Professional Documents
Culture Documents
1. Tujuan organisasi adalah untuk merealisasikan keinginan dan cita cita bersama anggota
organisasi.
2. Tujuan organisasi yang kedua ialah hasil akhir yang diinginkan di waktu yang akan datang.
3. Mengatasi terbatasnya kemampuan, kemandirian dan sumber daya yang dimilikinya untuk
mencapai suatu tujuan.
4. Untuk mencapai tujuan secara lebih efektif dan efesien karena dilakukan bersama-sama.
5. Untuk mengembangkan sumber daya dan tekhnologi bersama-sama.
6. Tempat untuk mendapatkan sebuah jabatan dan pembagian kerja.
7. Tempat untuk mengelola lingkungan secara bersama-sama.
8. Tempat untuk mencari keuntungan bersama-sama.
9. Tempat untuk menggunakan kekuasaan dan pengawasan (motif kekuasaan).
10. Tempat untuk mendapatkan suatu penghargaan (motif penghargaan)
11. Tempat untuk menambah pergaulan dalam lingkungan.
Berbagi tujuan umum organisasi dapat dijelaskan antara lain berikut ini:
1. Profitabilitas. Dalam bisnis, kemampuan menghasilkan laba merupakan tujuan yang paling
penting. Profitabilitas mengacu pada laba dalam jangka panjang, bukan laba kuartal atau tahun
berjalan. Banyak pengeluaran pada periode berjalan mengurangi laba periode berjalan, namun
meningkatkan laba jangka panjang. Misalnya, pengeluaran untuk iklan atau pengeluaran untuk
riset dan pengembangan.
2. Memaksimalkan nilai pemegang saham (shareholder value). Konsepnya adalah tujuan yang
semestinya sebuah perusahaan yang mencari laba adalah memaksimalkan nilai pemegang saham.
Hal tersebut mengacu pada harga pasar saham perusahaan. Akan tetapi, diyakini bahwa
pencapaian tingkat laba yang memuaskan merupakan cara yang lebih baik dalam menetapkan
tujuan perusahaan.
3. Risiko. Upaya sebuah organisasi untuk meningkatkan profitabilitas sangat dipengaruhi oleh
kemauan manajemen mengambil risiko. Tingkat pengambilan risiko sangat bervariasi,
tergantung pada kepribadian masing-masing individu di jajaran manajemen.
4. Pendekatan banyak steakholder. Sebuah perusahaan bertanggungjawab kepada banyak
steakholder yaitu: para pemegang saham, konsumen, para pegawai, para pemasok, dan
masyarakat. Idealnya, sistem pengendalian manajemen harus mengidentifikasi tujuan-tujuan dari
setiap kelompok dan mengembangkan sistem pernilaian (scorecard) untuk menilai kinerja
mereka. Organisasiorganisasi terlibat dalam tiga jenis pasar yaitu:
a. Pasar modal (capital market). Sebuah perusahaan mencari dana melalui pasar modal,
dimana para pemegang saham publik merupakan konstituennya yang sangat penting.
b. Pasar produk (product market). Perusahaan menjual barang dan jasa di pasar produk,
dimana para konsumen yang menjadi konstituennya.
c. Pasar faktor (factor market). Perusahaan berkompetisi untuk memperoleh sumber daya
(seperti sumber daya manusia dan bahan mentah ) di pasar faktor, dimana yang menjadi
konstituennya adalah pegawai perusahaan dan para pemasok serta berbagai komunitas
yang menyediakan sumber daya dan menjadi tempat beroperasinya perusahaan.
Ciri-Ciri Organisasi
a. Didalamnya mempunyai tujuan dan sasaran dalam mencapai tujuan
b. Mempunyai suatu komponen yaitu atasan dan bawahan
c. Adanya kerja sama yang terstruktur
d. Mempunyai pendegelasian wewenang dan sebuah koordinasi tugas-tugas.
e. Mempunyai sebuah keterikatan format dan tatat tertip yang harus ditaati.
