Professional Documents
Culture Documents
Artikel Bacaan
Artikel Bacaan
2
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
Abstract
This activity is a development activity for a tempe chips business. This training aims to increase the
income of entrepreneurs. This business was started in groups and has been started since 2016. The
activities carried out are teaching how to make tempe chips by changing how to make tempe chips from
the old way to a new way. The old way to make tempeh chips is to buy half-baked chips and then mix
them with flour and re-ferment them. The new way to make tempeh chips from raw soybeans is through
the stages of boiling, letting it sit overnight, cleaned of the epidermis, washed, dried, given tempeh yeast,
mixed well and then added with sago flour, mixed well, wrapped in plastic with holes in it, and fermented
for two days. The method of activity carried out is a demonstration, namely demonstrating how to make it
in front of tempe chip entrepreneurs. The purpose of this activity is to be able to increase the income of
entrepreneurs. The results of the analysis show that by changing the method of making tempe chips, it can
increase the production of tempe chips by 90 percent. This increase is calculated from the same weight of
raw materials and from the same initial capital. This will have an impact on increasing the income of
entrepreneurs. The next activity, carried out assistance on product nutrition testing. This activity aims to
expand the sales of tempe chips, so as to be able to increase the income of entrepreneurs.
Keywords: tempe chips; old way; new way; nutrition test; increase income
Abstrak
Kegiatan ini merupakan kegiatan pembinaan sebuah usaha keripik tempe. Pembinaan ini bertujuan untuk
penambah penghasilan pengusaha. Usaha ini diawali secara berkelompok dan sudah dimulai dari tahun
2016. Kegiatan yang dilakukan adalah mengajarkan membuat keripik tempe dengan cara mengubah cara
membuat keripik tempe dari cara lama menjadi cara baru. Cara lama membuat keripik tempe dari
membeli setengah matang lalu dicapur tepung dan difermentasi ulang. Cara baru membuat keripik tempe
dari kedelai mentah melalui tahapan direbus, didiamin satu malam, dibersihkan dari kulit ari, dicuci
bersih , dikeringkan, diberi ragi tempe, dicampur rata lalu ditambahkan tepung sagu, diaduk rata,
dibungkus dengan plastic yang sudah diberi lobang lobang, dan di fermentasi selama dua hari. Metode
kegiatan yang dilakukan merupakan demonstrasi yaitu mendemostarsikan cara membuatnya di hadapan
pengusaha keripik tempe. Tujuan dilakukan kegiatan ini agar mampu menambah pendapatan pengusaha.
Hasil analisis menujukan dengan mengubah cara dalam membuat keripik tempe, mampu meningkatkan
produksi keripik tempe sebesar 90 persen. Peningkatan ini dihitung dari berat bahan mentah yang sama
dan dari modal awal yang sama. Hal ini akan berdampak pada peningkatan penghasilan pengusaha.
Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 No. 3 Tahun 2022 | 376
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.193.2
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
Kegiatan berikutnya, dilakukan pendampingan uji nutrisi produk. Kegiatan ini bertujuan agar
memperluas tempat penjualan produk keripik tempe, hingga mampu menambah penghasilan pengusaha.
Kata Kunci: keripik tempe; cara lama; cara baru; uji nutrisi; menambah penghasilan
Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 No. 3 Tahun 2022 | 377
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.193.2
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 No. 3 Tahun 2022 | 378
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.193.2
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 No. 3 Tahun 2022 | 379
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.193.2
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
aset fisik entitas yang ada. Brand dapat semua kedelai terbelah, untuk
membangun loyalitas pelanggan memastikan air redaman bisa keluar.
(Oscario, 2013). Brand juga dapat Sebab, apabila air rendaman masih
memberkan nlai tambah suatu produk. tersisa dan terbawa saat membuat
Selain itu brand yang bagus juga keripik tempe, maka hasil keripiknya
diperlukan. Brand yang berkembang akan terasa asam bahkan bisa tercium
dengan baik merupakan asset bernilai agak sedikit bau. Keempat: Cuci
tinggi dan lebih tinggi dari pada semua bersih kedelai yang sudah dibuang kulit
asset fisik (Prasetyo Hadi, 2010). Oleh arinya. Kelima: Setelah bersih lalu beri
karena itu, perlu pendampingan sedikit air bersih lalu tambakan tiga
terhadap produk hasil pengabdian sampai lima persen jamur tempe.
masyarakat secara bertahap. Seorang Biarkan tiga puluh menit hingga satu
wirausaha harus mempunyai jam. Keenam: Keringkan sampai tiga
karakteristik tertentu, seperti kreatif, puluh menit atau lebih. Ketujuh:
inovatis dan mampu bersaiang. Campur dengan tepung sagu tapioka
Kreativitas merupakan hal yag sangat dengan perbandingan 1:1 artinya satu
penting (Thamrin & Noviana, 2020). kedelai mentah dicampur dengan satu
Sedang benefit dari sebuah brand tepung sagu. Diaduk rata lalu dibungkus
memberikan (a) untuk lebih sesuai selera dan di fermentasi selama
meningkatkan produk mereka, (b) dua hari. Kedelapan: Pembuatan
menjalin laba yang lebih tinggi, (c) keripik dengan memotong tempe yang
menyediakan tenaga pengencer dengan sudah di fermentasi tipis-tipis, dicelupi
pedagang besar (d) ruang ritel tambahan bumbu lalu di goreng. Keripik siap
(e) jangan sampai konsumen berpindah dinikmati.
dengan sales dan promosi, (f) mengecek Kegiatan berikutnya adalah
nilai gizi dan Halal serta POM menguji nilai gizi, kandungan kalori,
(Danibrata, 2011). kandungan protein, kandungan lemak,
dan kandungan, kalsium dan zat besi.
