Professional Documents
Culture Documents
KKW Ak 1
KKW Ak 1
PENDAHULUAN
bagian dari PT. Pertamina (Persero) Aviation yang berada di wilayah kerja
Marketing Operation Region IV. Pertamina Aviation (PAv) merupakan salah satu
unit bisnis Marketing and Trading Directorate PT. Pertamina yang memiliki visi
menjadi pemasar dan penyedia layanan bahan bakar penerbangan kelas dunia
Selain memiliki visi, Pertamina Aviation juga memiliki misi. Misi Pertamina
Aviation adalah:
1. Melakukan usaha dalam bidang pemasaran produk dan layanan Bahan Bakar
berdasarkan tata nilai unggulan, setara dengan best practice yang diakui dalam
Visi dan misi tersebut merupakan bukti dari komitmen Pertamina Aviation
penting dalam bisnis penerbangan. Quality dan Quantity (QQ) dari BBMP harus
1
tetap terjaga demi kenyamanan dan keselamatan penerbangan. Sesuai dengan motto
Serve for Safe Flight, Pertamina Aviation berpedoman pada Security of Supply,
flexibility of Supply, dan Economic of Supply. Selain itu, untuk memenuhi harapan
pelanggan, Pertamina Aviation menerapkan lima nilai utama yang disebut Five
Zero: Zero Accident, Zero Delay, Zero Mistake, Zero Off-Spec, dan Zero
melaksanakan kegiatan operasional. Selain itu, hal ini dilakukan untuk menjamin
sangatlah penting, maka penulis akan memilih judul “Proses Pengendalian mutu
Avtur/Jet A-1 di DPPU Ahmad Yani Semarang” dalam penyusunan Kertas Kerja
Wajib (KKW) di STEM Akamigas Tingkat I Program Studi Logistik Minyak dan
menjamin mutu Avtur/Jet A-1 agar dalam batasan spesifikasi. Penulisan KKW ini
juga sebagai bahan untuk memenuhi ujian lisan yang merupakan syarat kelulusan
2
1.3 Batasan Masalah
Dalam KKW ini penulis membatasi pada masalah proses pengendalian mutu
Avtur/Jet A-1 pada saat operasi penerimaan, penimbunan, dan penyaluran di DPPU
Penulisanan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini terdiri dari beberapa bab, dengan
BAB I : PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
fungsi terkait, sumber daya manusia serta sarana dan fasilitas yang
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
Merupakan bab akhir yang berisi simpulan dan saran dari hasil
3
II. ORIENTASI UMUM
Region IV Jawa Bagian Tengah. DPPU Ahmad Yani berdiri di atas lahan seluas
Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan sistem sewa lahan. DPPU Ahmad Yani
berdiri pada tahun 1970 dengan peralatan yang sangat sederhana. Kemudian pada
tahun 1973, DPPU ini mulai direnovasi untuk menyesuaikan perkembangan dunia
penerbangan.
pesawat per harinya dengan Supply Fuel sekitar 120 – 152 KL per hari. Dalam
Avtur/Jet A-1 di DPPU Ahmad Yani Semarang di suplai langsung dari Terminal
Bahan Bakar Minyak (TBBM) Sleko, Cilacap menggunakan bridger setiap harinya
kecuali hari Minggu dengan jarak tempuh perjalanan 265 KM sekitar 7 – 9 jam.
Jumlah truput per-hari DPPU Ahmad Yani Semarang adalah 100 KL per hari.
4
2.2 Tugas dan Fungsi DPPU Ahmad Yani
Dalam beroperasi, DPPU Ahmad Yani memiliki tugas dan fungsi sebagai
berikut:
tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu, tepat teknologi, tepat harga, tepat
4. Memelihara dan menjaga kondisi seluruh sarana dan fasilitas yang ada
(DPPU) Ahmad Yani Semarang, tanggung jawab secara penuh terletak pada
Receiving Storage and Distribution, Spv. Maintenance, dan Spv. General Affair .
