,
2012). Model yang didapat pada level ini
disebut model untuk (model for)
menyelesaikan masalah (Bakker, 2004).
Level ini bertujuan untuk menjelaskan siswa
bahwa model yang mereka buat
sebelumnya dapat digunakan secara umum
untuk menyelesaikan masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan himpunan. Pada
Gambar 2. Ilustrasi Level Situasional penelitian ini, level general terjadi pada
pertemuan ke empat, dimana siswa
menggunakan model yang telah mereka
b) Level Referensial (Model of) miliki untuk menyelesaikan konteks lain
Pada level referensial, pengetahuan yaitu soal cerita. Jadi, peneliti memberikan
informal yang dimiliki siswa dijembatani soal cerita, dan siswa menggunakan model
menuju konteks permasalahan. Siswa yang telah mereka buat sebelumnya untuk
membuat model berdasarkan konteks

22
Jurnal Derivat Volume 5 No. 1 Juli 2018 (ISSN: 2407 - 3792)
Halaman 19 – 29
menyelesaikan (model for) masalah dalam support that learning”. Artinya, tujuan
soal cerita tersebut. utama dari design research adalah untuk
mengembangkan teori-teori instruksional
d) Level Formal mengenai pembelajaran siswa dan untuk
Pada level formal, siswa menggunakan mengembangkan materi pendidikan yang
simbol dan representasi matematis dalam dirancang dengan tujuan mendukung
konsep matematika yang mereka bangun pembelajaran tersebut.
(Wijaya, 2012). Peneliti melakukan
perumusan dan penegasan terhadap konsep Design research memberikan
matematika tersebut. Siswa bersama-sama persepektif yang produktif untuk
dengan peneliti menyimpulkan mengembangkan teori. Edelson (2002)
pembelajaran secara matematis. Pada level menyatakan bahwa “the first reason
ini, siswa telah memahami definisi for engaging in design research is that it
himpunan, mampu membedakan kumpulan provides a productive perspective for theory
yang merupakan himpuan dan bukan development”. Teori instruksi lokal yang
himpunan, menyatakan himpunan, peneliti terapkan dan kembangkan ini
himpunan semesta, himpunan bagian, terkhusus dalam pembelajaran materi
himpunan kosong, irisan, gabungan, himpunan kelas VII adalah dengan
komplemen, dan selisih, dan mampu menggunakan pendekatan RME. Kedua,
menggambarkan model yang menyerupai karena peneliti ingin terlibat langsung dalam
diagram venn. Kemudian, dengan memahami cara siswa belajar dan berpikir.
bimbingan peneliti, siswa akan van den Heuvel-Panhuizen (2003)
mengembangkan model tersebut menjadi berpendapat, “I argue that design research
model yang matematis (menggunakan offers teachers a unique opportunity on
lambang S pada sisi kiri diagram venn, learning to understand students0 thinking
menggunkan kurva tertutup sederhana/ and learning.”
lingkaran untuk menyatakan himpunan di
dalamnya, menuliskan noktah pada anggota K. Gravemeijer dan Cobb (2006)
himpunan, dan lain-lain) menjelaskan bahwa design research
memiliki tiga fase yang harus dijalankan,
yaitu: 1) Persiapan untuk eksperimen, studi
2. METODE PENELITIAN literatur dan membuat Hipotesis Lintasan
Belajar (HLB); 2) Eksperimen Pengajaran,
Penelitian ini menggunakan design
3) Analitis Retrospektif, membandingkan
reasearch. Ada dua alasan peneliti
HLB dan Lintasan Pembelajaran Aktual
menggunakan design research pada
(LPA), proses pembelajaran yang terjadi.
penelitian ini. Pertama, peneliti ingin
menerapkan dan mengembangkan teori
dalam pembelajaran matematika di
Indonesia. Adapun teori tersebut adalah
local instruction theory atau teori instruksi
lokal untuk materi himpunan yang dapat
diaplikasikan dalam pembelajaran.
Sebagaimana Gravemeijer dan Cobb (van
den Heuvel-Panhuizen, 2003) nyatakan,
“the main aim of design research is to Gambar 4. Siklus Design Research
develop instruction theories about the
learning of students and to develop
educational materials that are designed to

