You are on page 1of 15

Laporan Tetap

PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS MENGGUNAKAN


TEMPERATUR MEASUREMENT (TM II)

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Praktikum Instrumentasi dan Kontrol


Oleh : Kelompok 2

Atika Rahayu NIM 061640411566

Azhar Athif Fadhlullah NIM 061640411568

Evando Mahendra NIM 061640411570

Indah Puspita NIM 061640411574

Marsa Apriani NIM 061640411576

Nadhira Ramadhania NIM 061640411578

Putra Pratama NIM 061640411579

Suci Dwi Lestari NIM 061640411584

Tri Karimah Ramadhini NIM 061640411585

Yuli Catur Wulandari NIM 061640411587

Nur Azizah NIM 061640411910

Instruktur : Ir. Sutini Pujiastuti Lestari , M.T.

Politeknik Negeri Sriwijaya


Tahun Ajaran 2017/2018
PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS MENGGUNAKAN
TEMPERATUR MEASUREMENT (TM II)

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu mempelajari
dan memahami perubahan temperatur dalam derajat celcius ke satuann
tegangan dan ke satuan arus

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


2.1 Alat yang digunakan
- Satu set alat temperature measurement
- Termometer air raksa
- Multitester
- Stopwatch
- Botol aquadest

2.2 Bahan yang digunakan


- Es batu
- Aquadest

III. DASAR TEORI


Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk
mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan
listrik (voltase). Termokopel bekerja berdasarkan pembangkitan tenaga listrik
pada titik sambung dua logam yang tidak sama (titik panas/titik ukur), yang
lain dari logam tersebut sering disebut titik referensi (titik dingin) dimana
temperaturnya konstan.
Pada umumnya, termokopel digunakan untuk mengukur temperatur
menjadi sinyal listrik. Bila antara titik referensi dan titik ukur terdapat
perbedaan temperatur, maka akan timbul 66 L yang menyebabkan adanya
arus pada rangkaian. Termokopel ada dasarnya adalah dua logam penghantar
arus listrik dari bahan yang berbeda. Salah satu ujungnya di las mati dan
ujung yang satunya dibiarkan terbuka untuk sambungan kelingkaran
pengukuran. Sambungan yang di las mati disebut measuring junction,
sedangkan yang satunya disebut referensi junction.
Pada tahun1821 seorang fisikawan Jerman-Estonia Thomas Johan Seebeck
menemukan prinsip kerja efek seebeck bahwakonduktor apapun dikenakan
gradien termal, maka akan menghasilkan tegangan. Fenomena ini disebut
sebagai “efek termoelektrik” atau “efek seebeck”. Untuk mengukur tegangan
ini, selalu melibatkan atau menghubungkan konduktor lain untuk ujung “hot”
(panas).
Konduktor tambahanini kemudian akan juga mengalami gradien suhu
danmenimbulkan tegangan sendiri yang berlawanan dengan tegangan yang
asli. Besarnya efek yang terjadi tergantung pada logam yang digunakan
dengan logam yang berlainan untuk melengkapi rangkaian membentuk
rangkaian dimana kedua ujungnya menghasilkan tegangan yang berbeda.
Perbedaan tegangan semakin besar mengikuti kenaikan suhu, dan
perbedaan tegangan 1 hinggan 70𝜇𝑉 per derajat Celcius (𝜇𝑉/°𝐶) untuk
kombinasi logam standar. Tegangan itu tidak dihasilkan pada junction dari
dua logam melainkan pada sebagian dari panjang dari dua logam berlainan
yang dikenakan gradien suhu. Karena kedua panjang logam yang berlainan
itu mengalami gradien suhu yang sama, hasil akhir adalah pengukuran suhu
pada junction dari termokopel seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1. Seebeck Voltage


Hubungan antara tegangan dan pengaruhnya terhadap temperatur masing-
masing titik pertemuan dua buah kawat adalah linier. Walaupun begitu, untuk
perubahan suhu yang sangat kecil, tegangan pun akan terpengaruh secara
linier, atau dirumuskan sebagai berikut:
∆𝑉 = 𝑆. ∆𝑇

