You are on page 1of 10

[Jurnal Hukum

[UNIVERSITAS MATARAM]
JJAATTIISSW
WAAR
RAA]
HAK SUBSTITUSI PADA PEMBERIAN KUASA
BESERTA TANGGUNG JAWAB HUKUMNYA

Nurun Ainuddin1
Fakultas Teknik Universitas Mataram

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan hanya
berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum
dipublikasikan. Penelitian ini tidak langsung terjun ke lapangan dalam pencarian sumber
datanya dan bisa dilakukan di rumah, perpustakaan dan tempat yang lainnya. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahi lebih dalam lagi mengenai pemberian kuasa
substitusi yang berarti orang yang menerima kuasa menunjuk orang lain untuk
menggantikannya dalam suatu perbuatan hukum dengan konsekuensinya yang disesuaikan
dengan perjanjian bersama serta mengetahui batas-batas tanggung jawab bagi pemberi kuasa
dan penerima kuasa substitusi. Adapun hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sejauh mana tanggung jawab hokum penerima kuasa substitusi terhadap kuasa yang
dilimpahkan kepadanya sehingga pemberi kuasa asli tidak merasa kecewa denga kinerjanya.
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberi kuasa asli mempunyai hak untuk
meminta keterangan dan tanggung jawab dari penerima kuasa substitusi atas kuasa yang telah
diberikan.
Kata Kunci: Hak Substitusi, Pemberian Kuasa, dan Tanggung Jawab

ABSTRACT
SUBSTITUTION ON THE RIGHT
AND THE POWER OF GIVING LEGAL LIABILITY
This study is a literature that studies conducted only based on written work, including
the results of both studies have not been well publicized. This study does not directly go into
the field in search of data sources and can be done at home, the library and other places. The
purpose of this study was to mengetahi more deeply about empowering substitutions which
means the person who accepts the power of appoint another person to replace him in a legal
action with consequences that are tailored to deal with and to know the limits of responsibility
for authorizing and authorized substitution. As for the results to be achieved in this study is
the extent to which the legal responsibility of the proxy substitutes the power delegated to him
that the original authorizer not feel disappointed premises performance. The conclusion of
this study is the original authorizer has the right to request information and the responsibility
of the receiving power of substitution to the power that has been given.
Keywords: Substitution Rights, Granting Authorization, and Accountability

Pokok Muatan

1 Dosen tetap Fakultas Teknik Universitas Mataram


[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 165
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JJA
ATTIISSW
WAAR
RAA]
HAK SUBSTITUSI PADA PEMBERIAN KUASA BESERTA TANGGUNG JAWAB
HUKUMNYA ....................................................................................................................... 165
A. PENDAHULUAN.......................................................................................................... 166
B. TUJAUAN PENELITIAN ............................................................................................. 166
C. METODE PENELITIAN............................................................................................... 166
D. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................... 167
E. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................... 173
1. Kesimpulan................................................................................................................ 173
2. Saran .......................................................................................................................... 173
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 173
diselasaikan adalah sebagai berikut :
A. PENDAHULUAN
1. Sejauh mana batas tanggung jawab dan
Dalam kenyataannya kita semua di kewajiban pemberi kuasa terhadap
kelilingi oleh berbagai macam persoalan, tindakan-tindakan seorang penerima
masalah dan problema yang tidak bisa kita kuasa
hindari dalam kehidupan ini. Dengan 2. Apa saja hak pemberi kuasa dan
adanya setiap permasalahan ini, kita harus penerima kuasa
dapat menyelesaikannya sesuai dengan
tingkat kemampuan yang dimiliki. Ada B. TINJAUAN PENELITIAN
masalah yang ringan dan ada pula masalah
yang berat. Kemampuan dan pengetahuan Adapun tujuan dari penelitian ini
sangat berpengaruh dalam proses adalah:
penyelesaiannya, namun kadang kala ada 1. Untuk mengetahui batas-batas tang-
per-masalahan yang tidak mampu kita gungjawab bagi pemberi kuasa dan
selesaikan sendiri. Dalam menghadapi penerima kuasa substitusi.
permasalahan ini kita membutuhkan
seseorang yang mampu dalam C. METODE PENELITIAN
menyelesaikannya dengan memberikan
kekuasaan penuh kepada orang yang kita Metode penelitian yang digunakan
percayakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah menggunakan
yang kita hadapi. Pemberi kuasa senantiasa metode penelitian kepustakaan (Library
dianggap telah memberikan kekuasaan research) yaitu dengan mempelajari
kepada yang diberi kuasa untuk menunjuk berbagai buku yang membahas masalah
orang lain sebagai penggantinya untuk hukum yang berkaitan dengan kuasa
pengurusan benda-benda yang terletak substitusi, himpunan peraturan perundang-
diluar wilayahnya. undangan dan berbagai sumber tertulis
Dengan adanya pemberian hak ini lainnya. Adapun metode pengumpulan data
berarti penerima kuasa asli memiliki hak menggunakan:
untuk mengalihkan kuasanya kepada orang 1. Metode deduktuif adalah metode yang
lain. Orang yang mengalihkan kuasanya bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat
kepada orang lain disebut kuasa substitusi, umum kemudian ditarik kesimpulan
sedangkan orang lain yang menerima yang bersifat khusus.
kuasa disebut sebagai penerima kuasa 2. Metode Induktif adalah metode yang
substitusi bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat
Adapun masalah-masalah yang ingin

