You are on page 1of 9

MEMBANGUN SEMANGAT NASIONALISME DI SEKOLAH

MELALUI KEARIFAN LOKAL

Endah Marwanti
Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: marwanti_endah@yahoo.co.id

Abstract: The great experience we’ve gained from the history of the struggle of our nation. From
history we can know and understand how big a difference, antagonism, and exchange of ideas is able
to deliver us to the threshold of independence. With the great ideas of the leaders, Indonsia nation
can understand the importance of unity. With united without thinking about differences, Indonesian
people are able to overcome the various occupation. The spirit of unity is strengthened by threshold
the nation’s independence. From identity, the identity of the Indonesian nation is getting stronger
in the eyes of the world. Therefore, the spirit of nationalism younger generation at this time need to
be cultivated again so as not to eroded the advance technology. Rapid technological progress could
fade nationalism. To fortify this understanding of Pancasila, the 1945 Constitution, manners should
be encouraged further, especially in education. Education should put forward the noble values of
national culture. The noble values of the nation’s cultural or known by the local moral values is able
to counteract the erosion of nationalism younger generation of the swift effect of globalization. The
values of local wisdom wisdom in this is the embodiment of the ideals of a nation that is balanced,
ERWK SK\VLFDOO\ DQG PHQWDOO\ /RFDO NQRZOHGJH DFWV DV D ¿OWHU IRU WKH YDOXHV FRPH IURP RXWVLGH
ORFDO NQRZOHGJH FDQ DOVR EH XVHG WR GDPSHQ WKH VKRFNV WKDW DUH LQWHUQDO )RU LQVWDQFH FRQÀLFWV WKDW
tribe or tribal community. Enterprises to disseminate the great value in a particular culture will be
formally an appreciation and a sense of pride in those values. With the pride of the young generation
will emerge a strong passion for applying them in public life.

Keywords: Nationalism, local wisdom

Kebebasan tak terbatas di segala bidang dengan budaya modern menjadi tantangan yang
kehidupan yang terjadi di negara ini diduga besar bagi bangsa ini untuk tetap mempertahankan
sebagai pencerminan dari lunturnya semangat karakter budaya bangsa. Perubahan tehnologi dan
nasionalisme yang menjadi identitas bangsa sains yang merupakan produk modern tersebut
LQGRQHVLD .HEHEDVDQ EHUSHQGDSDW EHU¿NLU VHUWD juga membawa perubahan sistem nilai dan norma-
pengaruh teknologi yang kian cepat memicu norma baru dalam masyarakat Indonesia. Sistem
pudarnya nasionalisme di kalangan generasi muda. kebebasan yang dianut budaya barat modern tanpa
Kemajuan teknologi membuat orang melupakan memiliki implikasi ideologis atau keagamaan
referansi sejarah, mereka lebih berbasis ke barat menjadi tantangan besar bangsa ini untuk menjadi
dengan slogan globalisasi. Nilai-nilai budaya bangsa yang tangguh yang akan menciptakan
bangsa yang mendasari sikap nasionalisme kesejahteraan umum dan keadilan sosial.
digeser dengan sikap mencintai budaya barat. Dunia pendidikan dibutuhkan perannya dalam
Akibatnya, nilai-nilai budaya sebagai perekat membangun kembali, semangat nasionalisme
persatuan segenap energi bangsa pada generasi pada generasi muda. Peran pendidik besar
muda memudar, kian merngurangi pula kepedulian pengaruhnya dalam menentukan nasib bangsa ini.
terhadap latar belakang sosial budaya yang ada. Apabila seorang pendidik juga ikut terlena dengan
Pada era globalisasi ini membawa dampak kemajuan teknologi dan melupakan nilai-nilai
cukup besar bagi bangsa Indonesia. Budaya luhur bangsa atau nilai (kearifan lokal), bukan
bermasyarakat juga diwarnai dengan perubahan tidak mungkin dalam waktu dekat generasi muda
yang sangat cepat dan sulit untuk diprediksi. akan hancur. Semua elemen harus bersinergi demi
Kebudayaan Indonesia yang bertemu dengan tercapai generasi yang memiliki akhlak dan sikap
kebudayaan-kebudayaan bangsa lain yang disebut nasionalisme yang besar. Hal ini selaras dengan

55
56 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 3, Nomor 1, September 2016, hlm. 55-63

Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 yang dalam praktiknya konsep pembangunan mulai
menyatakan bahwa: mengalarni banyak perubahan, timbul tantangan
“pendidikan nasional berfungsi baru yang menghambat pembaruan wawasan
mengembangkan kemampuan dan membentuk nasionalisme. Banyak warga yang terkaget-kaget
watak serta peradaban bangsa yang terhadap perkembangan mutakhir yang lebih
bermartabat dalam rangka mencerdaskan memperkuat globalisme ketimbang nasionalisme.
kehidupan bangsa dan bertujuan untuk Anak bangsa seharusnya dikenalkan dengan
mengembangkan potensi peserta didik agar lingkungan yang paling dekat di desanya,
menjadi manusia yang beriman, bertakwa kecamatan, dan kabupaten, setelah tingkat nasional
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan internasional. Dengan dimulainya pengenalan
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, lingkungan yang paling kecil, mereka bisa belajar
dan menjadi warga negara yang demokratis untuk mencintai desanya maupun budaya yg ada di
serta bertanggungjawab”. desa tersebut. Dari rasa cintanya akan desa, mereka
Peran pendidik sangat besar dalam akan berusaha untuk mengembangkan daerahnya
menciptakan generasi penerus yang tangguh. agar lebih maju. Dari sinilah nilai kearifan lokal
Seorang pendidik harus memberi tauladan bagi mulai diajarkan pada generasi penerus. Nilai-nilai
generasi muda agar bisa menjadi manusia yang kearifan lokal dalam masyarakat bisa dilihat dari
berkarakter, memliki wawasan pendidikan yang adanya sifat kerja keras, tidak kenal menyerah,
luas, memahami budaya serta rasa nasionalisme gotong royong, toleransi antarsesama dalam
yang tinggi. Dalam istilah Jawa seorang guru harus kehidupan bermasyarakat.
bisa digugu lan ditiru dalam setiap tutur kata dan Bangsa Indonesia merindukan generasi yang
tingkah lakunya. Tetapi kenyataannya hal tersebut berkarakter luhur guna membangun bangsa yang
serasa telah memudar. Ada beberapa oknum guru sempurna. Karakter bangsa yang dibangun dan
yang perilakunya tidak pantas untuk ditiru, seperti digali dari nilai-nilai budaya lokal yang luhur
seorang guru menganiaya peserta) dan pendidik sebagai akar buadaya nasional. Budaya daerah
melakukan tindak korupsi (Sudarmawan, 2014). sebagai dasar kearifan lokal (local wisdom) yang
Tindakan-tindakan tersebut merupakan bukti dulu diterapkan oleh para pendahulu tentu sangat
bahwa nasionalisme kita semakin memudar. relevan dengan kondisi bangsa yang berada pada
Guna membantu memupuk rasa cinta tanah gerbang globalisasi dan modernitas. Degradasi
air, perlu kembali ditekankan akan pentingnya moral bangsa yang ditandai dengan kemerosotan
cinta terhadap kebudayaan sendiri. Nilai budaya moral, kemerosotan kepribadian bangsa, maraknya
sebagai perekat persatuan jangan sampai terlindas PD¿D KXNXP SHULODNX DVXVLOD GDUL EHUEDJDL
oleh globalisasi. Pada masa orde baru nilai- nilai kalangan, praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
budaya (kearifan lokal) banyak yang direkayasa. dapat diperangi dengan nilai budaya lokal yang
Demi stabilitas nasional, segala kemajemukan diintegrasikan dalam pendidikan karakter secara
ditolerir sejauh mendukung paradigma pernerintah berkesinambungan, yang didukung oleh semua
tersebut. Sebaliknya, pemerintah senantiasa komponen bangsa yang memiliki kemauan moral.
bertindak tegas dalam menghadapi berbagai tafsir Generasi muda pada masa sekarang “alergi’
keragaman yang berasal dari luar pemerintah. untuk menyelami nilai-nilai budaya daerah. Istilah
Termasuk keberadaan nilai-nilai kearifan lokal daerah atau lokalitas dianggap kuno dan ketinggalan
dieliminir demi terselenggaranya pemerintahan jaman. Hal ini menyadarkan kita akan seberapa
yang efektif. Konsekuensinya, kesatuan terlihat besar pentingnya nilai budaya daerah sebagai dasar
lebih menonjol dari pada persatuan. Demi kearifan lokal yang mampu mengembalikan jati
membangun harmoni politik dan kesinarnbungan diri bangsa. Banyak permasalahan sosial politik
pemerintahan, nilai-nilai budaya lokal, searif yang tidak bisa diselesaikan secara tuntas, tetapi
apa pun, diperlakukan secara lebih kritis, dan justru dilakukan dengan demonstrasi anarkhis.
kemudian dimarjinalkan. Kendati demikian, Kesantunan dan kesopanan sebagai ciri bangsa
semua mengetahui bahwa bangsa Indonesia lahir tidak lagi membanggakan. Hukum telah menjadi
atas dasar kesepakatan berbagai nilai, baik yang barang dagangan yang dapat ditukar dengan
bersifat sentripetal (pusat) maupun sentrifugal rupiah, bahkan isu terakhir, seseorang yang sudah
(daerah). berstatus terdakwa pun masih bisa dilantik menjadi
Banyak faktor yang menyebabkan nilai- wali kota. Seakan bangsa ini berada pada puncak
nilai budaya daerah ditinggalkan pengikutnya. kegelisahan dan kehancuran.
Kekurangmampuan dari masyarakat dalam Berdasarkan potret tersebut, maka perlu
memahami heteroginitas budaya, kepentingan dilakukan pengkajian ulang kontekstualisasi
politik, dan faktor ego dari masing-masing individu. nasionalisme bagi generasi muda berdasar pada
Kepentingan subyektif diri mengantarkan mereka nilai kearifan lokal. Pemikiran akan nasionalisme
XQWXN ³PHPDQIDDWNDQ´ EXGD\D GDHUDK .HWLND yang terintegrasi dengan nilai-nilai budaya di
(QGDK 0DUZDQWL Membangun Semangat Nasionalisme 57

