You are on page 1of 36

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Hutan bukan hanya sekedar pnghasil kayu, namun masih banyak potensi yang dapat
dikembangkan. Salah satu potensi yang kini sedang digalakkan adalah Hasil Hutan Bukan
Kayu (HHBK). Potensi tersebut dapat berupa getah-getahan, minyak, gubal, serbuk, jasa
lingkungan dan masih banyak potensi yang dapat mendukung perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat.
Bambu merupakan salah satu HHBK yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk berbagai keperluan, seperti bahan bangunan, alat transportasi, peralatan
rumah tangga, kerajinan hingga alat musik.
I
Indonesia dikenal memiliki banyak tumbuhan bambu, sekitar 124 jenis bambu tumbuh di
alam Indonesia, namun yang banyak dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat baru sekitar
20 jenis bambu, seperti misal bambu duri, andong, ampel, tali, betung, kuning, wulung dan
lain sebagainya. Dari bambu tersebut telah banyak dihasilkan barang-barang kerajinan baik
berupa anyaman maupun dalam bentuk lain sebagai barang pakai hingga souvenir.
Dengan bahan bambu banyak masyarakat di pedesaan memiliki keterampilan sebagai
pengrajin, baik secara perorangan maupun secara berkelompok, Dan kerajinan bambu
Indonesia memang telah memasuki pasar ekspor ke berbagai negara dengan aneka bentuk
menarik, yang merupakan hasil keterampilan masyarakat tersebut, baik secara tradisional
maupun dengan peralatan modern dari produk pabrik.
Wonogiri, salah satu daerah penghasil kerajinan dari bahan bambu memiliki kelompok-
kelompok pengrajin hasil binaan Proyek Pengembangan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Wiroko yang bekerjasama dengan FAO pada tahun 1981.
Kerajinan bambu Wonogiri terdapat di Kecamatan Nguntoronadi (4 desa) dan Tirtomoyo (2
desa) dengan masing-masing desa beranggotakan sekitar 20 pengrajin dengan berbagai
keahlian dalam hal membuat bentuk kerajinan. Dari kelompok-kelompok tersebut lahir
bentuk-bentuk kerajinan yang banyak menarik perhatian, dan hal tersebut terbukti ketika
mengikuti pameran dalam rangka peresmian Gedung Manggala Wanabakti Departemen
Kehutanan pada tahun 1983 yang diresmikan oleh Presiden Soeharto. Salah satu bentuk yang
menarik perhatian Ibu Tien adalah sebuah Tas, yang kemudian diserahkan oleh panitia
sebagai souvenir, juga ibu-ibu menteri yang hadir kala itu.

Sementara bentuk-bentuk seperti cangkir, ikat pinggang banyak menarik perhatian bapak-
bapak baik sebagai benda pakai maupun hiasan atau souvenir.
Kehadiran kerajinan bambu dengan segala bentuknya telah menarik perhatian pengunjung di
berbagai pameran yang diikuti, baik di arena Jakarta Fair, maupun di kota-kota lain seperti
Solo, Yogyakarta dan sekitarnya. Pernah diikutkan pada acara Puncak Penghijauan Nasional
di Wonogiri dan Kendari (Sulawesi Tenggara). Sejak saat itu banyak pesanan yang datang
dari berbagai tempat, baik partai kecil maupun partai besar, baik sebagai benda pakai maupun
benda souvenir dalam acara pesta pernikahan. Dan pemasaran kerajinan bambu tersebut
menghiasi Pusat Industri Kecil di Yogyakarta dan Dinas Perindustrian Solo serta Wonogiri.
HHBK melalui potensi bambu kiranya dapat mendukung program pemberdayaan masyarakat
di sekitar hutan. Dengan adanya kerajinan bambu dapat memberikan penghasilan tambahan
bagi kelompok pengrajin di Wonogiri yang pada umumnya memiliki pekerjaan pokok sebagai
petani. Dan kerajinan bambu merupakan pekerjaan sampingan dikala senggang sepulang dari
ladang atau sawahnya, namun memberikan penghasilan yang memadai dengan apa yang
diperbuatnya dalam memanfaatkan bahan baku bambu yang memang banyak tumbuh di
sekitar kehidupan para pengrajin tersebut.
Kegiatan kerajinan oleh masyarakat dengan bahan baku bambu merupakan salah satu solusi
dalam mendukung program pemerintah melalui pemberdayaan masyarakat di dalam dan di
sekitar hutan guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan. Oleh karena itu perlu
adanya dukungan dari para pihak terkait baik pemerintah daerah maupun pihak swasta.
Sehingga kerajinan dari bahan bambu yang merupakan potensi HHBK dapat berjalan secara
berkesinambungan, juga keberadaan bambu dapat dipertahankan guna mendukung para
pengrajin dalam memproduksi barang-barang kerajinannya. Oleh karena bambu memberikan
manfaat bagi mereka, tentunya diharapkan juga masyarakat di sekitarnya dapat memberikan
partisipasi aktif dalam melestarikan jenis-jenis bambu sesuai dengan kemampuan bambu
tersebut untuk berbagai jenis barang kerajinan.