23
Desain Pembelajaran Materi Himpunan Dengan Pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME) Untuk Kelas VII
Mika Meitriana Manurung, Hening Windria, Samsul Arifin
Pada penelitian ini, peneliti melakukan menggunakan pengelompokan yang sudah
satu siklus (K-D-E-R). Peneliti melakukan dibuat oleh siswa, peneliti membimbing
pengumpulan pengetahuan megenai siswa untuk menemukan konsep himpunan.
himpunan, informasi dan data (K), kemudian Kemudian peneliti memberikan konfirmasi
mendesain pembelajaran untuk materi dan informasi mengenai simbol cara
himpunan (D), lalu melakukan eksperimen penulisan himpunan.
pengajaran yang berlangsung selama 4
pertemuan (E), selanjutnya melakukan Pada pertemuan kedua, siswa dibimbing
analisis retrospektif terhadap eksperimen untuk menemukan konsep himpunan
yang telah dijalankan dan desain yang telah semesta, himpunan bagian, dan himpunan
dibuat (R), terakhir hasil refleksi melalui kosong melalui pengelompokan kartu warna.
data-data yang telah dikumpulkan peneliti Untuk himpunan semesta masing-masing
dihasilkanlah sebuah teori instruksi lokal. siswa mendapatkan satu kartu warna yang
Siklus tersebut bertujuan untuk melihat telah dikocok sebelumnya, yang terdiri dari
keterbacaan instrumen yang telah dibuat kartu warna merah, kuning, dan hijau.
(HLB, LAS, petunjuk peneliti) dan untuk Kemudian berkumpul di depan kelas sesuai
menganalisis keberhasilan desain yang telah dengan warna kartu yang mereka dapat
dibuat. (Gambar 6). Pada LAS, siswa mencatat
nama-nama siswa dalam tiap kelompok serta
Subjek penelitian pada penelitian ini meng- gambarkan sketsa posisi
adalah 24 siswa SMP Kelas VII, dengan 1 pengelompokan tersebut (Gambar 7). Lalu
grup fokus yang berisi 5 orang. Berikut menuliskan nama himpunan yang membuat
adalah Lintasan Belajar yang peneliti semua anggota himpunan yang dibicarakan.
kembangkan menjadi HLB dalam 4
pertemuan dan peneliti gunakan untuk
teaching experiment/ percobaan pengajaran.

Gambar 6. Siswa Berkumpul Sesuai Warna Kartu

Gambar 5. Lintasan Belajar

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 7. Model Diagram Venn Siswa (Awal)


Pertemuan pertama bertujuan untuk
Pada aktivitas untuk memahami konsep
membawa siswa memahami himpunan dan
himpunan bagian, siswa diminta untuk
bukan himpunan. Berdasarkan Lembar
berkumpul sesuai dengan warna kartu yang
Aktivitas Siswa (LAS) yang diberikan
mereka dapat sambil membawa LAS dan
kepada siswa, siswa membuat
alat tulis. Adapun warna kartu yang
pengelompokan berdasarkan karakteristik
dibagikan adalah hijau, kuning, biru.
yang terpikirkan oleh mereka. Dengan

24
Jurnal Derivat Volume 5 No. 1 Juli 2018 (ISSN: 2407 - 3792)
Halaman 19 – 29
Kemudian siswa yang mendapat kartu warna hijau, biru-biru, dan hijau biru) dengan
hijau diberikan satu kartu dari kocokan kartu hanya menggunakan dua tali (Gambar 9).
hijau muda, hijau tua, hijau lumut. Begitu Setelah dua kali mencoba, siswa dapat
pula dengan siswa yang mendapat kartu membatasi ketiga kelompok tersebut
warna biru diberikan salah satu kartu dari menggunakan dua pembatas.
kocokan kartu warna biru muda, biru tua,
biru lumut. Kemudian mencatat dan
menggambar sketsa posisi pengelompokan
tersebut (Gambar 8).

