You are on page 1of 26

SEJARAH HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN

Disusun guna memenuhi tugas portofolio sekolah

Guru Pembimbing :
Dewi Sitepu

Oleh:
Mayer Gleneagles Tampubolon
KELAS XII MIA 3
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Sejarah Huria Kristen Batak Protestan."

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Sitepu selaku guru Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen yang telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga makalah ini
mampu memberikan pengetahuan tentang sejarah Huria Kristen Batak Protestan.

Balige, Sabtu, 19 November 2022

Mayer Gleneagles Tampubolon

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
A.Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B.Rumusan Penelitian……………………………………………………..
C.Tujuan Penelitian…………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
A.Sejarah Gereja…………………..............................................................
A.a.Pengertian Gereja secara umum …………………………………….
A.b.Pengertian Gereja secara khusus……………………………………..
A.c.Sejarah berdirinya Gereja Huria Kristen Batak Protestan…………….
B.Misi Pelayanan…………………..............................................................
B.a.Pelayanan Marturia ………………………………………
B.b.Pelayanan Koinonia………………………………………..
B.c.Pelayanan Diakonia ………………………………………
B.d.Kegiatan Kegiatan yang dilaksanakan Gereja………………………
C.Zending/ Misi Pelayanan Gereja …………………...................................
D.Struktur Gereja Huria Kristen Batak Protestan…………………………
BAB III: MISI PELAYANAN MENURUT ALKITAB
A.Pelayanan Marturia menurut Alkitab……………………………...
B.Pelayanan Koinonia menurut Alkitab………………………………
C.Pelayanan Diakonia menurut Alkitab……………………………….
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan……………………………………………………………….
B.Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Penetapan hari jadi HKBP tanggal 7 Oktober 1861 memiliki makna sejarah dan teologis yang
mendalam. Tanggal 7 Oktober 1861 menjadi titik balik sejarah penginjilan dan sejarah gereja HKBP.
Sejarah penginjilan dan sejarah gereja adalah ibarat dua sisi dari satu mata uang yang sama. Gereja
tanpa penginjilan bukanlah gereja. Itulah sebabnya peristiwa 7 Oktober 1861 diartikan dan dimaknai
dari dua segi, yakni penginjilan dan gereja.

Hasil penginjilan di Tanah Batak adalah agama Kristen atau Kekristenan yang didalamnya
terdapat sejumlah jemaat atau “pargodungan “ (setasi sending dan sekaligus huria/ jemaat). Jemaat-
jemaat tersebut sejak awal sudah diarahkan akan membentuk sebuah gereja sending yang kelak
menjadi sebuah gereja yang mandiri dari sending.

Pada awalnya tanggal 7 Oktober 1861 adalah titik balik penginjilan dari lembaga sending
Rhein di dunia ini. Karena jauh sebelum tahun 1861 sending Rhein telah membuka daerah
penginjlannya di Namibia – Afrika Selatan, Cina, Kalimantan dan di Afrika Utara. Tetapi sejak 7
Oktober 1861 dibuka suatu daerah penginjilan baru di Sumatera, “Bataklanden” atau Tanah Batak.
Daerah penginjilan baru ini di beri nama “ Battamission” yang kemudian disebut “ Batak mission “
atau “Mission – Batak “. Tanggal lahir Batak Mission di tentukan pada 7 Oktober 1861 bertepatan
dengan tanggal dari rapat pertama para penginjill utusan RMG di Tanah Batak.

Pemaknaan sedemikian juga telah dijemaatkan oleh para pelaku sejarah “Batakmission “ sejak
1905 : tanggal 7 Oktober 1861 adalah hari jadi “Batak Mission“ di Tanah Batak. Tanggal tersebut
sejak 1936 dimaknai oleh HKBP sebagai hari jadi HKBP sebagaimana termaktub dalam buku
Jubileum 75 tahun HKBP: 1861-1936. Buku jubileum tersebut adalah hasil karya tulis majelis pusat
HKBP 1936.43 Lembaga pengiilan RMG terpaksa mengakhiri pelayananya di Tanah Batak 1940
akibat perang dunia II. Pada tahun 1949 lembaga penginjilan RMG menyerahkan secara resmi seluruh
assetnya di Tanah Batak kepada HKBP sebagai lembaga kegerejaan hasil penginjilan lembaga
Pekabaran Injil RMG.

Jumlah utusan yang hadir pada sinode 2004 adalah dari 523 resort dan 13 resort persiapan.
Pada sinode 2008 jumlah utusan yang hadir adalah 106748 dari 616 resort dan 2 resort persiapa.
Tentang jumlah anggota jemaat HKBP hingga saat ini masih bersifat dugaan. Antara 1998-2011
HKBP memberikan jumlah anggota jemaat 3.000.000 dan 5.000.000 juta jiwa. Dalam buku
“Mengembalikan Jati Diri HKBP”, Ephorus HKBP Pdt. Dr. Bonar Napitupulu membubuhkan angka
4,1 juta anggota jemaat HKBP yang tersebar dalam 26 distrik, 614 resort ditambah 14 persiapan resort
dan 3.226 jemaat.49 Sementara dalam statistik keanggotaan gereja-gereja Lutheran, bLWF (Lutheran
World Federtion) memberikan angka 3,5 juta anggota jemaat HKBP. Ketidakpastian jumlah anggota
jemaat HKBP dalam statistiknya tidak meragukan publik, bahwa HKBP masih merupakan gereja
protestan yang terbesar di Asia Tenggara.

4
B.Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian tentang Sejarah Huria Kristen Batak Protestan  di atas
maka bisa dirumuskan beberapa masalah berikut ini:
1.Bagaimana sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan?
2.Apa Misi Pelayanan gereja Huria Kristen Batak Protestan baik secara marturia, koinonia,
diakonia?
3.Apa pengertian gereja secara umum maupun khusus?
4.Apa saja kegiatan kegiatan yang dilaksanakan Gereja Huria Kristen Batak Protestan?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang disesuaikan dengan rumusan masalah adalah sebagai berikut.
1. Untuk Memahami Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan
2.Untuk mengetahui misi pelayanan Gereja Huria Kristen Batak Protestan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A.Sejarah Gereja

Gereja mula-mula
Gereja dimulai 40 hari sesudah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30-34 Masehi). Yesus sudah berjanji
bahwa Dia akan mendirikan gerejaNya (Matius 16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada
hari Pentakosta (Kisah 2:1-4), "Gereja" (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara resmi dimulai. Tiga ribu
orang yang menerima khotbah Simon Petrus pada hari itu dan memilih untuk mengikuti Kristus dengan
cara dibaptiskan.[10]
Petobat-petobat pertama kepada kekristenan adalah orang-orang Yahudi atau penganut-
penganut Yudaisme, dan gereja, yaitu persekutuan orang-orang yang mengaku Kenabian Yesus itu,
berpusat di Yerusalem. Karena itu kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama
seperti orang-orang Farisi, Saduki, atau Eseni. Namun, apa yang dikhotbahkan para rasul berbeda
secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok Yahudi lainnya. Yesus diberitakan
sebagai "Mesias" atau Juruselamat orang Yahudi, yaitu Raja yang Diurapi, yang telah dinubuatkan
kedatangannya untuk menggenapi Hukum Taurat[11] dan mendirikan Perjanjian Baru yang berdasarkan
pada kematianNya.[12] Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka telah membunuh Mesias mereka sendiri,
membuat banyak pemuka Yahudi menjadi marah, dan beberapa orang, seperti Saul, yang kemudian
dikenal sebagai Paulus, dari Tarsus, mengambil tindakan untuk memusnahkan “Jalan” itu.[13] sebelum ia
sendiri akhirnya menjadi penganut Kristus yang sangat gigih.
Periode gereja mula-mula dimulai sejak kurang lebih tahun 33 dengan pelayanan
rasul Petrus, Paulus dan lain-lainnya dalam memberitakan kisah Yesus hingga bertobatnya
Kaisar Konstantinus I pada tahun 325. Pada periode ini gereja dan orang-
orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, tetapi para Bapa gereja mulai
menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan
diatasi.
Tidak lama setelah Pentakosta, pintu gereja terbuka kepada orang-orang bukan Yahudi.
Penginjil Filipus berkhotbah kepada orang-orang Samaria, [14] dan banyak dari mereka yang percaya
kepada Kristus. Rasul Petrus berkhotbah kepada rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang
Yahudi[15] dan mereka juga menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja)
memberitakan Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, sampai ke Roma sendiri [16] dan bahkan mungkin
sampai ke Spanyol.[17]
Pada tahun 70, tahun di mana Yerusalem dihancurkan, kitab-kitab Perjanjian Baru telah lengkap dan
beredar di antara gereja-gereja. Untuk 240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh Roma,
kadang secara acak, kadang atas perintah pemerintah.
Pada abad kedua dan ketiga, kepemimpinan gereja mejadi makin hierakis seiring dengan peningkatan
jumlah. Beberapa ajaran sesat diungkapkan dan ditolak pada zaman ini, dan kanon Perjanjian Baru
disepakati. Penganiayaan terus meningkat.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat

