You are on page 1of 11

e-journal GELAGAR Vol. 2 No.

1 2020 25
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

PERENCANAAN PORTAL BAJA MENGGUNAKAN METODE LRFD PADA GEDUNG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

JB. I Wayan Andika Wibisana P. 1, Sudirman Indra 2, Agus Santosa 3


123)
Jurusan Teknik Sipil S-1 Institut Teknologi Nasional Malang
Email : Awibisana1@gmail.com 1

ABSTRACT
Nowadays, the construction of multi-storey buildings is becoming a trend in big cities because of limited land.
However, in the planning it is also necessary to consider factors such as safety, design strength, stability, and efficiency
in the process. Encased steel column structure is an alternative in building planning, where WF steel profiles are
combined with concrete. The advantage that can be obtained from the use of Encased column structure is that the
column can bear a large load of both press and pull. In this case the planning uses the Load and Resistance Factor
Design (LRFD) method listed in the SNI code 03-1729-2015. From the calculation results, the optimal size of the WF
steel profile for the main beam is WF. 450.200.9.14, joist 1 WF. 350,175.7.11 and joist 2 WF 200,150.6.9. For the
Encased 1 column, the dimensions of 800 x 500 with WF 600,300.12.20 are obtained, and the Encased 2 column has
dimensions of 650 x 400 with WF 450,200.9.14. In the joint beam-column joints on the flanges used the type of end
plate connection with a thickness of 20 mm and the number of bolts 4 - Ø22 mm, the connection of the joist beam -
joist 1 using the elbow connection L 80.80.8 mm with the number of bolts 4 - Ø22 mm, the connection joist 1 - joist
2 using 80.80.8 mm L-elbow joint with 4 - Ø22,225 mm bolt, and for base plate dimensions of base plate is
1000,700.30 mm with anchor number 9 - Ø19,05 mm long by 750 mm.

Keywords : Upper Structure, WF Beam, Encase Column, Steel Connection.

ABSTRAK
Sekarang ini, pembangunan gedung bertingkat menjadi tren di kota – kota besar karena terbatasnya lahan. Namun
dalam perencanaannya perlu juga diperhatikan faktor – faktor seperti faktor keamanan, kekuatan desain, stabilitas,
serta efisiensi dalam pengerjaannya. Struktur kolom baja Encased merupakan alternatif dalam perencanaan bangunan,
dimana profil baja WF yang dikombinasikan dengan beton. Keuntungan yang di dapat dari digunakannya struktur
kolom Encased adalah kolom yang dapat memikul beban yang besar baik tekan maupun Tarik. Dalam hal ini
perencanaan menggunakan metode Load and Resistance Faktor Design (LRFD) yang tercantum dalam kode SNI 03-
1729-2015. Dari hasil perhitungan didapatkan ukuran optimal profil baja WF untuk balok induk yaitu WF.
450.200.9.14, balok anak 1 WF. 350.175.7.11 dan balok anak 2 WF 200.150.6.9. Untuk kolom Encased 1 didapatkan
dimensi 800 x 500 dengan WF 600.300.12.20, kolom Encased 2 didapatkan dimensi 650 x 400 dengan WF
450.200.9.14. Pada sambungan balok induk - kolom bertemu pada flens digunakan jenis sambungan end plate dengan
tebal 20 mm dan jumlah baut 4 – Ø22 mm, sambungan balok induk - balok anak 1 menggunakan sambungan siku L
80.80.8 mm dengan jumlah baut 4 - Ø22 mm, sambungan balok anak 1 - balok anak 2 menggunakan sambungan siku
L 80.80.8 mm dengan jumlah baut 4 – Ø22,225 mm, dan untuk base plate diperoleh dimensi pelat landasan
1000.700.30 mm dengan jumlah angkur 9 – Ø19,05 mm panjang 750 mm.

Kata Kunci : Struktur Atas, Balok WF, Kolom Encase, Sambungan Baja.

1. PENDAHULUAN harus diperhatikan, meliputi keamanan, kekuatan,


Perencanaan struktur atas suatu bangunan gedung stability, dan efisiensi dalam pembangunannya.
meliputi perencanaan balok, kolom, pelat lantai, dan Adapun dalam perencanaan struktur portal ini
juga atap. Perencanaan ini juga berfungsi untuk mengacu pada peraturan SNI 1729:2015 tentang
mendukung beban yang yang bekerja pada suatu spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural.
bangunan. Sedangkan perencanaan struktur bawah Spesifikasi ini memberikan kriteria untuk desain,
meliputi pondasi, yang berfungsi untuk menahan dan fabrikasi dan ereksi bangunan gedung baja struktural
menyalurkan beban dari struktur atas ke dalam tanah dan struktur lainnya, dimana struktur lainnya
yang kemudian akan disalurkan kedalam pondasi. didefinisikan dalam cara yang sama pada bangunan
Dalam perencanaannya, ada beberapa factor yang gedung. Menurut SNI 1729:2015, metode LRFD
e-journal GELAGAR Vol. 2 No. 1 2020 26
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