Benda-benda kerajinan dari bahan bambu dapat berupa Kipas, yang banyak digemari oleh
kaum wanita. Memiliki bentuk sederhana namun unik dengan hiasan-hiasan yang cantik,
selain itu dapat dimanfaatkan sebagai hiasan dinding ruang tamu yang menarik. Kap lampu,
selain dapat dipergunakan sebagai penerang ruangan juga sebagai hiasan, karena bentuknya
unik dan menarik. Tas sekolah dalam setiap pameran paling banyak diminati pengunjung,
selain aneh tas tersebut cocok untuk dipakai di berbagai tempat secara santai..Masih banyak
lagi bentuk-bentuk menarik kerajinan bambu dari Wonogiri ini, seperti tkap lampu, tempat
pinsil, tempat sikat/pasta gigi, tempat sisir, tempat tisue dan lain sebagainya.
Bambu sebagai salah satu potensi HHBK kiranya dapat mendukung program pemberdayaan
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesejahteraan apabila dikelola dengan
baik dan serius. Kerajinan bambu di Wonogiri sebagai salah satu kegiatan yang dikelola oleh
kelompok tani di sekitar sub DAS Wiroko DAS Solo.
erlihat beberapa barang-barang yang biasa digunakan di dapur seperti tampah dalam berbagai
ukuran, sedang dikerjakan oleh simbah-simbah. Tangan yang terampil dan bergerak lincah
dalam menganyam bambu seolah menunjukkan ‘profesionalitas’ para pengrajin bambu ini.
Hasil karya yang telah selesai pun saya lihat sangat halus dan pengkoh (kokoh).
14046607971710186606 Seorang Mbah Kakung sedang membuat kerangka tampah (dok.
pribadi) 1404660858608448903 Tangan terampil nan lincah para simbah dalam menganyam
bambu (dok. pribadi) “Ini nanti dijual berapa Mbah?”, tanyaku sambil menunjuk sebuah
tampah. “Ada yang Rp 7.000,-, ada juga yang Rp 15.000,-. Harganya tergantung ukuran
Mas”, jawab Simbah. “Biasanya jualnya ke mana Mbah?” “Ke pasar Borobudur yang dekat
terminal itu Mas. Kadang ya ada juga yang pesan ke sini". Setelah asik berbincang dengan
para simbah, perjalanan kemudian dilanjutkan. Ke mana? Ya ke dusun lainnya, masih di Desa
Kebonsari. Tak seberapa jauh kendaraan melaju, saya melihat bambu dengan ukuran kecil-
kecil sedang dijemur di depan rumah. Karena penuh penasaran, saya pun segera merapat.
14046610001663636178 Bambu kecil-kecil yang sedang dijemur di depan rumah (dok.
pribadi) Pak Banjar adalah nama pemilik rumah sekaligus pengrajin bambu yang saya
hampiri kali ini. Saya dipersilahkan masuk di rumah Pak Banjar yang model bangunannya
berbentuk limasan khas rumah orang jawa. Pak Banjar merupakan seorang pengrajin yang
memproduksi kerajinan pulpen bambu. Menurut beliau, penjemuran adalah proses yang
pertama kali dilakukan dalam proses pembuatan pulpen bambu. Bambu tersebut biasanya
disetor dari para pengepul. Satu ikatnya sekitar Rp 15.000,- sampai Rp 25.000,-, tergantung
harga pasar. Setelah dijemur, bambu-bambu yang telah kering tersebut kemudian disortir dan
dipotong dengan ukuran tertentu. Proses berikutnya adalah direbus dan dibersihkan.
Kemudian, bambu dikeringkan dan dibuat pola sesuai bentuk yang diinginkan. Langkah
berikutnya adalah bambu dibor dan distel. Selanjutnya, proses pembuatan kerajinan pulpen
bambu akan diakhiri dengan pengisian pena, dihias, dan dikemas. 1404661059924397093
Pulpen hias hasil produksi pengrajin Kebonsari (dok. pribadi) 1404661143339572585 Pulpen
hias yang selesai dibor dan dibuat pola (dok. pribadi) 14046610981938000201 Pulpen hias
yang telah dibungkus plastik (dok. pribadi) Selain pulpen, pengrajin di Kebonsari juga terus
berinovasi membuat berbagai produk kerajinan lainnya dengan bahan baku bambu. Produk
yang sudah dipasarkan diantaranya adalah gelang, gantungan kunci, dan hiasan pintu.
14046612892096813287 Kerajinan gelang dengan bahan baku utama bambu (dok. pribadi)
Pengrajin di Kebonsari juga sering menerima pesanan dari beberapa obyek wisata di
Indonesia selain Candi Borobudur. Bahkan produk kerajinan yang mereka produksi juga
sering diekspor ke Malaysia dan Brunei Darusalam. Melihat proses yang dilalui para
pengrajin, saya tertegun kagum. Di beberapa daerah bambu diperlakukan layaknya rumput,
namun dengan ketelatenan dan penuh kreativitas di Kebonsari ternyata bambu mampu
menghasilkan pundi-pundi uang. Ini baru satu desa yang saya kunjungi dari 20 desa yang ada
di sekitar Candi Borobudur. Ah, semakin tidak sabar untuk menjelajah ke desa-desa wisata
lainnya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ariflukman/menilik-kampung-pengrajin-bambu-
di-kebonsari_54f6c06ba33311c45c8b46d0
CARA MEMBUAT

