You are on page 1of 14

JURNAL HUTAN LESTARI (2019)

Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

PEMANFAATAN ROTAN DAN BAMBU OLEH MASYARAKAT DESA PARIT


RAJA KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS

(Utilization Of Rattan And Bamboo By The Community Of Parit Raja Village Of Sejangkung
Sub-District Sambas Regency)

Cici Suryani, Sofyan Zainal, Nurhaida


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jalan Imam Bonjol Pontianak. 78124
Email: cicisuryani10081997@gmail.com

Abstract
Forests have the potential to meet a variety of human needs such as food, medicine, timber, and
handicraft. Non-timber forest product used by the community of Parit Raja Village are rattan
and bamboo. This research aim to inventory of the types of rattan and bamboo and to inventory
the forms of utilization of rattan and bamboo processing in Parit Raja Village of Sejangkung
Sub-District of Sambas Regency. This study used a survey method with in-depth interviews with
the community in Parit Raja Village. The results showed that there were 5 types of rattan and 3
types of bamboo that were utilized by people of Parit Raja Village, namely Seuti Rattan
(Calamus ornatus), Marau Rattan (Korthalsia rigida), Sega Rattan (Calamus caesius), Babuai
Rattan (Plectocomia elongate), Nanga Rattan (Korthalsia Junghuhnii) and Bambo, namely Abe
Bamboo (Gigantochloa Balui), Kuayan Bamboo, Ater Bamboo (Gigantochloa atter). The forms
of utilization of rattan by Parit Raja Village community are the furniture, living room
decoration and wicker found in the Sejangkung Hamlet. The most common type of rattan used
were Seuti (99.9%), while bamboo utilization ranged from furniture, wicker and cooking as
found in Gambir Hamlet, Kawakan Hamlet, Sembuai Hamlet, and Rambayan Hamlet. The most
commonly used bamboo species is Abe bamboo (93,3%). There are 22 handicraft product
produced by the people of Parit Raja Village including sofa sets, baby swing baskets, room
dividers, corner shelves, flower vases (cage model), and parcels. The forms of utilization of
bamboo by the community of Parit Raja Village: there are 14 handicraft products including
nyiru, capil/tanggoi, rice dishes, small rice basket, bakak ( large rice basket), and fruit basket.

Keywords: Rattan, Bamboo, Parit Raja Village, Handicrafts.

PENDAHULUAN kayu di Indonesia sudah sejak lama


Hutan memiliki potensi untuk dilakukan oleh penduduk sekitar hutan
memenuhi berbagai kebutuhan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup
seperti makanan, obat-obatan, papan, sehari-hari. Salah satu hasil hutan non-
serta kerajinan tangan. Hutan tidak kayu yang dikenal oleh masyarakat
hanya ditumbuhi tumbuhan yang sekitar hutan yaitu rotan dan bambu.
berkayu, hutan Indonesia mempunyai Rotan merupakan salah satu
hasil hutan bukan kayu yang cukup tumbuhan hutan bernilai komersil
berlimpah sedangkan pemanfaatannya cukup tinggi, yang umumnya tumbuh
belum optimal karena yang cenderung secara alami di daerah dataran rendah
dimanfaatkan hanyalah pada hasil hutan maupun daerah pegunungan, memiliki
kayu. Pemanfaatan hasil hutan non- banyak manfaat bagi masyarakat.