Dengan ∆𝑉 adalah perubahan tegangan, S adalah koefisien seebeck, dan ∆𝑇


adalah perubahan temperatur. Nilai S berubah dengn perubahan temperatur
yang berdampak pada nilai keluaran berupa tegangan termokopel tersebut,
dan nilai S akan bersifat non linier di atas rentang tegangan dan termokopel
tersebut. Termokopel diberi tanda dengan huruf besar yang mengindikasikan
komposisi berdasarkan pada aturan American National Standar Institute,
seperti dibawah ini :

Temperatur kerja Sensitivitas


Tipe Material (+ dan -)
(°𝐶) ((𝜇𝑉/°𝐶)
E Ni-Cr dan Ni-Cu -270 - 1.000 60,9
J Fe dan Cu-Ni -210 - 1.200 51,7
K Ni-Cr dan Ni-Al -270 - 1.350 40,6
T Cu dan Cu-Ni -270 - 400 40,6
R Pt dan Pt (87%)-Rh(13%) -50 - 1.750 6
S Pt dan Pt(90%)- Rh(10%) -50 - 1.750 6
Pt(70%)-Rh(30%) dan
H -50 - 1.750 6
Pt(94%-Rh (96%)

Ada dua jenis termokopel yang digunakan di industri,yakni termokopel


dan resistance termometer. Biasanya, industri menggunakan nominal
resistance 100 ohm pada 0°𝐶 sehingga disebut sebagai sensor Pt-100, Pt
adalah simbol untuk 174 platinum, sensitivitas stndar sensor 100 ohm dan
nominal 0,385 ohm/°𝐶, RTD dengan sensitivitas 0,375 dan 0,392 ohm/°𝐶.
Termometer ini terdiri dari dua kawat yang dibuat dari bahan logam yang
berbeda jenis dan dihubungkan ke sebuah amperemeter atau multitester.

-TERMISTOR
Termistor (thermistor) adalah komponen semikonduktor yang memiliki
tahanan (resistansi) yang dapat berubah dengan suhu/temperature. Thermistor
merupakan singkatan dari thermally sensitive resistor, yang berarti resistor
yang peka atau sensitif terhadap suhu. Ada dua jenis termistor, yaitu: PTC
(Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature
Coefficient ). Termistor PTC adalah jenis termistor yang nilai resistansinya
meningkat dengan meningkatnya suhu. Sedangkan, termistor NTC adalah
jenis termistor yang tahanannya atau resistansinya menurun ketika suhu
meningkat.
Prinsip pengukuran suhu dengan termistor adalah perubahan nilai
resistansi bila suhu atau temperatur mengenai termistor. Termistor merupakan
termometer yang memanfaatkan sifat hambatan suatu bahan. Semakin tinggi
suhu maka hambatan suatu bahan akan semakin besar. Termometer termistor
mampu mengukur temperatur > 100°𝐶

- Pt-100
Platinum adalah logam yang paling sering digunakan untuk termometer
hambatan listrik karena stabilitas dan daya yang tidak berubah-ubah drastis
dengan tegangan. Hambatan listrik dari logam akan bertambah apabila suhu
logam naik. Sifat ini yang dipakai sebagai dasar kerja termometer hambatan
listrik atau termometer platinum. Biasanya, industri menggunakan nominal
resistan 100 ohm pada 0°𝐶 sehingga disebut sebagai Pt-100 dimana Pt
adalah simbol untuk 174 platinum sensitivitas standar sensor 100 ohm.
IV. LANGKAH KERJA
4.1 Pemanasan Air
- Mengisi air pada water batch
- Meletakkan termometer air raksa, termokopel, pada tutup water batch
- Menghubungkan kabel pada temperature measurement ke stop kontak
- Memutar main supply pada posisi on lampu main on akan menyala
- Memutar tombol merah pada water batch pada skala 100℃
- Menekan tombol hijau pada water batch bersamaan dengan
menghidupkan stopwatch
- Memasukkan kabel tester tombol hitam ke hitam dan tombol merah ke
merah pada termometer secara bergantian pada termokopel, Pt-100.
dan termistor.
- Mencatat kenaikan tegangan dan arus tiap 1 menit
- Bila termometer air raksa telah menunjukkan angka 100℃, menekan
tombol hijau pada water batch
- Mematikan alat dengan cara memutar main supply pada posisi off
- Mencabut kabel dari stopkontak
- Membersihkan water batch

