You are on page 1of 4

SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

“Peluang dan tantangan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif di era kebiasaan baru”
ISBN: 978-623-7496-57-1

Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan Dengan Konsep


Lubang Resapan Biopori Pada Era Pandemi Covid-19

Nur Anny S. Taufieq1, Fhatiah Adiba2 , Andi Baso Kaswar3

1
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar
2,3
Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar

Abstract. This Community Partnership Program (PKM) partner is a teacher at Madrasah Tsanawiyah Pangkep,
Pangke Regency. The problem is the environment of the Pangkep Tsanawiyah Madrasah School which has poor
environmental drainage and lack of rainwater catchment areas. Therefore, these school teachers need to be equipped
with knowledge on how to make water infiltration in a simple way, namely with the concept of Biopore Absorption
Holes (LRB). The methods to be used are mentoring methods and participatory rural approach (PRA) methods. The
mentoring method is carried out to increase the understanding of school teachers in dealing with environmental
drainage, increasing understanding of cleanliness. The PRA method is carried out to generate a sense of belonging
to partners for the products to be developed, and a sense of responsibility of partners towards the products and the
environment around them. The main methods used in the Community Partnership Program (PKM) activities are
lectures, discussions, questions and answers, and simulations. The results achieved are that the LRB can cope with
flooding, as a disposal of organic waste, as fertilizer for plants because the organic waste stored in the LRB will turn
into compost, and can be used as additional water absorption in the surrounding environment where there are more
biopore holes. There are also more water catchment holes in the environment that can help absorb rainwater.

Keywords: Biopore Infiltration Holes

I. PENDAHULUAN system drainase perkotaan, sehingga tidak


Hampir semua aktivitas yang dilakukan oleh menimbulkan atau mengganggu ketersediaan air
manusia selalu berkaitan dengan air, misalnya bersih yang ada di alam.
untuk keperluan rumah tangga, perkantoran, System drainase perkotaan untuk saat ini lebih
ibadah, pendidikan, dan lainnya. Begitu bayaknya menggunakan system drainase konvensional, yaitu
aktivitas manusia yang berkaitan dengan air, tidak hanya mengalirkan air secepatnya dan sebanyak
menutup kemungkinan jumlah air yang ada di alam mungkin. Ini sangat efektif untuk mengeringkan
nantinya akan berkurang dan hal tersebut akan dan mengalirkan air akan tetapi air yang yang
menimbulkan krisis air. Walaupun jumlah airnya dikeringkan dan dialirkan tidak akan bisa
berlimpah, tapi tidak semua air yang tersedia itu digunakan lagi sebagai cadangan air tanah, karena
bisa digunakan untuk keperluan manusia, terutama konsep yang dipakai yaitu membuang air makanya
untuk sumber air bersih. Disamping itu sendiri, air saat musim kemarau kita akan sulit mendapatkan
merupakan sumber daya alam yang dapat candangan air dari tanah dan saat musim hujan
diperbaharui, untuk memperbaharui itupun pasti akan terjadi banjir. Berbeda halnya jika air diserap
butuh waktu tidak serta merta langsung terbaharui kembali kedalam tanah artinya konsep yang
dengan cepat. dipakai yaitu menyimpam air, dengan konsep ini
Untuk mencegah terjadinya krisis air di masa kita akan mempuyai cadangan air tanah yang lebih
akan datang, maka perlu dilakukan pengendalian banyak saat musim kemarau dan pada musim hujan
air. Penggunaan air diatur guna memenuhi berbagai kecil kemungkinan terjadi banjir karena air yang
kebutuhan yang luas, misalnya pengendalian ada pada saluran akan diserapkan lagi kedalam
banjir, pembuangan air limbah serta masalah tanah.
Semakin banyak lahan terbangun maka akan
605
SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
“Peluang dan tantangan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif di era kebiasaan baru”
ISBN: 978-623-7496-57-1

