You are on page 1of 8

http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.

id/ p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

PENGARUH DOSIS PETROGANIK DAN PUPUK HAYATI PETROBIO TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.)
VARIETAS GADA F1

YEPI NOPIANDI DAN M. DARUL ANWAR

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri


fp.uniska@gmail.com

ABSTRAK

Pentingnya penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh dosis petroganik dan pupuk
hayati terhadap pertumbuhan produksi cabai merah varietas Gada F1. Penelitian diakukan di lahan
UD. Rejo Tani, Ds. Kuniran, Kec. Baron, Kab. Nganjuk pada bulan Januari – April 2017. Penelitian ini
menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang diulang sebanyak tiga kali dan terdiri dari dua
faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk petroganik (P) dengan tiga level dan faktor kedua adalah
dosis petrobio (B) yang terdiri dari tiga level. Hasil dari penelitian ini, yaitu: 1) kombinasi perlakuan
dosis pupuk Petroganik dan pupuk hayati Petrobio tidak terjadi interaksi yang nyata pada semua
parameter pengamatan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah (Capsicum annum
L.) varietas Gada F1; 2) kombinasi perlakuan dosis pupuk petroganik 2 ton/Ha dan pupuk hayati
petrobio 60 kg/Ha (P2B2) menghasilkan produksi tanaman (Capsicum annum L.) varietas Gada F1
terbaik.

Kata Kunci: Cabai Merah, petroganik, pupuk hayati, varietas Gada F1

ABSTRACT

The importance of this research is to know the effect of the dose of “Petroganik” and bio-fertilizer to
the growth of Chilli Red varieties Gada F1. The research was conducted on UD land. Rejo Tani, Ds.
Kuniran, Kec. Baron, Kab. Nganjuk from January to April 2017. This study used a randomized block
design (RAK) which was repeated three times and consisted of two factors. The first factor is the dose
of petroganic fertilizer (P) with three levels and the second factor is the dosePetrobio (B) consist three
levels. The results of this study were: 1) a combination of treatment of “Petroganik” fertilizer and
Petrobio bio-fertilizer did not interaction on all parameters of observation on growth and production of
Chilli Red (Capsicum annum L.) varietiesGada F1 ; 2) a combination of 2 ton / ha Petroganik fertilizer
treatment and 60 kg / ha Petrobio bio fertilizer (P2B2) produced the best production in varieties Gada
F1 (Capsicum annum L.).

Keywords: Chili Red, bio-fertilizer, varieties Gada F1.

PENDAHULUAN ton. Dibandingkan tahun 2013, terjadi kenaikan


produksi sebesar 61,73 ribu ton (6,09 persen).
Cabai merupakan tanaman Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan
hortikultura yang banyak menarik perhatian produktivitas sebesar 0,19 ton per hektar (2,33
berbagai kalangan karena sebagai menu persen) dan peningkatan luas panen sebesar
hidangan sehari-hari masyarakat 4,62 ribu hektar (3,73 persen) dibandingkan
(Sastradihardja dan Firmanto, 2011). tahun 2013 (BPS, 2015). Cabai Besar Gada F1
Permintaan produk cabai dari tahun ke tahun (Cap Panah Merah) hibrida untuk dataran
cenderung meningkat, sehingga di berbagai rendah – menengah, vigor bagus, genjah, buah
daerah terdapat banyak petani yang merah menyala, 15 cm x 1,5 cm, ukuran buah
membudidayakan cabai untuk dijadikan periode kedua sama dengan periode pertama,
sebagai tanaman komersial. Meningkatnya tahan layu bakteri dan medium tahan patek,
permintaan cabai dari tahun ke tahun dan genjah, jumlah buah per kg 70 – 80 buah, mulai
keuntungan yang didapatkan, mendorong para panen 70 – 75 HST dengan potensi hasil lebih
petani untuk membudidayakan cabai. Untuk dari 1 kg/tanaman, 15 – 20 ton/ha.
mendapatkan hasil produksi yang optimal, Salah satu masalah dalam usaha
petani lebih memilih memakai benih cabai pertanian adalah penggunaan pupuk anorganik
bervarietas unggul. Produksi cabai besar segar yang berlebih secara terus menerus tanpa
dengan tangkai tahun 2014 sebesar 1,075 juta memperhatikan pemeliharaan tanah, hal ini

