You are on page 1of 12

Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan

Volume 12, Nomor 1, Januari 2019 (21-32)


ISSN 1979-5645, e-ISSN 2503-4952

Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah Bidang Pertambangan di Kota


Samarinda
Siti Airinda Marennu
(Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin)
Email: ririnrihar@gmail.com

Abstract
This study aims to describe the implementation of the regional government policy in mining in
the city of Samarinda, the impact of these policies in the socio-economic life and community life
in the city of Samarinda and outlines the role of the government in overcoming socio-economic
and enviromental impacts in people‘s lives. The research method used is qualitative research
methods by describing and explaining research results in writing. Data collevtion is done using
literature study techniques, observation, intrviews, and online data search. This study describes
the Implementation of Regional Government Policies in Mining in the City of Samarinda, The
implementation of policies implemented by the regional government is the Granting of Mining,
Development, Community Conflict Business Licensing and Environmental Impact Monitoring of
Mining Businesses, in the implementation of these policies is carried out quite well although the
implementation is still not maximal because the implementation of the policy in this case the
settlement of local government conflict is still lacking. The government's efforts in implementing
mining policies should be more in favor of the interests and welfare of the community. Impact of
the Local Government's Mining Policy in Samarinda City illustrates that the implementation of
the policy if carried out seriously will have a more positive impact, but in its implementation the
resulting impact is more directed to negative impacts such as environmental pollution, flooding,
air pollution to noise this is because the government does not side with the interests and
goodness of the community.
Keywords: analysis, local government policy, mining

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Daerah Bidang
Pertambangan di Kota Samarinda dan Dampak yang dihasilkan dari kebijakan tersebut dalam
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kota Samarinda serta menguraikan Peran Pemerintah
dalam Penanggulangan Dampak Sosial Ekonomi dalam Kehidupan Masyarakat. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggambarkan dan
menjelaskan hasil penelitian dalam bentuk tulisan. Pengumpulan data yang dilakukan
menggunakan teknik studi pustaka, observasi, wawancara, dan penelusuran data secara online.
Penelitian ini menggambarkan Pelaksanakan Kebijakan Pemerintah Daerah Bidang
Pertambangan di Kota Samarinda, Pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah
daerah adalah Pemberian Izin Usaha Pertambangan, Pembinaan, Penyelesaian Konflik
Masyarakat dan Pengawasan Usaha Pertambangan Berdampak Lingkungan, dalam
pelaksanaan kebijakan tersebut dilaksanakan cukup baik walaupun dalam pelaksanaannya
masih belum maksimal karena pelaksanaan kebijakan dalam hal ini penyelesaian konflik
masyarakat pemerintah daerah masih kurang. Seharusnya upaya pemerintah dalam

21
Pasang Surut Kuasa Bangsawan
dalam Proses Demokratisasi di Bone (Ernawati)

pelaksanaan kebijakan pertambangan lebih berpihak kepada kepentingan dan kesejahteraan


masyarakat. Dampak Kebijakan Pemerintah Daerah Bidang Pertambangan di Kota Samarinda
menggambarkan bahwa dalam pelaksanaan kebijakan apabila dilakukan dengan sungguh
sunguh akan lebih banyak memberikan dampak positif, tetapi dalam pelaksanaannya dampak
yang dihasilkan justru lebih mengarah kepada dampak negatif seperti dampak pencemaran
lingkungan, banjir, polusi udara kehingga kebisingan hal ini dikarenakan pemerintah tidak
berpihak kepada kepentingan dan kebaikan masyarakat,
Kata Kunci: analisis, kebijakan pemerintah daerah, pertambangan

PENDAHULUAN Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang


Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam
Indonesia merupakan negara dengan era reformasi sekarang ini Pemerintah
kekayaan sumber daya alam yang melimpah, Daerah diberikan peran yang lebih besar
hal ini dapat di lihat dari potensi sumber daya dalam melaksanakan pembangunan daerah.
alam yang tersebar dari Sabang sampai Seperti yang terjelaskan dalam Undang-
Merauke. Salah satu sumberdaya alam yang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 6
dimiliki adalah pertambangan mineral dan bahwa “Otonomi Daerah adalah hak,
batubara yang termasuk dalam golongan wewenang, dan kewajiban daerah otonom
sumberdaya non renewable (tidak dapat untuk mengatur dan mengurus sendiri
diperbaharui). Pertambangan Batubara Urusan Pemerintahan dan kepentingan
adalah pertambangan endapan karbon yang masyarakat setempat dalam sistem Negara
terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen Kesatuan Republik Indonesia”.
padat, gambut, dan batuan aspal. Kalimantan Timur khususnya Kota
Sektor pertambangan merupakan Samarinda yang juga merupakan daerah
salah satu komoditas yang di diunggulkan otonom menjadi salah satu Kota yang
untuk mendapatkan devisa dalam rangka memanfaatkan wewenang tersebut dengan
kelangsungan pembangunan negara. Sektor mengeluarkan banyak Izin Usaha Tambang
ini juga merupakan sektor yang strategis, (IUP). Hal ini merupakan implikasi dari apa
selain itu bagi daerah yang kaya sumberdaya yang terjelaskan di Undang-Undang Nomor 4
alamnya, pertambangan merupakan tulang Tahun 2009 bahwa Izin Usaha Pertambangan
punggung bagi pendapatan daerah tersebut (IUP) dikeluarkan oleh Bupati/Walikota jika
(Djajadiningrat, 2007). Pertambangan sebagai wilayah pertambangan masuk dalam satu
sumberdaya alam yang memiliki potensi wilayah kabupaten/kota bahwa setiap orang
ekonomi dalam hai ini batubara perlu atau badan yang akan melakukan usaha
dilakukan pengelolaan agar benar-benar pertambangan di Kota Samarinda harus
dapat memberikan manfaat secara maksimal mendapat izin dari Walikota. Tetapi pada
dan berguna dalam meningkatkan taraf hidup tahun 2016 Dinas Pertambangan di tingkat
masyarakat. Kabupaten/Kota di ambil alih oleh
Pengelolaan dan penguasaan sumber pemerintah provinsi disebabkan karena
daya alam telah tertuang di dalam UUD 1945 terbitnya UU No. 23 Tahun 2014 Tentang
Pasal 33 ayat 3 yang berbunyi “Bumi, air dan Pemerintah Daerah dalam Pasal 14 ayat (1)
kekayaan alam didalamnya dikuasai oleh yang menentukan bahwa: Penyelenggaraan
Negara dan dipergunakan untuk sebesar- urusan Pemerintahan bidang kehutanan,
besarnya kemakmuran rakyat”. Amanat UUD kelautan serta energi dan sumber daya
1945 ini merupakan landasan pembentukan mineral dibagi antara Pemerintah Pusat dan
kebijakan pertambangan yakni Undang- Daerah Provinsi. Yang dalam peraturan
22
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 12, Nomor 1, Januari 2019

