Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
AKUNTANSI SYARIAH
2023
1
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................
2.1 Konsep Dasar Negara........................................................................................................
2.2 Teori Terbentuknya Negara..............................................................................................
2.3 Bentuk-bentuk Relasi Agama-Negara................................................................................
2.4 Islam dan Orde Baru.......................................................................................................
2.5 Islam dan Pasca Orde Baru.............................................................................................
BAB 3PENUTUP..................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah ”Agama dan Negara”. Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
kewarganegaraan yang sudah memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang
baik dari studi yang sesungguhnya.oleh karena itu keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa saya
harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.
BAB 1
3
PENDAHULUAN
Dalam sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” kita dapat
mengetahui bahwa agama sangatlah penting. Dan agama menjadi suatu pedoman
dalam menjalankan kehidupan, didalam agama terdapat nilai-nilai yang luhur dan
dapat mendorong seseorang untuk berbuat kebaikan. Agama selain dapat menjadi
pemersatu negara juga bisa menjadi faktor pemecah suatu negara. Karena terdapat
suatu perbedaan seperti kepercayaan dan pandangan yang membuat perpecahan.
Banyak konflik keagamaan yang sudah terjadi seperti pengeboman gereja dan lain
sebagainya. Namun dengan rasa persatuan dan kesatuan perbedaan bukanlah suatu
halangan.
Dari penjelasan diatas dapat kita ketuhui hubungan atau relasi antara agama
dan negara sangatlah penting. Dengan demikian kita akan membahas mengenai
relasi antara agama dan negara pada bab selanjutnya
4
1. Jelaskan Mengenai Konsep Dasar Negara!
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang konsep dasar
negara, teori terbentuknya negara, bentuk-bentuk negara , relasi antara agama-
negara, islam dan negara orde baru serta dapat menjelaskan islam dan negara
pasca orde baru.
BAB 2
5
PEMBAHASAN
1. Pengertian Negara
a. Menurut Aristoteles : “Negara adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna
memperoleh hidup yang sebaik-baiknya.”
b. Jhon Locke dan Rousseau : “Dalam buku Negara (1993), negara adalah suatu badan
atau organisasi hasil dari pada perjanjian masyarakat.”
c. Mac Iver : “Dalam buku Demokrasi, HAM, dan Masyarakat madani (2002) suatu
negara harus memenuhi tiga unsur pokok yaitu pemerintahan, komunitas atau rakyat,
dan wilayah tertentu.”
Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa
negara ialah suatu daerah dimana rakyat diperintah oleh sejumlah pejabat yang
memiliki hak untuk menuntuk dari warganegaranya untuk menaati peraturan
perundang-undangan melalui penguasaan monopolistik dari kekuasaan yang sah.
6
c. Bertujuan untuk kesejahteraan umum
7
Teori Ketuhanan
Teori ketuhanan dikenal dengan istilah doktrin teokratis. Doktrrin ini memilliki
pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki para raja berasal dari Tuhan.
Paham Teokrasi islam ini pada akhirnya melahirkan doktrin politik islam sebagai
agama sekaligus kekuasaan. Paham ini berkembang menjadi paham dominan
bahwa dalam islam tidak ada pemisah antara agama dan negara.
Teori Kekuatan
Makna dari teori ini bahwa negara dapat tebentuk karena adanya
dominasi negara yang kuat melalui penjajahan. Teori ini berawal dari
kajian antropologis atas pertikaian yang terjadi dikalangan suku-suku
primitif, dimana sipemenang pertikian menjadi penentu utama kehidupan
suku yang dikalahkan.
3. Bentuk-Bentuk Negara
Secara umum, dalam teori modern, negara terbagi menjadi dua bentuk
yaitu negara kesatuan dan negara serikat.