Gambar 9. Siswa Membuat Model of Situation Untuk


Irisan Dua Himpunan

Siswa menyadari bahwa anggota


himpunan siswa yang mendapat kartu warna
hijau dan biru berada di dua buah himpunan
yaitu merupakan anggota himpunan siswa
Gambar 8. Model Diagram Venn Siswa: Himpunan yang mendapat kartu warna hijau dan juga
Bagian merupakan anggota himpunan siswa yang
mendapat kartu warna biru. Siswa
menggambarkan sketsa posisi (Gambar 10),
Pada aktivitas untuk himpunan kosong. lalu peneliti memberi konfirmasi mengenai
siswa dibagikan kartu warna yang terdiri irisan dua buah himpunan.
dari warna merah, kuning, dan biru lalu
kemudian berkumpul bersama siswa yang
memiliki warna kartu yang sama. Lalu,
siswa menggambarkan modelnya. Setelah
itu, pada LAS siswa diminta untuk
menuliskan anggota himpunan siswa yang
mendapat kartu warna ungu. Jelas, siswa
menjawab tidak ada. Kemudian, siswa
dibawa ke konteks yang berbeda mengenai Gambar 10. Model Diagram Venn Siswa: Irisan
himpunan kosong, seperti himpunan
manusia yang hidup di air, dan himpuan Untuk konsep gabungan, siswa diminta
bilangan ganjil yang habis dibagi dua. untuk menuliskan semua anggota anggota
himpunan siswa yang mendapat kartu warna
Pada pertemuan ketiga, siswa hijau dan semua anggota himpunan siswa
mempelajari tentang irisan, gabungan, yang mendapat kartu warna hijau ke dalam
komplemen, dan selisih. Siswa mendapat sebuah himpunan baru. Akan ada anggota
dua buah kartu dari kocokan 30 kartu warna yang sama tertulis dua kali sementara hanya
hijau dan 30 kartu warna biru. Kemudian ada satu orang dikelas yang memiliki nama
siswa berkumpul di depan kelas dengan tersebut. Peneliti meminta siswa untuk
diberikan tiga potong tali sebagai pembatas. menghapus satu nama yang sama tersebut
Lalu, mencatatnya dalam LAS. Kemudian, dan mengarahkan siswa bahwa hal tersebut
peneliti mengambil salah satu tali dan dinamakan dengan gabungan dua buah
memberi siswa kesempatan untuk himpunan. Terakhir, siswa mendefinisikan
membatasi tiga kelompok tersebut (hijau-

25
Desain Pembelajaran Materi Himpunan Dengan Pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME) Untuk Kelas VII
Mika Meitriana Manurung, Hening Windria, Samsul Arifin
irisan dan gabungan dua buah himpunan
dengan kalimat mereka sendiri.

Ternyata, waktu yang dibutuhkan untuk


mempelajari irisan dan gabungan lebih lama
dari yang dituliskan sebelumnya di Hipotesis
Lintasan Belajar. Karena waktu tidak
mencukupi, pembelajaan hari ini dilanjutkan
di hari berikutnya. Untuk itu, peneliti
membuat perubahan pada HLB dan
mengurangi aktivitas di pertemuan
berikutnya.
Gambar 11. Level General: Siswa Mengaplikasikan
Pada pertemuan keempat, siswa Model yang Siswa Buat Pada Konteks Lain
mempelajari komplemen dan selisih dua
buah himpunan menggunakan pengelom- Selanjutnya, peneliti memberikan
pokan yang sudah siswa dapat dipertemuan konfirmasi mengenai semua yang telah
sebelumya. Peneliti memberikan instruksi dipelajari dalam serangkaian pembelajaran
untuk siswa lakukan adapun instruksi ini terutama dalam menggambarkan diagram
tersebut merupakan pengaplikasian dari venn. Dimana, menggunakan persegi/
komplemen dan selisih. Berikut merupakan persegi panjang dengan sebelah kiri atas
beberapa instruksi yang peneliti berikan dituliskan huruf S kapital sebagai lambang
pada siswa. bahwa semua himpunan yang berada dalam
persegi panjang tersebut berada pada
1) “Siswa yang bukan merupakan anggota himpunan semestanya. Selain itu, siswa
dari himpunan siswa dengan kartu warna diberi konfirmasi bahwa menuliskan nama
biru, menghadap ke kiri!” Semua siswa himpunan pada diagram venn cukup dengan
yang hanya memiliki kartu warna hijau sebuah huruf kapital saja. Terakhir, siswa
menghadap ke kiri. diberikan suatu kondisi dan menggambarkan
diagram venn-nya (Gambar 12)
2) “Siswa yang merupakan anggota dari
himpunan siswa dengan kartu warna biru
tetapi bukan merupakan anggota siswa
dari kartu warna hijau, maju selangkah!”
Semua siswa yang hanya memiliki kartu
biru maju selangkah.

Lalu, pada level general, peneliti


memberikan review mengenai materi yang
sudah siswa pelajari, lalu memberikan
beberapa soal cerita. Siswa menyelesaikan
soal cerita tersebut dengan menggambarkan
modelnya (Gambar 11).