tersebut tidak menyebutkan adanya tanpa reklamasi. Bahkan dari sejumlah


penyelenggaraan urusan pemerintahan di lubang tambang sudah terbukti memakan
Daerah Kabupaten/Kota. korban hingga puluhan anak yang tenggelam
Kalimantan Timur menjadi salah satu di lubang bekas tambang tersebut. Hal ini
provinsi mengeluarkan Izin Usaha berdasarkan dari pernyataan Komisi Nasional
Pertambangan (IUP). Data dari Dinas Energi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang
dan Sumber Daya Mineral Kalimantan Timur menerima banyak laporan mengenai
mencatat sampai tahun 2017 terdapat perusahaan tambang di Kalimatan Timur
sebanyak 1.404 izin pertambangan, terdiri khususnya di Kota Samarinda yang abai
dari 665 IUP eksplorasi, 560 IUP operasi terhadap lubang tambang, lubang hasil galian
produksi, 168 izin kuasa pertambangan, dan tambang sejak 2011-2016 menyebabkan 27
11 IUP penanaman modal asing. Melihat orang korban meningal dunia karena jatuh
banyaknya kawasan pertambangan di kedalam lubang tambang yang mengandung
Kalimantan Timur ternyata tidak menjadikan zat beracun.
hal ini mampu memenuhi kebutuhan dari Daerah yang sering terkena dampak
masyarakatnya. Hal ini terbukti dari dari pertambangan adalah Kelurahan
ungkapan Jaringan Advoasi Tambang (Jatam) Makroman Kecamatan Sambutan Kota
Kaltim bahwa luasan areal tambang batu bara Samarinda. Makroman adalah sebuah daerah
yang mencapai 4,5 hektare di Provinsi transmigran di Kota Samarinda, Kalimantan
Kalimantan Timur telah terbukti Timur yang dibuka sejak tahun 1957. Pada
menghancurkan lahan pangan bagi jutaan tahun 1982, warga transmigran berhasil
jiwa warga setempat. Melihat kawasan bukit membuat sawah walaupun hanya bisa
soeharto jalanan yang begitu teduh dengan ditanami sekali dalam setahun. Sepanjang
banyaknya pohon-pohon ternyata hanya tahun 1999 hingga tahun 2006, Makroman
menjadi topeng, dibalik itu banyak sekali menjadi kawasan percontohan pertanian
lubang-lubang tambang yang ditinggalkan yang berhasil. Tetapi setelah masuknya
tanpa dilakukan reklamasi. tambang batubara yang mengeksploitasi
Berdasarkan hasil laporan riset daerah tersebut sehingga berdampak kepada
bersama yang dilakukan oleh Jatam Kaltim kehidupan masyarakat sekitar tambang.
bersama Waterkeeper Alliance sejak 2015 Berdasarkan riset dari Jatam mengungkapkan
lalu hingga 2016 telah mengambil 17 sampel sebelum 2008, petani mampu menghasilkan
air dari tambang-tambang batu bara beserta beras hingga 7 ton per hektare, dalam
air di sekeliling lokasi tambang. Hasilnya setahun petani bisa melalukan panen dua kali
terdapat 15 sampel yang mengandung logam tetapi sekarang 4 ton per hektare tetapi
berat dan tingkat pH (keasaman) yang dengan biaya produki yang tinggi dengan
berdaya rusak terhadap produksi pangan dan jangka waktu panen satu kali satu tahun. Hal
budidaya ikan. Sementara alokasi untuk lahan ini dikarenakan sejak tahun 2008 perusahaan
pangan dari tahun 2016-2035 berdasarkan batubara yang mulai mengeringi bendungan
Rancangan Tata Ruang Wilayah Kaltim hanya dan air tanah. Selain itu juga perusahaan
460.346 hektare, jumlah tersebut sudah batubara mulai mengaliri air melalui saluran
termasuk tanaman pangan dan budaya irigasi sampai ada sawah dan peternakan
perikanan. ikan, dimana air yang mereka aliri adalah air
Selain itu pasca tambang masyarakat yang mengandung tingkat keasaman yang
juga masih harus dihadapkan dengan kondisi tinggi.
buruk seperti lubang-lubang bekas tambang Kegiatan pertambangan tidak hanya
yang berisi air beracun menjadi lahan terbuka berdampak pada lingkungan dan kehidupan
23
Pasang Surut Kuasa Bangsawan
dalam Proses Demokratisasi di Bone (Ernawati)

