Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan :
q = Laju Perpindahan Panas (kj/det,W)
k = Konduktifitas Termal (W/m.°C)
A = Luas Penampang (m²)
dT = Perbedaan Temperatur (°C, °F)
dx = Perbedaan Jarak (m/det)
ΔT = Perubahan Suhu (°C, °F)
Gradien temperatur kearah perpindahan kalor di tunjukkan oleh dT/dx.
konstanta positif “k” disebut konduktifitas atau kehantaran termal benda itu,
sedangkan tanda minus disisipkan agar memenuhi hokum kedua termodinamika,
yaitu bahwa kalor mengalir ketempat yang lebih rendah dalam skala temperatur
(Holman, 1986).
Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan antara
laju aliran panas yang melintas permukaan isotermal dan gradien yang terdapat
pada permukaan tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap
waktu yang dikenal dengan Hukum Fourier. Dalam penerapan Hukum Fourier
(persamaan 2.1) pada suatu dinding datar, jika persamaan tersebut diintegrasikan
maka akan didapatkan :
5
Keterangan :
𝑞𝑘 = Laju Perpindahan Panas (kj/det,W)
𝑘𝑜 = Konduktifitas Termal (W/m.°C)
A = Luas Penampang (m²)
dx = Perbedaan Jarak (m/det)
𝛽 = ketebalan (mm)
T2 = suhu dingin ( K )
T1 = suhu panas ( K )
Q .Y
k
A . t ................................................... (2.9)
Gambar 2.5 Sketsa yang melukiskan perjanjian tentang tanda untuk aliran
panas konduksi
dimana:
2π L (r2−r1)
Aln = r2
ln( )
r1
∆T = T2-T1
∆r = r2-r1
Permukaan silindris dalam zat yang membentuk pipa itu dengan jari-jari r
yang dapat berubah harganya dari R1 ke R2, luas permukaan silinder ini untuk
panjang pipa L, adalah A = 2 Π rL (Artono, 2002).
Sistem dengan lebih dari satu macam bahan, seperti dinding lapis rangkap,
atau bahan komposit yang memiliki ketebalan material berbeda maka akan
diperoleh konduktivitas termal yang berbeda sperti gambar berikut :
10
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
60.0
temperatur (oC)
50.0
4 Volt
40.0
5 Volt
30.0
6 Volt
20.0
6.5 Volt
10.0 7 Volt
0.0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
jarak (m)
Gambar 4.1 Kurva Hubungan antara Temperatur dengan Jarak Termokopel untuk
Bahan Brass (D = 13 mm)
Pada gambar 4.1 dapat dilihat suhu tertinggi diperoleh pada T1 dengan tegangan 7
volt yaitu 64,1 0C dan temperatur terendah terdapat pada T5 pada tegangan 4 volt
yaitu 29 0C. Pada percobaan yang dilakukan, pada T6 terjadi kenaikan suhu
kembali. Untuk hal ini dikarenakan kabel penghubung untuk termokopel terputus
15
sehingga temperatur yang terbaca tidak sesuai untuk semua variasi tegangan
(voltage).
Dari data dapat dilihat bahwa semakin jauh jarak termokopel maka suhu
yang terbaca pada alat semakin kecil. Dan bertambahnya kenaikan tegangan juga
mempengaruhi suhu. Suhu akan naik jika tegangan yang digunakan semakin
tinggi. Dari data yang diperoleh dari percobaan terdapat kenaikkan suhu pada T6,
T7 dan T8, hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suhu akan
semakin turun jika jarak termokopel semakin jauh dari sumber panas.
