You are on page 1of 2

AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR

A. Materi Aktivitas "Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik"


Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan
murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu
mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Reviu materi video ini mengajak Ibu dan Bapak
Guru merefelksikan kekuatan dan kelemahan yang kita punyai, lalu bagaimana kita dapat
mengelola apa yang kita miliki tersebut untuk berperan mendidik murid-murid kita.
Dengan menjadi guru, hadir setiap hari untuk murid-murid, hadir untuk terus menambah
kapasitas diri, misalnya melalui media microlearning ini, kita telah menyadari kebutuhan
untuk terus belajar secara mandiri. Apapun profesi yang dijalani, kita memang perlu terus
belajar. Demikian juga dengan peran kita sebagai pendidik/guru. Kita perlu terus belajar agar
bisa menghantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka. Dengan
kesadaran untuk terus belajar secara mandiri, kita telah mengatur diri sendiri. Ini adalah
bagian dari perjalanan kita menjadi manusia merdeka.
Menurut Ki Hajar Dewantara, Manusia Merdeka adalah manusia yang bersandar pada
kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung pada orang lain. Jika kita
mengharapkan murid-murid kita kelak menjadi pribadi yang mandiri dan merdeka, tentunya
penting untuk mengenal diri, berdaya untuk menentukan tujuan dan kebutuhan belajarnya
yang relevan dan kontekstual terhadap diri dan lingkungannya.

B. Apa peran saya sebagai guru

Apa Peran Saya Sebagai Guru


Tidak dipungkiri bahwa peran guru amatlah penting bagi perkembangan murid.
Manusia memiliki dua kebutuhan dasar yaitu kebutuhan lahir dan batin. pendidikan
seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Bagaimana peran pendidik dalam
memenuhi kebutuhan lahir dan batin peserta didik untuk mencapai selamat dan bahagia?
Apakah cara mendidik dan mengajar kita sudah memenuhi kebutuhan murid tersebut?
Sebagai pendidik yang bertanggung jawab untuk mendampingi tumbuh kembang murid,
tentu harus memperhatikan beberapa hal terkait latar belakang muridnya. Dalam melakukan
pembelajaran di kelas, perlu diperhatikan 3 hal terkait perbedaan latar belakang muridnya,
yaitu: Kodrat keadaan, kodrat alam dan kodrat zaman.
Asas Trikon dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju pembelajaran yang berpihak
kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan konsentris) guru dapat merancang
pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa. Seorang
pendidik harus memahami asas Trikon dan praktiknya dalam pembelajaran.

C. Materi Aktivitas "Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya"


Murid seringkali terinspirasi dari Ibu dan Bapak gurunya. Tentu sebagai guru, kita ingin
memberikan pengaruh-pengaruh yang baik di masa depan murid. Reviu materi video ini
mengajak kita memproyeksikan menjadi guru seperti apa di masa depan?
Ibu dan bapak guru salam dan bahagia, sebelum kita melanjutkan pembelajaran memahami
lebih lanjut soal Merdeka Belajar sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, kali ini kita
akan mengenang kembali pengalaman kita dimasa sekolah untuk bersama-sama
merefleksikan sosok guru yang kita cita-citakan.

Mampukah kita menjadi seorang pendidik berorientasi pada anak, dengan melayani segala
bentuk kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-beda?. Siapkah kita untuk memberi
kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan ide/bakat/minat, berpikir kreatif, dengan
tuntunan dan arahan dari kita supaya siswa kehilangan arah?. Maka hal itu akan terjawab
setelah kita mampu menjawab pertanyaan, “Ingin menjadi guru seperti apakah saya?”.

Teori konvergen ini berpendapat bahwa hal yang dominan dalam pendidikan anak adalah
faktor bawaan atau hereditas. Dalam hal ini setiap anak membawa potensi yang diperoleh
secara genetis dari pendahulunya termasuk ayah dan ibunya. Fungsi pendidikan adalah
mengembangkan potensi bawaan anak yang positif dan menyamarkan potensi bawaan anak
yang negatif.
Dalam materi Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia ini ada 3 poin penting yang kita
pelajari yaitu selamat dan bahagia, Sistem Among dan Merdeka Belajar Abad 21.
Pendidikan seharusnya dapat mengantarkan peserta didik untuk keselamatan dan kebahagiaan
hidupnya. Pendidik tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi mendorong murid untuk
menemukan pemahaman bermakna yang relevan dengan kehidupannya.
Sistem Among yang diciptakan Ki Hajar Dewantara yaitu: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing
Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani.
Ing Ngarsa Sung Tuladha, berarti sebagai pendidik harus bisa menjadi teladan yang baik
terkait sikap dan budi pekertinya sehari-hari terhadap peserta didik.
Ing Madya mangun Karsa, berarti sebagai pendidik harus bisa membangun semangat kepada
peserta didik untuk giat belajar dan berbuat kebaikan.
Tut Wuri Handayani, berarti sebagai pendidik harus bisa memberikan dorongan kepada
peserta didik untuk belajar hal-hal yang bermanfaat.

You might also like