sekolah perlu di motivasi lagi. Hal tersebut bertujuan bangsa dan negara. Kebanggaan dan kecintaan
agar peserta didik bisa menelaah antara globalisasi terhadap bangsa dan negara bukan berarti merasa
dan nilai luhur budaya bangsa. Pemikiran ini bisa lebih hebat dan lebih unggul daripada bangsa dan
ditindaklanjuti melalui pembangunan karakter negara lain. Warga negara yang arif tidak boleh
berbasis nilai-nilai budaya daerah. Tujuannya adalah memiliki semangat nasionalisme yang berlebihan
untuk menemukan kembali nilai-nilai kearifan (chauvinisme) dan meninggalkan nilai-nilai budaya
lokal sebagai sumber daya untuk menumbuhkan lokal, tetapi harus mengembangkan sikap saling
nasionalisme bangsa Indonesia. Hal ini diharapkan menghormati, saling menghargai, mengutamakan
dapat menjadi sumber inspirasi seluruh bangsa, agar kerukunan hidup bersama, berjuang bersama
lebih mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa untuk membangun kesejehtaraan bersama secara
dan negara. jujur, dan mampu bekerja sama dengan bangsa-
bangsa lain.
Nasioalisme Nasionalisme tidak cukup diartikan secara
sempit, hanya sebagai sikap meninggikan bangsanya
Nasionalisme dapat diartikan sebagai rasa
sendiri, dan tidak untuk bangsa lain, akan tetapi
kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa
juga dalam arti luas, yaitu memaknai nasionalisme
menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh
sebagai rasa cinta terhadap bangsa dan negara
setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang
sendiri, dan sekaligus bersedia menghormati
tercermin dari perilaku membela tanah airnya,
bangsa lain. Sesuai dengan pernyataan Murtopo
menjaga dan melindungi tanah airnya, melestarikan
(1978) bahwa manusia tidak hanya membiarkan
warisan kebudayaan bangsa, tolong menolong
diri dalam kehidupan lama melainkan dituntut
antarsesama, rela berkorban demi kepentingan
mencari jalan baru dalam mencapai kehidupan
bangsa dan negaranya. Secara garis besar sikap
yang lebih manusiawi. Dasar dan arah yang dituju
nasionalime dapat diartikan sebagai berikut.
dalam perencanaan kebudayaan adalah manusia
1. Paham yang menempatkan kesetiaan
sendiri sehingga hurnanisasi menjadi kerangka
tertinggi individu kepada negara dan
dasar dalam strategi kebudayaan.
bangsa.
Menumbuhkan Nasionalisme dapat dilakukan
2. Tingginya semangat kebangsaa, yaitu
melalui revitalisasi nilai-nilai budaya yang ada.
semangat cinta terhadap bangsa dan
Secara etimologis, kebudayaan dapat diartikan
tanah air.
sebagai cara, kebiasaan, atau segala hasil daya
3. Suatu sikap politik dan sosial dari
upaya manusia mengolah akal budinya. Upaya
kelompok-kelompok suatu bangsa yang
itu dilakukan tidak secara individual, melainkan
mempunyai kesamaan kebudayaan,
dalam sebuah rangka komunitas besar, sebab
bangsa dan wilayah serta kesamaan
tanpa komunitas, kebSalam suatu komunitas, yang
cita-cita dan tujuan sehingga merasakan
disebut etnik, kaum ataupun bangsa. Juga dengan
adanya kesetiaan mendalam terhadap
cara apa pun diberi batasan pasti ia dikaitkan
kelompok bangsa itu.
dengan upaya masyarakat atau individu untuk
Karakteristik Nasionalisme melambangkan
mengembangkan diri dan kepribadiannya. Dilihat
kekuatan suatu negara dan aspirasi yang
GDUL VXGXW SDQGDQJ ¿OVDIDW NHEXGD\DDQ PHPLOLNL
berkelanjutan, yaitu mengupayakan peningkatan
lima aspek yang saling terkait:
kemakmuran, pemeliharaan rasa hormat,
1. Aspek atau asas batin, yang sering disebut
membanggakan pribadi bangsa dan sejarah
MXJD VHEDJDL DVDV PHWD¿VLN $VDV LQL
kepahlawanan suatu negara, pembelaan kaum
dapat diartikan sebagai gambaran dunia
patriot dalam melawan pihak asing, memiliki
(worldview), pandangan/cara hidup (way
hubungan kepercayaan dengan nilai-nilai tradisi,
of life) membimbing tindakan lahiriah dan
lambang nasionalisme diberikan untuk sebuah
formal manusia dalam hidupnya sebagai
kesucian, dan penghargaan untuk hukum.
anggota masyarakat.
Makna nasionalisme secara politis merupakan
2. Aspek epistemologis atau metodologis,
kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan
yang juga dapat disebut aspek pengetahuan.
pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut
Karena itu aliran anthropologi tertentu
kemerdekaan atau menghilangkan penjajahan
sering menyebut kebudayaan sebagai
maupun sebagai pendorong untuk membangun
sistem penngetahuan. Setiap kebudayaan
diri, masyarakat, bangsa dan negaranya. Makna
mengajarkan cara-cara, kaedah-kaedah atau
nasionalisme ini dapat ditumbuhkan dan
metode-metode tertentu untuk memperoleh
diaktualisasikan dalam kehidupan nyata dengan
pengetahuan atau kebenaran tentang adanya
rnernberdayakan nilai-nilai budaya sebagai sumber
sesuatu. Bila kebudayaan modern Barat
kearifan lokal.
lebih meniscayakan metode empiris, rasional
Sebagai warga negara yang memiliki nilai-nilai
positivistik dan histories (kesejarahan),
kearifan lokal, tentu merasa bangga dan rnencintai
58 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 3, Nomor 1, September 2016, hlm. 55-63

