You are on page 1of 20

SOAL FINAL UJIAN

MATA KULIAH : TRANSPORT PHENOMENA


DOSEN : RATNA SURYA ALWI, ST, M.SI, Ph.D

1. A diagram of liquid-liquid ejector is shown in the following figure:

v0 v2

Plane 1 stream 1a Plane 2

stream 1b

It is desired to analyse the mixing of the two streams, both of the same fluid, by
means of the macroscopic balances. At plane 1 the two fluid streams merge.
Stream 1a has a velocity v0 and a cross-sectional area 1/3S1, and stream 1b has a
velocity 1/2 v0 and cross-sectional area 2/3S1. Plane 2 is chosen far enough
down-stream that the two streams have mixed and the velocity is almost uniform
at v2 . The flow is turbulent and thevelocity profiles at planes 1 and 2 are assumed
to be flat.

2. A horizontal tube with diameter 4 in, and length 5.5 ft is packed with glass
spheres of diameter 1/16 in, and the void fraction is 0.41. Carbon dioxide is to
be pumped through the tube at 300 K, at which temperature its viscosity is
known to be 1.495 x 10-4 g/cm.s.What will be the mass flow rate through the
column when the inlet and outlet pressures are 25 atm and 3 atm, respectively?

“good luck”
FINAL
THERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA I

Di Susun Oleh:
Muh. Fajrin Hidayat
2120421040

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR
2023/2024
SOAL FINAL UJIAN SEMESTER AWAL 2015/2016
MATA KULIAH : THERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA 1
DOSEN : RATNA SURYA ALWI, ST, M.SI, Ph.D

1. Tembaga dengan massa 100 gram dengan suhu 100 °C, dimasukkan ke dalam
wadah aluminium dengan massa 260 gram yang berisi air dengan massa 200
gram. Air dan tembaga dengan suhu 10°C. Berapakah suhu akhir system?
(Specific heats tembaga adalah 0.092 dan aluminium adalah 0.215 cal/g)
Jawab:
mtembaga = 100 g

Ttembaga = 100oC
mair = 200 g
mwadah = 260 g

Tair = Twadah = 10oC


Ctembaga = 0,092 cal/g.oC
Caluminium = 0,215 cal/g.oC
Cair = 1 cal/g.oC
Karena
Qtembaga = Qair + Qaluminium
maka:
- mtembaga x ctembaga x ΔTtembaga = mair x cair x ΔTair + maluminium x caluminium x
ΔTaluminium
- 100 g x 0,092 cal/g.°C x (suhu akhir - 100 °C) = 200 g x 1 cal/g.°C x
(suhu akhir -10 °C) + 260 g x 0,215 cal/g x (suhu akhir - 10 °C)
- 9,2 (suhu akhir - 100) = 200 g (suhu akhir - 10) + 55,9 (suhu akhir - 10)
- 9,2 suhu akhir - 920 = 200 suhu akhir – 2000 + 55,9 suhu akhir – 559
- 9,2 suhu akhir – 200 suhu akhir - 55,9 suhu akhir = 920 – 2000 – 559
- -246,7 suhu akhir = -1639
- suhu akhir = -1639/-246,7
- suhu akhir = 6,64oC