Jurnal Hijau Cendekia Volume 2 Nomor 2 September 2017 - 27 -


http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

akan menimbulkan dampak negatif bagi tanah, adalah dosis pupuk petroganik yang terdiri dari
tanah akan kehilangan sifat fisik, kimia dan 3 level yaitu :1) P1 : Dosis pupuk petroganik 1
biologinya. Sehingga untuk mengatasi hal ton / Ha = 0,3 kg/plot; 2) P2 : Dosis pupuk
tersebut salah satunya dengan usaha pertanian petroganik 2 ton / Ha = 0,6 kg/plot; 3) P3 :
berkelanjutan yang bertujuan untuk menjadikan Dosis pupuk petroganik 3 ton / Ha = 0,9 kg/plot.
tanah menjadi subur dan produktif dengan Faktor kedua adalah pupuk hayati yang terdiri 3
kandungan bahan organik tanah >2,5%. Salah level yaitu : 1) B1 : Dosis pupuk hayati petrobio
satu Pupuk Organik yang merupakan 40kg / Ha = 1,4 gr/tanaman; 2) B2 : Dosis
rekomendasi dari dinas pertanian yaitu pupuk hayati petrobio 60 kg / Ha = 2,1
Petroganik, dengan memiliki kandungan C gr/tanaman; 3) B3 : Dosis pupuk hayati petrobio
Organik 12,30%, C/N Ratio 15,19 %, pH 8,03% 80 kg / Ha = 2,8 gr/tanaman. Dari kedua faktor
dan Kadar Air Sebesar 8.16%. dengan uji dosis tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan.
yang tepat Petroganik diharapkan mampu Pengamatan yang diamati adalah
membuat tanah menjadi optimal, sehinga pengamatan non destruktif terdiri dari tinggi
pertumbuhan dan hasil produksi bisa tanaman (cm) dan jumlah daun (helai) serta
meningkat. Dengan penngunaan pupuk organik pengamatan destruktif terdiri dari rata-rata
dan pemilihan varietas yang tepat maka jumlah buah per tanaman (buah), rata-rataj
diharapkan nantinya akan diperoleh hasil yang umlah buah per plot (buah), rata-rataberat buah
maksimal. per tanaman (gr), rata-rata berat buah per plot
Pupuk hayati merupakan alternatif (gr), dan rata-rata panjang buah (cm). Data
yang tepat untuk memperbaiki yang diperoleh dari hasil pengamatan
danmeningkatkan kualitas tanah. Sehingga dimasukkan kedalam tabel untuk dicari total
dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil dan rata-rata pada setiap kombinasi
tanaman cabai. Pupuk hayati dapat (perlakuan) dan rata-rata pada kelompok,
memperbaiki struktur dan biologis tanah karena kemudian dilakukan penghitungan nilai
mampu mempercepat penguraian bahan jangkauan dengan metode Sidik Ragam
organik tanah, sehingga mendukung (ANOVA) dengan kriteria uji : 1) jika F hitung> F
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai yang tabel 1% maka diterima H1 pada taraf nyata 1%
maksimal. Pupuk hayati ini tidak meracuni atau terjadi pengaruh yang sangat nyata; 2) jika
tanaman dan juga tidak mencemari lingkungan F tabel 5% < F hitung< F tabel 1% maka diterima H1
(Ramanta, 2008). pada taraf nyata 5% atau terjadi pengaruh yang
Penelitian ini bertujuan 1) untuk nyata; 3) jika F hitung< F tabel 5 % maka diterima
mengetahui interaksi dosis pupuk petroganik H0, ditolak H1 atau tidak terjadi interaksi.
dan pupuk hayati petrobio terhadap Selanjutnya jika terjadi pengaruh atau interaksi
pertumbuhan dan produksi tanaman cabai nyata maupun sangat nyata dari masing-
merah; 2) untuk mengetahui pengaruh dosis masing perlakuan, uji perbandingan yang
petroganik terhadap pertumbuhan dan produksi dilakukan dengan menggunakan Duncan’s
tanaman cabai merah; 3) untuk mengetahui Multiple Range Test (DMRT), langkah pertama
pengaruh dosis pupuk hayati petrobio terhadap yang harus dilakukan adalah menentukan nilai
pertumbuhan dan produksi tanaman cabai jarak (R) sebanyak kombinasi-1 (P-1), Nilai R
merah. Ditentukan dengan melihat nilai pada tabel dan
memperhatikan nilai P, nilai Galat, α (5%).
METODE PENELITIAN Persamaan mencari nilai kritis atau nilai baku
Penelitian diakukan di lahan UD. Rejo DMRT 5%. Apabila tidak terjadi interaksi pada
Tani, Ds. Kuniran, Kec. Baron, Kab. Nganjuk kombinasi perlakuan, maka digunakan uji Beda
pada bulan Januari – April 2017, dengan jenis Nyata Terkecil (BNT 5%) pada data rata-rata
tanah liat berpasir (Sandy Clay) dengan perlakuan tunggal.
ketinggian lokasi 46 meter dpl, dengan pH
tanah 6,2. Alat yang digunakan dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjang penelitian adalah hand traktor,
cangkul, arit, soil tester, ajir, mulsa,plong,
Tinggi Tanaman
meteran, penggaris, rafia, buku, pensil, timba,
Dari hasil analisis sidik ragam pada
kamera. Bahan yang digunakan adalah benih
variabel tinggi tanaman menunjukkan bahwa
cabai merah varietas GADA F1, dolomit,
tidak terjadi interaksi nyata antara kombinasi
fungisida, insektisida, pupuk petroganik, pupuk
perlakuan dosis pupuk Petroganik dan dosis
hayati petrobio, dan NPK mutiara. Penelitian ini
pupuk hayati Petrobio pada semua umur
menggunakan rancangan acak kelompok
pengamatan. Namun, pada faktor tunggal
(RAK) yang diulang sebanyak tiga kali dan
masing-masing perlakuan berpengaruh sangat
terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah
nyata.
dosis pupuk petroganik (P) dengan tiga level
dan faktor kedua adalah dosis petrobio (B)
yang terdiri gari tiga level. Faktor pertama