Struktur orgnisasi
Menurut Robbins (1994:6), menyatakan struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan
dibagi, siapa melapor kepada siapa, serta mekanisme koordinasi yang formal dan pola interaksi
yang akan diikuti. Reksohadiprodjo, dan Handoko (1992:74); Struktur organisasi merupakan
suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi,
hubungan antar fungsi, serta wewenang dan tanggung jawabnya
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan
pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa
melapor kepada siapa.
Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai
tujuannya. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya. Pengaruh
struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan
yang sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi,
dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.
Unsur-unsur Organisasi
1) Organisasi memiliki anggota. Anggota merupakan asset terbesar yang dimiliki oleh suatu
organisasi atau institusi.
2) Terdapat pola hubungan. Pola hubungan berupa aturan-aturan, nilai-nilai yang berlaku dalam
berinteraksi antara anggota satu dengan lainnya.
3) Organisasi selalu berada dalam konteks lingkungan. Organisasi akan menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosialnya (termasuk outputnya).
4) Organisasi memiliki tujuan. Tujuan menjadi acuan dalam melakukan aktivitas bersama.
5) Pemanfaatan teknologi. Teknologi merupakan sarana bantu yang dapat mepercepat atau
memperlancar berjalannya proses-proses yang berlangsung dalam organisasi
Strategi Organisasi
Strategi merupakan penerjemahan dari analisis lingkungan dan analisis terhadap kemampuan
internal atau kapabilitas organisasi, yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam struktur organisasi.
Sumber: Robbins, 1990: 123
empat dimensi pokok dalam strategi (Robbins, 1990: 125),
2. Diferensiasi Pasar ditujukan untuk menciptakan loyalitas konsumen melalui suatu produk atau
jasa yang bersifat unik, dalam arti berbeda dari apa yang telah ada di pasar.
3. Jangkauan (Breadth) adalah penetapan ruang lingkup pasar yang akan dilayani oleh
organisasi: ragam atau jenis konsumen, cakupan geografisnya, dan jenis produk atau jasa yang
akan ditawarkan.
1. corporate strategy, Untuk perusahaan atau organisasi yang memiliki lebih dari satu unit
bisnis.Tujuan dari strategi korporat adalah mengidentifikasi dan mengimplementasikan sinergi di
antara unit-unit bisnis
2. bussines strategy.Pada level unit bisnis, masing-masing pengelola juga perlu menyusun
strategi bagi unitnya perusahaan multi-bisnis masing-masing divisi akan mengembangkan
strateginya sendiri berkaitan dengan produk atau jasa yang ditawarkan, kelompok konsumen
yang menjadi sasaran, harga yang akan dipasang, dan seterusnya. Titikberatnya adalah
memperkuat daya saing unit bisnis.
3. functional strategy. pada level yang lebih rendah, yakni level operasional kita menemukan
pula strategi lain. Setiap fungsi di dalam suatu unit bisnis, biasanya merumuskan strategi
tersendiri dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
1. Strategi Finansial, yakni strategi mengelola pertumbuhan, tingkat keuntungan, dan resiko.
2. Strategi Pelanggan, yaitu strategi untuk menciptakan nilai dan diferensiasi produk. Ini dilihat
dari kacamata pelanggan.
3. Strategi Proses internal, yakni penentuan prosesproses internal strategis, yang mampu untuk
menciptakan kepuasan pelanggan dan pemilik saham.
4. Strategi Learning and Growth, yakni strategi untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi
pembelajaran organisasi, inovasi dan pertumbuhan.