Jadi, suhu akhir sistem adalah 6,64oC


2. 2 mol gas ideal di dalam piston pada suhu 298 K dan 0.3 MPa dan pada
volume v1. Gas ini diekspansi secara isotermal dengan 2 kali dari volume
mula-mula, kemudian didinginkan secara isobar pada volume V, selanjutnya
di panaskan pada volume konstan kembali ke suhu awal. Tunjukkan bahwa
kerja yang dihasilkan bukan nol. Gambarkan siklus dari sistem ini. Jika sistem
ini dikembalikan pada kondisi mula-mulaberapakah kerja yang dihasilkan?
Jawab:
- Ekspansi isotermal dengan 2 kali volume mula-mula menghitung tekanan
akhir setelah ekspansi isotermal dengan menggunakan hukum gas ideal:
P1 = (nRT1) / V1
P1 = tekanan awal (0.3 MPa)
V1= volume awal
n = jumlah mol gas (2 mol)
R = konstanta gas (8.314 J/(mol•K)) T1 = suhu awal (298 K)
pada tahap ini, tekanan akan berkurang menjadi setengah dari tekanan awal
(0.3 MPa / 2 = 0.15 MPa), dan volume menjadi 2v1.
Kerja yang dilakukan selama ekspansi isotermal dapat dihitung
menggunakan rumus:
W = -n x ln(Vf/Vi) x R x T
Di mana:
W = kerja yang dilakukan n = jumlah mol gas
R = konstanta gas ideal T = suhu
Vf = volume akhir Vi = volume awal
Sehingga :
W1 = -2 mol x (0.0821 L.atm/(mol.K)) x 298 K x ln(2v1/v1)
W1 = -2 x 0.0821 x 298 x ln(2)
W1 = -966.1 J
Karena kerja dilakukan pada sistem (gas melakukan kerja pada
lingkungan), maka kerja ini adalah negatif.
Kerja pada tahap ini (W2) = 0 J (tidak ada kerja)
Kerja pada tahap ini (W3) = 0 J (tidak ada kerja)
Siklus ini merupakan siklus termodinamika yang kembali ke kondisi awal.
Oleh karena itu, total kerja yang dihasilkan selama siklus adalah
penjumlahan dari kerja pada setiap tahap:
Total kerja = W1 + W2 + W3
Total kerja = -966.1 J + 0 J + 0 J
Total kerja = -966.1 J
Jadi, kerja yang dihasilkan selama siklus ini jika dikembalikan ke kondisi
awal adalah sebesar adalah sebesar -966.1 J.
3. Gas propan telah mengalami suatu perubahan pada kondisi awal tekanan 5 bar
dan suhu 105 °C menjadi tekanan 25 bar dan suhu 190 °C Hitunglah
perubahan enthalpi dengan menggunakan hukum gas ideal. (nilai A = -4.224;

B = 0.3063; C = -1.586 x10-4 ;D= 3.215 x10-8)


Jawab:
Cᵖ = A + (B x T) + (C x T2) + (D x T3)
Di mana:
A, B, C, D = koefisien yang diberikan
T = suhu dalam kelvin
- Mengubah suhu dari Celsius menjadi Kelvin:
T₁ = 105 + 273.15 = 378.15 K
T₂ = 190 + 273.15 = 463.15 K
- Menghitung perubahan entalpi (ΔH):
Cᵖ₁ = A + (B x T1) + (C x T12) + (D x T13)
= (-4,224) + (0,3063 x 378,15) + (0,0001586 x 378,152) +
(0,00000003215 x 378,153)
= -4,224 + 115,9935 + 0,0227 + 1.741,45
= 113,53 J/(mol.K)
Cᵖ₂ = A + (B x T2) + (C x T22) + (D x T23)
= (-4,224) + (0,3063 x 463.15) + (0,0001586 x 463.152) +
(0,00000003215 x 463.153)
= -4,224 + 141,88 + 0,0340 + 3.198,22
= 140,89 J/(mol.K)
ΔH = Cᵖ₂ - Cᵖ₁
= 140,89 J/(mol.K) - 113,53 J/(mol.K)
= 27,36 J/(mol.K)
Jadi, Perubahan Entalphi adalah sebesar 27,36 J/(mol.K)