Struktur organisasi di DPPU Ahmad Yani dapat dilihat pada Gambar 2.1
5
Gambar 2.1 Struktur Organisasi DPPU Ahmad Yani
6
Adapun pekerja yang bekerja di DPPU Ahmad Yani Semarang berjumlah 27
orang, dengan rincian jumlah pekerja: 5 pekerja organik, 7 pekerja PTC, 11 pekerja
outsourcing, dan 4 tenaga sekuriti. Berikut ini adalah tugas atau bidang kerja di
2.3.1 Tugas dan Fungsi Supervisor Receiving, Storage, and Distribution (RSD)
penanganan yang baik terhadap keluhan dan permintaan pelanggan serta membina
relasi dengan pihak – pihak terkait lainnya sesuai dengan kebijakan dan prosedur di
pemeliharaan asset, sarana dan fasilitas receiving & storage serta refueling-
defuelling BBMP dan proyek pembangunan sesuai otorisasi yang berlaku di area
7
2.3.3 Tugas dan Fungsi Junior Supervisor General Affairs
serta kebersihan lingkungan di area DPPU Ahmad Yani Fungsi Aviation Region
IV.
non-fisik terhadap sarana dan fasilitas kegiatan operasional di DPPU Ahmad Yani
Semarang dari gangguan; baik gangguan dari dalam maupun dari luar.
1. Preventive Maintenance
suatu keadaan yang menunjukkan gejala kerusakan sebelum alat atau fasilitas
2. Breakdown Maintenance.
alat atau fasilitas sudah mengalami kerusakan. Hal ini sebagian besar
8
diakibatkan oleh minimnya perhatian yang diberikan terhadap kondisi operasi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Banyaknya pesawat, bridger, dan
mobil barang membuat area tersebut memiliki tingkat kebisingan yang cukup
tinggi. Oleh karena itu, Pertamina sebagai perusahaan yang peduli terhadap
peraturan, meliputi:
b. Rumput yang ada di DPPU harus tetap pendek dan tidak meletakkan
berlaku.
9
2.5 Sarana dan Fasilitas DPPU Ahmad Yani
ditekankan. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana dan fasilitas yang handal, standar,
DPPU Ahmad Yani menerima suplai Avtur/Jet A-1 dari Depot Cilacap
Yani dilakukan setiap hari (kecuali hari Minggu) pada pukul 17.00 – 21.00 WIB
dihitung mulai dari jam kedatangan bridger hingga kepulangan bridger. Setiap
harinya, DPPU Ahmad Yani menerima 120 KL – 152 KL Avtur/Jet A-1 dengan
Sarana dan Fasilitas penerimaan yang ada di DPPU Ahmad Yani Semarang,
antara lain:
1. Pipa
2. Pompa Produk
3. Strainer
5. Loading Arm
10
Gambar 2.2 Close Circuit Drain System (CCDS) Pada Penerimaan
jumlah truput perharinya, DPPU Ahmad Yani memiliki ketahanan stok BBMP
selama 3,6 hari. Untuk menimbun Avtur/Jet A-1, DPPU Ahmad Yani memiliki 6
lain:
11
Tabel 2.1 Data Tangki Timbun DPPU Ahmad Yani
3. Floating Suction
4. Manhole
5. Free Vent
6. Drain sample
7. Dipstick
8. Hand Pump
12
Gambar 2.3 Close Circuit Drain System (CCDS) Pada Penimbunan
sehari, DPPU Ahmad Yani melayani penyaluran Avtur/Jet A-1 ke pesawat rata –
Sarana dan fasilitas penyaluran di DPPU Ahmad Yani Semarang, antara lain:
13
Gambar 2.4 Refueller DPPU Ahmad Yani
untuk menjaga mutu Avtur/Jet A-1di DPPU Ahmad Yani agar selalu dalam
antara lain:
2. Strainer
14
6. Beaker Glass
7. Matt Glass
9. Electrical Conductivity
10. Thermometer
11. Hydrometer
2.5.5 Sarana dan Fasilitas Health, Safety, Security, and Environment (HSSE)
berada di DPPU Ahmad Yani Semarang. Agar para pekerja terlindungi dari bahaya
yang bisa terjadi di area kerja, maka masing – masing pekerja harus dilengkapi
dengan Alat Pelindung Diri (APD), diantaranya adalah Safety helmet, safety
glasses, ear muff, safety glove, safety shoes, dan safety vest.