sosial masyarakat tetapi juga pada sektor menjelaskan bahwa pemerintah saat ini yang
ekonomi. Kalimantan Timur yang terkenal lebih berpihak kepada para pemilik modal
sebagai daerah penghasil tambang karena hal ini berkaitan dengan hak hidup
menyebabkan perekonomian kaltim sangat dan hak atas tanah dari masyarakat sekitar
bergantung dengan komoditas ini khususnya yang di eksploitasi oleh perusahaan tambang.
batubara. Berdasarkan data dari Kemetrian Karena pemerintah seharusnya melindungi
Keuangan, kontribusi Penerimaan Negara masyarakat dari raksasa penghancur kaltim
Bukan Pajak (PNBP) dari sektor yaitu pertambangan.
pertambangan umum dan batubara masih
kurang maksimal dari pada potensi METODE PENELITIAN
sebenarnya. Pada tahun 2011 PNBP sektor
pertambangan adalah sebesar Rp 24, 2 Metode yang digunakan dalam
Triliun. pemecahan permasalahan termasuk metode
Kinerja sektor pertambangan di analisis. Penelitian ini menggunakan
Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan III pendekatan kualitatif tipe penelitian ini
tahun 2017 mengalami perlambatan dengan termasuk deskriptif-eksploratif dan
hanya tumbuh 1,2 persen, lebih rendah menggunakan studi kasus dalam menjawab
ketimbang triwulan sebelumnya yang rumusan masalah penelitian karena
tumbuh 2,6 persen. Menurunnya merupakan salah satu strategi untuk
pertumbuhan sektor tambang inilah yang menjelaskan suatu fenomena di dalam
kemudian berpengaruh pada perlambatan bidang ilmu pemerintahan. Penulis
ekonomi Kaltim di triwulan III-2017 yang menggunakan pengumpulan data primer dan
tumbuh 3,5 persen, lebih rendah ketimbang data sekunder dalam perencanaan penelitian
triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,6 persen ini.
hal ini berdasarkan data dari Bank Indonesia
Perwakilan Provinsi Kaltim. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari kajian ekonomi dan
keuangan regional BI Kaltim, menjelaskan Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Daerah
bahwa perlambatan kinerja lapangan usaha Bidang Pertambangan di Kota Samarinda
pertambangan menjadi penyebab utama
deselerasi ekonomi Kaltim triwulan III-2017. Pemberian Izin Usaha Pertambangan
Berdasarkan pangsanya, pertambangan Pertambangan merupakan salah satu
masih mendominasi perekonomian Kaltim komoditas unggulan dalam membantu
pada triwulan III hingga mencapai 43, 3 pembangunan baik itu pembangunan
persen. Sedangkan industri pengolahan nasional maupun pembangunan daerah, hal
menduduki peringkat kedua dengan pangsa ini dikarenakan nilai dari komoditas
sebesar 20, 5 persen, disusul oleh konstruksi, pertambangan bisa di manfaatkan untuk
pertanian dan perdagangan yang masing- peningkatan kesejahteraan masyarakat.
masing memiliki pangsa sebesar 8, 3 persen, Kebijakan perizinan dalam hal ini Izin Usaha
8,1 persen, dan 5,6 persen pada triwulan III. Pertambangan (IUP) yang menjadi dokumen
Pemerintah baik di tingkat pusat utama dalam pelaksanaan kegiatan
maupun daerah selalu mengklaim bahwa pertambangan. Tanpa adanya Izin Usaha
keberadaan pertambangan batubara di suatu Pertambangan tersebut perusahaan dapat
daerah meningkatkan kesejahteraan sosial dikatakan melakukan pertambangan secara
maupun ekonomi masyarakat sekitar. Tetapi illegal.
berdasarkan fenomena di atas dapat
24
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 12, Nomor 1, Januari 2019

Pemerintah daerah memiliki pertambangan. Oleh karena itu dengan


kewenangan dalam hal pemberian Izin Usaha adanya kebijakan yang telah dilakukan oleh
Pertambangan hal seperti yang sudah di atur pemerintah diharapkan dapat meminimalisir
dalam UU No. 4 Tahun 2009. usaha-usaha penambangan illegal.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Pak Deny Adapun persyaratan yang harus
selaku Inspektur Tambang Dinas Energi dan dilengkapi oleh perusahaan untuk
Sumber Daya Mineral. Landasan dan acuan memperoleh Surat Izin Usaha Pertambangan
Dinas pertama ada di UU No 4 Tahun 2009, berdasarkan SOP dari Dinas ESDM Kaltim
dalam UU ini kewenangan pertambangan, yaitu:
seperti salah satunya pengeluaran Izin Usaha a. Persyaratan administrastif:
Pertambangan (IUP). Data dari Dinas Energi - Surat permohonan
dan Sumber Daya Mineral Kalimantan Timur - Susunan direksi dan daftar
mencatat sampai tahun 2017 terdapat pemegang saham
sebanyak 1.404 izin pertambangan, terdiri - Surat keterangan domisili
dari 665 IUP eksplorasi, 560 IUP operasi b. Persyaratan teknis:
produksi, 168 izin kuasa pertambangan, dan - Daftar riwayat hidup dan surat
11 IUP penanaman modal asing. Adapun peryataan tenaga ahli
Jumlah IUP yang ada di Kota Samainda yaitu pertambangan dan/atau geologi
berjumlah 63 IUP. Salah satu pemegang IUP yang berpengalaman paling tidak
adalah CV. Arjuna yang memiliki wilayah 3 (tiga) tahun
pertambangan sebesar 1.452 Ha yang berada - Peta WIUP yang dilengkapi
di Kelurahan Makroman. dengan batas koordinat geografis
Sebelum pemerintah mengeluarkan lintang dan bujur sesuai dengan
Izin Usaha Pertambangan (IUP) perusahaan ketentuan system informasi
memiliki kewajiban untuk melengkapi geografi yang berlaku secara
persyaratan administrasi untuk kelengkapan nasional.
berkas Izin Usaha Pertambangan, selain itu c. Persyaratan lingkungan:
perusahaan juga akan melakukan pemaparan - Pernyataan untuk mematuhi
atau presentasi mengeni kondisi dari ketentuan peraturan perundang-
peusahaannya sebgai bentuk penilaian dari undangan dibidang perlindungan
Dinas ESDM untuk memberikan Izin Usaha dan pengelolaan lingkungan
Pertambangan (IUP), ini seperti yang hidup.
dikatakan oleh Pak Agus salah satu staf Kabid d. Persyaratan finansial
Minerba Dinas Enenrgi dan Sumber Daya - Bukti penempatan jaminan
Mineral Kaltim. Perusahaan harus terlebih kesungguhan pelaksanaan
dahulu menyiapkan kelengkapan berkas kegiatan eksplorasi
administrasi untuk bisa memperoleh Izin - Bukti pembayaran harga nilai
Usaha Pertambangan (IUP), selain itu juga kompensasi data informasi hasil
perusahaan terlebih dahulu melakukan lelang WIUP mineal logam atau
presentasi atau pemaparan mengenai kondisi batubara sesuai dengan nilai
perusahaan mereka, sehigga dalam penawaran lelang atau bukti
pemberian IUP kami tidak asal mengeluarkan pembayaran biaya pencadangan
saja. Berdasarkan hasil wawancara wilayah dan pembayaran
menjelaskan bahwa perusahaan tidak bisa pencetakan peta WIUP mineral
secara mudah untuk mendapatkan Izin Usaha bukan logam atau batuan atas
Pertambangan (IUP) untuk melakukan usah permohonan wilayah.
25
Pasang Surut Kuasa Bangsawan
dalam Proses Demokratisasi di Bone (Ernawati)