kebudayaan Timur meyakini juga metode berbagai permasalahan yang berhubungan dengan
intuitif dan metode religius, yaitu pembuktian kelangsungan hidup manusia, terutama yang
kebenaran dengan berdasarkan pada kitab bersifat primer dan praktis. Bagi pembuat kebijakan
suci seperti Veda, Dhammapada, Al-Qur’an, harus mampu memilah dan memilih proses
Injil dan lain sebagainya. kompromi yang menguntungkan semua pihak,
3. Aspek nilai atau epistemologis. kemudian menyikapi, menata, menindaklanjuti
Aspek ini sering dikatakan bahwa suatu arah perubahan kepetingan-kepentingan itu agar
kebudayaan pasti didasarkan atas sistem tetap dalam prinsip kebersarnaan. Kebudayaan
nilai tertentu. Sistem ini ditransformasikan sebagai lumbung nilai-nilai budaya lokal bisa
dalam norma-norma sosial, etika, etos atau menjadi sebuah pedoman dalam upaya rnerangkai
prinsip-prinsip moral. Dengan kata lain aspek berbagai kepentingan yang ada secara harmonis,
aksiologis dapat disebut sebagai aspek yang tanpa ada pihak yang dikorbankan.
berkenaan dengan etika dan estetika. Pemerintah Indonesia akan terlihat bijaksana
4. Aspek sosiologis dan historis. Suatu apabila seluruh komponen bangsa dari atas
kebudayaan dapat dikatakan berkembang hingga bawah berkenan melihat, memperhatikan,
dinamis atau statis tergantung pada merenungkan ulang, mempelajari kembali dan
masyarakat itu sendiri, begitu pula maju mernpertimbangkan secara seksama seluruh nilai-
mundurnya kebudayaan tergantung pada nilai budaya lokal yang multi-etnis ini. Hal ini
kemampuan suatu komunitas dalam menjawab bertujuan agar tidak salah dalam pengambilan
tantangan yang dihadapinya. Apabila ketiga keputusan dan pembuatan kebijakan negara
aspek tersebut mengalami kemerosotan dalam bidang politik, sosial-ekonomi dan agama
ataupun dalam suatu komunitas mengalami yang berhubungan dengan komunitas-komunitas
disintegrasi yang disebabkan rapuhnya etnik yang heterogen. Pertimbangan ini meliputi
solidaritas, runtuhnya organisasi sosial dan problema pluralitas etnis, seperti perbedaan adat
rusaknya moral pemegang kekuasaan,bukan istiadat, budaya, tata-pikir, orientasi penghargaan
tidak mungkin kebudayaan akan mengalami diri sendiri (self esteem) dan kepada orang
kemerosotan dan kehancuran. lain (respect for others), agama dan perasaan
5. Aspek formal teknis. Yaitu keterampilan subjektif lainnya. Semua ini merupakan unsur-
yang dibiasakan untuk mengolah sarana XQVXU HWKQRJUD¿V \DQJ VDQJDW SHQWLQJ GLSDKDPL
produksi atau peralatan tertentu misalnya dilindungi dan diakomodasi melalui proses-proses
dalam mengembangkan budaya baca ethno-metodologis dalam membangun kesadaran
tulis, menghargai, pertanian, seni rupa, nasionalisme di Indonesia.
peternakan dan lain sebagainya (Hadi., http:// Perbedaan kebudayaan yang ada dapat lebih
ahmadsamantho.wordpress.com). diarahkan untuk membangun kebersamaan bagi
Dalam proses kompromi budaya, kearifan seluruh komponen bangsa, baik di pusat maupun
ORNDO EXNDQ KDQ\D EHUIXQJVL PHQMDGL ¿OWHU NHWLND daerah dan antar daerah, serta antar golongan.
terjadi benturan antara budaya lokal dengan Kekuatan politik sekarang ini tidak lagi dimonopoli
tuntutan perubahan. Lebih jauh, nilai-nilai budaya oleh negara, melainkan sudah menyebar ke
lokal berbicara pada tataran penawaran terhadap masyarakat, baik di partai politik, organisasi massa,
sumberdaya nilai-nilai kearifan lokal sebagai maupun pers dan Lembaga Swadaya Masyarakat
pedoman moral dalam penyelesaian masalah (LSM). Hubungan antara pernerintah pusat dengan
ketika sebuah kebudayaan berhadapan dengan arus SHPHULQWDK GDHUDK WLGDN ODJL EHUVLIDW ³WRS GRZQ´
globalisasi berbagai kepentingan hidup. Sebagai PHODLQNDQ ³ERWWRP XS´
contoh pada kehidupan masyarakat lokal, proses Pluralitas nilai-nilai budaya lokal itu perlu
kompromi budaya selalu memperhatikan elemen- dikawal secara bijak dan terarah agar tidak terjadi
elemen budaya lokal ketika berhadapan dengan penyimpangan, kecurangan dan pengorbanan antar
budaya-budaya yang baru. Elemen-elemen budaya sesama warga negara. Sebagairnana kenyataan
baru itu dipertimbangkan, dipilah dan dipilih mana SHULVWLZDNRQÀLNGDQSHUVHWHUXDQ\DQJWHUMDGLDNKLU
yang relevan dan mana pula yang bertentangan. akhir inilah yang dapat meruntuhkan bangunan
Hasilnya selalu menunjukkan wajah sebuah kemajernukan dalam arti yang positif. Rebutan
kompromi yang elegan, setiap elemen mendapatkan kekuasaan dan suasana saling mencurigai serta
tempat dan muncul dalam bentuknya yang baru adanya mosi tidak percaya, telah menjadi warna
sebagai sebuah kesatuan yang harmonis. dominan dari penyelenggaraan negara. Eksekutif
Terbentuknya suatu kesatuan yang harmonis dan Legislatif bukannya saling bekerjasama
itu tidak lepas dari hasil kompromi keadilan membuat kebijakan publik dan saling bermitra
yang menyentuh kepentingan berbagai pihak. dalam mengarahkan perubahan. Justru sebaliknya,
Kepentingan-kepentingan yang dimaksud sangat saling menuduh, menjatuhkan yang berakibat pada
luas cakupannya, tetapi secara garis besar meliputi lunturnya kebhinekaan kita.
(QGDK 0DUZDQWL Membangun Semangat Nasionalisme 59

