You are on page 1of 5

ACARA 4

INVENTARISASI TEGAKAN SEBELUM PENEBANGAN

( ITSP )

I. TINJAUAN PUSTAKA

Inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) adalah kegiatan


pencatatan, pengukuran dan penandaan pohon dalam areal blok kerja tahunan
dengan intensitas inventarisasi 100%. Kegiatan ITSP ini untuk mencari data
pohon inti, data pohon yang di lindungi, data pohon yang akan dipanen, dan data
kondisi areal kerja. ITSP bertujuan untuk mengetahui data penyebaran pohon
yang akan ditebang, termasuk dalam menetapkan produksi tahunan pada blok
kerja tahunan yang bersangkutan, menentukan arah jalan sarad, menentukan
jumlah dan kapasitas mesin atau tenaga kerja yang harus disiapkan, serta untuk
mendapatkan data komposisi pohon yang terdapat pada petak tersebut.
Pengelolaan hutan secara lestari memerlukan data dan informasi aktual mengenai
kondisi hutan yang berkaitan dengan tujuan dan rencana pengelolaan.

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mengetahui data potensi pohon yang ada di dalam kawasan survey,
meliputi jenis, jumlah dan volume pohon.
2. Mengetahui bentuk lapangan yang meliputi topografi, tanah dan badan
air dikawasan survey tersebut.

III. METODELOGI PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Minggu, 02 Oktober 2022
Waktu : 08.30 – 11.30 WITA
Tempat : KHDTK Samarinda (Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Khusus)
III.2 Alat dan Bahan
1. Alat
 Parang
 Phi band
 Meteran
 Tali Rafia
 Pita Survey
 Alat Tulis
 Kompas
 GPS Essensial
 Tongkat
 Clinometer
 Tally Sheet
 Avenza maps
2. Bahan

3.3 Prosedur Praktikum

Praktikum Inventarisasi tegakan sebelum penebangan dilakukan di Kawasan


Hutan Dengan Tujuan Khusus yang dikelola oleh Universitas Mulawarman,
Fakultas Kehutanan, pada tanggal 01 Oktober 2022, dengan langkah langkah
sebagai berikut :
1. Mempersiapkan Alat – alat yang akan digunakan di lapangan
2. Melakukan penentuan batas petak sebagai berikut :
a. Menentukan titik nol sebagai titik awal dalam pembuatan jalur
timber cruising.
b. Batas petak Utara – Selatan (sumbu Y) berfungsi sebagai kordinat,
dan batas petak Timur – Barat (sumbu X) berfungsi sebagai absis.
c. Penomoran jalur timber cruising dimulai dari angka 0 pada batas
petak Utara -Selatan sebelah kanan, dan berakhir pada nomor 19
sebelum batas petak berikutnya.
d. Tanda batas jalur di lapangan dibuat sejelas mungkin, pada lorong
batas jalur diusahakan tidak memotong/menebas permudaan dari
jenis-jenis pohon niagawi.
e. Pada tempat yang berbatasan dengan bagian-bagian hutan yang
dikecualikan dari kegiatan produksi, misalnya untuk areal hutan
wisata dan suaka alam/margasatwa, sumber mata air dan lain-lain,
harus diberi batas yang jelas dan diberi tanda khusus sesuai
peruntukannya. Tanda tanda khusus juga perlu dibuat pada tempat-
tempat yang mengandung batu galian tambang dan batuan lain yang
bernilai tinggi dan digambarkan pada cruising dan peta kerja.
3. Melakukan pelaksanaan timber cruising sebagai berikut :
a. Pembuatan petak ukur.
b. Pengukuran diameter pohon.
c. Pengukuran posisi pohon
1.) Posisi pohon ditentukan dengan menggunakan koordinat X dan
Y tiap PU (Petak Ukur), sehingga nilai X dan Y akan bernilai 0
sampai 20 m.
2.) Apabila PU terletak disebelah barat jalur maka nilai X akan
bernilai negative sementara apabila terletak di timur jalur
bernilai positif.
3.) Untuk nilai Y bernilai posistif jika jalur menuju utara, jika jalur
menuju selatan maka Y bernilai negatif.
d. Pengenalan jenis dengan menyebut jenis pohon yang ditemui
sepanjang jalur cruising dan menuliskan identitas pohon sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
e. Tata cara penomoran:
1.) Label merah bernomor digunakanuntuk pohon yang akan
ditebang (diameter 40cm up), diurut perjalur cruising, dipasang
dengan menggunakan stapler atau paku
2.) Label kuning bernomor digunakan untuk penandaan pohon inti
(diameter 20 sampai kurang dari 40 cm) dan pohon yang
dilindungi. Penomoran dilakukan per petak dan per jalur secara
urut. Dipasang dengan menggunakan paku Panjang 5 cm,
sepanjang 3cm masuk ke dalam kulit.
3.) Label dipasang menghadap sumbu jalur diisi dengan spidol
permanen warna hitam.
4.) Dalam penomoran pohon yang ditebang; pohon inti; dan pohon
yang dilindungi dibuat berurutan

IV. HASIL PRAKTIKUM

V. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
1.) Pada kegiatan ITSP ini, jumlah pohon yang di plot 100 meter x 100
meter ini adalah ... pohon.
2.) Pohon yang mendominasi dari plot tersebut adalah ....
3.) Keadaan lapangan yang meliputi topografi atau kontur, keadaan fisik
lapangan di dominasi oleh .....
b. Saran
Sebelum melakukan praktikum akan lebih baik apabila, praktikan lebih
memahami prosedur praktikum yang akan dilaksanakan, dan telah
membagi tugas nya masing masing secara jelas sehingga praktikum
dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, Nur. Mufidah Asy'ari dan Suyanto Suyanto. ( 2020 ). PEMBUATAN


APLIKASI MODIFIKASI ANDROID UNTUK KEGIATAN INVENTARISASI
TEGAKAN SEBELUM PENEBANGAN DI HUTAN BUKIT DAMAR
GUSANG KECAMATAN BATI-BATI

You might also like