You are on page 1of 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA MALARIA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. MARETA SUCI LISTARI
2. JULIANARISKA NANDASAPUTRI
3. BUDIMAN
4. IRFAN HADI
5. ARIANI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG STRATA I
MATARAM
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta nikmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
MALARIA”
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari semua pihak penulisan makalah ini
tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
hingga terselesainya makalah ini, khususnya kepada dosen kami ibu
Hapipah,S.Kep.,Ners.,M.Kep atas bimbingannya.
Penulis berusaha semampunya untuk menyelesaikan makalah ini semaksimal
mungkin, akan tetapi penulis juga tidak mengelak bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun dari berbagai pihak senantiasa penulis harapkan untuk
menyempurnakan pembuatan makalah ini dimasa mendatang. Penulis berharap semoga
Allah SWT senantiasa memberikan ridho’Nya sehingga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak dan yang menulis khususnya.

Mataram, 10 Oktober 2017

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang merupakan golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel
darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk
anopheles. Malaria merupakan salah satu penyakit yang tersebar di beberapa
wilayah di dunia. Umumnya tempat-tempat yang rawan malaria terdapat pada
Negara-negara berkembang dimana tidak memiliki tempat penampungan atau
pembuangan air yang cukup, sehingga menyebabkan air menggenang dan dapat
dijadikan sebagai tempat ideal nyamuk untuk bertelur.
Malaria disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium. Ada empat jenis
plasmodium yang dapat menyebabkan malaria, yaitu plasmodium falciparum
dengan masa inkubasi 7-14 hari, plasmodium vivax dengan masa inkubasi 8-14
hari, plasmodium oval dengan masa inkubasi 8-14 hari, dan plasmodium malaria
dengan masa inkubasi 7-30 hari . Parasit-parasit tersebut ditularkan pada manusia
melalui gigitan seekor nyamuk dari genus anopheles. Gejala yang ditimbulkan
antara lain adalah demam, anemia, panas dingin, dan keringat dingin. Untuk
mendiagnosa seseorang menderita malaria adalah dengan memeriksa ada tidaknya
plasmodium pada sampel darah.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang asuhan keperawatan penyakit Malaria.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi Malaria.
2. Untuk mengetahui etiologi Malaria.
3. Unttuk mengetahui manisfestasi klinis Malaria.
4. Untuk mengetahui patofisiologi Malaria
5. Untuk mengetahui pathway/WOC Malaria.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Malaria.
7. Untuk mengetahui terapi Malaria.
8. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan pengkajian pada klien dengan
Malaria.
9. Untuk mengetahui penyusunan diagnosa keperawatan dan mempriotitaskan
masalah pada klien dengan Malaria.
10. Untuk mengetahui bagaimana cara memberikan tindakan keperawatan dengan
baik dan benar pada klien dengan Malaria.
1.3 Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Dapat menjadi masukan terhadap perbaikan kebiasaan hidup yang bisa
merugikan kesehatan sehingga dapat menjaga kesehatan diri.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat digunakan sebagai masukan maupun membantu proses perkuliahan.
BAB 2
KONSEP DASAR TEORI

2.1 Definisi
Malaria penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang
hidup dan berkembang biak di dalam sel darah manusia. Penyakit ini secara alami
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. (Teuku Romi Imansyah Putra,
2011,hal 104).
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh
suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur
nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).
Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan
oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles (Tjay &
Raharja, 2000).

2.2 Etiologi
Menurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat
menyebabkan infeksi yaitu :
1. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan
malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).
2. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai
perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan
menyebabkan malaria tropika/ falsiparum (demam tiap 24-48 jam).
3. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae (demam tiap hari empat).
4. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, diIndonesia
dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang paling ringan
dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale.

2.3 Klasifikasi
Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan jenis
plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :
1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang
paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali,
parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari.
Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh
Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa ring/ cincin kecil yang
berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satu-satunya spesies
yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin).
Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup.
Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah merah yang
mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat pada lapisan
endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal.
Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan angka komplikasi
tinggi (Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black
Water Fever).

2. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)


Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan
Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru.
Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan kadang-
kadang mengumpul sampai membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae
mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/ rossete. Bentuk
gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri
pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum.
Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan
komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di temukan edema,
asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.

3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)


Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium
malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen hitam di
tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk
eritrosit yang terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan
fibriated. Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua
malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau
pun periode laten sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang
terjadi lebih dari 10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.