35 Stefanus Yerusalem

Stefanus mati syahid dan menjadi martir Kristen pertama. Paulus


bertobat.

Paulus dari
46 Asia Minor
Tarsus

6
Paulus memulai perjalanan misinya dan menulis surat-suratnya.

64 Kaisar Nero Roma


Kebakaran hebat terjadi di Roma. Kaisar Nero menyalahkan orang
Kristen dan menimbulkan penganiayaan

Lihat pula: Penganiayaan terhadap orang Kristen

Setelah kematian dan kebangkitan Yesus, para Rasul diberi tugas untuk memberitakan Injil dan
menceritakan tentang kabar keselamatan kepada semua orang "sampai ke ujung bumi". Kekaisaran
Romawi pada waktu itu membenci dan takut dengan ajaran Kristen yang menyerukan kepada semua
orang supaya jangan takut kepada pemerintah duniawi yang sementara, melainkan takut kepada
pemerintahan surgawi yang akan datang kelak.
Kaisar Nero bersama-sama dengan kaisar-kaisar pendahulunya maupun sesudahnya melakukan
penganiayaan, membunuh, memenjarakan, menyiksa, menjadikan orang Kristen umpan singa
di collosseum; namun hal-hal tersebut tidak menyurutkan niat gereja mula-mula untuk berkembang dan
semakin bertambah jumlah orang yang percaya kepada Yesus. Pada akhirnya, Nero membakar kota
Roma dan menyalahkan hal tersebut kepada orang-orang Kristen yang disebutnya ra dikal sehingga
membuat penduduk Romawi semakin marah terhadap orang Kristen.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat

Titus Flavius
70 Yerusalem
Vespasianus
Titus menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah. Perpecahan
antara kekristenan dan penganut agama Yahudi (Judaisme)

Lihat pula: Perang Yahudi-Romawi

Pada tahun 66, ketika kerusuhan menentang Gessius Florus - wakil Roma yang merampas benda-benda
perak Bait Allah - merebak, ia mengirim pasukan ke Yerusalem untuk menyalib dan membantai sejumlah
orang Yahudi. Tindakan Florus ini memicu meledaknya pemberontakan yang selama ini merupakan api
dalam sekam.
Pada abad sebelumnya, Roma tidak pernah menangani orang-orang Yahudi dengan baik. Pertama,
Roma telah mendukung Herodes Agung, perampas kekuasaan yang dibenci. Arkhelaus, putra dan
penerus Herodes, adalah pemimpin yang keji sehingga rakyat meminta pertolongan Roma untuk
menggantinya. Roma pun menolong mereka dengan mengirimkan sejumlah Gubernur secara bergilir
– Pontius Pilatus, Feliks, Festus, dan Florus. Tugas mereka menjaga ketenteraman di daerah yang tidak
stabil itu.
Di Yerusalem, kepala Bait Allah menyatakan pemberontakan terbuka melawan Roma dengan
menghentikan persembahan harian untuk Kaisar. Tidak lama kemudian seluruh Yerusalem menjadi
rusuh; pasukan Romawi diusir dan dibunuh. Yudea memberontak, kemudian Galilea. Untuk sementara
waktu tampaknya orang-orang Yahudi unggul.
Cestius Gallus, Gubernur Romawi untuk daerah itu berangkat dari Siria dengan 20.000 tentara. Ia
menguasai Yerusalem selama enam bulan namun gagal dan kembali. Ia meninggalkan 6.000 tentara
Romawi yang tewas dan sejumlah besar persenjataan yang dipungut dan dipakai orang-orang Yahudi.
Kaisar Nero mengirim Vespasianus, seorang jenderal yang dianugerahi banyak bintang jasa, untuk
meredam pemberontakan. Vespasianus pun melumpuhkan kelompok pemberontak tersebut secara
bergilir. Ia memulainya di Galilea, kemudian di Transyordania, dan berikutnya di Idumea. Setelah itu, dia
mengepung Yerusalem. Akan tetapi sebelum merebutYerusalem, Vespasianus dipanggil pulang ke
Roma, karena Kaisar Nero mati dibunuh. Pergumulan untuk mencari pengganti Nero berakhir dengan

7
keputusan Senat Romawi untuk menjadikan Vespasianus sebagai Kaisar. Titah kekaisaran pertamanya
ialah penunjukan anaknya, Titus, untuk memimpin Perang Yahudi.
Ketika pengepungan Yerusalem sedang berlangsung, penduduk kota pun satu demi satu mati karena
kelaparan dan wabah penyakit. Akhirnya, orang-orang Romawi merobohkan tembok lapisan luar,
kemudian lapisan kedua dan akhirnya yang ketiga. Namun orang-orang Yahudi masih berperang sambil
merangkak menuju Bait Allah sebagai garis pertahanan terakhir. Sejarawan Romawi-Yahudi, Flavius
Yosefus (37-100 M) menjelaskan bahwa Titus ingin melindungi Bait Allah tersebut, tetapi prajurit-
prajuritnya begitu marah terhadap musuh mereka sehingga mendorong mereka membakar Bait Allah.
Pemberontakan orang-orang Yahudi ini pada abad pertama dan awal abad ke-2 M menandai berakhirnya
negara Yahudi yang baru ada lagi pada zaman modern (tahun 1948).
Penghancuran Bait Allah (yang dipugar Herodes) mengubah tata cara peribadahan orang-orang Yahudi.
Mereka tidak lagi mempersembahkan korban sembelihan, tetapi memilih dan
mengutamakan sinagoge yang didirikan pendahulu mereka ketika Bait Allah (yang didirikan Salomo)
dihancurkan orang-orang Babel pada tahun 586 SM.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat

Ignatius dari
110 Antiokhia
Antiokhia

Ignatius dari Anthiokhia mati martir.

