You are on page 1of 7

‫‪Teks Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1444 H / 21 April 2023‬‬

‫‪BERBAKTI DI HARI FITRI‬‬

‫‪Oleh : Lutfanudin, Lc.‬‬

‫ُهللَا َأْك َبُر ُهللَا َأْك َبُر ُهللَا َأْك َبُر‪ُ ،‬هللَا َأْك َبُر ُهللَا َأْك َبُر ُهللَا َأْك َبُر‪ُ ،‬هللَا َأْك َبُر ُهللَا َأْك َبُر ُهللَا َأْك َبُر‬

‫ُهللَا َأْك َبُر َك ِبْيًرا َو اْلَحْم ُدِ ِهلل َك ِثْيًرا َو ُسْبَح اَن ِهللا ُبْك َر ًة َو َأِص ْيًال‪َ ،‬ال ِإلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه‪َ ،‬ص َدَق َو ْع َد ُه‪َ ،‬و َنَص َر َع ْبَد ُه‪َ ،‬و َأَع َّز ُج ْنَد ُه‪َ ،‬و َهَز َم ْاَألْح َز اَب‬
‫َو ْح َد ُه‪َ ،‬ال ِإلَه ِإَّال ُهللا َو َال َنْعُبُد ِإَّال ِإَّياُه ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه الِّدْيَن َو َلْو َك ِرَه اْلَكاِفُرْو َن ‪َ ،‬ال ِإلَه ِإَّال ُهللا َو ُهللا َأْك َبُر‪ُ ،‬هللَا َأْك َبُر َوِهلل اْلَحْم ُد‬

‫َاْلَح ْم ُدِ ِهلل اَّلِذ ْي َو َّفَقَناِ ِإل ْتَم اِم َشْهِر َر َم َضاَن َو َأَعاَننَا َعلَى الِّص َياِم َو اْلِقَياِم َو َجَع َلَنا َخ ْيَر ُأَّمٍة ُأْخ ِرَج ْت لِلَّناِس‪َ .‬نْح َم ُد ُه َع َلى َتْو ِفْيِقِه َو ِهَداَيِتِه‪َ .‬و َأْش َهُد َأْن‬
‫‪َ.‬ال ِإلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِرْيَك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُق اْلُم ِبْيُن ‪َ ،‬و َأْش َهُد َأَّن ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه َخ اَتُم الَّنِبِّيْيَن‬

‫َو الَّص َالُة َو الَّس َالُم َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو الَّتاِبِع ْيَن َوَم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم الِّدْيَن ‪َ ،‬أَّم ا َبْعُد‪َ :‬فَيا ِع َباَد ِهللا‪ُ ،‬أْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ْي‬
‫ِبَتْقَو ى ِهللا َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن ‪َ ،‬و َأُحُّس ُك ْم َع َلى َطاَع ِتِه َلَع َّلُك ْم ُتْر َح ُم ْو َن‬

‫َقاَل ُهللا َتَع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم ‪َ :‬أُعوُذ ِباِهلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج يِم ‪ِ ،‬بْس ِم ِهَّللا الَّرْح َمِن الَّر ِح يِم َش ْهُر َر َم ضاَن اَّلِذ ي ُأْنِزَل ِفْيِه اْلُقْر آُن ُهًدى ِللَّناِس‬
‫َو َبِّيناٍت ِم َن اْلُهَدى َو اْلُفْر قاِن َفَم ْن َش ِهَد ِم ْنُك ُم الَّش ْهَر َفْلَيُص ْم ُه َوَم ْن َك اَن َم ِرْيضًا َأْو َع َلى َس َفٍر َفِع َّد ٌة ِم ْن َأَّياٍم ُأَخ َر ُيِريُد ُهَّللا ِبُك ُم اْلُيْس َر َو ال ُيِرْيُد ِبُك ُم‬
‫اْلُعْس َر َوِلُتْك ِم ُلوا اْلِع َّدَة َو ِلُتَكِّبُروا َهَّللا َع َلى َم ا َهَداُك ْم َو َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُروَن‬

‫‪Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala nikmat yang telah‬‬
‫‪diberikan. Nikmat iman, nikmat islam dan juga nikmat sehat. Pada pagi hari yang cerah ini kita diberi‬‬
‫‪nikmat sehat oleh Allah sehingga bisa melaksanakan shalat idul fitri secara berjamaah. Semua manusia‬‬
‫‪diberi rezeki makan oleh Allah, tapi hanya orang-orang tertentu saja yang diberi nikmat iman oleh Allah.‬‬
‫‪Berbahagialah kita yang telah diberi nikmat bisa beribadah dan menyembah Allah, bisa berpuasa dan‬‬
‫‪mengerjakan berbagai amal kebaikan selama ramadhan.‬‬

‫‪Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw, keluarga dan‬‬
‫‪para Sahabatnya. Beliaulah yang telah menuntun manusia, menyelamatkan dan membimbing manusia‬‬
‫‪menuju keselamatan akhirat, dalam rahmat dan ridho Allah. Semoga kelak kita dihimpun oleh Allah‬‬
‫‪bersama Nabi di surga.‬‬
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah..