4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)


Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit
muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip
dengan plasmodium falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax
berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit ovale dan pigmen
kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit,
kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48
jam dengan gejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari
sekali dengan puncak demam setiap 72 jam. Dari semua jenis malaria dan jenis
plasmodium yang menyerang system tubuh, malaria tropika merupakan malaria
yang paling berat di tandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali,
parasitemis yang banyak, dan sering terjadinya komplikasi.

2.4 Manifestasi Klinis


Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dengan malaria antara lain :
1. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang
(sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan skizon
tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan Malaria
Kuartana (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya
tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan beberapa serangan demam periodik.
Gejala umum (yaitu terjadinya “Trias Malaria” (malaria proxysm)
secara berurutan :
a. Periode dingin.
Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus
diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan
bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang
kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan
meningkatnya temperatur.
b. Periode panas
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi
sampai 40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital,
muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium
sampai terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat
sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
c. Periode keringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai
basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering tertidur. Bila
penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.

2. Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas
Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras
karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah.
Pembesaran limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesar sekitar 3 kali
lipat. Lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior.
Pada batasan anteriornya merupakan gambaran pada palpasi yang membedakan
jika lien membesar lebih lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan,
mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.

3. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat
adalah anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran
eritrosit yang berlebihan Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced
survival time). Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis
dalam sumsum tulang (Mansjoer. dkk, Hal. 411).
4. Ikterus
Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat
kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian sel darah
merah. Terdapat tiga jenis ikterus antara lain :
a. Ikterus hemolitik
Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan.
Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah yang berlebihan dan
hati dapat mengkonjugasikan semua bilirubin yang di hasilkan
b. Ikterus hepatoseluler
Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada
disfungsi hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler.
c. Ikterus Obstruktif
Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui
duktus biliaris di sebut dengan ikterus obstuktif (Corwin, 2000, hal. 571).

2.5 Patofisiologi
Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung parasit. Demam
mulai timbul bersamaan pecahnya skizon darah yang mengeluarkan macam-macam
antigen. Antigen ini akan merangsang makrofag, monosit atau limfosit yang
mengeluarkan berbagai macam sitokin, diantaranya Tumor Necrosis Factor (TNF).
TNF akan dibawa aliran darah ke hipothalamus, yang merupakan pusat pengatur
suhu tubuh manusia.
Sebagai akibat demam terjadi vasodilasi perifer yang mungkin disebabkan oleh
bahan vasoaktif yang diproduksi oleh parasit. 5,6 Limpa merupakan organ
retikuloendotelial. Pembesaran limpa disebabkan oleh terjadi peningkatan jumlah
eritrosit yang terinfeksi parasit, teraktifasinya sistem retikuloendotelial untuk
memfagositosis eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrsit akibat hemolisis.5,6
Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan fagositosis oleh sistem
retikuloendotetial. Hebatnya hemolisis tergantung pada jenis plasmodium dan status
imunitas penjamu. Anemia juga disebabkan oleh hemolisis autoimun, sekuentrasi
oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi maupun yang normal dan gangguan
eritropoisis. Hiperglikemi dan hiperbilirubinemia sering terjadi. Hemoglobinuria
dan Hemoglobinemia dijumpai bila hemolisis berat. Kelainan patologik pembuluh
darah kapiler pada malaria tropika, disebabkan karena sel darah merah terinfeksi
menjadi kaku dan lengket, perjalanannya dalam kapiler terganggu sehingga melekat
pada endotel kapiler karena terdapat penonjolan membran eritrosit. Setelah terjadi
penumpukan sel dan bahan-bahan pecahan sel maka aliran kapiler terhambat dan
timbul hipoksia jaringan, terjadi gangguan pada integritas kapiler dan dapat terjadi
perembesan cairan bukan perdarahan kejaringan sekitarnya dan dapat menimbulkan
malaria cerebral, edema paru, gagal ginjal dan malobsorsi usus.( Teuku Romi
Imansyah Putra, 2011 hal 106 ).
2.7 Pemerikaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnosis malaria dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, antara
lain:
1. Pemeriksaan mikroskopis Darah
Terdapat dua sediaan untuk pemeriksaan mikroskopis darah, yaitu
sediaan darah hapus tebal dan sediaan darah hapus tipis. Pada pemeriksaan ini
bisa melihat jenis plasmodium dan stadiumstadiumnya. Pemeriksaan ini banyak
dan sering dilakukan karena dapat dilakukan puskesmas, lapangan maupun
rumah sakit. Untuk melihat kepadatan parasit, ada dua metode yang digunakan
yaitu semi-kuantitatif dan kuantitatif.
2. Pemeriksaan tetes darah tebal/tipis ditemukan parasit malaria dan eritrosit.
3. Pemeriksaan serologis
4. PCR
5. ELISA
6. RIA ( Radioimunnoassay)