4.2 Isoterm
- Mengisi termos isoterm dengan es
- Meletakkan termometer air raksa, termokopel, pada tutup termos
isoterm
- Menghubungkan kabel pada temperature measurement ke stop kontak
- Memutar main supply pada posisi on lampu indikator main on akan
menyala
- Menghidupkan stopwatch bersamaan dengan memutar main supply
- Memasukkan kabel tester tombol hitam ke hitam dan tombol merah ke
merah pada termometer secara bergantian pada termokopel, Pt-100.
dan termistor.
- Mencatat kenaikan tegangan dan arus tiap 1 menit sampai 15 menit
- Mematikan alat dengan cara memutar main supply pada posisi off
- Mencabut kabel dari stopkontak
- Membersihkan termos isoterm

4.3 Pemanasan Udara


- Meletakkan termometer air raksa, termokopel pada alat blower
- Memutar tombol pada elektronik pada 30℃
- Menghubungkan kabel pada temperature measurement ke stop kontak
- Memutar main supply pada posisi on lampu indikator main on akan
menyala
- Menekan tombol standby dan tombol warna hijau pada blower
bersamaan dengan menghidupkan stopwatch
- Memasukkan kabel tester tombol hitam ke hitam dan tombol merah ke
merah pada termometer secara bergantian pada termokopel, Pt-100.
dan termistor.
- Mencatat kenaikan tegangan dan arus tiap 1 menit
- Mematikan stop watch bila termoeter air rasamenunjukkan angka 30℃
- Menekan tombol stand by dan tombol warna hijau
- Mematikan alat dengan cara memutarmin supply pada posisi off
- Mencabut kabel dari stopkontak
V. DATA PENGAMATAN
5.1 Pemanasan Air
Waktu Termistor Termokopel Pt-100
(menit) T(℃) I(mA) V(mV) T(℃) I(mA) V(mV) T(℃) I(mA) V(mV)
0. 26,8 0,001 01,321 26,0 0,001 02,2873 26,0 0,001 -01,517
1. 27,4 0,001 02,660 27,8 0,001 06,174 26,7 0,001 07,409
2. 40,1 0,001 -01,193 42,4 0,001 05,716 42,1 0,001 00,234
3. 47,4 0,001 07,515 48,6 0,001 03,067 48,6 0,001 00,553
4. 54,3 0,001 00,959 55,9 0,001 06,970 55,2 0,001 03,334
5. 66,8 0,001 04,302 69,4 0,001 06,655 69,2 0,001 03,171
6. 74,1 0,001 06,304 76,3 0,001 06,231 75,7 0,002 -00,046
7. 80,4 0,001 00,044 82,6 0,001 -02,398 81,9 0,002 01,495
8. 86,3 0,001 02,417 88,5 0,002 00,191 88,3 0,002 01,495
9. 93,4 0,001 05,959 95,4 0,002 07,062 95,9 0,002 04,268
10. 98,7 0,001 01,354 100,2 0,001 06,459 99,9 0,002 05,515

5.2 Isoterm
Waktu Termistor Termokopel Pt-100
(menit) T(℃) I(mA) V(mV) T(℃) I(mA) V(mV) T(℃) I(mA) V(mV)
0. 1,0 0,001 -00,001 3,2 0,001 01,544 0,1 0,001 05,179
1. 0,5 0,001 01,531 2,8 0,001 02,702 0,1 0,001 21,364
2. 0,5 0,001 01,232 2,8 0,001 15,135 0,0 0,002 02,230
3. 0,5 0,001 03,724 2,8 0,001 03,076 0,0 0,002 00,498
4. 0,4 0,001 02,541 2,7 0,001 04,230 0,0 0,001 35,518
5. 0,4 0,001 00,696 2,7 0,001 07,922 0,0 0,001 15,024
6. 0,4 0,001 00,213 2,7 0,001 07,561 0,0 0,001 07,433
7. 0,3 0,001 03,485 2,7 0,001 04,494 0,0 0,002 27,159
8. 0,3 0,001 01,696 2,7 0,001 04,049 0,0 0,002 07,646
9. 0,3 0,002 00,858 2,7 0,001 02,133 0,0 0,002 39,487
10. 0,3 0,002 00,345 2,7 0,001 03,177 0,0 0,002 08,945
11. 0,3 0,002 03,708 2,7 0,002 09,053 0,0 0,002 35,167
12. 0,3 0,001 00,717 2,7 0,002 02,879 0,0 0,003 26,492
13. 0,3 0,001 02,344 2,7 0,001 06,878 0,0 0,002 15,190
14. 0,3 0,001 03,009 2,7 0,001 12,434 0,0 0,004 44,297
15. 0,3 0,001 03,543 2,6 0,002 16,137 0,0 0,002 14,503