Jurnal Hijau Cendekia Volume 2 Nomor 2 September 2017 - 28 -


http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

serap air serta memperkaya hara makro dan


Tabel 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) mikro.
terhadap Pengaruh Dosis Pupuk Petroganik Berdasarkan uji BNT 5%
dan Dosis Pupuk Hayati Petrobio pada menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis
Umur 14, 21, 28, 35, dan 42 hst. pupuk hayati Petrobio menunjukkan tidak ada
Pe Rata-rata Tinggi Tanaman perbedaan pada awal pertumbuhan. Dari hasil
rla 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst 42
ku hst yang ditunjukkan pada tabel diatas
an menunjukkan bahwa perlakuan B1 (Dosis
P1 37, Petroganik 40 kg/H) memperoleh hasil tertinggi
13,33 23,67 89
a 15,42 a 17,22 a a a terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cabe
merah. Kandungan unsur hara makro pada
P2 42,
12,34 24,22 89 pupuk anorganik sangat dibutuhkan untuk
a 14,17 a 15,44 a a b pertumbuhan tanaman, karena pupuk
P3 46, anorganik mampu menyediakan hara dalam
12,74 26,22 00 waktu relatif lebih cepat, menghasilkan nutrisi
a 14,92 a 16,33 a a b
tersedia yang siap diserap tanaman serta
1,87 3,34 3,85 3,82 4,3
BN
6
kandungan jumlah nutrisi lebih banyak, unsur
T
5%
yang paling dominan dijumpai dalam pupuk
B1 43,
anorganik adalah unsur N, P, dan K, unsur P
12,94 26,11 00 berperan dalam proses pertumbuhan akar.
a 15,39 a 17,11 a a a Menurut Wahyu (1996), bahwa unsur hara
B2 40, makro (N, P dan K) dan mikro merupakan
12,54 23,22 33
a 14,40 a 15,67 a a a
unsur utama bagi pertumbuhan tanaman,
apabila tanaman kekurangan unsur tersebut
B3 43,
12,94 24,78 44
maka pertumbuhan akan terhambat.
a 14,72 a 16,22 a a a

