You are on page 1of 25

RANGKUMAN

WAWASAN KEBANGSAAN KEWAJIBAN


BERBANGSA DAN BERTANAH AIR
Rangkuman ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Karakter 1

Dosen pengampu mata kuliah:


Dr. Ir. D. Romi Sihombing, SH., MH

Disusun oleh:
Triana Siti Aryani – D212111021

PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI


POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2023
BAB I

BANGSA DAN NEGARA

A. Pengertian Umum Bangsa

Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal, keturunan, adat, bahasa dan
sejarah.

B. Pengertian Umum Negara

Istilah "Negara" yang dipergunakan dalam ilmu kenegaraan pada saat ini di Indonesia,
merupakan terjemahan dari istilah istilah state (Inggris), staat (Belanda), etat (Perancis),
dan Lo Stato (Italia). Istilah tersebut sebenarnya telah dikenal sejak abad ke-15, yang
mengambil terjemahan dari istilah Latin klasik Status, yang mengandung arti atau makna
keadaan tetap tegak atau sesuatu yang memiliki sifat tetap dan tegak.

1. Definisi Negara
• Prof. Dr. O.H.A Logemann Negara adalah suatu organisasi kekuasaan atau kewibaan
• Prof. R. Djokosoetono, S.H Negara adalah suatu organisasi manusia atau manusia-
manusia yang berada di suatu pemerintahan yang sama.
• G. Pringgodigdo, S.H Negara adalah suatu organisasi kekuasaan atau organisasi
kewibaan yang harus memenuhi persyaratan unsur-unsur tertentu, yaitu harus ada
pemerintahan yang berdaulat, wilayah tertentu dan rakyat yang hidup dengan teratur
sehingga merupakan suatu nasional (bangsa).
2. Pengertian Negara
Menurut Prof. Mr. L.O. van Apeldoorn Istilah negara dipakai dalam arti “Penguasa”
yakni untuk menyatakan orang-orang yang melakukan kekuasaan tertinggi atas
persekutuan rakyat yang bertempat tinggal di suatu daerah.
3. Unsur-unsur terbentuknya negara
Sebagai sebuah organisasi, Negara memiliki unsur-unsur yang tidak dimiliki oleh
organisasi apapun yang ada di dalam masyarakat, antara lain:
a. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suat Negara. Rakyat terdiri dari
penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah semua orang yang telah memenuhi

1
2

persyaratan yang telah ditetapkan undang-undang dan bertujuan menetap di dalam


wilayah suatu Negara tertentu.
b. Wilayah
Setiap Negara memiliki wilayah Negara, yaitu batas wilayah di mana kekuasaa Negara
itu berlaku. Wilayah Negara meliputi:
• Wilayah daratan suatu Negara meliputi seluruh darat dengan batas-batas tertentu dari
Negara lain.
• Wilayah lautan suatu Negara meliputi seluruh perairan. Wilayah laut dengan batas-
batas yang telah ditentukan menurut hukum internasional.
• Wilayah udara suatu Negara meliputi wilayah diatas daratan dan lautan Negara yang
bersangkutan.
C. Bentuk Neagara, Sistem Kekuasaan dan Sistem Pemerintahan
Secara umum bentuk negara, ada 2 (dua) macam, yakni:
1. Negara Kesatuan (Unitaris)

Merupakan bentuk suatu Negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu
Pemerintah Pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah Dalam pelaksanaannya,
Negara kesatuan ini terbagi ke dalam 2 (dua) macam, yaitu:

• Negara Kesatuan dengan sistem sentralisasi


• Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasł
2. Negara Serikat (Federasi)
Merupakan gabungan dari beberapa negara bagian Negara-negara bagian tersebut
pada awalnya merupakan negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri.
Sistem kekuasaan adalah pengelompokan Negara berdasarkan cara pengisian
jabatan kepala negaranya Berdasarkan kriteria itu dikenal adanya Negara Kerajaan dan
Negara Republik.
Kerajaan adalah Negara yang jabatan kepala Negaranya disi melalui sistem
pewarisan. Contohnya adalah Jepang jabatan kepala Negaranya (kaisar) di isi dengan
sistem pewarisan.
Republik adalah Negara yang kepala Negara diisi melalui cara-cara di luar sistem
pewarisan, misalnya melalui proses pemilu langsung oleh rakyat Contohnya, Indonesia
adalah Negara Republik karena jabatan kepala negaranya (Presiden) diisi melalui
pemilihan langsung oleh rakyat. Secara umum sistem pemerintahan ada 2 (dua) jenis,
yaitu:
3

• Sistem Pemerintahan Parlementer


• Pemerintahan Presidensial

D. Landasan Pokok Negara Indonesia


1. Pancasila
2. Proklamasi 17 Agustus
3. UUD 1945
BAB II

HAK ASASI MANUSIA, HAK DAN

KEWAJIBAN WARGA NEGARA

A. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Musthafa Kemal Pasha menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan hak asasi manusia inilah hak-hak dan yang dibawa manusia sejak lahir
yang melekat pada insanya sebagai anugerah Allah SWT.

