Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Skripsi Nanda
Jurnal Skripsi Nanda
نبذة مختصرة
الثقة هي حالة يثق فيها األفراد في جميع قدراتهم ويشعرون بالحرية في فعل األشياء التي يحبونها ويكونون
خلفية المشكلة في هذا البحث هي تدني احترام الذات الذي يحدث غالبًا لدى طالب.مسؤولين عن أفعالهم
تهدف هذه الدراسة إلى تحديد فعالية اإلرشاد الجماعي في زيادة ثقة. har ml lPr D 1MPre eNMPMS
هذا النوع من البحث عبارة عن تجربة كمية مع.har ml lPr D 1MPre eNMPMS الطالب بأنفسهم في
. تستخدم تقنية جمع البيانات استبيانًا في شكل مقياس ليكرت.تصميم مجموعة واحدة قبل االختبار والالحقة
استخدم اختيار العينة تقنية. مجتمعًا03 طالب وفق معايير تدني الثقة بالنفس من8 تكونت عينة البحث من
استخدمت تقنيات تحليل البيانات اختبار.أخذ عينات هادفة استوفت العينة معايير الثقة المنخفضة بالنفس
أثبتت نتائج الدراسة أن هناك زيادة في ثقة الطالب بالنفس قبل. m aMrN واختبارt الحالة الطبيعية واختبار
كما يتضح من نتائج، اإلعدادية الحكوميةD وبعد تقديم خدمات اإلرشاد الجماعي في مدرسة دار العمارة
االستنتاج هو أن هناك.0M تم رفضه وتم قبول03 ثم، hr .333 .3.3S وهي، اختبار الفرضية
اختالفات في ثقة الطالب بالنفس قبل وبعد العالج بخدمات التوجيه الجماعي الفعالة لزيادة ثقة الطالب
. اإلعدادية العامةD بأنفسهم في مدرسة دار العمارة
1
2
ABSTRACT
Confidence is a condition in which individuals have confidence in all their
abilities and feel free to do things they like and are responsible for their actions.
The background of the problem in this research is the low self-esteem that often
occurs in students of SMP Negeri 1 Darul Imarah. This study aims to determine
the effectiveness of group counseling in increasing student self-confidence at
SMP Negeri 1 Darul Imarah. This type of research is a quantitative experiment
with a One Group Pretest-Postest Design. The data collection technique uses a
questionnaire in the form of a Likert scale. The research sample consisted of 8
students according to the criteria of low self-confidence from 30 populations. The
sample selection used a purposive sampling technique in which the sample met
the low self-confidence criteria. Data analysis techniques used normality test, t-
test and N Gain test. The results of the study proved that there was an increase in
student self-confidence before and after providing group guidance services at
Darul Imarah 1 Public Middle School, as evidenced by the results of the
hypothesis test, namely Sig .000 <0.05, then H0 was rejected and Ha was
accepted. The conclusion is that there are differences in student self-confidence
before and after treatment of effective group guidance services to increase student
self-confidence at SMP Negeri 1 Darul Imarah.
3
A. PENDAHULUAN
Kepercayaan diri muncul pada seseorang bukan semata-mata datang
dengan sendirinya, melainkan tedapat juga dukungan dari pihak-pihak lain yang
mendorong individu tersebut tumbuh kepercayaan dirinya. Menurut Lauster, rasa
percaya diri bukan merupakan sifat yang diturunkan (bawaan) melainkan
diperoleh dari pengalaman hidup, serta dapat diajarkan dan ditanamkan melalui
pendidikan, sehingga upaya-upaya tertentu dapat dilakukan guna membentuk dan
meningkatkan rasa percaya diri. Terdapat 3 faktor yang berpengaruh terhadap
kepercayaan diri yaitu lingkungan keluarga, pendidikan formal dan pendidikan
non formal.1
Kepercayaan diri dapat tumbuh secara baik dari sejak dini, terutama pada
seseorang yang tumbuh dilingkungan keluarga yang baik, perhatian, penuh kasih
sayang, serta diberikan pendidikan secara berimbang baik akademik maupun
spiritualnya (agama) kepada anak dari sejak dini, dan kebebasan pada anak
dengan batasan-batasan yang telah ditentukan untuk membangun kepercayaan
diri pada individu.2 Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dapat
memberikan ruang kepada anak untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya baik
dalam melakukan interaksi dengan teman, guru, serta masyarakat di lingkungan
sekitar sekolah.