Sepertinya baru kemarin malam kita memulai shalat tarawih bersama, ternyata tadi malam kita sudah
bersama mengumandangkan takbir idul fitri. Sepertinya baru kemarin pagi kita memulai sahur dan
puasa, pagi ini kita sudah hadir bersama di tempat mulia ini untuk shalat idul fitri. Tidak terasa seolah
ramadhan baru kemarin pagi, ternyata sudah satu bulan kita lalui dan telah kita tuntaskan dengan baik.
Semoga semua amal ibadah kita di bulan ramadhan diterima Allah Swt.

Alunan suara takbir berkumandang, Allahu Akbar… Allahu Akbar.. Allahu Akbar… satu dan yang lainnya
saling bersahutan tidak berhenti. Seolah perasaan ini tak mampu lagi mengungkapkannya. Rasa bahagia,
haru, sedih dan kerinduan bersatu dalam satu waktu. Bibir ini tersenyum bahagia dan melantunkan
takbir, tapi air mata terus menetes teringat orang-orang yang sangat kita sayangi dan kita cintai. Mereka
adalah Rasulullah Saw, para sahabat mulia, Syuhada, Shalihin, orang tua, pasangan, saudara dan juga
anak-anak kita. Bilakah kita besok dikumpulkan bersama mereka di surga.

Allahu Akbar… Allahu Akbar.. Allahu Akbar…

Sepertinya kemarin sore kita masih kecil dan anak-anak, disusui oleh ibu, ditimang penuh kasih sayang,
dipeluk dalam hangat dekapannya. Kita berjalan digandeng oleh bapak, diajak bermain dan bercanda
bersama. Doa suci selalu dihembuskan oleh orang tua untuk kesuksesan kita. Kini, kita telah dewasa dan
waktu berlalu begitu cepat.

Sepertinya kemarin masih berkumpul bersama ayah dan bunda, dibangunkan untuk sahur, diajak shalat
tarawih, diingatkan untuk selalu berbuat baik tapi apakah waktu itu kan terulang kembali?

Saudaraku kaum muslimin rahimakumullah ……

Kehidupan berjalan dalam bingkai taqdir Allah, ada bahagia, ada duka. Ada pertemuan, ada perpisahan.
Ada tawa dan sejahtera, pun juga ada tangis dan derita. Ada yang terkena Covid 19 dan juga ada
bencana lainnya hingga memisahkan kita dengan orang-orang yang kita cintai.
Jika ayah atau ibu kita sudah meninggal, apakah orang tua kita di alam kubur bahagia atau sengsara?
Diberi nikmat atau diadzab?

Dalam sebuah riwayat dari Nabi Isa As, ada dua penghuni surga yang meminta dibukakan jendela surga
untuk melihat anak cucu mereka , satunya tersenyum bahagia sebab anak cucunya hidup dalam
ketaatan kepada Allah dan menjaga persaudaraan. Adapun satunya menangis sebab anak cucu yang
tidak lagi beriman kepada Allah, hidup hanya untuk kesenangan dunia dan saling bermusuhan antar
saudara.

Sa’id Ibnul Musayyab berkata, “Orang (anak) yang berbakti kepada orang tuanya tidak akan mati suul
khotimah”.

Hadits dari Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Siapa yang berbakti kepada orang tuanya, dia akan mendapat keberuntungan dan Allah SWT akan
menambah panjang umurnya.” (HR Bukhari, Abu Yala, Thabrani, dan Hakim).

Salman al-Farisi juga meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, Qadha Allah tidak akan diubah kecuali
dengan doa dan umur tidak akan bertambah kecuali dengan berbakti kepada orang tua” (HR Tirmidzi).

