Professional Documents
Culture Documents
Reka bentuk kajian ialah pelan tindakan yang memperlihatkan secara terperinci bagaimana sesuatu
kajian itu dijalankan (Sabitha, 2006). Ia juga berfungsi sebagai panduan dalam membantu penyelidik
dalam proses memungut, menganalisis dan membuat pentafsiran hasil daripada penyelidikan yang
dijalankan. Reka bentuk penyelidikan juga menjadi model bagi membolehkan penyelidik membuat
inferens berkenaan pemboleh ubah yang dikaji, dibawah menunjukkan kaedah-kaedah penyelidikan
dalam pendidikan.
Kajian kuantitatif adalah kajian yang menggunakan maklumat / data yang bersifat kuantitatif.
Data kuantitatif boleh diukur, melalui proses pengukuran dan memerlukan alat-alat
pengukuran seperti soal selidik dan ujian. Saiz sampel bagi kajian ini lebih besar berbanding
kajian kualitatif.
KAJIAN KUALITATIF
Kajian kualitatif adalah kajian yang menggunakan maklumat / data yang bersifat kualitatif.
Data kualitatif diperoleh dengan cara pemerhatian, temubual, analisis dokumen atau apa-apa
cara untuk mendapatkan data yang lengkap. Saiz sampel bagi kajian ini lebih kecilberbanding
kajian kualitatif.
Jenis-jenis kajian kualitatif:
i) Kajian Tindakan
ii) Kajian Kes
iii) Kajian Lapangan
iv) Analisis Dokumen
i) Bentuk Data
v) Metodologi Kajian
KAJIAN KUANTITATIF KAJIAN KUALITATIF
Penyelidik mengkaji populasi atau sampel Saiz sampel kecil dan dipilih secara bertujuan
yang mewakili populasi. Saiz sampel besar dan tidak berasaskan kebarangkalian.
dan dipilih berasaskan kebarangkalian.
Kajian gabungan pula merupakan kajian yang menggabungkan kaedah kuantitatif dan
kualitatif. Data yang diperoleh juga menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif.
RUJUKAN
Aini Hassan. 2007. Kualitatif Atau Kuantitatif ?: Memahami Andaian Asas Yang Mendasari
Penyelidikan Pendidikan. Masalah Pendidikan. 30 (1). Halaman 7-16. ISSN 0126-5024
KAJIAN KUALITATIF
PENGENALAN
Kajian kualitatif ialah kajian yang menekankan kepada penghasilan makna untuk memahami
fenomena sosial dengan mengambil kira perkara-perkara yang tidak disentuh oleh kajian kualitatif,
seperti pandangan dan keanehan seseorang, akibat yang dirancang dan yang tidak dirancang.
Dari segi pengutipan data dan penjanaan teori, kajian kualitatif banyak menggunakan kaedah
interaksi bersemuka dengan subjek kajian dan pendekatan induktif untuk menjana teori.
Rekabentuk kajian ditentukan pada peringkat peringkat awal kajian dijalankan, yang
menggantikan kajian rintis dalam kajian kuantitatif.
Menggunakan sampel yang kecil, mengutip data secara terfokus dan mendalam serta
membuat analisis secara penghuraian dan interpretasi naratif.
REKABENTUK DAN ALAT KAJIAN KUALITATIF
Rekabentuk Kajian Kualitatif
Merupakan satu rancangan bagaimana kajian akan dijalankan dan membentuk kajian membawa
maksud tertentu, yang berkait dengan idea dan persoalan kajian.
Secara ringkas, keputusan yang dibuat tentang kajian tersebut mesti memenuhi elemen berikut:
Beberapa contoh pilihan bentuk kajian kualitatif dalam kajian pendidikan disenaraikan di bawah:
Teknik utama yang digunakan dalam kajian kes ialah pemerhatian lapangan, temuduga dan
analisis dokumen. Huraian tentang teknik-teknik ini dapat dilihat di bawah topik “Kaedah
Mengutip Data”. Kajian kes memberi peluang pada pembaca berada di dalam sesuatu situasi,
iaitu liku-liku hidup seseorang, liku-liku hidup sesuatu kumpulan manusia atau perjalanan
sesuatu program.
Penilaian Dokumen - Dokuman merujuk kepada suatu rekod tentang pemikiran, perasaan,
pendapat atau tindakan seseorang, rekod bertulis tentang sejarah institusi, aktiviti, peristiwa
atau persembahan.