Seseorang dalam keadaan tertentu akan merasa percaya diri karena
didukung oleh situasi dan keadaan lingkungan tertentu, tetapi terkadang seseorang
merasa tidak percaya diri dalam keadaan tertentu karena situasi dan lingkungan
yang tidak mendukung dirinya untuk percaya diri.
Beberapa hal yang perlu dilakukan remaja untuk membangun rasa percaya
diri yaitu bergaul dengan orang-orang yang memiliki rasa percaya diri, berfikir
positif, sering melatih diri, mengenali diri sendiri dengan lebih baik, jangan terlalu
keras terhadap diri sendiri, berani mengambil resiko, belajar untuk selalu
bersyukur dengan nikmat Rahmat Tuhan dan menetapkan tujuan yang realistik.
1
Peter Lauster. Tes Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 4.
2
Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri (Jakarta: Puspa Swara, 2002). h. 6
3
4
Namun pada prakteknya, rasa percaya diri sangat sulit dimiliki oleh siswa
dalam setiap proses belajar. Hal ini terlihat dari seringnya peserta didik yang
mencontoh tugas sekolah temannya, mereka lebih percaya dengan hasil pekerjaan
temannya daripada pekerjaannya sendiri. Siswa juga sering mengerjakan
pekerjaan rumah (PR) secara bersama di sekolah. Banyaknya peserta didik yang
lebih cenderung untuk pasif dari pada aktif dalam menjawab pertanyaan guru,
karena merasa tidak memiliki kemampuan untuk menjawab. Mudahnya siswa
mengatakan tidak tahu apabila ditanya serta siswa lebih memilih untuk menolak
apabila diminta untuk maju ke depan kelas.
Kurangnya rasa percaya diri siswa disebabkan karena siswa merasa
memiliki masalah pada dirinya. Masalah-masalah itu dapat bersumber dari diri
siswa sendiri maupun dari lingkungannya. Kurangnya rasa percaya diri yang
dimiliki oleh siswa dapat mempengaruhi aktivitas belajarnya. Aktivitas belajar
yang terganggu juga mempengaruhi prestasi yang diperoleh, karena kurangnya
rasa percaya diri dapat mengurangi bahkan menghilangkan semangat belajar
siswa. Apabila semangat belajar siswa berkurang maka mereka akan sulit
konsentrasi dalam setiap kegiatan belajarnya.
Menurut Saiful kegiatan membimbing adalah menuntun pelajar dalam
perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan dan arah yang sesuai
dengan tujuan pendidikan.3 Oleh sebab itu tampaklah adanya hubungan yang
sangat erat antara kebutuhan siswa untuk melakukan bimbingan dengan kegiatan
belajar siswa. Dengan bimbingan diharapkan siswa memiliki rasa percaya diri
dalam belajar.
Bimbingan memberikan layanan bantuan pada individu dalam
memecahkan masalah kesulitan belajarnya untuk mencapai keberhasilan dalam
belajar. Di lingkungan sekolah, bimbingan dapat dilakukan oleh guru. Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan melatih siswa pada pendidikan
3
Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami dan Kesehatan Mental (Bandung: Citapustaka
Media Perintis, 2011), h. 181.
5
anak usia dini, jalur pendidikan formal, dasar dan menengah.4 Maka guru tidak
hanya bertugas mengajarkan materi namun juga dituntut untuk dapat memberikan
bimbingan kepada siswa di kelas.