Fenomena itu cenderung akan menghambat Unsur-unsur Piil Pesenggiri itu bukan sekedar
teraktualisasikannya wawasan nasionalisme yang prinsip kosong, melainkan mempunyai nilai-
seharusnya menjadi modal politik dan moral untuk nilai nasionalisme budaya yang luhur yang perlu
menumbuhkan kesamaan persepsi dan cita-cita di dipahami dan diamalkan dalam kehidupan
antara elit dengan massanya, antara pemerintah bermasyarakat dan bernegara. Sejatinya Piil
dengan kekuatan non-pemerintah, antara Pesenggiri tidak diungkapkan melalui pemujaan
pemerintah pusat dan daerah, serta antara berbagai diri sendiri dengan mengorbankan orang lain atau
elemen negara bangsa yang lain. Jati diri bangsa dengan mengagungkan seseorang yang jauh lebih
(manusia Indonesia seutuhnya) kiranya masih unggul dari orang lain, atau menyengsarakan
relevan untuk dipertahankan sebagai semangat orang lain utk membahagiakan seseorang. Seorang
nasionalisme. Pancasila juga mesti dipertahankan yang memiliki harga diri akan lebih bersemangat,
sebagai sebuah ideologi yang mendasari persatuan lebih mandiri, lebih mampu dan berdaya, sanggup
antar berbagai perbedaan yang ada di Indonesia. menerima tantangan, lebih percaya diri, tidak
Bhineka Tunggal Ika yang mampu mengakui mudah menyerah dan putus asa, mudah memikul
adanya keberagaman budaya tetap dalam sebuah tanggung jawab, mampu menghadapi kehidupan
nanungan persatuan bangsa. Sebagai contoh dengan lebih baik, dan merasa sejajar dengan
nyata khususnya bagi Guru, SMP, SMU, SMK, orang lain.
Negeri dan Swasta di Provinsi Lampung dalam Karakteristik orang yang memiliki harga diri
rangka pemantapan penghayatan nilai-nilai yang tinggi adalah kepribadian yang memiliki
sejarah kebangsaan dan memperkokoh persatuan kesadaran untuk dapat membangkitkan nilai-nilai
dan kesatuan bangsa, dirasakan penting untuk positif kehormatan diri sendiri dan orang lain,
menggali, memahami, mengadopsi, menerapkan yaitu sanggup menjalani hidup dengan penuh
secara membumi nilai-nilai budaya daerah. kesadaran. Hidup dengan penuh kesadaran berarti
Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai budaya mampu membangkitkan kondisi pikiran yang
masyarakat Lampung mengakar dalam Falsafah sesuai kenyataan yang dihadapi, bertanggung
Hidup Fiil Pesenggiri. jawab terhadap setiap perbuatan yang dilakukan.
Piil Pesenggiri merupakan harga diri yang “Arogansi dan berlebihan dalam bersikap, bertutur
berkaitan dengan perasaan kompetensi dan kata, mengagungkan kemampuan diri sendiri
nilai pribadi, atau merupakan perpaduan antara secara berlebihan merupakan gambaran tentang
kepercayaan dan penghormatan diri. Seseorang rendahnya harga diri atau runtuhnya kehormatan
yang memiliki Piil Pesenggiri yang kuat, berarti VHVHRUDQJ´ 6\DQL http://blog.unila.ac.id/
mempunyai perasaan penuh keyakinan, penuh abdulsyani/).
tanggungjawab, kompeten dan sanggup mengatasi Keberagaman karakteristik, budaya bukan
masalah-masalah kehidupan. Etos dan semangat hanya orang Lampung memiliki Piil Pesenggiri,
kelampungan (spirit of Lampung) piil pesenggiri di Batak ada Dalihan Na Tolu, di Padang ada adat
itu mendorong orang untuk bekerja keras, kreatif, Basendi Syara, Syara bersendi Kitabullah, Banten
cermat, dan teliti, orientasi pada prestasi, berani ada Kiyai dan jawara, di Madura ada Carok, di
kompetisi dan pantang menyerah atas tantangan Bugis ada Syiri. Jawa juga memiliki lebih banyak
yang muncul. Semua karena mempertaruhkan lagi ragam nilai-nilai budaya yang selalu dijadikan
harga diri dan martabat seseorang untuk sesuatu sebagai pedoman hidup. Ada 2 (dua) pedoman
yang mulya di tengah-tengah masyarakat. hidup orang jawa yang populer dari sekitar 10
Unsur-unsur Piil Pesenggiri (prinsip (sepuluh) lebih yang ada, yaitu:
kehormatan) selalu berpasangan, juluk berpasangan 1. tri ojo (ojo kagetan/jangan mudah
dengan adek, nemui dengan nyimah, nengah dengan terkejut dengan apapun/tawaqkal, ojo
nyappur, sakai dengan sambai. Penggabungan gumunan/jangan mudah heran/arif/bijak,
itu bukan tanpa sebab dan makna. Juluk adek dan ojo dumeh/jangan mentang2/rendah
(terprogram, keberhasilan), nemui nyimah hati/jangan sombong),
(prinsip ramah, terbuka dan saling menghargai), 2. sugih tanpo bondo (kaya tanpa didasari
nengah nyappur (prinsip suka bergaul, terjun kebendaan), digdoyo/sekti tanpo aji
dalam masyarakat, kebersamaan, kesetaraan), dan (berwibawa tanpa mengandalkan
sakai sambaian (prinsip kerjasama, kebersamaan). kekuasaan/kekuatan), ngluruk tampo
Orang Lampung Saibatin menempatkan Piil bolo (berjuangan tanpa perlu membawa
Pesenggiri dalam beberapa unsur, yaitu: ghepot massa), dan menang tampo ngasorake
delom mufakat (prinsip persatuan); tetengah (menang tanpa mempermalukan/
tetanggah (prinsip persamaan); bupudak waya merendahkan orang lain).
(prinsip penghormatan); ghopghama delom beguai Oleh karena itu, maka para pejabat pemerintah
(prinsip kerja keras); bupiil bupesenggiri (prinsip tidak boleh pamer kekayaan (sugih tampo bondo),
bercita-cita dan keberhasilan). jangan unjuk kekuasaan (digdoyo tampo aji),
60 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 3, Nomor 1, September 2016, hlm. 55-63

jangan terlalu demonstratif dalam tindakan negara, memanfaatkan segala fasilitas dalam
persuasif (ngluruk tampo bolo), dan jangan terlalu lingkup kekuasaannya demi memperkaya diri,
unjuk kemenangan (menang tampo ngasorake). bersikap sewenang-wenang dalam menjalankan
Konsep ini dirumuskan para bangsawan, tetapi roda kekuasaan, tidak menghormati harkat dan
apa arti kebangsawanannya tanpa rakyat. Karena martabat orang lain contohnya gemar menerima
itu, rakyat tidak boleh disakiti. Tetapi pada sogokan, uang pelicin, ataupun mahar. Hal tersebut
kenyataannya saat ini banyak rakyat ditekan adalah perilaku antinasionalisme yang harus
sedemikian rupa, dilarang unjuk pendapat, unjuk diberantas. Ada tiga hal yang mesti direnungkan
rasa, atau protes atas kebijakan yang sepihak. di dalarn mengidealisasikan nasionalisme, yaitu:
Dalam kehidupan masyarakat Jawa juga 1. Dengan perkembangan pendidikan,
dikenal adanya budaya Pepe. Budaya ini semakin banyak anggota masyarakat yang
dilakukan apabila ada resi yang protes atas mengalami peningkatan harapan dan sikap
kebijakan orang istana, ia harus menjemur dirinya kritis. Pada masa Pemerintah Kolonial
(pepe), menentang matahari di alun alun dan jalan %HODQGD PHPSHUNHQDONDQ ³3ROLWLN (WLND´
menuju istana. Nanti akan datang hulubalang yang dimaksudkan untuk “membalas
yang akan menanyakan, protes perihal apa hingga EXGL´ NHSDGD UDN\DW GL WDQDK MDMDKDQ
ia menjemur diri, menentang matahari. Barulah yang selarna sekian waktu dieksploitasi.
disampaikan protes dan ujuk pendapat secara Pendekatan semacam ini pula yang
baik. Maka, muncul istilah di kultur Jawa yaitu jo mestinya direalisasikan oleh Pemerintah
ngidoni Srengenge (jangan meludahi matahari). untuk mencegah adanya kemarahan
Berbagai contoh kebudayaan yang ada tadi, publik. Pernerintah segera mewujudkan
baru sebagian kecil dari keberagaman budaya pemerataan ekonomi, stabilitas politik,
local yang adanya di Indonesia. Pada dasarnya penghargaan terhadap kearifan lokal
semua kebudayaan memiliki tujuan yang mulia (local wisdom) secara sungguh-sungguh,
untuk kepentingan bersama. Semua kebudayaan dan bukan retorika sernata.
selalu mengedepankan rasa toleransi antarsesama, Mengapa demikian? Karena perekonomian yang
tolong menolong, menghormati. kian terpuruk, penegakan hukum semakin lemah,
Kebudayaan secara ideal pasti berkaitan hutang luar negeri bertambah besar, daya saing
dengan cita-cita hidup, sikap mental, semangat Indonesia berkurang di pasar global, stabilitas
tertentu seperti semangat belajar, ethos kerja, motif politik sangat semu, harga diri bangsa menurun,
ekonomi, politik dan hasrat-hasrat tertentu dalam kedaulatan bangsa diganggu bangsa lain. Hal inilah
membangun jaringan organisasi, komunikasi yang membutuhkan penanggan dari pemerintah
dan pendidikan dalam semua bidang kehidupan. secara khusus, serius dan tidak cukup sekedar
Kebudayaan merupakan jaringan kompleks dari imbauan ataupun seruan.
symbol-ssimbol dengan maknanya yang dibangun 2. Dalam rangka menjaga identitas
masyarakat dalam sejarah suatu komunitas yang nasionalisme tidak mungkin
disebut etnik atau bangsa. Dengan cara pandang mengesampingkan perkembangan
seperti itu, dapat dipahami mengapa negara lingkungan yang secara sistemik dan
dituntut memenuhi kewajibannya untuk merawat, strategik mempengaruhi tujuan bersama.
memelihara, mengembangkan dan menghidupkan Sebagaimana pengalaman para bapak
kebudayaan yang telah ada dalam sejarah bangsa (foundingfathers) Indonesia
masyarakat. Pemeliharaan dan pengembangan ketika membayangkan pentingnya
itu dapat diimplementasikan dalam pendidikan nasionalisme dan kemerdekaan di masa
formal dan non-formal, dalam bentuk kebijakan- lalu, mereka harus mampu memilih
kebijakan, serta bantuan keuangan, sarana dan berbagai pengaruh budaya bangsa di
prasarana, serta dalam bentuk jaminan hukum sekitar Indonesia. Bahkan bila diamati
dan politik pada masyarakat agar kebudayaan lebih obyektif lagi, pengaruh luar tersebut
berkembang dan selalu tumbuh dengan sehat. telah menimbulkan dampak yang lebih
Nasionalisme masa kini bukan lagi berkaitan kompleks dibandingkan nasionalisme
dengan penjajah, atau terutama terhadap di masa lalu. Dengan adanya revolusi
perilaku ekspansif atau agresor-negara tetangga, teknologi informasi dan komunikasi,
melainkan harus dikaitkan dengan keinginan maka batas-batas negara menjadi tidak
untuk memerangi semua bentuk penyelewengan, relevan lagi. Netralitas teknologi telah
ketidakadilan, perlakuan yang melanggar HAM. merambah berbagai kultur masyarakat di
Artinya, nasionalisme saat ini adalah usaha untuk seluruh belahan dunia ini.
mempertahankan eksistensi bangsa dan negara dari Demokrasi liberal, menjadi sebuah wacana yang
kehancuran akibat korupsi dan penyalahgunaan kian luas dijajakan. Hak Azasi Manusia (HAM)
kekuasaan. Perilaku korupsi, menggelapkan uang WHODK PXQFXO VHEDJDL ³LGHRORJL EDUX´ \DQJ
(QGDK 0DUZDQWL Membangun Semangat Nasionalisme 61

