You are on page 1of 11

‫‪Khutbah Idul Fitri: Mari Perkuat Persaudaraan dan‬‬

‫!‪Perdamaian‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫هللا اكبر هللا اكبر هللا اكبر هللا اكبر هللا اكبر هللا اكبر هللا اكبر هللا‬
‫اكبر هللا اكبر هللا اكبركبيرا والحمد هلل كثيرا وسبحان هللا بكرة‬
‫‪ ‬واصيال‪ .‬ال اله اال هللا وهللا اكبر‪ .‬هللا اكبر وهلل الحمد‬

‫كرام‪ ،‬وَأ َعا َد َعلينا ب ِعي ِد ال ِف ْ‬


‫ط ِر‬ ‫م َر َمضَان ال َ‬
‫خ ْت ِ‬ ‫الحمد هلل َأ ْن َع َ‬
‫م َنا بِ َ‬
‫العظام‪ ،‬اشهد ان ال اله اال هللا وحده ال شريك له‪ ،‬شها دة تنجي‬
‫‪. ‬قا ئلها من عذاب اخر االيام‬

‫‪. ‬واشهد ان محمدا عبده ورسوله‪ ،‬الذي نال رسول الختام‬


‫اللهم صل وسلم وبا رك على سيدنا محمد حاء الرحمة وميم‬
‫‪. ‬الملك ودال الدوام‪ ،‬وعلى اله وصحبه وسلم‬
‫‪. ‬هللا اكبر هللا اكبر وهلل الحمد‬

‫فيا معاشر المسلمين رحمكم هللا‪ ،‬اتقو هللا واعلموا ان يومكم‬


‫‪. ‬هذا يوم عيد وسرور‬

‫‪Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,‬‬


Marilah dalam kesempatan mengawali bulan Syawal 1439 H/2018 M ini,
kita bersama-sama meningkatkan takwa kita kepada Allah ‫ ﷻ‬dengan
senantiasa melaksanakan segala perintahnya dan berusaha secara
maksimal meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan bekal takwa
inilah, semoga kelak kita menjadi penghuni surga, amin ya rabbal
‘alamin. 

Rasa sedih pagi ini kita sangat terasa dengan perginya bulan
Ramadhan. Begitu pula rasa bahagia itu hadir karena Allah masih
memberikan kita umur panjang sehingga mampu menyelesaikan
ibadah selama Ramadhan hingga menjumpai malam lailatul qadr.
Hadirnya bulan Syawal kali ini tentunya menjadi sebuah renungan bagi
kita agar semangat ibadah Ramadhan tidak hilang. 
HOME WARTA FRAGMEN QURAN NEW KEISLAMAN ENGLISH OPINI TOKOH HIKMAH DOWNLOAD KES
EHATAN LAINNYA NASIONAL ESAI KHUTBAH UBUDIYAH CERPEN DAERAH SENI
BUDAYA INTERNASIONAL SIRAH NABAWIYAH TAFSIR RISALAH
REDAKSI HIKMAH NIKAH/KELUARGA OBITUARI RAMADHAN PUSTAKA HUMOR

               

 KHUTBAH

Khutbah Idul Fitri: Mari Perkuat Persaudaraan dan


Perdamaian!
 Kamis, 14 Juni 2018 | 07:15 WIB

Khutbah I

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫هللا اكبر هللا اكبر هللا اكبر هللا اكبر هللا اكبر هللا اكبر هللا اكبر هللا اكبر هللا اكبر هللا‬
‫ هللا‬.‫ ال اله اال هللا وهللا اكبر‬.‫اكبركبيرا والحمد هلل كثيرا وسبحان هللا بكرة واصيال‬
‫اكبر وهلل الحمد‬ 
‫ اشهد ان ال‬،‫ وَأ َعادَ َعلينا بعِي ِد الف ِْط ِر العظام‬،‫ضان ال َكرام‬
َ ‫الحمد هلل َأ ْن َع َم َنا ِب َخ ْت ِم َر َم‬
‫ شها دة تنجي قا ئلها من عذاب اخر االيام‬،‫اله اال هللا وحده ال شريك له‬. 

‫ الذي نال رسول الختام‬،‫واشهد ان محمدا عبده ورسوله‬. 


،‫اللهم صل وسلم وبا رك على سيدنا محمد حاء الرحمة وميم الملك ودال الدوام‬
‫وعلى اله وصحبه وسلم‬. 
‫هللا اكبر هللا اكبر وهلل الحمد‬. 