Yustinus
150 Yudea
Martir Yustinus Martir menulis Liber Apologeticus - buku apologetik
Kristen pertama]], yang membantu memajukan usaha kekristenan
untuk menjawab filsafat-filsafat lainnya

Lihat pula: Penulis Kristen

Sejak awal, gereja berperan di dua dunia yang berbeda, dunia orang Yahudi dan dunia non-Yahudi. Kisah
Para Rasul menggambarkan lambannya dan kadang-kadang sakitnya perkembangan kekristenan di
kalangan orang-orang bukan Yahudi. Petrus dan Stefanus mengadakan pekabaran Injil kepada orang-
orang Yahudi, sedangkan Paulus kepada filsuf-filsuf Athena dan para penguasa Romawi.
Menjelang pertengahan abad kedua, di bawah pemerintahan yang adil oleh para kaisar
seperti Trajanus, Antoninus Pius dan Marcus Aurelius, gereja mulai membuka diri pada dunia luar untuk
meyakinkan keberadaannya. Yustinus menjadi salah seorang apologist (orang yang mempertahankan
pendiriannya dalam argumentasi) Kristen pertama, yang menjelaskan imannya sebagai sistem yang
masuk akal. Bersama-sama penulis lain, seperti Origenes dan Tertulianus, ia menafsirkan kekristenan
dalam istilah-istilah yang mudah dikenal orang-orang Yunani dan Romawi terpelajar pada masa itu.
Karya tulis Yustinus, "Apologi Pertama", ditujukan pada Kaisar Antoninus Pius (dalam bahasa Yunani
berjudul Apologia, yaitu suatu kata yang mengacu pada logika yang menjadi dasar kepercayaan
seseorang).
Di samping menulis, Yustinus mengadakan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanannya ia selalu
berargumentasi tentang iman yang diyakininya. Di Efesus, ia bertemu dengan Tryfo. Di Roma, ia
bertemu Marcion, pemimpin Gnostik. Pada suatu perjalanannya ke Roma, ia pernah bersikap tidak ramah
terhadap seseorang yang bernama Crescens, seorang Cynic. Ketika Yustinus kembali ke Roma pada
tahun 165, Crescens mengadukannya kepada penguasa atas tuduhan me mfitnah. Yustinus pun
ditangkap, disiksa dan akhirnya dipenggal kepalanya bersama-sama enam orang percaya lainnya.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat

8
156 Polikarpus Smyrna
Uskup Polikarpus yang berusia 86 tahun menjadi martir yang menjadikan
orang Kristen semakin berdiri teguh di bawah penganiayaan

Lihat pula: Martir Kristen

Orang-orang Romawi percaya bahwa roh kaisar ilahi adanya. Bagi orang Romawi pada umumnya,
dengan sejumlah dewa, menyembah kaisar bukanlah masalah. Mereka melihat hal itu sebagai loyalitas
kebangsaan. Namun orang-orang Kristen menolak karena tahu bahwa itu adalah penyembahan berhala.
Polikarpus, uskup yang disegani di kota itu, diburu oleh prajurit Smyrna. Para prajurit itu sudah mengirim
orang-orang Kristen lainnya untuk dibunuh di arena, kini mereka menghendaki sang pemimpin.
Di hadapan gubernur Romawi yang berjanji membebaskannya asalkan ia menghujat Kristus, ia
mengatakan kalimat terakhirnya yang terkenal, "Selama delapan puluh enam tahun aku telah mengabdi
kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Raja [Kristus] yang telah
menyelamatkanku?"
Gubernur Romawi menitahkan agar ia dibakar hidup-hidup. la diikat pada sebuah tiang dan dibakar.
Namun, menurut seorang saksi mata, badannya tidak termakan api. "la berada di tengah, tidak seperti
daging yang terbakar, tetapi seperti roti di tempat pemanggangan, atau seperti emas atau perak
dimurnikan di atas tungku perapian. Kami mencium aroma yang harum, seperti wangi kemenyan atau
rempah mahal." Ketika seorang algojo menikamnya, darah yang mengalir memadamkan api itu.
Kisah ini tersebar ke jemaat-jemaat di seluruh kekaisaran. Pada zaman Polikarpus, yang dibutuhkan
hanyalah kesetiaan. Ia setia sampai mati. Dalam kurun waktu satu setengah abad berikutnya, ratusan
martir menuju kematian mereka dengan setia, dan banyak di antara merek a maju dengan semangat. Ini
didasarkan pada laporan saksi mata uskup Smyrna itu.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat

177 Irenaeus Lyons

Ireneus menjadi Uskup Lyons dan memerangi ajaran-ajaran sesat yang


merundung gereja

Lihat pula: Gnostisisme

Tidak banyak yang diketahui tentang Irenaeus, seorang penentang Gnostisisme pada akhir abad kedua.
Mungkin ia dilahirkan di Asia Kecil lebih kurang pada tahun 125. Perdagangan yang lancar antara Asia
Kecil dan Gaul (Prancis) memberi peluang bagi orang-orang Kristen untuk membawa agamanya ke
Prancis, tempat mereka mendirikan sebuah gereja yang mapan di kota Lyons.
Ireneus diangkat menjadi uskup untuk menggantikan uskup yang terbunuh. Ketika itu terdapat banyak
orang yang telah menganut Gnostisisme di Prancis. Penyebaran aliran ini sangat pesat karena kaum
Gnostis menggunakan istilah orang-orang Kristen — meskipun mereka memberikan interpretasi yang
berbeda secara radikal.
Setelah uskup Lyons itu mempelajari ajaran sesat itu, ia menulis "Melawan Ajaran Sesat", suatu karya
besar yang membeberkan kebodohan "ajaran yang secara keliru disebut Gnostik" tersebut. Dengan
menyitir gambaran dari Perjanjian Lama dan Baru, ia membuktikan bahwa ajaran yang mereka sebarkan
adalah salah dan tidak alkitabiah.
Sepanjang hidupnya, Ireneus dengan gembira mengenang perkenalannya dengan Polikarpus, yang
pernah akrab dengan Rasul Yohanes. Jadi, tidaklah mengherankan bahwa ia berpegang pada
keabsahan para rasul ketika ia menolak paham Gnostik. Sang uskup menegaskan bahwa para rasul
mengajar di tempat-tempat umum dan tidak ada satu pun yang dirahasiakan. Di seluruh kekaisaran,

9
gereja-gereja berpegang pada ajaran-ajaran yang hanya disampaikan para rasul Kristus, dan hanya inilah
satu-satunya dasar keyakinan. Ireneus menyatakan bahwa para uskup yang merupakan pelindung iman
Kristen adalah penerus para rasul. Dengan demikian, ia telah mengangkat martabat para uskup. Dalam
bukunya "Melawan Ajaran Sesat", Ireneus menetapkan standar bagi teologi gereja. Semua kebenaran
yang kita butuhkan sudah tercantum dalam Alkitab. Ia juga membuktikan bahwa dirinya adalah seorang
teolog terbesar semenjak Rasul Paulus. Argumentasinya yang tersebar luas merupakan pukulan besar
bagi aliran Gnostik pada masanya.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat

Tertulianu
196 Kartago
s
Tertulianus mulai menulis tulisan-tulisannya yang menjadikannya digelari
"Bapak Teologi Latin"

Lihat pula: Tritunggal

Tertulianus lahir di Kartago, dengan nama Quintus Septimius Florens Tertullianus, ia dibesarkan dalam
keluarga berkebudayaan kafir (pagan) serta terlatih dalam kesusasteraan klasik, penulisan orasi, dan
hukum. Pada tahun 196 ketika ia mengalihkan kemampuan intelektualnya pada pokok-pokok Kristen, ia
mengubah pola pikir dan kesusasteraan gereja di wilayah Barat. Ia memperkenalkan istilah "Trinitas" (dari
kata yang sama dalam bahasa Latin) dalam perbendaharaan kata Kristen; sekaligus kemungkinan,
merumuskan "Satu Allah, Tiga Pribadi".
Ketika orang-orang Kristen Yunani masih bertengkar tentang keilahian Kristus serta hubunganNya
dengan Allah Bapa, Tertulianus sudah berupaya menyatukan kepercayaan itu dan menjelaskan posisi
ortodoks. Maka, ia pun merintis formula yang sampai hari ini masih kita pegang: Allah adalah satu hakikat
yang terdiri dari tiga pribadi.
Ketika dia menyiapkan apa yang menjadi doktrin Trinitas, Tertulianus tidak mengambil terminologinya dari
para filsuf, tetapi dari Pengadilan Roma. Kata Latin substantia bukan berarti "bahan" tetapi "hak milik".
Arti kata persona bukanlah "pribadi", seperti yang lazim kita gunakan, tetapi merupakan "suatu pihak
dalam suatu perkara" (di pengadilan). Dengan demikian, jelaslah bahwa tiga personae dapat berbagi
satu substantia. Tiga pribadi (Bapa, Putra dan Roh Kudus) dapat berbagi satu hakikat (kedaulatan ilahi).

