This document summarizes the methodology for conducting pre-harvest forest inventory (ITSP). ITSP involves recording, measuring, and marking all trees within annual working blocks with 100% inventory intensity. It aims to obtain data on core trees, protected trees, harvestable trees, and forest condition. The methodology involves preparing equipment, delineating plot boundaries, measuring tree diameters and positions, identifying species, and numbering trees to be harvested, core trees, and protected trees sequentially. The results and conclusion summarize the dominant species and number of trees in a sample 100m x 100m plot, as well as the topography and physical condition of the field area. It recommends thoroughly understanding the procedures before conducting the inventory.
This document summarizes the methodology for conducting pre-harvest forest inventory (ITSP). ITSP involves recording, measuring, and marking all trees within annual working blocks with 100% inventory intensity. It aims to obtain data on core trees, protected trees, harvestable trees, and forest condition. The methodology involves preparing equipment, delineating plot boundaries, measuring tree diameters and positions, identifying species, and numbering trees to be harvested, core trees, and protected trees sequentially. The results and conclusion summarize the dominant species and number of trees in a sample 100m x 100m plot, as well as the topography and physical condition of the field area. It recommends thoroughly understanding the procedures before conducting the inventory.
This document summarizes the methodology for conducting pre-harvest forest inventory (ITSP). ITSP involves recording, measuring, and marking all trees within annual working blocks with 100% inventory intensity. It aims to obtain data on core trees, protected trees, harvestable trees, and forest condition. The methodology involves preparing equipment, delineating plot boundaries, measuring tree diameters and positions, identifying species, and numbering trees to be harvested, core trees, and protected trees sequentially. The results and conclusion summarize the dominant species and number of trees in a sample 100m x 100m plot, as well as the topography and physical condition of the field area. It recommends thoroughly understanding the procedures before conducting the inventory.
Inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) adalah kegiatan
pencatatan, pengukuran dan penandaan pohon dalam areal blok kerja tahunan dengan intensitas inventarisasi 100%. Kegiatan ITSP ini untuk mencari data pohon inti, data pohon yang di lindungi, data pohon yang akan dipanen, dan data kondisi areal kerja. ITSP bertujuan untuk mengetahui data penyebaran pohon yang akan ditebang, termasuk dalam menetapkan produksi tahunan pada blok kerja tahunan yang bersangkutan, menentukan arah jalan sarad, menentukan jumlah dan kapasitas mesin atau tenaga kerja yang harus disiapkan, serta untuk mendapatkan data komposisi pohon yang terdapat pada petak tersebut. Pengelolaan hutan secara lestari memerlukan data dan informasi aktual mengenai kondisi hutan yang berkaitan dengan tujuan dan rencana pengelolaan.
II. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui data potensi pohon yang ada di dalam kawasan survey, meliputi jenis, jumlah dan volume pohon. 2. Mengetahui bentuk lapangan yang meliputi topografi, tanah dan badan air dikawasan survey tersebut.
III. METODELOGI PRAKTIKUM
III.1 Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Minggu, 02 Oktober 2022 Waktu : 08.30 – 11.30 WITA Tempat : KHDTK Samarinda (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus) III.2 Alat dan Bahan 1. Alat Parang Phi band Meteran Tali Rafia Pita Survey Alat Tulis Kompas GPS Essensial Tongkat Clinometer Tally Sheet Avenza maps 2. Bahan
3.3 Prosedur Praktikum
Praktikum Inventarisasi tegakan sebelum penebangan dilakukan di Kawasan
Hutan Dengan Tujuan Khusus yang dikelola oleh Universitas Mulawarman, Fakultas Kehutanan, pada tanggal 01 Oktober 2022, dengan langkah langkah sebagai berikut : 1. Mempersiapkan Alat – alat yang akan digunakan di lapangan 2. Melakukan penentuan batas petak sebagai berikut : a. Menentukan titik nol sebagai titik awal dalam pembuatan jalur timber cruising. b. Batas petak Utara – Selatan (sumbu Y) berfungsi sebagai kordinat, dan batas petak Timur – Barat (sumbu X) berfungsi sebagai absis. c. Penomoran jalur timber cruising dimulai dari angka 0 pada batas petak Utara -Selatan sebelah kanan, dan berakhir pada nomor 19 sebelum batas petak berikutnya. d. Tanda batas jalur di lapangan dibuat sejelas mungkin, pada lorong batas jalur diusahakan tidak memotong/menebas permudaan dari jenis-jenis pohon niagawi. e. Pada tempat yang berbatasan dengan bagian-bagian hutan yang dikecualikan dari kegiatan produksi, misalnya untuk areal hutan wisata dan suaka alam/margasatwa, sumber mata air dan lain-lain, harus diberi batas yang jelas dan diberi tanda khusus sesuai peruntukannya. Tanda tanda khusus juga perlu dibuat pada tempat- tempat yang mengandung batu galian tambang dan batuan lain yang bernilai tinggi dan digambarkan pada cruising dan peta kerja. 3. Melakukan pelaksanaan timber cruising sebagai berikut : a. Pembuatan petak ukur. b. Pengukuran diameter pohon. c. Pengukuran posisi pohon 1.) Posisi pohon ditentukan dengan menggunakan koordinat X dan Y tiap PU (Petak Ukur), sehingga nilai X dan Y akan bernilai 0 sampai 20 m. 2.) Apabila PU terletak disebelah barat jalur maka nilai X akan bernilai negative sementara apabila terletak di timur jalur bernilai positif. 3.) Untuk nilai Y bernilai posistif jika jalur menuju utara, jika jalur menuju selatan maka Y bernilai negatif. d. Pengenalan jenis dengan menyebut jenis pohon yang ditemui sepanjang jalur cruising dan menuliskan identitas pohon sesuai dengan ketentuan yang berlaku e. Tata cara penomoran: 1.) Label merah bernomor digunakanuntuk pohon yang akan ditebang (diameter 40cm up), diurut perjalur cruising, dipasang dengan menggunakan stapler atau paku 2.) Label kuning bernomor digunakan untuk penandaan pohon inti (diameter 20 sampai kurang dari 40 cm) dan pohon yang dilindungi. Penomoran dilakukan per petak dan per jalur secara urut. Dipasang dengan menggunakan paku Panjang 5 cm, sepanjang 3cm masuk ke dalam kulit. 3.) Label dipasang menghadap sumbu jalur diisi dengan spidol permanen warna hitam. 4.) Dalam penomoran pohon yang ditebang; pohon inti; dan pohon yang dilindungi dibuat berurutan
IV. HASIL PRAKTIKUM
V. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan 1.) Pada kegiatan ITSP ini, jumlah pohon yang di plot 100 meter x 100 meter ini adalah ... pohon. 2.) Pohon yang mendominasi dari plot tersebut adalah .... 3.) Keadaan lapangan yang meliputi topografi atau kontur, keadaan fisik lapangan di dominasi oleh ..... b. Saran Sebelum melakukan praktikum akan lebih baik apabila, praktikan lebih memahami prosedur praktikum yang akan dilaksanakan, dan telah membagi tugas nya masing masing secara jelas sehingga praktikum dapat berjalan dengan efisien dan efektif. DAFTAR PUSTAKA