Ada beberapa jenis layanan bimbingan, salah satunya adalah layanan
bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan
yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh
berbagai bahan baru dari guru pembimbing (konselor) dan atau membahas secara
bersama-sama pokok bahasan atau topik tertentu yang berguna untuk menunjang
kehidupan sehari-hari, dan atau untuk perkembangan dirinya baik sebagai
individu maupun sebagai pelajar, dalam pengambilan keputusan atau tindakan
tertentu.5
Adapun permasalahan yang terjadi di SMP Negeri 1 Darul Imarah Aceh
Besar, tentang kepercayaan diri siswa. Dimana pada siswa SMP Negeri 1 Darul
Imarah Aceh Besar mengalami kepercayaan diri yang rendah. Adapun
kepercayaan diri yang rendah ditandai dengan tidak percaya diri ketika maju ke
depan kelas, merasa gugup ketika dipanggil sama guru padahal siswa tersebut
bisa, tapi mereka tidak memiliki rasa percaya diri. Hal ini dapat dilihat secara
langsung saat siswa sedang belajar pada jawabannya. Ketika pelaksanaan ujian
pun siswa tidak percaya diri dalam menulis jawabannya, siswa banyak mencontek
dan juga siswa banyak menghapus jawabannya dan memilih jawaban dari
temannya.
Percaya diri disini peneliti melihat masih banyak siswa yang tidak mau
bergaul dengan teman-temannya, tidak mau memberi pendapat di dalam
pembelajaran serta dalam organisasi, bahkan masih banyak juga siswa yang acuh
tak acuh pada sosial dan sekitarnya. Dari fenomena di atas peneliti dapat melihat
bahwa siswa di sekolah tersebut kurang dalam percaya diri.
Berdasarkan uraian di atas, menurut penulis perlu dilakukan pembahasan
tentang pengaruh bimbingan kelompok terhadap kepercayaan diri siswa. Siswa
yang akan diteliti adalah siswa SMP Negeri 1 Darul Imarah Aceh Besar. Atas
4
Jamil Suprihati ningrum, Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 24.
5
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),h. 24.
6
dasar itulah maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas
Bimbingan Kelompok Terhadap Kepercayaan Diri Siswa SMP Negeri 1
Darul Imarah Aceh Besar.”
B. KAJIAN TEORI
a. Bimbingan Kelompok
Menurut Forsyth, kelompok adalah hubungan dua orang atau lebih
individu dalam suatu hubungan sosial. Untuk memahami kelompok dalam situasi
hubungan sosial maka tidak lepas kaitannya dengan proses terbentuknya
kelompok itu sendiri. Kelompok pada dasarnya didukung dan terbentuk melalui
berkumpulnya sejumlah orang. Dalam beberapa situasi tertentu, kumpulan orang-
orang itu kemudian menjunjung suatu atau beberapa kualitas tertentu, sehingga
dengan demikian kumpulan tersebut menjadi sebuah kelompok.6
Prayitno menjelaskan bahwa bimbingan kelompok yaitu suatu kegiatan
yang memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan pelayanan
bimbingan dan konseling. Sedangkan menurut Gibson & Mitchell bahwa istilah
bimbingan kelompok mengacu pada aktivitas-aktivitas kelompok yang berfokus
pada penyediaan informasi atau pengalaman melalui akivitas kelompok yang
terencana dan terorganisasi.7
Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan
kelompok adalah suatau proses pemberian bantuan oleh tenaga professional
dengan menggunakan metode kelompok untuk aktifitas yang sudah direncanakan
untuk mencapai tujuan untuk memberikan informasi dan mencari solusi dari suatu
kelompok.