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat

205 Origenes Alexandria

Origenes dari Afrika Utara yang sangat bertalenta memulai tulisannya


yang berpengaruh. Ia mengepalai sekolah katekisasi di Alexandria

Pada awalnya, kekristenan dicemooh sebagai agama orang-orang miskin dan tidak terpelajar, dan
memang sesungguhnya banyak penganutnya datang dari kalangan rendah. Namun menjelang abad
ketiga, cendekiawan terhebat pada masa itu adalah seorang Kristen. Baik kafir, penganut ajaran sesat
maupun orang Kristen, semuanya mengagumi cendekiawan yang bernama Origenes tersebut. Ia
mempunyai pengetahuan luas dan ilmu yang tinggi, yang berpengaruh penting bagi pemikiran Kristen di
kemudian hari.
Origenes lahir di Alexandria pada tahun 185. Ia berasal dari keluarga Kristen yang saleh. Setelah
ayahnya mati martir, Origenes pun mulai menanggulangi keadaan dengan bekerja sebagai guru sastra
Yunani dan penyalin naskah. Karena hanyak di antara cendekiawan senior telah meninggalkan
Alexandria dalam gelombang penyiksaan, maka sekolah katekisasi Kristen sangat membutuhkan tenaga
pengajar. Pada usianya yang kedelapan belas, Origenes pun memangku jabatan kepala sekolah di
sekolah katekisasi tersebut dan memulai karier mengajarnya yang panjang, termasuk belajar dan
menulis.

10
Sebagai seorang penulis yang sangat produktif Origenes dapat membuat tujuh sekretarisnya sibuk
dengan diktenya. Ia telah menghasilkan lebih dari dua ribu karya, termasuk tafsiran-tafsiran atas setiap
kitab dalam Alkitab serta ratusan kotbah. Di antara karyanya yang terkenal adalah Heplaxa, "Melawan
Celsus", "Atas Prinsip Pertama", serta karya-karya lainnya.
Origenes juga tidak terlepas dari kesalahan, yang paling mencolok adalah ajaran Plato yang banyak ia
ambil. Karena kesalahan-kesalahan semacam ini, maka Uskup Demetrius dari Aleksandria mengadakan
sidang yang mengekskomunikasi Origenes dari gereja. Meskipun Gereja Roma dan Barat menerima
ekskomunikasi ini, tetapi Gereja di Palestina dan sebagian besar Gereja Timur tidak menerimanya.
Mereka masih mencari Origenes karena pengetahuan, kebijaksanaan dan kecendekiawanannya.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat

251 Siprianus Kartago

Siprianus, uskup dari Kartago menerbitkan hasil karyanya yang penting


tentang "Persatuan di Dalam Gereja." Ia menjadi martir pada tahun 258

Lihat pula: Kepausan
Siprianus, seorang kaya dan berbudaya, yang lahir, sekitar tahun 200 dalam keluarga kafir. Ketika ia
menjadi Kristen, ia menanggalkan pola hidup lamanya, membagi-bagikan uang dan hartanya kepada
orang miskin, serta bersumpah akan hidup suci. Di tengah-tengah gereja yang belum memiliki kesatuan,
ia mencoba menyatukan orang-orang Kristen melalui kuasa para uskup.
Akibat ketatnya peraturan gereja yang melarang penerimaan kembali orang Kristen yang telah "murtad",
seorang imam bernama Novatus memulai sebuah gereja saingan yang memberi kesempatan bagi orang-
oring murtad itu menjadi anggotanya. Siprianus merumuskan ini sebagai sistem berskala — semakin
besar dosanya, maka semakin lama pula masa penyesalannya. Idenya mendapat sambutan dan menjadi
disiplin Gereja paling kuat — yang kadang-kadang disalahgunakan.
Siprianus tidak setuju dengan perpisahan ini. Ia yakin bahwa orang percaya sejati harus menjalani
hukuman untuk menebus dosa, untuk membuktikan imannya. Pada tahun 251 Siprianus
mengadakan konsili di Kartago dan di situlah ia membacakan karyanya, "Persatuan di dalam gereja",
karyanya yang terkenal dan yang sangat berpengaruh dalam sejarah gereja. Gereja, katanya, adalah
lembaga ilahi, yaitu mempelai Kristus, dan hanya ada satu mempelai. Hanya di dalam gereja manusia
akan mendapatkan keselamatan, di luar itu yang ada hanyalah kegelapan dan kebingungan. Di luar
gereja, sakramen dan para rohaniwan — bahkan Alkitab — tidak ada artinya. Seseorang, secara pribadi,
tidak dapat menjalankan kehidupan Kristen melalui kontak langsung dengan Allah; ia membutuhkan
gereja.
Dengan diterimanya ide ini, tentu saja, para uskup mendapat kuasa lebih besar. Siprianus juga
mencetuskan ide bahwa misa adalah pengorbanan tubuh dan darah Kristus. Karena para imam
menjalankan fungsinya dalam ibadah atas nama Kristus, maka hal ini pun meningkatkan kuasa mereka.
Karena terancam perpecahan, gereja pada masa Cyprianus berpegang pada ide-idenya. Uskup tersebut
tentunya tidak menduga bahwa sebagai akibat dari cara-cara yang dirintisnya untuk mempersatukan
gereja, akhirnya pada Abad Pertengahan beberapa uskup yang rakus dan tidak bermoral menggunakan
kuasanya untuk kepentingan pribadi ketimbang untuk hal-hal rohani. Struktur hierarki yang
menciptakan "persatuan" juga telah menyebabkan keretakan di antara rohaniwan dan kaum awam.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat

11
270 Antonius Mesir

Antonius memberikan harta bendanya dan mulai hidup sebagai pertapa,


suatu peristiwa kunci yang melatarbelakangi kerahiban

Lihat pula: Ordo kerahiban

Antonius lahir di Mesir sekitar tahun 250, dalam keluarga kaya. Ketika ia berumur dua puluh tahun, orang
tuanya wafat, meninggalkan seluruh harta untuknya. Mengikuti petunjuk Yesus, ia membagikan tanah
miliknya kepada orang-orang sekampung, menjual harta lainnya dan menyumbangkan uangnya kepada
orang-orang miskin. Ia berguru pada seorang Kristen yang sudah berumur, dan belajar tentang sukacita
penyangkalan diri. Antonius makan hanya satu kali sehari, yang terdiri dari roti dan air, serta tidur di atas
lantai tidak beralas.
Sebagai salah seorang pendiri terpenting komunitas biara sebenarnya tidak punya ide untuk mendirikan
apa pun. Ia hanya peduli pada kondisi spiritualnya sendiri dan menghabiskan sebagian besar waktunya
seorang diri.
Antonius wafat pada usia 105 tahun dan sampai pada akhir hayatnya, ia berada dalam keadaan sehat
pikiran dan jasmani. Untuk mencegah berkembangnya pemujaan di kuburannya, ia meminta agar ia
dikubur secara diam-diam.
Praktik komunitas rahib yang hidup bersama telah dirintis Pachomius, seorang teman Antonius. Seperti
Antonius yang kuat dan ulet, sebagian besar pengikutnya memilih menjadi rahib. Antonius telah
menyampaikan ide bahwa pribadi religius yang sejati akan mengundurkan diri dari kehidupan dunia
dengan menjauhkan diri dari hidup berkeluarga dan kenikmatan duniawi.
Hingga era Reformasi, ide ini tidak pernah mendapat tantangan serius.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat

