Professional Documents
Culture Documents
311-Article Text-865-2-10-20190601
311-Article Text-865-2-10-20190601
e-ISSN 2579-860X
p-ISSN 2614-1221
Doi: https://doi.org/10.24036/jep/vol3-iss1/311
ABSTRACT
The statistics of physics education are compulsory course with a lot of material descriptions so
the lectures must be assisted by the use of teaching materials. The lectures of statistics of physics
education that took place in the July-December 2017 semester illustrates that: 1) teaching materials
are less attractive to students, 2) the assignments given are quite clear and sufficient in accordance
with the level of thinking of students, 3) materials delivered by the lecturer is in accordance with the
targets in the syllabus with some material is still abstract, 4) the lecture have been pursued in
accordance with the syllabus but the methods used have not varied and 5) students learn material of
statistic of physics education only from the lecturer explanation so that only a few students can answer
statistical problems quickly and correctly. This indicates that it is need provided teaching materials
with a cooperative problem solving model. The author has tried to design teaching materials of
statistic of physics education with cooperative problem solving models with very valid criteria
according to the assessment of six experts with educational qualifications of statistics and physics
education. However, this teaching material has not been tested at normal conditions in the lectures so
that the level of practicality has not been revealed. The aim of this study was to determine the
practicality level of educational statistical teaching materials containing cooperative problem solving
models according to users, namely lecturers and students who listed in the course. Type of research is
research and devel-opment with the ADDIE model. The ADDIE model stands for Analyze, Design,
Develop, Implement and Evaluation. This research is part of the Implementation stage where
development products are implemented in real terms so that the level of practicality can be measured
with indicators of ease of use, attractiveness and efficiency. Data collection used student response
questionnaires and lecturer response questionnaires with a Likert scale. Data analysis used
descriptive statistic analysis techniques. The results showed that teaching materials of physics
education statistics had very practical criteria (lecturers opinion) and practical (students opinion).
The conclusion of this study is the teaching materials of statistic of physics education with
cooperative problem solving model has been practically used in lectures.
harus dibantu dengan bahan ajar. Bahan ajar materi, bahan kajian dan tugas terstruktur
yang digunakan harus dirancang berdasarkan dengan menyajikan permasalahan yang nyata.
kebutuhan. Hasil analisis kebutuhan bahan Selain itu, hasil analisis terhadap bahan ajar
ajarterlihat jelas pada Tabel 1. memberi kontribusi pada desain bahan ajar yang
dibuat sehingga memiliki perpaduan warna
Tabel 1. Hasil Analisis Kebutuhan
seperti terlihat pada Gambar 1.
No Jenis Hasil Analisis
1. Analisis Bahan ajar statistika
Bahan Ajar sudah banyak dibuat
tetapi belum sepenuhnya
menarik untuk dipelajari
secara mandiri
2. Analisis Tugas yang diberikan
tugas cukup jelas dan cukup
sesuai dengan tingkat
berpikir mahasiswa
3. Analisis • Materi yang
Materi disampaikan oleh
Perkuliahan dosen sudah sesuai
dengan target yang
ada pada RPS
• Beberapa materi
masih bersifat
abstrak.
4. Analisis Perkuliahan sudah
Pelaksanaan diupayakan sesuai
Perkuliahan dengan RPS tetapi Gambar 1. Bagian dari Template Bahan Ajar
metode yang digunakan
belum bervariasi Bahan kajian pada Gambar 1 menerapkan
5. Analisis Mahasiswa mempelajari sebuah model pembelajaran yang sesuai dengan
karateristik materi Statistika Pendidi kebutuhan civitas akademika pendidikan fisika
mahasiswa kan Fisika hanya dari yang terungkap dari hasil analisis terhadap
penjelasan dosen sehing pelaksanaan perkuliahan. Model pembelajaran
ga hanya sebagian yang digunakan dalam pengembangan bahan
mahasiswa dapat ajar adalah model cooperative problem solving.