Potong bambu betung di antara ruasnya. Cara memotong adalah sebagai berikut :

- Jika menghendaki bentuk vertikal, lebihkan 1-2 cm dari ruas bambu sebelum memotongnya.
Hal ini penting mengingat ruas untuk dasar pot harus lebih tebal.

- Untuk pot berbentuk horizontal, potong bambu tepat di tengah ruasnya.

- Kemudian potongan bambu itu diberi pola (untuk yang vertikal). Untuk yang bentuk
horizontal, cukup dilubangi saja.

- Gunakan gergaji kayu dan pahat kayu untuk memotong bambu dan membentuk pot.

- Perlu diperhatikan, untuk pot bambu vertikal, kedalam potnya (untuk tempat tanah) adalah
sekitar 20 - 30 cm. Smeentara untuk tanaman anggrek, cukup dengan kedalaman 15 cm.

- Jangan lupa buatkan lubang pembuangan air pada dasar pot.

- Buat lubang kecil untuk memasukkan tali penggantung. Gunakan tali ijuk sebagai
penggantung.

Desa Sodo adalah salah satu daerah penghasil kerajinan anyaman bambu yang cukup
potensial. Daerah ini berada sejauh 60 km dari pusat kota Yogyakarta dan terletak di
Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, mempunyai luas wilayah sekitar 172 ha,
dan jumlah penduduk sebanyak 4852 jiwa (pada tahun 2009)

Diantara perusahaan penghasil anyaman bambu di desa Sodo adalah “Sedyo Makmur”
yang telah berdiri sejak tahun 1998, usaha turun temurun ini dikelola oleh Bp. Musijan
(Sekaligus sebagai Ketua II Asosiasi Pengrajin Bambu Gunung Kidul), dan “Sedyo
Makmur” saat ini menyerap sekitar 20 tenaga kerja yang terdiri dari warga sekitar
(pria dan
wanita)

Desa Wisata Brajan merupakan salah satu dusun sentra kerajinan bambu yang terletak di desa
Sendang Agung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 20
Km arah barat kota Yogyakarta.