Menurut Minztberg (1990), ada dua faktor yang menentukan posisi penyusun strategi dalam
organisasi, yaitu
Tipe Strategi
Ada empat tipe strategi yang dapat digunakan pada berbagai tingkatan perusahaan dan bisnis
yaitu :
1. Strategi Pertumbuhan
Strategi ini berusaha meningkatkan ukuran perusahaan dan ekspansi operasi perusahaan. Strategi
ini sangat dikenal karena hampir semua industri atau perusahaan yang menginginkan adanya
pertumbuhan dalam kehidupan usahanya dalam jangka panjang. Pertumbuhan usaha dapat terjadi
dengan beberapa cara seperti :
a. Berkembang secara internal melalui konsentrasi, yaitu menggunakan kekuatan yang ada
untuk memperbaharui dan meningkatkan produktifitas, tanpa menanggung resiko yang besar.
(pengembangan pasar, pengembangan produk dan inovasi).
b. Diversifikasi, melakukan akuisisi bisnis baru yang berhubungan atau tidak dengan bisnisnya
atau melakukan investasi spekulasi yang baru.(integrasi vertical, integrasi horizontal,
diversifikasi konglomerat dan kemitraan).
2. Strategi Pengurangan
Dapat disebut sebagai strategi pertahanan, dengan mengurangi skala operasi untuk kepentingan
efisiensi dan meningkatkan kinerja. Strategi pertahanana dapat dilakukan dengan cara seperti :
a. Kembali pada bisnis inti dengan menjual unit bisnis lain yang tidak berhubungan dengan
bisnis intinya pada awal program diversifikasi.
b. Menurunkan ukuran dengan mengurangi biaya dan restrukturisasi untuk mengembangkan
operasi yang efisien.
c. Pelepasan dengan menjual bagian organisasi untuk memotong biaya.
d. Likuidasi, menutup operasi dengan menjual asset operasi yang sudah bangkrut.
3. Strategi Stabilitas
Strategi dengan tetap menjalankan kegiatan pada saat ini dengan mengurangi tekanan untuk
pertumbuhan dan tanpa komitmen pada beberapa perubahan operasi utama. Strategi untuk
organisasi yang dapat melakukan kegiatan dengan sangat baik dalam menghadapi lingkungan,
resiko rendah yang dapat dihadapi dan melakukan konsolidasi yang diperlukan dengan strategi-
strategi yang terlibat.
4. Strategi Kombinasi
Dalam waktu yang sama melakukan kombinasi dari beberapa strategi, untuk menghadapi
perubahan lingkungan yang dinamis dengan tingkat persaingan tinggi, dimana kondisi
perusahaan beroperasi secara kompleks.
II
Pengertian bidan
DEFINISI BIDAN
Istilah Bidan berasal dari kata “Widwan” berasal dari Bahasa Sanksekerta yang berarti
“Cakap” (Klinkert, 1892). Di samping itu terdapat istilah “Membidan” yang artinya mengadakan
sedekah bagi penolong persalinan yang minta diri setelah bayi berumur 40 hari. Sedangkan
dalam Bahasa Inggris “Midwife” berarti with woman as birth, the renewal of life continues
through the ages. “With Woman” maksudnya adalah pada saat mendampingi perempuan selama
proses persalinan dan pada saat memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan harus
mempunyai rasa empati, keterbukaan, menumbuhkan rasa saling percaya (trust), bidan harus
mengetahui pikiran dan perasaan serta proses yang dialami ibu dan keluarganya.
Secara Internasional pengertian bidan dan praktiknya telah diakui oleh International
Confederation of Midwives (ICM) tahun 1972 dan International Federation of International
Gynecologist and Obstetrian (FIGO) tahun 1973, WHO dan badan–badan lainnya. Pada tahun
1990 pada petemuan Dewan di Kobe, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang kemudian
disahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992), sebagai berikut “A midwife is a person who,
having been regulary admitted to a midwifery educational program fully recognized in the
country in which it is located, has succesfully completed the prescribed course of studies in
midwifery and has acquired the requiste qualification to be registered and or legally licensed to
practice midwifery” (Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang
diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi ijin untuk melaksanakan praktik
kebidanan di negara itu).
2. Menurut WHO
Menurut WHO Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara reguler dalam program
pendidikan kebidanan sebagaimana yang diakui yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah
menyelesaikan pendidikan kebidanan dan telah mendapatkan kualifikasi serta terdaftar disahkan
dan mendapatkan ijin melaksanakan praktik kebidanan.