Diokletianu Kekaisaran
303
s Romawi

Penganiayaan Besar terjadi di bawah pemerintahan Kaisar


Diokletianus

Gereja di bawah Kekaisaran Romawi[sunting | sunting sumber]


Periode ini dimulai sejak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama
resmi Romawi, hingga dimulainya Abad Pertengahan, yaitu ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus
Agustus dijatuhkan, kira-kira tahun 313 hingga 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang,
orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai bercampur jadi satu, dan
Alkitab bahasa Latin yang memuat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanonisasi.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat

12
312 Konstantinus I Roma
Kaisar Konstantinus I menjadi Kristen setelah mendapat
penglihatan salib dan menjadi pembela dan pelindung kaum
Kristen yang tertindas.

Lihat pula: Maklumat Milano

Eusebius dari
323 Kaisarea
Kaisarea

Eusebius dari Kaisarea menyelesaikan karyanya, Historia


Ecclesiastica, atau sejarah gereja mula-mula.

325 Konstantinus I Nicea


Konsili Nicea I menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
debat dan merumuskan doktrin yang menjelaskan tentang
siapa Yesus sesungguhnya.

Lihat pula: Konsili Ekumenis

341 Ulfilas Goth

Ulfilas, penerjemah Alkitab Gothik, diangkat menjadi uskup

Basil dari
358 Kaisarea
Kaisarea

Basil yang Agung mendirikan komunitas biarawan


(monastik).

13
367 Athanasius Aleksandria
Athanasius menulis "Surat Paskah" yang mengakui Kanon
Perjanjian Baru yang menegaskan buku yang sama yang
saat ini digunakan.

Lihat pula: Kanon Alkitab

385 Ambrosius Milan

Uskup Ambrosius membantah Permaisuri Kaisar Theodosius


di Milan. Gereja akan membantah negara jika dibutuhkan
untuk melindungi ajaran Kristen dan melawan segala
tindakan jahat.

Lihat pula: Gereja dan negara

Agustinus
387 Milan
Hippo Agustinus menjadi orang Kristen. Tulisannya menjadi
landasan Abad Pertengahan. Buku Pengakuan
(Confessionum) dan Kota Allah (De Civitate Dei) masih
banyak dibaca saat ini.

Lihat pula: Teolog Kristen

Yohanes
398 Konstantinopel
Krisostomus
Yohanes Krisostomus, si pendeta "berlidah emas", menjadi
uskup Konstantinopel dan memimpin gereja di dalam
berbagai kontroversi

405 Hieronimus Roma


Hieronimus menyelesaikan karyanya Alkitab Vulgata yang
menjadi standar untuk seribu tahun ke depan.

14
Lihat pula: Penerjemahan Alkitab

432 Patrick Irlandia


Patrick menjalani misi ke Irlandia ─ setelah dibawa ke sana
pada saat mudanya menjadi budak. Ia kembali dan
memimpin orang Irlandia dalam jumlah besar menjadi
Kristen.

Lihat pula: Gereja Irlandia dan Misionaris Kristen

Konsili Khalsedon menegaskan ajaran ortodoks bahwa


Yesus adalah Allah dan manusia dan keduanya adalah satu
451 Paus Leo I Khalsedon Orang.

Lihat pula: Kristologi

Gereja pada Abad Pertengahan


Periode ini dimulai sejak berakhirnya kekuasaan Kaisar Romawi Barat hingga
dimahkotainya Charlemagne menjadi Kaisar Eropa Barat, kira-kira tahun 476 hingga hari Natal tahun 800.
Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, mengalami kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk
terlibat lebih dalam lagi dalam politik, yang sering kali kotor, dan harus mengimbangi keinginan
Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun kebanyakan orang
Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, tetapi penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai
pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Abad Pertengahan.
Selama Abad Pertengahan di Eropah, Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan, dengan Paus
sebagai pemegang kekuasaan atas semua jenjang kehidupan dan hidup seperti raja. Korupsi dan
ketamakan dalam kepemimpinan gereja adalah hal yang umum. Dari tahun 1095 sampai 1204 para Paus
mendukung serangkaian perang salib yang berdarah dan mahal dalam usaha untuk mengusir kaum kaum
Muslimin dan membebaskan Yerusalem.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat

Monte
529 Benediktus
Cassino
Benediktus dari Nursia mendirikan ordo kerahiban ─
"pemerintahannya" menjadi yang paling berpengaruh selama
berabad-abad ke depan

563 Kolumba Skotlandia

15
Kolumba menjalani misi ke Skotlandia. Ia mendirikan pusat misi
kerahiban yang melegenda di Iona.

Lihat pula: Gereja Keltik

Paus
590 Roma
Gregorius I

Paus Gregorius I digelari "Yang Agung." Kepemimpinannya secara


nyata memajukan perkembangan kepausan.

Sinode
664 Inggris
Whitby
Sinode Whitby menentukan bahwa gereja Inggris akan menjadi di
bawah otoritas gereja Roma

716 Bonifakus Jermania

Bonifakus, "rasul untuk Jerman", pergi menjadi misionaris dan


membawa Injil ke daerah-daerah kafir (pagan)

763 Beda Inggris

Venerabilis Beda menyelesaikan karyanya yang teliti dan penting


"Sejarah Gerejawi Bangsa Inggris" (Historia Ecclesiastica Gentis
Anglorum)

Charles
732 Tours
Martel
Charles Martel menghentikan penyerbuan Muslim yang
mengancam Eropa

Gereja Modern

Ketika ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur telah mengambil langkah-langkah sbg
memperbaiki hubungan mereka yang rusak, sebagaimana dilakukan pula oleh Katolik dan Lutheran.
Gereja injili berdiri sendiri dan berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga menyaksikan

16
wujudnya Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan beragam segala sesuatu yang
diajarkan sesat.

Kalaupun kita hanya belajar satu hal dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya “Hendaklah
perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16). Setiap kita bertanggung jawab sbg
mengetahui apa kata Alkitab dan sbg hidup menaatinya. Ketika gereja mengalpakan apa yang
diajarkan Alkitab dan mengabaikan pengajaran Yesus, kekacauan merajalela.

Ketika ini mempunyai banyak gereja, namun hanya satu injil. Itu adalah “mempertahankan iman yang
telah disampaikan kepada orang-orang kudus.” (Yudas 3). Mari kita dengan hati-hati mempertahankan
iman itu dan meneruskannya tanpa mengubahnya. Dan kiranya Tuhan terus memenuhi janjiNya sbg
mendirikan gerejaNya.

17
A.a.Pengertian Gereja secara umum
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, gereja berarti:

1. Gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen.

2. Badan (organisasi) umat Kristen yang sama kepercayaan, ajaran dan tata caranya (-Katolik,

-Protestan, dan lain-lain).