menjawab persoalan Langkah-langkah yang digunakan dalam
statistik dengan cepat dan mengembangkan bahan ajar adalah dengan
benar. mengadopsi lima langkah model cooperative
problem solvingdalam framework fisika yang
(Sumber: Dewi, 2018: 97-99)
dikembangkan oleh Heller (2010, 184). Adapun
Hasil analisis kebutuhan pada Tabel 1 sintaks dari model cooperative problem solving
dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan yang digunakan adalah: 1) Recognize the
bahan ajar Statistika Pendidikan Fisika. Hasil problem (fokus pada visualisasi masalah), 2)
analisis karakteristik mahasiswa memberikan Describe the problem in terms of the field
kontribusi pada bahan ajar yang dirancang harus (uraian permasalahan secara konsep statistik),
memuat tugas terstruktur sehingga mahasiswa 3) Plan a solution (merencanakan solusi
bisa mempelajari materi secara mandiri.Hasil penyelesaian permasalahan), 4) Execute the
analisis tugas memberikan kontribusi langsung plan (melaksanakan rencana penyelesaian
pada bahan kajian dan tugas terstruktur. Hasil masalah), 5) Evaluate the solution (mengecek
analisis materi perkuliahan juga dijadikan dan mengevaluasi apakah mahasiswa bisa
pertimbangan dalam merancang pengantar menjawab pertanyaan dengan langkah yang
sesuai, apakah proses berfikir mahasiswa masuk
akal, dan apakah jawaban mahasiswa sudah menurut pengguna yaitu dosen pengampu dan
lengkap). mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan.
Bahan ajar statistika pendidikan fisika
bermuatan model cooperative problem solving METODE PENELITIAN
telah diuji kelayakannya oleh 6 orang pakar Penelitian ini merupakan penelitian dan
yang berasal dari latar belakang statistik dan pengembangan (research and the development)
pendidikan fisika. Secara keseluruhan bahan ajar denganmodel ADDIE. Model ADDIE berasal
statistika pendidikan fisika ini sudah sangat singkatan dari Analyze, Design, Develop or,
valid dimana aspek kelayakan isi dengan nilai Implement and Evaluation (Khoe: 2016). Skema
rata-rata 83,03, aspek kelayakan penyajian model ini dapat dilihat pada Gambar 2.
didapatkan 88,64, aspek kelayakan kebahasaan
dengan nilai rata-rata 81,25, dan aspek
kelayakan kegrafikaan didapat nilai rata-rata
87,50. Meskipun demikian, bahan ajar ini belum
diujicobakan secara nyata di dalam perkuliahan
sehingga tingkat kepraktisannyabelum
terungkap.
Praktikalitas berkaitan dengan keterpakaian
bahan perkuliahan oleh pengguna yaitu
mahasiswa dan dosen serta ahli lainnya.