‫ اتقو هللا واعلموا ان يومكم هذا يوم عيد وسرور‬،‫فيا معاشر المسلمين رحمكم هللا‬. 

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,

Marilah dalam kesempatan mengawali bulan Syawal 1439 H/2018 M ini, kita
bersama-sama meningkatkan takwa kita kepada Allah ‫ ﷻ‬dengan senantiasa
melaksanakan segala perintahnya dan berusaha secara maksimal meninggalkan
segala larangan-Nya. Dengan bekal takwa inilah, semoga kelak kita menjadi
penghuni surga, amin ya rabbal ‘alamin. 

Rasa sedih pagi ini kita sangat terasa dengan perginya bulan Ramadhan. Begitu
pula rasa bahagia itu hadir karena Allah masih memberikan kita umur panjang
sehingga mampu menyelesaikan ibadah selama Ramadhan hingga menjumpai
malam lailatul qadr. Hadirnya bulan Syawal kali ini tentunya menjadi sebuah
renungan bagi kita agar semangat ibadah Ramadhan tidak hilang. 

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar,

Suasana kebatinan setiap kali Syawal hadir adalah kegembiraan, kebersamaan,


kekeluargaan dan kepedulian. Empat hal itu menyatu menjadi pelajaran
kehidupan sosial yang secara otomatis hadir saat Ramadhan meninggalkan kita
semua. Sebab Idul Fitri kali ini menjadi identitas kemenangan umat Islam setelah
berhasil lulus dari ujian pengekangan hawa nafsu. 

Maka wajar sekali jika umat Islam merasa bergembira. Setelah itu, umat Islam
menjalin kebersamaan dalam suasana kefitrian atau kesucian diri dan kemudian
berkumpul bersama keluarga. Di situlah lahir suasana kekeluargaan yang sangat
akrab. Berdasar pada pola semangat beridul fitri juga lahir jiwa kepedulian karena
sebelumnya umat Islam diwajibkan menunaikan zakat fitrah—sebagai amalan
kepedulian sosial. 

Allah ‫ ﷻ‬telah memberikan peringatan yang cukup tegas dalam Surat al-Hujurat
ayat 10, sebagaimana berikut:

َ ‫ون ِإ ْخ َوةٌ َفَأصْ لِحُوا= َبي َْن َأ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َوا َّتقُوا هَّللا َ َل َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬
‫ُون‬ َ ‫ِإ َّن َما ْالمُْؤ ِم ُن‬

Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu


damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” (QS Al Hujurat: 10)

Dalam Tafsir Fathul Qadir, Imam Asy Syaukani menjelaskan bahwa ayat ini
menjadi penegasan pentingnya hidup damai yang dititikberatkan pada asal usul
keimanan. Jika pun ada perselisihan, maka harus dicari solusi terbaik
mendamaikan keduanya. Jangan sampai ada darah yang mengalir atau
pembunuhan, sebab orang Islam membunuh orang Islam itu dihukumi kafir. 

Imam Fahruddin Ar Razi dalam Tafsir Mafatihul Ghaib juga memberikan


penjelasan bahwa ayat di atas sebagai penyempurna atas petunjuk kehidupan
damai. Yang paling utama dalam hidup adalah persaudaraan, bukan dengan saling
membunuh dan perang. Sebab awal mula dari perang adalah fitnah dan tidak
saling memahami perbedaan. Maka kehidupan damai itu menjadi sebuah jalan
hidup yang paling baik. 
Untuk dapat meraih persaudaraan dan perdamaian, dibutuhkan jiwa takwa.
Melatih takwa selama bulan Ramadhan kemarin seakan sangat mudah. Dan hari
ini tugas kita ditinggal Ramadhan adalah dengan tetap mempertahankan pola
hidup penuh takwa itu. 

Dalam kitab Taisirul Khallaq fi Ilmil Akhlaq disebutkan ada empat hal yang dapat
menjadikan landasan hidup takwa: menjadi hamba Allah yang tidak sombong,
menetapkan ihsandalam kehidupan, mengingat kematian dan selalu beramal baik.
Maka bagi orang yang bertakwa sangat mudah baginya berbagi kasih sayang dan
menebar rasa persaudaraan. 

Buah dari takwa, di dunia akan menjadi hamba Allah yang menerima ketetapan
Allah, selalu mengingat Allah, berjiwa baik dan berusaha memanusiakan manusia
dengan kasih sayang. Sebab takwa yang dimilikinya akan mudah mendorong
memuliakan anak kecil dan menghormati orang dewasa. Bekal takwa juga ikut
mengetahui posisinya sebagai orang yang berakal (‘aqil) yang harus
mengedepankan kebaikan dan kebijaksanaan.