PHUHNDWNDQ KXEXQJDQ DQWDUD ³7LPXU´ GDQ ³%DUDW´ kembali dan rekonstruksi nilai-nilai luhur budaya
Dari kesemua persoalan ini seharusnya mendapat bangsa. Upaya yang perlu dilakukan adalah
perhatian empirik yang serius dari pemerintah menguak makna substantif nilai-nilai kearifan lokal.
dengan melalcukan pendekatan terhadap nilai- Keterbukaan dikembangkan menjadi kejujuran
nilai kearifan lokal. dalam setiap aktualisasi pergaulan, pekerjaan dan
3. Dalam bidang sosial budaya, globalisasi pembangunan, beserta nilai-nilai budaya lain yang
telah mampu menciptakan penyeragaman menyertainya. Budi pekerti dan norma kesopanan
gaya hidup. Pragmatisme dan diformulasi sebagai keramahtamahan yang tulus.
konsumerisme merupakan dampak yang Harga diri diletakkan dalam upaya pengembangan
paling nyata dari perkembangan budaya prestasi, bukan untuk membangun kesombongan.
masyarakat dunia. Demi mengikuti Ketulusan, memang perlu dijadikan modal dasar
perkembangan gaya hidup global, kerja bagi segenap unsur bangsa. Ketulusan untuk
keras dan kesederhanaan budaya lokal mengakui kelemahan diri masing-masing, dan
diabaikan. Melalui bantuan luar negeri ketulusan untuk membuang egoisme, keserakahan,
bertajuk kerjasama dan iklan produk serta mau berbagi dengan yang lain sebagai entitas
kapitalisme, negara-negara industri dari bangsa yang sama. Dari ketulusan, seluruh
Barat, telah mampu mempengaruhi pasar elemen bangsa yang majemuk masing-masing
dunia. Berbagai bentuk kerjasama dan merajut kebhinnekaan, kemudian menjadikannya
perdagangan internasional serta regional sebagai semangat nasionalisme yang kokoh.
didirikan hampir disemua wilayah. Pada saat yang sama, hasil rekonstruksi ini perlu
Semuanya telah dijadikan instrumen dibumikan dan disebarluaskan ke dalam seluruh
yang sangat efektif di dalam menjajakan masyarakat sehingga menjadi identitas kokoh
sistem ekonomi alternatif. Sebagai bangsa, bukan sekadar menjadi identitas suku atau
akibatnya, sebagian besar negara dan masyarakat tertentu.
masyarakat internasional, termasuk Dengan demikian mau tidak mau rasa
Indonesia, sekarang berpaling kepada nasionalisme harus dibangkitkan kembali. Namun
sistem ekonomi dunia. Akibatnya, bangsa bukan nasionalisme dalam bentuk awalnya seabad
ini akan kehilangan jati diri, bahkan bisa yang lalu dengan. Akan tetapi nasionalisme yang
lupa terhadap budaya, gaya hidup dan diarahkan untuk mengatasi semua permasalahan
bahasanya sendiri. bangsa, dengan sikap yang jujur, adil, disiplin,
Menghadapi pengaruh politik nasional dan berani melawan kesewenang-wenangan, tidak
politik global terhadap pengembangan semangat korup, toleran, dan bersahaja. Diharapkan bangsa
nasionalisme tersebut, maka ada keharusan bagi ini dapat bersama-sama menyelami kehidupan
pemimpin untuk secara bertahap mampu membawa secara arif dan bijak menuju kehidupan yang lebih
kembali negara ini ke arah yang sesuai dengan baik, sejahtera, damai dan penuh keadilan.
cita-cita reformasi, di samping mengakomodasi
kemajuan dunia. Pada gilirannya diharapkan Kearifan Lokal
Indonesia akan menjadi sebuah negara yang patut
Sejarah menunjukkan, masing-masing etnis
disejajarkan dengan negara-negara lain di seluruh
dan suku memiliki kearifan lokal sendiri. Misalnya
dunia, terhormat, modern, dan sejahtera bahkan
saja (untuk tidak menyebut yang ada pada seluruh
bisa mengaungkan diri lagi sebagai macan Asia.
suku dan etnis di Indonesia), suku Batak kental
Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa untuk
dengan keterbukaan, Jawa nyaris identik dengan
mewujudkan cita-cita nasionalisme di tengah arus
kehalusan, suku Madura memiliki harga diri yang
globalisasi diperlukan sebuah upaya baru untuk
tinggi, dan etnis Cina terkenal dengan keuletan.
membangun bangsa melalui cara-cara dalam
Lebih dari itu, masing-masing memiliki keakraban
berkomunikasi, urbanisasi, pendidikan massal, dan
dan keramahan dengan lingkungan alam yang
partisipasi politik. Kemudian diperlukan proses
mengitari mereka. Kearifan lokal itu tentu tidak
pelembagaan yang harus dikembangkan agar
muncul serta-merta, tapi berproses panjang
proses pembangunan nasional dapat melahirkan
sehingga akhirnya terbukti, hal itu mengandung
keseimbangan, pemerataan dan pertumbuhan
kebaikan bagi kehidupan mereka. Keterujiannya
ekonomi, memberi keleluasaan terhadap partisipasi
dalam sisi ini membuat kearifan lokal menjadi
masyarakat, mendukung proses komunikasi dan
budaya yang mentradisi, melekat kuat pada
membuka ruang publik, mendorong munculnya
kehidupan masyarakat. Artinya, sampai batas
pemerintah yang terorganisasi dengan baik dan
tertentu ada nilai-nilai perenial yang berakar kuat
sangat responsif, serta mempercepat lahirnya elit
pada setiap aspek lokalitas budaya ini. Semua,
\DQJ PDWDQJ GDQ ÀHNVLEHO GDODP EHUSROLWLN
terlepas dari perbedaan intensitasnya, mengeram
Masyarakat Indonesia sudah sepatutnya untuk
visi terciptanya kehidupan bermartabat, sejahtera
kembali kepada jati dirinya melalui pemaknaan
dan damai. Dalam bingkai kearifan lokal ini,
62 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 3, Nomor 1, September 2016, hlm. 55-63