Indikator kepraktisan diperoleh berdasarkan
defenisi dan pertimbangan dari Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) dan beberapa ahli.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
mendefenisikan kepraktisan, diantaranya: 1)
berdasarkan praktik, 2) mudah dan senang
memakainya, dan 3) efisien. Jan (2013:66)
menyatakan bahwa praktikalitas harus
mempertimbangkan indikator kejelasan,
berguna, dan hemat biaya. Selain itu, Fauzan
Gambar 2. Model ADDIE dan Tahapannya
(2002) mengungkapkan bahwa dalam menguji
(Sumber: Khoe, 2016:68)
kepraktisan sebuah bahan ajar harus
mempertimbangkan apakah produk menarik dan Penelitian ini merupakan salah satu bagian
dapat digunakan. Berdasarkan defenisi dan dari tahap Implementation. Pada tahap ini
pendapat ahli maka indikator kepraktisan yang produk pengembangan diimplementasikan
digunakan adalah kemudahan penggunaan, daya secara riil sehingga dapat dilihat tingkat
tarik dan efisiensi. kepraktisannya. Bahan ajar yang dikembangkan
Kepraktisan sebuah bahan ajar diujicobakan harus dilihat kualitasnya dalam pembelajaran
pada kelas dengan kondisi nomal. Hal ini sejalan dari segi kemenarikan dan efisiensinyadalam
dengan pendapat Ahmad Fauzan (2002) dan Jan pembelajaran (Tegeh, 2014: 43). Kemenarikan
(2013:66) mengemukakan bahwa "praktikalitas dan efisiensi pembelajaran berkaitan erat
berguna untuk melihat sejauh mana pemanfaatan dengan indikator kepraktisan. Kemenarikan
produk oleh pengguna (dosen dan mahasiswa berkaitan dengankemampuan produk
pada kondisi normal". Kondisi normal disini pengembangan sebagai panduan dalam
maksudnya jika materi uji hipotesis menciptakan suasana belajar yang
direncanakan pada pertemuan 10 dan 11 di menyenangkan, menantang dan memotivasi
dalam rencana perkuliahan semester maka harus belajar mahasiswa. Efisiensi pembelajaran
dilaksanakan sesuai rencana. Selain itu, berkaitan dengan penggunaan dan pemanfaatan
mahasiswa dan dosen yang menjadi kelas uji segala sumber daya secara efisien dalam
coba belum melaksanakan perkuliahan terkait pembelajaran.
materi tersebut. Oleh karena itu, kegiatan Penelitian ini diujicobakan kepada dosen
penelitian yang bertujuan menentukan tingkat dan mahasiswa angkatan 2018 yang telah
kepraktisan bahan ajar statistika pendidikan terdaftar pada mata kuliah Statistika Pendidikan
bermuatan model cooperative problem solving
bahan ajar yang dikembangkan sudah sistematis. menarik dari segi komposisi gambar dan warna
Selain itu, tugas terstruktur yang ada pada bahan serta tampilan bahan ajar.
ajar sudah bisa menilai sejauh mana pemahaman
mahasiswa selama mengikuti pembelajaran.
3) Efisiensi bahan ajar
Capaian nilai dari butir ini sebesar 87,5%.
Indikator efisiensi bahan ajar terdiri dari tiga
2) Daya tarik bahan ajar item yaitu: 1) penggunaan bahan ajar dapat
membuat mahasiswa cermat dalam
Indikator daya tarik bahan ajar terdiri dari menyelesaikan permasalahan, 2) penggunaan
limaitem yaitu: 1) bahan ajar memiliki tampilan bahan ajar dapat menyesuaikan waktu
yang menarik, 2) komposisi gambar dan warna perkuliahan statistika pendidikan fisika di kelas
dalam bahan ajar menarik untuk dibaca, 3) dengan yang ada pada silabus, 3) bahan ajar
penyajian materi pada bahan ajar dapat dapat digunakan oleh dosen untuk melatih
mengaktifkan mahasiswa untuk bertanya, 4) kemandirian mahasiswa untuk belajar. Nilai
penyajian materi pada bahan ajar dapat efisiensi bahan ajar dapat dilihat jelas pada
merangsang ide atau gagasan mahasiswa dalam Gambar 6.
memecahkan masalah yang diberikan, 5)
penyajian materi yang ada dalam bahan ajar
statistika pendidikan fisika dapat
mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah mahasiswa. Nilai daya tarik bahan ajar
dapat dilihat jelas pada Gambar 5.
aspek efisiensi penggunaan bahan ajar pada Keterampilan Proses Sains untuk
proses perkuliahan memperoleh persentase Pembelajaran Kimia di SMA. JURNAL
tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar EKSAKTA PENDIDIKAN (JEP), 2(2),
bermuatan cooperative problem solving tidak 132-139. doi:10.24036/jep/vol2-iss2/250
hanya dapat digunakan dalam group tetapi juga Dewi, W., & Afrizon, R. (2018). Analisis
dapat digunakan secara mandiri oleh mahasiswa. Kondisi Awal Perkuliahan Mahasiswa
Hal ini didukung dengan pendapat Heller (2010: Pendidikan Fisika Dalam Rangka
95) bahwa model cooperative problem solving Mengembangkan Bahan Ajar Statistika
dalam pelaksanaannya tidak hanya melatih Pendidikan Fisika Menggunakan Model
bekerja dalam kelompok. Problem Solving. JURNAL EKSAKTA
Bahan ajar statistika pendidikan fisika PENDIDIKAN (JEP), 2(1), 93-100.