(Load and Resistance Factor Design) adalah metode Pembebanan Struktur


yang memproporsikan komponen struktur sedemikian • Beban Mati
sehingga kekuatan desain sama atau melebihi Beban mati yang digunakan dalam perencangan
kekuatan perlu komponen akibat aksi kombinasi bangunan gedung dan struktur lain adalah berat dari
beban DFBK. suatu gedung yang bersifat tetap yang mengacu pada
PPURG 1987 dan berat sendiri bangunan yang
Rumusan Masalah dihitung oleh program ETABS dengan input
Berdasarkan latar belakang maka perlu dibuat suatu selfweight pada program.
perumusan masalah. Adapun perumusan masalah yang • Beban Hidup
penulis kemukakan adalah sebagai berikut : Beban hidup yang digunakan dalam perancangan
1. Berapa dimensi profil baja WF (Wide Flange) yang bangunan gedung dan struktur lain harus beban
dibutuhkan untuk balok komposit ? minimum yang diharapkan terjadi akibat penghunian
2. Berapa dimensi profil baja WF (Wide Flange) yang dan penggunaan bangunan gedung, akan tetapi tidak
dibutuhkan untuk kolom komposit ? boleh kurang dari beban merata minimum yang
3. Berapa dimensi sambungan dan base plate ? ditetapkan dalam Tabel 4-1 SNI 1727:2013.
4. Berapa jumlah baut dan panjang angkur yang • Beban Gempa
dibutuhkan pada base plate ? Untuk pembebanan gempa mengacu pada SNI
1726:2012 dengan menggunakan Peta Sumber dan
Maksud dan Tujuan Bahaya Gempa Tahun 2017 sebagai acuan dalam
Maksud dari perencanaan struktur ini adalah untuk perhitungan.
merencanakan struktur struktur portal baja pada • Kombinasi Beban
Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Menurut SNI 1727:2013 dan SNI 1726:2012
Negeri Malang. Adapun tujuan dilakukannya kombinasi beban yang harus diperhitungkan adalah :
perencanaan tersebut, yaitu : a. 1,4D
1. Menghitung dimensi profil baja WF yang b. 1,4D + 1,6L
dibutuhkan untuk balok komposit. c. 1,2D + L + 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 + 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) + 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 +
2. Menghitung dimensi profil baja WF yang 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
dibutuhkan untuk kolom komposit. d. 1,2D + L - 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 + 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) + 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 +
3. Menghitung dimensi sambungan dan base plate.
0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
4. Menggambarkan detail rencana sesuai
e. 1,2D + L + 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 + 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) − 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 +
perhitungan.
0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
f. 1,2D + L - 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 + 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) − 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 +
2. DASAR TEORI
Material Baja 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
Berikut merupakan sifat-sifat mekanis baja struktural g. 1,2D + L + 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 + 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) + 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 +
bersasarkan SNI baja Indonesia: 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
1. Modulus Elastisitas, E : 200.000 MPa h. 1,2D + L - 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 + 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) + 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 +
2. Modulus Geser, G : 80.000 Mpa 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
3. Angka Poisson, µ : 0,30 i. 1,2D + L + 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 + 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) − 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 +
4. Koefisien Pemuaian, α : 14 × 10-6/°C 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
j. 1,2D + L - 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 + 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) − 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 +
Sedangkan bedasarkan tegangan leleh dan regangan 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
putusnya, mutu material baja dibagi menjadi beberapa k. 0,9D + L + 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 − 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) + 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 −
kelas mutu sebagai berikut : 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
l. 0,9D + L - 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 − 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) + 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 −
Tabel 1. Jenis Mutu Baja
Tegangan
0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
Jenis Putus
Tegangan Leleh Regangan m. 0,9D + L + 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 − 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) − 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 −
Minimum Minimum
Baja Minimum
fy (MPa) (%) 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
fu (MPa) n. 0,9D + L - 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 − 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) − 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 −
BJ 34 340 210 22
0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
BJ 37 370 240 20 o. 0,9D + L + 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 − 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) + 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 −
BJ 41 410 250 18
0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
BJ 50 500 290 16
p. 0,9D + L - 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 − 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) + 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 −
BJ 52 520 360 14
0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
BJ 55 550 410 13
q. 0,9D + L + 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 − 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) − 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 −
Sumber : SNI 03-1729-2002, p11.
0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
r. 0,9D + L - 𝑄𝐸𝑥 (Ω0 − 0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷) − 𝑄𝐸𝑦 (Ω0 −
0,2𝑆𝐷𝑆 𝐷)
e-journal GELAGAR Vol. 2 No. 1 2020 27
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Teori Load And Resistance Factor Design (LRFD) L : panjang tanpa dibreising lateral dari
Struktur Baja komponen struktur, in. (mm)
Desain harus dilakukan sesuai dengan persamaan: r : radius girasi,in. (mm)
𝑹𝒖 ≥ ∅𝑹𝒏 .......................... 1
Untuk komponen struktur yang dirancang
Keterangan :
berdasarkan tekan, rasio kelangsingan efektif
∅ : Faktor Ketahanan
KL/r, sebaiknya tidak melebihi 200.
𝑅𝑛 : Kekuatan Nominal
Tahan Tekan Nominal
∅𝑅𝑛 : Kekuatan desain
Komponen struktur yang mengalami gaya tekan
𝑅𝑢 : Kekuatan perlu menggunakan kombinasi
konsentris akibat beban terfaktor Pu, menurut
beban LRFD
SNI 1729:2015, Pasal E1 harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
Faktor reduksi dalam perencanaan struktur
Pu ≤ Φc. Pn .......................... 6
berdasarkan Load and Resistance Factor Design
(LRFD) ditentukan dalam SNI 1729:2015. Keterangan :
• Batang Tarik Baja Profil Φ : faktor reduksi kekuatan (Φ =0,85 )
Dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang Pu : beban terfaktor
memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar 𝑃𝑢 , harus Pn : kuat tekan nominal komponen struktur,
memenuhi : Daya dukung nominal Pn struktur tekan
𝑷𝒖 ≤ ∅ 𝑷𝒏 .......................... 2 dihitung sebagai berikut :
𝒇𝒚 .......................... 7
Keterangan : 𝑷 = 𝑨 .𝒇 = 𝑨 .
𝒏 𝒈 𝒄𝒓 𝒈 𝝎
𝑃𝑢 : gaya aksial terfaktor
𝑃𝑛 : kuat tarik nominal Dengan besarnya 𝜔 ditentukan oleh 𝜏𝑐 , yaitu :
∅ : faktor tahanan (0,9) a. Untuk 𝜏𝑐 < 0,25 maka 𝜔 = 1
Kondisi leleh Tarik pada penampang bruto b. Untuk 0,25 < 𝜏𝑐 < 1,2 maka 𝜔 =
1,43
𝑷𝒏 = 𝑨𝒈 . 𝒇𝒚 .......................... 3
1,6−0,67 𝜏𝑐
Keterangan : c. Untuk 𝜏𝑐 < 1,2 maka 𝜔 = 1,25 𝜏𝑐2
𝑃𝑛 : kuat tarik normal 𝑓𝑐𝑟𝑦 +𝑓𝑐𝑟𝑧 4 . 𝑓𝑐𝑟𝑦 . 𝑓𝑐𝑟𝑧 .𝐻
𝐴𝑔 : luas penampang bruto (mm2) fcr = ( ) x 1 √1 − 2
2𝐻 (𝑓𝑐𝑟𝑦 +𝑓𝑐𝑟𝑧 )
𝑓𝑦 : tegangan leleh (Mpa) 𝐺.𝐽
fcrz = (𝐴.𝑟 2)
Kondisi keruntuhan tarik pada penampang 0
𝐼𝑥 + 𝐼𝑦
netto r02 = + x02 + y02
𝐴
𝑷𝒏 = 𝑨𝒆 . 𝒇𝒖 .......................... 4 𝑡12 + 𝑡22
H = 1- 𝑟02
Keterangan :
𝑃𝑛 : kuat tarik normal Keterangan :
- x0, y0 merupakan koordinat pusat geser
𝑓𝑢 : tegangan tarik putus (Mpa)
Luas Netto Efektif terhadap titik berat, x0 = 0 untuk siku ganda
dan profil T.
𝑨𝒆 = 𝑨𝒏 𝑼 .......................... 5 𝑓𝑦
- fcrz = 𝑤
Keterangan : 𝑖𝑦
𝐸
𝐴 : luas penampang (mm2) - G adalah modulus geser, G = ( )
2(1+𝑣)
𝑈 : faktor reduksi (1 − (𝑥/𝐿)) ≤ 0,90 1
- J adalah konstanta puntir, J = ∑ 𝑏. 𝑡 2
𝑥 : eksentrisitas sambungan, 3
𝐿 : panjang sambungan dalam arah gaya
Tarik Baja Profil WF (Wide Flange)
Kontrol Tekuk Torsi – Lateral
• Batang Tekan Baja Profil ( SNI 1729:2015, Pasal F2, hal 51 )
Kekuatan tekan desain, ∅𝑐 𝑃𝑛 , dan kekuatan tekan Pembatasan panjang Lp dan Lr ditentukan sebagai
tersedia, Pn/Ωc, ditentukan sebagai berikut : berikut :
Kekuatan tekan nominal, 𝑃𝑛 , harus nilai terendah yang 𝐸
𝐿𝑝 = 1,76𝑟√𝐹𝑦
diperoleh berdasarkan pada keadaan batas dari tekuk
lentur, tekuk torsi, dan tekuk torsi-lentur.
𝐸 𝐽𝑐 𝐽𝑐
∅𝑐 = 0,90 𝐿𝑟 = 1,95𝑟𝑡𝑠 0,7𝐹𝑦 √𝑆𝑥ℎ𝑜 + √(𝑆𝑥ℎ𝑜) ² +
• Panjang Efektif
0,7𝐹𝑦
Faktor panjang efektif, K, untuk perhitungan 6,76 ( )²
𝐸
kelangsingan komponen struktur, KL/r.
Keterangan :
e-journal GELAGAR Vol. 2 No. 1 2020 28
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Komponen Struktur Menahan Tekanan Aksial Faktor Panjang Tekuk (Kc)