Sebagai awal perjalanan dari Tugu Yogyakarta, ke arah barat, ke Jalan Godean, ke jurusan
Kalibawang. 200 m sebelum terminal pingitan, diketemukan jalan masuk ke utara, masuk ke
jalan itu. Sampai dipertigaan (kurang lebih 500 meter) lalu belok kanan. Ikuti jalan tersbut
kurang lebih 2 km. kamu bakal sampai ke desa ini, tak usah kuatir tersesat karena ada papan
petunjuk ke Desa Wisata Brajan.
Brajan dikenal sebagai desa wisata kerajinan bambu karena 98 persen penduduknya adalah
perajin bambu. Nama Brajan diambil dari Kyai Braja Setiko, seorang pertapa yang
mengajarkan anyaman dari bambu untuk keperluan upacara adat. Ketika Kyai Braja
meninggal, desa itu dinamai Brajan. Waktu itu, penduduk setempat pencahariannya adalah
petani. Diwaktu luang banyak yang membuat peralatan dapur dari anyaman bambu, besek,
wakul dan pincuk.

Dusun Brajan mulai berkembang jadi pusat kerajinan bambu sejak tahun 1991. Salah satu
perajin, yang merupakan generasi ketiga adalah Sulisman. Ia semula membuat 4 kerajinan
bambu berupa kap lampu, tempat tisu, tempat buah dan tempat koran. Dulu dari simbah dan
ayah hanya membuat cething dan peralatan dapur. Seiring dengan perkembangan jaman
kerajinan bambu mengalami deversifikasi hingga saat ini telah menghasilkan lebih dari 110
jenis kerajinan bambu.

(http://jalan2.com)

Potensi Produk Kerajinan Bambu


Tiap bulan Brajan selalu menjadi tujuan Wisata Nusantara (Wisnu) dan Wisata Manca Negara
(wisman), baik rombongan yang kebanyakan para siswa dan mahasiswa dari luar Yogya
maupun perseorangan. Jika rombongan banyak, maka akan dibagi beberapa kelompok untuk
mengunjungi tempat-tempat perajin. Ini dimaksudkan untuk meratakan pendapatan.

(http://sentrabrajan.jogjaplaza.com)

Para perajin sendiri telah mengetrapkan mutu produknya, sehingga kerajinan bambu Brajan
sudah dikenal di luar negeri seperi Malaysia, Australia dan Belanda.

Potensi Kesenian Tradisional


Tari Kuntulan (http://yogyakarta.panduanwisata.com)

Selain kerajinan dari bambu, Desa Wisata Brajan juga memiliki kesenian yang menjadi
potensi wisata. Kesenian tersebut antara lain adalah Kuntulan (seni religius Islami),
Campursari, Kerawitan, Cokekan dan Shalawatan. Dan juga keindahan alam pedesaan yang
masih alami dan keramahan masyarakatnya akan menjadi pengalaman tersendiri bagi para
wisatawan.

Wisata Kerajinan Bambu

Sentra Kerajinan Bambu ini terletak di Desa Ringin Agung, Kecamatan Magetan,
Kabupaten Magetan. Ketika kita melewati jalan aspal menuju desa ringin agung ini, nampak
di sebelah kanan kiri jalan banyak kerajinan bambu yang sedang dijemur (misal :caping).
Sentra Kerjinan Bambu (Desa RinginAgung)

Produk dari kerajinan bambu ini diantaranya adalah caping. Menurut pembuat caping di desa
ini, bahwa caping ini asli dari magetan, meskipun banyak terdapat di daerah lainnya, namun
ada perbedaannya dengan caping dari daerah lain bila dilihat dari kawatan kuwung, jebabah,
nitikan, jeperen. Caping ini dikirim di berbagai daerah di Indonesia seperti Sumatra,
kalimantan dan kota-kota lainnya.

Pengrajin Bambu RinginAgung


Caping Asli Magetan

Pengrajin Bambu RinginAgung


Pengrajin Bambu RinginAgung

Pengrajin Bambu RinginAgung

Selamat siang sobat jejaring semua…… Artikel yang kami muat hari ini adalah berkaitan
dengan kerajinan lokal Indonesia yaitu Membuat Lampu Hias Dari Bambu. Kami awali
artikelnya ya….