masyarakat bereksistensi, dan berkoeksistensi satu setelah tingkat nasional dan internasional. Melalui
dengan yang lain. pengenalan lingkungan yang paling kecil, maka
Masyarakat Indonesia sudah sepatutnya untuk anak-anak kita bisa mencintai desanya. Apabila
kembali kepada jati diri mereka melalui pemaknaan mereka mencintai desanya mereka baru mau
kembali dan rekonstruksi nilai-nilai luhur budaya bekerja di desa dan untuk membangun desanya.
mereka. Dalam kerangka itu, upaya yang perlu Kearifan lokal mempunyai arti sangat penting
dilakukan adalah menguak makna substantif bagi anak didik kita. Dengan mempelajari kearifan
kearifan lokal. Sebagai misal, keterbukaan lokal anak didik kita akan memahami bagaimana
dikembangkan dan kontekstualisasikan menjadi perjuangan nenek moyangnya dalam berbagai
kejujuran dan seabreg nilai turunannya yang lain. kegiatan kemasyarakatan.(Anonim.2008.http://
Kehalusan diformulasi sebagai keramahtamahan koleksi-skripsi.blogspot.com).
yang tulus. Harga diri diletakkan dalam upaya Nilai-nilai kerja keras, pantang mundur,
pengembangan prestasi; dan demikian seterusnya. dan tidak kenal menyerah perlu diajarkan pada
Pada saat yang sama, hasil rekonstruksi ini perlu anak-anak kita. Dengan demikian, pendidikan
dibumikan dan disebarluaskan ke dalam seluruh karakter melalui kearifan lokal seharusnya mulai
masyarakat sehingga menjadi identitas kokoh diperkenalkan oleh guru kepada para siswanya.
bangsa, bukan sekadar menjadi identitas suku atau Semua satuan pendidikan siswanya memiliki
masyarakat tertentu. Untuk itu, sebuah ketulusan, keberagaman ras maupun agama, dapat menjadi
memang, perlu dijadikan modal dasar bagi laboratorium masyarakat untuk penerapan
segenap unsur bangsa. Ketulusan untuk mengakui pendidikan karakter. Proses interaksi yang
kelemahan diri masing-masing, dan ketulusan melibatkan semua pihak dalam kearifan lokal
untuk membuang egoisme, keserakahan, serta sama saja mempelajari karakteristik dari materi
mau berbagi dengan yang lain sebagai entitas dari yang dikaji sehingga siswa secara langsung dapat
bangsa yang sama. Para elit di berbagai tingkatan menggali karakter peristiwa kelokalan itu.
perlu menjadi garda depan, bukan dalam ucapan, Oleh karenanya kearifan lokal dapat
tapi dalam praksis konkret untuk memulai. kearifan GLGH¿QLVLNDQ VHEDJDL NHELMDNVDQDDQ DWDX QLODL
lokal yang digali, dipoles, dikemas dan dipelihara nilai luhur yang terkandung dalam kekayaan-
dengan baik bisa berfungsi sebagai alternatif kekayaan budaya lokal berupa tradisi, petatah-
pedoman hidup manusia Indonesia dewasa ini petitih dan semboyan hidup (Pikiran Rakyat,
dan dapat digunakan untuk menyaring nilai- 4 Oktober 2004). Pengertian Kearifan Lokal
nilai baru/asing agar tidak bertentangan dengan dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari
kepribadian bangsa dan menjaga keharmonisan 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local).
hubungan manusia dengan Sang Khalik, alam Local berarti setempat dan wisdom sama dengan
sekitar, dan sesamanya (tripita cipta karana). Dan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka local
sebagai bangsa yang besar pemilik dan pewaris wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan,
sah kebudayaan yang adiluhung pula, bercermin nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat
pada kaca benggala kearifan para leluhur dapat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,
menolong kita menemukan posisi yang kokoh di bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh
arena global ini. anggota masyarakatnya.
Persoalannya adalah bagaimana Dengan demikian membangun pendidikan
mengimplementasikan kearifan lokal untuk karakter disekolah melalui kearifan lokal sangatlah
membangun pendidikan karakter di sekolah? Oleh tepat. Hal ini dikarenakan Pendidikan berbasis
karena itu, perlu ada revitalisasi budaya lokal kearifan lokal adalah pendidikan yang mengajarkan
(kearifan lokal) yang relevan untuk membangun peserta didik untuk selalu dekat dengan situasi
pendidikan karakter. Hal ini dikarenakan kearifan konkrit yang mereka hadapi sehari-hari. Model
lokal di daerah pada gilirannya akan mampu pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan
mengantarkan siswa untuk mencintai daerahnya. sebuah contoh pendidikan yang mempunyai
Kecintaan siswa pada daerahnya akan mewujudkan relevansi tinggi bagi kecakapan pengembangan
ketahanan daerah. Ketahanan daerah adalah hidup, dengan berpijak pada pemberdayaan
kemampuan suatu daerah yang ditunjukkan oleh ketrampilan serta potensi lokal pada tiap-tiap
kemampuan warganya untuk menata diri sesuai daerah. Kearifan lokal milik kita sangat banyak
dengan konsep yang diyakini kebenarannya dengan dan beraneka ragam karena Indonesia terdiri atas
jiwa yang tangguh, semangat yang tinggi, serta bermacam-macam suku bangsa, berbicara dalam
dengan cara memanfaatkan alam secara bijaksana. aneka bahasa daerah, serta menjalankan ritual
Dalam konteks tersebut di atas, kearifan lokal adat istiadat yang berbeda-beda pula. Kehadiran
menjadi relevan. Anak bangsa di negeri ini sudah pendatang dari luar seperti etnis Tionghoa, Arab
sewajarnya diperkenalkan dengan lingkungan yang dan India semakin memperkaya kemajemukan
paling dekat di desanya, kecamatan, dan kabupaten, kearifan lokal.
(QGDK 0DUZDQWL Membangun Semangat Nasionalisme 63