Keterangan: Nilai yang diikuti dengan huruf Jumlah Daun


yang sama pada baris kolom yang sama Berdasarkan hasil analisa sidik ragam
tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. pada variabel jumlah daun menunjukkan bahwa
tidak terjadi interaksi nyata antara kombinasi
Berdasarkan uji BNT 5%, perlakuan dosis pupuk Petroganik dan dosis
menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis pupuk hayati Petrobio pada semua umur
pupuk Petroganik tidak menunjukkan pengamatan. Namun pada faktor tunggal
perbedaan nyata pada awal pertumbuhan pada masing-masing perlakuan berpengaruh sangat
umur 14, 21, 25 dan 35 hst, tetapi perlakuan nyata.
dosis pupuk Petroganik baru menunjukkan
perbedaan sangat nyata pada umur 42 hst, Tabel 2. Rata-rata jumlah daun (helai) terhadap
yaitu pada perlakuan P2 (Dosis Petroganik 2 pengaruh dosis pupuk Petroganik dan dosis
ton/H) dan pada P3 (Dosis Petroganik 3 ton/Ha). pupuk hayati Petrobio pada umur 14, 21, 28,
Dari hasil yang ditunjukkan pada tabel 35, dan 42 hst.
diatas menunjukkan bahwa pemberian Perl Rata-rata Jumlah Daun
aku 14 21 hst 28 hst 35 hst 42
perlakuan dosis pupuk petroganik P3 (dosis an hst hst
pupuk petroganik 3 ton/Ha) memperoleh hasil
P1 6,49 8,74 9,78 11,67 12,5
tertinggi terhadap pertumbuhan tinggi tanaman a a a a 6a
cabe merah pada umur 42 hst, hal ini karena
P2 6,22 8,44 9,11 11,67 12,5
pupuk organik bersifat slow release ini sesuai
a a a a 6a
dengan pendapat Barbarick (2006) pupuk
organik tidak mengandung unsur hara dalam P3 7,24 9,24 10,00 12,33 13,3
a a a a 3b
jumlah yang besar namun penambahan bahan
organik ke dalam tanah dapat berpengaruh BNT 1,37 2,47 1,62 1,51 0,63
positif terhadap defisiensi nitrogen pada 5%
tanaman. Dengan berkurangnya defisiensi B1 6,57 7,98 8,78 11,22 12,4
nitrogen, maka serapan nitrogen akan lebih a a a a 4a
efektif, sehingga kebutuhan nitrogen pada fase B2 6,82 7,79 8,67 10,89 12,3
vegetatif akan tercukupi dan hasil tanaman a a a a 3a
cabe merah akan meningkat. Pemberian pupuk B3 6,57 10,66 11,44 13,56 13,6
organik juga diharapakan dapat meningkatkan a b b b 7b
kadar bahan organik tanah. Pemberian pupuk Keterangan : Nilai yang diikuti dengan huruf
organik yang tepat akan memacu pertumbuhan yang sama pada baris kolom yang sama tidak
tanaman karena fungsi dari pupuk organik berbeda nyata pada uji BNT 5%.
adalah menggemburkan dan menyuburkan
tanah, menigkatkan daya simpan dan daya

Jurnal Hijau Cendekia Volume 2 Nomor 2 September 2017 - 29 -


http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

Berdasarkan uji BNT 5% pada Tabel fotosintesis berjalan dengan sempurna, maka
2 menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis pertumbuhan pada tanaman juga akan jadi
pupuk Petroganik tidak menunjukkan lebih baik.
perbedaan nyata pada awal pertumbuhan pada
umur 14, 21, 28 dan 25 hst, tetapi perlakuan Jumlah Buah per Tanaman
dosis pupuk Petroganik baru menunjukkan Berdasarkan hasil analisa sidik ragam
perbedaan sangat nyata pada umur 42 hst, pada variabel jumlah buah per tanaman
yaitu pada perlakuan P3 (Dosis Petroganik 3 menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi
ton/H), sedangkan pada P1 (Dosis Petroganik 1 nyata antara kombinasi perlakuan dosis pupuk
ton/Ha) dan P2 (Dosis Petroganik 2 ton/Ha) Petroganik dan dosis pupuk hayati Petrobio.
tidak berbeda nyata. Namun pada faktor tunggal dosis pupuk
Perlakuan dosis pupuk petroganik P3 Petroganik berpengaruh sangat nyata.
(Dosis Petroganik 3 ton/H) memperoleh hasil
