Professional Documents
Culture Documents
DOSEN PENGAMPUH:
ERNITA MANURUNG.S.Tr.Keb.,M.K.M.
DISUSUN OLEH:
GUNUNG TUA
T.A.2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjtkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat,
taufik serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah
makalah ini.
Gunungtua,Juni,2023
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................... ...... 16
3.2 Saran............................................................................................... ...... 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1. Tujuan
2. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Luka
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997).
Sedangkan menurut Kozier (1995), luka adalah kerusakan kontinuitas kulit,
mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain. Menurut KBBI, luka adalah
belah, pecah, cedera, lecet dan sebagainya pada kulit karena terkena barang yang
tajam dan sebagainya.
a. Luka tertutup : luka dimana jaringan yang ada pada permukaan tidak
rusak (kesleo, terkilir, patah tulang, dsb).
b.Luka terbuka : luka dimana kulit atau selaput jaringan rusak, kerusakan
terjadi karena kesengajaan (operasi) maupun ketidak sengajaan
(kecelakaan).
3
yang tajam. Luka dibuat secara sengaja, misal yang terjadi akibat
pembedahan.
5) Luka tusuk (Punctured Wound), luka ini dibuat oleh benda yang tajam
yang memasuki kulit dan jaringan di bawahnya. Luka punktur
yang disengaja dibuat oleh jarum pada saat injeksi. Luka tusuk/ punktur
yang tidak disengaja terjadi pada kasus: paku yang menusuk alas kaki bila
paku tersebut terinjak, luka akibat peluru atau pisau yang masuk ke dalam
kulit dengan diameter yang kecil.
4
9) Luka gigitan (Morcum Wound), luka gigitan yang tidak jelas
bentuknya pada bagian luka.
b. Luka non mekanik : luka akibat zat kimia, termik, radiasi atau serangan
listrik.
a.Clean Wounds (luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana
tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem
pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih
biasanya menghasilkan luka yang tertutup, jika diperlukan dimasukkan
drainase tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
5
superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang
dangkal.
a. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep
penyembuhan yang telah disepakati.
1.Hemostasis
2. Inflamasi
6
fungsional.Makrofag membersihkan luka dari debris untuk mempersiapkan
pertumbuhan jaringan baru. Terbentuk sedikit area nekrotik di sekitar tepi luka
tempat terganggunya suplai darah. Sel epitel adri tepi luka pindah ke bagian dasar
bekuan, sel epitel menebal dan terbentuk lapisan tipis jaringan epitel diatas luka.
Tanda-tanda fase inflamasi serupa dengan tanda-tanda infeksi oleh karena itu
bidan harus dapat membedakan antara penyembuhan luka yang normal dan
terinfeksi. Pada luka yang bersih, fase ini berlangsung selama 36 jam, tetapi dapat
lebih lama bila terjadi infeksi atau nekrosis.
3.Proliferasi
Pada fase ini terjadi pertumbuhan jaringan baru melalui tiga proses :
a).Granulasi
b).Kontraksi luka
c). Epitelialisasi
Setelah luka berisi jaringan ikat, fibroblas terkumpul di sekitar tepi luka
dan berkontraksi, merapatkan kedua tepi luka. Terbentuk jaringan parut epitel
fibrosa yang lebih kuat pada saat fibroblas dan serat kolagen mulai menyusut,
menimbulkan kontraksi pada area tersebut dan obliterasi sebagian kapiler. Hal ini
hanya terjadi pada jaringan sehat yang belum dijahit.
Selama epitelisasi, sel epitel baru tumbuh diatas permukaan luka untuk
membentuk lapisan luar baru, yang dapat dikenali dengan warnanya putih
bersemu merah, dan semi transparan. Proses terjadi pada lingkungan yang lembab
dan bersih.
7
4. Maturasi
Proses penyembuhan ini juga dapat terjadi di sekitar jahitan. Bila jahitan
diangkat,sel epitel dapat tercabut dan terlihat pada jahitan sebagai debris.
Penyembuhan luka dan intervensi sekunder terjadi pada luka yang lebih
dalam dan lebih lebar, yang bagian tepinya tidak dapat disatukan. Inflamasi dapat
bersifat kronis, dengan pembentukan jaringan granulasi yang lebih banyak, yang
menghabiskan banyak kolagen selama fase proliferasi. Jaringan granulasi secara
bertahap mengisi luka dengan re-epitelisasi yang dimulai ditepi luka.