166 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]


[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JJAATTIISSW
WAAR
RAA]
khusus kemudian ditarik kesimpulan juga dikatakan penerima kuasa. Artinya
yang berisfat umum. apa yang dilakukan adalah atas tanggungan
3. Metode perbandingan yaitu dengan pemberi kuasa serta segala hal dan
membandingkan antara pendapat atau kewajiban yang timbul dari perbuatan yang
teori yang satu dengan pendapat atau dilakukan itu menjadi hak dan kewajiban
teori yang lain. orang yang memberikan kuasa.
Pemberian kuasa sebagaimana yang
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dirumuskan dalam pasa 792 KUHP adalah
Pemberian kuasa dengan hak suatu persetujuan antara seseorang sebagai
substitusi diatur dalam pasal 1803 hukum pemberi kuasa dengan orang lain sebagai
perdata dimana ditentukan bahwa orang penerima kuasa melakukan suatu per-
yang memberikan kuasa bertanggung buatan atau tindakan atas nama pemberi
jawab untuk orang yang telah di tunjuknya kuasa.
olehnya sebagai penggantinya dalam Dari pengertian ini nampak bahwa
melaksanakan kuasanya apabila: sifat pemberian kuasa tidak lain daripada
1. Jika ia tidak diberikan kekuasaan untuk mewakili atau perwakilan. Dalam pem-
menunjuk orang lain sebagai peng- berian kuasa, pemberi kuasa mewakili
gantinya. penerima kuasa untuk mengurus dan
2. JIka kekuasaan itu telah diberikan melaksanakan kepentingan pemberi kuasa.
kepadanya tanpa penyebutan seorang Penerima kuasa bertindak atau berbuat
tertentu, sedangkan orang yang mewakili pemberi kuasa..
dipilihnya itu ternyata seorang yang tak Jadi hanya bersifat hubungan intern
cakap atau tak mampu. anatara penerima kuasa dan pemberi kuasa,
Menurut R. Subekti mendifinisikan dimana penerima kuasa tidak boleh
bahwa pemberian kuasa adalah suatu bertindak terhadap pihak ketiga atas nama
perjanjian dimana pihak yang satu mem- si pemberi kuasa.
berikan perintah kepada pihak yang lain Dengan demikian kesimpulan dari
untuk melakukan suatu perjanjian dimana pengertian pemberian kuasa adalah
pihak yang satu memberikan perintah penerima kuasa bertindak atas nama
kepada pihak yang lain untuk melakukan pemberi kuasa sekaligus bertindak
suatu perbuatan hukum. mewakili pemberi kuasa dimana penerima
Seringkali orang tidak dapat kuasa dapat bertindak langsung mewakili
menyelesaikan sendiri urusannya dan juga pemberi kuasa terhadap pihak yang lain.
merasa tidak mampu menangani Pada dasarnya tujuan dari suatu
permasalahannya sendiri dikarenakan perjanjian pemberian kuasa ialah untuk
mem-butuhkan keahlian yang khusus, oleh memberikan kekuasaan atau wewenang
karena itu orang yang bersangkutan kepada penerima kuasa untuk bertindak
menggunakan jasa orang lain untuk sebagai wakil pemberi kuasa. Dengan
menyelesaikan urusannya tersebut. Orang kekuasaan yang ada pada penerima kuasa
tersebut diberikan kekuasaan untuk inilah yang menyebabkan ia berwenang
menyelesaikan urusan-urusan atas nama- atau berhak melakukan tindakan-tindakan
nya sendiri. hukum untuk kepentingan dengan atas
Orang yang telah diberikan kuasa nama pemberi kuasa.
melakukan suatu perbuatan hukum atas Perwakilan seperti itu ada juga yang
nama orang yang memberikan kuasa atau ditentukan oleh undang-undang, misalnya
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 167
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JJA
ATTIISSW
WAAR
RAA]