( SNI 1729:2015,table B4.1a, Hal. 17-18) Faktor panjang tekuk kolom ujung-ujung ideal
𝐾𝑐.𝐸 disajikan dalam tabel dibawah ini :
Sayap𝜆 = 𝑏/𝑡 ≤ 0,64√ 𝐹𝑦
𝐸 Tabel 2. Nilai Kc untuk kolom dengan ujung-ujung
Badan𝜆 = ℎ/𝑡𝑤 ≤ 1,49√𝐹𝑦 yang ideal
Kekuatan tekan desain ditentukan dari ( SNI
1729:2015,hal 35 )
Pc = 𝝓𝒄 . 𝑷𝒏
Keterangan :
Pc = kekuatan tekan desain
𝛷𝑐 = koefisien tekan = 0,90
Pc = Kekuatan tekan nominal ( Fcr . Ag )
Fcr = tegangan kritis
Ag = luas penampang

Komponen Struktur Menahan Tekanan Lentur


( SNI 1729:2015,table B4.1b )
Kompak ( 𝜆 < 𝜆𝑝 ) Sistem rangka batang (truss) adalah struktur yang
𝐸 terbentuk dari elemen – elemen batang lurus, dimana
Sayap𝜆 = 𝑏/𝑡 ≤ 𝜆𝑝 = 0,38√𝐹𝑦
sambungan antar ujung – ujung batang diasumsikan
ℎ 𝐸 sendi sempurna. Struktur seperti ini dapat dipandang
Badan 𝜆 = 𝑡𝑤 ≤ 𝜆𝑝 = 3,76√𝐹𝑦 sebagai struktur pada gambar, dimana nilai Kc adalah
Kekuatan tekan desain ditentukan dari ( SNI 1.
1729:2015,hal 47 )
Mb = 𝜙𝑏. 𝑀𝑛 Untuk kolom berujung sendi, panjang ekivalen ujung
Keterangan : sendi KL merupakan panjang L sebenarnya; dengan
Mb = kekuatan tekan desain demikian K = L. Panjang efektif kolom (Lk) didapat
𝜙𝑏 = koefisien tekan = 0,90 dengan mengalihkan suatu faktor panjang efektif (k)
Mn = kekuatan tekan nominal dengan panjang kolom (L), nilai “k” didapat dari
Kontrol desain komponen struktur untuk kombinasi nomograf (AISC, LRFD; Manual Of Steel
lentur dan tekan Counstraction, Column Design 3-6), dengan
( SNI 1729:2015,hal 79 ) menghitung nilai G, yaitu :
𝐼
𝑃𝑟 ∑( )𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
Bila 𝑃𝑐 ≤ 0,2 menggunakan persamaan 𝐺= 𝐿
𝐼
𝑃𝑟 8 𝑀𝑟𝑥 𝑀𝑟𝑦 ∑( )𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
𝐿
+ ( + ) ≤ 1,0 Keterangan :
𝑃𝑐 9 𝑀𝑐𝑥 𝑀𝑐𝑦
𝑃𝑟 I : Momen kelembaman kolom/balok (cm4)
Bila 𝑃𝑐 ≤ 0,2 menggunakan persamaan
𝑃𝑟 𝑀𝑟𝑥 𝑀𝑟𝑦 L : Panjang kolom/balok (cm)
2𝑃𝑐
+ (𝑀𝑐𝑥 + 𝑀𝑐𝑦 ) ≤ 1,0
Keterangan :
Pr = Kekuatan aksial perlu, N
Mr = kekuatan lentur perlu, Nmm
X = Sumbu kuat lentur
Y = Sumbu lemah lentur