1498
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

Hampir seluruh bagian rotan dapat kebutuhan pangan, sandang, dan


digunakan baik sebagai konstruksi kursi kerajinan tangan.
dan pengikat (Kusnaedi & Pramudita, Rotan mempunyai manfaat yang
2013). Jumiati et al. (2012) salah satu beragam dalam kehidupan. Beberapa
sumber hasil hutan non-kayu yang manfaat rotan adalah sebagai kerajinan
dimanfaatkan oleh masyarakat adalah tangan. Rotan ketika di ambil dari hutan
spesies-spesies rotan yang banyak alami atau budidaya perlu melewati
digunakan baik sebagai bahan anyaman, proses pengolahan yang cukup panjang.
keperluan tali temali maupun untuk Dimulai dari proses penggorengan kayu
dijadikan bahan sayuran. rotan, pengeringan, pelurusan kayu,
Rotan sangat potensial untuk pemutihan, hingga pengawetan kayu.
dikembangkan sebagai bahan Kesemuanya dilakukan agar rotan bisa
perdagangan, baik untuk kebutuhan di gunakan untuk bahan baku seperti
dalam negeri maupun untuk ekspor kerajinan tangan yang membutuhkan
(Januminro, 2009). Pemanfaatan bahan yang kuat dan elastis.
sumberdaya alam oleh masyarakat lokal Secara tidak langsung, rotan
khususnya dalam pemanfaatan hasil berkontribusi dalam meningkatkan
hutan bukan kayu seperti tanaman rotan penghasilan masyarakat diwilayah
dan bambu belum banyak dikaji dan sekitar hutan, juga berperan dalam
didokumentasikan di Indonesia. Data membentuk budaya masyarakat, social,
survey inventarisasi rotan sejak tahun dan ekonomi sehingga rotan juga
1990 sampai 2010 menunjukkan bahwa memiliki kelebihan yang mudah
sebaran rotan di Kalimantan Barat pada dibentuk karena sifatnya liat/kuat
umumnya berada di hutan rawa dan (Januminro 2000).
sebagian di hutan lahan kering Dalam kehidupan masyarakat
(Sardana, dkk, 2011). pedesaan di Indonesia bambu
Bambu merupakan produk hasil memegang peranan yang sangat
hutan non kayu yang memiliki sifat- penting. Bahan bambu dikenal oleh
sifat yang baik untuk dimanfaatkan, masyarakat memiliki sifat-sifat yang
karena memiliki batang yang kuat. baik untuk dimanfaatkan antara lain :
Rotan dan bambu merupakan bahan batangnya kuat, lurus, rata, keras,
lokal yang memegang peranan sangat mudah dibelah, mudah dibentuk, dan
penting dalam kehidupan masyarakat, mudah dikerjakan serta mudah
khususnya masyarakat Desa Parit Raja diangkut. Selain itu bambu juga relative
Kecamatan Sejangkung Kabupaten murah dibanding bahan bangunan lain
Sambas, ini dapat dilihat dari karena banyak ditemukan disekitar
banyaknya penggunaan rotan dan pemukiman pedesaan. Bambu menjadi
bambu pada berbagai keperluan tanaman serbaguna bagi masyarakat
masyarakat, misalnya untuk memenuhi pedesaan. Berbagai macam kegunaan
bambu masih dapat dilihat pada daerah

1499
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

pedesaan diseluruh Indonesia, alat-alat bentuk pemanfaatan dari pengolahan


dapur yang terbuat dari bambu seperti kerajinan rotan dan bambu yang dibuat
ayakan, bakul, nyiru, kukusan, tudung oleh masyarakat Desa Parit Raja, dan
saji, dinding rumah, tiang, lantai, dan Bagi pihak terkait, hasil penelitian ini
lain-lain. bisa dijadikan masukan dalam
Kontribusi tanaman rotan dan rotan mengoptimalkan hasil rotan dan bambu
di Kecamatan Sejangkung sangat untuk masyarakat Desa Parit Raja.
berpengaruh dalam meningkatkan METODE PENELITIAN
pendapatan masyarakat, khususnya Desa Parit Raja merupakan salah
masyarakat Desa Parit Raja. Selain satu Desa yang terletak di Kecamatan
sebagai petani, mereka memiliki Sejangkung Kabupaten Sambas
pekerjaan sampingan, yaitu menjadi Provinsi Kalimantan Barat. Desa Parit
pengrajin rotan dan bambu. Tujuan dari Raja memiliki 5 Dusun yaitu : Dusun
penelitian yaitu inventarisasi jenis rotan Sejangkung, Dusun Gambir, Dusun
dan bambu serta inventarisasi bentuk Kawakan, Dusun Sembuai, dan Dusun
pemanfaatan dari pengolahan rotan dan Rambayan. Desa ini terletak pada
bambu di Desa Parit Raja Kecamatan posisi 1°27'7,08” Lintang Utara serta
Sejangkung Kabupaten Sambas. 1°24'18,81” Lintang Utara dan
Manfaat dari penelitian ini adalah 109°18'45,47” Bujur Timur serta
memberikan informasi tentang 109°22'57,37” Bujur Timur dengan
inventarisasi jenis rotan dan bambu luas wilayah 33,50 km2 (3.350 Ha)
yang dimanfaatkan masyarakat Desa berdasarkan data Monografi Desa Parit
Parit Raja kepada masyarakat luas, Raja Kecamatan Sejangkung pada
memberikan informasi tentang bentuk- tahun 2019.

Gambar 1. Peta Lokasi Desa Parit Raja (Location Map of the Parit Raja Village)