orang tua yang mewakili anak yang belum dari pemberian kuasa, yaitu batas-batas
dewasa yang berada dibawah kekuasaan wewenang penerima kuasa untuk bertindak
orang tua, wali yang mewakili anak yang atas nama pemberi kuasa.
belum dewasa yang berada dibawah Dalam hal kuasa yang diberikan
perwalian. Dengan demikian ada per- secara tertulis, batas-batas tersebut dapat
wakilan yang dilahirkan oleh suatu dilihat dari isi suatu kuasa tersebut. Bila
perjanjian dan ada yang dilahirkan oleh surat kuasa itu tidak begitu merinci batas-
undang-undang. Tidak semua perbuatan batasnya, dapat timbul persoalan sampai
hukum dapat dikuasakan kepada orang lain dimana penerima kuasa dapat bertindak
untuk melakukannya. Sesuatu yang sangat dengan akibat yang mengikat pemberi
erat hubungannya dengan pribadi sese- kuasa.
orang tidak dapat dikuasakan kepada orang
lain, misalnya membuat surat wasiat. Dalam hal ini kepercayaan orang
ketiga terhadap kedudukan dari penerima
Ikatan antara pemberi kuasa dengan kuasa merupakan hal yang memegang
penerima kuasa terhadap pihak ketiga yang peranan penting. Misalnya seorang
bertindak atas nama pemberi kuasa diatur penerima kuasa adalah seorang pengacara
dalam pasal 1799 dan 1807 KUH Perdata yang sudah terkenal maka orang ketiga
yang memberikan kuasa (pemberi kuasa) dapat percaya bahwa tindakan-tindakan
dapat berhubungan langsung dengan pihak pengacara itu mengikat pemberi kuasa.
ketiga dengan siapa penerima kuasa telah Penerima kuasa melayani urusan dan
bertindak dalam kedudukannya sebagai kepentingan pemberi kuasa karena
penerima kuasa. Hal ini jelas terlihat ketika pemberian kuasa merupakan pelayanan
pemberi kuasa dapat menuntut pihak ketiga persahabatan maka pada dasarnya
secara langsung dan sebaliknya wajib pelaksanaan kuasa dilakukan secara cuma-
untuk memenuhi terhadap pihak ketiga cuma. Kendati pun kuasa pada dasarnya
yang telah diikat atau dijanjikan oleh cuma-cuma, hal itu tidak menghalangi
penerima kuasa atas nama pemberi kuasa. pemberian upah kepada penerima kuasa.
Pemberi kuasa menjadi bebas dari Persetujuan pemberian kuasa boleh
ikatan itu apabila apa yang diperjanjikan menegaskan akan adanya upah yang harus
seperti yang diuraikan dalam pasal 1807 dibayar oleh pemberi kuasa kepada
KUHP, kecuali apabila ia menyetujui penerima kuasa apalagi pada saat sekarang
secara diam-diam sesuatu hal penting ini dimana pemberian kuasa dibarengi
lainnya adalah bahwa harus dinyatakan dengan pemberian upah. Jarang kita
atau diberitahukan oleh penerima kuasa jumpai seorang penerima kuasa yang
bahwa ia bertindak atas nama pemberi bertindak dengan cuma-cuma apabila upah
kuasa. Ini perlu agar pihak ketiga itu tahu pemberi kuasa tidak disebutkan secara
bahwa penerima kuasa bertindak selaku jelas dalam persetujuan, seorang penerima
seorang penerima kuasa dan bukan untuk kuasa tidak boleh menerima upah melebihi
dirinya sendiri. jumlah dari apa yang ditentukan dalam
Dalam praktek sering terjadi pasal 411 KUHP.
penerima kuasa tidak menyebutkan nama Dengan demikian jika upah penerima
pemberi kuasa melain menyatakan nama kuasa tidak ditentukan secara tegas dalam
itu akan diberitahukan kemudian. Penge- persetujuan maka upah penerima kuasa itu
tahuan orang ketiga ini tidak saja tentang disamakan dengan upah seorang wali yang
adanya suatu pemberian kuasa dengan mengurus kepentingan harta orang lain
perwakilan melainkan juga mengenai isi yang dibawah perwaliannya yakni sebesar