Gambar 1. Nomograf panjang tekuk kolom


e-journal GELAGAR Vol. 2 No. 1 2020 29
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Perencanaan Sambungan Baut Kombinasi terhadap tarik dan geser :


Kontrol jarak antar baut : 𝑹𝒏 = 𝒇′𝒏𝒕 . 𝑨𝒃
a. Jarak baut ke tepi (S1) (SNI 1729:2015, Pasal J3, Hal.129)
Jarak Tepi Minimum SNI 1729:2015, Tabel J3.4, ′ 𝒇𝒏𝒕
𝒇 𝒏𝒕 = 𝟏, 𝟑 . 𝒇𝒏𝒕 − Ø.𝒇𝒏𝒗 𝒇𝒓𝒗 ≤ 𝒇𝒏𝒕
Hal.127
b. Jarak antar baut (S2) (SNI 1729:2015, Pasal J3, Hal.130)
Jarak antara pusat – pusat standar, ukuran Keterangan :
berlebih, atau lubang – lubang slot tidak boleh Ab : Luas tubuh baut tidak berulir nominal atau
kurang dari 2 2/3 kali diameter nominal, d, dari bagian berulir (mm2)
pengencang, jarak 3d yang lebih umum. f’nt : Tegangan tarik nominal yang dimodifikasi
(Sumber : SNI 1729:2015,Pasal J3 p129) mencakup efek tegangan geser (MPa)
Ø : Faktor reduksi (0,75)
Kuat nominal terhadap tarik dan geser : fnt : Tegangan tarik nominal (MPa)
(SNI 1729:2015, Pasal J3, Hal. 129) fnv : Tegangan geser (MPa)
𝑹𝒏 = 𝒇𝒏 . 𝑨𝒃 frv : Tegangan geser yang diperlukan menggunakan
Keterangan : kombinasi beban DFBK (MPa)
Rn : Kuat tarik nominal
Ø : Faktor reduksi tarik (0,75) Kontrol terhadap momen :
Fn : Tegangan tarik nominal, fnt , atau (SNI 1729:2015, Pasal J3, Hal.129)
𝟎,𝟗 . 𝒇𝒚 . 𝒂𝟐.𝒃
tegangan geser, fnv (MPa) Ø. 𝑴𝒏 = + ∑𝒏𝒊=𝟏 𝑻 . 𝒅 𝒊
𝟐
Ab : Luas tubuh baut tidak berulir 𝟎,𝟕𝟓 .𝒇𝒖𝒃. 𝒏𝒃.𝒏.𝑨𝒃
nominal atau bagian berulir (mm2) 𝒂=
𝒇𝒚 .𝒃
∑𝒏𝒊=𝟏 𝑻 . 𝒅𝒊 = 𝟎, 𝟕𝟓 . 𝒇𝒖𝒃 . 𝒏𝟏 . 𝒏𝟐 . 𝑨𝒃 . (𝒅𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒖𝒉)
Kuat nominal tumpu pada lubang – lubang baut : Keterangan :
(SNI 1729:2015, Hal.132) n1 : Jumlah kolom baut
𝑅𝑛 = 1,2 . 𝑙𝑐 . 𝑡𝑝 . 𝑓𝑢 ≤ 2,4 . 𝑑 . 𝑡𝑝 . 𝑓𝑢 n2 : Jumlah baris baut
Keterangan : Ab : Luas penampang baut
Rn = Kuat tumpu nominal b : Lebar balok
Ø = Faktor reduksi tumpu (0,75) 𝑎 : Tinggi penampang tekan
𝑓𝑢 = Kuat tarik putus terendah dari baut fub : Kuat tarik nominal baut
atau plat (MPa) fy : Tegangan leleh
𝑡𝑝 = Tebal plat (mm)
d = Diameter baut nominal (mm) Perencanaan Sambungan Las
lc = Jarak bersih, dalam arah gaya, antara tepi Kontrol sambungan las
lubang dan tepi lubang yang berdekatan atau (SNI 1729:2015)
tepi dari baut atau plat (mm) 𝑹𝒖 ≤ ∅𝑹𝒏𝒘
Keterangan :
Kuat nominal terhadap tarik dan geser : Ru : Beban terfaktor las
(SNI 1729:2015, Pasal J3, Hal. 129) Rnw : Tahanan nominal per satuan panjang las
𝑹𝒏 = 𝒇𝒏 . 𝑨𝒃 Ø : Faktor reduksi (0,75)

Keterangan : Tegangan nominal dari logam las :