Gereja berasal dari Bahasa Portugis igreja dan Bahasa Yunani ekklêsia yang berarti dipanggil
keluar (ek=keluar; klesia dari kata kaleo=memanggil). Jadi, ekklesia berarti persekutuan orang-orang
yang dipanggil keluar dari kegelapan datang kepada terang Allah yang ajaib

A.b.Pengertian Gereja secara khusus

Pengertian Gereja adalah gedung tempat beribadah para penganut agama Kristen juga merupakan
sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan tempat melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan
lainnya, seperti sekolah minggu, ibadah pemuda, pemberkatan untuk pernikahan dan sebagainya

A.c.Sejarah berdirinya Gereja Huria Kristen Batak Protestan

Penetapan hari jadi HKBP pada tanggal 7 Oktober 1861 memiliki makna sejarah dan teologis yang
mendalam. Tanggal 7 Oktober 1861 menjadi titik balik sejarah penginjilan dan sejarah Gereja HKBP.
Sejarah penginjilan dan sejarah gereja adalah ibarat dua sisi dari satu mata uang logam yang sama.
Gereja tanpa penginjilan bukanlah Gereja. Itulah sebabnya, peristiwa 7 Oktober 1861 diartikan dan
dimaknai dari dua segi, yakni penginjilan dan gereja. Hasil penginjilan di Tanah Batak adalah kekristenan
yang di dalamnya terdapat sejumlah jemaat atau pargodungan (stasi zending dan sekaligus huria).
Jemaat-jemaat tersebut sejak awal sudah diarahkan akan membentuk sebuah gereja-zending yang kelak
menjadi sebuah gereja yang mandiri dari RMG.
Jauh sebelum tahun 1861, RMG telah membuka misi penginjilan di Namibia, Afrika
Selatan, China, Kalimantan, dan di Amerika Utara. Tetapi sejak 7 Oktober 1861, dibuka satu misi
penginjilan baru di Sumatra, yakni Bataklanden (Tanah Batak). Misi penginjilan baru di Tanah Batak diberi
nama Battamission, dikemudian hari disebut Batakmission atau Mission-Batak.
Tanggal lahir Batakmission pada 7 Oktober 1861 bertepatan dengan tanggal dari rapat pertama para
penginjil utusan RMG di Tanah Batak. Hari lahir Batakmission tersebut disambut pengurus RMG di
Jerman dengan rasa sukacita. Mereka memberitahukan kabar gembira ini kepada jemaat-jemaat
pendukung RMG di Jerman pada awal 1862 sebagai berikut:
" die ersten Briefe unserer Brueder aus dem Battalande sind uns gekommen,und wir koenen heute der
Heimathgemeinde den Beginn der Battamission melden. Den 7 oktober 1861 werden wir als den
Geburtstag diesses gliedes in dem umkreis unserer arbeit bezeichnen duerfen. An diesem tage traten
die dortigen brueder zur ersten Conferenz in Sipirok zusammen "
Inilah pemaknaan yang pertama akan arti dari tanggal 7 Oktober 1861, suatu pemaknaan dari kacamata
pengurus RMG di Jerman.
Batakmission dalam hal ini berarti himpunan dari seluruh para utusan RMG di Tanah Batak beserta
asetnya mencakup seluruh pargodungan dan jemaat serta pelayan pribumi. Lembaga zending dan
lembaga kegerejaan dipadukan dalam satu lembaga yang bernama Batakmission. Lembaga ini sejak
1881 dipimpin oleh seorang pemimpin dengan jabatan ephorus yang dilayankan oleh penginjil Ingwer
Ludwig Nommensen ( 1881-1918).

B.Misi Pelayanan
Tujuan Gereja mempersiapkan jalan bagi penegakan akhir Kerajaan Allah di bumi. Tujuannya,
pertama-tama, mengembangkan dalam diri manusia sifat-sifat seperti Kristus; kedua, mengubah
masyarakat sehingga dunia dapat menjadi tempat yang lebih baik dan lebih damai untuk dihuni.

B.a.Pelayanan Marturia
Marturia (Bersaksi)
Adalah tugas kita untuk menjadi Gereja-Nya yang sering kita abaikan karena pola pikir palsu yang
berpikir bahwa bersaksi adalah tugas dari pendeta atau diaken lain. Tapi ini adalah tugas sebagai
orang yang ditebus. Apa arti Ketil (bersaksi)? Panggilan ini sangat jelas dapat kita lihat dalam Alkitab
seperti dalam Matius 28:19 – 20 dan Markus 16:15. Menyaksikan maksudnya adalah untuk

18
memaklumkan kasih Kristus yang akan mengosongkan dirinya, tidak menganggap pengabdiannya
sebagai hak untuk dipelihara, melainkan memilih setia dan patuh pada kematian, bahkan sampai mati
di kayu salib, bangkit, dan naik ke surga dan dari surga dia menawarkan lif kekal e kepada kita yang
hanya dapat diterima melalui iman kepada Kristus. Bersaksi tentang Kristus ditujukan kepada seluruh
umat manusia, dalam Alkitab sebagai berikut:

 Dalam Markus 16:15 dikatakan bahwa seluruh makhluk, tetapi berhati-hatilah bahwa makhluk
yang dimaksudkan di sini bukanlah makhluk hidup seperti yang kita pelajari dalam pelajaran
biologi. Makhluk itu hanya manusia.
 Ingat, hanya manusia! Kemudian, hewan dan tanaman di mana? Mengapa itu tidak
membagikan kasih Kristus kepada mereka? Hewan dan tumbuhan dan yang lainnya akan
binasa ketika kedatangan terakhir Yesus, yang kedua kalinya untuk menghakimi yang hidup
dan yang mati.
 Beberapa mengatakan dibakar dan beberapa dikatakan hancur semua keluar. Tidak ada
kejelasan sama sekali tapi itu pasti hanya manusia adalah dengan Allah di surga. Manusia
bahwa bagaimana? Mereka yang percaya kepada Kristus.

B.b.Pelayanan Koinonia
Koinonia (Bersekutu)
Koinonia memiliki arti yang lebih dalam perakitan. Koinonia bersifat dinamis dan memiliki esensi
pada Firman Tuhan. Mengapa Gereja harus melakukan koinonia sebagai tugasnya? Kita bisa
melihatnya secara langsung dengan Tuhan kita sendiri. Tritunggal Allah terdiri dari 3 pribadi tetapi
masih satu Allah. Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus adalah satu (dengan koinonia)
sehingga kita sebagai umatNya juga memiliki tugas yang sama, mengikuti contoh Allah kita, dan
beberapa penjelasannya sebagai berikut:

 Kisah Para Rasul 2:42 menulis:  "mereka bertahan dalam pengajaran para rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa  ". Ayat ini
adalah jalan kehidupan awal gereja.
 Gereja pertama berdiri melalui khotbah Petrus pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2).
3000 jiwa yang bertumbuh pada zaman itu menyatakan sukacita terbesar bagi Kerajaan Sorga
walaupun kita dapat melihat para rasul dituduh mabuk pada waktu itu.
 Gereja pertama atau tubuh Kristus pertama kali melakukan persekutuan intim dengan sambal
memuji Tuhan setiap hari dan inilah yang menambah jumlah mereka yang diselamatkan (Kis.
2:47).
 Jika kita mengalami cedera, tangan atau kaki kita berdarah, aku yakin tidak ada yang
merespon kepada mereka dengan tertawa. Kita semua berseru atau menanggung rasa sakit
yang tidak dapat digambarkan dalam perkataan.
 Dengan demikian akan arti tubuh Kristus di dalam kita yang menunjukkan hubungan satu
sama lain sebagai anggota tubuh Kristus yang tidak bisa berdiri sendiri, masing-masing
memiliki peranan penting dalam memuliakan Allah.
 Inilah yang membuat kita tidak pernah melupakan tugas kita sebagai gereja-Nya untuk
persekutuan (menjadi koinonia) di dalam Kristus. 