tertinggi terhadap jumlah daun tanaman cabe Tabel 3. Rata-Rata Jumlah Buah per Tanaman
merah, hal ini disebabkan karena dengan dosis (Buah) terhadap Pengaruh Dosis Pupuk
pupuk petroganik 3 ton/Ha lebih terpenuhi Petroganik dan Dosis Pupuk Hayati Petrobio
kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga Pada Saat Umur Panen
pertumbuhan tanaman lebih baik, dengan Rata- rata Jumlah Buah per
pertumbuhan tanaman yang lebih baik maka Perlakuan Tanaman Umur Panen
akan menghasilkan jumlah daun yang lebih P1 25,67 a
banyak. Menurut Zulkifli dan Herman (2012)
P2 27,67 a
mengatakan bahwa pupuk organik
mengandung unsur hara nitrogen (N), phospor P3 23,83 a
(P) dan kalium (K) yang rendah, tetapi 3,71
BNT 5%
mengandung hara mikro yaang melimpah serta
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. B1 24,83 a
Perlakuan dosis pemberian pupuk organik yang B2 27,17 a
berbeda menyebabkan hasil produksi jumlah 25,17 a
B3
daun yang berbeda pula dan dosis yang tepat
akan mempercepat laju pembentukan daun Keterangan : Nilai yang diikuti dengan huruf
(Supardi, 2011). yang sama pada baris kolom yang sama tidak
Berdasarkan uji BNT 5% berbeda nyata pada uji BNT 5%.
menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis
pupuk hayati Petrobio tidak menunjukkan Berdasarkan uji BNT 5%
perbedaan sangat nyata pada awal menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis
pertumbuhan pada umur 14, 21, 28 dan 35 hst, pupuk Petroganik tidak menunjukkan
tetapi menunjukkan perbedaan sangat nyata perbedaan sangat nyata pada semua umur
pada umur 42 hst, yaitu pada perlakuan B3 pengamatan. Talkah (2007) menambahkan
(Dosis Petroganik 80 kg/H), sedangkan pada B1 bahwa pemberian pupuk organik yang tepat
(Dosis Petrobio 40 kg/Ha) dan B2 (Dosis akan memacu pertumbuhan tanaman karena
Petrobio 60 kg/Ha) tidak berbeda nyata. fungsi dari pupuk organik adalah
Menurut Lingga dan Marsono, (2002) bahwa, menggemburkan dan menyuburkan tanah,
agar mencapai pertumbuhan yang maksimal, meningkatkan daya simpan dan daya serap air
pemakaian pupuk organik hendaknya diikuti serta memperkaya hara makro dan mikro.
dengan pemberian pupuk anorganik sehingga Sedangkan kandungan C – organik yang
kedua pupuk dapat saling menyediakan unsur terkandung dalam pupuk petroganik dapat
hara bagi tanaman untuk mencapai merangsang pertumbuhan, mengembalikan
pertumbuhan yang maksimal, selain itu tanah yang degredasi, meningkatkan
keduanya saling menyediakan hara bagi kesuburan tanah dan meningkatkan populasi
kebutuhan tanaman dan terciptanya tanah yang jasad renik sehingga terjadi juga perbaikan sifat
lebih subur dan struktur yang gembur. fisik, kimia dan biologi tanah berpasir secara
Tanaman yang kekurangan unsur hara akan keseluruhan yang dapat meningkatkan hasil
mengalami penurunan produktifitas dan (Isroi, 2009).
pertumbuhannya menjadi terhambat. Lingga Secara umum pupuk organik memiliki
(2002) menyatakan peran unsur hara nitrogen empat fungsi yang sangat penting. Pertama,
yang terdapat di dalam pupuk NPK, berfungsi pupuk organik dapat emperbaiki kesuburan
merangsang tanaman secara keseluruhan, tanah. Adanya penambahan unsur hara,
khususnya batang, cabang, daun dan juga humus, dan bahan organik melalui pupuk
buah untuk tanaman yang sudah organik ke dalam tanah akan menimbulkan efek
menghasilkan. Nitrogen juga berperan penting residual, yaitu berpengaruh dalam jangka
dalam pembentukan hijau daun yang berguna panjang. Berdasarkan uji BNT 5%
sekali dalam hal fotosintesis, apabila menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis

Jurnal Hijau Cendekia Volume 2 Nomor 2 September 2017 - 30 -


http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

pupuk hayati Petrobio tidak menunjukkan Keterangan : Nilai yang diikuti dengan huruf
perbedaan nyata terhadap variabel jumlah buah yang sama pada baris kolom yang sama tidak
per tanaman., pupuk anorganik mengandung berbeda nyata pada uji BNT 5%.
hara (termasuk N) dalam jumlah cukup banyak
dan sifatnya cepat tersedia bagi tanaman Berdasarkan uji BNT 5%
sedangkan pupuk organik akan melepaskan menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis
hara yang lengkap (baik makro maupun mikro) pupuk Petroganik terhadap rata-rata jumlah
dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil buah per plot tidak menunjukkan perbedaan
selama proses mineralisasi, sehingga dengan sangat nyata pada semua umur pengamatan.
menambah pupuk organik tersebut mampu Widyanto (2007) menyatakan bahwa selain
mendukung pupuk anorganik dalam sebagi sumber unsur hara, pupuk organik dapat
menyediakan unsur hara bagi tanaman. merangsang pertumbuhan akar, meningkatkan
Pengaruh yang diberikan pupuk NPK pada kesehatan tanaman dan mengurangi
jumlah buah dikarenakan kandungan unsur N, penggunaan pestisida. Menjadikan tanaman
P, dan K yang terkandung. Unsur nitrogen tumbuh lebih baik dan meningkatkan daya
berperan dalam perkembangbiakan serap dan daya ikat tanah terhadap air,
mikroorganisme dan pelapukan bahan organik. sehingga ketersediaan air bagi tanaman
Unsur fosfor berperan memperkuat tercukupi.
pertumbuhan tanaman serta meningkatkan Wijaya (2011) mengungkapkan
produksi biji-bijian. Kemudian unsur kalium bahwa pengaruh pemupukan P dapat dilihat
berperan dalam memperkokoh tubuh tanaman gejalanya secara nyata seperti pembentukan
dan mempercepat pembentukan karbohidrat bunga lebih cepat, bunga yang terbentuk dalam
dalam tanaman (Lingga, 2002). jumlah banyak, pemasakan lebih cepat,
Selanjutnya unsur kalium yang pembentukan buah dan biji baik dan terjadi
terkandung di dalam pupuk NPK juga berperan pembentukan sistem perakaran yang lebih
dalam merangsang pertumbuhan awal, dalam. Soeryoko (2011) fosfor adalah unsur
pembentukan bunga, buah dan biji, bahkan hara yang dibutuhkan dalam jumlah besar.
mampu mempercepat pemasakan buah dan Fosfor banyak diberikan pada tanaman bunga
umur panen. maupun buahnya. Manfaat fosfor bagi tanaman
adalah untuk mentranspor energi dan penyusun
karbohidrat, mempercepat pembentukan bunga
Jumlah Buah per Plot dan buah, mempercepat pemasakan buah dan
Berdasarkan hasil analisis sidik biji, merangsang pertumbuhan dan
ragam pada variabel jumlah buah per plot perkembangan akar dan membantu
menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi pembentukan protein. Kelebihan fosfor akan
nyata antara kombinasi perlakuan dosis pupuk menunjukkan gejala panjang batang tidak
Petroganik dan dosis pupuk hayati Petrobio. normal dan cabang tidak seimbang, sedangkan
Namun pada faktor tunggal dosis pupuk tanaman yang kekurangan fosfor akan
Petroganik berpengaruh sangat nyata. menujukkan gejala tanaman tumbuh lambat,
daun kuning dan rontok, batang kerdil, sulit
Tabel 4. Rata-rata Jumlah Buah per Plot (buah) berbunga atau berbuah dan buah yang
terhadap pengaruh dosis pupuk Petroganik dan dihasilkan berukuran kecil dan bermutu rendah.
dosis pupuk hayati Petrobio pada saat umur Kalium berperan dalam pembentukan
panen dan transportasi karbohidrat, pembentukan
gula, pembentukan selulose dan produk antara
Rata- rata Jumlah metabolisme tanaman. pemberian K
Buah per Plot Umur menyebabkan tangkai daun dan daun sayuran
Perlakuan
Panen menjadi lebih sehat dan kuat sehingga lebih
tahan terhadap cuaca dan serangan hama
P1 148 a penyakit. pemupukan K juga dapat
memperbaiki cita rasa sayuran, kadar air
P2 165 a
tanaman juga meningkat, kandungan vitamin C
P3 141 a dan gula akan lebih tinggi. Semua jenis
tanaman sayuran yang menyukai banyak
BNT 5% 21,96 cahaya akan memberikan hasil lebih tinggi
B1 149 a apabila diberi pupuk K yang cukup (Wijaya,
2011).
B2 161 a Berdasarkan uji BNT 5%
menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis
B3 144 a
pupuk hayati Petrobio tidak menunjukkan
perbedaan nyata terhadap variabel jumlah buah
per tanaman. Tanaman sayuran dan buah-

Jurnal Hijau Cendekia Volume 2 Nomor 2 September 2017 - 31 -


http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

buahan semusim memerlukan kompos dalam pemberian pupuk dalam jumlah yang tepat
jumlah yang tinggi, bisa mencapai 20 akan diperoleh hasil yang optimal.
ton/hektar. Kompos tidak hanya diperlukan
sebagai bahan penambah hara, tetapi juga Berat Buah per Plot
untuk menjaga struktur tanah agar tetap Berdasarkan hasil analisis sidik
gembur sekaligus dapat menjaga ragam pada variabel berat buah per plot
kelembabanya (Isroi, 2009). menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi
nyata antara kombinasi perlakuan dosis pupuk
Petroganik dan dosis pupuk hayati Petrobio.
Berat Buah per Tanaman Namun pada faktor tunggal dosis pupuk
Berdasarkan hasil analisis sidik Petroganik berpengaruh sangat nyata.
ragam pada variabel berat buah per tanaman
menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi Tabel 6. Rata-rata Berat Buah per Plot (gr)
nyata antara kombinasi perlakuan dosis pupuk terhadap pengaruh dosis pupuk Petroganik dan
Petroganik dan dosis pupuk hayati Petrobio. dosis pupuk hayati Petrobio pada saat umur
Namun pada faktor tunggal dosis pupuk panen
Petroganik berpengaruh sangat nyata. Rata- rata Berat Buah per
Perlakuan Plot Umur Panen
Tabel 5. Rata-rata Berat Buah per Tanaman P1 1380 a
(gr) pengaruh dosis pupuk Petroganik dan
P2 1560 a
dosis pupuk hayati Petrobio pada saat umur
panen P3 1340 a
Rata- rata Berat Buah per
Perlakuan Tanaman Umur Panen BNT 5% 196,75
B1 1420 a
P1 228,33 a
B2 1450 a
P2 260,00 a
P3 205,00 a B3 1410 a