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa
hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi yang mencakup upaya preventif, promotif
persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak dan akses bantuan medis atau bantuan
lain yang sesuai serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas
penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan tetapi juga
kepada Keluarga dan Masyarakat. (Depkes RI, 2008)
Bidan Indonesia adalah Seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang
diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki
kompetensi dan kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi
untuk menjalankan praktik kebidanan. (Depkes RI, 2008)
4. Kebidanan (Midwifery)
Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang
mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan
pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi
reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan kepada perempuan, keluarga dan
komunitasnya. (Depkes RI, 2008)
1. Pahami berbagai peran sebagai seorang bidan. Sejak berabad-abad yang lalu, peran utama
yang dijalani oleh seorang bidan adalah mendampingi calon ibu selama proses persalinan. Bidan
biasanya bekerja secara tradisional berdasarkan pandangan bahwa proses kehamilan dan proses
persalinan adalah pengalaman hidup sebagai seorang wanita, oleh karena itu bidan menganggap
akan jauh lebih baik apabila proses persalinan dapat dilakukan secara alami tanpa banyak
campur tangan medis. Banyak bidan yang berkata bahwa pekerjaan ini mereka lakukan
berdasarkan panggilan dari dalam diri mereka. Berikut adalah beberapa tanggung jawab seorang
bidan:
Memerhatikan kesehatan sang calon ibu dan janin selama proses kehamilan.
Menyampaikan informasi kepada calon ibu mengenai gizi dan nutrisi yang dibutuhkan selama
proses kehamilan, informasi perawatan diri serta kestabilan emosi.
Menyampaikan informasi mengenai opsi-opsi persalinan kepada calon ibu dan yakinkan dia
untuk memilih keputusan yang tepat.
Mendampingi dan memandu calon ibu dan bayi selama proses persalinan.
Bekerja bersama dengan dokter kandungan apabila menemui komplikasi dalam proses
persalinan.
2 Persiapkan diri untuk memikul tanggung jawab dalam skala besar. Bidan merupakan
sosok yang sangat berpengetahuan, seorang praktisi terampil yang memikul tanggung jawab
tertinggi, bidan bertindak sebagai penanggung jawab pertama jika terjadi hal yang tidak terduga
dalam proses kehamilan dan persalinan sang pasien.
Setiap proses kehamilan berbeda antara satu sama lain dan memiliki komplikasi yang bervariasi,
sebagai seorang bidan, Anda haruslah memiliki kepercayaan diri ketika bertindak dalam situasi
darurat. Nyawa calon ibu dan Janin merupakan tanggung jawab seorang bidan.
Hal yang tak kalah penting adalah bahwa seorang bidan juga bertanggung jawab terhadap
kesehatan emosional dan spiritual sang calon ibu yang menganggap seorang bidan sebagai
pemimpin yang akan memandu dalam melalui proses persalinan yang sulit, membingungkan dan
menyakitkan bagi calon ibu.
Bagi calon ibu yang akan menjalani proses persalinan dengan bantuan dokter kandungan dapat
juga menyertakan bidan yang akan berperan sebagai pendamping calon ibu di lingkungan Rumah
Sakit.
3. Persiapkan diri untuk bersedia melakukan pengorbanan pribadi. Seorang bidan bekerja
bersama dengan calon ibu mulai dari awal proses kehamilan hingga proses persalinan, bahkan
terkadang hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun berikutnya. Dikarenakan oleh
keintiman yang terjalin dalam proses pekerjaan mereka, maka seorang bidan harus bersedia
mengedepankan kepentingan klien mereka dibandingkan kepentingan mereka sendiri.
Seorang bidan harus sedia setiap saat, karena bidan tidak akan pernah tahu kapan tepatnya
seorang calon ibu akan bersalin.