168 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]


[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JJAATTIISSW
WAAR
RAA]
3 % dari pengahasilan, 1 % dari modal dan penerima kuasa hanya sebagai
2 % perbelanjaan/pengeluaran. perantara. Sedangkan hubungan
Pemberian persentasi upah kepada selanjutnya mengenai pelaksanaan dan
seorang penerima kuasa menjadikan tuntutan serta tagihan yang timbul
persetujuan pemberian kuasa tadi berupa dalam perjanjian dengan pihak ketiga
persetujuan timbal balik. Karena itu semua sepenuhnya menjadi urusan pemberi
ongkos-ongkos dikeluarakan oleh pene- kuasa dengan pihak ketiga (pasal 1799
rima kuasa harus diganti oleh pemberi KUHP).
kuasa. Jadi dalam bentuk ini penerima
Mengenai isi pemberian kuasa kuasa langsung menghubungkan pemberi
pertama-tama perlu dilihat dari beberapa kuasa dengan pihak ketiga. Penerima kuasa
pasal yang mengaturnya yang dalam hal ini itu terlepas sama sekali dari perjanjian
dapat dibedakan atas : yang dibuat antara pihak-pihak yang
dihubungkannya tersebut. Akan tetapi
1. Pemberian kuasa khusus, dalam bentuk sekalipun penerima kuasa hanya bertindak
pemberian kuasa ini penerima kuasa sebagai perantara, pemberi kuasa wajib
menerima tugas tertentu pemberian menepati segala persetujuan yang telah
kuasa hanya menyuruh penerima kuasa dibuat penerima kuasa sepanjang per-
untuk melaksanakan sesuatu atau setujuan itu tidak melampui batas
beberapa hal tertentu saja. Misalnya kekuasaan yang diberikan kepadanya
untuk menjual sebuah rumah atau (pasal 1807 KUHP). Memang menurut
menggugat seseorang tertentu saja ketentuan pasal 1797 KUHP, seseorang
(pasal 1795 KUHP). penerima kuasa tidak diperbolehkan
2. Pemberian kuasa umum, kuasa umum melakukan hal-hal yang melampaui batas
mengandung isi dan tujuan untuk wewenang yang diberikannya. Dengan
melakukan tindakan-tindakan peng- demikian ketentuan pasal 1807 KUHP ini
urusan barang harta kekayaan pemberi berkaitan dengan ketentuan pasal 1797
kuasa. Penerima kuasa diberi kuasa KUHP yakni, pemberi kuasa tidak wajib
untuk mengurus segala sesuatu yang menepati persetujuan yang melebihi dari
berhubungan dengan harta kekayaan wewenang yang diberikan kepada
pemberi kuasa. penerima kuasa.
3. Kuasa istimewa, yaitu suatu pemberian
kuasa yang sangat khusus yang secara Sebagai contoh A memberikan kuasa
tegas menyebutkan satu persatu kepada B untuk membeli rumah seharga
tindakan apa yang harus dilakukan Rp 20.000.000 lantas B membuat
persetujuan jual beli dengan C seharga Rp
penerima kuasa. Kuasa istimewa ini
terutama meliputi penjualan barang, 30.000.000. Dalam hal ini A tidak wajib
mengadakan hipotik, memperkuat terikat kepada persetujuan jual beli
perjanjian damai, pengakuan atau tersebut, kecuali apabila penerima kuasa
untuk melakukan suatu tindakan yang menguatkan sendiri tindakan penerima
berhubungan dengan milik mutlak kuasa yang melampaui batas. Dengan
(pasal 1796 KUHP). adanya penguatan dari pemberi kuasa
4. Kuasa perantara , dimana penerima persetujuan yang melampaui batas tersebut
kuasa hanya menjadi penghubung berkekuatan mengikat, terhitung sejak
anatara pemberi kuasa dengan pihak penerima kuasa mengadakan persetujuan
ketiga. Pada kuasa perantara ini dengan pihak ketiga.
perwakilan yang diberikan kepada