B. Perkembangan Hak Asasi Manusia

Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa Pada tanggal


Desember 1948, PBB telah berhasil merumuskan naskah yang dikenal dengan
"Universal Declaration of Human Rights”, yaitu pernyataan sedunia tentang hak-hak
asasi manusia, sehingga tanggal 10 Desember sering diperingati sebagai hari hak
asasi manusia. Isi pokok deklarasi itu tertuang dalam Pasal 1 yang menyatakan
"Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak hak yang
sama. Mereka dikaruniai akal dan budi, dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam
persaudaraan”.

Berdasarkan perkembangannya, ada 3 (tiga) generasi Hak Asasi Manusia,


sebagai berikut:

a) Generasi pertama adalah Hak Sipil dan Politik yang bermula di dunia Barat
(Eropa)
b) Generasi kedua adalah Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
c) Generasi ketiga adalah Hak Perdamaian dan Pembangunan

Perkembangan berikutnya, yaitu munculnya generasi keempat hak asasi


manusia. Hak asasi manusia generasi keempat ini mengkritik peranan Negara yang
sangat dominan dalam proses pembangunan yang berfokus pembangunan ekonomi
sehingga menimbulkan dampak negatif bagi keadilan rakyat.

4
5

C. Hak Asasi Manusia Indonesia dalam Undang-Undang Dasar


1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Pertama Hak Asasi Manusia
sebenarnya sudah tercantum dalam Pembukaan UIJD 1945.
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea Keempat
3. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945.

D. Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia


Dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap Hak Manusia di
samping dibentuk aturan-aturan hukum, juga dibentuk manusia, kelembagaan yang
menangani masalah yang berkaitan dengan penegakkan Hak Asasi Manusia, antara
Iain:
1. Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dibentuk berdasarkan Keppres Nomor
5 Tahun 1993 pada tanggal 7 Juni 1993 yang kemudian dikukuhkan lagi melalui
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia ( Komnas
HAM)
2. Pengadilan
Hak Asasi manusia dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Pengadilan Hak Asasi Manusia
merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan Pengadilan Umum dan
berkedudukan di daerah Kabupaten atau Kota Pengadilan HAM adalah
pengadilan khusus terhadap pelanggaran HaknAsasi Manusia berat.
3. Pengadilan Hak Asasi Manusia
Merupakan pengadilan dibentuk atas usul DPR berdasarkan peristiwa
tertentu dengan Keputusan Presiden untuk memeriksa dan memutuskan perkara
pelanggara Ha Asas Manusia yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
4. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 memberikan alternatif bahwa
penyelesaian pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dapat dilakukan di luar
Pengadilan Hak Asasi Manusia, kebenaran dan Rekonsiliasi yang dibentuk
berdasarkan undang-undang.
6

E. Hak dan Kewajiban Warga Negara di Indonesia


1. Hak dan Kewajiban Warga Negara ditinjau dari Unsur-Unsur Dasar Negara
1) Hak Warga Negara
• Hak warga negara pendekatan wilayah untuk menjadikan ruang kehidupan
• Hak warga negara dari pendekatan penduduk untuk mendapatkan ruang hidup
dan kehidupan.
• Hak warga negara dari pendekatan pemerintah untuk mendapatkan
perlindungan hukum.
2) Kewajiban Warga Negara
• Kewajiban warg Negara dari pendekatan wilayah untuk menjaga dan
melestarikan ruang wilayah sebagai hidup dan kehidupan.
• Kewajiban warga Negara dari pendekatan Penduduk untuk memberikan
pengakuan penghormatan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia
sebagai insan hamba Tuhan.
• Kewajiban warga negara dari pendekataan pemerintahan untuk mentaati
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara ditinjau dari Aspek Kehidupan Nasional
1) Hak-Hak Warga Negara
• Hak-Hak Dalam Lapangan Politik Kemerdekaan dan Berkumpul.
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan Undang-undang.
• Hak-Hak Dalam Lapangan Ekonomi. Tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
• Hak-Hak Dalam Lapangan Sosial. Fakir miskin, anak-anak terlantar dipelihara
oleh negara.
• Hak-Hak Dalam Lapangan Kebudayaan Negara. Tiap-tiap warga Negara berhak
mendapatkan pengajaran, pemerintah mengusahakan satu sistem pengajaran
nasional yang diatur dengan Undang-undang.
• Hak-Hak Dalam Kebebasan-Kebebasan Dasar. Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
7