Rn : Kuat tarik nominal fnw = 0.60 Fexx (1 + 0.50 sin1.5 ∅)
Ø : Faktor reduksi tarik (0,75)
Fn : Tegangan tarik nominal, fnt , atau tegangan Keterangan :
geser, fnv (MPa) Fexx : kekuatan klasifikasi logam pengisi
Ab : Luas tubuh baut tidak berulir nominal atau (MPa)
bagian berulir (mm2) ∅ : sudut pembebanan yang diukur dari sumbu
longitudinal las, derajat
Menentukan Jumlah Baut : Tahanan nominal Las :
𝑹𝒖
𝒏 = Ø.𝑹 ∅𝑹𝒏𝒘 = ∅ . 𝒕𝒆 . 𝟎, 𝟔 𝒇𝒖𝒘
𝒏
Keterangan :
Keterangan :
Ø : Faktor reduksi (0,75)
n = Jumlah baut
te : Tebal efektif las (0,707a) dengan a = tebal
𝑅𝑛 = Tahanan nominal baut las sudut
𝑅𝑢 = Beban terfaktor fuw : Mutu las
e-journal GELAGAR Vol. 2 No. 1 2020 30
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Throad Efektif untuk las sudut : Tebal Base Plate


Te = 0.707 . a ( N − 0,95.d )
Keterangan : m=
2
Te : tebal efektif (mm)
( B − 0,8.bf )
a : ukuran minimum las sudut (mm) n=
2
Panjang Las maksimum : 2.𝑃𝑢
Maka : 𝑡𝑝 = (𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑛)√0,9 .𝑓𝑦 .
𝑳𝒘 = 𝟐 . (𝒃𝒃 − 𝒕𝒘 ) 𝐵. 𝑁
Keterangan : Keterangan :
Lw : Panjang maksimum las tp : Tebal base plate
tw : Tebal badan(web) profil baja B : Lebar base plate
bb : Lebar plat ujung N : Tinggi base plate
Kekuatan yang diberikan oleh sambungan las fy : Tegangan leleh baja
∅𝑴𝒏 = ∅𝑴𝒑 bf : Lebar profil baja
Keterangan : Perhitungan Angkur
𝑷𝒖 𝑴𝒖
Mn : Momen nominal 𝒇𝒑 = 𝑨 ± 𝑾
Mp : Momen plastis
Ø : Faktor reduksi (0,9)
∅.𝑴 3. METODE PENELITIAN
𝑻𝒖 𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝒉 −𝒕𝒏 Data – Data Perencanaan
𝒃 𝒇𝒃
Keterangan : Data perencanaan Gedung Fakultas Ilmu
Mn : Momen nominal Keolahragaan Universitas Negeri Malang Atas
hb : Tinggi plat ujung Gedung Giant Mall Sukun, Malang :
tfb : Tebal plat ujung Data Struktur
Ø : Faktor reduksi (0,9) Lokasi Gedung : Jalan Semarang
𝑻𝒖 𝒎𝒂𝒌𝒔 > 𝑳𝒘 . ∅. 𝑹𝒏𝒘 No. 5 Malang
Keterangan : Fungsi Bangunan : Gedung Kuliah
Lw : Panjang maksimum las Jumlah Lantai : 8 Lantai
Tu maks : Gaya tarik terbesar Panjang Bangunan : 70 meter
Lebar Bangunan : 28 meter
Plat Landasan (Base Plate) Tinggi Bangunan : 37,750 meter
Luas Bidang Base Plate Struktur Bangunan : Portal baja
Desain luas plat dasar harus lebih besar dari luas baja Data Material
yang ada. Profil baja struktur : WF (Wide Flange)
Pu ≤ Ø . Pp Jenis profil baja : BJ 52
Pu ≤ Ø . (0,85 . f’c . A) Tegangan leleh profil (fy) : 360 MPa
Keterangan : Tegangan putus profil (fu) : 520 MPa
Pp : Kekuatan penampang profil Modulus Elastisitas Baja (Es) : 200000 MPa
Pu : Beban ultimate Modulus Geser Baja (G) : 80000 MPa
f’c : Kuat tekan beton Mutu Beton (f’c) : 30 MPa
A : Luas penampang base plate Modulus Elastisitas Beton (Ec): 25742,96 MPa

Dimensi Base Plate 4. PEMBAHASAN


𝟎,𝟗𝟓 .𝒅−𝟎,𝟖𝟎 .𝒃𝒇 Perhitungan Pembebanan Beban Hidup
∆= 𝟐
Terdistribusi Bangunan
𝑵 = √𝑨 + ∆
𝑨
𝑩= 𝑵 Tabel 3. Beban Hidup Terdistribusi Bangunan
Keterangan : Ruang Kantor 2, 4 kN/m2
Δ : Jarak antara ujung terluar baja Atap datar, berhubung, lengkung 0,96 kN/m2
dengan tepi base plate Loteng yang dapat didiami 1,96 kN/m2
N : Tinggi base plate Ruang Kuliah (kelas) 1,92 kN/m2
B : Lebar base plate Ruang Penyimpanan 7,18 kN/m2
d : Tinggi profil baja Perpustakaan 2,87 kN/m2
bf : Lebar profil baja Koridor 4,79 kN/m2
A : Luas penampang base plate Tanggan dan Bordes 4,79 kN/m2
Ruang Makan 4,79 kN/m2
Ruang Mesin Elevator 0,13 kN/m2
Balkon 4,79 kN/m2
Laboratorium 2,87 kN/m2
e-journal GELAGAR Vol. 2 No. 1 2020 31
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Ruang Arsip dan Komputer 4,79 kN/m2 Tabel 5. Kontrol Simpangan EX Batas Layan
Gym 4,79 kN/m2
Lobby 4,79 kN/m2
Panggung Pertemuan 4,79 kN/m2
Lantai Podium 7,18 kN/m2