Sedangkan buah dari takwa di akhirat kelak akan selamat dari siksa api neraka dan
bahagia hidup di surga dengan penuh kemuliaan, sebagaimana firman Allah ‫ﷻ‬
Surat An Nahl ayat 128:

َ ‫ِين هُم مُحْ سِ ُن‬


‫ون‬ َ ‫ِإنَّ هَّللا َ َم َع الَّذ‬
َ ‫ِين ا َّت َقوا َوالَّذ‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-


orang yang berbuat kebaikan” (QS an-Nahl: 128)

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar,

Hikmah dari hari raya Idul Fitri ini tentunya dapat dijadikan sebuah ‘ibrah bersama
tentang pentingnya persaudaraan. Saat takbir berkumandang, manusia sadar
betul bahwa dirinya tidak berdaya. Manusia mengakui bahwa dirinya maha kecil
dan hanya Allah yang Maha Besar. Takbir dapat menghapus kesombongan dan
keangkuhan manusia. 

Ketika kesombongan dan keangkuhan itu hilang, maka sangat mudah untuk saling
bermaaf-maafan yang ditujukan untuk menguatkan rasa cinta dan saling
bersaudara. Semua saling ikhlas berjabat tangan dan memaafkan. Kalau itu dapat
dipertahankan, maka kesucian Ramadhan itu akan tetap terjaga dengan baik. 

Jika dihayati secara baik, ada dua pesan Rasulullah ‫ ﷻ‬kepada Sayyidina
Ali karramallahu wajhah saat bulan suci Ramadhan dan Syawal sebagaimana
termaktub dalam kitab Washiyyatul Musthafa:

Pertama, saat Ramadhan Nabi meminta agar bepuasa dengan meninggalkan


semua keharamannya. Hasilnya adalah surga. Dan kedua, ketika memasuki bulan
Syawal, disunnahkan berpuasa enam hari sebagai ibadah terusan Ramadhan. Dan
hasil dari pahalanya sama dengan puasa selama satu tahun. 

Dua nasihat Rasulullah ‫ ﷻ‬itu mengandung empat makna yang dapat kita jalankan
selama hidup:

Pertama, menghormati bulan suci Ramadhan dengan amalan shalih. Kedua, tetap


menjaga kesucian bulan Syawal dengan puasa sunnah. Ketiga, selalu beramal
shalih setiap saat. Dan keempat, tidak merubah pola hidup di luar bulan
Ramadhan. 

Di antara amalan-amalan yang perlu dipertahankan setelah Ramadhan adalah


menjaga persaudaraan yang oleh masyarakat Indonesia disebut dengan
silaturahim. Banyak ragam acara yang bisa memperkuat tali silaturahim, misalnya:
mudik (pulang kampung), berkunjung ke rumah keluarga, halal bi halal, reuni,
sedekah, selametan, dan lain-lain. 

Pentingnya silaturahim ini diabadikan oleh Rasulullah ‫ ﷻ‬dalah haditsnya:


َ ‫من كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر َف ْل ُي ْك ِر ْم‬
‫ض ْي َف ُه‬
‫واليوم اآلخِر َف ْليص ْل َر ِح َم ُه‬ ْ ِ ‫كان يُْؤ مِنُ ِباهَّلل‬
َ ْ‫َو َمن‬
‫ُت‬ ْ ِ ‫كان يُْؤ مِنُ ِباهَّلل‬
ْ ‫واليوم اآلخِر فليقل خيراً ْأو لِ َيصْ م‬ َ ْ‫َو َمن‬

Dari hadits itu dapat diambil pelajaran bahwa untuk menjadi hamba Allah yang
beriman membutuhkan tiga komitmen hidup: menghormati keluarga,
menyambung tali silaturrahim dan selalu berbicara baik (atau lebih baik diam). 

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar, 

Dalam rangka menguatkan hidup saling bersaudara, Islam mengingatkan sebuah


metode kehidupan sosial dengan menghormati lingkar masyarakat terdekat, yaitu
tetangga. Jika bulan Syawal seperti ini, sudah tentu meminta maaf dan saling
memberi maaf terpenting adalah kepada tetangga. Kemudian dilanjutkan dengan
menyambung persaudaraan kepada semua lapisan masyarakat. 

