Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu mempelajari
dan memahami perubahan temperatur dalam derajat celcius ke satuann
tegangan dan ke satuan arus
-TERMISTOR
Termistor (thermistor) adalah komponen semikonduktor yang memiliki
tahanan (resistansi) yang dapat berubah dengan suhu/temperature. Thermistor
merupakan singkatan dari thermally sensitive resistor, yang berarti resistor
yang peka atau sensitif terhadap suhu. Ada dua jenis termistor, yaitu: PTC
(Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature
Coefficient ). Termistor PTC adalah jenis termistor yang nilai resistansinya
meningkat dengan meningkatnya suhu. Sedangkan, termistor NTC adalah
jenis termistor yang tahanannya atau resistansinya menurun ketika suhu
meningkat.
Prinsip pengukuran suhu dengan termistor adalah perubahan nilai
resistansi bila suhu atau temperatur mengenai termistor. Termistor merupakan
termometer yang memanfaatkan sifat hambatan suatu bahan. Semakin tinggi
suhu maka hambatan suatu bahan akan semakin besar. Termometer termistor
mampu mengukur temperatur > 100°𝐶
- Pt-100
Platinum adalah logam yang paling sering digunakan untuk termometer
hambatan listrik karena stabilitas dan daya yang tidak berubah-ubah drastis
dengan tegangan. Hambatan listrik dari logam akan bertambah apabila suhu
logam naik. Sifat ini yang dipakai sebagai dasar kerja termometer hambatan
listrik atau termometer platinum. Biasanya, industri menggunakan nominal
resistan 100 ohm pada 0°𝐶 sehingga disebut sebagai Pt-100 dimana Pt
adalah simbol untuk 174 platinum sensitivitas standar sensor 100 ohm.
IV. LANGKAH KERJA
4.1 Pemanasan Air
- Mengisi air pada water batch
- Meletakkan termometer air raksa, termokopel, pada tutup water batch
- Menghubungkan kabel pada temperature measurement ke stop kontak
- Memutar main supply pada posisi on lampu main on akan menyala
- Memutar tombol merah pada water batch pada skala 100℃
- Menekan tombol hijau pada water batch bersamaan dengan
menghidupkan stopwatch
- Memasukkan kabel tester tombol hitam ke hitam dan tombol merah ke
merah pada termometer secara bergantian pada termokopel, Pt-100.
dan termistor.
- Mencatat kenaikan tegangan dan arus tiap 1 menit
- Bila termometer air raksa telah menunjukkan angka 100℃, menekan
tombol hijau pada water batch
- Mematikan alat dengan cara memutar main supply pada posisi off
- Mencabut kabel dari stopkontak
- Membersihkan water batch
4.2 Isoterm
- Mengisi termos isoterm dengan es
- Meletakkan termometer air raksa, termokopel, pada tutup termos
isoterm
- Menghubungkan kabel pada temperature measurement ke stop kontak
- Memutar main supply pada posisi on lampu indikator main on akan
menyala
- Menghidupkan stopwatch bersamaan dengan memutar main supply
- Memasukkan kabel tester tombol hitam ke hitam dan tombol merah ke
merah pada termometer secara bergantian pada termokopel, Pt-100.
dan termistor.