1500
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

Penelitian dilaksanakan di Desa Berdasarkan perhitungan dengan


Parit Raja dengan waktu penelitian 1 menggunakan rumus slovin maka
bulan efektif dilapangan. Subjek diperoleh jumlah responden sebanyak
penelitian adalah masyarakat yang 90 KK dari 948 KK yang ada. Kriteria
berdomisili di Desa Parit Raja yang responden meliputi: kepala keluarga dan
memanfaatkan rotan dan bambu, objek Ibu rumah tangga atau masyarakat yang
penelitian adalah rotan serta bambu sudah berkeluarga, sehat jasmani dan
yang tumbuh diwilayah Desa Parit Raja rohani, berdomisili minimal 5 tahun di
Kecamatan Sejangkung. Alat yang Desa Parit Raja Kecamatan Sejangkung
digunakan pada saat penelitian adalah Kabupaten Sambas dan memanfaatkan
kuisioner, atk, kamera digital, buku rotan dan bambu setiap hari.
kunci identifikasi, parang, sepatu bot, Analisis dilakukan secara deskriptif
dan peta lokasi. pada manfaat rotan dan bambu, bentuk
Metode yang digunakan dalam bentuk kerajinan yang dihasilkan,
penelitian ini adalah metode survei. bagian apa saja yang dimanfaatkan, dan
Metode survei merupakan rekapitulasi jenis-jenis tanaman rotan
pengumpulan data primer berdasarkan dan bambu yang terdapat di Desa Parit
komunikasi antara peneliti dengan Raja Kecamatan Sejangkung Kabupaten
responden (subjek). Teknik Sambas. Didasarkan pada hasil
pengumpulan data yang digunakan informasi dilapangan yang dilakukan
pada penelitian adalah teknik dengan wawancara secara langsung
wawancara dan teknik kuisioner. kepada masyarakat dan dengan cara
Penentuan jumlah responden dilakukan pengumpulan data responden kuisioner.
dengan Rumus Slovin dan pemilihan HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel responden yang dilakukan Jenis Rotan dan Bambu yang di
secara Purposive Sampling dengan Manfaatkan oleh Masyarakat Desa
tingkat kepercayaan 90 % berdasarkan Parit Raja
Hasil penelitian terdapat 5 Jenis
jumlah KK per dusun di Desa Parit
rotan yaitu 2 jenis berasal dari genus
Raja. Perhitungan dilakukan dengan
Calamus, 2 jenis dari genus Korthalsia,
menggunakan Rumus Slovin sebagai
dan 1 jenis dari genus Plectocomia dan
berikut:
3 jenis bambu yaitu 2 jenis genus
Rumus Slovin:
N Gigantochloa, 1 jenis genus
n= Dendrocalamus. Rotan dan bambu yang
1 + 𝑁𝑒 2
n = Ukuran sampel / jumlah responden di manfaatkan masyarakat di sajikan
N = Ukuran populasi pada Tabel 1.
E = Error (persen kelonggaran)

1501
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

Tabel 1. Jenis Rotan dan Bambu yang Dimanfatkan Masyarakat (Types of Rattan
and Bamboo Utilized by the Community)
No Jenis Nama Lokal Nama Umum Nama Ilmiah Rotan
1. Rotan Seuti Seuti Calamus ornatus
Marau Marau Korthalsia rigida
Sega Sega Calamus caesius
Semuai Babuai Plectocomia elongate
Nanga Nanga Korthalsia junghuhnii
2. Bambu Abek Abe Gigantochloa balui
Kuayan Kuayan -
Parring Ater Gigantochloa atter
Hasil penelitian menunjukkan sejalan dengan penelitian Linda (2017)
bahwa di Desa Parit Raja ada 5 jenis rebung merupakan tunas bambu muda
rotan yang dimanfaatkan yaitu Rotan yang enak dimakan, biasanya
Seuti, Rotan Marau, Rotan Sega, Rotan dimanfaatkan sebagai bahan masakan,
Babuai, dan Rotan Nanga, Hasil terutama untuk dibuat sayur. Batang
penelitian juga menunjukkan bahwa di rotan dan bambu dimanfaatkan secara
Desa Parit Raja ada 3 jenis bambu yang komersial untuk anyaman kerajinan
dimanfaatkan yaitu Bambu Abe, Bambu tangan karena kekuatan, kelenturan dan
Kuayan, dan Bambu Ater. Keberadaan keseragamannya sehingga rotan dan
rotan dan bambu tersebut tampak bambu baik digunakan dalam keadaan
membawa arti cukup penting bagi utuh maupun dalam belahan. Hal ini
masyarakat Desa Parit Raja. sejalan dengan penelitian Gusniati
Pemanfaatan rotan yang dilakukan oleh (2017) di Desa Kasromego yaitu
masyarakat Desa Parit Raja mulai dari bagian-bagian rotan yang biasa
perabotan, hiasan ruang tamu dan digunakan sebagian besar adalah pada
anyaman, untuk jenis rotan yang paling bagian batangnya.
banyak digunakan adalah rotan jenis Proses Pengolahan Rotan dan Bambu
Seuti (90,9%). Untuk pemanfaatan oleh Masyarakat
bambu mulai dari perabotan, anyaman Proses pengolahan rotan dan bambu
dan masakan. Paling banyak digunakan yang ada di Desa Parit Raja termasuk
adalah bambu jenis Abe (93,3%). pengolahan rotan habis panen dihutan
Bambu jenis Ater hanya dimanfaatkan atau proses pengolahan rotan rumahan
rebung nya untuk masakan. secara tradisional harus melewati
Berdasarkan hasil wawancara proses-proses seperti : proses
dengan masyarakat bahwa bagian yang pemanenan, proses pembersihan, proses
digunakan dari rotan adalah batangnya pengeringan dan proses penganyaman.
karena pada bagian batang adalah bahan • Rotan
baku utama dalam pembuatan kerajinan Rotan yang siap dipanen
berbagai bentuk dari olahan rotan dan merupakan rotan yang sudah masak
bambu. Bagian bambu yang digunakan tebang baik yang berada dihutan
adalah batang dan rebungnya, hal ini maupun dikebun masyarakat. Cara