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 169


[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JJA
ATTIISSW
WAAR
RAA]
Lain halnya jika kuasa yang biaya yang dikeluarkan oleh penerima
diberikan itu bukan sebagai wakil langsung kuasa.
tapi hanya sebagai kuasa perantara, namun 2. Pemberi kuasa wajib membayar bunga
demikian kuasa perantara tersebut atas pemakaian uang penerima kuasa
bertindak langsung atas nama pemberi dalam melaksanakan tugas yang di
kuasa sedangkan iktikat baik pihak ketiga bebankan kepada penerima kuasa.
menganggap penerima kuasa benar-benar Adapun kewajiban penerima kuasa yang
sebagai wakil yang mendapatkan harus dilaksanakan diantaranya:
kekuasaan dari pemberi kuasa. Dengan
kejadian seperti ini pihak ketiga yang 1. Melaksanakan kuasa yang diberikan
beriktikat baik harus dilindungi. Dengan dengan sempurna mungkin sesuai
demikian persetujuan itu dianggap sah dan dengan wewenang yang dilimpahkan
mengikat pemberi kuasa dengan pem- oleh pemberi kuasa. Pelaksanaan
batasan sebagai berikut: wewenang ini harus dilaksananakan
dengan baik selama pemberian kuasa
1. Mengikat pada pemberi kuasa belum berakhir.
sepanjang kuasa yang diberikan kepada 2. Penerima kuasa wajib memper-
penerima kuasa. tanggungjawabkan kerugian yang
2. Persetujuan selebihnya adalah menjadi timbul akibat kelalaian dan ketidak-
tanggung jawab kuasa perantara yang sempurnaan dalam melaksanakan
telah melewati wewenang yang wewenang yang dilimpahakan pemberi
diberikan kepadanya. Dengan melam- kuasa.
paui batas dari wewenangnya berarti 3. Penerima kuasa wajib melaporkan dan
penerima kuasa secara diam-diam dan membuat perhitungan pertanggung-
penuh kesadaran telah memberi jawaban atas sesuatu yang
jaminan terhadap terlaksananya dilakukannya sehubungan dengan
persetujuan, maka sepatutnya penerima pelaksanaan tugas yang dilimpahkan
kuasa dibebani tuntutan ganti rugi. kepadanya. Dalam perhitungan dan
Pihak ketiga dalam hal ini dapat memilih: pertanggungjawaban tadi termasuk
1. Meminta kepada penerima kuasa untuk pembeyaran yang telah diterimanya
dari pihak ketiga baik penerima itu
membayar ganti rugi
2. Menuntut pelaksanaan pemenuhan didasarkan atas wewenangnya maupun
perjanjian kepada penerima kuasa. suatu penerimaan yang sebenarnya
tidak terutang kepada pemberi kuasa.
Kewajiban pemberi kuasa yang Apabila penerima kuasa menerima
terpenting diantaranya adalah: suatu pembayaran, pihak ketiga ter-
1. Pemberi kuasa wajib mengganti segala sebut tidak dapat menuntut
biaya yang telah dikeluarkan oleh pengembalian pembayaran itu dari
penerima kuasa dalam melaksanakan penerima kuasa tersebut.
tugas yang dilimpahkan kepada Tuntutan pengembalian dapat
penerima kuasa tersebut. Pembayaran langsung ditujukan pihak ketiga kepada
restitusi tetap wajib dibayar sekalipun pemberi kuasa karena penerima kuasa
tugas yang dilaksanakan penerima dalam hal ini tidak lain hanya sebagai
kuasa itu gagal. Jadi ketidakberhasilan wakil saja.
dalam melaksanakan tugas tidak
menghilangkan kewajiban pemberi Perwakilan adalah suatu tindakan
kuasa membayar restitusi panjar dan orang ketiga timbul akibat hukum yang
sama atau hampir sama kalau yang