- Mencatat kenaikan tegangan dan arus tiap 1 menit sampai 15 menit
- Mematikan alat dengan cara memutar main supply pada posisi off
- Mencabut kabel dari stopkontak
- Membersihkan termos isoterm
5.2 Isoterm
Waktu Termistor Termokopel Pt-100
(menit) T(℃) I(mA) V(mV) T(℃) I(mA) V(mV) T(℃) I(mA) V(mV)
0. 1,0 0,001 -00,001 3,2 0,001 01,544 0,1 0,001 05,179
1. 0,5 0,001 01,531 2,8 0,001 02,702 0,1 0,001 21,364
2. 0,5 0,001 01,232 2,8 0,001 15,135 0,0 0,002 02,230
3. 0,5 0,001 03,724 2,8 0,001 03,076 0,0 0,002 00,498
4. 0,4 0,001 02,541 2,7 0,001 04,230 0,0 0,001 35,518
5. 0,4 0,001 00,696 2,7 0,001 07,922 0,0 0,001 15,024
6. 0,4 0,001 00,213 2,7 0,001 07,561 0,0 0,001 07,433
7. 0,3 0,001 03,485 2,7 0,001 04,494 0,0 0,002 27,159
8. 0,3 0,001 01,696 2,7 0,001 04,049 0,0 0,002 07,646
9. 0,3 0,002 00,858 2,7 0,001 02,133 0,0 0,002 39,487
10. 0,3 0,002 00,345 2,7 0,001 03,177 0,0 0,002 08,945
11. 0,3 0,002 03,708 2,7 0,002 09,053 0,0 0,002 35,167
12. 0,3 0,001 00,717 2,7 0,002 02,879 0,0 0,003 26,492
13. 0,3 0,001 02,344 2,7 0,001 06,878 0,0 0,002 15,190
14. 0,3 0,001 03,009 2,7 0,001 12,434 0,0 0,004 44,297
15. 0,3 0,001 03,543 2,6 0,002 16,137 0,0 0,002 14,503
Jawab:
1. Terlampir
2. Berdasarkan grafik hubungan antara temperatur dan tegangan pada
termokopel didapatkan bahwa harga sensitivitas termokopel adalah
40 𝜇𝑉/℃
𝑥1 = 26,2 ℃
𝑌1 = 3,2 𝑚𝑉
𝑋2 = 93,2 ℃
𝑌2 = 6,4 𝑚𝑉
𝑌 −𝑌
tan 𝛼 = 𝑋2 − 𝑋1
2 1
6,4 𝑚𝑉−3,2 𝑚𝑉
= 93,2℃−26,2℃
1000𝜇𝑉
= 0,04 mV/℃ x | |
1 𝑚𝑉
= 40𝜇𝑉
3. Termokopel tersebut memiliki sensitivitas sebesar 40𝜇𝑉, sehingga
termokopel tersebut yaitu termokopel tipe K yang terbuat dari
Ni-Cr dan Ni-Al
VIII. ANALISIS PERCOBAAN
Pada percobaan tentang pengukuran arus dan tegangan menggunakan
peralatan temperature measurement (TM II) dilakukan tiga kali percobaan, yaitu
tentang pemanasan air, isoterm,dan pemanasan udara. Pada ketiga percobaan
tersebut dilakukan pengukuran temperatur, arus listrik, dan tegangan pada tiga
buah termometer yang berbeda, yaitu pada termokopel, termistor, dan Pt-100.
Ketiga termometer tersebut mengukur perubahan temperatur dengan efek listrik.
Efek listrik tersebut yaitu adanya perubahan resistansi dan timbulnnya
electromotive force (emf)yang disebabkan oleh gradien suhu. Pengukuran arus
listrik dan tegangan listrik dilakukan menggunakan multitester.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, termkopel mengalami kenaikan
temperatur yang paling cepat. Hal ini disebabkan termokopel tersusun dari dua
buah logam yang merupakan konduktor yang sangat baik sehingga dapat dengan
cepat menyerap panas dari benda yang diukur temperaturnya. Termokopel
digunakan yang digunakan yaitu termokopel tipe K yang tersusun dari Ni-Cr dan
Ni-Al. Pada pengukuran tegangan yang dilakukan menggunakan multitester
didapat nilai yang berubah-ubah dikarenakan disaat termometer menunjukkan
temperatur, terjadi pergerakan elektron yang disebabkan ujung logam yang berada
di temperatur panas dan dingin. Semakin tinggi kenaikan temperatur, maka
semakin tinggi pula tegangannya.Hal ini dibuktikan dengan hasil yang didapatkan
secara praktikum yaitu pada temperatur 100,2℃ tegangannya 06,459 mV.