1502
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

membedakan rotan yang siap dipanen proses penebangan bambu harus


dengan rota yang masih muda biasanya dimulai pada rumpun pinggir (tepi) dan
masyarakat setempat melihat langsung tanaman bambu yang tumbuh tidak
dari warna daun. Warna daun rotan menjulang atau menindih tanaman
yang sudah masak tebang biasanya bambu lain. Penebangan bambu
mulai mengering dengan berwarna dilakukan dengan cara menebas dengan
keabu-abuan, kekuning-kuningan dan parang pada sisi bawah lengkungan
sudah banyak daun dan duri yang batang bambu membentuk luka segitiga
gugur. Teknik pengambilan rotan siku-siku sampai poros bambu nyaris
dengan memotong bagian pangkal putus pada jarak satu ruas diatas
pohon rotan, ditarik sampai seluruh pangkal batang, kemudian tebaskan
bagian rotan rotan terlihat, kemudian parang pada sisi atas (lengkungan)
rotan digosok-gosokan pada batang atau batang sampai poros bambu putus dari
kayu terus kemudian memotong bagian pangkal batang.
ujung rotan, rotan tersebut digulung dan Pemanfaatan Rotan dan Bambu oleh
siap digunakan. Masyarakat
• Bambu Berdasarkan hasil penelitian,
Proses penebangan yang dilakukan bentuk pemanfaatan rotan dan bambu
oleh masyarakat setempat dilakukan yang dihasilkan oleh masyarakat Desa
secara sederhana dan hanya dilengkapi Parit Raja ada 22 produk dan
peralatan parang, pisau, sarung tangan pemanfaatan bambu sebanyak 15
dan alas kaki. Bambu ditebang produk (Gambar 2) dan (Gambar 3).
pangkalnya dipilih kemudian batang Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
ditarik kebawah agar terlepas dari Tabel 2 dan Tabel 3.
penyanggah. Menurut Kanisius (2005),

1503
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

Tabel 2. Bentuk-Bentuk Kerajinan Rotan di Desa Parit Raja (Froms of Rattan


Handicrafts in Parit Raja Village)
Jenis Tanaman Rotan
No Kerajinan Rotan
Seuti Marau Sega Babuai Nanga’
1. Kursi sofa / set √ √ - - -
2. Kursi sudut / set √ √ - - -
3. Kursi bakul / set √ - - - -
4. Kursi skeram / set √ - - - -
5. Kursi parabola / set √ - - - -
6. Keranjang ayunan bayi √ - √ - -
7. Kursi bar / café √ - - - -
8. Sekat ruangan √ - √ - -
9. Miniature sepeda hias √ - - - -
10. Tempat gelas aqua √ - - - -
11. Vas bunga √ - - - -
12. Rak sudut √ - √ - -
13. Kuda lumping √ - - - -
14. Ayunan dewasa √ √ - - -
15. Keranjang buah √ - √ - -
16. Vas bunga(model sangkar) √ - √ - -
17. Kursi goyang √ - - - -
18. Box bayi √ - - - -
19. Parcel (hantaran) √ - √ - -
20. Sandal rotan - - √ - -
21. Kap lampu - - √ - -
22. Tudung saji √ - - √ √
Jumlah 20 3 8 1 1
Persentase (%) 90,9 % 13,6 % 36,3 % 4.54 % 4,54 %

Berdasarkan penelitian dilapangan menganyam dan sebagai bahan


menunjukan bahwa sebagian besar yang pengikat, selain itu juga bisa digunakan
digunakan adalah rotan jenis Seuti yaitu untuk membuat hampir semua jenis
90,9 % dan yang sedikit digunakan anyaman. Sedangkan untuk jenis rotan
adalah jenis rotan babuai dan nanga babuai dan nanga sedikit digunakan
yaitu 4.54 % dari total 22 produk karena hanya digunakan untuk tali
kerajinan tangan yang dihasilkan. Rotan pengikat dan bingkai untuk pembuatan
seuti banyak digunakan karena rotan ini produk tudung saji saja dan lebih
mudah didapat, mudah dianyam, dan banyak dipergunakan pada produk
serbaguna (berkualitas) sehingga lebih kerajinan bambu.
sering dipergunakan masyarakat untuk