Hadits yang diriwayatkan dari Imam At-Tirmidzi

Artinya: Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhuma, Rasulullah SAW bersabda: “Ridha Allah
SWT tergantung kepada keridhaan orang tua, dan murka Allah SWT tergantung pada murka orang tua.”
(HR. At-Tirmidzi 114)

Hadis yang diriwayatkan dari Imam Al-Hakim

Artinya: Dari Sahal bin Muadz, dari ayahnya RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa
yang berbakti kepada kedua orang tuanya, sesungguhnya ia sangat beruntung dan Allah akan
menambahkan (memanjangkan) umurnya.” (HR. Al-Hakim)

Hadis yang diriwayatkan dari Imam Al-Hakim


Artinya: Dari Abi Bakrah RA berkata, saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Setiap dosa akan
diakhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari kiamat, kecuali durhaka kepada kedua orang
tua, sesungguhnya Allah akan menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.” (HR. Al Hakim
123)

Selepas shalat id ini, marilah kita pulang ke rumah masing-masing untuk menemui dan menyambung
silaturrahim dengan orang tua dan sanak saudara. Barangkali mereka jarang sekali dikunjungi, bahkan
ada yang hanya satu tahun sekali. Bawakan oleh-oleh kesukaan mereka. Jika mudik itu membuat mereka
bahagia, maka pulanglah. Mudik tidak harus menunggu menikah atau sukses, dua hal itu bisa dikejar di
lain waktu, tapi kesempatan berbakti adalah waktu yang terbatas.

Di antara bakti yang bisa kita lakukan saat nanti pulang dan bertemu mereka adalah;

Sikap yang harus kita tunjukkan adalah Bersikap tawadhu’ kepada orang tua dan penuh kasih sayang

1. ‫َو اْخ ِفْض َلُهَم ا َج َناَح الُّذ ِّل ِم َن الَّرْح َم ِة َو ُقْل َر ِّب اْر َح ْم ُهَم ا َك َم ا َر َّبَياِني َص ِغ يًرا‬

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.”
(QS. Al Isra: 24).

Tidak memandang orang tua dengan pandangan yang tajam, tidak bermuka masam atau wajah yang
tidak menyenangkan, Jagalah kehormatan mereka, berikan, pelayanan-pelayanan kepada orang tua dan
bantulah urusan-urusannya;

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ وَم ن فَّر َج عن مسلٍم كربًة فَّر َج ُهللا عنه كربًة ِم ن‬، ‫ وَم ن كان في حاجِة أخيه كان ُهللا في حاجِته‬، ‫ ال َيْظِلُم ه وال ُيْس ِلُم ه‬، ‫المسلُم أخو المسلِم‬
‫ وَم ن سَتَر مسلًم ا سَتَر ه ُهللا يوَم القيامِة‬، ‫ُك ُر َباِت يوِم القيامِة‬

“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak boleh menzhaliminya, tidak boleh
membiarkannya dalam bahaya. barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya sesama Muslim,
maka Allah akan penuhi kebutuhannya. barangsiapa yang melepaskan saudaranya sesama Muslim dari
satu kesulitan, maka Allah akan melepaskan ia dari satu kesulitan di hari kiamat. barangsiapa yang
menutup aib seorang Muslim, Allah akan menutup aibnya di hari kiamat” (HR. Al Bukhari no. 2442)
Jawablah panggilan mereka dengan segera, Segera bangkit menyambut mereka ketika mereka masuk
rumah, dan ciumlah tangan mereka, Jangan pelit untuk menafkahi mereka, Sering-seringlah
mengunjungi mereka, dahulukan orang tua daripada diri sendiri atau iitsaar dalam perkara duniawi,
temani mereka ngeteh, sarapan dan ngobrol bersama, ajak kembali untuk Jalan pagi dan shalat jamaah
di masjid, dakwahi mereka kepada agama yang benar

Dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:

‫ َو َكاَنْت ِإَذ ا َأَتاَها‬.‫َو َك اَن الَّنِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإَذ ا َر آَها َقْد َأْقَبَلْت َر َّح َب ِبَها ُثَّم َقاَم ِإَلْيَها َفَقَّبَلَها ُثَّم َأَخ َذ ِبَيِد َها َفَج اَء ِبَها َح َّتى ُيْج ِلَسَها ِفي َم َكاِنِه‬
‫الَّنِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َر َّح َبْت ِبِه ُثَّم َقاَم ْت ِإَلْيِه َفَقَّبَلْتُه‬

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika melihat putri Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam (Fathimah)
datang ke rumah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyambut kedatangannya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri lalu berjalan menyambut,
menciumnya, menggandeng tangannya lalu mendudukkannya di tempat duduk beliau. Jika Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi rumah Fathimah radhiyallahu anhuma , maka Fathimah
menyambut kedatangan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia bangkit dan berjalan kearah Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mencium (kening) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Bukhari
dalam Al Adabul Mufrad, Ibnu Qathan dalam Ahkamun Nazhar[296] mengatakan: “semua perawinya
tsiqah”).