2.8 Komplikasi
1. Malaria selebral
2. Edema paru
3. Malaria algida/kolaps
4. Black water fever
5. Herpes labialis
6. Gangguan hati
7. Dehidrasi
8. Gagal ginjal akut

2.9 Terapi
Berdasarkan atas aktivitasnya, obat anti malaria dapat dibagi menjadi :
1. Gametosida : untuk membunuh bentuk seksual plasmodium (misalnya
klorokuin, kuinin dan primakuin).
2. Sporontosida : untuk menghambat ookista (misalnya primakuin, kloroguanid).
3. Skozintisida : untuk memberantas bentuk skizon jaringan dan hipnozoit
(misalnya primakuin dan pirimetamin).
4. Skizontisida darah : untuk membunuh skizon yang berada di dalam darah
(misalnya klorokuin, kuinin, meflokuin, halofantrin, pirimetamin, sulfadoksin,
sulfon dan tetrasiklin).
BAB 3
KONSEP PENGKAJIAN

1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian terlebih dahulu kita harus melakukan anamnesa
terlebih dahulu pada pasien. Dimana Anamnesa ada 2 jenis yaitu Auto
Anamnesa (pencarian informasi kepada subjek yg bersangkutan) dan
Allo Anamnesa (pencarian informasi kepada orang yang ada kaitannya
A. Identitas
1. Identitas Pasien
Kaji nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat, dan nomor register.
2. Identitas Penanggung Jawab
Kaji nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, alamat, dan hubungan dengan pasien.
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Keluhan utama pada klien malaria biasanya menggigil/dingin, panas, keringat,
anoreksia, nyeri tulang, anemi.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji bagaimana kondisi klien saat dilakukan pengkajian. Klien datang
biasanya mengeluhkan malaise, mialgi, mual-muntah, panas, nyeri tulang, dan
pusing.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji apakah klien pernah mengalami penyakit yang pernah dideritanya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah di dalam keluarga klien, ada yang mengalami penyakit yang
sama.
C. Pola Fungsional Gordon
1) Pola Persepsi dan penanganan Kesehatan
Klien mengatakan bahwa badan klien panas dan klien merasakan sakit di
persendian, lemas, dan mual – mual. Klien juga mengatakan awal gejalanya
yaitu panas dan kemudian 2 hari yang lalu muntah, awal muncul penyakitnya
kira – kira 6 hari yang lalu dan berhenti 2 hari setelah itu timbul lagi.
2) Pola Nutrisi / Metabolisme
Pasien mengatakan selama sakit bahwa anaknya tidak nafsu makan. Setiap
makan hanya mampu menelan 2-3 sdm kemudian pasien merasakan mual dan
kadang muntah
3) Pola Eliminasi
Selama sakit klien mengatakan kadang dalam 1 hari tidak BAB. BAK klien
selama sakit tidak ada perubahan.
4) Pola aktivitas dan istirahat
Pasien dalam beraktivitas menggunakan bantuan keluarganya. Selain itu
terpasang infuse dilengan kiri pasien.
5) Pola Istirahat Dan Tidur
Klien mengatakan bahwa susah tidur dan sering merengek karena kesakitan
6) Pola Kongnitif – persepsi
Klien tidak mengalami gangguan dalam hal penglihatan, pendengaran,
penciuman, dan pengecapan
7) Pola persepsi diri – konsep diri
Klien merasakan lemas semenjak sakit, tidak selera makan, dan merasakan
kedinginan waktu suhu tubuhnya naik.
8) Pola peran hubungan
Klien merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara. Selama di rumah sakit pasien di
kunjungi oleh tetangga di lingkungan nya dan keluarganya seperti kakek,
nenek, dan lain-lain dari pihak ayah atau ibunya.
9) Koping - Toleransi Stress
Selama sakit klien merasa cemas karena tidak bisa bisa bersama-sama dengan
keluarga.
10) Pola Seksualitas
Reproduksi pasien normal.
11) Nilai Kepercayaan
Selama dirumah sakit pasien selalu taat dengan agamanya.
D. Pemeriksaan Fisik
Head To Toes Inspeksi Palpasi

Kepala Bentuk simetris, Tidak ada benjolan


Tidak ada benjolan, kepala
bersih

Mata Bentuknya simetris, scerela -


tidak iterus, konjungtiva tidak
anemis.bala mata simetris.