Sarana dan fasilitas HSSE di DPPU Ahmad Yani Semarang, antara lain:
c. Pasir
d. Oil Catcher
e. Sumur pantau
15
III. TINJAUAN PUSTAKA
Avtur / Jet A-1 merupakan bahan bakar fraksi kerosene yang digunakan
untuk pesawat jenis jet atau turbo jet (baik tipe jet propulsion/propeller). Avtur/Jet
(equivalen dengan NATO Code F-35 and ASTM D 1655), ATA 103 (USA) dan SK
Selain itu Avtur/Jet A-1 juga memiliki fungsi sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan tenaga & gaya dorong (thrust) sehingga dapat terbang, sebagai
penyerap panas (heat sink), pendingin sayap body dari gesekan dengan udara serta
menjaga dan menjamin kualitas dari Bahan Bakar Minyak Penerbangan dari proses
kepada konsumen (Airliner), sesuai dengan moto Pertamina Aviation yaitu Serve
for Save Flight dan Five Zero : ZeroAccident, Zero Off-spec, Zero Tolerance, Zero
16
Avtur/Jet A-1 memiliki sifat – sifat penting yang harus sesuai standard untuk
Stability (kestabilan pada suhu tinggi), Existent Gum (adanya kontaminan gum),
Water Separation (sifat pemisahan air), Conductivity (daya hantar listrik), dan
Lubricity (pelumasan)
Pada saat proses pembongkaran bridger, hal yang dilakukan pertama kali
mutu AFRN (Aviation Fuel Delivery Release Note) dan dokumen muatan (Loading
Order, Surat Pengiriman Produk dan Surat Jalan). Setelah dokumen – dokumen
diperiksa dan sesuai, maka selanjutnya adalah melakukan settling time selama
pembongkaran. Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika membongkar, antara lain
: memasang bonding cable pada bonding point, memasang ganjal roda sehingga
bridger tidak dapat bergerak maju dan mundur, dan memeriksa seluruh kondisi
segel pada semua kerangan dan manhole harus pada kondisi utuh dan kode segel
line). Kemudian, melakukan pemeriksaan kontrol (control check) dan daya hantar
17
listrik pada masing masing kompartemen. Control Check terdiri dari pemeriksaan
15°C antara pemeriksaan di lokasi penerima dengan AFRN tidak boleh melebihi 3
penerimaan BBMP.
dan/atau tumpahan. Hasil pengamatan penunjukan PDG harus dicatat pada formulir
yang berlaku.
produk dalam tangki sudah tidak dapat dituras lagi. lakukan pengamatan bagian
dalam tangki bridger untuk memastikan tangki sudah kosong. Setelah memastikan
tangki dalam keadaan kosong, lakukan drain melalui saluran penurasan hingga
(settling time) untuk penerimaan sesuai ketentuan yang berlaku. Produk dapat
disalurkan kepada pelanggan bila hasil visual check, density dan electrical
18
3.2.2. Proses Pengendalian Mutu Pada Saat Penimbunan Avtur/Jet A-1 dalam
tangki timbun
Pengawasan mutu pada tangki timbun dilakukan secara harian dan berkala,
volume produk dalam tangki, dan mengambil sampel dari pipa drain harian tangki
(daily check off) untuk visual check dan mengukur electrical conductivity.
harus dilakukan pengambilan sampel dari pipa penurasan harian (Daily Check Off)
memeriksa Free Vent (lubang pernafan) tangki timbun horizontal, melakukan WDO
dengan mengeluarkan Avtur/Jet A-1 dari dalam tangki sebanyak minimal 2 x isi
pipa .
memastikan Avtur telah memenuhi spesifikasi, dengan cara melakukan visual chek
yaitu dengan melihat warna dari Avtur/Jet A-1 clear and bright dan menggunakan
alat Chemical Water Detector (CWD). Pengujian dengan CWD disaksikan oleh
kedua pihak, yaitu pihak petugas pengisi dan pihak customer / airliner. Setelah
pada awak pesawat yang bersangkutan jumlah avtur yang dibutuhkan, untuk
19
mencegah adanya kelebihan penyerahan.
menghubungkan bonding cable dari refueller ke pesawat udara, lalu menarik selang
pasang dust cap pada coupler/nozzle, lalu melepas bonding cable .selanjutnya
penyerahan dan juga dokumen penyerahan, yaitu FD105. Setelah semua dokumen
terselesaikan, lakukan ABK setelah pengisian pesawat. ABK merupakan amati atas,
bagian atas kendaraan, amati bawah: untuk memastikan apakah ada peralatan yang
dalam mengamati atas dan bawah harus mengelilingi kendaraan 360o sebelum
berbagai titik pada suatu sistem, dengan menentukan tingkatan dari kontaminasi
20
kotoran dengan menggunakan colorimetric dan gravimetric. Hasil Pengujian ini
3.3.1 Kontaminasi
suatu jenis bahan bakar minyak penerbangan (BBMP) oleh satu atau lebih bahan
bakar minyak penerbangan lain atau non bahan bakar minyak penerbangan yang
dapat menyebabkan penurunan atau kerusakan mutu produk bahan bakar minyak
Pada golongan ini kontaminasi bahan disebabkan oleh bahan bakar jenis lain,
Avgas/Mogas/Solar.