mengakibatkan berkurangnya kawasan resapan air untuk merubah paradigma berpikir masyarakat
bagi masyarakat Kabupaten Pangkep. Kecamatan dalam menangani drainase lingkungan,
Pangkep merupakan kawasan dengan karakteristik meningkatkan pemahaman mengenai kebersihan,
permukiman yang padat penduduk. Pada kawasan dan memfasilitasi mitra dalam pembuatan drainase
Kecamatan Pangkep memiliki bebagai aktivitas resapan yaitu lubang resapan biopori (LRB).
diantaranya yaitu pendidikan, perdagangan, dan Metode PRA dilakukan untuk membangkitkan rasa
jasa. Dampak dari hal ini yaitu beberapa banjir di memiliki (sense of belonging) mitra terhadap
beberapa titik daerah di Kecamatan Pangekp pada produk yang akan dikembangkan, dan rasa
saat musim hujan. tanggungjawab (sense of responsibility) mitra
Hampir semua system drainase yang digunakan terhadap produk dan lingkungan yang ada
di Kecamatan Pangkep yaitu system saluran disekitarnya.
drainase konvensional. Jika dilihat untuk Metode utama yang ditempuh dalam kegiatan
Kecamatan Pangkep sendiri memiliki curah hujan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah:
yang cukup tinggi, jadi sangat disayangkan jika 1. Pada waktu penyajian materi penyuluhan,
banyak air limpasan yang terbuang ke saluran metode yang digunakan adalah ceramah,
drainase tanpa diserapkan kedalam tanah. diskusi, tanya jawab, dan video cara
Beberapa teknologi peresapan air ke dalam pembuatan biopori.
tanah yang biasa digunakan seperti kolam resapan 2. Pada saat latihan pembuatan Lubang Resapan
(infiltration basin), parit resapan ( infiltration Biopori (LRB) yang digunakan adalah
trench) dan sumur resapan (ifrench drain) telah demonstrasi.
lama diperkenalkan kepada masyarakat. Akan
tetapi saat ini ditemukan teknologi peresapan air III. PELAKSANAAN DAN HASIL
baru yaitu lubang resapan biopori (LRB). LRB ini KEGIATAN
dapat menanggulangi banjir untuk daerah yang
A. Penyampaian Materi secara Virtual
sudah mulai berkurang daerah resapan airnya,
Pada tahapan ini, tim pengabdi menyampaian
selaian itu LRB dapat membantu mengurangi
materi secara virtual kepada mitra bagaimana cara
kekeringan serta mengurangi beban sampah kota.
membuat Lubang Resapan Biopori (LRB) di
Teknologi LRB dapat dibuat dengan mudah, biaya
lingkungan sekitar untuk mengurangi genangan
yang murah, tidak memerlukan lahan yang luas
dan membantu proses menyerapan air hujan.
serta cepat dalam proses pembuatannya. LRB ini
sangat cocok diterapkan pada wilayah yang
mempunyai kepadatan penduduk.
Melihat fenomena tersebut, tim pelaksana
bermaksud untuk memberikan pemahaman tentang
bagaimana membuat LRB di lingkungan yang
padat penduduk atau lingkungan yang kurang
daerah peresapannya, khususnya di lingkungan
sekolah Madrasah Tsanawiyah Pangkep.

II. METODE YANG DIGUNAKAN Gambar 1. Penyampaian Materi Secara Daring Cara Membuat
Lubang Resapan Biopori (LRB)
Pada pelaksanaan kegiatan program kemitraan B. Cara Pembuatan Lubang Resapan Biopori
masyarakat ini, maka metode pelaksanaan yang (LRB)
akan dilakukan berupa metode pendampingan
Pada tahap ini mitra mempraktikkan langsung
(mentoring) dan metode partisipatory rural
cara membuat Lubang Resapan Biopori (LRB)
approach (PRA). Metode pendampingan dilakukan