Hidung Bentuk simetris, tidak terdapat -


deviasi, tidak membesar.

Telinga bentuk simetris, liang telinga -


lapang dan tidak ada serumen
dan tidak mengalami ketulian
Mulut Mukosa bibir bengkak, kering -
dan warna mukosa merah.
Sakit saat menelan, terdapat
lesi pada lidah dan caries pada
gigi.
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada terasa pembesaran
kelenjar tiroid dan pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
vena jugularis. Bentuk peningkatan JVP
simetris
Dada Simetris, terdapat sumbatan Pembesara getah bening di
jalan napas, klien nampak supraklavila, nyeri tekan tidak
sesak, reflek bentuk ada, teraba massa
pernapasan cepat dan dangkal,
klien batuk
Abdomen Kembung dan datar Lemas, tidak teraba massa
pemebsaran hati dan limpa ada

Genetalia Tidak terdapat kelainan -

Ekstremitas Turgor mengalami penurunan -


dan warna kulit pucat.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa Data
Sympton Etiologi Problem
Ds : Malaria Perubahan nutrisi kurang
Klien mengatakan klien
dari kebutuhan
tidak nafsu makan, Peradangan
muntah dan BB
menurun. Peningkatan metabolism
Do :
Klien tidak mau makan ( Anoreksia
anoreksia )
BB 45 kg Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan
Ds : Plasmodium mengikuti Gangguan perfusi
Klien mengatakan sering aliran darah sistemik
jaringan
mengigau dan tidak
sadar. Resti infeksi
Do :
Turgor kulit jelek, Menginfeksi sel darah
kesadaran menurun, merah
oliguria
Hemolisis

Sebagian menempel

Aliran darah terganggu

Gangguan perfusi
jaringan

Ds : Histamin Hipertermi
Klien mengatakan
demam dan keringt Merangsang
dingin prostaglandin E2 di
Do : hipotalamus
Suhu tubuh 38,5
Nadi lemah dan cepat Meningkatkan pelepasan
92x/menit. prostaglandin E2

Termoregulasi tidak
stabil

Peningkatan suhu tubuh


sistemik

Hipertermi
Ds: klien mengatakan Mempengaruhi pelepasan Nyeri
nyeri dengan skala 5 mediator-mediator kimia
Do :
Klien nampak cemas Bradikin
Skala 5
Merangsang reseptor
saraf nyeri

Respon

Nyeri

Gangguan keseimbangan
DS : Kompensasi,usaha
Klien mengtakan cairan & elektolit
mual,muntah Penuruhan

DS: Penguapan
Klien terlihat berkeringat
Evaporasi meningkat

Keringat berlebih

Gangguan keseimbangan
cairan & elektrolit.

b. Rumusan Diagnosa
a) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
b) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan aliran darah terganggu
c) Hipertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh sistemik
d) Nyeri berhubungan dengan merangsang reseptor saraf nyeri.
e) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan evaporasi
meningkat.
3. Intervensi
No.Dx Intervensi Rasional
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk Mengawasi masukan kalori
makanan atau kualitas kekurangan
yang disukai. Observasi dan konsumsi makanan.
catat
masukan makanan klien.
Berikan makan sedikit dan Dilatasi gaster dapat terjadi
makanan tambahan kecil yang bila pemberian makan terlalu
tepat. cepat setelah periode
anokresia.
Pertahankan jadwal Mengawasi penurunan berat
penimbangan berat badab secara badan atau efektivitas
teratur. intervensi nutrisi.

Diskusikan yang disukai klien dan Dapat meningkatkan masukan,


masukan dalam diet murni. meningkatkan rasa
berpartisipasi/control.

Observasi dan catat kejadian Gejala GI dapat menunjukkan


mual/muntah, dan gelaja lain yang efek anemia (hipoksia) pada
berhubungan. organ.

Kolaborasi untuk melakukan Perencanaan diet yang


rujukan keahli gizi. memenuhi kebutuhan nutrisi

2 Pertahankan tirah baring bantu Menurunkan beban kerja


dengan aktivitas perawatan. miokard dan konsumsi oksigen,
memaksimalkan efektifitas dari
perfusi jaringan.
Pantau terhadap kecenderungan Hipotensi akan berkembang
tekanan darah, mencatat bersamaan dengan kuman yang
perkembangan hipotensi dan menyerang darah.
peubahan pada tekanan nadi.

