You are on page 1of 4

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

ُ‫ َأ ْش هَ ُد اَ ْن الَ اِل هَ اِالَّ هللاُ َوحْ َده‬، َ‫ُظ ِه َرهُ عَلى ال ِّد ْي ِن ُكلِّ ِه َولَ وْ َك ِرهَ ْال ُم ْش ِر ُكوْ ن‬ ْ ‫ق لِي‬ِّ ‫اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ الَّ ِذىْ اَرْ َس َل َرسُوْ لَهُ بِ ْالهُدىْ َو ِد ْي ِن ْال َح‬
ُ‫الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬،
َ ‫ك النَّبِ ِّي ْاُأل ِّم ِّي َسيِّ ِدنَا َو َموْ الَنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
‫ أ َّما‬، ‫صحْ بِ ِه الَّ ِذ ْينَ يَتَ َم َّس ُكوْ نَ بِ ُسنَّتِ ِه َو ِد ْينِ ِه‬ َ ِ‫صلِّي َو َسلِّ ْم َعلَى َع ْب ِدكَ َو َرسُوْ ل‬ َ ‫أللّهُ َّم‬
‫ات‬ ٌ َ‫ت َوَأ َمان‬ ِ ‫ َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن اَْألوْ الَ َد َر ِعيَّةُ ُك لِّ ْاألبَ ا َ ِء َو ْاُأل َّمهَ ا‬. َ‫ق تُقَاتِ ِه َوال تَ ُموْ تُ َّن اِالَّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬ َّ ‫ فَيَا ِعبَا َد هللاِ اتَّقُوْ ا هللاَ َح‬: ‫بَ ْع ُد‬
ْ ‫ فَََأحْ ِّسنُوْ ا تَرْ بِيَتَهُ ْم َوهَ ِّذبُوْ ا‬، ‫واألحْ فَا ِد‬
َ‫أخاَل قَهُ ْم َو َعلِّ ُموْ ا بِ َما يَ ْنفَعُوْ ن‬ ْ ‫ت ِمنَ هللاِ َما ِع ْن َد ُك ْم ِمنَ اأْل وْ الَ ِد‬ ِ ‫ َوَأ ْكبَرْ اَْأل َمانَا‬، ‫لِ ُك ِّل ْال ُمجْ تَ َم ِع‬
‫آخ َرتِ ِه ْم‬ ِ ‫بِ ِه فِ ْي ِد ْينِ ِه ْم َو ُد ْنيَاهُ ْم َو‬
ْ‫ أو‬، ‫ق َما يَ َشا ُء يَهَبُ ِل َم ْن يَ َشا ُء إنَاثا ً َويَهَبُ لِ َم ْن يَ َشا ُء ال ُّذ ُكوْ َر‬ ِ ْ‫ت َواَْألر‬
ُ ُ‫ض يَ ْخل‬ ِ ‫ك ال َّس َم َوا‬ ُ ‫ ِهللِ ُم ْل‬: ‫قَا َل هللاُ تَ َعال َى فِ ْي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬
‫ ُك لُّ َموْ لُ وْ ٍد يُوْ لَ ُد عَل َى‬: ‫صلَّى هللاٌ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم‬ َ ِ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬ َ َ‫ َوق‬، ‫يُ َز ِّو ُجهُ ْم ُذ ْك َرانًا َوِإنَاثًا َويَجْ َع ُل َم ْن يَ َشا ُء َعقِ ْي ًما إنَّ ْه َعلِ ْي ٌم قَ ِد ْي ٌر‬
‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َمسُْؤ ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه‬ ٍ ‫ ُكلُّ ُك ْم َر‬: ‫ال َأ ْيضًا‬ َ َ‫ َوق‬، ‫ان‬ ِ ‫ فََأبَ َواهُ يُهَ ِّودَا ِن أوْ يُنَصِّ َرا ِن أوْ يُ َمجُّ َس‬، ‫ط َر ِة‬ ْ ِ‫ْالف‬
 
Hadirin rohimakumulloh.
Mari kita memuji kehadirot Alloh Ilahi Robi yang selalu merahmati dan memberi taufik serta
hidayah-Nya. Sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad
SAW., kepada keluarganya, shohabatnya dan kita semua sebagai umatnya.
 