Pembinaan a. pemberian pedoman dan standar


Dalam hal pelaksanaan kebijakan pelaksanaan pengelolaan usaha
pertambangan pemerintah daerah dalam hal pertambangan;
ini Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral b. pemberian bimbingan, supervisi, dan
juga melaksanakan kewenangan mereka konsultasi;
yaitu pembinaan. Dalam rangka mewujudkan c. pendidikan dan pelatihan; dan
pengelolaan mineral dan batubara yang d. perencanaan, penelitian,
memenuhi prinsip eksternalitas, pengembangan, pemantauan, dan
akuntabilitas, dan efisiensi, perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan
pembinaan terhadap penyelenggaraan penyelenggaraan usaha
pengelolaan usaha pertambangan dan pertambangan di bidang mineral dan
pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan. batubara.
Penyelenggaraan pengelolaan usaha Pemberian pedoman dan standar
pertambangan tidak hanya dilakukan oleh pelaksanaan pengelolaan usaha
Pemerintah tetapi juga dilakukan oleh pertambangan meliputi:
pemerintah daerah sesuai dengan a. pedoman tata laksana; dan
kewenangannya. Oleh karena itu, b. pedoman pelaksanaan.
penyelenggaraan pembinaan harus dilakukan c. Pedoman tata laksana, paling sedikit
berdasarkan pedoman dan standar yang baku meliputi pedoman struktur dan tata
agar diperoleh kejelasan dan kepastian bagi kerja penyelenggaraan pengelolaan
pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha kegiatan usaha pertambangan yang
di bidang mineral dan batubara. Hal ini dilaksanakan oleh pemerintah
seperti dikatakan oleh Pak Deny selaku provinsi dan pemerintah
Inspektur Tambang Dinas Energi dan Sumber kabupaten/kota.
Daya Mineral Provinsi Kalimantan Timur. Pedoman pelaksanaan sebagaimana
Bentuk pembinaan yang dilakukan seperti dimaksud paling sedikit meliputi:
pemberian pedoman dan standar a. pedoman teknis pertambangan;
pelaksanaan tambang dan meminta laporan b. pedoman penyusunan laporan
sesuai dengan jenis IUP yang perusahaan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
pegang hal ini sebagai bentuk evaluasi kami, kelayakan konstruksi, penambangan,
mengapa bentuk pelaporan harus dilakukan, pengolahan dan pemurnian, serta
karena batu bara merupakan asset dengan pengangkutan dan penjualan;
dengan potensi yang besar sehingga peluang c. pedoman penyusunan rencana kerja
untuk diselewengkan juga besar sehingga dan anggaran biaya;
kami sangat memperketat dalam hal d. pedoman impor barang modal,
pelaporan, seperti bagaimana pengelolaan peralatan, bahan baku, dan/atau
produksi batu bara hingga pemberdayaan bahan pendukung pertambangan;
masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil e. pedoman penyusunan rencana kerja
wawancara menjelaskan bagaimana upaya tahunan teknis dan lingkungan;
pemerintah dalam menjalankan perannya f. pedoman pengembangan dan
dengan membuat procedural administratif pemberdayaan masyarakat sekitar
untuk meminimalisir penyelewengan tambang;
kegiatan pertambangan. g. pedoman pengelolaan dan
Adapun bentuk Pembinaan terhadap pemantauan lingkungan
penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan;
pertambangan:
26
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 12, Nomor 1, Januari 2019