Perhatikan kualitas, kekuatan dari Pada awal nadi cepat kuat


denyut perifer. karena peningkatan curah
jantung, nadi dapat lemah atau
lambat karena hipotensi yang
terus menerus, penurunan curah
jantung dan vaso kontriksi
perifer.

Kaji frekuensi pernafasan Peningkatan pernafasan terjadi


kedalaman dan kualitas. Perhatikan sebagai respon efek-efek
dispnea berat. langsung dari kuman pada pusat
pernafasan. Pernafasan menjadi
dangkal bila terjadi insufiensi
pernafasan, menimbulkan resiko
kegagalan pernafasan akut.
Berikan cairan parental Untuk mempertahankan perfusi
jaringan, sejumlah besar cairan
mungkin dibutuhkan untuk
mendukung volume sirkulasi

3 Pantau suhu pasien (derajat dan Hipertermi menunjukkan proses


pola) perhatikan menggigil. penyakit infeksisus akut. Pola
demam menunjukkan diagnosis.
Suhu ruangan/jumlah selimut
Pantau suhu lingkungan harus diubah untuk
mempertahankan suhu
mendekati normal.

Dapat membantu mengurangi


Berikan kompres mandi hangat, demam,penggunaan es/alcohol
hindari penggunaan alkohol. mungkin menyebabkan
kendinginan.Digunakan untuk
mengurangi demam dengan
hipertermi.

4 Kaji tanda – tanda vital. untuk mengetahui keadaan


umum pasien
Observasi keluhan nyeri, catat membantu dalam menentukan
lokasi dan intensitas (skala 0-10). kebutuhan menejemen nyeri dan
keefektifan program.
memberikan kegiatan pada
Bantu pasien untuk lebih fokus pasien akan membantu pasien
pada aktivitas dari pada
akan melupakan rasa nyerinya.
nyeri/ketidak nyamanan dengan
melakukan pengalihan melalui
televisi, radio atau kunjungan.

Kendalikan faktor lingkungan yang Lingkungan yang tenang akan


dapat mempengaruhi respon pasien membantu pasien untuk
terhadap ketidak nyamanan (misal berelaksasi.
suhu, ruangan, cahaya, dan
kegaduhan).

Ajarkan teknik menajemen Meningkatkan relaksasi,


relaksasi dan nafas dalam. mengurangi tegangan otot.

Kalaborasi pemberian analgetik. pemberian analgetik dapat


membantu mengurangi nyeri
pasien.

5 Pantau masukan dan haluaran urine Kebutuhan penggantian cairan


diberdasarkan pada perbaikan
kekurangan dan kehilanga teru-
menerus.

Timbang berat badan setiap hari Perubahan dalam berat badan


dan bandingkan dengan tidak secara akurat
keseimbangan cairan 24 jam. mempengaruhi volume
intravaskuler.
Takikasrdia tergantung pada
Pantau TTV dan CVP derajat kekuranga cairan
pengukuran CVP untuk
penentuan derajat kekurangan
cairan dan respon terhadap
terapi penggantian
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Malaria penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium


yang hidup dan berkembang biak di dalam sel darah manusia. Penyakit ini
secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Plasmodium
vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/
vivaks (demam pada tiap hari ke tiga). Penyebab dari malaria Plasmodium
falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan
yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria
tropika/ falsiparum (demam tiap 24-48 jam). Plasmodium malariae, jarang
ditemukan dan menyebabkan malaria quartana/malariae (demam tiap hari
empat). Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat,
diIndonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang
paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan
malaria ovale.

4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari
sempurna,untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak selalu penulis harapkan. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

A,Mubin Halim.2008.Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam.EGC:Jakarta

Corwin, 2000, hal 125


Harijanto,2000
Kurniasih Nia,Supardi Edi.2006.Ilmu Penyakit Dalam.EGC:Jakarta
Mansejoer.dkk,hal 411
Nugroho,Agung.Malaria Dari Molekul Ke Klinis.EGC:Jakarta.

Putra Teuku Romi Imansyah .2011.Malaria Dan Permasalahan.Volume 11


No.2.Fakultas Kedokteran Syiah Kuala

Rahmad Ayda.2010.Atlas Diagnostik Malaria. EGC: Jakarta

Tjay & Raharja, 2000

You might also like