You are on page 1of 5

1.

Definisi

Penyakit ginjal diabetik (PGD) atau nefropati diabetik (ND) merupakan salah satu
komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes. Pada penyakit ini terjadi
kerusakan pada filter ginjal atau yang dikenal dengan glomerulus. Oleh karena
terjadi kerusakan glomerulus maka sejumlah protein darah diekskresikan ke dalam
urin secara abnormal. Protein utama yang diekskresikan adalah albumin. Pada
keadaan normal albumin juga diekskresikan dalam jumlah sedikit dalam urine.
Peningkatan kadar albumin dalam urine merupakan tanda awal adanya kerusakan
ginjal oleh karena diabetes. PGD dapat dibedakan menjadi dua kategori utama
berdasarkan jumlah albumin yang hilang pada ginjal, yaitu:

a) Mikroalbuminuria Terjadi kehilangan albumin dalam urine sebesar 30-300


mg/hari. Mikroalbuminuria juga dikenal sebagai tahapan nefropati insipien.
b) Proteinuri Terjadi bila terjadi kehilangan albumin dalam urine lebih dari
300mg/hari. Keadaan ini dikenal sebagai makroalbuminuria atau nefropati
overt.

Secara klinis mikroalbuminuria merupakan petanda awal terjadinya disfungsi


endotel pembuluh darah ginjal sehingga adanya mikroalbuminuria merupakan
indikasi untuk skrining kemungkinan terjadinya PGD. Pasien DM yang
berkembang menjadi PGTA sebanyak 35%. Hal ini disebabkan adanya beberapa
faktor predisposisi yang mempengaruhi proses perkembangan PGTA seperti
faktor lingkungan, faktor genetik dan aspek gaya hidup pasien, faktor metabolik
dan kemampuan mengendalikan penyakit.
2. Fisiologi kebutuhan dasar

Defisiensi Insulin

Penurunan pemakaian klokusa oleh sel

Hiperglikemia

Glikosuria (urine mengandung gula)

Diuresis osmotik (kondisi meningkatnya keinginan


untuk buang air kecil akibat sisa gula darah berlebih
yang masuk ke tubulus ginjal)

Dehidrasi Risiko ketidakefektifan


volume cairan

Trombosis adalah pembentukan gumpalan


darah di dalam pembuluh darah

Atherosclerosis penyempitan dan pengerasan pembuluh darah


arteri akibat penumpukan plak di dinding pembuluh darah

mikrovaskuler adalah mikrovaskuler adalah


komplikasi yang menyerang komplikasi yang menyerang
pembuluh darah besar pembuluh darah kecil

Ekstrimitas
Retinopatik diabetik Ginjal

Ganggren
Gagal Ginjal
Gangguan penglihatan
Risiko kerusakan integrasi kulit
Kelebihan
Risiko cedera kornea volume
cairan.
No Diagnosis
NIC NOC
keperawatan
1 Kelebihan volume Terapi Hemodialisa HAL 433: Setelah dilakukan
cairan. HAL 183 1. Catat TTV, BB, Suhu, Nadi, tindakan keperawatan
Pernapasan dan Tekanan Terapi Hemodialisa
Faktor berhubungan: darah. selama 1 x 5 jam,
kelebihan asupan 2. Jelaskan prosedur kelebihan volumecairan
cairan Hemodialisa dan tujuannya. teratasi dengan kriteria
3. Gunakan Alat pelindung diri hasil:
Batasan untuk mencegah kontak 1. Berat Badan Pasien
karakteristik: langsung dengan darah menurun.
- Edema 4. Monitor TK, N, RR, T dan 2. Tidak ada tanda-tanda
- Penambahan respon pasien selama dialisa dehidrasi.
berat badan 5. Berikan Heparin sesuai 3. Pasien merasa
dalam waktu peraturan nyaman.
sangat singkat 6. Sesuaikan tekanan filtrasi 4. TTV pasien normal.
- Gelisah untuk membersihkan
- Penurunan sejumlah cairan dengan
hemoglobin cepat.
- Gangguan pola 7. Hindari mengukur TK di
napas lengan yang dekat fistula.
- Gangguan
tekanan darah
2 kerusakan integrasi Perawatan Kaki HAL: 367 Setelah di berikan terapi
kulit HAL 412 1. Periksa kulit untuk perawatan kaki maka di
mengetahui adanya iritasi. harapkan keadaan pasien
Faktor berhubungan: 2. Perikas sepatu pasien agar meningkat dalam
kelebihan volume dapat menggunakan dengan kreteria:
cairan tepat. 1. Tidak ada kemerahan
3. Oleskan lotion di area yang
Batasan 4. Bersikan kuku bermasalah.
karakteristik: 5. Disesuaikan dengan pasien 2. Tidak ada kulit mati.
- Kemerahan mengenai perawatan kaki 3. Tidak luka kotor
- Jaringan 6. Monitor tingkat hidras kaki ataupun luka bersih.
rusak 7. Monitor edema pada kaki 4. Pasien mampu
- Hematoma dan tungkai kaki berjalan tanpa ada
- Area lokal hambatan.
panas

Ketidakefektifan pola Manajement jalan napas HAL Setelah dilakukan


3
napas berhubungan: 186: tindakan keperawatan
keletihan otot 1. Posisikan pasien untuk Manajement jalan napas,
pernapasan. memaksimalkan ventilasi. sesak napas teratasi
2. Monitor status pernapasn dan dengan kriteria hasil:
saturasinya 1. Pasien tidak
3. Berikan pasien alat bantu menggunakan otot
napas (Non rebreathing napas lagi.
masak) dengan tekanan 2. Irama pernapasan
sesuai kebutuhan pasien. kembali normal.
4. Monitor TTV pasien. 3. Saturasi oksigen di
5. Instruksikan pasien untuk atas 95%
bernapas pelan dan dalam. 4. TTV pasien normal.
6. Regulasi asupan cairan untuk
mengoptimalkan
keseimbangan cairan
Daftar Pustaka

DeFronzo RA, (2016), Diabetic Nephropathy. In: Ellendberg & Rifkin’s DM,
5th ed. Connecticut: Appleton Lange. pp: 971-1008.

Hendromartono. (2018), Nefropati Diabetik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam. Edisi IV Jilid III, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI,
Jakarta, Hal. 1920-1923

Sundoyo, Ari W, dkk. (2012), Penyakit Ginjal Diabetik, dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi IV Jilid II, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
FKUI, Jakarta, Hal. 545-547.

Waspadji, S., (2012), Komplikasi Kronik DM: Pengenalan dan Penanganannya.


dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi ketiga, Gaya Baru, Jakarta, hal. 597-614.

You might also like