Pada kesempatan ini, saya mengingatkan kepada kita sekalian agar senantiasa mempertebal
keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Seringkali diulangi bahwa hanya ketaqwaanlah
yang dapat menjamin ketentraman hidup kita selama di dunia. Keimanan dan ketaqwaan pula
yang menjadikan kita merasa layak berharap rahmat Allah di dunia dan akhirat. Maka marilah kita
semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT agar jalan hidup kita senantiasa diberkahi dan
diridhoi Allah SWT.
 
Jika kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan, tentu jalan hidup kita menjadi lebih mudah, lebih
nyaman dan lebih teratur dan berkesinambungan. Dalam bermasyarakat, tentu kita menginginkan
keteraturan dan kesinambungan dalam berbagai bentuk kebaikan. Salah satu di antara bentuk-
bentuk kesinambungan dalam kebaikan dan kataqwaan adalah tumbuhnya generasi-generasi
penerus perjuangan dan dakwah islamiyah. Maka dengan demikian, tentu kita menginginkan turut
berperan serta dalam melanjutkan estafet perjuangan islam ini dengan melahirkan dan mengasuh
anak-anak Muslim yang cerdas, berkarakter dan shaleh.
Rasulullah SAW bersabda:                                                           
ِ ‫َان أوْ يُنَصِّ َر‬
‫ان أوْ يُ َمجُّ َسا ِن‬ ْ ِ‫ُكلُّ َموْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد عَل َى ْالف‬
ِ ‫ فََأبَ َواهُ يُهَ ِّود‬، ‫ط َر ِة‬
Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Keduanya orang tuanya yang menjadikannya sebagai
Yahudi, Nashrani atau Majusi. (HR. Bukhari dan Muslim)
 
Maksudnya, orang tualah yang memiliki tanggung jawab utama dalam mendidik dan menjadikan
seorang anak  sebagai pribadi yang sholeh atau sebaliknya.
Sabda Rasulullah SAW :                      
‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َمسُْؤ ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه‬
ٍ ‫ُكلُّ ُك ْم َر‬
Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban. (HR.
Bukhori-Muslim)
 
Seorang pemimpin pemerintahan adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban
tentang rakyatnya, suami adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang
anggota keluarganya, istri adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang rumah
tangga suaminya serta anak-anaknya, dan seorang pembantu adalah pemimpin dan akan diminta
pertanggungjawaban tentang harta benda majikannya, ingatlah bahwa setiap kalian adalah
pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari kiamat.
 
Hadirin rohimakumulloh
Anak merupakan harapan setiap orang tua dalam kehidupan rumah tangga mereka. Anak adalah
kebanggaan dan dambaan. Namun terkadang anak juga dapat menjadi cobaan yang sangat berat
bagi kedua orang tuanya. Karenanya, setiap orang tua mesti mendidik anak-anak mereka sesuai
tuntunan agama Islam.
 
Anak-anak yang dididik dengan tuntunan Islam diharapkan menjadi anak-anak yang sholeh,
berbakti dan berguna bagi bangsa, negara, masyarakat dan agamanya. Tentu saja orang tuanya
yang pertama kali memetik buah dari kesalehan anak-anaknya.
Allah SWT berfirman:                      
‫َوالَّل ِذ ْينَ يَقُوْ لُوْ نَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َوا ِجنَا َو ُذرِّ يَّتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنا َ لِلُ ُمتَّقِ ْينَ ِإ َما ًما‬
Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa.” (QS. Al-Furqaan, 25:74)                                      
َ‫َربِّ هَبْ لِ ْي ِمنَ الصَّالِ ِح ْين‬
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang shaleh. (QS.
Ash-Shoffaat, 37:100)
 
Dua ayat ini meneguhkan kepada kita, bahwa selayaknya sebagai pribadi muslim yang beriman,
tentu kita berharap untuk dikaruniai buah hati yang dapat dibanggakan, shaleh-shalihah, berbakti
dan berguna bagi sesamanya.
 