Ketika berbicara dengan orang tua kita, jangan meninggikan suara, jangan mendahului mereka dalam
berkata-kata, bicaralah dengan sopan dan penuh kelembutan, dan jauhi perkataan yang menyakiti hati
mereka, jangan berdebat dengan mereka, jangan mudah menyalah-nyalahkan mereka, jelaskan dengan
penuh ada, jika ingin meminta sesuatu dari mereka, mintalah dengan lemah lembut;

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ َفُيَباَرَك َلُه ِفيَم ا َأْع َطْيُتُه‬،‫ َو َأَنا َلُه َكاِرٌه‬،‫ َفُتْخ ِرَج َلُه َم ْس َأَلُتُه ِم ِّني َشْيًئا‬،‫ اَل َيْس َأُلِني َأَح ٌد ِم ْنُك ْم َشْيًئا‬،‫ َفَوِهللا‬،‫اَل ُتْلِح ُفوا ِفي اْلَم ْس َأَلِة‬

“Jangan kalian memaksa jika meminta. Demi Allah, jika seseorang meminta kepadaku sesuatu, kemudian
aku mengabulkan permintaannya tersebut dengan perasaan tidak senang, maka tidak ada keberkahan
pada dirinya dan apa yang ia minta itu” (HR. Muslim no. 1038).
Allahu Akbar …. Allahu Akbar …. Allahu Akbar …

Saudaraku kaum muslimin yang berbahagia.

Ziarahilah kubur mereka dan sering-sering doakan mereka, meskipun ketika mengenang mereka
berlinang air mata kita

‫َالّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْي َوِلَو اِلَدَّي َو اْر َح ْم ُهَم اَك َم اَر َّبَياِنْي َص ِغ ْيَر ا‬

Tanda hidup kita semakin berkah adalah ibadah dan ketaqwaan kita semakin meningkat, adab kita
semakin baik, hubungan kita dengan orang tua dan sanak saudara bertambah baik.

Di sisi lain, kita bisa melihat keberhasilan orang tua mendidik anak sehingga menjadi anak shalih dan
shalihah. Jika kita bisa melahirkan generasi berikutnya yang shalih dan shalihah, berarti kita berhasil
menjaga generasi yang taat kepada Allah:

‫َو ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا َو ٱَّتَبَع ْتُهْم ُذ ِّر َّيُتُهم ِبِإيَٰم ٍن َأْلَح ْقَنا ِبِهْم ُذ ِّر َّيَتُهْم َوَم ٓا َأَلْتَٰن ُهم ِّم ْن َع َم ِلِهم ِّم ن َش ْى ٍء ۚ ُك ُّل ٱْم ِرٍۭئ ِبَم ا َك َسَب َرِهيٌن‬

Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami
hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal
mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (Qs. Ath-Thur; 21)

Marilah kita tutup khutbah ini dengan berdoa kepada Allah, semoga Allah berikan keistiqomahan
kepada kita, diberikan umur yang panjang hingga menjumpai ramadhan berikutnya, selalu menjaga
silaturrahim dengan orang tua dan berkumpul kembali besok di surganya Allah Swt.

‫َأللُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن‬

‫ ِإَّنَك َسِم ْيٌع َقِرْيٌب ُمِج ْيُب الّد َع َو اِت‬،‫ َو اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت ْاَألْح َياِء ِم ْنُهْم َو ْاَألْم َو اِت‬،‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‬
‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر َلَنا ُذ ُنْو َبَنا َو ُذ ُنْو َب َو اِلَدْيَنا َو اْر َح ْم ُهَم ا َك َم ا َر َّبَياَنا ِص َغاًرا‬

‫َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة‪َ ،‬وِفي اآْل ِخ َرِة َحَس َنًة‪َ ،‬وِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‪َ .‬و اْلَح ْم ُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلٰع َلِم ْيَن‬

‫ِع َباَد ِهللا‪ ،‬إَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن ‪َ ،‬وِإْيَتاِء ِذ ي اْلُقْر َبى وَيْنَهى َع ِن الَفْح َشاِء َو اْلُم ْنَك ِر َو الَبْغ ِي ‪َ ،‬يِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪َ .‬فاذُك ُروا َهللا اْلَعِظ ْيَم‬
‫َيْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر‪ِ ،‬ع ْيٌد َسِع ْيٌد َو ُك ُّل َعاٍم َو َأْنُتْم ِبَخ ْيٍر‬

You might also like