Hal yang perlu menjadi perhatian adalah kontaminasi produk release dengan
jenis produk yang sama namun belum release, karena akan menghasilkan produk
belum release.
21
b. Kontaminasi oleh partikel padat.
Partikel yang menjadi kontaminan padat, misalnya pasir, debu, karat, karet
dan serpihan coating. Partikel tersebut dapat masuk kedalam bahan bakar
penerbangan pada waktu penanganan transportasi dan ini sulit dihindari. Pada
umumnya untuk menghindari keadan ini dilakukan settling, filtrasi dan penggunaan
floating suction.
Adanya kontaminan partikel padat dapat dilihat dengan cara visual check.
Partikel padat akan tampak di dasar penampung sampel bahan bakar setelah
dilakukan settling time. Selain dengan cara visual check, dapat juga dilakukan
Bahan bakar penerbangan dapat mengandung air dalam bentuk : Air bebas
(free water), Air tersuspensi (water in suspension), dan Air terlarut (dissolved
water) .
air. Garam tersebut sebagai unsur hara untuk pertumbuhan mikroba yang berada
dalam bahan bakar penerbangan. Besarnya kandungan garam dalam bahan bakar
22
d. Kontaminasi oleh Mikroba
dipengaruhi oleh : Oksigen, Air (water), Temperatur yang kondusif, PH, dan
Kandungan garam.
Minyak yang mengandung air akan membentuk bakteri, dan bakteri bakteri
tersebut menjadi sulfit. Apabila sulfit bertemu dengan air, maka akan
mengakibatkan peralatan lain menjadi korosi karena sulfit memiliki sifat korosi.
melalui berbagai cara, diantaranya : Terbawa bersama lumpur atau air yang masuk
tangki melalui pipa discharge, Terbawa bersama debu melalui free vent, terikut
minyak dari sump drain yang telah terkontaminasi oleh mikroba, dan Ballast air
dari Tanker.
dapat memecahkan tegangan permukaan antara air dan minyak. Surfactants dapat
(MSEP) ASTM D.3948. Salah satu pengujian adanya surfactants adalah Millipore
test.
23
3.3.2 Deteriorisasi
bahan bakar minyak penerbangan (BBMP) karena keadaan lingkungan atau oleh
perubahan yang timbul dari dalam atau diri zat atau bahan itu sendiri, misalnya oleh
tekanan, adanya oksigen / udara , perubahan sifat fisika, sifat kimia dari dalam zat
terlalu lama.
4. Pembentukan Gum,
5. Pengaruh Cuaca
Kontaminasi dan deteriorisasi yang ada pada suatu zat disebabkan oleh :
3. Pembilasan (flushing)
5. Pengkaratan
24
3.4 Upaya Pencegahan dan Tindak Lanjut Atas Kerusakan Mutu Avtur/Jet
A-1
Upaya yang dilakukan untuk mencegah kerusakan mutu Avtur/Jet A-1 adalah
dengan pemeriksaan adanya air, dapat dilakukan secara visual dan menggunakan
alat pendeteksi air. Pendeteksi air dalam bahan bakar penerbangan, diantaranya :
Water finding ini digunakan untuk mendeteksi adanya air bebas dalam bahan
bakar penerbangan. Water finding paper dan paste akan berubah warna jika terkena
air. Water Finding Paper dan Water Finding Paste masih ada pada tanker.
b. Water Detector
Water detector digunakan untuk mendeteksi adanya air yang terlarut dalam
bahan bakar penerbangan. Pengujian ini dapat menunjukan adanya kandungan air
(i) CWD dan Repsol/YPF bila terkena air akan berubah warna dari kuning
(ii) Hydrokit bila terkena air akan berubah warna dari putih menjadi pink pada
membrannya.
