You are on page 1of 7

LK 1.

3 Penentuan Akar Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Dadik Wahyu Ratmoko
Asal Institusi : SMKS Informatika

No Hasil eksplorasi Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab Masalah terpilih yang akan
penyebab masalah masalah (data pendukung) diselesaikan

1. MOTIVASI PESERTA DIDIK Guru belum menerapkan Setelah dianalisis penyebabnya 1. Guru dalam menerapkan
RENDAH : metode, model dan adalah: penggunaan Metode, Media dan
1. Peserta didik kurang penggunaan media yang 1. Metode mengajar yang Model yang inovatif pada pelajaran
bersemangat ketika di interaktif di dalam kelas menarik dan bervariasi dapat Projek IPAS belum maksimal
dalam kelas (motivasi secara optimal meningkatkan semangat 2. Pembelajaran yang berfokus pada
rendah) belajar siswa. pengembangan kemampuan
2. Guru masih monoton 2. Penerapan media berbasis HOTS peserta didik masih sedikit
dalam meyampaikan teknologi lebih variatif dilakukan
materi pembelajaran
3. Guru masih kurang
mengoptimalkan Hasil analisis diperkuat
aktivitas belajar dengan kajian literatur jurnal
peserta didik ilmiah dari :
4. Pembelajaran kimia
yang dilakukan tidak Wulandari, H., & Nisrina, D. A.
melibatkan peserta Z. (2023)
didik melainkan “Hubungan Kreativitas Dan
didominasi oleh guru Inovatif Guru Dalam Mengajar Di
Kelas Terhadap Peningkatan
Motivasi Dan Minat Belajar
Peserta Didik”
Penyebab rendahnya mo
tivasi belajar peserta didik,
yaitu ada 3
diantaranya kemampuan,
kondisi lingkungan peserta
didik, dan tata cara guru
dalam membimbing peserta
didik.

Manurung, R. I. A. B. (2023)
“ PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN INTERAKTIF
BERORIENTASI GAYA BELAJAR
VIDOKI PADA MATERI LARUTAN
PENYANGGA (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS JAMBI)”
Jika guru hanya
menggunakan satu jenis media
saja dalam pembelajaran maka
informasi maupun materi
pembelajaran tidak dapat
tersampaikan dengan optimal
akibat perbedaan modalitas
belajar atau gaya belajar
peserta didik.
Beranjak dari permasalahan
ini, solusi yang tepat adalah
dengan memberikan media
pembelajaran yang tepat untuk
materi kimia salah satunya
adalah media pembelajaran
interaktif berbentuk multimedia
karena dapat memvisualisasikan
konsep kimia yang abstrak
kedalam berbagai bentuk model
gambar, video, teks bahkan
animasi sehingga dapat
menstimulasi peserta didik untuk
belajar. Tampilan multimedia
dengan desain yang memukau
dan modern juga dapat
membangkitkan perhatian dan
minat serta gairah peserta didik
untuk belajar. Dengan adanya
media pembelajaran interaktif
yang dapat memenuhi ketiga
modalitas belajar maka akan
memaksimalkan respon peserta
didik dalam pembelajaran. Media
pembelajaran interaktif mampu
mengintegrasikan ketiga
modalitas belajar tersebut
sehingga akan berpengaruh kuat
terhadap minat belajar peserta
didik.