h. pedoman penyusunan laporan mereka rasakan akibat kegiatan


pengelolaan dan pemantauan pertambangan.
lingkungan, reklamasi, dan Salah satu contohnya adalah
pascatambang; masyarakat yang melakukan aksi protes
i. pedoman evaluasi terhadap laporan kepada perusahaan yang tidak memberikan
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kompensasi terhadap dampak yang mereka
kelayakan, konstruksi, penambangan, rasakan, masyarakat merasa geram dengan
pengolahan dan pemurnian, serta perusahaan yang terus mengeruk batubara
pengangkutan dan penjualan; tanpa memperhatikan masyarakat tinggal di
j. pedoman penyusunan laporan sekitar kawasan pertambangan. Hal ini
penyelenggaraan pengelolaan seperti yang dikatakan oleh Pak Salam Ketua
kegiatan usaha pertambangan yang RT 13 Kelurahan Makroman. Masyarakat
dilakukan oleh pemerintah provinsi disini marah dengan perusahaan yang
dan pemerintah kabupaten/kota; dan melakukan pertambangan di dekat
k. pedoman evaluasi laporan pemukiman warga, perusahaan cuman mau
penyelenggaraan pengelolaan enaknya saja dengan terus mengeruk
kegiatan usaha pertambangan yang tambang tapi tidak memperhatikan kami,
dilakukan oleh pemerintah provinsi masyarakat sudah beberapa kali melakukan
dan pemerintah kabupaten/kota. aksi protes kepada pihak perusahaan yang
Pedoman pelaksanaan usaha melakukan tambang yaitu CV. Arjuna kami
pertambangan merupakan dokumen yang memboikot jalan mereka hingga mendatangi
harus dimiliki oleh perusahaan yang perusahaannya langsung, tapi tidak pernah
melakukan usaha pertambangan, hal ini ada tanggapan, alasannya adalah pimpinan
sebagai bentuk pembinaan yang dilakukan selalu keluar, padahal kami hanya meminta
oleh pemerintah daerah, salah satu pedoman hak kami yaitu kompensasi yang berikan
yang harus dimiliki oleh peusahaan adalah perusahaan yaitu seperti uang debu maupun
program pemberdayaan masyarakat sekitar. pelebaran got. Berdasarkan hasil wawancara
Dalam hal pelaksanaan pembinaan sebagai menjelaskan bahwa perusahaan yang apatis
salah satu upaya pemerintah menjalankan dengan masyarakat yang tinggal di kawasan
kewenangannya maka diharapkan agar mereka melakukan pertambangan.
perusahaan dapat menjalankan dan Seharusnya perusahaan memiliki hubungan
memahami pedoman yang telah ditetapkan. yang baik dengan masyarakat dengan
Penyelesaian Konflik Masyarakat memberikan hak-hak yang seharusnya
Konflik merupakan masalah yang masyarakat dapatkan.
biasa muncul dalam usaha pertambangan, Konflik lain yang rentan terjadi adalah
baik itu sebelum dan sesudah kegiatan konflik antar masyarakat dengan pemerintah,
pertambangan dilakukan. Konflik yang terjadi pemerintah yang seharusnyamengayomi
baik antar sesama maskyarakat, masyarakat masyarakat yang merasakan ketidakadilan
dengan perusahaan maupun masyarakat akibat usaha pertambangan. Salah satu
dengan pemerintah. Konflik yang rentan contohnya adalah masyarakat yang selalu
terjadi adalah konflik masyarakat dengan melakukan aksi protes kepada pemerintah
perusahaan dan masyarakat dengan berwenang atas ketidakadilan yang mereka
pemerintah, konflik masyarakat dengan rasakan, masyarakat menuntut pemerintah
perusahaan dapat terjadi apabila masyarakat agar lebih peduli kepada masyarakat yang
merasakan ketidakadilan dari dampak yang merasakan dampak langsung akibat usaha
pertambangan, hal ini seperti yang dikatakan
27
Pasang Surut Kuasa Bangsawan
dalam Proses Demokratisasi di Bone (Ernawati)

kembali oleh Pak Satam selaku Ketua RT. 13 Berdasarkan beberapa konflik yang
Kelurahan Makroman. Kami selalu mengadu dijelaskan bahwa dalam upaya penyelesaian
kepada pemerintah yang paling dekat adalah konflik yang terjadi di masyarakat pemerintah
pihak kelurahan tetapi keluhan kami hanya belum bisa memberikan tindakan secara
didengar tanpa ada follow up yang dilakukan nyata, pemerintah hanya sebatas mendengan
oleh pemerintah, bahkan polisi dan TNI lebih keluhan dan tuntutan dari masyarakat. Hal ini
melindungi pihak perusahaan daripada kami juga seperti yang dikatan oleh Walikota
sebagai masyarakat yang lebih merasakan Samarinda H. Syahrie Jaang. Ketika
dampaknya. Bahkan kami sempat melakukan masyarakat mengeluh dan melakukan
aksi besar bersama masyarakat dan jaringan tuntuntan, pemerintah daerah dalam hal ini
advokasi tambang pada tahun 2016 di depan pemerintah Kota hanya dapat menampung
Kantor Walikota dan kejaksaan tetapi tidak aspirasi masyarakat, yang kemudian akan
ada tanggapan dari pemerintah, kemarin diserahkan kepada pemerintah provinsi
masyarakat melakukan aksi besar-besaran sebagai rekomendasi. Begitupun yang
bersama Jatam Kaltim kami menuntut agara dikatakan oleh Pak Jasno selaku Anggota
pemerintah lebih peduli kepada masyarakat Komisi III DPRD Kota Samarinda. Sampai saat
yang tinggal di dekat kawasan pertambangan. ini DPRD sebatas melakukan sidak apabila
Jangan hanya perusahaan saja yang ada konflik yang terjadi akibat kegiatan
diperhatikan tapi kami juga. Kalau pebambangan, seperti konflik yang terjadi
dikelurahan sudah tidak terhitung kami selalu antar peusahaan dengan masyarakat, tetapi
melapor tapi tidak pernah ada tindakan, kami melakukan sidak ketika masyarakat
pemerintah hanya mendengar tanpa adanya melapor kepada kami karena kewenangan
solusi yang diberikan DPRD Kota yang sudah terbatas.
Serupa yang dikatakan oleh seperti Pemerintah diharapkan lebih sigap
yang dikatakan oleh Romi Koordinator Aksi dalam penyelesaian konflik yang terjadi, baik
dan Kampanye Jatam Kaltim. Tanggal 29 Mei antar sesame masyaraka, masyarakat dengan
2009 merupakan hari anti tambang nasional, perusahaan maupun masyarakat dengan
hari ini lahir sejak semburan pertama lumpur pemerintah. Karena jangan sampai
lapindo di Sidoarjo, jadi sejak 2009 hingga pemerintah yang seharusnya mengayomi dan
2018 kami selalu mengkampayekan sebagai melindungi masyarakat justru menjadi dalang
hari anti tambang. Pada 29 mei 2018 lalu dari konflik yang terjadi akibat kegiatan
Jatam melakukan launching film “pesta pertambangan.
demokrasi berlumur batubara” ini juga Pengawasan Usaha Pertambangan
merupakan salah satu kampanye kami Berdampak Lingkungan
menjelang pilkada kaltim. Selain itu Jatam Usaha pertambangan yang dilakukan
juga memiliki kegiatan nasional yaitu Ijon pasti memberikan dampak bagi lingkungan
Politik Tambang yang merupakan kampanye sekitar oleh sebab itu pengawasan
nasional. Tahun 2016 kami sempat pemerintah daerah sebagai kewenangan dari
melakukan aksi besar-besaran bersama pemerintah daerah diharapkan mampu untuk
warga Makroman di depan Kantor Gubernur meminimalisir terhadap dampak yang
dan kejaksaan Gerakan tersebut kami namai dihasilkan untuk lingkungan sekitar. Dalam
Gerakan Samarinda Menggugat, adapun isi usaha pertambangan tidak dipungkiri dampak
dari gugatan kami yaitu; bagaimana yang dihasilkan sangat dirasakan oleh
perusahaan yang merusak lingkungan dan masyarakat tinggal dekat dengan kawasan
banjir besar yang selalu dihadapi masyarakat. pertambangan.