4. 0.01 kg logam dipanaskan sampai mencapai suhu 200 °C dan kemudian


dimasukkan kedalam calorimeter yang berisi 0.300 kg air dengan suhu mula-
mula 20 °C. Suhu akhir dari sistem adalah 22 °C . Berapakah kapasitas panas
dari logam tersebut? (cw= 4186 J/kg.°C)
Jawab:
Untuk menghitung kapasitas panas logam, kita dapat menggunakan prinsip
kesetimbangan panas:
Qlogam = Qair
Qlogam = mlogam x clo x ΔTlogam
Qair = mair x cair x ΔTair
Di mana:
mlogam = massa logam = 0,01 kg
clo = kapasitas panas spesifik logam
ΔTlogam= perubahan suhu logam = suhu akhir - suhu awal = 22 °C - 200 °C =
-178°C
mair = massa air = 0,300 kg
cair = kapasitas panas spesifik air = 4186 J/kg.°C
ΔTair = perubahan suhu air = suhu akhir - suhu awal = 22 °C - 20 °C = 2 °C
Karena Qlogam = Qair, maka:
mlogam x clo x ΔTlogam = mair x cair x ΔTair
clo = (mair x cair x ΔTair) / (mlogam × ΔTlogam)
clo = (0,300 kg x 4186 J/kg.°C x 2 °C) / (0,01 kg x -178 °C)
clo = -25,094 J/kg.°C
Jadi, kapasitas panas logam tersebut adalah -25,094 J/kg.°C.
FINAL
FISIKA DASAR

Di Susun Oleh:
Muh. Fajrin Hidayat
2120421040

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR
2023/2024
SOAL FINAL UJIAN SEMESTER AWAL 2015/2016
MATA KULIAH : FISIKA DASAR
DOSEN : RATNA SURYA ALWI, ST, M.SI, Ph.D

1. Seorang pendaki gunung berjalan kaki 30 km menuju arah tenggara dari


mobilnya. Dia berhenti dan memasang tenda untuk bermalam. Pada hari
kedua, dia berjalalan sejauh 35 km membentuk sudut 60o timur laut, pada titik
ini dia menemukan sebuah tower.
A. Tentukankan komponen arah dari pendaki itu setiap hari
Komponen x = 35km × cos (45o+60o)
= 35km × cos (105o)
= 35km × (-0,2588)
= -9,058 km
Komponen y = 35km × sin (45o+60o)
= 35km × sin (105o)
= 35km × 0,9659
= 33,806 km

B. Hitunglah nilai R dari perjalanan pendaki tersebut.


- Komponen resultan x (Rx) = 21,213 km + (-9,058) km = 12,155 km
- Komponen resultan y (Ry) = -21,213 km + 3,086 km = 12,593 km
2. Logam dengan berat 0.06 kg dipanaskan sampai 230 oC kemudian dimasukkan

ke dalam kalorimeter yang berisi air 0.5 kg denga suhu mula-mula 15oC. Suhu

akhir dari campuran iniadalah 23oC. Hitunglah spesifik panas dari logam.