5.3 Pemanasan Udara


Waktu Termistor Termokopel Pt-100
(menit) T(℃) I(mA) V(mV) T(℃) I(mA) V(mV) T(℃) I(mA) V(mV)
0. 28,6 0,001 17,576 29,8 0,001 09,352 29,2 -0,001 15,310
1. 28,9 0,001 01,123 30,8 0,001 22,557 30 0,001 02,335
VII. PERTANYAAN
1. Buat grafik hubungan antara tegangan dan temperatur pada
termokopel.
2. Dari grafik diatas tentukan harga sensitivitas termokopel
3. Terbuat dari apa termokopel tersebut?

Jawab:
1. Terlampir
2. Berdasarkan grafik hubungan antara temperatur dan tegangan pada
termokopel didapatkan bahwa harga sensitivitas termokopel adalah
40 𝜇𝑉/℃
𝑥1 = 26,2 ℃
𝑌1 = 3,2 𝑚𝑉
𝑋2 = 93,2 ℃
𝑌2 = 6,4 𝑚𝑉
𝑌 −𝑌
tan 𝛼 = 𝑋2 − 𝑋1
2 1

6,4 𝑚𝑉−3,2 𝑚𝑉
= 93,2℃−26,2℃
1000𝜇𝑉
= 0,04 mV/℃ x | |
1 𝑚𝑉

= 40𝜇𝑉
3. Termokopel tersebut memiliki sensitivitas sebesar 40𝜇𝑉, sehingga
termokopel tersebut yaitu termokopel tipe K yang terbuat dari
Ni-Cr dan Ni-Al
VIII. ANALISIS PERCOBAAN
Pada percobaan tentang pengukuran arus dan tegangan menggunakan
peralatan temperature measurement (TM II) dilakukan tiga kali percobaan, yaitu
tentang pemanasan air, isoterm,dan pemanasan udara. Pada ketiga percobaan
tersebut dilakukan pengukuran temperatur, arus listrik, dan tegangan pada tiga
buah termometer yang berbeda, yaitu pada termokopel, termistor, dan Pt-100.
Ketiga termometer tersebut mengukur perubahan temperatur dengan efek listrik.
Efek listrik tersebut yaitu adanya perubahan resistansi dan timbulnnya
electromotive force (emf)yang disebabkan oleh gradien suhu. Pengukuran arus
listrik dan tegangan listrik dilakukan menggunakan multitester.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, termkopel mengalami kenaikan
temperatur yang paling cepat. Hal ini disebabkan termokopel tersusun dari dua
buah logam yang merupakan konduktor yang sangat baik sehingga dapat dengan
cepat menyerap panas dari benda yang diukur temperaturnya. Termokopel
digunakan yang digunakan yaitu termokopel tipe K yang tersusun dari Ni-Cr dan
Ni-Al. Pada pengukuran tegangan yang dilakukan menggunakan multitester
didapat nilai yang berubah-ubah dikarenakan disaat termometer menunjukkan
temperatur, terjadi pergerakan elektron yang disebabkan ujung logam yang berada
di temperatur panas dan dingin. Semakin tinggi kenaikan temperatur, maka
semakin tinggi pula tegangannya.Hal ini dibuktikan dengan hasil yang didapatkan
secara praktikum yaitu pada temperatur 100,2℃ tegangannya 06,459 mV.
Pada isoterm, didapatkan bahwa nilai pengukuran pada Pt-100
memberikan respon lebih cepat dibandingkan termometer lain karena termometer
Pt-100 memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap perubahan suhu yang panas
maupun dingin. Penurunan temperatur yang ditunjukkan oleh ketiga termometer
yang digunakan tidak terlalu signifikan, bahkan pada Pt-100 temperaturnya
cenderung konstan. Nilai pengukuran tegangan yang didapat pada Pt-100 sebesar
14,503mV. Pada termokopel, temperatur yang didapatkan paling besar yaitu 2,6℃
dan tegangan yang didapatkan yaitu 16,137mV. Sedangkan pada termistor,
perubahan temperaturnya juga tidak terlalu signifikan yaitu dari 0,5℃ ke 0,3℃.
Perubahan temperatur yang terjadi pada termistor tidak mempengaruhi arus listrik