Peringkat analisis data – Pra masuk ( Jenis, lokasi, aksebiliti, j/masa dokumen ) , Rekoding
( Jenis kod, proses rekod isi ), Memproses ( pengurangan data, pamir data , verifikasi
data ), Interpretatasi ( dapatan utama / sekunder, Minterpretasi penemuan )
Semakan/
Peringkat Kriteria
Pandangan
Item Respon
Data Pemerhatian
Pemerhatian tingkah laku subjek kajian secara langsung. Memerhati tabiat dan dokumenkan
atribut subjek.
i. Memahami konteks;
ii. Mendapat pengalaman terus; dan
iii. Melihat benda yang mungkin terlepas daripada pandangan.
Data Temubual
Satu teknik pengutipan data dengan menemubual subjek kajian secara langsung.
V Tahap Dapatan
Penyemakan dan interpretasi dapatan.
Interpretasi Data
Data Dokumen
(i) Data dikutip dan diubah menjadi teks.
(ii) Teks dilabel dan dikategorikan.
(iii) Berdasarkan label dan kategori, anda akan dapati beberapa tema akan
Menjelma.
(iv) Bahan dipilih mengikut kategori dengan mengenal pasti bentuk frasa yang sama
dan tanda serta hubungan dan kesamaan atau perbezaannya.
(v) Bahan yang sudah ditapis dinilai mengikut kajian lepas.
Garis Panduan untuk Analisis Isi Kandungan
Anda sendiri perlu membuat keputusan tentang gaya analisis isi kandungan.
Adakah anda mahu analisis isi kandungan latent atau manifest?
Isi kandungan manifest merupakan sesuatu yang tidak natural
atau mempunyai isi kandungan permukaan sahaja. Isi kandungan latent pula mempunyai makna
dalaman bagi sesuatu mesej.
Perhatikan perkataan, frasa, ayat atau perenggan dan letakkansemuanya dalam
sesuatu label atau tema.
(c) Data Temubual - digunakan untuk menganalisis orientasi
(d) Data Pemerhatian
Kebolehpercayaan – Ketekalan data yang diperoleh sekiranya pengutipan data
dibuat semula.
Kesahan – Sejauh mana data yang dikutip menggambarkan apa yang kita ingin
tahu.
Pemerhatian – Satu teknik pengutipan data dengan memerhati tingkah laku subjek
kajian secara langsung.
Temubual – Satu teknik pengutipan data dengan menemubual subjek kajian secara
langsung.
Triangulasi – Proses yang digunakan untuk tujuan pengesahan maklumat untuk
kajian kualitatif.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
30
OCT
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen
penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas
dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid atau reliabel, apabila instrumen
tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Untuk mengetahui bagaimana
teknik pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif maka akan diuraikan pada pembahasan
selanjutnya.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan
terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam
melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses
dan hasil suatu penelitian.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan
instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana,
pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap
atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup
penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan
juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan
sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian
kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).
Merujuk pada pengertian di atas, betapa pentingnya pengumpulan data dalam proses penelitian.
Tanpa data lapangan, proses analisis data dan kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat dilaksanakan.
Ada perbedaan yang cukup mendasar mengenai pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Oleh karena itu, membahas pengertian pengumpulan data tidak hanya pada pemahaman
pengertiannya saja, akan tetapi perlu dipahami juga, bagaimana pengumpulan data dalam penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dalam pelaksanaannya tidak
mesti harus langsung oleh peneliti, akan tetapi dapat dilakukan melalui pihak lain yang dipandang
mampu atau kompeten dalam melaksanakan pengumpulan data. Atas dasar tersebut, maka
instrumen penelitian yang akan digunakan, harus memenuhi syarat-syarat instrumen penelitian.
Data juga dapat dibagai menjadi menjadi bermacam-macam klasisifikasi. Tergantung dari jenis,
teknik, kegunaan dan analisanya. Seperti yang terangkum berikut ini :
a. Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti baik perorangan
maupun organisasi. Contoh: Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi
konsumen bioskop.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti
mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau
metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang
menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.
2. Berdasarkan sumbernya
a. Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara
internal. Misalnya: data keuangan, data pegawai, data produksi.
b. Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi.
Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi
pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.
a. Data Kuantitatif
1) Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah
pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain-lain
2) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna.
Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapan para ahli
terhadap psikopat dan lain-lain.
a. Data Diskrit
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu
PKK Sumber Ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.
b. Data Kontinyu
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang
satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan
sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan
per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode
secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika
terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan
doktor azahari dari bulan ke bulan, dl
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai cara.
Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), pada
laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila
dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi
cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
interview, kuesioner (angket), observasi (Sugiyono, 2006: 137)
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya
Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah
sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan
dengan tatap muka maupun lewat telepon.
1. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul
data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur
ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar.
Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan masyarakat terhadap pelayanan
pemerintah:
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibuk
terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini?dan bagaimana dampaknya terhadap
pedagang dan petani”.
Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian pendahuluan malahan untuk
penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha
mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek, sehingga
peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti.
Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.
Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat
mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada satu tujuan.
Dalam melakukan wawancara maka pewawancara harus memperhatikan tentang situasi dan kondisi
sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur
dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden(Iskandar, 2008: 77).
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu
sebagai berikut:
1) Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk
pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti,
setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur
variabel yang diteliti.
2) Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan
kemampuan berbahasa responden.
3) Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau tertutup,
(dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan
kalimat positif dan negatif.
6) Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban yang
baik saja atau yang jelek saja.
7) Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan
membuat jenuh responden dalam mengisi.
8) Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang
spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit
Prinsip pengukuran, angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen
penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan di teliti. Oleh karena itu instrumen
angket tersebut harus daapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel variabel
yang diukur.
Penampilan fisik angket, penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi
respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket.
3. Observasi
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau
blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-
item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh
suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan
pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan
reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut
apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).
Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik
pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4). diskusi
terfokus (Focus Group Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada
situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Sebelum masing-masing teknik tersebut diuraikan secara rinci,
perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting yang harus dipahami oleh setiap peneliti adalah
alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada
bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik
observasi, mana yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis
informasi yang diperoleh.
1. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara
tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50). Dengan
kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni
melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh
informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau,
merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat
teknik yang lain sebelumnya.
Byrne (2001) menyarankan agar sebelum memilih wawancara sebagai metoda pengumpulan data,
peneliti harus menentukan apakah pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang
yang dipilih sebagai partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan satu proses
yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara.
Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam
melakukan wawancara, yaitu:
a) The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang sebenarnya untuk
membantu dalam merencanakan pengambilan data. Hal-hal yang perlu diketahui untuk menunjang
pelaksanaan pengambilan data meliputi tempat pengambilan data, waktu dan lamanya wawancara,
serta biaya yang dibutuhkan.
b) The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di dalamnya termasuk situasi
yang lebih disukai partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan pendahuluan dan sikap peneliti dalam
melakukan pendekatan.
2) Pertanyaan pembuka,
4) Probing, pada bagian ini peneliti akan memanfaatkan hasil pada bagian kedua untuk membuat
kalimat pendahuluan dan pernyataan pembuka, serta hasil penyusunan pedoman wawancara
sebagai pertanyaan kunci.
b) The process, berdasarkan persiapan pada bagian pertama sampai ketiga, maka disusunlah strategi
pengumpulan data secara keseluruhan. Strategi ini mencakup seluruh perencanaan pengambilan
data mulai dari kondisi, strategi pendekatan dan bagaimana pengambilan data dilakukan.
Karena merupakan proses pembuktian, maka bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan
informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Agar wawancara efektif, maka terdapat berapa tahapan
yang harus dilalui yakni: 1). mengenalkan diri, 2). menjelaskan maksud kedatangan, 3). menjelaskan
materi wawancara, dan 4). mengajukan pertanyaan (Yunus, 2010: 358).
Selain itu, agar informan dapat menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana
diharapkan peneliti, maka berdasarkan pengalaman wawancara yang penulis lakukan terdapat
beberapa kiat sebagai berikut; 1). Ciptakan suasana wawancara yang kondusif dan tidak tegang, 2).
Cari waktu dan tempat yang telah disepakati dengan informan, 3). Mulai pertanyaan dari hal-hal
sederhana hingga ke yang serius, 4). Bersikap hormat dan ramah terhadap informan, 5). Tidak
menyangkal informasi yang diberikan informan, 6). Tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi
yang tidak ada hubungannya dengan masalah/tema penelitian, 7). Tidak bersifat menggurui
terhadap informan, 8). Tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung atau marah,
dan 9). Sebaiknya dilakukan secara sendiri, 10) Ucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan
minta disediakan waktu lagi jika ada informasi yang belum lengkap.
Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-depth interview), di
mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan
informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya
sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali. 2). wawancara terarah (guided interview) di
mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya. Berbeda
dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana tidak hidup,
karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sering terjadi
pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap
muka dengan informan, sehingga suasana terasa kaku.
2. Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim
dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan
pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang
diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa,
objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk
memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian
(Guba dan Lincoln, 1981: 191-193).
Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi,
2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:
1) Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana
peneliti terlibat dalam keseharian informan.
2) Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman
observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang
terjadi di lapangan.
3) Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap
sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.
3. Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan
dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan
sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di
masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut
sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990: 77).
Byrne, M. 2001. Interviewing as a data collection method. Association of Operating Room Nurses.
AORN Journal
Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif). Jakarta:
Gaung Persada Group
Miles, M. B dan Huberman, A. M. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods.
California: Sage
Sanafiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: YA3
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta