You are on page 1of 13

MAKALAH

NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD NRI 1945


DAN KONSTITUSIONALITAS KETENTUAN PERUNDANG-
UNDANGAN DIBAWAH UUD

DOSEN MATA KULIAH : Lisa setia SP .,MPD.,M.Kes

DISUSUN OLEH :

1. Iqbal nopianto
2. Alpina rahmah putri
3. Ni luh adetya rusmani
4. Reni Kristina
5. Lutvy glerrita
6. Siti fatimah

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “Nilai dan norma konstitusional UUD
NRI 1945 dan konstitusionalitas ketentuan perundang-undangan dibawah UUD”.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa
khususnya bagi penulis. Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai
manusia biasa.

Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan,
maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan
semua pembaca  sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih
juga dalam pengetahuan kita bersama. Harapan  ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian.

Banjarbaru, 6 Januari 2022

Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Menelusuri konsep dan urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa
Dan negara................................................................................................. 3
B. Perlunya konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara indonesia........... 5
C. Menggali sumber historis,sosiologis,dan politik tentang konstitusi
Dalam kehidupan berbangsa-negara ......................................................... 8
BAB III PENUTUP........................................................................................... 11
A. Kesimpulan................................................................................................ 11
B. Saran.......................................................................................................... 12
Daftar pustaka................................................................................................... 13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat anda menemukan aturan atau hukum yang berisi ketentuan yang
mengatur bagaimana pemerintahan dijalankan, artinya anda telah menemukan
bagian atau isi dari konstitusi.
Pada materi kali ini kita akan belajar “nilai dan norma kosntitusi UUD NRI
1945 dan konstitusionalitas” peraturan perundang-undangan di bawah UUD.
Sejalan dengan kaidah pembelajaran ilmiah, anda akan di ajak untuk menelusuri
konsep dan urgensi konstitusi, menanya alasan mengapa diperlukan

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dan urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa Negara


Indonesia?
2. Apa pentingnya konstitusi dalam berbangsa Negara ?
3. Bagaimana historis, sosiologis, dan politik tentang konstitusi ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui penjelasan tentang konsep dan urgensi berbangsa Negara


2. Untuk memahami bagaimana pentingnya konstitusi dalam berbangsa Negara
3. Untuk mengetahui histori, sosiologis, dan politik tentang konstitusi secara
mendalam