Pada isoterm, didapatkan bahwa nilai pengukuran pada Pt-100
memberikan respon lebih cepat dibandingkan termometer lain karena termometer
Pt-100 memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap perubahan suhu yang panas
maupun dingin. Penurunan temperatur yang ditunjukkan oleh ketiga termometer
yang digunakan tidak terlalu signifikan, bahkan pada Pt-100 temperaturnya
cenderung konstan. Nilai pengukuran tegangan yang didapat pada Pt-100 sebesar
14,503mV. Pada termokopel, temperatur yang didapatkan paling besar yaitu 2,6℃
dan tegangan yang didapatkan yaitu 16,137mV. Sedangkan pada termistor,
perubahan temperaturnya juga tidak terlalu signifikan yaitu dari 0,5℃ ke 0,3℃.
Perubahan temperatur yang terjadi pada termistor tidak mempengaruhi arus listrik
yang dihasilkan, begitu juga tegangan listriknya. Hal ini dikarenakan, pada prinsip
kerja termistor yang dengan terjadinya kenaikan temperatur maka hambatan pada
termistor akan naik atau turun, tergantung dari jenis termistornya.
Pada percobaan tentang pemanasan udara, termometer yang paling cepat
mencapai temperatur 30℃ adalah termokopel. Nilai tegangan yang dihasilkan
pada termokopel yaitu 22,557mV dengan kuat arus konstan yaitu 00,001 mA.
Berdasarkan ketiga percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa tiap-tiap
jenis termometer memiliki karakteristiknya tersendiri yang membedakannya
dengan termometer jenis lain. Perbedaan pengukuran temperatur yang dihasilkan
masing-masing termometer berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh material
penyusun termometer yang berbeda-beda, nilai sensitivitas dan rentang
pengukuran yang dimilikinya. Pada saat pengukuran tegangan dan arus
menggunakan multitester terjadi pergerakan elektron yang mempengaruhi
pembacaan di multitester. Adapun termometer yang menunjukkan respon
kenaikan temperatur yang paling cepat dan memiliki hasil yang paling baik yaitu
termkopel karena termokopel tersusun atas dua logam yang disatukan.
Padatermokopel terjadi efek seebeck dan efek peltier. Pada termokopel, semakin
tinggi temperatur maka nilai tegangan listrikyang dihasilkan semakin besar karena
temperatur berbanding lurus terhadap tegangan listrik yang dihasilkan.
IX.KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yan dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Setiap termometer memberikan nilai pengukuran terhadap temperatur,
tegangan, dan kuat arus yang berbeda-beda. Halini dipengaruhi oleh
sensitivitas, material penyusun termometer, dan adanya pergerakan
elektron sehingga mempengaruhi pembacaan multitester.
2. Berdasarkan data yang didapatkan dari percobaan:
a. Pada pemanasan air, termokopel memiliki nilai pengukuran temperatur
dan tegangan yang paling tinggi dibandingkan termistor dan Pt-100
yaitu sebesar 100,2℃ dan 06,459mV, sedangkan kuat arus yang
dihasilkan yaitu 00,001mA.
b. Pada percobaan isoterm, Pt-100 memiliki nilai pengukuran temperatur
yang stabil, yaitu sebesar 0℃ dengan nilai tegangan dan arus berturut-
turut yaitu 14,503mV dan 00,002mA.
c. Pada pemanasan udara, termometer yang paling cepat mencapai
temperatur 30℃ adalah termokopel dengan besar tegangan 22,557mV
dan kuat arus 00,001 mA.
3. Pada termokopel terjadi gradien suhu yang menghasilkan elektromotive
force (emf) yang sesuai dengan efe seebeck dan efek peltier sehingga
termokopel merupakan alat pengukuran tegangan dan kuat arus yang baik
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,H.Utomo. Http://electric-mechanic.termokopel-perangkat-sensor-
suhu.html (diakses secaraonline pada 13 Maret 2018)
Anonim.Http://wahyusisilia.blogspot.co.id/2015/10/Laporan-Pengukuran-
Temperatur-Efek-html?m=1(diakses pada 13 Maret 2018)
Multitester Stopwatch
Botol Aquadest