Pendidikan berbasis kearifan lokal dapat penerus melalui pendidikan di sekolah bisa menjadi
digunakan sebagai media untuk melestarikan ujung tombak dalam menjaga, melestarikan dan
potensi masing-masing daerah. Kearifan lokal mempertahankan jati diri bangsa dari derasnya
harus dikembangkan dari potensi daerah. Potensi arus kapitalisme dan globalisasi .
GDHUDK PHUXSDNDQ SRWHQVL VXPEHU GD\D VSHVL¿N
yang dimiliki suatu daerah tertentu. Para siswa DAFTAR PUSTAKA
yang datang ke sekolah tidak bisa diibaratkan
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20
sebagai sebuah gelas kosong, yang bisa diisi
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
dengan mudah. Siswa tidak seperti plastisin yang
nasional. Jakarta: Depdiknas.
bisa dibentuk sesuai keinginan guru. Mereka sudah
Hadi, W. M. Abdul, 2010. Kebudayaan dan
membawa nilai-nilai budaya yang dibawa dari
Nasionalisme Indonesia. http://ahmadsamantho.
lingkungan keluarga dan masyarakatnya. Guru
wordpress.com. diakses 26 Maret 2015.
yang bijaksana harus dapat menyelipkan nila-nilai
Hasan, Said Hamid, et.al.2010 Pengembangan
kearifan lokal mereka dalam proses pembelajaran.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pendidikan berbasis kearifan lokal tentu akan
Pedoman Sekolah. Jakarta: Kementerian
berhasil apabila guru memahami wawasan kearifan
Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan
lokal itu sendiri. Guru yang kurang memahami
Pengembangan Pusat Kurikulum.
makna kearifan lokal, cenderung kurang sensitif
Kartodirdjo, Sartono. 1994b. Pembangunan
terhadap kemajemukan budaya setempat.
Bangsa tentang Nasionalisme, Kesadaran
Hambatan lain yang biasanya muncul adalah guru
dan Kebudayaan Nasional. Yogyakarta:
yang mengalami lack of skill. Akibatnya, mereka
Aditya Media.
kurang mampu menciptakan pembelajaran yang
Koentjaraningrat, 1984. Kebudayaan Mentalitas
menghargai keragaman budaya daerah.
dan Pembangunan. Cetakan ke-11. Jakarta:
Gramedia.
PENUTUP
Lichona, Thomas. 2004, Charractermatters. How
Dari pemaparan di atas yang perlu to help our childrendevelop good judgment,
dipersiapkan dalam membangun semangat integrity, and outher essential virtues.
nasionalismedisekolah melalui kearifan lokal Newyork: Touchstone Rockefeller Center
yaitu sumber daya daya manusia yang mampu untuk 1230 Avenue of The Americas.
EHUWLQGDN ORNDO GDQ EHU¿NLU JOREDO +DO LQL GDSDW Moertopo, Ali. 1978. Strategi Pentbangunan
diartikan bahwa sumber daya manusia atau generasi Indonesia, Jakarta: CSIS.
penerus mampu untuk memilih dan memilah serta Riadi, Slamet. Orangtua Laporkan Guru Atas
berperilaku sesuai dengan kebudayaan atau jati Tuduhan Menganiaya Anak di Kelas. Liputan
diri mereka tetapi tidak tertinggal dengan adanya 6.7 November 2014. Dikutip dari http://video.
DUXV JOREDOLVDVL *HQHUDVL PXGD GDSDW EHU¿NLU liputan 6.com. diakses 26 Maret 2015.
kreatif dengan memiliki berbagai inovasi yang Syani, Abdul. 2010. Nilai-nilai Budaya Bangsa
baru dalam mengembangkan pengetahuannya dan Kearifan Lokal. http://blog.unila.ac.id/
tetapi tetap dalam semangat nasionalisme dengan abdulsyani/. diakses 26 Maret 2015.
memperhatikan norma dan etika budaya yang ada. Sudarmawan. 2014. Di tahan karena Korupsi, Dua
Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama Guru Menangis. Dikutip dari http://regional.
dengan bangsa lain bisa mereka lakukan dengan kompas.com/read/2014/02/05/1929070.
tetap mengedepankan tatanan budaya lokal yang Diakses 26 Maret 2015.
menjadi ciri dan kepribadian mereka. Dengan Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan
memahami akan pentingnya budaya lokal generasi Karakter. Bandung: Rosdakarya.

You might also like