BAB II
PEMBAHASAN
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Konstitusi Dalam Kehidupan
BerbangsaNegara
Ada dua istilah terkait dengan norma atau ketentuan dasar dalam
kaitan dengan kehidupan kenegaraan dan kebangsaan. Kedua istilah
tersebut adalah konstitusi dan UUD. Konstitusi berasal dari bahasa Perancis
“constituer” yang berarti membentuk, maksud dari istilah tersebut adalah
pembetntukan, penyusunan suatu negara atau pernyataan berdirinya suatu
negara. Atau prokmalasi berdirinya suatu negara baru yang berdaulat.
Dalam bahasa latin konstitusi merupakan gabungan dua kata, yakni cume
berarti “bersama dengan...” dan statuere berarti “membuat sesuatu agar
bisa berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu secara bersama-sama
dan bentuk jamak constitutiones berarti segala sesuatu yang telah
ditetapkan (peraturan dan Udangan-Undang).
Istilah konstitusi dalam bahasa inggris memiliki makna yang lebih luas
dari pada UUD, yakni konstitusi adalah keseluruhan dari peraturan-
praturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur dan
mengikat cara-cara bagaimana suatu oemerintahan diselenggarakan dalam
suatu masyarakat. Sedangkan UUD adalah bagian tertulis dalam
konstitusi.Herman Heller berpandangsn bahwa konstitusi lebih luas dari
pada UUD. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis, melainkan juga bersifat
sosiologis dan politis.sedangkan UUD hanya merupakan sebagian dari
pengertian konstitusi.
Dari beberapa pengertian di atas konstitusi dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan opembatasan kekuasaan
kepada para penguasa negara.
2. Suatu dokumen tentang pembagian tgas dan sekaligus petugasnya
dari suatu sistem.
3. Suatu diskripsi yang menyangkut Hak Asasi Manusia.
Merujuk pandangan Lord James Bryce yang dimaksud dengan
konstitusi adalah suatu kerangka yang diorganisasikan melalui dan dengan
hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui
fungsi-fungsi dan hakhaknya. Konstitusi menurut pandangannya
merupakan kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan
hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap (permanen), dan
yang menentapkan fungsi-fungsi dan hak-hak dari lembagalembaga
permanen tersebut. Sehubungan dengan itu C.F Strong yang menganut
paham modern secara tegas menyamakan pengertian konstitusi dengan
undangundang dasar. Rumusan yang dikemukakannya adalah konstitusi itu
merupakan satu kumpulan asas-asas mengenai kekuasaan pemerintahan,
hak-hak yang diperitah, dan hubungan antara keduanya (pemerintah dan
yang diperintah dalam konteks hak-hak asasi manusia). Konstitusi semacam
ini dapat diwujudkan dalam sebuah dokumen yang dapat diubah sesuai
dengan perkembagan zaman, tetapi dapat pula berupa a bundle o separate
laws yang diberi otoritas sebagai tata hukum tata negara.
B. Perlunya Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa –Negara Indonesia
Tentang pengertian konstitusi menurut para ahli terdapat perbedaan
pendapat.Perbedaan tersebut berkaitan dengan dua pendapat dikalangan
para ahli,ada ahli yang membedakan antara konstitusi dengan Undang
Undang Dasar tetapi ada pula ahli yang menyamakannya .
Adanya persamaan dan perbedaan antarra konstitusi dan Undang
Undang Dasar sebenarnya telah berlangsung lama, yaitu dimulai sejak
Oliver Cromwell yang menamakan Undang Undang Dasar itu sebagai
Instrument of Government dengan pengertian bahwa Undang Undang
Dasar itu dibuat sebagai pegangan untuk pemerintah4
Secara garis besar tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan
sewenangwenang pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah
dan menetapkan pelaksanan kekuasaan yang berdaulat. Menurut Bagir
Manan, hakikat tujuan konstitusi merupakan perwujudan paham tentang
konstitusi yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak
dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di
pihak lain.
Dalam berbagai literatur hukum tata negara maupun ilmu politik
ditegaskan bahwa fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan
alat untuk membentuk sistem politik dan sistem hukum negara.
Dalam ranah kekuasaan yang di ada masyarakat, nmaka kekuasaan
politiklah yang paling mempunyai arti dan kedudukan penting. Oleh karena
itu, kekuasaan politik dan negara harus diintegrasikan, kesatuan kekuasaan
politik dan negara ini diwujudkan dalam aturan dasar yang kongkrit dan
rinci agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) oleh
seseorang yang sedang menjabat dan berkuasa atas nama rakyat.
Fungsi konstitusi adalah:
1. Kontitusi berfungsi sbagai landasan konstitusinalisme.
2. Konstitusi berfungsi untuk membatsi kekuasan pemerintah sedemikian
rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenangwenang.
3. Konstitusi berfungsi:
a) Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
b) Memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang
di cita-citakan tahap berikutnya.
c) Dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga
negaranya.
d) Menjamin hak-hak asasi warga negara.
Selanjutnya dalam paham konstitusi (konstutusionalisme) yang
demokratis dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi:
1. Anatomi kekuasan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum.
2. Jaminan dan perlindungan hak asasi manusia
3. Peradilan yang bebas dan mandiri (independen)
4. Pertanggung jawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik sebagai sendi
utama dari asas kedaulatan rakyat).