b. Kepercayaan Diri
Menurut Hakim kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu keyakinan
seseorang terhadap segala aspek kebutuhan yang dimilikinya dan keyakinan
tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam
hidupnya. Kepercayaan diri merupakan kemauan untuk mencoba sesuatu yang
6
Sisca, Itsar, Prosedur Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Bandung: Mujahid
Press, 2016). h. 17
7
Sisca, Itsar, Prosedur …. h. 35
7
paling menakutkan bagi individu, dan individu tersebut yakin akan mampu
mengelola apapun yang timbul sesuai yang diharapkan. 8
Taylor menjelaskan bahwa kepercayaan diri adalah kunci menuju
kehidupan yang berhasil dan bahagia. Seseorang tidak dapat menjalani hidup
dengan baik tanpa kepercayaan diri. Tingkat kepercayaan diri yang baik
memudahkan seseorang dalam mengambil keputusan dan melancarkan jalan
menuju kesuksesan.9
Lauster, menyatakan bahwa percaya diri merupakan suatu sikap atau
perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan
tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk
melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya,
hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan
menghargai orang lain, memiliki dorongan unutk berprestasi serta dapat mengenal
kelebihan dan kekurangannya.10
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan
diri adalah kondisi dimana individu mempunyai keyakinan atas segala
kemampuan yang dimilikinya. Sehingga ketika hendak melakukan sesuatu
tindakan tidak ada rasa cemas dan was-was. Kemudian bisa melakukan sesuatu
tanpa terpengaruh oleh sekitar dan selalu mampu bertanggung jawab atas segala
tindakannya.
c. Kaitan Bimbingan Kelompok Terhadap Kepercayaan Diri Siswa
Aminah dengan judul “Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Rasa
Percaya Diri Peserta Didik Kelas XI-Ak SMK Yaspi Labuhan Deli Medan”.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian
eksperimental-kuasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diterimanya hipotesis
penelitian yang menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok
memberikan pengaruh terhadap rasa percaya diri peserta didik.11
8
Hakim. T, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta: Purwa Suara,2005). h. 6.
9
Taylor. R, Mengembangkan Kepercayaan Diri, (Jakarta: Erlangga, 2006)
10
Lauster. Tes Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). h. 8.
11
Aminah, Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Rasa Percaya Diri Peserta Didik
Kelas Xi-Ak Smk Swasta Yaspi Labuhan Deli Medan”. Jurnal Tesis, April 2016
8
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif
yaitu suatu metode penelitian berupa analisis menggunakan statistik, bersifat
12
Mustofa Rifki, “Pengaruh Rasa Percaya Diri Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA
Islam Almaarif Singosari Malang”. Jurnal Skripsi, April 2008
13
Sisca, Itsar, Prosedur …. h. 35
9
14
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), hlm. 7
15
John Cresswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixel,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 238
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2011), h. 107
10
Tabel 3.1
One group pretest posttest design
Pre-Test Variable Terikat Post-test
O1 X O2
Keterangan:
O1: Pengukuran kepercayaan diri pada peserta didik sebelum diberi perlakuan
akan diberikan pre-test. Pengukuran dilakukan dengan memberikan angket
kepercayaan diri, pre-test merupakan pengumpulan data peserta didik yang
memiliki kepercayaan diri yang rendah sebelum mendapatkan perlakuan.
X: Pemberian perlakuan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok
kepada peserta didik yang memiliki kepercayaan diri yang rendah dan belum
mendapat perlakuan.