Beban Gempa
Beban gempa dalam skripsi ini dihitung dengan
metode analisis static ekivalen berdasarkan SNI
1726:2012. Adapun dari Analisa beban gempa,
parameter – parameter yang diperoleh adalah sebagai
berikut :
• Kategori resiko bangunan Tabel 6. Kontrol Simpangan EY Batas Layan
• Factor keutamaan gempa (Ie) : 1,5
• Klasifikasi Situs : SD
• Respon spectra percepatan
- Periode pendek (Ss) : 0,77
- Periode 1 dtk (S1) : 0,34
• Koefisien situs
- Periode pendek (Fa) : 1,192
- Periode 1 dtk (Fv) : 1,720
• Parameter respon percepatan
- Periode pendek (SMS) : 0,918
- Periode 1 dtk (SM1) : 0,585
• Parameter percepatan spectral desain Tabel 7. Kontrol Simpangan EX Batas Ultimate
- Periode pendek (SDS) : 0,612 Ketinggian Simpangan Simpangan Faktor
Lantai ∆S x ξ Batas izin Cek
- Periode 1 dtk (SD1) : 0,390 (mm) X antar tingkat Pengali (mm)

• Kategori desain seismik (KDS)


Atap 1750 32,605 1,003 5,600 5,616 35 Ok
:D RL 2000 31,602 4,029 5,600 22,562 40 Ok
• Koefisien R, Cd, dan Ω0 7 5000 27,573
24,513
3,060
3,528
5,600
5,600
17,136
19,755
100 Ok
6 4000 80 Ok
-R :8 5 4000 20,985 4,031 5,600 22,576 80 Ok
- Cd :3 4 4000 16,954 4,223 5,600 23,647 80 Ok
3 4000 12,731 4,637 5,600 25,967 80 Ok
- Ω0 : 5,5 2 4000 8,094 6,427 5,600 35,99 80 Ok
• Periode Struktur Fundamental (Ta) : 0,7 1
Basement
5500
3500
1,667
0,000
1,667
0,000
5,600
0,000
9,336 110
0,000 13,125
Ok
Ok
• Koefisien Respon Gempa (Cs) : 0,075
• Desain Base Shear (V) : 1840,787 Kn Tabel 8. Kontrol Simpangan EY Batas Ultimate
Ketinggian Simpangan Simpangan Faktor
Lantai ∆S x ξ Batas izin Cek
(mm) Y antar tingkat Pengali (mm)
Tabel 4. Gaya Lateral Per Lantai Atap 1750 60,684 2,035 5,600 11,397 35 Ok
Vx Vy Fx Fy RL 2000 58,649 9,331 5,600 35,252 40 Ok
Lantai Cvx Cvy 7 5000 49,318 5,180 5,600 29,009 100 Ok
(kN) (kN) (kN) (kN) 6 4000 44,138 5,958 5,600 33,364 80 Ok
Atap 0,2521 0,2521 1840,787 1840,79 464,102 464,102 5 4000 38,180 6,944 5,600 38,886 80 Ok
4 4000 31,236 7,510 5,600 42,056 80 Ok
Lantai RL 0,2185 0,2185 1840,787 1840,79 402,184 402,184
3 4000 23,726 7,944 5,600 44,485 80 Ok
Lantai 7 0,1540 0,1540 1840,787 1840,79 283,433 283,433 2 4000 15,783 12,452 5,600 79,827 80 Ok
Lantai 6 0,1269 0,1269 1840,787 1840,79 233,543 233,543 1 5500 3,331 3,331 5,600 18,654 110 Ok
Basement 3500 0,000 0,000 0,000 0,000 13,125 Ok
Lantai 5 0,1021 0,1021 1840,787 1840,79 187,927 187,927
Lantai 4 0,0785 0,0785 1840,787 1840,79 144,560 144,560
Perencanaan Balok Komposit
Lantai 3 0,0505 0,0505 1840,787 1840,79 92,906 92,906
Direncanakan dimensi balok :
Lantai 2 0,0161 0,0161 1840,787 1840,79 29,597 29,597
Balok Induk : WF 450.200.9.14
Lantai 1 0,0014 0,0014 1840,787 1840,79 2,535 2,535
Balok Anak 1 : WF 350.175.7.11
TOTAL 1840,787 1840,787
Balok Anak 2 : WF 200.150.6.9
Hasil Kontrol Stabilitas Penampang pada Web dan
Flange
Tabel 9. Kontrol Stabilitas pada Flange
Elemen λpf λf Ket.
Balok Induk 8,96 7,143 Kompak
Balok Anak 1 8,96 7,955 Kompak
Balok Anak 2 8,96 8,33 Kompak
e-journal GELAGAR Vol. 2 No. 1 2020 32
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Tabel 10. Kontrol Stabilitas pada Web Interaksi P


8 Mpr1 + Mpr2 OK

u
Elemen λpw λw Ket. Gaya P
+
9 ϕbMn + ϕbMny
Balok Induk 88,6 42,889 Kompak Aksial n
Balok Anak 1 88,6 42,86 Kompak dan ≤ 1
Balok Anak 2 88,6 27,667 Kompak Lentur
0,828 ≤ 1
Tabel 11. Kontrol Kuat Lentur Balok
(Momen Positif)
Elemen Mu/φ Mp Ket Perencanaan Sambungan
(Nmm) (Nmm) 1. Sambungan Balok – Balok
Balok Induk 974878949,6 195694600 OK Data Sambungan Balok – Balok :
Balok Anak 1 557903494,9 100580200 OK • Plat siku penyambung 80.80.8
Balok Anak 2 246813235,7 18859600 OK • Mutu plat siku BJ 52
fyp : 360 MPa
Tabel 12. Kontrol Kuat Lentur Balok fup : 520 MPa
(Momen Negatif) • Mutu baut A325
Elemen Mu/φ Mp Ket. fub : 620 MPa
(Nmm) (Nmm) fnv : 372 MPa
Balok Induk 558669177 195694600 OK • Diameter baut : 22,225 mm
Balok Anak 1305182378,6 100580200 OK
Balok Anak 2117179490,6 18859600 OK Dari hasil perencanaan, didapat hasil kontrol
sambungan balok – balok sebagai berikut :
Tabel 13. Kontrol Kuat Geser Balok Tabel 17. Kontrol Geser Sambungan Balok
Elemen φ Vn (N) Vu (N) Ket. Sambungan Vub (N) φRnv (N)
Balok Induk 675345,6 288234,8 OK Anak 1 – Induk 50054,626 216365,192
Balok Anak 1 408240 200218,5 OK Kondisi 1
Balok Anak 2 193622,4 123872,1 OK Anak 1 – Induk 33369,751 108182,596
Kondisi 2
Tabel 14. Kontrol Lendutan Balok Komposit Anak 1 – Anak 2 30968,038 108182,596
Elemen Δ (mm) Δ izin (mm) Ket.
Balok Induk 5,879 22,22 OK Tabel 18. Kontrol Tumpu Sambungan Balok
Balok Anak 1 10,535 22,22 OK Sambungan Vn (N) φRn (N)
Balok Anak 2 4,069 14,86 OK Anak 1 – Induk 1126,088 145618,2
Kondisi 1
Tabel 15. Jumlah Stud pada Balok Komposit Anak 1 – Induk 1126,088 166420,8
Elemen Stud Kondisi 2
Balok Induk 42 Φ22 Anak 1 – Anak 2 696,694 124815,6
Balok Anak 1 40 Φ19
Balok Anak 2 24 Φ19