c. Menggali Sumber Historis,Sosiologis, dan Politik Tentang Konstitusi Dalam


Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia
Menurut Hobbes, manusia pada “status naturalis” bagaikan
serigala.Hingga Timbul adagium homo homini lupus(man is a wolf to [his fellow]
man),artinya yang kuat mengalahkan yang lemah.Lalu timbul pandangan bellum
omnium contra omnes(perang semua lawan semua).Hidup dalam susasana
demikian pada akhirnya menyadarkan manusia unttuk membuat perjanjian antara
sesama manusia, yang dikenal dengan istilah factum unions.Selanjutnya timbul
perjanjian rakyat menyerahkan kekuasaannya kepada penguasa untuk menjaga
perjanjian rakyat yang dikenal dengan istilah factum subjections.
pemikiran historis sosilogis, dan politik diambil pada saat para pemimpin
bangsa melakukan perumusan konstitusi. Perumusan tersebut bukanlah
sebuah hal yang ditulis dalam waktu satu malam seperti tugas yang kita
kerjakan saat ini. Akan tetapi juga dengan segala macam pemikiran keras
yang dalam dan tajam terhadap apa yang pernah terjadi di Indonesia pada
masa lalu hingga masa kini masih efektif untuk dapat digunakan.
Faktanya, konstitusi (konstitusi) berbeda dari UndangUndang Dasar
(Grundgezets), karena kesalahan pandangan masyarakat tentang konstitusi di
negara-negara modern sehingga pemahaman konstitusi kemudian disamakan
dengan UUD. Pengawasan ini disebabkan oleh pengaruh ideologi terkodifikasi
yang mengharuskan semua peraturan hukum ditulis, untuk mencapai kesatuan
hukum, kesederhanaan hukum dan kepastian hukum. Pengaruh kodifikasi begitu
besar, sehingga setiap aturan hukum karena itu penting harus ditulis, dan
konstitusi tertulis adalah UUD. Secara umum terdapat dua macam konstitusi
yaitu: konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis.
Hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi atau konstitusi tertulis
(UUD), yang umumnya mengatur pembentukan, pembagian kekuasaan dan
berfungsinya berbagai lembaga negara, serta perlindungan hak asasi manusia.
Negara tanpa konstitusi tertulis adalah Inggris dan Kanada. Di kedua negara ini
aturan dasar untuk semua lembaga negara dan semua hak asasi manusia adalah
kebiasaan dan juga dapat ditemukan di berbagai dokumen, dokumen yang relatif
baru dan sangat lama seperti Magna Carta dari 1215, yang menawarkan jaminan
untuk hak asasi manusia Inggris Inggris. Karena ketentuan Negara tersebar di
beberapa dokumen atau hanya hidup dalam kebiasaan Komunitas, Inggris
dimasukkan ke dalam kategori negara dengan konstitusi tidak tertulis.
Di hampir semua konstitusi tertulis itu mengatur distribusi kekuasaan sesuai
dengan jenis kekuasaan dan karenanya jenis kekuasaan yang dilakukan lembaga
negara. Oleh karena itu, jenis kekuasaan pertama-tama harus ditentukan, dan
kemudian lembaga pemerintah bertanggung jawab untuk menerapkan jenis
kekuasaan tertentu.
Beberapa ilmuwan berkomentar tentang sifat tugas atau otoritas. Salah satu
yang paling penting adalah pendapat Montesquieu bahwa kekuasaan negara
dibagi menjadi tiga jenis kekuatan yang harus dipisahkan secara ketat.
Tiga jenis kekuatan adalah:
a) Kekuasaan membuat peraturan perundangan (legislatif)
b) Kekuasaan melaksanakan peraturan perundangan (eksekutif)
c) Kekuasaan kehakiman (yudikatif)
Konstitusi suatu negara pada dasarnya adalah konstitusi tertinggi yang
mengandung masalah ketatanegaraan, sehingga konstitusi harus lebih stabil
daripada produk hukum lainnya. Selain itu, jika jiwa dan semangat administrasi
negara juga diatur dalam konstitusi, sehingga perubahan konstitusi dapat
menyebabkan perubahan penting dalam sistem ketatanegaraan. Negara
demokratis dapat menjadi otoriter melalui amandemen konstitusi. Terkadang
keinginan orang untuk mengubah konstitusi tidak bisa dihindari. Ini terjadi ketika
mekanisme administrasi negara yang dibentuk oleh konstitusi saat ini tidak lagi
sesuai dengan ambisi rakyat. Karena alasan ini, konstitusi biasanya juga memuat
ketentuan tentang perubahan konstitusi itu sendiri, sehingga prosedurnya diikuti
sedemikian rupa sehingga perubahan yang terjadi sebenarnya sesuai dengan
keinginan rakyat dan tidak didasarkan pada keinginan sewenang-wenang dan
sementara atau bahkan sesuai dengan keinginan kelompok orang.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam arti sempit konstitusi merupakan satu dokumen atau seperangkat
dokumen yang berisi aturan aturan dasar untuk menyelenggarakan
Negara,sedangkan dalam arti luas konstitusi meruapakan peraturan,baik
tertulis maupun tidak tertulis,yang menentukan bagaimana lembaga
Negara dibentuk dan dijalankan. Konstitusi di perlukan untuk membatasi
kekuasan pemerintah atau penguasa Negara, membagin kekuasaan Negara,
dan membri jaminan HAM bagi warga Negara. Konstitusi mempunyai
materi muatan tentang organisasi Negara, HAM, prosedur mengubah UUD,
kadang kadang berisi larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD,
cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi Negara.11 Konstitusi secara
sederhana oleh Brian Thompson dapat diartikan sebagai suatu dokumen
yang berisi aturan aturan untuk menjalankan organisasi.Negara sebagai
salah satu bentuk organisasi,pada umumnya memiliki naskaah yang disebut
sebagai konstitusi atau Undang-Undang Dasar.Konstitusi di zaman sekarang
ini dianggap suatu konsep yang niscaya bagi setiap Negara modern.Basis
pokoknya adalah kesepakatan umum atau persetujuan(consescus) di antara
mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkenaan dengan
Negara.Organiasi Negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik agar
kepentingan mereka bersama dapat dilindungi dan dipromosikan melalui
pembentukan dan penggunaan mekanisme yang disebut Negara.