28
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 12, Nomor 1, Januari 2019

Kelurahan Makroman merupakan salah mengairi persawahan maupun untuk sehari-


satu kelurahan yang ada di Kota Samarinda hari sudah habis dikikis oleh perusahaan,
dengan daerah yang paling merasakan sehingga masyarakat harus menggunakan air
dampak akibat aktifitas pertambangan, hal ini bekas tambang yang diberada pada lubang-
dikarenakan pertambangan yang dilakukan lubang pertambangan yang ditinggalkan oleh
dengan pemukiman warga dan lahan untuk CV. Arjuna. Hal ini seperti yang dikatakan
bersawah, bekebun maupun menambak ikan. oleh pak Sugiato Masyarakat Kelurahan
Makroman dengan julukan sebagai lumbung Makroman. Memang sekarang CV. Arjuna
pangan Kota Samarinda, sudah pasti sudah tidak nambang, tetapi dampaknya
Makroman memiliki lahan yang luas untuk masih kita rasakan sampai sekarang, kalau
dijadikan sebagai area persawahan maupun hujan 15 menit aja sudah masuk kedalam
perkebunan. Tahun 2010 jumlah penduduk rumah, banjirnya bukan banjir biasa tapi
Kelurahan Makroman sekitar 6.845 jiwa. Ada banjir lumpur, jadi kalau ada hasil panen yang
3276 perempuan dan 3569 lelaki. disimpan didalam rumah habis kena lumpur.
Penduduknya terpusat dusun Wonosari pusat Selain itu juga masyrakat kalau mau mengairi
kelurahan, selebihnya tersebar di dusun sawah harus pakai air bekas tambang.
Sidorejo, Manjenang, Lestari, Margomulyo Masyarakat yang tinggal dekat kawasan
dan Purwobinangun. Dari nama-bama pertambangan sangat merasakan
disunnya kita bisa menebak kalau wilayah ini dampaknya. Oleh sebab itu seharusnya
dihuni warga asal Jawa. Tak mengherankan, perusahaan melakukan pemberdayaan
sebab Sebagian besar warga kelurahan ini kepada masyarakat agar mampu
adalah transmigran asal Jawa yang datang meminimalisir dampak yang dirasakan oleh
sejak tahun 1957. masyarakat sekitar, tetapi masyarakat
Sebelum perusahaan pertambangan Kelurahan Makroman tidak merasakan
masuk di Kelurahan Makroman masyarakat tindakan apapun dalam hal ini pemberdayaan
dapat dikatakan hidup sejahtera yaitu yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini
bertani, berkebun maupun menambak. seperti yang dikatakan oleh Pak Sugianto
Tetapi setelah tahun 2007 CV. Arjuna masuk selaku Ketua RT 13 Kelurahan Makroman,
dan melakukan pertambangan hal itu seolah Pemberdayaan yang dilakukan oleh pihak
hanya menjadi angan-angan. Masyarakat perusahaan hanya satu kali yaitu
bukannya menjadi sejahtera malahan selalu pembersihan got di pinggir jalan, masyarakat
khawatir memikirkan apakah sawah dan yang direkrut untuk kerja diperusahaan pun
kebun mereka berhasil panen atau tidak. Hal hanya satu dua orang itupun hanya sebagai
ini seperti yang dikatakan oleh Ibu Hj. Nuraini asisten supir, perusahaan lebih memilih
Masyarakat Kelurahan Makroman. Untuk mengambil orang jauh. Untuk hal lain seperti
persawahan, perkebunan dan perikanan kompensasi uang debu tidak pernah
masyarakat, pada saat awal pertambangan dilakukan bahkan masyarakat dituduh
sangat bermasalah karena membuat banyak melakukan pungli oleh pihak perusahaan dan
padi dan tumbuhan seperti Lombok atau pemerintah, padahal hal tersebut merupakan
tomat mati, ikan-ikan juga mati gara-gara hak masyarakat, sehingga masyarakat pada
keracunan air limbah. tahun 2018 ini sempat mengadu kepada
Dampak paling nyata yang dirasakan pemerintah untuk minta perlindungan dan
oleh masyarakat adalah banjir lumpur yang payung hukum untuk menuntut hak mereka.
ketika hujan menggenangi masuk hingga Tetapi nyata nya kawasan pertambangan
kedalam rumah masyarakat, selain itu juga yang dilindungi oleh aparat dalam hal ini
gunung tempat sumber air masyarakat dalam polisi dan TNI tidak berpihak kepada
29
Pasang Surut Kuasa Bangsawan
dalam Proses Demokratisasi di Bone (Ernawati)