25
IV. PEMBAHASAN
mutu Avtur/Jet A-1 pada operasi penerimaan terjadi pada sebelum pembongkaran,
operator:
dengan mencatat ullage, mengambil sampel, dan mencatat hasil visual check
2. Mengisi daily check , storage tank sump drain record, dan storage tank
suplai point.
1. memastikan bridger berada pada tempatnya dengan tepat dan aman. Mesin
kendaraan sudah dalam kondisi mati beserta rem tangan dan pasang penahan
roda.
tangki.
26
3. Memeriksa kembali kebenaran isi dokumen mutu AFRN (Aviation Fuel
Release Note) dan dokumen muatan BPP (Bukti Pengiriman Produk), Sealed
Certificate , Loading Order, dan Surat Jalan, serta segel valve bongkar.
pembongkaran.
pastikan tangki timbun penerima dalam keadaan siap, ullage cukup, produk
7. memeriksa kondisi segel pada semua kerangan. Manhole harus pada kondisi
utuh dan kode segel sesuai dengan yang tertera pada dokumen pegiriman.
27
10. melakukan pengukuran electrical conductivity
12. mencatat hasil pemeriksaan dalam formulir Bridger Quality Control Before
Receipt Record.
28
4.1.2 Selama Pembongkaran Avtur/Jet A-1
Hal – hal yang harus diperhatikan saat pembongkaran yang berkaitan dengan
meninggalkan tempat.
kavitasi.
pemompaan.
(FWS) dan catat hasil pengamatan penunjukan PDG pada formulir yang
berlaku.
3. melakukan pengamatan isi dalam tangki bridger telah benar – benar habis.
29
7. Semua saluran masuk dan keluar / valve in & out ditutup dan disegel
penerimaan.
seluruhnya berjenis semi buried dengan total kapasitas 400 KL. Pengendalian mutu
Pengendalian mutu pada tangki timbun dilakukan secara harian dan berkala,
Pengendalian mutu Avtur/Jet A-1 secara harian dilakukan pada pagi hari,
meliputi :
c. Melakukan penurasan setiap pagi minimal 2x isi pipa, dan lakukan uji visual.
d. ambil sampel 1000cc dari pipa turas dengan gelas beaker. Lakukan uji
30
Gambar 4.4 Thermohydrometer
Pengendalian mutu juga dilakukan pada setiap kali terjadi perubahan cuaca,
seperti setelah hujan lebat. Pengendalian mutu dilakukan setelah hujan lebat untuk
memastikan produk tidak terkontaminasi oleh air. Pengendalian mutu ini dilakukan
dengan mengambil sampel dari pipa penurasan harian (daily check 0ff) untuk
pemeriksaan visual.
31
4.2.3 Pengendalian Mutu Mingguan
temperature.
penimbunan, dan penyaluran juga dibersihkan setiap minggunya agar Avtur/Jet A-1
a. Material dan sarana fasilitas pada tangki refueller tidak boleh galvanish.
drain.
dll.
32
Penyaluran Avtur/Jet A-1 di DPPU Ahmad Yani Semarang dilakukan dengan
a. Kondisi saluran dan meter arus pada refueller harus dipastikan dalam
keadaan baik.
c. Kompartemen Refueller tidak boleh mengandung air dan kotoran. Bila kotor,
Proses pengendalian mutu pada refueller adalah menuras sump tank refueller
dari air dan partikel padat. Penurasan refueller dilakukan dengan volume penurasan
harus dipastikan 2x isi pipa pada pagi hari dan setelah hujan lebat. Sampel
Hal – hal yang harus dilakukan pada pelaksanaan pengisian pesawat udara:
1. Melakukan visual check untuk mengetahui keberadaan air dan partikel padat
menggunakan CWD dan disaksikan oleh kedua belah pihak (pihak Pertamina
33
2. Hasil visual check dari refueller harus baik
udara
Untuk menjamin mutu Avtur/Jet A-1, kondisi tangki bridger dan refueller
harus dipastikan dalam keadaan baik dan terbebas dari kemungkinan terjadinya
kontaminasi. Settling time pada bridger saat akan dilakukan pembongkaran juga
Setelah di-settling, lakukan penurasan sebanyak 2x isi pipa pada bridger untuk
tangki selalu terisi penuh produk, manhole dan diphole selalu tertutup rapat, ujung
34
ujung terbuka pada sarana pengisian seperti hose unit, ground unit, underwing
coupling, nozzle, suction hose, dan penutup (dust cap)-nya harus selalu terpasang.
sebagai berikut:
4. Katup tiga arah untuk pembilasan, stop, dan pengambilan sampel melalui
filter membrane.