2) Kewajiban-Kewajiban Warga Negara


Disamping hak-hak dari Negara, warga Negara juga berkewajiban terhadap
Negara, antara lain:
• Tiap-tiap warg Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
Negara.
• Kewajiban patuh kepada Undang-Undang termasuk aturanaturan hukum yang
tertulis dan juga kepada penguasa. Kewajiban membayar pajak bea dan cukai
menurut ketentuan yang ada.
• Kewajiban kepada hukum termasuk aturan-aturan hukum yang tertulis dan juga
kepada penguasa.
3. Hak dan Kewajiban Warga Negara Sebagai Sosialisasi Bela Negara
Bela Negara adalah upaya seluruh bangsa untuk membela kepentingan nasional
agar dapat terjamin tetap tegaknya Negara dan tetap utuhnya bangsa sesuai dengan
filosofi bangsa dan konstitusi UUD 1945, berdasarkan pemahaman yang benar tentang
arti Bela Negara maka konsep Bela Negara sebagai penjabaran dari UUD selalu akan
disesuaikan dengan bentuk ancaman yang dihadapi.
BAB III

DEMOKRASI DAN DEMOKRATIS

A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi (demos = rakyat, kratos = pemerintahan) adalah suatu sistem pemerintahan
dimana rakyat diikutsertakan dalam pemerintahan Negara. Menurut perkembangan
sekarang, demokrasi tidak hanya meliputi bidang pemerintahan/politik saja, tetapi juga
bidang ekonomi, sosial dan kebudayaan. Dasar dari demokrasi Pancasila adalah kedaulatan
rakyat seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Sedangkan asas demokrasi keempat
Pancasila yang berbunyi kebijaksanaan dalam permusyawaratan.
B. Pengertian Demokrasi Menurut Terminologi
Dari sudut terminologi, banyak sekali definisi demokrasi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli politik. Masing-masing memberikan definisi dari sudut pandang yang
berbeda. Berikut ini beberapa definisi tentang demokrasi.
• Menurut Harris Soche, Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu
kekuasaan pemerintahan itu melekat pada diri rakyat, diri orang banyak dan merupakan
hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan, dan melindungi
dirinya dari paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk
memerintah.
• Menurut Henry B. Mayo, Sistem politik demokratis adalah sistem yang menunjukkan
bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan
atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya politik.
C. Demokrasi Sebagai Sistem Politik
Pada masa sekarang demokrasi dipahami tidak semata suatu bentuk pemerintahan
tetapi sebagai sistem politik. Sistem politik cakupannya lebih luas dari sekedar bentuk
pemerintahan. Beberapa ahli telah mendefinisikan demokrasi sebagai sistem politik.
Misalnya:
• Henry B. Mayo, menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem
yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-
wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan yang berkala yang

8
9

didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana


terjaminnya kebebasan politik.
• Samuel Huntington, menyatakan bahwa sistem politik sebagai demokratis. Sejauh para
pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan
umum yang adil, jujur, dan berkala dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing
untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak memberikan
suara.
D. Demokrasi Sebagai Sikap Hidup
Pemerintahan atau politik demokrasi tidak datang, tumbuh dan berkembang dengan
sendirinya. Demokrasi bukanlah sesuatu yang "taken for granted”. Demokrasi
membutuhkan usaha nyata dari setiap warga maupun penyelenggara Negara untuk
berperilaku sedemikian rupa sehingga mendukung pemerintahan atau sistem politik
demokrasi.
E. Hubungan Demokrasi dan HAM
Demokrasi dan Hak Asasi Manusia adalah dua isu bahkan gerakan global yang tak
terelakkan. Perjuangan menegakkan demokrasi merupakan upaya umat manusia dalam
rangka menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia. Unsur pokok dari demokrasi tiada
lain adalah perwujudan dari pengakuan akan hak asasi manusia. Demokrasi memiliki dua
unsur utama, yaitu kontrol rakyat atas proses pembuatan keputusan politis dan kesamaan
hak-hak/kesetaraan politis dalam menjalankan kendali.
F. Demokratis
Demokratisasi adalah penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip demokrasi pada
setiap kegiatan politik kenegaraan. Tujuannya adalah terbentuknya kehidupan politik yang
bercirikan demokrasi. Demokratisasi melalui beberapa tahapan, yaitu:
• Tahapan pertama adalah pergantian dari penguasa nondemokratis ke penguasa
demokrasi;
• Tahapan kedua adalah pembentukan lembaga-lembaga dan tertib politik demokrasi;
• Tahapan ketiga adalah konsolidasi demokrasi;
• Tahapan keempat adalah praktik demokrasi sebagai budaya politik bernegara.
1. Lembaga (Struktur) Demokrasi
Menurut Miriam Budiardjo (1997), untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu
diselenggarakan lembaga-lembaga, antara lain sebagai berikut:
• Pemerintahan Yang Bertanggung Jawab.
10

• Suatu Dewan Perwakilan Rakyat yang mewakili golongan dan Kepentingan Dalam
Masyarakat Yang Dipilih Melalui Pemilihan Umum Yang Bebas Dan Rahasia.
Dewan Ini Melakukan Pengawasan Terhadap Pemerintah.
• Suatu Organisasi Politik Yang Mencakup Lebih Dari Satu Partai (Sistem Dwipartai,
Multipartai). Partai Menyelenggarakan Hubungan Yang Kontinu Dengan
Masyarakat.
• Pers Dan Media Massa Yang Bebas Untuk Menyatakan Pendapat. Sistem Peradilan
Yang Bebas Mempertahankan Keadilan.
2. Ciri Demokratis
Demokratisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Berlangsung secara evolusioner Demokratisasi berlangsung dalam waktu yang lama.
• Proses perubahan secara persuasif bukan koersif Demokratisasi dilakukan bukan
dengan paksaan, kekerasan atau tekanan.
• Proses yang tidak pernah selesai Demokratisasi merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus.
G. Penerapan Demokrasi di Indonesia
1. Demokrasi Pancasila
Pancasila adalah ideologi nasional, yaitu seperangkat nilai yang dianggap baik,
sesuai, adil dan menguntungkan bangsa Sebagai ideologi nasional, Pancasila berfungsi
sebagai:
• Cita-cita masyarakat yang selanjutnya menjadi pedoman dalam membuat dan
menilai keputusan politik;
• Alat pemersatu masyarakat yang mampu menjadi sumber nilai bagi prosedur
penyelesaian konflik yang terjadi.
Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dari nilai-nilai Pancasila tersebut adalah sebagai
berikut:
• Kedaulatan rakyat. Hal ini didasarkan pada bunyi pembukaan UIJD
• 1945 Alinea IV.
• Republik. Hal ini didasarkan pada pembukaan UUD 1945 Alinea IV.
• Negara berdasar atas hokum
• Pemerintahan yang konstitusional
• Sistem perwakilan. Berdasarkan Sila keempat Pancasila.
• Prinsip musyawarah. Berdasarkan Sila keempat Pancasila.
11

• Prinsip ketuhanan Demokrasi di Indonesia harus dapat dipertanggungjawabkan, ke


bawah kepada rakyat dan ke atas dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan.
2. Perkembangan Demokrasi Indonesia
Terdapat pandangan yang berbeda mengenai bagaimana seharusnya cita-cita
demokratis itu diterapkan dalam pemerintahan Negara. Pandangan pertama diwakili oleh
Soepomo dan Soekarno yang secara gigih menentang dimasukkannya hak-hak tersebut
dalam konstitusi. Pandangan kedua diwakili Moh. Hatta dan Moh. Yamin yang
memandang perlunya pencantuman hak-hak warga dalam undang-undang dasar.
H. Sistem Politik Demokrasi di Indonesia
Landasan Sistem Politik Demokrasi di Indonesia Berdasarkan pada pembagian sistem
politik, ada dua perbedaan, yaitu sistem politik demokrasi dan sistem politik nondemokrasi.
Sistem politik demokrasi didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur dan kelembagaan yang
demokratis. Sistem politik demokrasi diyakini mampu menjamin hak kebebasan warga
Negara, membatasi kekuasaan pemerintahan dan memberikan keadilan. Negara
menghendaki sistem politiknya adalah sistem politik demokrasi.
BAB IV
WAWASAN KEBANGSAAN DAN INTEGRITAS NASIONAL

A. Pengertian dan Lingkup Wawasan Kebangsaan


Secara sederhana, Wawasan Kebangsaan mengacu pada pengertian pengenalan
pemahaman, kesadaran, dan sikap terhadap pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dan
menjadikannya sebagai orientasi dan perwujudan nilai dan tingkah laku sehari-hari. Aspek
tersebut merupakan konsensus nasional, sebagai kepribadian dan jati diri bangsa dan negara
Indonesia, yang terdiri dari 4 (empat) pilar, yakni: Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal
Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Kebangsaan
Wawasan berasal dari kata mawas, yang berarti melihat, meneliti, atau mengamati
sehingga dapat diartikan sebagai pandangan. Sedangkan nusantara, terdiri dari kata nusa
dan antara. Nusa berarti kepulauan sedangkan antara berarti jarak, dalam hal ini
dimaksudkan jarak dari pulau ke pulau, sehingga nusantara dapat diartikan sebagai wilayah
yang terdiri dari pulau-pulau. Hal itu karena Indonesia terdiri dari pulau-pulau sehingga
disebut negeri nusantara.
C. Wawasan Nusantara Sebagai Dasar Wawasan Kebangsaan Indonesia
Terdapat beberapa alasan wawasan nusantara dijadikan wawasan kebangsaan
Indonesia, yaitu:
• Secara ideologis-konstitusional, Indonesia berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan
UUD 1945 yang secara subtantif memberi arah pandang kemajemukan bangsa
Indonesia pada prinsip persatuan dan kesatuan bangsa.
• Secara kewilayahan, Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terdiri dari pulau-pulau
yang teletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Australia, serta diantara dua
samudra yaitu samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
• Secara sosial-budaya, Indonesia memiliki keanekaragaman suku, agama, ras, bahasa,
adat-istiadat, kesenian dan kebudayaan. Keanekaragaman itu berada dalam satu ikatan
dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
• Secara kesejarahan, bangsa Indonesia pernah mencapai masa kejayaannya, yaitu pada
zaman Sriwijaya dan Majapahit.