A. Negara Kesatuan
Negara kesatuan ialah bentuk negara mendeka dan berdaulat, mereka
menggunakan sistem desentralisasi. Maksud daei desentralisasi adalah kepala
daerah diberikan wewenang atau kesempatan untuk mengurus pemeintahan
diwilayahnya sendiri. Negara kesatuan terbagi menjadi dua macam sistem
pemerintahan yaitu sentral dan otonom.
a. Negara kesatuan dengan sistem sentraliasi yaitu sistem pemerintahan
yang langsung dipimpin oleh pemerintah pusat, sedangkan
pemerintahan daerah dibawahnya pemerintahan pusat dan
melaksanakan kebijakan pemerintahan pusat
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi yaitu kepala daerah
diberi wewenang untuk mengurus pemerintahan di wilayah sendiri.
Sistem ini dikenal dengan sistem otonom.
Ciri-ciri negara kesatuan adalah:
o Satu UUD/ konstitusi
o Satu kepala negara
o Satu dewan menteri/ kabinet
o Satu lembaga perwakilan
B. Negara Serikat
Negara serikat ialah negara yang tersusun dari beberapa negara yang
semula berdiri sendiri. Negara-negara tersebut mengadakan kerjasama yang
efektif. Sebagian urusan ditangani negara bagian masing-masing.
8
Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme pemilihannya , bentuk negara dapat
digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:
A. 1.Monarki adalah sistem kepemerintahan yang di pimpin oleh raja atau ratu.
Masalah hubungan agama dan negara telah muncul pada dasawarsa pertama
abad ini, diawali dengan terjadinya revolusi kaum muda Turki yang dipimpin Mustafa
Kemal Pasya. Puncaknya ketika dihapunya khilafat di Turki, yang melepaskan Islam
sebagai agama resmi negara, dan dihapusnya syariah sebagai hukum tertinggi negara.
Turki sebagai republik sekuler yang dengan tegas memisahkan urusan keagamaan
dengan urusan kenegaraan.
Islam merupakan wahyu Allah yang kehadirannya di muka bumi ini telah
sempurna hingga akhir zaman. Ajaran islam merupakan satu kesatuan yang terdiri dari
keimanan dan amal yang di buat atas dasar ibadah hanya kepada Allah.
1.Paham Teokrasi
Dalam paham ini hubungan agama dan negara di gambarkan sebagai dua hal
yang tidak dapat dipisahkan. Negara menyatu dengan agama, karena menurut paham ini
9
pemerintahan di jalankan berdasarkan firman Tuhan. Urusan politik diyakini sebagai
pengejawantahan firman Tuhan.
Paham teokrasi terbagi dua, yakni paham teokrasi langsung dan paham teokrasi
tidak langsung. Menurut paham teokrasi langsung, adanya negara di dunia ini
merupakan kehendak Tuhan dan yang memerintahkan adalah Tuhan. Sedangkan
menurut paham teokrasi tidak langsung, yang memerintahkan bukan Tuhan langsung,
melainkan kepala negara yang memiliki kakuasaan atas Tuhan.
2.Paham Sekuler
3.Paham Komunis
1.Paradigma Integratif
Paradigam integratif, yaitu adanya integrasi antara Islam dan negara, menurut
paradigma ini, konsep agama tidak dapat dipisahkan dengan negara. Keduanya
merupakan dua hal yang menyatu. Pemerintah negara didasarkan atas kedaulatan illahi,
dengan kata lain, paradigma ini meniadakan adanya negara bagi umat Islam. Islam
(syariah) sebagai konstitusi negara dan cara pergantian kepemimpinan bersifat tebatas
dan tertutup.
2.Paradigma Simbiotik
10
membutuhkan agama, karena agama membantu pembinaan moral, etika, dan
spiritualitas.
Agama dan negara merupakan dua hal yag berbeda, namun saling
membutuhkan, oleh karena itu konstitusi yang berlaku dalam paradigma ini tidak
berasal dari adanya kesepakatan manusia dengan manusia lain saja, tetapi bisa saja
berasal dari hukum syariah (agama).