170 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JJAATTIISSW
WAAR
RAA]
berkepentingan melakukan sendiri hal pertanggung jawaban oleh perbuatan
tersebut. Dapat dikatakan bahwa per- sendiri yang melawan hukum. Adapun
wakilan adalah bertanggung jawab kepada orang yang tidak dapat menerima tentang
yang diwakili seolah-olah ia yang perwakilan pada perbuatan melawan
melakukan secara sepihak. Perwakilan hukum dengan alasan bahwa tanggung
dapat dibedakan atas: jawab yang diberikan pemberi perintah
1. Perwakilan secara langsung terjadi, bertindak sebagai alat atau pengganti dari
Perwakilan secara langsung terjadi pemberi perintah. Jika seorang melakukan
apabila B memberitahukan kepada C perbuatan melawan hukum dalam men-
bahwa B bertindak atas nama A dengan jalankan tugasnya, maka pemberi perintah
menghubungkan A dengan C maka bertanggung jawab atas hal tersebut
tugas b sudah selesai. Jadi yang terikat walaupun tidak di perintahkan kepada
bukan penerima kuasa (B) melainkan penerima kuasa melainkan hanya
pemberi kuasa (A) kepada pihak ketiga dibebankan tugas tertentu.
(C) Dalam bagian ini pembahasan adalah
2. Perwakilan tidak langsung terjadi berkenaan dengan hubungan antara pem-
apabila seperti dalam contoh diatas , B beri kuasa asli dengan penerima kuasa asli
tidak memberitahukan kepada C serta dengan penerima kuasa substitusi,
siapakah pemberi kuasanya untuk yaitu mengenai dimanakah batas
membeli barang dari C sehingga kewajiban dan tanggung jawab pemberi
langsung berhadapan dengan B.. kuasa asli terhadap tindakan-tindakan
Pemberi kuasa bukan karena dia penerima kuasa substitusi. Pasal 1803 ayat
dipandang sebagai pelaku dari apa yang (1) butir 1 KUHP menentukan bahwa
dilakukan oleh yang menerima perintah pemberi kuasa substitusi yang bertanggung
tetapi atas dasar dari apa yang diperbuat jawab ter-hadap tindakan-tindakan dari
atau diabaikan oleh yang memberi penerima kuasa substitusi yang
perintah. bersangkutan. Sudah tentu pemberi kuasa
asli dapat secara tegas ataupun diam-diam
Bentuk perwakilan atas perintah dari menerima penunjukan seorang lain
yang diwakili pada bidang yang lain tersebut sebagai penerima kuasa substitusi.
adalah: Sebagaimana telah dikemukan bahwa
1. Tindakan-tindakan hukum pemberian kuasa substitusi tanpa adanya
2. Perbuatan melawan hukum penegasan hak substitusi itu dalam
3. Perbuatan yang dapat dikenakan perjanjian pemberian kuasa, tidaklah
hukuman sampai sejauh mana Undang- menyebabkan pemberian kuasa substitusi
undang mengenai hukuman bagi tersebut gagal.
principal, kecuali dalam kasus-kasus Bagaimana halnya jika dalam
yang menyuruh melakukan dan pemberian kuasa ada di tegaskan tentang
menganjurkan. hak substitusi? Apakah semua tindakan
4. Perbuatan material yang dibolehkan penerima kuasa substitusi baik yang
(semua perbuatan yang dibolehkan dan menguntungkan maupun yang merugikan
bukan tindakan hukum). menjadi tanggung jawab pemberi kuasa
Pemberian perintah dalam hal perbuatan asli?
melawan hukum dipertanggungjawabkan Dalam hal ini persoalannya harus
berdasarkan pasalm1385 KUHP. Dalam dilihat secara lebih cermat pemberian hak
hal ini yang dibicarakan ialah tentang substitusi dapat dengan penyebutan