Perencanaan Kolom Encase


Direncanakan Kolom Encase dengan dimensi 800 mm
x 500 mm menggunakan Profil WF 600.300.12.20.
Adapun kontrol – kontrol yang ada pada kolom encase
ditabelkan sebagai berikut :
Tabel 16. Kontrol pada Kolom Encase
Kontrol Nilai Ket
Geser Φc Vn ≥ Ve OK Gambar 3. Sambungan Anak 1 – Induk Kondisi 1
1213056 N ≥ 295276,1 N
Tekan Φc ≥ Pu OK
3725848,3 N ≥ 2527159 N
Lentur Φc ≥ Mu OK
Penampan 1396116000 Nmm ≥
g 1241487060 Nmm
Tekuk Φc ≥ Mu OK
Lateral 2542204620 Nmm ≥
1241487060 Nmm Gambar 4. Sambungan Anak 1 – Induk Kondisi 2
e-journal GELAGAR Vol. 2 No. 1 2020 33
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

φ Pn > Puf
3036754,925 N > 1379430,07 N
• Kontrol Kuat Tekan Plat Penyambung
φ Pn > Puf
2425584,657 N > 1379430,07 N

Gambar 5. Sambungan Anak 2 – Anak 1

Sambungan Balok – Kolom


Data Sambungan Balok – Balok :
• Plat siku penyambung 80.80.8
• Mutu plat siku BJ 52
fyp : 360 MPa Gambar 6. Sambungan Induk - Kolom
fup : 520 MPa 2. Sambungan Kolom – Kolom
• Mutu baut A325 Data Sambungan Kolom – Kolom :
fub : 620 MPa • Mutu plat sambungan BJ 52
fnv : 372 MPa fyp : 360 MPa
• Diameter baut : 22,225 mm fup : 520 MPa
• Las : Elektrode E7014 • Mutu baut A490
FEXX : 482 MPa fub : 780 MPa
Dari hasil perencanaan, didapat hasil kontrol fnv : 457 MPa
sambungan balok induk–kolom sebagai berikut : • Diameter baut : 22,225 mm
Kontrol Geser : • Las : Elektrode E7014
Vub < φRnv FEXX : 482 MPa
72058,688 N < 1088182,596 N Dari hasil perencanaan, didapat hasil kontrol
Kontrol Kuat Nominal Las : sambungan kolom –kolom sebagai berikut :
Pu < φPn Kontrol Plat Penyambung Pada Badan Balok
288234,753 N < 588946,41 N ke Flange Kolom
Kontrol Plat Penyambung Pada Badan Balok Dari perhitungan didapat dimensi plat
ke Flange Kolom penyambung 15 mm x 300 mm pada flange
Dari perhitungn didapat dimensi plat kolom dan plat penyambung 15 mm x 200 mm
penyambung 10 mm x 300 mm pada web kolom, dengan kontrol :
• Kontrol Geser Blok Plat φRnv > Vub
φRn > Vu 265803,48 N > 1448,538 N
1006317 N > 288234,753 N • Kontrol Baut pada Sumbu Global X-X
• Kontrol Kuat Nominal Las Fillet φRnv > Fmax
φ Pn > Pu 265803,48 N > 204075,016 N
588946,41 N > 288234,753 N • Kontrol Baut pada Sumbu Global Y-Y
Kontrol Plat Penyambung Pada Badan φRnv > Fmax
Kolom ke Flange Balok 265803,48 N > 261735,979 N
Dari perhitungan didapat dimensi plat
penyambung 30 mm x 300 mm

• Kuat Tarik Plat Penyambung pada flange


balok
φRn > Puf
2430000 N > 1379430,07 N
• Kuat Tarik Fraktur Penyambung pada
flange balok
φRn > Puf
2943135 N > 1379430,07 N
• Kontrol Geser Blok Plat
φRn > Vu
4288567,5 N > 1379430,07 N
• Kontrol Kuat Nominal Las Fillet Gambar 7. Sambungan Kolom – Kolom
e-journal GELAGAR Vol. 2 No. 1 2020 34
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Perencanaan Base Plate Mutu baut = A325