1504
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

a b c

d e f

Gambar 2 : (a). kursi sofa/set (b). keranjang ayunan bayi (c). sekat ruangan (d). rak
sudut (e).keranjang buah (f). parcel (hantaran)

Tabel 3. Bentuk-Bentuk Kerajinan Bambu di Desa Parit Raja (Froms of Bamboo


Handicrafts in Parit Raja Village)
Jenis Tanaman Bambu
No Kerajinan Bambu
Abe Kuayan Ater
1. Nyiru’ √ √ -
2. Capil / tanggoi √ √ -
3. Ayakan √ - -
4. Bakul kecil bertutup √ - -
5. Piring nasi presmanan √ - -
6. Ragak sedang bertutup √ - -
7. Bakul kecil √ - -
8. Ragak selengka √ - -
9. Bakak (bakul besar) √ - -
10. Lembaran kain (kopiah, dompet, tas) √ √ -
11. Keranjang buah (oval, bulat, segi) √ √ -
12. Candi (vas bunga) besar √ √ -
13. Candi (vas bunga) kecil √ √ -
14. Masakan / Acar - - √
15. Tudung saji √ - -
Jumlah 14 6 1
Persentase (%) 93,3 % 40 % 6,66 %

Berdasarkan penelitian dilapangan yaitu 93,3 % dan yang sedikit


menunjukan bahwa sebagian besar yang digunakan adalah jenis bambu ater yaitu
digunakan adalah bambu jenis Abe hanya 6,66 % dari total 15 produk yang

1505
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

dihasilkan. Bambu abe ini mudah menggunakan bambu abe ini.


didapat, mudah dibentuk, dan mudah Sedangkan untuk bambu jenis ater ini
dianyam. Bambu abe banyak digunakan sedikit digunakan dan hanya
karena bambu ini hampir di setiap dimanfaatkan untuk masakan saja
kebun masyarakat menanam bambu itupun hanya beberapa orang saja yang
abe, juga bisa digunakan hampir smua memanfaatkan nya.
jenis anyaman yang dihasilkan

a b c

d e f
Gambar 3 : (a). nyiru (b). capil/tanggoi (c). piring nasi presmanan (d). bakul kecil
(e).candi (vas bunga) (f). keranjang buah

Berdasarkan data pada Tabel 2, jenis dimanfaatkan adalah bambu jenis Ater
rotan yang banyak dimanfaatkan adalah hanya 1 produk yaitu sebagai bahan
rotan jenis Seuti yang menghasilkan 20 masakan. Hasil pemanfaatan bambu di
produk kerajinan tangan dan yang paling Desa Parit Raja lebih banyak
sedikit yang dimanfaatkan masyarakat dibandingkan dengan pemanfaatan bambu
adalah rotan jenis Babuai. Rotan babuai di Desa Sedahan Jaya yang hanya
hanya dimanfaatkan sebagai bahan tali memanfaatkan bambu untuk 10 produk
pengikat untuk produk tudung saji. Hasil kerajinan tangan (Linda, 2017).
pemanfaatan rotan di Desa Parit Raja lebih Pemanfaatan rotan dan bambu yang
banyak di bandingkan dengan dilakukan di Desa Parit Raja saat ini
pemanfaatan rotan oleh Masyarakat Suku merupakan turun temurun dari nenek
Dayak Kanayatn yang memanfaatkan moyang mereka yang berasal dari hasil
rotan jenis Seuti yang hanya menghasilkan interaksi mereka dengan alam sekitarnya.
5 produk kerajinan tangan (Simanjuntak, Saat ini bentuk kearifan lokal yang masih
2016). ada di Desa Parit Raja khususnya
Berdasarkan data pada Tabel 3, jenis pemanfaatan rotan dan bambu adalah
bambu yang banyak dimanfaatkan adalah kesadaran untuk menjaga kelestarian
bambu jenis Abe menghasilkan 14 produk spesies tanaman rotan dan bambu yang
kerajinan tangan dan yang paling sedikit digunakan. Umumnya pewarisan