masyarakat. Berdasarkan penggambaran pertambangan secara legal dengan tetap


mengenai dampak yang dirasakan oleh diawasi oleh pemerintah, hal ini seperti yang
masyarakat yang tinggal dekat dengan dikatakan oleh Pak Deny Selaku Inspektur
kawasan pertambangan membuktikan bahwa Tambang Dinas ESDM. Pemberian Izin Usaha
pern pemerintah dalam hal ini Pengawasan Pertambangan (IUP) membuat perusahaan
Usaha Pertambangan Berdampak Lingkungan dapat melakukan usaha pertambangan
sangat diharapkan demi tercapainya secara legal dengan tetap berada pada
masyarakat yang lebih sejahtera. pengawasan kami. Dampak positif lain yang
Adapun Pengawasan yang dilakukan dihasilkan dari Pemberian IUP adalah
oleh Pemerintah terhadap usaha perusahaan memiliki batasan mengenai jenis
pertambangan berdampak lingkungan yaitu usaha pertambangan yang dilakukan seperti
teguran secara tertulis hingga pencabutan IUP Eksplorasi maupun IUP Produksi, selain
Izin Usaha Pertambangan atau pencabutan itu juga dengan Pemerintah lebih mudah
status badan hukum, hal ini seperti yang dalam melakukan pengawasan kepada
dikatakan oleh Pak Deny selaku Inspektur perusahaan pemegang IUP.
Tambang Dinas ESDM. Peran yang dilakukan Dampak negatif yang terjadi dari
oleh pemerintah kepada perusahaan yang Pemberian Izin Usaha Pertambangan adalah
melanggar prosedural maupun yang apabila pengawasan yang dilakukan oleh
memberikan dampak besar tanpa pemerintah minim atau tidak maksimal maka
bertanggungjawab adalah meberikan teguran bentuk bentuk penyimpangan rentan terjadi
secara tertulis yang kemudian apabila tidak di seperti Pasca tambang yang tidak dilakukan
indahkan akan di lakukan pencabutan IUP. hingga Pemberdayaan Masyarakat yang juga
Jadi makanya setiap perusahaan wajib tidak dilakukan. Selain itu juga ketika
memberikan PPM (Pemberdayaan Perusahaan tidak memiliki IUP maka peluang
Masyarakat) kepada Dinas. Untuk tahun ini untuk penambangan illegal akan sangat
kami baru kembali melakukan pendataan besar.
ulang kepada perusahaan yang berpontensi Pembinan
untuk IUP nya di cabut. Pembinaan merupakan salah satu
Dampak Kebijakan Pemerintah Daerah bentuk kebijakan yang harus dilakukan oleh
Bidang Pertambangan Di Kota Samarinda pemerintah daerah, dalam pelaksanan
Dalam pelaksanaan Kebijakan kebijakan tersebut juga menghasilkan
Pemerintah Daerah dalam hal ini dampak baik secara positif maupun negatif.
Pertambangan tidak dipungkiri akan Secara umum dampak yang dihasilkan dari
menghasilkan dampak, baik itu dampak pembinaan adalah perusahaan lebih teratur
positif maupun dampak negative dari dan sistematis dalam melaksanakan usaha
pelaksanaannya, walaupun sebenarnya pertambangan perusahaan tidak langsung
dalam pelaksanaan kebijakan pertambangan diberikan Izin Usaha Pertambangan (IUP)
diharapkan lebih memberikan dampak positif tetapi perusahaan juga terlebih dahulu
untuk kesejateraan masyarakat. melakukan pemaparan mengenai kondisi
Pemberian Izin Usaha Pertambangan perusahaannya, hal ini seperti yang dikatakan
Dalam Pemberian Izin Usaha oleh Pak Agus Staf Kabid Minerba. Bentuk
Pertambangan (IUP) terdapat dampak positif pembinaan kami perusahaan terlebih dahulu
dan dampak negatif yang dihasilkan. Dampak memaparkan mengenai kondisi perusahaan
utama yang dihasilkan dari Pemberin Izin mereka, selain itu juga setelah memiliki IUP
Usaha Pertambangan (IUP) adalah kami akan memberikan beberapa pedoman
perusahaan dapat melakukan usaha sebagai acuan untuk mereka, dan kemudian
30
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 12, Nomor 1, Januari 2019