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 171


[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JJA
ATTIISSW
WAAR
RAA]
seorang tertentu dan dapat juga dengan pembatasan terhadap alasan tak mampu
tanpa penyebutan tertentu. Kalau yang dapat digunakan oleh pemberi kuasa
pemberian hak substitusi adalah dengan asli. Tak mampu bukanlah sekedar soal
penyebutan tertentu, maka pemberi kuasa kemahiran dan keterampilan dari penerima
asli adalah bertanggung jawab sepenuhnya kuasa substitusi. Termasuk disini adalah
atas tindakan penerima kuasa substitusi anak yang belum dewasa dan orang-orang
yang berada dalam batas-batas kuasanya. yang tak waras pemikirannya.
Menurut Wirjono prodjodikoro Apakah yang menjadi hak pemberi
“Kalau dalam pemberian kuasa disebutkan kuasa asli terhadap penerima kuasa asli
orang tertentu yang boleh ditunjuk oleh dan penerima kuasa substitusi?. Pertanyaan
kuasa untuk melanjutkan tugasnya dan yang mendasar berkaitan dengan hubungan
kemudian kuasa menunjuk orang lain, antara pemberi kuasa asli dengan penerima
maka adalah layak bahwa kuasa lepas dari kuasa asli mengalihkan kuasa kepada
tanggung jawab”. orang lain. Berkenaan dengan ini penting
Karena pemberi kuasa asli/pemberi di perhatikan ayat 3 dari pasal 1803 KUHP
kuasa substitusi oleh Undang-undang dimana ditentukan bahwa dalam segala hal
dilepaskan dari tanggung jawab maka yang pemberi kuasa dapat secara langsung
bertanggung jawab adalah pemberi kuasa menuntut orang yang ditunjuk oleh
asli. Ini sudah selayaknya karena pemberi pemberi kuasa sebagai gantinya.
kuasa asli sendirilah yang memang telah Dalam rumusan ini digunakan kata
menegaskan dibolehkannya pemberian dapat secara langsung menuntut orang
kuasa substitusi tersebut kepada orang yang ditunjuk oleh pemberi kuasa. Dengan
tertentu. ini berarti pemberi kuasa asli tidak harus
Dapat disimpulkan bahwa dalam hal menuntut penerima kuasa substitusi secara
diberikan hak kemungkinan pemberi kuasa langsung. Ini menunjukkan hubungan
asli dilepaskan dari tanggung jawab atas hukum antara pemberi kuasa dengan
tindakan-tindakan dari penerima kuasa penerima kuasa asli tidaklah putus
substitusi. Kemungkinan ini adalah apabila sekalipun penerima kuasa asli telah
orang yang ditunjuk atau penerima kuasa mengalihkan kuasanya kepada orang lain.
Dengan masih adanya hubungan hukum
substitusi adalah seorang yang tidak
mampu. antara mereka, maka pemberi kuasa asli
tetap mempunyai hak untuk meminta
Ketentuan ini jelas untuk melindungi keterangan dan tanggung jawab dari
pemberi kuasa asli. Undang-undang penerima kuasa asli.
melindunginya dari kemungkinan per-
buatan sembarangan dari pemberi kuasa Mengenai hak dan wewenang dari
asli/pemberi kuasa substitusi yang pemberi kuasa asli terhadap penerima
menunjuk orang orang yang tak mampu. kuasa substitusi sudah cukup jelas dalam
Dari sudut ini dapat dimaklumi sudah ayat (3) pasal 1803 KUHP . Pemberi kuasa
sewajarnya jika Undang-undang mem- asli mempunyai hak untuk secara langsung
berikan perlindungan kepada pemberi meminta pertanggung jawaban dari
kuasa asli. Tetapi sudah seharusnya penerima kuasa substitusi. Pasal 1803
dipertimbangkan pula terhadap pihak berbunyi “Pemberi kuasa bertanggung
ketiga yang menerima kuasa substitusi . jawab untuk orang yang telah ditunjuk
olehnya sebagai penggantinya dalam
Perlindungan terhadap pihak ketiga melaksanakan kuasa diantaranya:
tersebut adalah dengan memberikan