B.c.Pelayanan Diakonia
Diakonia (Melayani)
Diakona ini berasal dari diaken Yunani, yang berarti melayani. Arti dari pelayanan yang
dikonseptualisasikan oleh Allah melalui Alkitab adalah bertentangan dengan makna pelayanan di
dunia. Dunia mengatakan bahwa itu akan  "melayani seseorang jika... ". Artinya jika kondisi kita tidak
baik, kita masuk akal untuk tidak melayani. Atau ketika kondisi kita banyak problema, kita hanya bisa
memikirkan diri kita sendiri dan tidak ingin mengambil bagian dari masalah orang lain sehingga
makna melayani sesuai dengan apa yang dikatakan dunia adalah bahwa kita tidak bisa meninggalkan
ego kita karena itu adalah layanan bersyarat undertak En. Sementara makna pelayanan dikatakan oleh
Allah, kita harus meninggalkan perilaku kita dan bersedia untuk menempatkan kepentingan orang lain

19
di atas kepentingan kita. Efesus 6:7 menulis:  "dan dengan sukarela melaksanakan pelayanannya
sebagai mereka yang melayani Tuhan dan bukan men ". Ini adalah beberapa definisi diakon yang telah
dijelaskan dalam pelayanan berikut:

 Inilah yang berarti pelayanan sesungguhnya adalah melakukan segala sesuatu seperti bagi
Allah dan bukan untuk manusia. Jika kita melakukan segala sesuatu seperti untuk Allah, maka
kita tidak akan memiliki banyak alasan untuk tidak melayani.
 Kami akan berjuang untuk meninggalkan zona nyaman kami. Kami terus melayani bahkan jika
orang yang kita layani merespon secara berbeda terhadap apa yang kita harapkan atau orang
yang kita layani tampaknya tidak mengalami perubahan apa pun dari apa yang telah kita
kerjakan sehingga kita merasa terbuang layanan yang kita lakukan.
 Ingat, seperti untuk Allah dan tidak seperti untuk manusia! Ketika mengingat apa yang telah
dilakukan Allah dalam kita ini adalah hal yang menguatkan kita dalam pekerjaan Kementerian.
 Inilah yang membuat kita terus bergerak bersama dengannya untuk menjadi rekannya yang
menyatakan kasihnya melalui pelayanan kepada orang lain.

Perkataan, kehidupan dan tindakan diakonia yang kita berikan kepada orang lain atas nama Tuhan
Yesus Kristus adalah juga marturia. Maka dari itu, diakonia adalah bagian integral dari misi Gereja.
Marturia dan diakonia adalah dua sisi dari mata uang yang sama dan merupakan misi gereja yang
mendasar.

Pelayanan diakonia sering dipahami hanya sebatas konsep caritas, membantu para janda, yatim piatu,
fakit miskin demi kesejahteraannya. Sebenarnya, gereja dalam pelayan diakonia harus mencakup :
pelayanan diakonia mencakup upaya pemahaman akar penyebab keprihatinan social sekaligus
mengembangkan prakarsa pemberdayaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak.

B.d.Kegiatan Kegiatan yang dilaksanakan Gereja


1. Pemantapan Ajaran melalui Partangiangan
- Gereja HKBP Pardomuan melakukan partangiangan secara terjadwal guna memantapkan
ajaran, juga persaudaraan dalam lingkungan Gereja
2. Melakukan pengumpulan dana social
- Gereja HKBP Pardomuan melakukan pengumpulan dana social untuk orang orang yang
membutuhkan (Bencana Alam, Kebakaran, Keluarga Berduka)
3. Melakukan kunjungan ke jemaat yang sedang sakit
- Gereja HKBP Pardomuan melakukan kunjungan ke jemaat yang sedang sakit untuk di jenguk
dan didoakan untuk penyakitnya segera disembuhkan

C.Zending/ Misi Pelayanan Gereja


VISI

 Menjadi Berkat bagi Dunia

MISI

 Beribadah kepada Allah Tri Tunggal Bapa, Anak, dan Roh Kudus, dan bersekutu dengan
saudara-saudara seiman.

 Mendidik jemaat supaya sungguh-sungguh menjadi anak Allah dan warga negara yang
baik.

20
 Mengabarkan Injil kepada yang belum mengenal Kristus dan yang sudah menjauh dari
gereja.

 Mendoakan dan menyampaikan pesan kenabian kepada masyarakat dan Negara.

 Menggarami dan menerangi budaya Batak, Indonesia dan Global dengan Injil.

 Memulihkan harkat dan martabat orang kecil dan tersisih melalui pendidikan, kesehatan,
dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

 Membangun dan mengembangkan kerjasama antar gereja dan dialog lintas agama.

 Mengembangkan penatalayanan (pelayan, organisasi, administrasi, keuangan, dan aset)


dan melaksanakan pembangunan gereja dan lingkungan hidup.

21
D.Struktur Gereja Huria Kristen Batak Protestan

HKBP ditata mengikuti sistem keuskupan, mirip dengan Gereja-gereja yang menganut sistem
episkopal seperti Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, Gereja Methodis, dll. Pimpinan tertingginya
disebut Ephorus. Ephorus HKBP yang pertama adalah Pdt. Dr. I.L. Nommensen. Ephorus dibantu
oleh seorang Sekretaris Jenderal, dan sejak tahun 2004 juga dibantu oleh tiga kepala departemen. Di
bawahnya adalah praeses yang memimpin distrik-distrik kewilayahan gereja, sementara di bawah
distrik terdapat resort yang dipimpin oleh pendeta resort, dan di tingkat yang paling bawah adalah
jemaat individual yang dipimpin oleh pelayan penuh waktu atau guru jemaat. Saat ini HKBP
mempunyai 32 Praeses yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam pelayanannya, seorang pendeta
HKBP biasanya dibantu oleh Guru Huria, sementara ada pula jabatan lain
yaitu Bibelvrouw dan diakones.
Pada tanggal 27 Juli 1986, di gereja HKBP Bukit Moria, Medan Baru, untuk pertama kalinya
HKBP menahbiskan seorang pendeta perempuan yaitu Pdt. Noortje Parsaulian Lasni Rohana
Lumbantoruan, S.Th. Pentahbisan dipimpin oleh Ephorus Pdt. G.H.M. Siahaan.
Sampai April 2012, HKBP mempunyai 1.519 Pendeta, 175 Calon Pendeta, 428 Guru Jemaat,
36 Calon Guru Jemaat, 408 Bibelvrouw, 43 Calon Bibelvrouw, 284 Diakones, 29 Calon Diakones.
Keseluruhan pelayan dan calon pelayan berjumlah 2.922 orang.
Saat ini jabatan Ephorus HKBP dipegang oleh Pdt. Robinson Butarbutar, yang melayani mulai
tahun 2020-2024.