2. BUDAYA POSITIF : 1. Disiplin diri peserta didik Setelah dianalisis penyebabnya


1. Disiplin diri peserta didik masih rendah adalah :
yang rendah ditandai 2. Pengembangan budaya 1. Belum adanya konsistensi
dengan melanggar tata tertib yang berpusat untuk menerapkan
tertib sekolah seperti pada peserta didik budaya/disiplin positif di
terlambat, membolos dan belum berjalan dengan dalam sekolah
lain sebagainya. lancar 2. Budaya tertib peserta didik
2. Peserta didik dan guru yang belum maksimal
belum menerapkan dijalankan
kontrak belajar ketika
didalam dan luar kelas Hasil analisis diperkuat
3. Banyak peserta didik yang dengan kajian literatur jurnal
tidur larut malam, ilmiah dari :
sehingga kurang antusias
ketika berangkat ke Kuanine, M. H., & Afi, K. E. Y.
sekolah dan sering M. (2023).
terlambat
“Upaya Guru Menciptakan
Lingkungan Yang Nyaman
Melalui Manajemen Budaya
Sekolah Yang Positif. JMPK:
Jurnal Manajemen Pendidikan
Kristen, 3(1), 01-14.”
Disiplin dapat membantu
menciptakan budaya positif
di kelas dan disekolah.
Strategi disiplin yang dikenal
sebagai disiplin positif berfokus
pada mendorong siswa untuk
bertindak secara bertanggung
jawab saat dewasa.Motivasi
ekstrinsik atau dorongan yang
berasal dari sumber luar,
menjadi dasar pengetahuan
siswa tentang penggunaan
disiplin konstruktif.
Penghargaan dan
hukuman masih menjadi
penyebab pembentukan
kebiasaan, tanpa ikut serta
dalam pembuatan dan
penerapan berbagai
aturan, sehingga siswa hanya
mengikuti tata tertib yang telah
ditetapkan guru dan sekolah.

3. PEMBIASAAN SOAL HOTS 1. Instrumen soal HOTS Setelah dianalisis penyebabnya


1. Pembelajaran yang belum menggunakan adalah:
berfokus pada stimulus berupa 1. Pembelajaran yang berfokus
pengembangan gambar, tabel, grafik, pada pengembangan
kemampuan HOTS ataupun video kemampuan HOTS peserta
peserta didik masih sedikit 2. Soal yang diberikan didik masih sedikit dilakukan
dilakukan pada peserta didik 2. Instrumen soal yang
2. Instrumen soal yang hanya berupa diberikan pada peserta didik
diberikan pada peserta pernyataan-pernyataan hanya berupa pernyataan-
didik hanya berupa yang berbentuk naratif pernyataan yang berbentuk
pernyataan-pernyataan yang kurang mampu naratif, belum menggunakan
yang berbentuk naratif, menstimulus stimulus berupa gambar,
belum menggunakan kemampuan berpikir tabel, grafik, ataupun video
stimulus berupa gambar, tingkat tinggi peserta Hasil analisis diperkuat
tabel, grafik, ataupun didik untuk dengan kajian literatur jurnal
video memecahkan masalah ilmiah dari :
dan berpikir kritis
SUSRIANI, E. (2021)
“Upaya peningkatan higher order
thinking skill siswa melalui model
pembelajaran discovery learning
pada mata pelajaran kimia kelas
xi. Mia. 3 di SMAN 2 kerinci
semester ganjil tahun pelajaran
2019/2020.”

Pada mata pelajaran kimia,


siswa akan sering dan bahkan
akrab dengan kegiatan berpikir
kritis dan berpikir tingkat
tinggi. Hal itu bisa terjadi
dikarenakan pembelajaran
kimia yang membutuhkan
analisis tinggi dalam
menemukan jawaban dari tiap
phenomena yang dipelajari.
Keterampilan berpikir tingkat
tinggiyang dalam bahasa
umum dikenal sebagai Higher
Order Thinking Skill (HOTS)
dipicu oleh empat kondisi.
(a) Sebuah situasi belajar
tertentu yang
memerlukan strategi
pembelajaran yang
spesifik dan tidak dapat
digunakan di situasi
belajar lainnya.
(b) Kecerdasan yang tidak
lagi dipandang sebagai
kemampuan yang tidak
dapat diubah, melainkan
kesatuan penget ahuan
yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang
terdiri dari lingkungan
belajar, strategi dan
kesadaran dalam belajar.
(c) Pemahaman pandangan
yang telah bergeser dari
unidimensi, linier, hirarki
atau spiral menuju
pemahaman pandangan
ke multidimensi dan
interaktif.
(d) Keterampilan berpikir
tingkat tinggi yang lebih
spesifik seperti
penalaran, kemampuan
analisis, pemecahan
masalah, dan
keterampilan berpikir
kritis dan kreatif
( Ariyana, dkk, 2018)
.

You might also like