Namun Allah Swt juga mengingatkan kita, bahwa segala anugerah yang berupa keturunan dan
segala milik kebendaan serta lain-lainnya, adalah hanya ditentukan oleh Allah SWT. karenanya,
sebagai orang beriman, tentu kita tidak boleh menyalahkan siapa pun jika barangkali kita belum
dikaruniai keturunan. Karena Allah-lah yang telah menentukan setiap kelahiran yang telah
maupun akan muncul di muka bumi ini.
Firman Allah Swt :                                               
ُّ ‫ق َما يَ َشا ُء يَهَبُ ِل َم ْن يَ َشا ُء إنَاثا ً َويَهَبُ لِ َم ْن يَ َشا ُء‬
ِْ‫ أوْ يُ َز ِّو ُجهُ ْم ُذ ْك َرانًا َوِإنَاثً ا َويَجْ َع ُل َم ْن يَ َش ا ُء َعقِ ْي ًم ا إنَّه‬، ‫الذ ُكوْ َر‬ ِ ْ‫ت َواَْألر‬
ُ ُ‫ض يَ ْخل‬ ُ ‫هللِ ُم ْل‬
ِ ‫ك ال َّس َم َوا‬
‫َعلِ ْي ٌم قَ ِد ْي ٌر‬
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia
memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-
anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki
dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang
Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. Asy-Syura, 42:49-
50)
 
Selayaknya kita senantiasa berdoa, semoga Allah mengaruniakan kebahagiaan dunia dan akhirat
kepada kita sekalian melalui keturunan-keturunan yang shalih dan shalihah di tengah-tengah
masyarakat kita. Agar keturunan tersebut dapat melanjutkan estafet dakwah Islam di tengah-
tengah kondisi masyarakat yang semakin kompleks ini.
 
Namun berdoa saja tidaklah cukup. Kita harus mengupayakan sekuat tenaga agar dapat medidik
anak-anak kita menjadi generasi yang dapat diandalkan oleh zamannya. Kita harus
memperhatikan pendidikan mereka, berusaha menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
perkembangan positif kejiwaan mereka.
 
Sebagai orang tua, kita juga harus memperhatikan pergaulan anak-anak kita yang menjadi faktor
penentu dalam perkembangan sosial mereka. Kita harus mengajarkan kesederhanaan dalam
keseharian mereka. Karena Rasulullah SAW sudah contohkan, bahwa meski hidup dalam kondisi
yg sederhana, tapi kebahagiaan selalu Beliau rasakan. Maka demikianlah mestinya kita
menciptakan lingkungan sosial dan kekeluargaan bagi anak-anak harapan generasi Islam
tersebut.
 
Di samping itu, hal lain yang harus kita perhatikan dalam mendidik anak adalah memberikan
Rejeki yang Halal selama pertumbuhan mereka. Karena rezeki halal dapat mempermudah mereka
menjalani kesalehan dan ketaqwaan. Sementara jika kita kurang-hati-hati dan teledor dengan
memberikan mereka asupan energi dan suplai pertumbuhan maupun pendidikan dari rezeki halal,
maka sama saja dengan menginginkan mereka menjadi lahan empuk bagi tumbuhnya
kemungkaran dalam diri anak-anak kita sendiri. Rezeki yang halal akan memudahkan mereka
menerima hidayah dan keberkahan dalam menjalani proses pertumbuhan dan pendidikannya.
 
Hadirin rohimakumulloh
Marilah kita mempertebal keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah dengan mengenalkan jalan
dakwah kepada generasi Islam sedini mungkin dengan penuh kebijakan dan keteladanan yang
mulia. Bukan zamannya lagi jika kita hanya mendidik tanpa memperhatikan perkembangan
psiokologinya dan hanya mengandalkan kekerasan dalam medidik anak.
 