12
13

D. Konsep Wawasan Kebangsaan Indonesia


Wawasan kebangsaan adalah suatu wawasan yang mementingkan kesepakatan,
kesejahteraan, kelemahan dan keamanan bangsa sebagai titik tolak dalam berfalsafah,
berencana, dan bertindak. Konsep wawasan kebangsaan Indonesia tercetus pertama kali
melalui Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 (hasil dari Kongres Pemuda ll) sebagai sebuah
tekad perjuangan dan pernyataan eksistensi bangsa Indonesia secara nasional yang meliputi:
• Satu Nusa
• Satu Bangsa
• Satu Bahasa
Dengan pemahaman yang baik tentang wawasan kebangsaan, masyarakat Indonesia
diharapkan mampu mewujudkan sebuah kesatuan dalam berbagai macam aspek, seperti
beberapa aspek di bawah ini:
• Kesatuan politik
• Kesatuan pertahanan dan keamanan
• Kesatuan ekonomi
• Kesatuan sosial budaya
E. Konsepsi Wawasan Nusantara
Munajat Danusaputro mengemukakan pendapatnya mengenai awal mulanya konsepsi
wawasan nusantara dikenal sebagai wawasan kebangsaan Indonesia:
1. Dari Segi Gagasan Dan Cita-Citanya
2. Dari Segi Azas Negara Kepulauan
3. Dari Segi nama
4. Dari Segi Perumusan Dan Penjabaran
5. Dari Segi Perumusan Dan Penetapannya
F. Tujuan Wawasan Nusantara
1. Tujuan nasional
Tujuan nasional yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia tercantum pada
Pembukaan UUD 1945
2. Tujuan ke Dalam
Merupakan usaha untuk mewujudkan kesatuan di segala aspek kehidupan baik alamiah
maupun sosial.
G. Kedudukan Wawasan Nusantara
Kedudukan wawasan nunsantara di Indonesia adalah:
14

• Pancasila (dasar negara) sebagai landasan ideologi.


• UUD 1945 (konstitusi negara) sebagai landasan Konstitusional.
• Wawasan Nusantara (visi bangsa) sebagai landasan Visional.
• Ketahanan Nasional (konsepsi bangsa) sebagai landasan konsepsional
• GBHN (kebijaksanaan dasar bangsa) sebagai landasan operasional
H. Faktor-Faktor Ilang Mempengaruhi Wawasan Nusantara
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi wasan nusantara, yaitu:
1. Faktor Geografis (wilayah)
2. Faktor Geopolitik dan Geostrategis
3. Faktor Perkembangan Wilayah Indonesia
I. Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara
Sebagai isi, wawasan nusantara terdiri dari:
1. Cita-Cita Bangsa Indonesia Sebagaimana Terdapat Pada UUD 1945
2. Asas Keterpaduan Semua Aspek Kehidupan Nasional Berciri Manunggal, Utuh, dan
Menyeluruh
3. Tata Laku
J. Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional
Secara teoretis integrasi merupakan pemilikan perasaan keterikatan pada suatu pranata
dalam suatu lingkup teritorial guna memenuhi harapanharapan yang bergantung secara
damai di antara penduduk. Sedangkan secara etimologis, integrasi berasal dari kata
integrate, yang artinya memberi tempat bagi suatu unsur demi suatu keseluruhan. Secara
teoritis integrasi dapat dilukiskan sebagai pemilikan keterkaitan antar bagian yang menjadi
satu.
K. Integrasi Nasional dalam Pelaksanaan Wawasan Kebangsaan
Integritas Nasional adalah suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai macam
aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau
bangsa, sehingga dapat mewujudkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam
mencapai tujuan bersama sebagai sebuah bangsa.
Tugas kita sebagai warga negara Indonesia yang adalah harus memiliki rasa integrasi
nasional yang ditunjukkan melalui sikap kepedulian terhadap sesama, memiliki rasa
persatuan yang tinggi baik terhadap bangsa Negara agama serta keluarga.
BAB V
WAWASAN KEBANGSAAN SEBAGAI SUMBER
KEKUATAN NASIONAL