Melimpahnya persediaan pohon bambu di Indonesia ternyata bisa dijadikan sebagai


peluang usaha yang cukup menjanjikan. Jika selama ini masyarakat hanya memanfaatkan
batang bambu sebagai bahan bangunan rumah, kini bambu bisa dijadikan aneka kerajinan
cantik dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi.
Meskipun awalnya kerajinan bambu hanya
diminati masyarakat di daerah pelosok, namun seiring dengan maraknya isu global warming
di lingkungan masyarakat dunia, kini banyak orang yang tertarik menggunakan produk ramah
lingkungan untuk kehidupan sehari-hari. Sehingga tidak heran bila permintaan pasar
kerajinan bambu kini semakin melonjak bahkan tidak hanya menjangkau kota-kota besar
saja, tetapi juga sampai tembus pasar mancanegara. Saat ini para pengrajin bambu tidak
hanya memproduksi aneka kerajinan untuk penghias ruangan saja, mereka mulai
menciptakan inovasi baru kerajinan bambu yang lebih fungsional.

Bagi Anda yang tertarik menekuni bisnis kerajinan dari bambu, berikut ini kami informasikan
cara sederhana yang bisa Anda praktekan langsung untuk membuat kerajinan bambu berupa
lampu hias.

Cara membuat kerajinan lampu hias dari bambu

Bahan:

 Bambu berdiameter 10 cm
 Lampu 5 watt
 Kabel secukupnya
 Cat atau pelitur
 Cat poxy clear
 Semen
 Amplas.
Cara membuat :

1. Pertama-tama pilihlah bambu yang cukup kering, dengan diameter sekitar 10 cm.
Kemudian potong bambu tersebut dengan panjang kurang lebih 1,5 meter.
2. Untuk menghaluskan permukaan bambu, amplas seluruh permukaannya dan
tambahkan cat atau plitur agar permukaan bambu tersebut menjadi halus dan
mengkilap. Tunggu sampai cairan plitur atau cat benar-benar kering.
3. Langkah ketiga yaitu memilih salah satu ruas yang akan dijadikan dudukan lampu
hias, pastikan ruas dudukan tetap utuh sedangkan ruas lainnya digergaji sebagian.
4. Bila ruas atas bambu sudah digergaji, maka lakukan pengamplasan agar terlihat rapi
dan bersih dari serbuk bambu.
5. Tambahkan lubang di bagian tengah bambu untuk kabel.
6. Untuk membuat dudukan, gunakan semen dan dicetak menggunakan ember kecil
dengan ketebalan semen antara 7-10 cm.
7. Untuk menambah kecantikan lampu hias, anda bisa menambahkan ukiran-ukiran pada
bambu. Setelah semuanya jadi, lakukan pengecatan ulang menggunakan cat poxy
clear agar bambu semakin mengkilap.
8. Terakhir, lengkapi dengan kabel dan lampu. Kerajinan lampu hias dari bambu siap
dipasarkan.

Di samping permintaan pasarnya yang masih terbuka lebar, menjalankan peluang bisnis
kerajinan bambu terbilang sangat menguntungkan. Melimpahnya potensi bambu di alam
Indonesia secara tidak langsung memberikan keuntungan besar bagi para pengrajin, sebab
harga jual bambu di pasaran masih sangat rendah, bahkan saat ini sebagian pengrajin ada
yang sudah membudidayakan bambu di pekarangan rumahnya. Sehingga bisa dipastikan
modal usaha yang dibutuhkan juga bisa ditekan.

Keuntungan yang kedua, memproduksi aneka


kerajinan bambu termasuk salah satu peluang bisnis yang ramah lingkungan. Limbah bambu
yang dibuang tidak berdampak buruk pada lingkungan sekitar sehingga tidak memicu adanya
global warming.

Adanya kreativitas dan inovasi dalam menciptakan sebuah karya menjadi kunci kesuksesan
untuk menjalankan usaha kerajinan bambu. Semakin kreatif ide yang diciptakan dan semakin
inovatif produk yang dihasilkan akan memperbesar peluang bisnis untuk menuju pintu
kesuksesan.

Proses pembuatan suatu jenis kerajinan memerlukan teknik menganyam yang berbeda. Inilah
teknik-teknik anyaman tersebut:Anyaman tunggal. Teknik anyaman tunggal adalah teknik di
mana bambu dianyam satu-satu (secara tunggal). Teknik ini digunakan untuk membuat
benda-benda seperti saringan, tampan, cerangka, dan lain-lain.Anyaman bilik. Teknik
anyaman bilik adalah teknik di mana bambu dianyam secara silang berurutan (dua-dua).
Teknik ini digunakan untuk membuat benda-benda seperti bilik, nyiru, dan lain-
lain.Anyaman teratai. Teknik anyaman teratai membuat kerajinan anyam yang dibuat
memiliki bentuk akhir yang artistik dan indah. Biasanya teknik unik ini digunakan dalam
membuat bilik, agar bilik terlihat lebih indah dan menarik.Anyaman bunga cengkih. Teknik
anyaman seperti ini dapat dijumpai pada benda-benda seperti kipas, kecempeh atau tolok,
sangku, dan lain-lain.
 Komentar
 tidak puas? sampaikan!