3.Paradigma sekularitas
Menurut paradigma ini, hubungan agama dan negara ada pemisahan. Agama
dan negara merupakan dua hal yang berbeda dalam paradigma ini, satu sama lain
memiliki tugas dibidangnya masing-masing, sehingga keberadaannya harus dipisah dan
tidak boleh saling mengintervensi satu sama lain. Hukum yang berlaku adalah hukum
yang benar-benar berasal dari kesepakatan manusia.
Pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto, berbeda dengan Orde Lama di bawah
Soekarno. Krisis yang terjadi pada penghujung Orde lama dan akibat yang
ditimbulkannya, yaitu kelahiran Orde Baru. Melihat respon umat Islam ketika melihat
kejatuhan Orde Lama dan kelahiran Orde Baru yang sangat dinantikan umat islam,
khususnya yang berkaitan dengan kehidupan negara dan politik. Di era Orde Baru nanti
tentu banyak harapan dan impian umat Islam yang selama ini terhalang oleh beberapa
faktor yang ada.
Secara teori, negara Orde Baru adalah negara organis dengan sifat pluralis dalam state.
Sebagai negara organik Indonesia merupakan negara yang mandiri yang cukup besar dan
bukan merupakan cerminan dari tuntutan dam kepentingan masyarakat. Negara
mengambil keputudan dengan sangat tidak demokratis. Dalam hal ini, konsep “dari,
oleh, dan untuk rakyat” tidak berlaku.
Ketika Orde Baru bangkit respon umat Islam mengikuti tiga pola. Pertama, pola apologi,
yang diikuti usaha adaptasi terhadap modenisasi. Kedua, juga melakukan apologi
terhadap ajaran Islam, tapi menolak modernisasi karena dinilai sebagai westernisasi dan
sekularisasi. Ketiga, pola tanggapan yang menempuh jalur dialogis yang mengutamakan
pendekatan intelektual dalam menanggapi modernisasi.
Seiring berjalannya kehidupan politik pada masa Orde Baru, perkembangan pola pikir
umat Islam cenderung bersifat rasional dan fungsional. Perkembangan di atas
memberikan gambaran proses integrasi-birokrasi santri pada masa Orde Baru. Suatu
proses yang meruntuhkan mitos politik santri sebagai oposisi dan pembangkang.
11
Pembaharuan pemikiran Islam tidak lahir begitu saja. Pembaharuan pasti muncul
persoalan-persoalan. Gerakan Islam kontemporer muncul di Indonesia pada awal 1970,
gerakan ini kelanjutan dari pembaharuan pada masa klasik, banyak faktor yang menjadi
penyebab kelahiran gerakan ini. Seperti yang diungkapkan Nurcholis ketika
menyampaikan gagasan pembaharuannya pada tanggal 3 Januari 1970 sebagai berikut:
Perubahan Sikap Orde Baru tehadap umat Islam merupakan konsekuensi logis dari
fenomena sosial tahun 80-an yang berupa Islamisasi birokrasi. Proses ini terjadi ketika
masuknya sarjana-sarjana muslim ke jenjang birokrasi, BUMN, parpol, dan kelompok
sosial yang bertaraf nasional. Mereka berjasa mengembangkan antara umat Islam
dengan pemerintah saling pengertian. Karena Islam yang mereka tampilkan merupakan
Islam yang bersifat kekeluargaan yang menekankan harmoni.
Bukti nyata itu semua adalah presiden Soeharto menyutujui berdirinya ICMI.
Pembentukan ICMI didasari empat alasan:
1.Para anggota ICMI itu memandang mereka sebagai media untuk menyuarakan Islam
yang sebelumnya hanya didominasi suara NU dan Muhammadiyah dan beberapa orang-
orang Islam terkemuka.
2.ICMI sebagaai wujud perubahan sikap presiden Soeharto kepada Islam di Indonesia.
3.Ketika presiden Soeharto telah merasa menang melawan kekuatan Islam politik,
kemudian pembentukan ICMI disokong oleh pemerintah Orde Baru.
4.ICMI penting, karena berusaha berbicara atas nama kelas menengah baru kota yang
sedang menigkat.
Perubahan sikap pemerintah yang akomodatif terhadap aspiratif umat Islam disambut
gembira oleh beberapa kelompok, diantaranya NU dan Muhammadiyah.