Salah satu konsep istimewa yang diusung oleh pendiri bangsa adalah menempatkan
persatuan dan kesatuan di atas segala perbedaan yang ada sebagai sumber kekuatan nasional.
Segala keanekaragaman yang ada di Indonesia akan menjadi sumber kekuatan apabila seluruh
masyarakat Indonesia yang beranekaragam tersebut dapat hidup bersama dalam suasana yang
harmonis, penuh tenggang dan saling menghormati.
Untuk itu sistem kenegaraan dan sistem pemerintahan yang kemudian dikembangkan
adalah pemerintahan yang bersifat demokratis dan desentralistis dalam kesatuan yang utuh dan
menyeluruh.
A. Nilai-Nilai Kejuangan Bangsa
Nilai kejuangan adalah konsep yang berkenaan dengan sifat, mutu, keadaan tertentu
yang menyebabkan orang dapat berperang, berkelahi, melawan dan berlaga, untuk meraih
kemenangan. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia nilai kejuangan dimaksudkan
untuk menggambarkan daya dorong perlawanan dan pendobrak yang mampu membawa
bangsa ini untuk membebaskan dirinya dari penjajahan dan bebas merdeka.
B. Pembentııkan Karakter Bangsa
Pembentukan karakter bangsa adalah suatu usaha yang dilakukan secara terus menerus
untuk membentuk atau memperbaiki, dan membina tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak
(budi pekerti) masyarakat Indonesia sehingga menunjukkan nilai dan tingkahlaku yang baik
berlandaskan nilainilai Pancasila.
Ada delapan nilai karakter utama yang dinilai penting untuk dibentuk guna terciptanya
karakter manusia Indonesia yang ideal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dalam rangka mewujudkan citacita perjuangan, yaitu terwujudnya masyarakat
yang adil dan makmur berlandaskan Pancasila, yaitu:
1. Kejuangan
2. Semangat
3. Gotong royong
4. Kepedulian antar sesama
5. Sopan santun

15
16

6. Persatuan dan kesatuan


7. Kekeluargaan
8. Tanggung jawab
C. Sifat-Sifat Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional Indonesia memiliki sifat-sifat berikut ini:
1. Manunggal
2. Mawas ke dalam
3. Dinamis
4. Kewibawaan
5. Percaya kepada diri sendiri dan tidak bergantung kepada pihak lain
6. Tidak membenarkan sikap adu kekuatan dan kekuasa
D. Wawasan Kebangsaan Sebagai Sumber Kekuatan Nasional
Wawasan kebangsaan dari sudut pandang pertahanan dan keamanan berintikan
kekompakan, kesatuan, serta keterpaduan antara pemerintah, angkatan bersenjata dan
rakyat. Wawasan kebangsaan penting sebagai sumber kekuatan nasional untuk terciptanya
pertahanan dan keamanan yang tangguh. Pertahanan dan keamanan yang tangguh sendiri
sangat diperlukan untuk menanggulangi hal-hal di bawah ini:
• Masalah pertahanan terhadap invasi dari luar.
• Masalah pemeliharaan keamanan dalam negeri.
• Masalah akibat pasca perang dingin (perang urat syaraf, subversi, infiltrasi, spionase,
dan ekonomi) dan terorisme.
• Masalah perwujudan dan pemeliharaan kestabilan serta keamanan wilayah.
• Masalah Hankarn dan sosial politik.
BAB VI
KETAHANAN BANGSA

A. Pengertian Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa, berisi dan ketaguhan,
yang mengandung kemampuan mengembangkan nasional, dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar
maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan
nasionalnya.
B. Hakekat Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional yang dikembangkan bangsa Indonesia dapat meliputi sebagai berikut:
• Ketahanan Nasional bidang ideologi
• Ketahanan Nasional bidang politik
• Ketahanan Nasional bidang ekonomi
• Ketahanan Nasional bidang sosial budaya
• Ketahanan Nasional bidang pertahanan
C. Ciri dan Asas Ketahanan Nasional
1. Ciri ketahanan nasional
• Ketahanan Nasional merupakan prasyarat bagi bangsa yang sedang membangun
dirinya menuju bangsa yang maju dan mandiri.
• Menuju dan mempertahankan kelangsungan hidup.
• Ketahanan Nasional diwujudkan sebagai kondisi dinamis bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan bangsa untuk mengembangkan kekuatan
• Pola umum operatif didasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Asas
• Kesejahteraan dan keamanan
• Utuh menyeluruh terpadu
• Kekeluargaan
• Mawas Diri