BNT 5% 35,16 Keterangan : Nilai yang diikuti dengan huruf


B1 218,33 a yang sama pada baris kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
B2 241,67 a
B3 233,33 a Berdasarkan uji BNT 5%
Keterangan : Nilai yang diikuti dengan huruf menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis
yang sama pada baris kolom yang sama tidak pupuk Petroganik tidak menunjukkan adanya
berbeda nyata pada uji BNT 5%. perbedaan pada umur panen. Hasil terbaik
diperoleh pada perlakuan pemberian dosis
Berdasarkan uji BNT 5% pupuk petroganik dosis 0,6 kg/hektar (P2).
menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis Pembentukan buah dipengaruhi oleh unsur
pupuk Petroganik tidak terdapat perbedaan hara N, P dan K. Pembentukan dan pengisian
pada umur saat panen. Hasil terbaik diperoleh buah sangat dipengaruhi oleh unsur hara (N, P
pada dosis pupuk Petroganik 2 ton/ha (P2). dan K) yang akan digunakan dalam proses
Tingginya hasil pada pengamatan berat buah fotosintesis yaitu sebagai penyusun
per tanaman pada perlakuan dosis 2 ton/ha karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin
mampu menyumbangkan unsur hara yang yang akan ditranslokasikan kebagian
dibutuhkan selain itu tanaman cabe dapat penyimpanan buah.Untuk perkembangan buah
menyerap unsur hara seperti nitrogen, fosfor sangat dipengaruhi oleh pembentukan auksin
dan kalium dengan seimbang dan sesuai dosis pada biji-biji yang sedang berkembang dan
yang diberikan maka pertumbuhan tanaman bagian-bagian lain pada buah yang berfungsi
akan optimal. Untuk membentuk jaringan untuk menyuplai cadangan makanan guna
tanaman dibutuhkan beberapa unsur hara yang meningkakan perkembangan buah.
seimbang agar pertumbuhan tanaman Berdasarkan uji BNT 5%
berlangsung secara optimal, termasuk dalam menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis
bobot buah tanaman. Sedangkan pada pupuk hayati Petrobio tidak menunjukkan
perlakuan dosis pupuk hayati Petrobio tidak perbedaan nyata terhadap variabel jumlah buah
menunjukkan adanya pengaruh yang nyata per plot pada umur panen. Hasil penelitian yang
pada umur panen. Menurut Setyamidjaja (2006) dilakukan oleh Kristanti (2014) menyatakan
menambahkan bahwa untuk mendapatkan hasil hasil aplikasi pupuk hayati terhadap
yang optimal, pupuk harus diberikan dalam produktivitas tanaman cabai rawit (C.
jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman frutescens L.) varietas Bhaskara dapat
tidak berlebihan dan tidak berkurang, disimpulkan bahwa pemberian pupuk hayati
berpengaruh tetapi tidak berbeda nyata