3. METODE PELAKSANAAN Pengujian ini dilakukan agar produk
Sasaran kegiatan ini adalah usaha layak jual dan bisa bersaing dengan
binaan keripik tepe yang bertempat di pemasaran secara global. Pengujian uji
jalan Harun, gang Cikih no 36. Metode nutrisi dilakukan menggunakan instansi
Pelaksanaan : Pertama: Rebus 1 kg terpercaya yaitu lab pangan IPB.
kedelai sampai matang. Kedua:
Diamkan satu hari satu malam bersama 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
air rebusan tadi atau didiamkan sampai Sebelum melaksanakan kegiatan
air rebusan terasa agak sedikit licin dilakukan survei pendahuluan. Hasil
(sedikit asam). Hal ini diperlukan survei diperoleh bahwa hasil produk
karena jamur tempe memang cocok pembuatan keripik cukup sedikit, dan
hidup di suasana asam. Ketiga: Buang keuntungan yang mereka peroleh
air rendaman kupas kulit arinya hingga berkisar hanya 700.000 per orang dalam
Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 No. 3 Tahun 2022 | 380
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.193.2
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 No. 3 Tahun 2022 | 381
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.193.2
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
Hasil penelitian dan pembahasan dengan harga jual sekitar 60.000 rupiah.
dari kegiatan ini adalah: Maka terlihat jelas akan lebih
Pertama berdasarkan hasil analisis menguntungkan.
bila di ubah cara membuat keripik Alih cara pembuatan keripik
tempe dari bahan kedelai mentah tempe penggunaaan metode yang baru
dengan harga 11 rb per kg dan dicampur maka, pengusaha keripik akan
1 kg tepung sagu maka akan menambah mendapat
moda 1000 rupiah untuk harha kedelai peningkatan pengahsil sekitar 90 % dari
disbanding kedelai dari tempe setengah pendapatan semua berasal dari modal
jadi dari cara lama pembuatan keripik. awal yang sama. Hal ini dikarenakan
Dan ada penambahan 0,5 kg tepung adanya peningkatan jumlah hasil
sagu seharga 6000 rupiah maka ada peroduksi.
penambahan modal 7000 rupiah . Dibawah ini diperlihatkan tabel hasil
namun bila di lihat hasil keripik tempe produksi.
yang dihasilkan bertambah sebesar 1 kg
2 Hasil produksi dari cara baru dari Dengan cara baru menghasilkan
satu kg bahan baku menghasilkan keripik kurang lebih dua kg yang
keripik berapa kg dijual per kg sekitar 60.000
rupiah berarti 2 kg keripik
terjual 120.000 rupiah
Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 No. 3 Tahun 2022 | 382
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.193.2
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
penting di sini adalah kalahnya produk tersebut. Dengan adanya nilai gizi,
keripik tempe Ibu Dewi Rahayu ketika membuat produk setara dengan produk
diberi kesempatan lomba produk produk lain yang bebas beredar di
eksport. Salah satu penyebab kekalahan swalayan swalayan ternama. Dibawah
ini adalah belum adanya cek nilai gizi ini disampaikan hasil nilai gizi keripik
produk keripik tempe Ibu Dewi Rahayu tempe.
Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 No. 3 Tahun 2022 | 383
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.193.2
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
Sementara total energi 565.kkal/100gr. yang cepat dan dan badan yang lemah.
Calcium, Ca 1397.40mg/kg. Dan juga Kekurangan banyak penyebabnya bisa
terlihat cukup tinggi mengandung zat karena kebutuhan akan zat besi
besi/ Iron/Fe 29.45mg/kg. Zat mikro meningkat ataupun asupan zat besi
yang sangat diperlukan bagi tubuh salah Bersama makanan yang berkurang.
satunya zat besi. Zat besi ini sangat Untuk memperbaiki kekurangan bisa
penting dalam pembentukan sel darah dilakukan dengan memasukan secara
merah. Untuk memenuhi kebutuhan oral ataupun lewat pembuluh darah
bisa dikonsumsi secara tunggal atau (Fitriany & Saputri, 2018).
bersamaan dengan zat mikro lainya. Namun untuk bisa masuk pasar
Apabila konsumsi bersamma dengan swalayan tidak hanya cukup dengan
vitamin C maka akan mempercepat menambahkan nilai gizi. Logo juga
penyerapan zat besi (Ridwan, 2012). sangat menentukan produk UMKM bisa
Zat besi diperlukan untuk masuk pasar swalayan atau tidak.
mengangkut oksigen dalam sel darah Desain logo kemasan dan desain poster
merah keseluruh tubuh. Gejala memperkuat daya beli produk
kekurangan zat besi adalah denyut nadi (Wahmuda & Hidayat, 2020).
Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 No. 3 Tahun 2022 | 384
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.193.2
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 No. 3 Tahun 2022 | 385
DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.193.2
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 No. 3 Tahun 2022 | 386