“good luck”
FINAL
METODE PENELITIAN

Di Susun Oleh:
Muh. Fajrin Hidayat
2120421040

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR
2023/2024

SOAL FINAL UJIAN SEMESTER AWAL 2015/2016


MATA KULIAH : METODE PENELITIAN
DOSEN : RATNA SURYA ALWI, ST, M.SI, Ph.D

1. Sebutkan dan jelaskan metode yang digunakan untuk memperoleh


pengetahuan sebagaisesuatu kebenaran!
- Penemuan kebenaran melalui Pendekatan Wahyu.
Kebenaran yang didasarkan pada wahyu merupakan kebenaran mutlak
(absolut), karena didasari oleh keyakinan dan kepercayaan. Kebenaran
kitab suci (misalnya Al-quran) bagi umat islam merupakan wahyu dari
Allah yang kebenarannya mutlak. Karena kebenaran itu mutlak, maka
kebenaran tersebut tidak perlu dipertanyakan dan diuji lagi. Misalnya,
Allah itu ada, Esa, adil dan maha penguasa alam semesta.
- Penemuan Kebenaran Melalui Pendekatan Non-Ilmiah. Peneman kebenaran
Pengetahuan tidak selalu melalui prosedur dan proses ilmiah, tetapi juga
bisa melalui pendekatan non-ilmiah. Pendekatan kebenaran non-ilmiah
diperoleh melalui akal sehat, kebetulan, intuitif, trial and error, otoritas dan
kewibawaan.
- Penemuan kebenaran melalui pendekatan akal sehat
Pendekatan ini biasanya kurang dapat diterima sebagai kebenaran ilmiah.
Hal tersebut menurut Kerlinger (1992 : 4-8) disebabkan: (a) Penggunaan
teori-teori dan konsep- konsep dalam pengertian yang longgar; (b) Hasil
pengujian hipotesis secara selektif karena semata-mata cocok dengan
hipotesisnya; (c) Kurang memperhatikan kendali atau kontrol terhadap
sumber-sumber pengaruh di luar yang dipersoalkan; (d) Dalam
menjelaskan hubungan antar fenomena-fenomena tidak begitu tajam dan
kurang hati-hati. Kebenaran yang diperoleh melalui akal sehat biasanya
ditemukan dan digunakan dalam kehidupan praktis. Misalnya, kebenaran
tentang pengaruh pendapatan seseorang terhadap tingkat konsumsinya.
- Penemuan kebenaran melalui pendekatan kebetulan
Penemuan kebenaran melalui pendekatan kebetulan bukanlah kebenaran
yang diperoleh secara ilmiah, tetapi memang secara kebetulan menemukan,
misalnya penemuan obat sakit malaria (pohon kina), yang secara kebetulan.
Penemuan pohon kina sebagai obat malaria sebagai kebenaran telah
diterima oleh kalangan masyarakat termasuk masyarakat ilmiah.
- Penemuan kebenaran melalui pendekatan trial and error
Penemuan kebenaran melalui pendekatan trial and error dilakukan oleh
manusia secara aktif dengan cara mengulang-ulang pekerjaannya sampai
ditemukan suatu kebenaran tertentu. Dalam melakukan pekerjaan ini,
manusia melakukan kegiatan tanpa adanya suatu tuntunan atau pedoman
sistematis seperti pada penelitian ilmiah, tetapi secara untung-untungan
menemukan kebenaran tertentu. misalnya seseorang yang menemukan cara
mengajar yang paling efektif karena ia telah mengajar secara terus menerus.
- Penemuan kebenaran melalui pendekatan intuitif
Penemuan kebenaran melalui pendekatan intuitif diperoleh melalui proses
luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berpikir ilmiah.
Penemuan kebenaran ini pada umumnya diperoleh sangat cepat. Misalnya,
penemuan kebenaran.
- Penemuan kebenaran melalui pendekatan otoritas dan kewibawaan
Penemuan kebenaran melalui pendekatan otoritas dan kewibawaan muncul
dari pernyataan-pernyataan mereka yang memegang otoritas atau yang
memiliki kewibawaan tertentu, misalnya pernyataan dari seorang ilmuwan
dalam suatu forum ilmiah atau pernyataan seseorang yang menjadi kunci
dalam kelompok tertentu. Pernyataan ≤pernyataan mereka diterima begitu
saja tanpa diuji terlebih dahulu.
- Penemuan kebenaran melalui Pendekatan Ilmiah
Penemuan kebenaran melalui Pendekatan Ilmiah, yaitu kebenaran yang
diperoleh dari proses berpikir dan prosedur ilmiah seperti telah
dikemukakan di bagian terdahulu, yaitu diawali dengan merumuskan
masalah, merumuskan kerangka pemikiran, merumuskan hipotesis, menguji
hipotesis, dan menarik kesimpulan. Dalam penemuan kebenaran melalui
metode ilmiah, ada beberapa kriteria metode ilmiah yang harus
diperhatikan, diantaranya :1) Berdasarkan fakta, 2) Pertimbangan objektif,
3) Sifatnya kuantitatif, 4) Logika deduktif≤hipotetik, 5) Logika hipotetik-
generalisasi.
2. Sebutkan tahap-tahap proses penelitian!
- Mendefinisikan tujuan penelitian
Sebelum kita memulai proses penelitian, langkah pertama yang harus
ditentukan adalah tujuan yang ingin kita temukan atau goal, karena jika
hal ini tidak dilakukan, kita akan kesulitan mencapai proses selanjutnya.
- Desain penelitian
Setelah kita menentukan apa tujuan dan sasaran dalam proses penelitian
kita, kemudian menentukan desain dalam penelitian, banyak desain
dalam sistem informasi, misalnya ada use case diagram, activity diagram
dan lain-lain, hal ini perlu dilakukan agar kita bisa mengetahui data apa
saja yang akan kita sertakan dalam desain.
- Sampling
Sampling atau bisa dibilang teknik sampling adalah hal selanjutnya yang
harus dilakukan setelah menentukan desain apa yang ingin digunakan,
sampling disini bukan berarti kita benar-benar menjiplak hasil orang lain,
tapi mencari referensi dan mendapatkan ide dari hasil tersebut agar kita
bisa menambahkan referensi dan ide ke dalam proses penelitian desain
kami.
- Pengumpulan data
Dalam proses pengumpulan data ini kita akan mengambil data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian kita, teknik yang digunakan bisa apa saja
dan membutuhkan banyak referensi guna membantu penelitian yang
sedang dilakukan.
- Analisis data
Setelah mengambil data yang dibutuhkan maka kita harus menganalisa
data tersebut, apakah data ini yang kita inginkan, atau data ini bisa saja
salah dan lain sebagainya, analisa terhadap data yang sudah kita
kumpulkan ini sangat penting untuk dilakukan karena jika tidak maka
bisa saja terjadi kesalahan. dalam informasi.
- Kesimpulan dan Pelaporan
- Setelah selesai mengumpulkan dan menganalisis informasi selanjutnya
kita perlu membuat kesimpulan dari semua informasi yang kita peroleh,
kemudian membuat laporan dan menceritakan tentang hasil informasi
yang kita peroleh kepada yang bersangkutan, untuk diselidiki lebih
lanjut, atau dapat cross check lagi oleh anggota tim yang lain untuk
mendapatkan persetujuan dan pendapat yang sama.