Memang benar, bahwa Rasulullah SAW memperbolehkan kita untuk memukul anak-anak jika
mereka lalai mengerjakan shalat. Nemun bukan berarti dengan demikian kita dapat memukul
mereka dengan seenaknya. Karena anak-anak senantiasa membutuhkan kasih sayang yang
dapat mereka cerna dan mereka sadari. Anak-anak ingin mengerti bahwa orang tua mereka
menyayangi mereka, sehingga mereka dapat membalas kasih saying tersebut dengan
kesungguhan belajar dan berusaha menjadi baik bagi lingkungan dan masyarakatnya. Artinya
anak-anak akan merasa memiliki tanggung jawab menjadi shaleh dan shalihah jika mereka juga
mengerti bahwa kedua orang tuanya mencontohkan kesalehan dan keteladanan yang baik
terhadapnya.  
Al-Qur’an QS. An-Nahl ayat 125 mengajarkan :            
َ‫ض َّل ع َْن َسبِيلِ ِه َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدين‬
َ ‫ك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِي ِه َي َأحْ َسنُ ِإ َّن َربَّكَ هُ َو َأ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
َ ِّ‫ع ِإلَى َسبِي ِل َرب‬
ُ ‫ا ْد‬
Serulah (manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS. an-Nahl, 16:125)
 
Artinya, jika kita menginginkan anak-anak kita menjadi generasi yang baik dan santun, tentu kita
harus mengajarkan kebaikan dan sopan santun serta etika Islam kepada mereka.
 
Selain itu, dalam memilihkan atau mengarahkan pendidikan bagi anak-anak, kita dapat
memperhatikan bakat dan kecenderungan mereka. Kita dapat menyekolahkan mereka menurut
bakat positifnya masing-masing, sehingga ketika telah menjadi dewasa nantinya, mereka tidak
memiliki keraguan akan kemampuan dan potensi dirinya.
 
Hal ini sesuai dengan firman Allah:                                                                             
ِ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْال َخي ِْر َويَْأ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬
َ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوُأولَِئكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh
kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang
beruntung. (QS. Ali Imran 3: 104)
 
Ada yang menjadi mubaligh, tentara, pedagang, guru, insinyur dan lain sebagainya. Dengan
demikian generasi Islam yang kita dambakan bersama dapat segera terwujud menjadi sebuah
kenyataan. Dan izzul Islam wal muslimin dapat kita gapai bersama, karena generasi muda saat ini
tentu akan menjadi pemimpin Islam di kemudian hari.
 
Hadirin rohimakumulloh
Hal terpenting terakhir yang ingin saya sampaikan kepada saudara-saudara sekalian adalah,
tentang bekal paling utama kepada generasi muda kita, yakni pendidikan, keteladanan dan
ketaqwaan. Sebagaimana perkataan Abdullah bin Umar ra : “Didiklah anakmu karena kamu akan
ditanya tentang tanggungjawabmu, apakah sudah kamu ajari anakmu, apakah sudah kamu didik
anakmu dan kamu akan ditanya kebaikanmu kepadanya dan ketaatan anakmu kepadamu.”
 
Saya nyatakan, kita harus memberikan bekal ketaqwaan yang cukup kepada mereka, apapun
profesi yang menjadi pilihan mereka kelak. Karena tanpa ketaqwaan, mustahil mereka dapat
menjadi generasi muslim yang dapat diandalkan dan ditunggu peran sertanya dalam
pembangunan bangsa dan umat.
Sebagaimana firman Allah :                                       
‫ب‬ ْ ‫َوتَزَ َّو ُدوْ ا فَِإ َّن خَ ْي َر ال َّزا ِد الَّت ْق َوى َواتَّقُوْ ِن يَا ُأولِي ْا‬
ِ ‫أللبَا‬
Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, hai
orang-orang yang berakal. (QS. Al-Baqarah, 2:197)
 
‫ أقُ وْ ُل‬.‫االس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
َّ ‫ َوتَقَب َِّل هللا ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم تِال َوتَ هُ اِنَِّ هُ ه َُو‬.‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ِ ‫ َونَفَ َعنِي َواِيِّا ُك ْم بما فيه ِمنَ اآليَا‬.‫بَا َركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم‬
‫ت فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ إنَّهُ ه َُو ْال َغفُوْ ُر ال َّر ِح ْي ُم‬
ِ ‫ت َو ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬
ِ ‫قَوْ لِي هَذا َوأ ْستَ ْغفِرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لَِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬

You might also like