bermuatan model cooperative problem solving doi:10.24036/jep/vol2-iss1/140
telah memberi manfaat bagi dosen dan Fauzan, A. 2002. Applying Realistic
mahasiswa. Manfaat itu terlihat dari kelebihan Mathematics Education (RME) in
bahan ajar itu sendiri. Menurut dosen yang telah Teaching Geometry in Indonesian
menggunakannya, bahan ajar yang telah Primary Schools. Thesis. University of
dikembangkan dapat membuat waktu Twente, Enshcede.
perkuliahan menjadi efektif dan materi yang Jan van den Akker, Brenda Bannan, Anthony E.
padat dapat disajikan secara ringkas dan Kelly. Nienke Nieveen, Tjeerd Plomp.
mendalam. Penggunaan bahan ajar dalam 2013. Educational Design Research Part
pembelajaran dan perkuliahan telah mampu A: Introduction. Netherlands Institute for
membuat waktu pembelajaran dan perkuliahan Curriculum Development (SLO),
lebih efisien (Andromeda, dkk: 2018; Enschede, the Netherlands.
Yerimadesi, dkk, 2018; Sari, dkk, 2018). Heiman, G.W. 2011. Basic Statistic for the
Manfaat yang dirasakan oleh mahasiswa Behavioral Sciences, Sixth Edition.
setelah menggunakan bahan ajar. Pertama, Wadsworth, Cengage Learning Belmont
bahan ajar dapat membantu menyelesaikan USA.
permasalahan secara teratur. Kedua, bahan ajar Heller, K and Heller, P . 2010. Cooperative
telah merinci materi perkuliahansecara ringkas. Problem Solving in Physics A User’s
Ketiga, bahan ajar dapat digunakan secara Manual. U.S. University of Minnesota.
mandiri. Keempat, bahan ajar memberi Khoe Yao Tung. 2016. Desain Instruksional
kemudahan bagi mahasiswa untuk mengaitkan Perbandingan Model dan
permasalahan pendidikan fisika dengan statistik Implementasinya. Jakarta: CV Andi
yang digunakan. Hal ini didukung oleh pendapat Offset.
Heiman (2011: 1) bahwa agar mengerti bidang Tegeh, I M, dkk. 2014. Model Penelitian
studi yang dipilih maka harus menguasai Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu
statistik terutama bidang psikologi dan ilmu Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian Untuk
pendidikan karena berguna pada setiap harinya. Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sari, S.Y, Afrizon, R. 2018. The Practicality of
KESIMPULAN
Statistical Physics Handout Based on
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan KKNI and the Constructivist Approach.
yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan IOP Conf. Ser.: Mater. Sci. Eng.335
bahwabahan ajar statistika pendidikan fisika 012070. https://doi.org/10.1088/1757-
bermuatan model cooperative problem solving 899X/335/1/012070
telah praktis digunakan di dalam perkuliahan Yerimadesi, Y., Bayharti, B., & Oktavirayanti,
semester Juli-Desember 2018. R. (2018). Validitas Dan Praktikalitas
Modul Reaksi Redoks dan Sel
DAFTAR PUSTAKA Elektrokimia Berbasis Guided Discovery
Learning untuk SMA. JURNAL
Andromeda, A., Ellizar, E., Iryani, I., Bayharti, EKSAKTA PENDIDIKAN (JEP), 2(1), 17-
B., & Yulmasari, Y. (2018). Validitas dan 24. doi:10.24036/jep/vol2-iss1/143
Praktikalitas Modul Laju Reaksi
Terintegrasi Eksperimen dan