D. HASIL PENELITIAN
1. Penyajian Data
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Darul Imarah dengan metode
eksperimen. Sebelum memberika treatment, peneliti terlebih dahulu melakukan
pengukuran awal dengan cara memberikan angket kepada siswa (pre test),
kemudian peneliti memberikan treatment kepada sampel penelitian yang
mengalami tingkat kepercayaan diri yang rendah sebanyak 3 kali pertemuan dan
setelah pemberian treatment selesai, kemudian peneliti melakukan pengkuran
(post test) kepada siswa yang menjadi sampel penelitian untuk melihat
perbandingan dari hasil pengukuran sebelum dan sesudah pemberian treatment.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian di SMP
Negeri 1 Darul Imarah yaitu sebagai berikut:
17
Sugiyono, Metode Penelitian…., h. 111
11
a. Pretest
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 November 2021 yang diawali
dengan penyebaran angket kepercayaan diri kepada siswa kelas 7-1 yang terdiri
dari 30 orang siswa. Hasil pengolahan angket kepercayaan diri siswa menyatakan
bahwa kepercayaan diri yang terjadi pada siswa berada pada kategori tinggi,
sedang, dan rendah. Adapun kategori kepercayaan diri siswa dapat dilihat pada
table berikut ini:
Tabel 4.4
Kategori Kepercayaan Diri
No Batas Nilai Kategori
1 >118 Tinggi
2 100-117 Sedang
3 <99 Rendah
Dari tabel di atas menyatakan bahwa nilai <99 berada pada kategori
rendah tingkat kepercayaan diri siswa. Batas nilai 100-117 berada pada kategori
sedang, dan batas nilai >118 berada pada kategori tinggi. Berikut langkah-langkah
pengkategorisasian tingkat kenakalan siswa adalah sebagai berikut: 18
1. Menentukan Skor tertinggi dan terendah
Skor tertinggi = Nilai skala tertinggi x jumlah item instrument
= 210 x 32
Skor terendah = Nilai skala terendah x jumlah item instrument
2. Menghitung Mean Ideal (M)
½ (skor tinggi+ skor rendah)
3. Menghitung Standar Deviasi (SD)
1/6 ( Skor tinggi-skor rendah)
Dari rumus di atas maka batas kategori nilai pada tingkat kepercayaan diri
siswa adalah: untuk mendapatkan batas nilai tertinggi maka M + 1 SD, sedangkan
untuk mendapatkan nilai terendah maka M + 1 SD. Kemudian batas nilai yang
diperoleh oleh peneliti adalah hasil yang dimasukkan ke dalam excel dan
dijumlahkan sesuai dengan langkah-langkah yang ada.
18
Saifuddin Azwar, Penyusuna Skala Psikologis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h.
107-119
12
Dari hasil perolehan nilai tersebut, peneliti memilih nilai terendah berada
pada kategori rendah tingkat kepercayaan diri siswa karena batas nilai >99
merupakan siswa yang banyak menjawab item pernyataan skala dengan jawaban
unfavorable dan siswa tersebut merupakan siswa yang berada pada kategori
rendah. Sedangkan siswa yang memperoleh batas nilai 99-118 dikategorikan
sedang tigkat kepercayaan diri, serta siswa yang memiliki batas nilai <118 maka
dikategorikan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan dianggap siswa tersebut
tidak mengalami masalah pada kepercayaan diri. Adapun untuk melihat tingkat
persentase kepercayaan diri siswa yang terjadi di SMP Negeri 1 Darul Imarah
dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.5
Tingkat Persentasi Kepercayaan Diri di SMP Negeri 1 Darul Imarah
Kategori Frekuensi Persentasi
Tinggi 6 20
Sedang 16 53,3
Rendah 8 26,7
Jumlah 30 100%
6 MAH 97
7 MF 97
8 HN 97
Jumlah 769
Dari table di atas menyatakan bahwa 8 orang siswa yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini karena berada pada kategori tingkat rendah kepercayaan diri
dan akan diberikan treatment untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. 8 orang
siswa tersebut berasal dari kelas 7-1. Kemudian dalam penelitian ini, peneliti
memilih salah satu kepercayaan diri rendah yang dilakukan oleh siswa dari hasil
penjumlahan setiap item pernyataan.