Penyembuhan luka dengan intervensi sekunder memerlukan waktu lebih lama,
sehingga akan lebih banyak terbentuk jaringan parut.
1.Usia
Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang
tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu
sintesis dari faktor pembekuan darah.
2.Nutrisi
8
nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk
meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena suplai darah
jaringan adipose tidak adekuat.
3.Infeksi
5. Hematoma
6. Benda asing
9
7. Iskemia
8.Diabetes Mellitus
9.Keadaan Luka
10. Obat
Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama
dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka.
10
2.5 Prinsip Penyembuhan Luka
2. Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga
Penyembuhan luka perlu didukung oleh fungsi tiap sistem dalam tubuh
manusia dan setiap sistem tersebut harus bekerja secara seimbang.
Jaringan luka pada tubuh manusia tetap memerlukan supply nutrisi dan
oksigen untuk mempercepat penyembuhan luka. Aliran darah ke dan dari jaringan
luka harus diperhatikan dengan cara antara laintidak membalut luka terlalu
11
kencang, memberi obat-obatan tertentu, dan melakukan penatalaksanaan panas-
dingin sesuai anjuran dokter atau sesuai dengan anjuran kapala bagian perawatan.
5.Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk
mempertahankan diri dari mikroorganisme
Kulit dan mukosa sebagai garis pertama pertahanan diri harus memiliki
kondisi yang baik ketika terjadi luka, sehingga mikroorganisme tidak mudah
masuk ke dalam jaringan luka dan menyebabkan inflamasi.
6. Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh
termasuk bakteri
Setelah luka mengalami pemulihan dan jaringan tubuh yang baru mulai
terbentuk perlu adanya peningkatan usaha perawatan luka secara normal, sehingga
jaringan dapat terbentuk lagi dengan baik tanpa harus ada kerusakan kembali.
Sedangkan luka gores terjadi pada kasus luka di jalan lahir (mukosa
vagina, perineum) dan atau pada cerviks karena kelahiran bayi. Jenis luka gores
dapat juga terjadi pada kasus robekan uterus karena tetania uteri. Luka pada
perineum yang disengaja untuk melebarkan jalan lahir atau disebut episiotomy,
termasuk dalam jenis luka insisi.
12
2.7 Perawatan Luka dalam Praktek Kebidanan
Hal yang berbeda adalah perlakuan pada kasus luka gores (lacerated
wound): luka pada uterus, cerviks, mukosa vagina dan perineum, yang meliputi
teknik penjahitan yang dilakukan dan perawatan luka
2.8 Penjahitan Luka
Karena pada saat menjahit mungkin timbul rasa sakit yang berlebihan
maka perlu digunakan anestesi lokal untuk mengurangi hal tersebut. Setelah
diberikan anestesi lokal perlu diuji apakah bahan anestesi sudah bekerja caranya
dengan menyentuh luka dengan jarum yang tajam atau dengan cubit dengan
forcep atau cunam. Jika ibu merasa tidak nyaman ulangi pemberian anestesi lokal.
Anastesi lokal standard yang digunakan adalah lidokain 1 % tanpa epinefrin
( silokain ), jika tidak tersedia gunakan lidokain 2% yang dilarutkan dengan air
Steril atau normal salin dengan perbandingan 1:1. Hati-hati pada saat memberikan
anestesi jangan sampai masuk kedalam pembuluh darah karena dapat
menyebabkan ibu menjadi kejang bahkan dapat menyababkan kematian.
13
2.Penjahitan epistiotomi/liserasi
Dalam bahasan ini, perawatan luka operasi terdiri atas tindakan ganti
balutan dan angkat jahitan.
2.9 Ganti Balutan
14
2.10 Angkat Jahitan
Hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan tindakan angkat jahitan adalah :
1. Tepi luka yang searah dengan garis lipatan kulit tidak akan tegang
2. Luka yang arahnya tegak lurus terhadap garis kulit atau yang dijahit
setelah banyak bagian kulit diambil, akan menyebabkan tegangan tepi luka
yang besar pengambilan jahitan ditunda lebih lama, sampai dicapai
kekuatan jaringan yang cukup, sehingga bekas jahitan tidak mudah terbuka
lagi
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17