1506
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

pengetahuan tradisional dilakukan secara yang di ambil tunas(rebung)nya untuk


lisan dari generasi ke generasi (Soekarman dijadikan sayur. Pengolahan pertama rotan
dan Riswan,1992). dan bambu yang dilakukan dihutan dan
Pemungutan hasil rotan dan bambu dikebun masyarakat itu sendiri merupakan
yang diperoleh dari hutan dan kebun langkah awal yang sangat penting dalam
masyarakat itu sendiri merupakan hal penentuan kualitas rotan dan bambu.
pekerjaan yang dilakukan masyarakat Bentuk produk yang dihasilkan dari
sekitar.dalam hal pemenuhan kebutuhan kerajinan rotan dan bambu tersebut
sehari-hari. Kebiasaan adat mereka biasanya di pakai sendiri dan dijual, rotan
mengambil rotan dan bambu secara dan bambu yang dijual tergantung
terbatas sesuai dengan keperluan untuk pemesanan, ada yang murah dan ada juga
membuat produk anyaman / kerajinan. yang mahal. Kebanyakan masyarakat
Rotan dan bambu yang diambil hanya menjual hasil kerajinan rotan dan bambu
rotan dan bambu yang masak tebang saja, tersebut untuk menambah perekonomian
anakan rotan dan bambu tidak boleh mereka . Hasil pendapatan masyarakat di
diambil agar rotan dan bambu tetap terjaga Desa Parit Raja dapat dilihat pada Tabel
kelestariannya, beda untu jenis bambu 4,5 dan 6 berikut ini.
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Pendapatan Masyarakat (Recapitulation of Community
Income)
1. Produk Rotan
No Bentuk Pemanfaatan Total Total biaya Pendapatan
Penerimaan (TC) (I)
( TR)
1. Kursi Sofa / Set Rp. 2.200.000 Rp.1.100.000 Rp. 1.100.000
2. Kursi Sudut / Set Rp. 2.200.000 Rp. 1.100.000 Rp. 1.100.000
3. Kursi Bakul / Set Rp. 1.800.000 Rp. 900.000 Rp. 900.000
4. Kursi Skeram / Set Rp. 1.800.000 Rp. 900.000 Rp. 900.000
5. Kursi Parabola / Set Rp. 1.200.000 Rp. 600.000 Rp. 600.000
6. Keranjang Ayunan Bayi Rp. 400.000 Rp. 190.000 Rp. 210.000
7. Kursi Bar / Café Rp. 150.000 Rp. 60.000 Rp. 90.000
8. Sekat Ruangan Rp. 250.000 Rp. 100.000 Rp. 150.000
9. Miniature Sepeda Hias Rp. 80.000 Rp. 30.000 Rp. 50.000
10. Tempat Aqua Rp. 80.000 Rp. 35.000 Rp. 45.000
11. Vas Bunga Rp. 170.000 Rp. 75.000 Rp. 95.000
12. Rak Sudut Rp. 150.000 Rp. 75.000 Rp. 75.000
13. Kuda Lumping Rp. 80.000 Rp. 40.000 Rp. 40.000
14. Ayunan Dewasa Rp. 350.000 Rp. 150.000 Rp. 200.000
15. Keranjang Buah Rp. 45.000 Rp. 22.000 Rp. 23.000
16. Vas bunga (model Rp. 120.000 Rp. 50.000 Rp. 70.000
sangkar)
17. Kursi Goyang Rp. 400.000 Rp. 170.000 Rp. 230.000
18. Box Bayi Rp. 250.000 Rp. 100.000 Rp. 150.000
19. Parcel (hantaran) Rp. 75.000 Rp. 35.000 Rp. 40.000
20. Sandal Rotan Rp. 95.000 Rp. 20.000 Rp. 75.000
21. Kap Lampu Rp. 90.000 Rp. 30.000 Rp. 60.000
Ket : I = TR – TC; I = Pendapatan; TR = Total Penerimaan; TC = Total Biaya
Berdasarkan penelitian dilapangan rotan yaitu kursi sofa / set dengan harga
harga jual yang termahal pada produk Rp 2.200.000 dan harga jual produk

1507
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

yang termurah yaitu keranjang buah cukup sulit juga dibandingkan dengan
dengan harga Rp 45.000. Kursi sofa/set produk lainnya, keranjang buah
dikatakan produk yang mahal dibanding dikatakan produk yang termurah karena
produk lainnya karena proses proses pembuatannya cepat dan tidak
pembuatannya memerlukan waktu yang memakan waktu yang lama dalam
lama dan termasuk pengolahan yang proses pembuatannya.
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pendapatan Masyarakat (Recapitulation of Community
Income)
2. Produk Bambu
Total
Total biaya Pendapatan
No Bentuk Pemanfaatan Penerimaan (
(TC) (I)
TR)
1. Nyiru’ Rp. 20.000 Rp. 8.000 Rp. 12.000
2. Capil / Tanggoi Rp. 15.000 Rp. 8.000 Rp. 7.000
3. Ayakan Rp. 25.000 Rp. 8.000 Rp. 17.000
4. Bakul Kecil Bertutup Rp. 10.000 Rp. 3.000 Rp. 7.000
5. Piring Nasi Presmanan Rp. 15.000 Rp. 5.000 Rp. 10.000
6. Ragak Sedang Bertutup Rp. 15.000 Rp. 5.000 Rp. 10.000
7. Bakul Kecil Rp. 6.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000
8. Ragak Rp. 7.000 Rp. 3.000 Rp. 4.000
9. Bakak (bakul besar) Rp. 40.000 Rp 13.000 Rp. 27.000
10. Lembaran Kain (kopiah, Rp. 20.000 Rp. 8.000 Rp. 12.000
dompet, tas)
11. Keranjang Buah (oval, Rp. 18.000 Rp. 7.000 Rp. 11.000
bulat, segi)
12. Candi (vas bunga) besar Rp. 60.000 Rp. 15.000 Rp. 45.000
13. Candi (vas bunga) kecil Rp. 18.000 Rp. 7.000 Rp. 11.000
Ket : I = TR – TC; I = Pendapatan; TR = Total Penerimaan; TC = Total Biaya