17
BAB VII
POTENSI DAN TANTANGAN WAWASAN KEBANGSAAN

A. Potensi Wawasan Kebangsaan


Wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke ini dipenuhi dengan berbagai
macam sumber daya alam yang merupakan modal utama dalam terciptanya pembangunan
negara Indonesia yang berkesinambungan, yang merupakan tujuan dari wawasan
kebangsaan. Tugas utama masyarakat Indonesia adalah menyadari anugerah ini dan
berusaha dengan sebaiknya dalam merawat, melindungi dan mengembangkan potensi ini
supaya benar-benar dapat menjadi sebuah landasan berharga dalam pembangunan nasional.
1. Keanekaragaman Budaya
Keanekaragaman budaya merupakan salah satu potensi Negara Indonesia. Hal ini
tercermin dari Semboyan nasional Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika" (Berbeda-beda
tetapi satu jua). Semboyan ini dapat kita lihat terpampang jelas pada lambanga Negara
Garuda Pancasila, yaitu pada pita di bagian kaki garuda.
2. Pancasila dan UUD 1945
a. Pancasila
Perumusan Pancasila dimulai pada masa persidangan pertama Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 29 Mei-l Juni
1945. Namun, Pancasila tidaklah lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan
melalui proses yang Panjang, dengan didasari oleh sejarah perjuangan bangsa dan
dengan melihat pengalaman bangsa lain di dunia. Pancasila diilhami oleh gagasan-
gagasan besar dunia, tetapi tetap berakar pada kepribadian dan gagasan besar bangsa
Indonesia sendiri.
b. UUD 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah konstitusi
negara sebagai landasan konstitusional bangsa Indonesia yang menjadi hukum dasar
bagi setiap peraturan perundang-undangan di bawahnya. Oleh karena itu, dalam
negara yang menganut paham konstitusional tidak ada satupun perilaku
penyelenggara negara dan masyarakat yang tidak berlandaskan konstitusi.

18
19

B. Tantangan Wawasan Kebangsaan


1. Primordialisme
Primordialisme sebagai identitas sebuah kelompok atau golongan sosial merupakan
faktor penting dalam memperkuat ikatan kelompok atau golongan yang bersangkutan
dalam menghadapi ancaman dari Luar. Namun sisi negatifnya, primordialisme juga
dapat membangkitkan prasangka buruk dan permusuhan terhadap kelompok atau
golongan lainnya.
2. Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesenjangan sosial ekonomi antar golongan penduduk merupakan salah satu masalah
yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Tingginya angka kemiskinan di sebuah
negara akan menyebabkan banyak permasalahan sosial terjadi, seperti tingginya angka
kriminalitas, maraknya pengemis dan anak jalanan, dll.
3. Pemerataan Pembangunan
Pembangunan harus diupayakan merata di seluruh wilayah Republik Indonesia. Jangan
sampai terjadi pembangunan yang terlalu pesat di sebuah daerah, sementara di daerah
lainnya sangat tertinggal. Kesenjangan pembangunan antar wilayah seperti itu harus
dicegah karena berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial.
4. Mengembangkan Tumbuhnya Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran warga negara terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara disebabkan oleh
beberapa hal penting di bawah ini:
a. Karena adanya rasa kebangsaan
b. Tertanamnya faham kebangsaan
c. Tingginya semangat kebangsaan
d. Tingginya semangat kebangsaan
Keempat aspek di atas memiliki kesatuan arti yang utuh/ serta memiliki hubungan dan
kesamaan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.
BAB VIII
SASARAN PENDIDIKAN WAWASAN KEBANGSAAN

A. Pancasila Falsafah Bangsa Indonesia


Pancasila adalah falsafah bangsa indonesia yang tumbuh dan berkembang bersama
dengan tumbuh kembangnya bangsa. Prinsip yang terdapat dalam pancasila bersumber pada
budaya dan pengalaman bangsa indonesia, yang berkembang sebagai akibat, upaya bangsa
dalam menjawab persoalan mengenai esensi atau hakikat terhadap hal ihwal atau sesuatu
yang menjadi perhatian terbesar dan utama bagi bangsa indonesia.
Nilai Dasar Pancasila
Nilai-nilai dasar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keimanan dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Keadilan
3. Keberadaban
4. Persatuan
5. Mufakat
6. Kesejahteraan
7. Kebebasan
B. State of The Art Penghayatan Wawasan Kebangsaan: Political Progress Atau Political
Decay
Menurut Moeljarto Tjokrowinoto, terdapat kerawanan-kerawan yang mencakup antara
lain sebagai berikut:
a. Adanya pandangan miopia egosentrisme dan elitisme kelompok (Pabottinggi, 1991)
yang cenderung menerapkan kaidah-kaidah parochial untuk menilai sikap dan perilaku
orang lain;
b. Kecenderungan bergesernya pluralisme menuju ke polarisasi yang disertai dengan
pergeseran hakekat cleavages (perpecahan) dari cross cutting (saling-saling) menjadi
over lapping (tumpang tindih);
c. Timbulnya kembali fenomena organisasi totaliter yang mengungkung kehidupan
seseorang dan keluarganya di dalam berbagai dimensinya yang amat membatasi
interaksi lintas kelompok;
d. Proses cooptasi reversal tengah berlangvang yang membalik ke cenderungan cooptasi
yang selama ini sering dilakukan;