Gambar 12. Model Akhir yang Siswa Buat

26
Jurnal Derivat Volume 5 No. 1 Juli 2018 (ISSN: 2407 - 3792)
Halaman 19 – 29
4. KESIMPULAN Alat dan
Aktivitas Konsep
Desain pembelajaran matematika pada Bahan
meter mencakup
materi himpunan dengan menggunakan
seluruh anggota
pendekatan Realistic Mathematics himpunan yang
Education (RME) salah satunya adalah dibicarakan.
dengan memanfaatkan kartu warna. Kartu Kartu warna Mengelompokk Konsep
warna merupakan kartu yang memiliki biru, Kartu an diri mereka himpunan
warna-warna tertentu sesuai dengan yang warna kuning, sendiri dalam bagian
dibutuhkan dan yang akan digunakan dalam Kartu warna beberapa ke-
pembelajaran. Pemilihan warna-warna kartu hijau, Kartu lompok sesuai
tersebut dikondisikan dengan konsep warna biru dengan warna
himpunan yang mana yang akan dibawakan muda, Kartu kartu yang
untuk siswa pelajari. Instruksi atau langkah- warna biru didapat.
tua, Kartu
langkah yang digunakan dalam setiap
warna biru
pengajaran konsep himpunan adalah langit, Kartu
berbeda-beda. Berikut teori instruksi lokal warna hijau
(Tabel 1). muda, Kartu
warna hijau
Tabel 1. Teori Instruksi Lokal Materi Himpunan tua, kartu
Alat dan warna hijau
Aktivitas Konsep
Bahan lumut, Enam
Gambar- Siswa menge- Kumpulan potong tali
gambar lompokkan suatu benda rafia  5
hewan, kertas. nama-nama didasarkan meter
hewan tersebut pada kartu warna Menentukan Konsep
berdasarkan ciri indentitas merah, kartu himpunan siswa himpunan
atau kesamaan. atau cirinya. warna kuning, yang kosong
Data Siswa Konsep kartu warna mendapatkan
pengelompok membandingka himpunan biru, tiga kartu warna
an hewan- n penge- (membedaka potong tali ungu
hewan lompokan yang n himpunan rafia  5
sebelumnya. telah dibuat de- dan bukan meter
ngan himpunan). kartu warna Membatasi dua konsep
pengelompokan hijau, kartu buah kelompok irisan dua
yang siswa lain warna biru, yang saling buah
buat. tiga potong memiliki himpunan
Menemukan tali rafia  5 anggota yang
dua buah meter sama, dengan
kumpulan yang menggunakan
berbeda jenis, dua tali.
satunya bersifat kartu warna Menggabungka Konsep
mutlak yang hijau, kartu n semua gabungan
lainnya bersifat warna biru, anggota dua buah
relatif. tiga potong himpunan siswa himpunan.
Kartu warna Mengelompokk Konsep tali rafia  5 yang mendapat
merah, kartu an diri sesuai himpunan meter kartu warna
warna kuning, dengan warna semesta hijau, dan
kartu warna kartu yang semua anggota
hijau, tiga didapat, siswa yang
potong tali kemudi- an mendapat kartu
rafia  5 menentukan warna biru,
himpunan yang

27
Desain Pembelajaran Materi Himpunan Dengan Pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME) Untuk Kelas VII
Mika Meitriana Manurung, Hening Windria, Samsul Arifin
Alat dan Alat dan
Aktivitas Konsep Aktivitas Konsep
Bahan Bahan
dengan tidak gabungan, masalah soal
ada anggota komplemen cerita tersebut.
himpunan yang dan selisih.
tertulis dua kali.
kartu warna Melakukan Konsep Berdasarkan hasil penelitian dan
hijau, kartu instruksi yang komplemen kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
warna biru, guru berikan sebuah ini, maka penulis memberikan beberapa
tiga potong dimana instruksi himpunan. saransebagai berikut:
tali rafia  5 tersebut hanya
meter untuk beberapa
1) Pendekatan Realistic Mathematics
orang sesuai
dengan subjek Education (RME) baik untuk digunakan
yang dimaksud. dan diterapkan dalam pembelajaran
Contoh: Siswa matematika khususnya materi himpunan
yang bukan me- karena tidak semua anak dapat belajar
rupakan anggota dengan suatu hal yang formal dan
himpunan siswa abstrak.
yang mendapat
kartu warna 2) Manajemen waktu. Jika waktu yang
hijau digunakan kurang mencukupi,
menghadap ke
pembelajaran akan berlangsung buru-
kanan.
buru dan tidak seefektif jika waktu
kartu warna Melakukan Konsep
hijau, kartu instruksi yang selisih dua diberikan cukup.
warna biru, guru berikan buah
tiga potong dimana instruksi himpunan. 3) Berikan konfirmasi dengan
tali rafia  5 tersebut hanya menggeneralisasi konsep yang siswa
meter untuk beberapa pahami yaitu dengan cara memberikan
orang sesuai konteks lain.
dengan subjek
yang dimaksud.
Contoh: Siswa 5. REFERENSI
yang merupakan
anggota Asnidar. (2014). Penerapan Model
himpunan siswa Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
yang mendapat Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
kartu warna Siswa Pada Materi Operasi Himpunan
hijau, tetapi Di Kelas VII SMP Negeri 19 Palu.
bukan anggota Jurnal Elektronik Pendidikan
himpunan siswa Matematika Tadulako, 1, 182–191.
yang mendapat Diakses dari
kartu warna biru
mengha- dap ke http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.ph
kiri. p/JEPMT/article/view/3220
Soal cerita Siswa menggu- Model yang
yang meng- nakan konsep mereka buat Bakker, A. (2004). Design Research in
gunakan dan model yang dapat Statistic Education On Symbolizing and
operasi telah mereka dimanfaatka Computer Tools. Utrecht: Freudenthal
himpunan, buat untuk n di konteks Institute.
seperti irisan, menyelesaikan yang lain.