Jurnal Hijau Cendekia Volume 2 Nomor 2 September 2017 - 32 -


http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

terhadap jumlah buah, berat buah dan panjang karbohidrat, sebagai katalisator dalam
akar tanaman cabai rawit. Dosis pemberian pembentukan protein, meningkatkan kadar
pupuk hayati terhadap peningkatan karbohidrat dan gula dalam buah, membuat biji
produktivitas tanaman cabai rawit adalah pada tanaman menjadi lebih berisi dan padat, serta
kisaran 50 -100 kg/ha. meningkatkan kualitas buah seperti bentuk dan
warna lebih baik.
Panjang Buah perbuah (cm) Berdasarkan uji BNT 5%
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis
pada variabel panjang buah menunjukkan pupuk hayati Petrobio tidak menunjukkan
bahwa tidak terjadi interaksi nyata antara perbedaan nyata terhadap variabel jumlah buah
kombinasi perlakuan dosis pupuk Petroganik per plot. Pupuk hayati petrobio yang diberikan
dan dosis pupuk hayati Petrobio. Namun pada pada setiap perlakuan berbedabeda dan
faktor tunggal dosis pupuk Petroganik hasilnya pun juga terlihat berbeda. Dalam hal
berpengaruh sangat nyata. ini pengaruh pupuk hayati berperan dalam
membangkitkan kehidupan tanah secara alami
Tabel 7. Rata-rata Panjang Buah pengaruh melalui proses mikrobiologi, mekanisme kerja
dosis pupuk Petroganik dan dosis pupuk hayati yang dilakukan oleh pupuk hayati lebih dititik
Petrobio pada umur panen beratkan pada peningkatan aktivitas biologi
dalam tanah untuk menuju keseimbangan dan
Rata-rata Panjang Buah per kesuburan tanah, sehingga dapat memperbaiki
Perlakuan Buah Umur Panen
sifat fisik, kimia tanah dan meningkatkan unsur
P1 25,37 a hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman.
Selain itu, penggunaan pupuk hayati lebih
P2 28,89 a
ekonomis dan ramah lingkungan sehingga
P3 22,78 a cocok untuk pemakaian alternatif bagi petani
BNT 5% 11,72 untuk memanfaatkan pemasok nitrogen dan
B1 24,26 a fosfor.
B2 26,85 a
KESIMPULAN
B3 25,93 a
Keterangan : Nilai yang diikuti dengan huruf Dari hasil penelitian yang telah
yang sama pada baris kolom yang sama dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1)
tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. kombinasi perlakuan dosis pupuk Petroganik
dan pupuk hayati Petrobio tidak terjadi interaksi
yang nyata pada semua parameter
Berdasarkan uji BNT 5% pengamatan terhadap pertumbuhan dan
menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis produksi tanaman cabe merah (Capsicum
pupuk Petroganik tidak menunjukkan annum L.) varietas Gada F1; 2) kombinasi
perbedaan pada umur pengamatan. Hasil perlakuan dosis pupuk Petroganik dan pupuk
terbaik diperoleh pada perlakuan P2 (dosis hayati Petrobio, dosis pupuk petroganik 2
pupuk petroganik 0,6 kg / Ha). Hal ini sesuai ton/Ha dan pupuk hayati petrobio 60 kg/Ha
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pamuji (P2B2) menghasilkan produksi tanaman
(2013), bahwa pupuk petroganik memberikan (Capsicum annum L.) varietas Gada F1 terbaik.
interaksi yang nyata terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman semangka. Terjadi interaksi
yang nyata pada variabel : panjang tanaman, DAFTAR PUSTAKA
jumlah daun pada pengamatan umur 7, 14 dan
21 hari setelah tanam ; berat per buah Badan Pusat Statistik, 2014. Produksi cabai
semangka setelah panen umur 60 hari setelah besar 1,075 juta ton, cabai rawit 0,8
panen. juta ton, dan bawang merah 1,234
Buah merupakan bagian yang penting juta ton. Dikutip dari
pada tanaman karena organ ini merupakan http://www.bps.go.id/brs/view/id/1168.
tempat yang sesuai bagi perkembangan, html Diakses pada tanggal 3 Januari
perlindungan dan penyebaran biji. 2017
Pembentukan buah dipengaruhi oleh unsur
Barbarick, K. A. 2006. Organic Materials As
hara K. karena unsur hara K mempunyai
Nitrogen Fertilizers. Colorado State
valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+.
University. Colorado.
Kalium tergolong unsur yang mobil dalam
tanaman baik dalam sel, dalam jaringan Isroi. 2009. Pupuk Organik Granul, Sebuah
tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Petunjuk Paraktis, Peneliti pada Balai
Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma. Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Unsur hara K berfungsi untuk pengangkutan Indonesia. Bogor

Jurnal Hijau Cendekia Volume 2 Nomor 2 September 2017 - 33 -


http://ejournal.fp.uniska-kediri.ac.id/ p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372

Lingga, P dan Marsono. 2002. Petunjuk Sendiri. Lily Publisher.


Penggunaan Pupuk. Penebar Yogyakarta.116 hal
Swadaya, Jakarta. Hal 86-87.
Supardi, A. 2011. Aplikasi pupuk cair
Ramanta.E Aditya 2009.Pengaruh Efektivitas hasilfermentasi kotoran kambing
Pupuk Hayati Petrobio Pada terhadap pertumbuhan tanaman sawi
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman (Brassica juncea ) sebagai
Jagung Hibrida (Zea mays L.). J. Var pengembangan materi mata kuliah
6 (1): 2-8 fisiologi tumbuhan.(Skripsi). FKIP
Universitas Negeri Surakarta.
Sastradiharja, S., Firmanto, B.H. 2011. Praktis
Surakarta.67 hlm.
bertanam cabai merah keriting
organik dalam polybag. Bandung : Wahyu, P. 1996. Petunjuk Penggunaan Pupuk.
Angkasa Press Penebar Swadaya . Jakarta
Setyamidjaja, D., 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Wijaya, A. 2011. Pengaruh Pemupukan dan
Kanisius, Yogyakarta. Pemberian Kapur Terhadap
Pertumbuhan Dan Daya Hasil Kacang
Soeryoko, H. 2011. Kiat Pintar Memproduksi
Tanah (Arachis hypogaeaL.). Skripsi.
Kompos dengan Pengurai Buatan
IPB Repository. Bogor.

Jurnal Hijau Cendekia Volume 2 Nomor 2 September 2017 - 34 -

You might also like