35
Gambar 4.5 Alat Uji Pengambil Sampel
Skala warna untuk BBMP jenis Avtur/Jet A-1 harus sesuai dengan metode uji
36
Persiapan monitor di lapangan dilakukan beberapa hal untuk memulai
2. Kapsul diharuskan kering dan bersih serta belum pernah digunakan. Jika ada
partikel yang terlihat, dapat dibuang dengan cara meniup partikel tersebut
menggunakanudara kompresor
bawah monitor)
tempatnya pada bantalan penahan dan pasang kembali monitor. Dua bagian
monitor harus sudah dalam keadaan terpasang dengan kuat, erat, dan
37
Pengambilan sampel pengujian filter membran dilakukan pada kendaraan
pengisian dan pada fasilitas tetap. Pengambilan sampel pada kendaraan pengisian,
BBMP yang sedang diambil sampelnya tidak boleh dimasukkan kembali ke dalam
kendaraan yang sedang diperiksa, dan pengambilan sampel saat pengisian BBMP
lebih baik dilakukan pada tahap awal operasi dimana kecepatan aliran tinggi dan
srabil dengan tekanan 30 s/d 35 psi. Pengambilan sampel filter membrane pada
fasilitas tetap, sampel harus diambil pada tapping point yang sedekat mungkin
dengan outlet filter, dan pengujian harus dilakukan dengan peralatan yang
2. Lakukan run pumping dengan kecepatan air (flowrate) 400 – 600 dan batasan
5. Pasang kapsul monitor yang sudah ada membran pada Stainless Steel dan
38
Gambar 4.8 Pemasangan Kapsul Membran
6. BBMP akan mengalir melalui saluran pembilasan pada kecepatan yang cukup
tinggi. Hentikan aliran setelah aliran BBMP yang melalui membran sudah
mencapai 5 liter.
7. Tunggu sekitar 30 detik agar muatan listrik statis hilang, kemudian lepaskan
8. Lepaskan monitor membrane kapsul yang berada pada Stainless Steel dan
membrane dan bantalan penahan dari lubang bagian bawah menggunakan alat
suntikan standard.
39
Gambar 4.9 Proses Menghisap BBMP Melalui Membran
12. Membran dibiarkan mengering pada keadaan bersih yang terlindungi dari
debu.
13. Jika semua pengambilan sampel selesai, kuras peralatan dan kembalikan ke
kotaknya.
40
4.6 Kontaminasi dan Deteriorisasi
4.6.1 Kontaminasi
dalam produk. Di DPPU Ahmad Yani, kontaminasi yang mungkin terjadi adalah
kontaminasi akibat partikel dan air. Partikel dapat berasal dari sarana dan fasilitas
kontaminasi di DPPU Ahmad Yani sangat kecil. Hal ini dikarenakan proses
pengendalian mutu produk yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang
sama sekali, di DPPU Ahmad Yani ditemukan water content di dalam tangki
timbun nomor 5.
4.6.2 Deteorisasi
deteriorisasi di DPPU Ahmad Yani juga kecil. Hal ini dikarenakan sirkulasi
Five Zero merupakan lima nilai utama harapan pelanggan yang merupakan
Yani menerapkan program Pertamina Aviasi menjadikan five zero sebagai nilai
41
utama dalam melayani pelanggan dan melaksanakan kegiatan – kegiatan
Dari tanda (x) menjadi tanda (+), dari kesalahan menuju keselamatan.
ada kecelakaan.
kualitas yang ketat tanpa toleransi atas penyimpangan dengan sasaran tidak
produk kepada pelanggan, harus diyakini dalam kuantitas atau jumlah yang
diyakini dilakukan dengan cepat dan tepat, dengan sasaran tidak ada
keterlambatan.
42
Setiap pendataan, pencatatan, dan penyajian informasi sebelum dan setelah
Mungkin terlihat sangat sepele, namun akibat yang ditimbulkan bisa jadi akan
menjadi masalah suatu saat. Bridger dan Refueller yang melewati aspal dan
Avtur/Jet A-1 di dalam bridger maupun refueller akan timbulnya busa. Hal ini
ditakutkan akan merusak mutu dari Avtur/Jet A-1 apabila Avtur/Jet A-1 berbusa.