172 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]


[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JJAATTIISSW
WAAR
RAA]
1. Jika ia tidak diberi kekuasaan untuk hak substitusi berarti penerima kuasa asli
menujuk orang lain sebagai peng- memiliki hak untuk mengalihkan kuasa
gantinya. yang diberikan kepada orang lain. Orang
2. Jika kekuasaan itu telah diberikan yang mengalihkan kuasanya kepada orang
kepadanya tanpa penyebutan orang lain disebut dengan kuasa substitusi,
tertentu, sedangkan orang yang dipilih- sedangkan orang yang lain yang menerima
nya itu ternyata seseorang yang tak kuasa substitusi tersebut disebut penerima
mampu”. kuasa substitusi.
Dari rumusannya jelas bahwa pasal Pada dasarnya tujuan dari perjanjian
ini tidak dimaksudkan untuk secara khusus pemberian kuasa ialah untuk memberikan
mengatur tentang pemberian kuasa dengan kekuasaan atau wewenang kepada
hak substitusi. Rumusan ayat 1 dari pasal penerima kuasa untuk berindak sebagai
1803 ini secara negatif menentukan bahwa wakil pemberian kuasa.
apabila ia tidak diberikan kuasa untuk
2. Saran
menunjuk orang lain, maka ia bertanggung
jawab atas segala kesalahan dari orang a. Baik pemberi kuasa maupun penerima
yang di tunjuk itu. Jadi hanya ditentukan kuasa serta penerima kuasa substitusi
tentang tanggung jawab penerima kuasa harus memperhatikan dan menjalankan
dalam hal mengalihkan kuasa kepada hak dan kewajibanya masing-masing
orang lain, tanda adanya perjanjian antara sehingga hubungan diantaranya tetap
pemberi kuasa dan penerima kuasa bahwa tejaga.
ia boleh mengalihkan kuasa kepada orang b. Penerima kuasa substitusi harus
lain. Dalam hal seperti ini penerima kuasa memperhatikan haknya serta bertang-
bertanggung jawab atas semua kesalahan gung jawab menurut hukum yang
yang dilakukan oleh penerima kuasa berlaku.
substitusi.
Kesimpulannya apa yang tersirat dari DAFTAR PUSTAKA
pasal 1803 pasal 1 adalah pemberian kuasa
dengan hak substitusi adalah suatu Abdul Kadir Muhammad, 1990. Hukum
pemberian kuasa dimana penerima kuasa Perdata. Bandung: PT Citra Aditya
diberikan hak untuk mengalihkan kuasanya bakti.
kepada orang lain lagi. Dari sini pula dapat Prodjodikoro Wirjono, 1973. Hukum
disimpulkan bahwa hak substitusi ini Perdata tentang Persetujuan
barulah sempurna apabila disebutkan Tertentu. Bandung.
dengan tegas dalam perjanjian pemberian
kuasa antara pemberi kuasa dengan Setiawan, 1973. Pokok-pokok Hukum
penerima kuasa. Perikatan. Bandung: Bina Cipta
Subekti R, 1980. Aneka Perjanjian.
E. KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta: Ghalia.
1. Kesimpulan Subekti R dan Tjitrosudibyo, 1983. KUHP.
Jakarta: Pradnya Paramitha.
Pemberian kuasa adalah persetujuan
yang menimbulkan perwakilan karena Subekti R, 1973. Pokok-Pokok Hukum
yang diwakilkan ingin mengikat dirinya Perdata. Jakarta: Pembimbing
oleh perbuatan kuasanya, maka perbuatan Masa.
kuasanya (wakilnya) adalah perbuatan
yang diwakili. Dengan adanya pemberian
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 173
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JJA
ATTIISSW
WAAR
RAA]

174 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

You might also like