Dari hasil penjumlahan setiap item pernyataan tersebut menyatakan bahwa
tingkat rendah kepercayaan diri siswa berada pada item nomor 1 tentang minder
dengan diri sendiri yang dapat dilihat dari table berikut:
Tabel 4.7
Hasil pilihan jawaban unfavorable tertinggi pada butir pernyataan nomor 1
yaitu “Saya minder dengan diri sendiri”
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 SS 2 25%
2 S 3 37,5%
3 KS 3 37,5%
4 TS - -
5 STS - -
Jumlah 8 100%
Dari tabel di atas menyatakan bahwa ada 2 siswa menjawab sangat setuju
terhadap pernyataan negative tentang minder dengan diri sendiri, ada 3 siswa yang
menjawab setuju dengan penyataan minder dengan diri sendiri, ada 3 siswa
menjawab kurang setuju terhadap pernyataan tersebut. Hal ini menandakan bahwa
pernyataan negatif tersebut sesuai dengan kondisi yang di alami oleh siswa dan
tidak ada penolakan terhadap pilihan jawaban tersebut.
b. Pemberian Treatment 1
Pemberian treatment diberikan kepada 8 orang siswa sebagai responden
yang menjadi sampel penelitian selama 3 kali pertemuan dengan menggunakan
topik pembahasan tugas tentang tips meningkatkan kepercayaan diri siswa.
14
Pemilihan topik tersebut dikarenakan topik tersebut adalah salah satu jenis
kepercayaan diri yang rendah pada siswa di sekolah yang dibuktikan dengan
hasil pengolahan data sebelum diberikan treatment.
Treatment pertama yang diberikan oleh peneliti pada tanggal 15
November 2021, bertempat di Mushalla sekolah dengan durasi waktu selama 40
menit setelah jam istirahat. Treatment tersebut diberikan melalui layanan
bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. Pelaksanaan bimbingan
kelompok dengan teknik diskusi kelompok yang diberikan pada penelitian ini
sesuai dengan tahapan yang telah dikemukakan oleh prayitno.
c. Pemberian treatment II
Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 16 November 2021 yang
bertempat di Mushallah sekolah dan berlangsung selama 60 menit setelah jam
istirahat berlangsung. Sama seperti halnya pertemuan pertama, pada pertemuan
kedua ini peneliti menjalankan layanan bimbingan kelompok sesuai dengan tahap-
tahap yang sudah dikemukakan oleh Prayitno. Pada pertemuan kedua ini, peneliti
tidak menjalankan lagi tahap pertama (tahap pembentukan) dan kedua (tahap
peralihan) namun langsung memasuki tahap ketiga yaitu tahap kegiatan
kelompok.
Pada tahap ini peneliti masih menggunakan metode diskusi dan curah
pendapat dengan siswa. Menyambung pada pertemuan sebelumnya. Namun
penulis menggunakan cara yang berbeda sehingga memancing siswa untuk lebih
aktif dan diskusi menjadi tidak membosankan. Cara yang dipakai adalah dengan
mengajak siswa untuk bermain permainan sambung kata. Siswa yang tidak dapat
menyambung kata selanjutnya akan menyampaikan pendapatnya terkait materi
tentang tips meningkatkan kepercayaan diri siswa. Pada tahap ini, masing-masing
anggota siswa mengambil kesimpulan dari topik yang sudah dibahas,
menyampaikan cara siswa untuk menigkatkan kepercayaan diri, peneliti
memberikan penguatan, kemudian setiap anggota siswa juga diberi kesempatan
untuk menyampaikan kesan dari hasil pertemuan ini dan memberikan pesan atau
harapan untuk pertemuan berikutnya.
15
e. Posttest
Setelah Setelah 3 kali pertemuan dalam layanan bimbingan kelompok dengan
teknik diskusi kelompok selesai diberikan maka peneliti melakukan pengukuran
terakhir (posttest) pada pertemuan ketiga untuk mengetahui hasil dari pemberian
treatment tersebut. Hasil posttest tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil postest siswa
No Responden Hasil Posttest
1 CTS 116
2 M 114
3 NM 115
4 AZY 111
5 MR 115
6 MAH 122
7 MF 117
8 HN 118
Jumlah 928
treatment.