yang dihasilkan, begitu juga tegangan listriknya. Hal ini dikarenakan, pada prinsip
kerja termistor yang dengan terjadinya kenaikan temperatur maka hambatan pada
termistor akan naik atau turun, tergantung dari jenis termistornya.
Pada percobaan tentang pemanasan udara, termometer yang paling cepat
mencapai temperatur 30℃ adalah termokopel. Nilai tegangan yang dihasilkan
pada termokopel yaitu 22,557mV dengan kuat arus konstan yaitu 00,001 mA.
Berdasarkan ketiga percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa tiap-tiap
jenis termometer memiliki karakteristiknya tersendiri yang membedakannya
dengan termometer jenis lain. Perbedaan pengukuran temperatur yang dihasilkan
masing-masing termometer berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh material
penyusun termometer yang berbeda-beda, nilai sensitivitas dan rentang
pengukuran yang dimilikinya. Pada saat pengukuran tegangan dan arus
menggunakan multitester terjadi pergerakan elektron yang mempengaruhi
pembacaan di multitester. Adapun termometer yang menunjukkan respon
kenaikan temperatur yang paling cepat dan memiliki hasil yang paling baik yaitu
termkopel karena termokopel tersusun atas dua logam yang disatukan.
Padatermokopel terjadi efek seebeck dan efek peltier. Pada termokopel, semakin
tinggi temperatur maka nilai tegangan listrikyang dihasilkan semakin besar karena
temperatur berbanding lurus terhadap tegangan listrik yang dihasilkan.
IX.KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yan dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Setiap termometer memberikan nilai pengukuran terhadap temperatur,
tegangan, dan kuat arus yang berbeda-beda. Halini dipengaruhi oleh
sensitivitas, material penyusun termometer, dan adanya pergerakan
elektron sehingga mempengaruhi pembacaan multitester.
2. Berdasarkan data yang didapatkan dari percobaan:
a. Pada pemanasan air, termokopel memiliki nilai pengukuran temperatur
dan tegangan yang paling tinggi dibandingkan termistor dan Pt-100
yaitu sebesar 100,2℃ dan 06,459mV, sedangkan kuat arus yang
dihasilkan yaitu 00,001mA.
b. Pada percobaan isoterm, Pt-100 memiliki nilai pengukuran temperatur
yang stabil, yaitu sebesar 0℃ dengan nilai tegangan dan arus berturut-
turut yaitu 14,503mV dan 00,002mA.
c. Pada pemanasan udara, termometer yang paling cepat mencapai
temperatur 30℃ adalah termokopel dengan besar tegangan 22,557mV
dan kuat arus 00,001 mA.
3. Pada termokopel terjadi gradien suhu yang menghasilkan elektromotive
force (emf) yang sesuai dengan efe seebeck dan efek peltier sehingga
termokopel merupakan alat pengukuran tegangan dan kuat arus yang baik
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman,H.Utomo. Http://electric-mechanic.termokopel-perangkat-sensor-
suhu.html (diakses secaraonline pada 13 Maret 2018)

Anonim.Http://wahyusisilia.blogspot.co.id/2015/10/Laporan-Pengukuran-
Temperatur-Efek-html?m=1(diakses pada 13 Maret 2018)

Kasie Laboratorium Instrumentasi dan ontrol.2018.Penuntun Praktikum


Instrumentasi dan kontrol. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya
GAMBAR ALAT

Temperature measurement (TM II) Termometer air raksa

Multitester Stopwatch

Botol Aquadest

You might also like