Dan indahnya, pesan Rasulullah ‫ ﷻ‬ditambahkan dengan perlunya menjaga lisan


agar selalu bertutur kata yang baik, agar tidak membuat orang lain sakit hati. Ini
senada dengan sebuah pesan akhlaq:

ِ ‫ان فِي ِح ْفظِ اللِّ َس‬


‫ان‬ ِ ‫َساَل َم ُة ْاإل ْن َس‬

Artinya: “Keselamatan seseorang itu ada pada lisannya”

Maka doa Nabi Ibrahim meminta pada Allah agar terjaga dari tutur kata yang baik
—agar membuat orang semakin hidup sempurna, sebagai berikut:

َ ‫ان صِ ْد ٍق فِي اآْل خ ِِر‬


‫ين‬ َ ‫َواجْ َع ْل لِي ل َِس‬
Artinya: “Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang)
kemudian.” (QS. Asy Syu’ara’: 84)

Begitu pentingnya lisan manusia sebagai modal penguatan persaudaraan. Dan


hari ini lisan tidak hanya dimaknai mulut manusia saja, tetapi bisa luas menjadi
informasi media sosial. Jangan sampai membuat/ menyebarkan berita hoaks
karena itu juga bagian dari kejahatan lisan. 

Dan jangan sampai umat Islam menjadi agen pemutus tali persaudaraan yang
secara tegas dilarang oleh Rasulullah ‫ﷻ‬. Penegasan bahaya memutus silaturahim
ini juga ditulis oleh Syaikh Zainuddin Al Malibari dalam kitab Irsyadul ‘Ibad. 

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar, 

Di akhir khutbah ini, perlu kita renungkan dua ayat yang menjadi penanda
penyambutan ‘idul fitri, yakni:

َ ‫َولِ ُت ْك ِملُوا ْال ِع َّد َة َولِ ُت َك ِّبرُوا هَّللا َ َع َل ٰى َما َهدَا ُك ْم َو َل َعلَّ ُك ْم َت ْش ُكر‬
‫ُون‬

Artinya: “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu


mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.” (QS. Al Baqarah: 185)

َ ‫َق ْد َأ ْف َل َح َمن َت َز َّك ٰى َو َذ َك َر اسْ َم َر ِّب ِه َف‬


‫صلَّ ٰى‬

Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan


beriman). Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang (hari raya)” (QS. Al
A’la: 14 – 15)
Allah ‫ ﷻ‬memberikan dorongan kepada umat Islam agar selalu mengingat
kebesaran Allah dengan bertakbir khusus menyambut ‘idul fitri dan ‘idul adha.
Orang bisa merasakan hakikat takbir jika sudah mendapat hidayah dari Allah—
sebagaimana penjelasan Ibnu Jarir At-Thabari dalam Tafir Jami’ul Bayan. 

Di sisi lain, hari raya umat Islam juga disambut dengan shalat ‘id yang didahului
dengan membersihkan diri dari perbuatan tercela, mengikuti Nabi Muhammad
dan melaksanakan zakat harta—sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsir dalam Tafsir
Al Qur’anil Adzim. 

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,

Berbekal intisari dari kalimat takbir dan amal baik inilah, penguatan hidup dengan
saling bersaudara akan mudah terwujud. Indonesia hari ini butuh persaudaraan
sejati yang dimulai dari lingkup tetangga hingga bernegara. Dunia juga butuh
persaudaraan dan perdamaian. 

Umat Islam perlu menjadi duta-duta damai setelah sukses dari ujian Ramadhan.
Bulan Syawal juga menjadi waktu yang tepat untuk mengawali perbaikan diri kita
agar semakin bertakwa dan baik terhadap sesama manusia. Amin. 

Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,

Demikian khutbah singkat ini kami sampaikan. Dengan semangat ‘idul fitri, mari
kita tetap teguhkan bahwa hari-hari kita tetap terasa keramadhanannya. Dan
mari kita isi, 11 bulan ke depan dengan empat hal: rajin bershadaqah, rajib
berpuasa sunnah, selalu berbuat baik dan cinta bangsa dengan kerukunan dan
persatuan. 

‫اِئزي َْن َوال َم ْقب ُْولِي َْن ُك ُّل َع ٍام َوَأ ْن ُت ْم ِب َخي ٍْر آمين‬
ِ ‫َج َع َل َنا هللاُ َوإيَّا ُكم م َِن العَاِئ ِدي َْن َوال َف‬
‫الشيطان الرَّ ِجيم‬
‫ِ‬ ‫أع ُ‬
‫ُوذ باهلل من‬
‫وسارعوا الى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السموات واالرض اعدت للمتقين‬
‫وقل رب اغفر وارحم وانت خير راحمين‬

You might also like