Pasca jatuhnya Soeharto tepatnya 21 Mei 1998, Indonesia memulai babak baru dalam
demokrasi. Demokrasi merupakan harapan besar rakyat Indonesia untuk bisa
mensejahterakannya. Angin segar kebebasan mulai dirasakan rakyat, setelah
terkungkung rezim yang otoritator selama kurang lebih 32 tahun.
12
nasional seperti, PAN, PPP, PKNU, PNU dan yang lain. Disamping perubahan sistem
perpolitikan tersebut sebagai peluang, juga dapat menjadi tantangan perubahan.
Respon umat Islam setelah Orde Baru menurut Mark Woodward misalnya, ia
mengelompokkan menjadi lima kelompok. Pengelompokkan Woodward ini tampaknya
melihat dari sudut doktrin dan akar-akar sosial di dalam masyarakat Islam Indonesia.
Pertama, Indigenizied Islam, adalah sebuah ekspresi Islam yang bersifat lokal, secara
formal mereka mengaku beragama Islam tetapi biasanya mereka lebih mengikuti aturan
ritual lokalitas ketimbang ortodoksi Islam. Bisa disebut Islam abangan untuk konteks
Jawa. Dalam hubungan politik dan agama, mereka enggan membawa agama keranah
negara dan mengikuti cara berpikir sekuler dan sebaliknya.
Kedua, kelompok tradisional Nahdatul Ulama (NU), adalam penganut aliran sunni
terbesar di Indonesia yang memiliki ekspresinya sendiri, selain memiliki kekhasan yang
tidak dimiliki kelompok lain, mereka juga mengakomodasi atas ekspresi Islam lokal
sejauh tidak bertentangan dengan Islam. Ketiga, Islam modernis, mereka berbasis pada
Muhammadiyah. Mereka berbasis pada pelayanan sosial seperti kesehatan dan
pendidikan. Mereka menolak ekspresi lokal dan lebih menonjolkan keAraban.
Keempat, Islamis atau Islamisme, mereka menggunakan paradigma ideologi Islam arab.
Jangan heran kalau jihad dan penerapan syariah Islam menjadi karakter utama dari
kelompok ini. Kelima, neo-modernisme Islam. Ia lebih dicirkan sebagai gerakan
intelektual dan kritiknya terhadap doktrin Islam yang mapan. Ia berasal dari berbagai
kelompok, kelompok tradisional maupun dari kelompok modernis. Mereka mencari
tafsir baru berdasarkan realitas masyarakat dan penggunaan filsafat dan metode-
metode baru seperti hermenutika.
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara historis, hubungan antara agama dan negara mengalami proses yang
dinamis mulai dari tipologi formalistik hingga tipologi sekularistik. Sedangkan
relasi agama dan negara yang dibangun Nabi saw memiliki kecenderungan
inklusif dan substantif. Dari tipologi tersebut, hubungan antara agama dan negara
yang perlu dibangun berdasarkan tipologi simbiotik ataupun dinamis-dialektis.
Secara konstitusional, agama dan negara berjalan dinamis-dialektis, sehingga
pelembagaan substansi norma agama Islam dalam tata kehidupan berbangsa dan
bernegara tidak bisa dilakukan dengan cara inkosntitusional, tetapi harus melalui
proses konstitusional, berdasarkan Pancasila dan UUD-NRI 1945. Substansi
norma agama Islam hanya dapat diterapkan dalam tata hukum nasional jika
diundangkan secara konstitusional dan sesuai dengan Pancasila dan UUD-NRI
Tahun 1945 sebagaimana juga pernah diterapkan Nabi saw pada penyusunan
naskah Perjanjian Hudaibiyah dan Piagam Madinah, sehingga agama dan negara
berperan penting dalam mewujudkan kemaslahatan hidup warga masyarakat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Moh Dahlan, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Bengkulu, Jurnal
Studi Keislaman, Volume 14, Nomor 1, Juni 2014
15