606
SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
“Peluang dan tantangan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif di era kebiasaan baru”
ISBN: 978-623-7496-57-1

dikatakan berhasil. Adapun hasil kegiatan yang


telah dilakukan adalah dengan adanya Lubang
Resapan Biopori (LRB) dapat memberikan
manfaat bagi lingkungan dan kehidupan sehari-hari,
misalnya dapat mengatasi banjir, sebagai
pembuangan sampah organik, sebagai penyubur
tanaman karena sampah organic yang disimpan
dalam LRB tersebut akan berubah menjadi pupuk
kompos, dan dapat dimanfaatkan sebagai
penambah daya resap air di lingkungan sekitar
dimana semakin banyak lubang biopori, semakin
banyak juga lubang resapan air di lingkungan yang
dapat membantu penyerapan air hujan.
Gambar 2. Membuat Lubang dalam tanah menggunakan
Linggis atau Bor Tanah dengan kedalaman kurang
IV. KESIMPULAN
lebih 100 cm
Dari hasil kegiatan program kemitraan
masyarakat, dapat disimpulkan bahwa:
1. Jumlah Lubang Resapan Biopori (LRB) yang
dihasilkan saat pengabdian kurang lebih 15
lubang, dengan diameter lubang 10 cm
masing-masing jarang lubang 1 m, dan
diberikan pipa untuk lubang resapan biopori
sebagai penahan tanah dengan panjang tiap
pipa sekitar 40 cm.
2. Dengan adanya kegiatan pelatihan pembuatan
Lubang Resapan Biopori (LRB) ini dapat
Gambar 3. Masukkan pipa PVC yang telah dilubangi dan membantu resapan air hujan, sebagai
masukkan sampah organik dari dapur atau sekitar pembuangan sampah organik sehingga dapat
menghasilkan pupuk kompos, dan dapat
mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh
adanya genangan air seperti demam berdarah
dan malaria.

UCAPAN TERIMA KASIH


Program Kemitraan Masyarakat ini dapat
terselenggara atas bantuan, arahan, dan dukungan
moral maupun material dari berbagai pihak. Untuk
Gambar 4. Tutup lubang dengan penutup yang telah itu ucapkan terima kasih kami ucapkan kepada:
dilubangi kemudian tutupi dengan tanah sekitarnya, 1. Rektor Universitas Negeri Makassar selaku
jarak antar lubang sekitar 1 meter
pembina Universitas Negeri Makassar.
C. Hasil Kegiatan 2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat Kepada Masyarakat Universitas Negeri
yang telah dilakukan dapat menyelesaikan Makassar dan Pemerintah Kabupaten Pangkep,
beberapa permasalahan mitra sehingga kegiatan atas izin dan dukungannya dalam melakukan
ipteks bagi masyarakat yang dilakukan dapat kegiatan program kemitraan masyarakat ini.

607
SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
“Peluang dan tantangan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif di era kebiasaan baru”
ISBN: 978-623-7496-57-1

3. Semua pihak yang telah membantu dalam


pelaksanaan kegiatan program kemitraan
masyarakat ini yang tidak sempat kami sebut
namanya satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA

Brata,K.R., dan Nelistya A. 2008. Lubang Resapan


Biopori. Jakarta: Penebar Swadaya
Hafizh, Muhammad. 2012. Kajian Efektivitas
Lubang Resapan Biopori Dalam Mereduksi
Debit Banjir Akibat Air Limpasan Hujan (RUN-
OFF). Jurnal Teknik Sipil. Universitas
Sumatera Utara.
Juliandri, Multi. 2013. Efektifitas Lubang Resapan
Biopori Terhadap Laju Resapan (Infiltrasi).
Jurnal Tugas Akhir. Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
Muazzi. 2011. Penggunaan Aplikasi Sistem
Peresapan Terhadap Aliran Drainase Untuk
Mengatasi Banjir di Kecamatan Banda Sakti
Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Teknik Sipil.
Universitas Sumatera Utara.
Suripan. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang
Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi
Yulia.2014. Laju Infiltrasi Kawasan Dengan
Menggunakan Lubang Biopori Sebagai Upaya
Penurunan Tinggi Genangan dan Upaya
Konservasi Air. Jurnal Teknik Sipil. Volme 3
No 3. Universitas Syiah Kuala

608

You might also like