Data Sambungan Base Plate : Kuat Tarik baut (fub) = 620 MPa
• Mutu plat sambungan BJ 52 Tegangan geser baut (fnv) = 372 MPa
fyp : 360 MPa Mutu las yang digunakan = E7014
fup : 520 MPa FEXX = 482 MPa
• Mutu baut A325 • Sambungan balok induk – balok anak
fub : 620 MPa Digunakan plat siku penyambung dengan dimensi
fnv : 372 MPa 80 x 80 x 8
• Diameter baut : 22,225 mm Kondisi 1 :
• Diameter angkur : 19,05 mm Diameter baut (db) = 22,225 mm
• Las : Elektrode E7024 Jumlah baut (1 sisi) = 4 baut
FEXX : 510 MPa Jarak baut ke tepi (S1) = 30 mm
Dari perhitungan, didapat data base plate sebagai Jarak antar baut (S) = 80 mm
berikut : Kondisi 2 :
• Lebar base plate : 700 mm Diameter baut (db) = 22,225 mm
• Panjang base plate : 1000 mm Jumlah baut (1 sisi) = 6 baut
Jarak baut ke tepi (S1) = 25 mm
• Tebal base plate : 30 mm
Jarak antar baut (S) = 50 mm
• Jumlah angkur tiap sisi : 3 buah
• Sambungan balok anak 1 – balok anak 2
• Panjang angkur : 750 mm
Digunakan plat siku penyambung dengan dimensi
• Lh min (sisi bengkok angkur) : 40 mm 80 x 80 x 8
Adapun kontrol angkur terhadap gaya yang Diameter baut (db) = 22,225 mm
bekerja adalah : Jumlah baut (1 sisi) = 4 baut
φ Pn > Pu Jarak baut ke tepi (S1) = 30 mm
10574626 N > 1198730,5 N Jarak antar baut (S) = 50 mm
• Sambungan balok induk – kolom
Sambungan badan balok pada kolom dengan
rincian :
Plat penyambung = 10 mm x 300 mm
Diameter baut (db) = 22,225 mm
Jumlah baut (1 sisi) = 4 baut
Jarak baut ke tepi (S1) = 30 mm
Jarak antar baut (S) = 80 mm
Mutu las = E7014
Tebal las rencana (a) = 6 mm
Sambungan flens balok pada kolom dengan
Gambar 8. Penampang Base Plate rincian :
Plat penyambung = 30 mm x 300 mm
5. PENUTUP Diameter baut (db) = 22,225 mm
Kesimpulan Jumlah baut (1 sisi) = 4 baut
Dari hasil perhitungan struktur baja pada Jarak baut ke tepi (S1) = 50 mm
pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan Jarak antar baut (S) = 100 mm
Universitas Negeri Malang menggunakan metode Mutu las = E7014
Load and Resistance Factor Design (LRFD), dapat Tebal las rencana (a) = 10 mm
ditarik kesimpulan sebagai berikut : • Sambungan kolom - kolom
1. Dimensi profil baja yang dibutuhkan untuk balok Sambungan antar flens kolom dengan rincian
induk komposit menggunakan WF 450.200.9.14, sebagai berikut :
balok anak 1 komposit menggunakan WF Mutu Baut = A490
350.175.7.11, dan balok anak 2 komposit Plat penyambung = 15 mm x 300
menggunakan WF 200.150.6.9. mm
2. Dimensi kolom komposit yang dibutuhkan adalah Diameter baut (db) = 22,225 mm
kolom 1 dengan dimensi 800 mm x 500 dengan Jumlah baut = 8 baut
profil baja yang digunakan adalah WF Jarak baut ke tepi (S1) = 60 mm
600.300.12.20, serta kolom 2 dengan dimensi 650 Jarak antar baut (S) =180 mm
mm x 400 mm dengan profil baja yang digunakan Sambungan web kolom dengan rincian sebagai
adalah WF 450.200.9.14. berikut :
3. Dari hasil analisa pada sambungan, maka Plat penyambung = 15mmx200mm
digunakan sambungan las maupun sambungan Diameter baut (db) = 22,225 mm
baut dengan rincian sebagai berikut : Jumlah baut = 8 baut
e-journal GELAGAR Vol. 2 No. 1 2020 35
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Jarak baut ke tepi (S1) = 60 mm DAFTAR PUSTAKA


Jarak antar baut (S) = 100 mm Agus, Setiawan. 2013. Perencanaan Struktur Baja
4. Base plate dengan rincian sebagai berikut : Dengan Metode LRFD edisi kedua. Jakarta:
Dimensi base plate = 1000 mm x 700 mm Erlangga.
Ketebalan base plate = 30 mm Anonim (1987), Pembebanan Struktur Berdasarkan
Jumlah angkur yang = 9 buah Peraturan Pembebanan Indonesia untuk
Diameter angkur = 19,05 mm Rumah dan Gedung.
Jumlah baut (1 sisi) = 3 baut Anonim (2002), SNI 03–1729–2002 Tata Cara
Panjang angkur = 750 mm Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung, Badan Standarisasi
Saran Nasional.
Berdasarkan hasil perencanaan yang dilakukan pada Anonim (2012), SNI 1726:2012 Tata Cara
Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Negeri Malang diatas, maka penulis memberikan Struktur Bangunan Gedung dan Non
saran : Gedung, Badan Standarisasi Nasional.
1. Perencanaan struktur portal baja komposit dapat Anonim (2013), SNI 1727:2013 Beban Minimum
dianalisis dalam berbagai program bantu seperti Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
ETABS, SAP2000, Staadpro, dll. Namun dalam Struktur Lain, Badan Standarisasi Nasional.
perencanaannya tetap perlu memperhatikan Anonim (2015), SNI 1729:2015 Spesifikasi Untuk
peraturan – peraturan yang ada, hemat biaya, dan Bangunan Gedung Baja Struktural, Badan
efisiensi dalam pengerjaannya. Standarisasi Nasional.
2. Dalam merencankan sambungan harus dihitung Anonim (2017), Peta Sumber dan Bahaya Gempa
perencanaan struktur komposit harus Indonesia 2017.
memperhitungkan aspek dari kemudahan dalam C. G. Salmon, Johnson, J. E. 1995. Struktur Baja
pelaksanaan, jangan sampai perencanaan 1, Desain dan Perilaku edisi ketiga.
tersebut tidak bias dilaksanakan di lapangan. Jakarta: PT. Gramedia Pusat Utama.
Dewobroto, Wiryanto. 2010. Struktur Baja
Perilaku, Analisis, & Desain – AISC 2010
edisi kedua.
Moestopo, Muslinang. 2014. Shortcourse HAKI.

You might also like