9
 la

Bambu, tumbuhan yang serba guna ini, banyak digunakan sebagai suvenir atau kerajinan dari
bermacam-macam bentuk gantungan kunci, hiasan dinding, bingkai foto, bahan dasar untuk
membuat angklung, sampai bahan dasar utuk rumah panggung. Selain itu, bisa
dijadikankerajinan anyaman bambu. Anyaman bisa dibuat dengan bahan pandan, rotan.Bahan
anyaman tersebut dipotong-potong memanjang dan tipis. Bambu pun harus dibuat menjadi
lembaran-lembaran tipis seperti pita. Ternyata, tidak semua bambu bisa dijadikan bahan
untuk anyam-anyaman. Perkembangan zaman belum tentu selalu meninggalkan produk hasil
perkembangan tempo dulu. Kerajinan anyaman bambu salah satunya.Membuat Kerajinan
Anyaman BambuKerajinan anyaman bambu adalah seni merajut yang biasanya
menggunakan bahan dari bambu, rotan, daun-daunan yang memiliki serat yang dapat
ditipiskan seperti enceng gondok, daun lontar, daun pandan, dan lain-lain, serta plastik.
Kerajinan anayman bambu banyak digunakan sebagai alat keperluan rumah tangga sehari-
hari.Biasanya seni kerajinan anyaman bambu ini diolah dengan alat yang masih sederhana
seperti pisau pemotong, pisau penipis, tang dan catut bersungut bundar, yang membutuhkan
kretivitas tinggi, ide, perasaan pemikiran dan kerajinan tangan.Anyaman merupakan seni
tradisi yang sudah ribuan tahun ada di bumi ini. Perkembangan sejarahnya di Nusantara sama
dengan perkembangan seni tembikar. Jenisnya pada masa Neolitik atau masa bercocok tanam
kebanyakan menghasilkan tali berbahan berupa akar dan rotan.Dalam dunia industi, biasanya
anyaman dibuat dalam karya seni terapan, yaitu karya seni yang memiliki kaitan langsung
dengan kehidupan manusia, mengingat seni terapan mempunyai makna guna dalam
keseharian manusia dan lebih menekankan fungsi gunanaya tanpa meninggalkan fungsi nilai
estetisnya atau keindahannya. Kerajinan anyaman pada umumnya memiliki lima jenis,
yaitu:Anyaman datar, dibuat datar pipih dan lebar. Jenis kerajinan ini banyak digunakan
untuk tikar, dinding rumah tradisional, pembatas ruangan dan lainnya.Anyaman tiga dimensi,
berwujud benda tiga dimensi sebuah produk kerajinan. Kerajinan ini telah berkembang bukan
hanya berbentuk kerajinan tradisional tetapi telah berkembang jenis produknya dan lebih
bernilai seperti sandal, kursi, tas lampu lampion, dan tempat wadah.Makrame seni simpul
menyimpul bahan hanya dengan keahlian tangan dengan bantuan alat pengait yang fungsinya
seperti jarum. Dalam seni makrame, simpul menyimpul bahan merupakan teknik utama untuk
menciptakan sambungan dalam membentuk sebuah karya kerajinan. Beberapa hasil kerajinan
yang menggunakan teknik makrame seperti taplak meja, mantel baju, kesetkaki, dan
souvenir.Anyaman Rapat. Disebut anyaman rapat karena irisan-irisan yang di tata membujur
maupun yang di tata menyilang dianyam secara rapat. Secara garis besar anyaman rapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu anyaman datar atau sasak, dan anyaman kepar atau
serong.Anyaman Hias Jarang. Anyaman hias jarang adalah anyaman yang bisaa dijadikan
bahan baku untuk membuat kap lampu, kipas, tas tangan, dan keranjang

You might also like