43
4.8.2 Permasalahan Pengendalian Mutu pada Operasi Penimbunan
1. Terdapat water content dalam jumlah banyak ± 5 ember tiap 15 Liter pada
Tangki nomor 5 ketika tangki terisi penuh. Sedangkan dalam kondisi kosong,
tidak ditemukan adanya air. Hal ini terjadi secara berkelanjutan. Untuk
Ahmad Yani mengambil tindakan untuk membuat berita acara bahwa telah
tersebut terdiri dari: Tank Cleaning, Cek Kebocoran dengan thickness plat
Sampai saat ini, status tangki 5 tidak dipakai (blockir). Menurut hasil inspeksi:
1. Hasil pengukuran Thickness Plat, terukur remaining life pada drain sump
cukup rendah.
2. Terdapat titik – titik pitting di lasan pipa sample ke shell bagian atas, lasan
ball head bagian barat, dan lasan ball head bagian timur yang belum dapat
5. Kondisi check valve dan perpipaan cat terkelupas dan mengalami korosi.
44
6. Tangki sudah mengalami ovality cukup besar.
7. Hasil pengujian dengan air pada tiap – tiap opening tangki, didapat
adalah kondisi free vent cat kusam dan mulai mengalami korosi. Free Vent
yang mengalami korosi maka bertanda bahwa free vent tidak berfungsi
mengembun sehingga pada pagi hari udara tersebut terkondensasi menjadi air
valve tidak menutup sempurna sehingga ada tekanan balik dan menyebabkan
volume di tangki menyusut. Pada keadaan ini, udara akan banyak yang masuk
ke tangki lewat free vent dan akan mengembun dalam tangki dalam bentuk
banyak. Hal ini dibuktikan dengan peregangan akibat tekanan dan cairan di
tangki, membuat ullage di tangki semakin besar sehingga tempat untuk udara
semakin besar.
berkurang.
45
2. Close Circuit Drain System (CCDS) yang berada di area penimbunan
memiliki konstruksi yang salah, dapat dikatakan salah karena tidak adanya
drain point sehingga Avtur/Jet A-1 yang berada di dalam CCDS akan
ulang. Hal ini akan mengganggu mutu dan kurang yakin nya atas mutu
1. Tidak dilakukan deeping pada refueller saat sebelum topping up. Hal ini
perjalanan terjadi accident maka tidak bisa menyalahkan Pertamina atas mutu
bahan bakar Avtur/Jet A-1. Di dalam operasi saat penyerahan, masih jarang
46
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
sebagai berikut:
dengan lancar.
2. Sumber daya manusia yang berada di wilayah kerja DPPU Ahmad Yani
operator.
penyebab utama dari kebocoran air di dalam tangki nomor 5 adalah kondisi
free vent cat kusam dan mulai mengalami korosi. Kemungkinan penyebab
lain yang mendukung adanya kebocoran air adalah check valve mengalami
47
5. Jarang dilakukannya uji visual dengan menggunakan chemical water
6. Konstruksi Close Circuit Drain System (CCDS) yang salah, tidak terdapat
7. Ada bagian aspal yang kurang baik sehingga mengganggu jalannya bridger
ataupun refueller sehingga mengganggu jalannya kendaraan dan akan
mengurangi kepresisian pengukuran,
5.2 Saran
ke pihak customer/airlines.
pada pedoman, TKO (Tata Kerja Organisasi), TKI (Tata Kerja Individu), dan
yang baru pada tangki nomer 5 untuk mengganti free vent yang sudah mulai
apakah terdapat kebocoran pada lasan tangki, utamanya pada pitting – pitting
48
yang ditemukan. Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan Vacuum
Box. Lakukan juga pengamatan pada sumur – sumur pantau apakah ada
pengelasan dan coating ulang pada tangki sesuai dengan spesifikasi Aviasi.
4. Segera mengganti Close Circuit Drain System (CCDS) yang berada di area
berlaku.
5. Perlu ditegaskan dan ditingkatkan lagi pengawasan mutu atas mutu Avtur/Jet
A-1 sesuai dengan pedoman, TKO, dan TKI. Salah satunya, pemeriksaan
49
DAFTAR PUSTAKA
Pertamina Aviation
Revisi ke - 0”, PT. Pertamina Direktorat Pemasaran dan Niaga Unit Aviation
50