You are on page 1of 3

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


B. Kegiatan Belajar : PERKEMBANGAN EMOSI, SOSIAL DAN SPRITUAL PESERTA DIDIK
(KB.3)
C. Refleksi : Setelah saya mempelajari dan memahami kegiatan belajar 3 ini saya
mendapatkan banyak ilmu pengetahuan salah satu tentang faktor yang
mempengaruhi perkembangan emosi, sosial dan spiritual.

N
BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
O
1 Konsep (Beberapa 1. Pengertian Perkembangan Emosi, Sosial serta Spritual siswa.
istilah dan Emosi ialah perasaan yang terdapat dalam diri individu. Emosi dapat
definisi) di KB berupa perasaan suka atau tidak suka , perasaan baik atau buruk .
Emosi jua didefinisikan menjadi “banyak sekali perasaan yg kuat”
(World Book 2015, 690). perkembangan sosial artinya perolehan
kemampuan berperilaku yang sinkron dengan tuntutan sosial (Hurlock
2012). dari Allen dan Marotz (Musyarofah 2017, 31) perkembangan
sosial merupakan area yg meliputi perasaan dan mengacu pada
perilaku serta respon individu terhadap hubungan mereka dengan
individu lain. bisa jua diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap adat-adat grup, moral, dan tradisi,
meleburkan diri menjadi satu kesatuan serta saling berkomunikasi dan
bekerja sama. Jadi pekembangan sosial ini fokus pada relasi antara
peserta didik dengan orang lain. Perkembangan sosial siswa artinya
tingkatan jalinan interaksi anak menggunakan orang lain, mulai asal
orang tua, saudara, sahabat sebaya, hingga rakyat secara luas.
Sedangkan perkembangan emosional ialah luapan perasaan ketika anak
berinteraksi dengan orang lain. Spiritual Adapun spritualitas merupakan
aspek yg lebih poly melihat lubuk hati, riak getaran hati nurani pribadi,
dan perilaku personal. Spritualitas artinya cita rasa totalitas kedalaman
eksklusif insan. Pijakan utama pendidikan berbasis spiritual artinya al-
Quran dan Hadis. al-Quran memuat nilai dan ketentuan lengkap dalam
kehidupan insan. dalam hal ini, posisi Hadis menempati asal kedua yang
berperan menjadi penjelas terhadap isyarat serta nilai yg terdapat pada
al-Quran. Allah menyebutkan akan eksistensi manusia di muka
bumi:“serta (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah saya ini Tuhanmu?” Mereka
menjawab: “ benar (kamu dewa kami), kami sebagai saksi”. (Kami
lakukan yang demikian itu) supaya di hari kiamat kamu tidak
mengatakan:”Sesungguhnya kami (bani Adam) ialah orang-orang yang
lemah terhadap ini (keesaan ilahi)”.(QS. al-A’raf:172)

2. Karakteristik Perkembangan Emosi, Sosial serta Spiritual.


a. karakteristik Perkembangan emosi.
Emosianal anak memiliki keterkaitan dengan aspek perkembangan
lainnya, baik fisik maupun mental (Nurmalitasari 2015). Keterkaitan
tadi dapat diketahui dari peningkatan kemampuan yang saling
melengkapi. berdasarkan di paparan diatas, krusial buat orang dewasa
lain yang ada pada kurang lebih anak usia dini, mengetahui bahwa
syarat emosi mereka bisa diketahui berasal sikap yang dimunculkan
anak.
b. ciri Perkembangan Sosial.
proses pembentukan perkembangan sosial dimulai sejak bayi, serta itu
artinya pondasi yg terus berlanjut sampai usia lanjut usia. Bila tugas
psikososial tidak tuntas di fase yang dipengaruhi maka itulah yg menjadi
sumber persoalan gangguan pada perkembangan sosial. Erikson
menyebut setiap tahapan tadi menjadi krisis atau perseteruan yg
memiliki sifat sosial dan psikologis yg sangat berarti bagi kelangsungan
perkembangan di masa depan (Ratnawulan 2018). Adapun tahapan
perkembangannya menjadi berikut:
a) Fase Perkembangan Trust vs Mistrust umur 0-1 Tahun.
b) Fase Perkembangan Autonomy vs Shame umur dua-tiga Tahun.
c) Fase Perkembangan Inisiative vs Guilt umur 4-5 Tahun.
d) Fase Perkembangan Indusstry vs Inferiority umur 6-11 Tahun.
e) Fase Perkembangan Ego-identity vs Role on fusion umur 12- 18/20
Tahun.
f) Fase Perkembangan Intimacy vs Isolation umur 18/19- 30 Tahun.
g) Fase Perkembangan Generation vs Stagnation umur 31-60 Tahun.
h) Fase Perkembangan Ego Integrity vs putus harapan umur >60 Tahun