Brass 25 mm
80.0
temperatur (oC)
60.0 4 Volt
40.0 5 Volt
20.0 6 Volt
6.5 Volt
0.0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 7 Volt
jarak (m)
Gambar 4.2 Kurva Hubungan antara Temperatur dengan Jarak Termokopel untuk
Bahan Brass (D = 25 mm)
16
Pada gambar 4.2 dapat dilihat suhu tertinggi diperoleh pada T1 dengan
tegangan 7 volt yaitu 64,3 0C dan temperatur terendah terdapat pada T5 dengan
tegangan 4 volt yaitu 31.1 0C. Pada percobaan yang dilakukan, pada T6 terjadi
kenaikan suhu kembali untuk. Hal ini dikarenakan kabel penghubung untuk
termokopel terputus sehingga temperatur yang terbaca tidak sesuai untuk semua
variasi tegangan (voltage).
Dari data dapat dilihat bahwa semakin jauh jarak termokopel maka suhu
yang terbaca pada alat semakin kecil. Dan bertambahnya kenaikan tegangan juga
mempengaruhi suhu. Suhu akan naik jika tegangan yang digunakan semakin
tinggi. Dari data yang diperoleh dari percobaan terdapat kenaikkan suhu pada T6,
T7 dan T8, hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suhu akan
semakin turun jika jarak termokopel semakin jauh dari sumber panas.
Aluminium 25 mm
50.0
45.0
40.0
35.0
temperatur (oC)
30.0 4 Volt
25.0 5 Volt
20.0 6 Volt
15.0
6.5 Volt
10.0
5.0 7 Volt
0.0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
jarak (m)
Gambar 4.3 Kurva Hubungan antara Temperatur dengan Jarak Termokopel untuk
Bahan Aluminium (D = 25 mm)
Pada gambar 4.3 dapat dilihat suhu tertinggi diperoleh pada T1 dengan
tegangan 7 volt yaitu 47 0C dan temperatur terendah terdapat pada T5 dengan
tegangan 4 volt yaitu 29,1 0C. Pada percobaan yang dilakukan, pada T6 terjadi
kenaikan suhu kembali untuk. Hal ini dikarenakan kabel penghubung untuk
termokopel terputus sehingga temperatur yang terbaca tidak sesuai untuk semua
variasi tegangan (voltage).
Dari data dapat dilihat bahwa semakin jauh jarak termokopel maka suhu
yang terbaca pada alat semakin kecil. Dan bertambahnya kenaikan tegangan juga
mempengaruhi suhu. Suhu akan naik jika tegangan yang digunakan semakin
tinggi.
Dari data yang diperoleh dari percobaan terdapat kenaikkan suhu pada T6, T7 dan
T8, hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suhu akan semakin
turun jika jarak termokopel semakin jauh dari sumber panas.
Kesalahan yang terjadi pada percobaan disebabkan karena alat yang digunakan
tidak dapat membaca dengan konstan suhu pada T6, T7 dan T8.
Aluminium 25 mm
50.0
45.0
40.0
35.0
temperatur (oC)
30.0 4 Volt
25.0 5 Volt
20.0 6 Volt
15.0
6.5 Volt
10.0
5.0 7 Volt
0.0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
jarak (m)
Gambar 4.4 Kurva Hubungan antara Temperatur dengan Jarak Termokopel untuk
Bahan Stainless Steel (D = 25 mm)
Pada gambar 4.4 dapat dilihat suhu tertinggi diperoleh pada T1 dengan
tegangan 7 volt yaitu 48,9 0C dan temperatur terendah terdapat pada T5 dengan
tegangan 4 volt yaitu 32,3 0C. Pada percobaan yang dilakukan, pada T6 terjadi
kenaikan suhu kembali. untuk hal ini dikarenakan kabel penghubung untuk
termokopel terputus sehingga temperatur yang terbaca tidak sesuai untuk semua
variasi tegangan (voltage).
Dari data dapat dilihat bahwa semakin jauh jarak termokopel maka suhu
yang terbaca pada alat semakin kecil. Dan bertambahnya kenaikan tegangan juga
mempengaruhi suhu. Suhu akan naik jika tegangan yang digunakan semakin
tinggi. Dari data yang diperoleh dari percobaan terdapat kenaikkan suhu pada T6,
19
T7 dan T8, hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suhu akan
semakin turun jika jarak termokopel semakin jauh dari sumber panas.