kami akan melakukan evaluasi melalui dilakukan oleh pemerintah sehingga


laporan. Adapun dampak positif lain dari masyarakat akan memberontak untuk
pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah menuntu hak mereka yang membuat konflik
daerah adalah perusahaan lebih paham semakin berkepanjangan, kemudian
dalam melaksanakaan usaha pertambangan pandangan masyarakat yang juga akan
secara baik dengan memperhatikan beberapa berubah karena pemerintah tidak mampu
aspek yang telah dijelaskan dalam pedoman menyelesaikan konflik yang terjadi.
dan dampak negatif yang dihasilkan juga Pengawasan Usaha Pertambangan
diharapkan dapat diminimalisir. Berdampak Lingkungan
Dampak negatif yang dihasilkan yaitu Kebijakan Pengawasan Usaha
waktu untuk perusahaan memiliki IUP Pertambangan Berdampak Lingkungan
menjadi cukup lama karena sebelum merupaka salah satu kebijakan yang urgent
melakukan usaha pertambangan harus diberi untuk dilakukan karena dampak lingkungan
pembinaan oleh Pemerintah daerah, merupak dampak yang rentan terjadi akibat
sehingga dalam pengeluaran IUP yang lama usaha pertambangan. Dalam pelaksanaan
juga membuat peluang perusahaan untuk kebijakan tersebut terdapat beberapa
melakukan penambangan illegal. dampak yang dihasilkan baik dampak positif
Penyelesaian Konflik Masyarakat maupun negatif. Dampak umum yang
Penyelesain Konflik Masyarakat dihasilkan dari pengawasan usaha
merupakan salah satu kebijakan yang penting pertambangan berdampak lingkungan adalah
untuk dilakukan oleh pemerintah daerah. meminimalisir dampak negatif akibat dari
Dalam penyelesain konflik masyrakat usaha pertambangan hal ini dikarena
terdapat beberapa dampak yang dihasilkan pemerintah yang dapat bersikap tegas
baik dampak positif maupun negative. terhadap perusahaan yang melakukan
Dampak utama yang dihasilkan dari penyimpangan, hal ini seperti yang dikatakan
penyelesaian konflik masyarakat adalah oleh Pak Deny selaku Inspektur Tambang
masyarakat yang lebih tenang karena adanya Dinas ESDM. Kami akan tindak tegas kepada
pemerintah sebagai posisi yang netral, tetapi perusahaan yang tidak bertanggungjawab
penyelesaian konflik masyarakat yang dalam melakukan memberikan dampak besar
dilakukan pemerintah daerah masih sebatas terhadap lingkungan seperti pemberian surat
mendengar dan pemberian rekomendasi, hal teguran maupun pencabutan IUP. Adapun
ini seperti yang dikatakan oleh Walikota dampak positif lain dari pengawasan usaha
Samarinda H. Syahrie Jaang. Ketika pertambangan berdampak lingkungan yaitu
masyarakat mengadu kami hanya sebatas masyarakat dapat lebih sejahtera dikarena
mendengar dan menyampaikan rekomendasi persawahan yang seharusnya tidak terkena
kepada provinsi karena kewenangan kami limbah tambang berhasil dipanen. Maupun
yang terbatas. Adapun dampak positif lain perkebunan berhasil panen.
yang dihasilkan dari kebijakan penyelesaian Dampak negatif dari pengawasan
konflik adalah hubungan yang terbangun usaha pertambangan berdampak lingkungan
antar masyarakat dengan masyarakat, yaitu apabila tidak dilaksanakan membuat
masyarakat dengan perusahaan dan perusahaan mengabaikan dampak lingkungan
masyarakat dengan pemerintah menjadi yang dapat dihasilkan akibat usaha
lebih baik. Tetapi dalam pelaksanaannya pertambangan
belum maksimal. Berdasarkan dampak positif dan
Dampak negatif yang dihasilkan yaitu negatif yang telah digambarkan menjelaskan
ketika penyelesaian konflik masyarakat tidak bahwa kebijakan dapat terlaksana dengan
31
Pasang Surut Kuasa Bangsawan
dalam Proses Demokratisasi di Bone (Ernawati)

baik apabila dijalankan dengan sungguh- pemerintah daerah atas hak yang seharusnya
sungguh. Sehingga dapat meminimalisir mereka peroleh, tetapi pemerintah hanya
dampak negative yang dihasilkan. mendengar tanpa memberikan solusi nyata.
Hal ini menggambarkan pemerintah tidak
KESIMPULAN berpihak kepada kepentingan dan kebaikan
masyarakat, padahal seharusnya pemerintah
Berdasarkan Analisis dari Pelaksanaan yang notabene sebagai pelaksana kebijakan
Kebijakan Pemerintah Daerah Bidang lebih berpihak kepada kesejateraan
Pertambangan di Kota Samarinda dapat masyarakat.
dikatakan masih kurang maksimal, hal ini
berdasarkan beberapa bentuk kebijakan yang DAFTAR PUSTAKA
telah dilakukan oleh pemerintah daerah
seperi Penyelesaian Konflik Masyarakat dan Surianingrat, B. (1987). Mengenal Ilmu
Pengawasan Usaha Pertambangan Pemerintahan. Jakarta: Aksara Baru.
Berdampak Lingkungan masih dikatakan Dunn, W. (1998). Pengantar Analisis
minim, hal ini dikarenakan walaupun secara Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah
administrative pemerintah daerah telah Mada University Press.
berupaya untuk melaksanakan kebijakan Iver, M. (1985). Jaring-Jaring Pemerintahan.
dengan optimal tetapi lain halnya yang Jakarta: Aksara Baru.
dirasakan oleh masyarakat, masyarakat tidak Salim, H. S. (2010). Hukum Pertambangan Di
merasakan bentuk tindakan nyata yang Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo
dilakukan kepada mereka sebagai objek yang Persada.
terkena langsung dampak dari aktivitas Salim, H. S. (2012). Hukum Pertambangan
pertambangan Seharusnya upaya pemerintah Mineral & Batu Bara. Jakarta: Sinar
dalam pelaksanaan kebijakan pertambangan Grafika.
lebih berpihak kepada kepentingan dan Ndraha, T. (2002). Kybernology 1 & 2 (Ilmu
kesejahteraan masyarakat. Pemerintahan Baru). Jakarta: Bineka
Berdasarkan Analisis dari Dampak Cipta.
Kebijakan Pemerintah Daerah Bidang Soemarwoto, O. (2003). Analisis Mengenai
Pertambangan di Kota Samarinda dampak lingkungan. Yogyakarta:
menggambarkan bahwa dalam pelaksanaan Gadjah Mada University Press.
kebijakan dampak yang dihasilkan justru lebih Sudrajat. (2010). Teori dan Praktik
mengarah kepada dampak negatif hal ini Pertambangan Indonesia Menurut
berdasarkan dampak dari pelaksanaan Hukum. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
kebijakan penyelesaian konflik masyarakat Suharto, E. (2008). Kebijakan Sosial Sebagai
dan pengawasan pemerintah berdampak Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabeta.
lingkungan lebih banyak memberikan Syani, A. (2012). Sosiologi Skematika, Teori,
dampak negatif kepada masyarakat. dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Walaupun masyarakat telah melakukan aksi Winarno, B. (2008). Kebijakan Publik –Teori
protes kepada perusahaan terkait maupun dan Proses. Jakarta: PT. Buku Kita.

32

You might also like