3. Hitunglah F hitung dari data penelitian di bawah ini!

Konsentrasi
Pengulangan
1% 2% 3% Kontrol (+) Kontrol (-)

1 10 12 13 25 0

2 11 11 12 26 0

3 10 11 15 26 0
FINAL
BAHASA INGGRIS PROFESIONAL

Di Susun Oleh:
Muh. Fajrin Hidayat
2120421040

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR
2023/2024

SOAL FINAL UJIAN SEMESTER AWAL 2015/2016


MATA KULIAH : BHS. INGGRIS PROFESIONAL
DOSEN : RATNA SURYA ALWI, ST, M.SI, Ph.D

1. Buatlah abstract hasil penelitian dalam bahasa Inggris dengan menggunakan


kata dan grammar yang tepat!
Metformin hidroklorida adalah obat antidiabetes yang digunakan untuk
pengelolaan diabetes mellitus tidak tergantung insulin. Metformin
hidroklorida mempunyai sifat kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi
mempunyai permeabilitas yang rendah (BCS kelas III) sehingga perlu
dilakukan uji ekivalensi in vitro (uji disolusi terbanding) dan in vivo.
Perbedaan bahan tambahan dan proses produksi masing-masing pabrik dapat
menyebabkan perbedaan kualitas tablet metformin hidroklorida yang
dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan profil disolusi
berbagai tablet metformin hidroklorida generik berlogo dan bermerek. Uji
disolusi dilakukan sesuai USP 35- NF 30 yaitu dengan media buffer

phospat pH 6,8 pada suhu 37 ± 0,5oC, menggunakan alat uji tipe 2 dengan
kecepatan putar 50 rpm. Penentuan kadar terdisolusi tablet metformin
hidroklorida menggunakan alat spektrofotometer UV pada panjang
gelombang 233 nm. Parameter yang diamati adalah nilai Q30, DE dan
similarity factor (f2).Hasil analisis secara statistik menunjukkan tidak adanya
kemiripan profil disolusi antar produk generik berlogo dan bermerek dengan
inovator dan antar produk generik berlogo dengan produk generik bermerek,
namun terdapat kemiripan profil disolusi antar produk generik berlogo
dengan generik bermerek yang berasal dari pabrik yang sama.