35.0
34.0
33.0
32.0
suhu (0C)
31.0
30.0
29.0
28.0
27.0
26.0
25.0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
jarak (m)
Gambar 4.5 Kurva hubungan suhu dengan tegangan pada aliran radial
350
konduktivitas termal (W/moC)
300
250
200
150 k percobaan
k literatur
100
50
0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0
Volt (V)
W/m oC dan error 48,05%. Dari grafik dapat dilihat bahwa konduktivitas termal
percobaan mengalami peningkatan terhadap penambahan tegangan yang
diberikan, hal ini sesuai hukum Fourier yang menyatakan bahwa konduktivitas
termal bahan akan meningkat seiring dengan peningkatan tegangannya (voltage).
q dX (𝑉 𝐼) 𝑑𝑋
k=− =−
A dT 𝐴 𝑑𝑇
350
konduktivitas termal (W/moC)
300
250
200
150 k percobaan
k literatur
100
50
0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0
Volt (V)
q dX (𝑉 𝐼) 𝑑𝑋
k=− =−
A dT 𝐴 𝑑𝑇
22
1000
900
q dX (𝑉 𝐼) 𝑑𝑋
k=− =−
A dT 𝐴 𝑑𝑇
23
800
700
500
400
k percobaan
300
k literatur
200
100
0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0
Volt (V)
q dX (𝑉 𝐼) 𝑑𝑋
k=− =−
A dT 𝐴 𝑑𝑇
1000
900
900.00
300.00 k literatur
200.00
100.00
0.00
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0
Volt (V)
q dX (𝑉 𝐼) 𝑑𝑋
k=− =−
A dT 𝐴 𝑑𝑇
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar jarak thermocouple maka temperatur yang mengalir di
dalam bahan akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan hukum Fourier
dimana hubungan jarak dengan temperatur yang mengalir di dalam bahan
adalah berbanding terbalik.
2. Semakin tinggi tegangan pemanas maka temperatur bahan yang mengalir
di dalam bahan juga semakin tinggi, dan sebaliknya. Hal ini juga sesuai
dengan hukum Fourier dimana hubungan tegangan pemanas, laju
perpindahan kalor dan temperatur adalah berbanding lurus.
3. Dari data hasil praktikum, konduktivitas panas aliran linier suatu bahan
lebih besar dibandingkan konduktivitas panas pada aliran radial dan
konduktivitas panas aliran radial suatu bahan cenderung lebih stabil
dibandingkan konduktivitas panas pada aliran linier. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan laju perpindahan panas pada aliran radial akan
seragam pada masing-masing lapisan, karena berada dalam keadaan steady
state dimana laju perpindahan panas berbanding lurus dengan
konduktivitas panas yang sesuai dengan hukum Fourier.
4. Menurut literatur konduktivitas panas bahan alumunium lebih besar
dibandingkan konduktivitas panas bahan brass dan stainless steel,
sedangkan konduktivitas panas bahan brass lebih besar dibandingkan
konduktivitas panas bahan stainless steel.
5.2 Saran
1. Sebaiknya jepitan pemanas pada alat HT11 Linier dan HT12 Radial
Conduction Accessory diganti dengan yang baru dikarenakan adanya
kerusakan yang menyebabkan data yang diperoleh tidak maksimal.
2. Set tegangan dengan teliti dan diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan
saat menentukan arus listriknya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Alfijar. 2010. Bahan Ajar Perpindahan Panas. Semarang: Jurusan Teknik Mesin
Unimus.
Geankoplis, C., J., 1997, Transport Processes and Unit Operations, Prentice Hall
of India, New Delhi
Holman, J.P. 1986. Heat Transfer. New York: McGraw Hill, Ltd.
Ozisik, M.N. 1985. Heat Transfer, a basic approach. New York: McGraw-Hill.
LAMPIRAN D
DOKUMENTASI