20
21

e. Masih sangat mudahnya timbul prasangka-prasangka primordial;


f. timbulnya potensi ideological displacement, mengambil Pancasila sebagai sosok
ideologi formal, namun meng geser nilai fundamentalnya.
C. Sasaran Pendidikan Wawasan Kebangsaan
Proses pendidikan “wawasan kebangsaan" serta proses penentuan sasaran pendidikan
"wawasan kebangsaan" harus di Iihat sebagai lebih dari sekedar masalah teknis. Proses
pendidikan dan penentuan sasaran pendidikan "wawasan kebangsaan" perlu memperhatikan
state of the art penghayatan wawasan kebangsaan, variasi kadar penghayatan kebangsaan
antar kelompok sosial, maupun determin an-determinan state of the art penghayatan
"wawasan kebangsaan" tadi.
D. Pendidikan Sebagai Upaya Budidaya
Pendidikan adalah upaya dan budidaya untuk membuat manusia (ter utama yang muda)
agar lebih terpelajar, lebih berilmu pengetahuan, lebih terampil dan lebih berbudaya. Jadi
pendidikan adalah suatu pro ses yang tujuannya adalah mengubah kualitas manusia lahir
dan batin. Singkat kata pendidikan yang baik bukan sekedar menghasilkan manusia manusia
"penyandang gelar tanpa tambahan kemampuan apapun sebagai nilai tambahnya.
BAB IX
IMPLEMENTASI PANCASILA

Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia, dewasa ini dalam
zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman disintergrasi selama
lebih dari lima puluh tahun. Saat ini pengimplementasian Pancasila sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, karena di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang
sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti
negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Adapun pengimplementasian tersebut
dirinci dalam berbagai macam bidang antara lain POLEKSOSBUDHANKAM.
A. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar
ontologis manusia. Hal ini didasarkan pada kenyataan objektif bahwa manusia adalah
sebagai subyek negara, oleh karena itu kehidupan harus benar-benar merealisasikan tujuan
demi harkat dan martabat manusia.
B. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga
Iazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang lebih -
tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistik yang mendasarkan
pada tujuan demi kesejahteraan rakyat yang luas.
C. Implementasj Pancasjla dalam Bidang Sosial dan Budaya
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan
atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat
tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan reformasi di segala bidang
dewasa ini.
D. Implementasi Pancasila dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan
Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya
hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundangundangan negara, baik dalam
rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warga
negaranya.
E. Makna Sila-Sila Pancasila
1. Arti dan Makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

22
23

2. Arti dan Makna Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


3. Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia
4. Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
5. Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Oleh karena itu Oleh karena itu pertahanan dan keamanan mengimplementasikan nilai-
nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, dan akhirnya agar benar-benar negara
meletakkan pada fungsi yang sebenernya sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu
negara yang berdasarkan atas kekuasaan.
BAB X
PANCASILA SEBAGAI SISTEM RTIKA

Pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan kedudukan, antara lain sebagai dasar
negara, jiwa dan kepribadian bangsa. Pancasila juga sangat sarat akan nilai, yaitu nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Etika Pancasila tidak
memposisikan secara berbeda atau bertentangan dengan aliran-aliran besar etika yang
mendasarkan pada kewajiban, tujuan tindakan dan pengembangan karakter moral, namun
justru merangkum dari aliran-aliran besar tersebut.
Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan
manusia. Nilai yang pertama adalah ketuhanan. Secara hirerarkis nilai ini bisa dikatakan
sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Nilai yang kedua
adalah kemausiaan. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadillan dan
keadaban.
Menilik nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka Pancasila dapat menjadi
sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya bersifat mendasar, namun juga
realistis dan aplikatif. Apabila dalam kajian aksiologi dikatakan bahwa keberadaan nilai
mendahului fakta, maka nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada dalam
citacita bangsa Indonesia yang harus diwujudkan dalam realitas kehidupan.
Nilai kemanusiaan, menghasilkan nilai kesusilaan, tolong menolong, penghargaan,
penghormatan, kerjasama, dan lain-lain, Nilai persatuan menghasilkan nilai menghargai
perbedaan, kesetaraanı dil. Nilai keadilan menghasilkan nilai kepedulianı kesejajaran ekonomi,
kemajuan bersama dil.

24

You might also like