c. karakteristik Perkembangan Spiritual


Adapun perkembangan spiritual keagamaan dibagi menjadi 3 tingkatan,
yaitu: pertama, the fairy tale stage (taraf dongeng), dimulai tiga-6 tahun.
Konsep ketuhanan ditentukan sang fantasi serta emosi. Hurlock (2012)
menambahkan bahwa disebut menjadi termin dongeng karena anak
menerima semua keyakinanannya dengan unsur yg tidak konkret. oleh
karena itu, cerita-cerita agama dan kebesaran upacara agama sangat
menarik anak-anak. kedua, the realistic stage (taraf kenyataan), dimulai
7-12 tahun. pada masa ini, anak mampu memahami konsep ketuhanan
secara realistik dan konkrit. Sedangkan yg ketiga, the individual stage,
terjadi di usia remaja dimana pada masa ini situasi jiwa mendukung
untuk bisa berfikir tak berbentuk serta kesensitifan emosinya.
Pemahaman ketuhanan dapat ditekankan di makna serta eksistensi ilahi
bagi kehidupan insan (Jalaluddin 2010). James Fowler (pada Desmita
2010) merumuskan theory of faith berdasarkan pada teori
perkembangan psikososial Erikson yg mengacu pada tahapan kehidupan
yg terdiri berasal 7 termin perkembangan kepercayaan , yakni:
1. tahap prima faith
2. termin intuitive-projective
3. Tahapa mythic-literal faith
4. tahap synthetic conventional faith .
5. termin individuative-reflective faith
6. termin conjunctive-faith
7. tahap universalizing faith

3. Faktor yang menghipnotis Perkembangan Emosi, Sosial dan


Spiritual Perkembangan peserta didik.
a. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi yang timbul di setiap anak tidak sama antara
satumenggunakan lainnya. Hal ini ditimbulkan karena adanya faktor-
faktor yang mempengaruhinya. dari berbagai sumber (Setiawan 1995;
Susanto 2011; Tirtayani and Asril 2014) dapat disimpulkan ada
sejumlah faktor yang mensugesti perkembangan emosi anak, yakni:
1. imbas Keadaan Individu Sendiri.
terdapat lima jenis kegiatan belajar yg turut menunjang pola
perkembangan emosi anak yaitu:
a. Belajar secara coba serta pembetulan (trial and error learning)
b. Belajar dengan cara meniru (learning by imitation)
c. Belajar menggunakan cara mempersamakan diri (learning by
identification).
d. Belajar melalui pengkondisian (conditioning)
e. pembinaan (pembinaan).
b. perseteruan-konflik dalam proses perkembangan.
dalam menjalani fase perkembangan, tiap anak melalui banyak sekali
macam perseteruan perkembangan. Bila dia tidak mampu menjalaninya,
maka akan mempengaruhi perkembangan emosinya. Faktor-faktor yg
menyebabkan perubahan perkembangan emosi anak merupakan: (1)
kesadaaran kognitifnya yang telah semakin tinggi memungkinkan
pemahaman terhadap lingkungan tidak sinkron asal tahap semula, (2)
khayalan atau daya khayalnya lebih berkembang, (3) berkembangnya
wawasan sosial anak.
a. Faktor lingkungan.
Emosi anak akan positif Bila lingkungan jua positif, begitu kebalikannya.
Faktor lingkungan ini terbagi 3, yakni (1) Lingkungan famili. keluarga
berfungsi menjadi pada menanamkan dasar-dasar pengalaman emosi
anak. Dasar-dasar pengelolaan emosi yg dimiliki anak dimulai dari
keluarga. Diantara faktor yang poly berpengaruh yakni status ekonomi
keluarga, keutuhan keluarga, sikap serta kebiasaan orang tua. (2)
Lingkungan rumah, berupa kepadatan penduduk, nomor kejahatan,
fasilitas rekreasi dan bermain anak. (3) Lingkungan sekolah, berupa
keharmonisan antara pengajar dan siswa, atau antara peserta didik
menggunakan sahabat sebayanya.
b. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Sosial
Sama halnya menggunakan perkembangan emosi, perkembangan sosial
siswa juga ditentukan beberapa faktor (Mayar 2013; Tirtayani and Asril
2014), yaitu :
1. Faktor individu.
2. Faktor Lingkungan famili.
3. Faktor berasal Luar rumah
4. Faktor pengaruh Pengalaman Sosial Anak

c. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Spiritual


Adapun faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan moral serta
spiritual individu meliputi aspek psikologis, sosial, budaya, serta fisik
kebendaan, baik yg ada dalam lingkungan famili, sekolah, juga warga .
Secara holistik, pada perjuangan membentuk tingkah laris menjadi
pencerminan nilai-nilai hidup tertentu, banyak faktor yang mensugesti,
diantaranya yaitu:
1. Lingkungan famili.
2. Lingkungan sekolah.
3. Lingkungan pergaulan.
4. Lingkungan warga .
buat itu guru diperlukan bisa memberikan ruang belajar yg sensitif
terhadap perkembangan spiritual siswa, dengan cara:
1. membuahkan pendidikan sarana aman bagi peserta didik buat
menghayati agamanya, tak hanya bersifat teoritis, namun
penghayatan yang benar-sahih dikonstruksi dari pengalaman
keberagamaan
2. Membantu siswa berbagi rasa ketuhanan melalui pendekatan
spiritual parenting mirip:
a. Memupuk korelasi sadar anak dengan ilahi melalui doa setiap
hari
b. Menanyakan pada anak sebagaimana ilahi terlibat dalam
aktivitasnya seharihari
c. menyampaikan pencerahan kepada anak bahwa tuhan akan
membimbing kita bila kita meminta
d. Menyuruh anak merenungkan bahwa yang kuasa itu ada pada
jiwa mereka dengan cara mengungkapkan bahwa mereka tak
bisa melihat diri mereka tumbuh atau mendengar darah
mengalir
3. Materi yang disampaikan pengajar dalam kelas ialah materi yg secara
pribadi dapat menyentuh permasalahan keagamaan yg dialami siswa.
4. Menanamkan nilai-nilai Islam yang terkait dengan masalah ibadah
dilakukan dengan memaparkan nasihat yg terkandung berasal
sebuah pelaksanaan ibadah
2 Daftar materi Materi yang sulit dipahami dalam kegiatan belajar ini adalah tentang
pada KB yang sulit Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan moral dan spiritual
dipahami individu mencakup aspek psikologis, social, budaya dan fisik kebendaan,
baik yang terdapat dalam lingkungan, maupun masyarakat.
3 Daftar materi Materi yang sering mengalami miskonsepsi adalah tentang strategi
yang sering dalam menangani perkembangan emosi peserta didik yaitu :
mengalami 1. Guru dan orang tua tidak boleh membuat jarak social, tapi harus
lebih dekat dengan peserta didik.
miskonsepsi
2. Guru atau orang tua harus terampil dalam mengobservasi sebagai
dalam karakter emosi dan perilaku social anak, terutama yang
pembelajaran diekspresikan melalui tampilan fisik, mental dan psikologis.
3. Guru atau orang tua harus memiliki kemampian dan keterampilan
dalam merekam, mencatat dan membuat prediksi tentang perbuatan
apa yang akan menyertai peserta didik.

You might also like