28
Jurnal Derivat Volume 5 No. 1 Juli 2018 (ISSN: 2407 - 3792)
Halaman 19 – 29
BSNP. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Santos, L. M. L. (2015). Module 2: The
Pendidikan Dasar dan Menengah Philippine Basic Education Curriculum
Standar Kompetensi dan Kompetensi Teacher Induction Program.
Dasar SMP/MTS. Jakarta: Badan Philiphines: Department of Education.
Standar Nasional Pendidikan.
Suppes, P. & McKnight, B. A. (1961). Sets
Edelson, D. C. (2002). Design Research: And Numbers in Grade One. The
What We Learn When We Engage in Arithmetic Teacher, 8, 287–290.
Design. Evanston: Northwestern
University. Taufik. (2013). Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Melalui Pembelajaran
Ferreiros, J. (2007). Labyrinth of Thought A Matematika Realistik pada Materi
History of Set Theory and Its Role in Himpunan di SMP. Jurnal Pendidikan
Modern Mathematics. Basel: Birkhuser Sains, 1, 404–412. van den Heuvel-
Verlag AG. Panhuizen, M. (2003). The Didactical
Use of Models in Realistic Matheatics
Freudenthal. (2002). Revisiting Mathematics Education: An Example From A
Education. Dordrecht: Kluwer Lonitudinal Trajectory On Percentage.
Academics Publisher. Educational Studies in Mathematics,
54, 9–35. Diakses dari
Gravemeijer. (1994). Developing Realistic
Mathematics Education. Utrecht: http://link.springer.com/article/10.1023/
Freudenthal Institute. B.EDUC.0000005212.03219.dc
Wijaya, A. (2009). Permainan (Tradisional)
Gravemeijer, K. & Cobb, P. (2006). Design Untuk Mengembangkan Interaksi
Research From A Learning Design Sosial, Norma Sosial, dan Norma
Perspective in Educational Design sosiomatematik pada Pembelajaan
Research edited Jan van Den Akker. Matematika dengan Pendekatan
Newyork: Routledge. Matematika Realistik. Prosiding Pada
Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran,
Kiser, B. (2014). Mathematics: Set Theory dan Terapannya, 1, 97–106. Diakses
For Six-Year-Olds. Nature, (516), 34– dari http://eprints.uny.ac.id/742
35.
Wijaya, A. (2012). Pendidikan Matematika
Prahmana, R. C. I. (2010). Permainan Tepuk Realistik Suatu Alternatif Pendekatan
Bergilir Yang Berorientasi Pembelajaran Matematika.
Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Yogyakarta: Graha Ilmu
Konsep KPK Siswa Kelas IV A di SDN
21 Palembang. Jurnal Pendidikan
Matematika Universitas Sriwijaya, 4,
61–69. Diakses dari
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jp
m/article/view/406
Sabil, H. (2013). Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Melalui
Pembelajaran Aktif Mode Jigsaw Pada
Materi Himpunan di Kelas VII SMPN
Muaro Jambi. Edumatica, 3, 43–47.

29
Desain Pembelajaran Materi Himpunan Dengan Pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME) Untuk Kelas VII
Mika Meitriana Manurung, Hening Windria, Samsul Arifin

30

You might also like