B. Saran
Konstitusi menurut pandangannya merupakan kerangka negara yang
diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-
lembaga yang tetap (permanen), dan yang menentapkan fungsi-fungsi dan
hak-hak dari lembagalembaga permanen tersebut.
Sehubungan dengan tegas menyamakan pengertian konstitusi dengan
undangundang dasar. Rumusan yang dikemukakannya adalah konstitusi itu
merupakan satu kumpulan asas-asas mengenai kekuasaan pemerintahan,
hak-hak yang diperitah, dan hubungan antara keduanya (pemerintah dan
yang diperintah dalam konteks hak-hak asasi manusia). Konstitusi semacam
ini dapat diwujudkan dalam sebuah dokumen yang dapat diubah sesuai
dengan perkembagan zaman, tetapi dapat pula berupa a bundle o separate
laws yang diberi otoritas sebagai tata hukum tata negara.

DAFTAR PUSTAKA
Ismail . 2020 . (pendidikan kewarganegaraan ).pasuruan:IKAPI No 237/JTI/2019
Basyir, Kunawir,dkk. 2013. Pancasila dan Kewarganegaraan. Surabaya: UIN
Sunan Ampel Press
Ahmad,Intan.2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga
Gafrindo Persada Sutaryo, dkk.2010. Membangun Kedaulatan Bangsa
Bedasarkan NilaiNilaiPancasila.Yogyakarta:Pusat Studi Pancasila UGM
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007.

You might also like