22
BAB III
MISI PELAYANAN MENURUT ALKITAB
A.Pelayanan Marturia menurut Alkitab
Martyria (Yunani:martyria) adalah salah satu istilah yang digunakan gereja untuk menjalankan
iman sebagai tugas panggilan. Dengan kata lain, itu berarti bersaksi tentang iman. Kesaksian iman
yang dipertaruhkan adalah pemberitaan Injil sebagai pesan keselamatan bagi orang-orang.Kata "saksi"
dalam Alkitab bahasa Indonesia adalah terjemahan literal dari bahasa Yunani martus atau martur.
Kata ini menggambarkan seseorang yang mengucapkan apa yang telah dilihat, didengar, atau
diketahuinya. Dari kata ini muncul kata bahasa Inggris martir. Ini berarti seseorang yang akan
bersaksi dengan kematiannya sendiri. Kesaksian dan kemartiran memiliki akar dan sejarah yang
sangat dekat.
Saat ini kata "kesaksian" disamakan dengan kegiatan penginjilan pribadi. Di zaman Alkitab
yang tercakup dalam bagian ini, "memberi kesaksian" seperti pernyataan publik di tengah tantangan
dan penganiayaan. Orang-orang percaya telah ditangkap, dihina, diadili, diancam, dipukuli dan
dianiaya. Mereka bersukacita bahwa mereka dapat menderita bagi Kristus daripada melakukan hal-hal
yang sulit (ay. 41). Bukannya berhenti, mereka terus mengajar dan memberitakan Injil setiap hari (ay.
42). Sejarah mencatat bahwa pengakuan dan pengorbanan orang-orang percaya awal memiliki
dampak yang besar pada orang-orang pada waktu itu. Sikap tegas mereka terhadap penderitaan juga
membenarkan kebenaran yang mereka khotbahkan. Belakangan, hal ini mungkin menyebabkan
banyak imam menyerah dan percaya (6:7).
Gereja dipanggil untuk menjadi saksi sampai ke ujung bumi sampai semua suku menerima
Injil kerajaan yang mulia ini. Para rasul generasi sebelumnya dan gereja mula-mula memberi kita
teladan kesetiaan untuk diikuti. Semoga generasi penerus kita juga menemukan kita setia dalam
perjuangan dan ketaatan yang sama

B.Pelayanan Koinonia menurut Alkitab

Koinonia adalah istilah Yunani yang ditemui sebanyak 20 kali di dalam Alkitab. Makna utama
Koinonia adalah "persekutuan, kesamaan antar sesama, dan komuni." Pertama kali kita menjumpai
istilah koinonia adalah di dalam Kisah 2:42, "Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan
dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa." Persekutuan
Kristen adalah satu aspek pokok dari kehidupan Kristiani. Orang percaya dalam Kristus bergabung
bersama dalam kasih, iman, dan saling mendukung. Itulah makna koinonia.

Filipi 2:1-2 mengajar, " Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada
persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan
ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan." Koinonia adalah
bersepakat antara satu dengan yang lain, bersatu dalam tujuan, dan saling melayani bersama. Koinonia
kita dengan sesama didasari koinonia kita dengan Yesus Kristus. Satu Yohanes 1:6-7 mengajar, "Jika
kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita
berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia
ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus,
Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa."

Salah satu contoh bentuk koinonia dalam prakteknya dapat ditemukan jika kita mempelajari
ungkapan "saling" atau "bersama" di dalam Alkitab. Alkitab memerintah supaya kita saling mengasihi
(Roma 12:10; 1 Petrus 1:22; 1 Yohanes 3:11, 3:23, 4:7, 4:11-12), saling menghormati (Roma 12:10),
hidup harmonis antara satu dengan yang lain (Roma 12:16; 1 Petrus 3:8), saling menerima (Roma
15:7), saling melayani dalam kasih (Galatia 5:13), bersikap ramah dan berbelas kasih kepada sesama
(Efesus 4:32), saling mengajar (Kolose 3:16), saling menyemangati (1 Tesalonika 5:11; Ibrani 3:13),
saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik (Ibrani 10:24), dan menunjukkan
keramahtamahan (1 Petrus 4:9). Itulah wujud asli dari koinonia yang alkitabiah.

23
C.Pelayanan Diakonia menurut Alkitab
Dalam buku Teologi Pastoral, Harianto GP, dijelaskan bahwa arti melayani yang dikatakan oleh
Allah, kita memang harus meninggalkan keakuan kita dan bersedia menempatkan kepentingan orang
lain di atas kepentingan kita.

Efesus 6 : 7 menuliskan :”Dan dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang
melayani Tuhan dan bukan manusia”.
Beberapa pengertian diakonia yang sudah dijelaskan dalam pelayanan sebagai berikut:

 Diakonia adalah arti melayani yang sebenarnya yaitu melakukan segala sesuatunya seperti
untuk Tuhan dan bukan seperti untuk manusia. Jika kita melakukan segala sesuatunya seperti
untuk Tuhan, maka kita tak akan banyak alasan tentunya untuk tidak melayani.
 Kita akan berjuang meninggalkan zona nyaman kita. Kita tetap melayani sekalipun orang yang
kita layani merespon hal yang berbeda dengan yang kita harapkan atau orang yang kita layani
sepertinya tidak mengalami perubahan apapun dari apa yang telah kita kerjakan sehingga kita
merasa sia-sia akan pelayanan yang kita kerjakan.

 Ingat, seperti untuk Tuhan dan bukan seperti untuk manusia! Ketika mengingat apa yang Allah
sudah kerjakan di dalam kita maka hal inilah yang menguatkan kita dalam mengerjakan
pelayanan.

 Hal inilah yang membuat kita terus maju bersama dengan-Nya menjadi rekan-Nya menyatakan
kasih-Nya melalui pelayanan kepada sesama.

Segala sesuatu yang kita kerjakan seperti untuk Tuhan memang benar adalah pelayanan. Tapi
hendaklah kita tak berpikir bahwa dengan kita belajar yang rajin, mengerjakan studi dengan memberi
yang terbaik untuk Tuhan, atau bekerja dengan berintegritas, membuat kita merasa sudah melayani
Tuhan.
Pelayanan atau diakonia adalah pelayanan adanya jika keberadaan kita berdampak bagi orang lain
dan orang lain menikmatinya sebagai buah karya dari Kristus melalui kita.
Jadi ketika kita melayani tetaplah Kristus yang menjadi puji-pujian bagi setiap orang karena kita
yang melayani hanyalah alat-Nya saja sehingga tak layak sedikit pun kita menyombongkannya atau
merasa hebat diri. Inilah arti pelayanan yang sebenarnya.

24
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Perkembangan HKBP dimulai dari masa sending RMG, tentu bukanlah hal mudah hingga bisa
mencapai usia ±150 tahun. Banyaknya “kerikil-kerikil tajam” tentu membuat HKBP lebih teruji di
setiap perkembangan zaman. HKBP pernah mengalami konflik, mengalami perpecahan, hingga
mendapat intervensi dari pemerintah, namun itu semua membuat HKBP menjadi tahan uji. Dengan
berkat dan anugerah dari Allah, kini HKBP menjadi gereja yang inklusif, dialogis dan terbuka tanpa
meninggalkan ke-Batakan nya sesuai dengan visi HKBP saat ini. Dengan banyaknya jumlah jemaat
dan bakal jemaat, maka HKBP banyak menerima tantangan, baik dari pihak luar maupun dari dalam
HKBP sendiri. Harapan baru untuk HKBP adalah tetap mengabarkan Injil Keselamatan sampai ke
seluruh dunia. Dengan hal ini berarti gereja HKBP tidak sekedar beradaptasi dengan perkembangan
zaman, melainkan justru yang lebih utama harus memberikan kontribusi membentuk arah perjalanan
zaman. Karena masa depan yang dibayangkan HKBP adalah terciptanya tatanan kehidupan yang
beradab dalam terang kerajaan Allah.
B.Saran
Makalah ini memang belum sempurna dan perlu ditingkatkan untuk keefektivitasan dan
pemanfaatan guna menambah pengetahuan tentang Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan.

25
DAFTAR PUSTAKA
https://fdokumen.com/document/sejarah-hkbp.html?page=3

https://medan.tribunnews.com/2019/10/07/sejarah-hkbp-mulai-7-oktober-1861-dan-menjadi-
organisasi-kristen-protestan-terbesar-di-indonesia

https://123dok.com/document/download/lq5m3jwy

https://p2k.utn.ac.id/ind/2-3077-2966/Gereja-Mula-Mula_30765_utn_p2k-utn.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Kekristenan#Gereja_Modern

https://www.churchofjesuschrist.org/study/manual/teachings-david-o-mckay/chapter-3?
lang=ind

Selesai

26

You might also like