Berdasarkan penelitian dilapangan proses pembuatannya memerlukan


harga jual yang termahal pada produk waktu yang lama dan dengan ukuran
bambu yaitu candi (vas bunga) besar yang besar, bakul kecil dikatakan
dengan harga Rp 60.000 dan harga jual produk yang termurah karena proses
produk yang termurah yaitu bakul kecil pembuatannya cepat, ukurannya kecil
dengan harga Rp 6.000. candi (vas dan tidak memakan waktu yang lama
bunga) besar dikatakan produk yang dalam proses pembuatannya.
mahal dibanding produk lainnya karena

1508
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pendapatan Masyarakat (Recapitulation of Community


Income)
3. Produk Kombinasi Rotan dan Bambu
Total
Total biaya Pendapatan
No Bentuk Pemanfaatan Penerimaan
(TC) (I)
( TR)
1. Tudung Saji Rp. 150.000 Rp. 75.000 Rp. 75.000
Ket : I = TR – TC; I = Pendapatan; TR = Total Penerimaan; TC = Total Biaya

Berdasarkan hasil penelitian Sejangkung Kabupaten Sambas dapat


dilapangan menyatakan bahwa harga disimpulkan sebagai berikut :
jual produk kombinasi antara rotan dan 1. Berdasarkan data yang diperoleh
bambu dengan memperoleh produk dilokasi penelitian, tercatat ada 5
yaitu tudung saji dengan harga Rp jenis rotan yang dimanfaatkan oleh
150.000, dari segi pengolahan juga masyarakat Desa Parit Raja, jenis-
tergolong cukup lama. jenis rotan tersebut adalah Rotan
Produk rotan yang di hasilkan di Seuti, Rotan Marau, Rotan Sega,
Desa Parit Raja bervariasi tergantung Rotan Babuai, dan Rotan Nanga dan
dari bahan rotan itu sendiri tergantung tercatat ada 3 jenis bambu yang
dari banyak atau sedikitnya bahan baku dimanfaatkan oleh masyarakat Desa
yang dihasilkan dari hutan. Pasalnya Parit Raja, jenis-jenis bambu
naiknya harga bahan baku itu tidak tersebut adalah Bambu Abe, Bambu
diimbangi dengan naiknya harga jual Kuayan, dan Bambu Ater.
produk kerajinan rotan. Penjualan 2. Bentuk pemanfaatan rotan yang
produk tersebut juga tergantung dihasilkan oleh masyarakat Desa
pemesanan dari konsumen. Berbeda Parit Raja ada 22 produk untuk saat
halnya dengan produk bambu yang di ini khususnya di Dusun Sejangkung
hasilkan masih sangat rendah adalah kursi sofa, kursi sudut, kursi
dikarenakan bahan bambu di Desa Parit bakul, kursi skeram, kursi parabola,
Raja tergolong berlimpah. Para keranjang ayunan bayi, kursi
pengrajin di Desa Parit Raja menjadikan bar/café, sekat ruangan, miniature
pekerjaan menganyam ini sebagai salah sepeda hias, tempat aqua, vas
satu sumber penghasilan mereka dan bunga, rak sudut, kuda lumping,
ada juga yang menjadikan pekerjaan ini ayunan dewasa, keranjang buah, vas
sebagai sampingan untuk menambah bunga(model sangkar), kursi
perekonomian mereka. goyang, box bayi, parcel (hantaran),
Kesimpulan tudung saji, sandal rotan, dan kap
Berdasarkan hasil Penelitian lampu dan untuk bambu yang
Pemanfaatan Rotan dan Bambu Oleh dihasilkan oleh masyarakat Desa
Masyarakat Desa Parit Raja Kecamatan Parit Raja ada 14 produk untuk saat
ini khususnya di Dusun Gambir,