Dari hal tersebut perbandingan alternative jawaban siswa pada item
pernyataan nomor 1 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11
Perbandingan Alternatif Jawaban Siswa Pada Item 1 Sebelum dan Sesudah
Pemberian Treatment
No Alternatif Jawaban Pretest Posttest
F % F %
1 SS 2 25% 0 0
2 S 3 37,5% 0 0
3 KS 3 37,5% 0 0
4 TS 0 0 7 87,5%
5 STS 0 0 1 12,5%
Jumlah 8 100% 8 100%
akurat digunakan pada kelompok kecil yang berjumlah <50 responden. Normal
tidaknya sebaran data penelitian dapat dilihat dari pengambilan keputusan, jika
sig > 0,05 maka data berdistribusi normal. Sedangkan jika sig < 0,05 maka data
tidak berdistribusi normal.19
Adapun hasil uji normalitas dengan menggunakan bantuan SPSS 20
dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.12
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRE-TEST .304 8 .029 .866 8 .137
POST-TEST .141 8 .200* .963 8 .840
Tabel 4.13
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
PRE-TEST 96.1250 8 1.88509 .66648
Pair 1
POST-TEST 116.0000 8 3.20713 1.13389
19
V. Wiratna Sujarweni, SPSS untuk Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Pers, 2015),
h.55
19
Tabel 4.14
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PRE-TEST & POST-TEST 8 .331 .423
Tabel 4.15
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
Mean Std. Std. 95% Confidence tailed)
Deviation Error Interval of the
Mean Difference
Lower Upper
Pair PRE-TEST -
-19.87500 3.13676 1.10901 -22.49740 -17.25260 -17.921 7 .000
1 POST-TEST
post test design maupun penelitian menggunakan kelompok kontrol. Uji N gain
score dilakukan dengan cara menghitung selisih antara nilai pretest dan nilai post-
test.
Tabel 4.16
Hasil uji N gain
No Responden Hasil Hasil N Gain Efektifitas
Pretest Posttest Score
1 CTS 93 116 0,79 Tinggi
2 M 94 114 0,71 Tinggi
3 NM 98 115 0,71 Tinggi
4 AZY 95 111 0,59 Sedang
5 MR 98 115 0,71 Tinggi
6 MAH 97 122 1.00 Tinggi
7 MF 97 117 0,80 Tinggi
8 HN 97 118 0,84 Tinggi
E. PEMBAHASAN
1. Efektifitas Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Kepercayaan
Diri Siswa di SMP Negeri 1 Darul Imarah Aceh Besar
dengan 10 orang.20
Siswa yang berjumlah 8 orang tersebut akan diberikan treatment oleh
peneliti sebanyak 3 kali pertemuan. Treatment yang diberikan oleh peneliti
menggunakan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri
siswa. Hasil dari pengolahan data pretest menyatakan bahwa minder terhadap diri
sendiri adalah salah satu jenis kepercayaan diri yang berada pada kategori rendah.
Kemudian kepercayaan diri siswa sesudah diberikan treatment dapat meningkat
yang dibuktikan dari hasil pengolahan data posttest.
Berdasarkan penyajian data hasil penelitian maka peneliti menyimpulkan
bahwa layanan bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri
siswa di SMP Negeri 1 Darul Imarah Aceh Besar. Hasil posttest terdapat
peningkatan daripada hasil Pretest, dengan jumlah nilai pretest sebesar 769 dan
jumlah nilai posttest sebesar 928. Adapun hasil posttest kepercayaan diri siswa
dapat dikatakan cukup efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dan
adanya perubahan percaya siswa selama diberikan treatment oleh peneliti dengan
menggunakan layanan bimbingan kelompok.