= Metformin hydrochloride is an anti-diabetic drug used for the management of


non-insulin dependent diabetic mellitus. Metformin hydrochloride has high
solubility in water, but has low permeability (class III BCS) so it is necessary to
carry out an in vitro equivalence test (compared dissolution test) and in vivo.
Differences in additives and the production process of each manufacturer can
cause differences in the quality of the metformin hydrochloride tablets produced.
This study aims to compare the dissolution profiles of various generic metformin
hydrochloride tablets with logos and brands. The dissolution test was carried out
according to USP 35-NF 30, namely with phosphate buffer media pH 6.8 at a
temperature of 37 ± 0.5oC, using a type 2 test kit with a rotational speed of 50
rpm. Determination of dissolved levels of metformin hydrochloride tablets using a
UV spectrophotometer at a wavelength of 233 nm. Parameters observed were
Q30, DE and similarity factor (f2). The results of statistical analysis showed that
there was no similarity in the dissolution profiles between generic products with
logos and brands and innovators and between generic products with logos and
branded generic products, but there were similarities in dissolution profiles
between products. a generic with a logo with a branded generic originating from
the same factory.

2. Tulislah kata/kalimat dalam bacaan di bawah ini yang termasuk kategori


subject, to be, dan verb!
Dissolution testing is a requirement for all solid oral dosage forms and is
used in all phases of development for product release and stability testing. It
is a key analytical test used for detecting physical changes in an active
pharmaceutical ingredient (API) and in the formulated product.
At early stages of development, in vitro dissolution testing guides the
optimization of drug release from formulations. Over the past 50 years,
dissolution testing has also been employed as a quality control (QC)
procedure, in R&D to detect the influence of critical manufacturing variables
and in comparative studies for in vitro-in vivo correlation (IVIVC).
The FDA guidance on dissolution testing for immediate release solid oral
dosage forms includes the use of the Biopharmaceutics Classification System
(BCS) guidelines for biorelevant dissolution tests, which is based upon API
solubility and permeability. According to the BCS guidelines, in vitro
dissolution testing may be a useful tool to forecast the in vivo performance of
drug products and potentially reduce the number of bioavailability/
bioequivalence studies required. The FDA guidance on scale-up and post
approval changes (SUPAC) for immediate release oral dosage forms
recommends the use of in vitro dissolution to justify post-approval changes.
Despite being readily entrained in pharmaceutical and biotechnology
industry, the basics of the dissolution test are often misunderstood. The test
must be rugged and reproducible and highlight or discriminate significant
changes in product performance.

Catatan:

Boleh membuka kamus.

“Good luck
FINAL
FISIKA DASAR (KELAS EKSEKUTIF)

Di Susun Oleh:
Muh. Fajrin Hidayat
2120421040

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR
2023/2024
SOAL FINAL UJIAN SEMESTER AWAL 2015/2016
MATA KULIAH : FISIKA DASAR (kelas eksekutif)
DOSEN : RATNA SURYA ALWI, ST, M.SI, Ph.D

1. Koordinat dari suatu titik adalah r = 6 m dengan sudut 250 o.


Berapakah koordinatkartesian titik ini?
x = r cos 2500
= (6 m) (-0,342)
= -2,052
y = r sin 2500
= (6 m) (-0,939)
= -5,634

2. Dua buah titik dalam suatu polar koordinat (2.5 m, 30o) dan (3.50 m, 120o).
Hitunglah:

a. Hitunglah coordinat cartesian dari titik ini !


x1 = (2,5 m) cos 300 y1= (2,5 m) sin 300
(x1, y1) = (2.17, 1.25) m
x2 = (3,50 m) cos 1200 y2= (3,50 m) sin 1200
(x2, y2) = (-1.75, 3.03) m

b. Hitunglah jarak kedua tititk tersebut !


d = 3,50-2,5
=1m

3. Logam dengan berat 0.06 kg dipanaskan sampai 230 oC kemudian


dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi air 0.5 kg denga suhu mula-

mula 15oC. Suhu akhir dari campuran ini adalah 23oC. Hitunglah spesifik
panas dari logam.

“Good luck”

You might also like