1509
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

Dusun Kawakan, Dusun Sembuai jenis jenis rotan dan bambu yang
dan Dusun Rambayan adalah nyiru’, sering dimanfaatkan agar
capil/tanggoi, ayakan, tudung saji, keberadaan rotan dan bambu
bakul kecil bertutup, piring nasi tersebut tetap ada dan terus
presmanan, ragak sedang bertutup, dimanfaatkan secara berkelanjutan.
bakul kecil, ragak, bakak (bakul 2. Perlu pengkajian lebih dalam
besar), lembaran terhadap penetapan subjek terkait
kain(kopiah,dompet,tas), keranjang dengan pemanfaatan rotan dan
buah (oval,bulat,segi), candi (vas bambu yang ada di Desa Parit raja.
bunga) besar dan candi (vas bunga) 3. Pemanfaatan rotan dan bambu yang
kecil. memiliki nilai jual seperti halnya
3. Pemanfaatan rotan yang dilakukan kerajinan tangan/anyaman,
oleh masyarakat Desa Parit Raja masyarakat dapat lebih
mulai dari perabotan, hiasan ruang mengenalkan produk-produk
tamu dan anyaman, untuk jenis kerajinan tangan tersebut kepada
rotan yang paling banyak digunakan masyarakat luar Desa Parit Raja.
adalah rotan jenis Seuti (90,9%). Agar masyarakat luar dapat lebih
Untuk pemanfaatan bambu mulai mengenal kerajinan-kerajinan
dari perabotan, anyaman dan tangan yang ada dan hal tersebut
masakan. Paling banyak digunakan pastinya dapat membantu
adalah bambu jenis Abe (93,3%). perekonomian masyarakat Desa
Untuk bambu jenis Ater hanya Parit Raja dari hasil penjualan
dimanfaatkan untuk masakan saja kerajinan tangan yang
itupun hanya beberapa responden dilakukannya.
saja yang memanfaatkan nya. DAFTAR PUSTAKA
4. Rotan hanya dimanfaatkan oleh Gusniati, Zainal S, Fahrizal. 2017. Studi
masyarakat di Dusun Sejangkung, Pemanfaatan Rotan Oleh
Masyarakat Setempat Pada
sedangkan bambu dimanfaatkan
Kawasan Hutan Desa Kasromego
oleh masyarakat Dusun Gambir, Kecamatan Beduai Kabupaten
Dusun Kawakan, Dusun Sembuai Sanggau. Jurnal Hutan Lestari
dan Dusun Rambayan. 5(2):282-291.
Saran Januminro. CFM. 2000. Rotan
Berdasarkan hasil penelitian ini Indonesia Potensi Budidaya
dikemukakan saran-saran sebagai Pemungutan Pengolahan Standar
berikut : Mutu dan Prospek Pengusahaan.
1. Pemanfaatan rotan dan bambu yang Kanisius.Yogyakarta
cukup banyak, maka diharapkan Januminro. 2009. Keindahan Rotan
masyarakat Desa Parit Raja dapat Indonesia, Cara Mudah Membuat
melakukan pembudidayaan rotan Anyaman dan Meubel Rotan.
dan bambu khususnya pada pada Kanisius. Yogjakarta.

1510
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (4) : 1498 – 1511

Jumiati, Hariyadi B, dan Murni P. 2012.


Studi Etnobotani Rotan sebagai
Bahan Kerajinan Anyaman pada
Suku Anak Dalam (SAD) di
Dusun III Senami, Desa Jebak,
Kabupaten Batanghari, Jambi.
Biospecies, vol. 5, no.1.
Kanisius. 2015. Aneka Anyaman
Bambu. Yogyakarta : Teknologi
Tepat Guna
Kusnaedi I dan Pramudita AS. 2013.
Sistem Bending Pada Proses
Pengolahan Kursi Rotan di
Cirebon, Jurnal Rekajiva, vol. 1
no 2.
Linda F, Linda R, Rafdinal. 2017.
Pemanfaatan Rotan dan Bambu
yang Bernilai Ekonomis oleh
Masyarakat Suku Dayak
Kanayatn di Kecamatan Sengah
Temila Kabupaten Landak. Jurnal
Protobiont Vol 6 (3) : 233 – 239.
Sardana A, Dkk. 2011. Potret Hutan
Propinsi Kalimantan Barat.
Kementrian Kehutanan.
Simanjuntak N, Idham M, Ardian H.
2016 Pemanfaatan Rotan Sebagai
Bahan Kerajinan Anyaman di
Desa Sedahan Jaya Kecamatan
Sukadana Kabupaten Kayong
Utara. Jurnal Hutan Lestari Vol.
4 (3) : 344 – 351.
Soekarman dan Riswan S. 1992. Status
Pengetahuan Etnobotani di
Indonesia. Di dalam: Seminar dan
Lokakarya Nasional Etnobotani;
Cisarua-Bogor, 19-20 Februari
1992. Bogor: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Departemen Pertanian RI, LIPI,
Perpustakaan Nasional RI.Hal: 1-
7.

1511

You might also like