Minder adalah salah satu ciri kepercayaan diri siswa yang rendah yang
dibuktikan dari hasil pengolahan data pretest yaitu siswa merasa minder dengan
dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan siswa merasa diri tidak mampu dalam
mengungkapkan pendapatnya, karena merasa malu dan takut salah.
Meski fokus penelitian ini tidak pada semua aspek tetapi peneliti hanya berfokus
pada salah satu aspek kepercayaan diri yang rendah yang dialami oleh siswa di
sekolah namun mempengaruhi beberapa item pernyataan yang lainnya seperti
tidak yakin pada jawaban soal yang dikerjadan dan tidak berani untuk maju ke
depan kelas. Kemudian siswa juga menunjukkan partisipasi yang aktif dalam
diskusi kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Hasil pada awal pertemuan treatment, siswa masih kurang aktif untuk
mengeluarkan pendapat namun ketika peneliti mencairkan suasana dengan
memberikan permainan dan menjelaskan tentang asas dalam bimbingan dan
konseling kemudian siswa merasa mulai terbuka untuk saling aktif dalam kegiatan
20
Prayitno, Layanan bimbingan..., 8.
22
diskusi kelompok. Hal ini juga berlanjut pada pertemuan kedua, dimana siswa
sudah mulai aktif dan siap untuk melaksanakan kegiatan diskusi kelompok. Dalam
pelaksanaan diskusi kelompok, siswa saling mengeluarkan pendapat, ide,
masukan tentang topik tugas yang diberikan oleh peneliti yaitu terkait tips
meningkatkan kepercayaan diri pada siswa
Pada pertemuan ketiga, siswa mulai terbuka dengan permasalahan yang
dialaminya sehingga membuat suasana diskusi kelompok dalam layanan
bimbingan kelompok menjadi semakin aktif, tidak ada yang ditutup-tutupi karena
dari hasil diskusi siswa mengatakan bahwa mereka memiliki permasalahan yang
sama yang harus diatasi agar tidak menjadi kebiasaan ketika mereka merasa
minder dengan dirinya sendiri. Kemudian perubahan pada siswa setelah diberikan
treatment dalam penelitian ini yaitu meningkatnya rasa percaya diri siswa saya
mengemukakan pendapatnya.
Dari paparan di atas, maka analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada perbedaan kepercayaan diri siswa di kelas 7-1 sebelum dan sesudah diberikan
treatment melalui layanan bimbingan kelompok, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Ha diterima artinya ada perbedaan kepercayaan diri siswa kela 7-1
sebelum dan sesudah diberikan treatment melalui layanan bimbingan kelompok.
Penerimaan Ha tersebut dapat dilihat dari hasil Paired Samples Test yaitu Sig
,000< 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kepercayaan diri
siswa kelas 7-1 sebelum dan sesudah diberikan treatment melalui layanan
bimbingan kelompok.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP
Negeri 1 Darul Imarah Aceh Besar dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan
kelompok efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas 7-1 di SMP
Negeri 1 Darul Imarah Aceh Besar. Hal ini dibuktikan karena adanya perbedaan
kepercayaan diri siswa sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan
kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa di SMP Negeri 1 Darul
Imarah.
23
G. REFERENSI
Lubis, Saiful Akhyar. (2011). Konseling Islami dan Kesehatan Mental. Bandung:
Citapustaka Media Perintis
Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia
R, Taylor. (2006). Mengembangkan Kepercayaan Diri. Jakarta: Erlangga
Rifki, Mustofa. (2008). “Pengaruh Rasa Percaya Diri Terhadap Prestasi Belajar
Siswq di SMA Islam Almaarif Singosari Malang”. Jurnal Skripsi
Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Sisca, Itsar. (2016). Prosedur Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok.
Bandung: Mujahid Press
Sujarweni, V. Wiratna. (2015). SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
Pers
Sugiono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
______ (2011). Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta
T, Hakim. (2005). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Purwa Suara