Proses persalinan dapat berlangsung di mana saja dalam waktu beberapa jam hingga beberapa
hari dan kehadiran seorang bidan sangat dibutuhkan sepanjang proses tersebut berlangsung
Pengertian Profesi.
Secara etimologi profesi dari kata profession yang berarti pekerjaan. Professional artinya orang
yang ahli atau tenaga ahli. Professionalism artinya sifat professional. (John M. Echols & Hassan
Shadily, 1990: 449). Secara leksikal, perkataan profesi itu ternyata mengandung berbagai makna
dan pengertian. Pertama, profesi itu menunjukkan dan mengungkapkan suatu kepercayaan (to
profess means to trust), bahkan suatu keyakinan (to belief in) atas sesuatu kebenaran (ajaran
agama) atau kredibilitas seseorang (Hornby, 1962). Kedua, profesi itu dapat pula menunjukkan
dan mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu (a particular business, Hornby, 1962).
Webster’s New World Dictionary menunjukkan lebih lanjut bahwa profesi merupakan suatu
pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi (kepada pengembannya) dalam liberal arts atau
science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental dan bukan pekerjaan manual, seperti mengajar,
keinsinyuran, mengarang, dan sebagainya; terutama kedokteran, hukum dan teknologi. Good’s
Dictionary of Education lebih menegaskan lagi bahwa profesi itu merupakan suatu pekerjaan
yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi (kepada
pengembannya) dan diatur oleh suatu kode etika khusus. Dari berbagai penjelasan itu dapat
disimpulkan bahwa profesi itu pada hakekatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang
menuntut persyaratan khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan
pihak yang memerlukannya.
CIRI-CIRI PROFESI
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi
mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan
kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih
dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertentu di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu-ibu melahirkan. Profesi ini telah mendukung peran dan posisi seorang bidan
menjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya sangat mulia dalam
memberikan semangat dan membesarkan hati ibu-ibu. Di samping itu dengan setia mendampingi
dan menolong ibu-ibu dalam melahirkan sampai si ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
Sejak zaman prasejarah, dalam naskah kuno sudah terecatat bidan di Mesir (Siphrah ddan Poah)
yang berani mengambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki Bangsa Yahudi (sebagai
orang-orang yang terjajah oleh Bangsa Mesir) yang diperintahkan oleh Firaun untuk dibunuh.
Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam
membela orang-orang yang berada pada posisi lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut
dengan peran advokasi. Dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bidan bekerja berdasarkan
pada pandangan fisiologis yang dinut, keilmuan, metode kerja, standar praktek pelayanan dan
kode etik profesional yang dimilikinya
Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Bidan sebagai profesi telah memiliki karakteristik profesi. Pada bab ini akan diuraikan lebih jelas
tentang profesi bidan, yang meliputi :
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang
sangat unik, yaitu:
1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses
pendidikan dan jenjang tertentu.
3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu
pelayanan kepada masyarakat.
4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh
kode etik profesi.
Pengertian Profesional
Profesional adalah Pekerja yang menjalankan profesi. Profesional adalah orang yang
mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Seorang profesional adalah seseorang yang hidup
dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan
tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar
hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
Setiap profesional berpegang pada nilai moral yang mengarahkan dan mendasari perbuatan
luhur. Dalam melakukan tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas
dari rasa malu, sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak. keahlian dan kemahirannya
yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi
sendiri.
Tiga watak kerja seorang Profesional :
1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya
kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau
mengharapkan imbalan upah materiil.
2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang
dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat.
3. Kerja seorang profesional — diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral — harus
menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan
disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi
ciri-ciri profesional
Strategi professional
Bertujuan untuk mendapatkan dukungan, sehingga dapat menentukan kebijakan nasional atau
regional, bentuknya pertemuan perorangan, dalam kelompok kecil, pernyataan beberapa pejabat
yang berpengaruh.
Tujuan yang akan di capai adalah adanya kesepahaman , memberi dukungan dan merumuskan
kebijakan serta pola pelaksanaan secara makro, berbentuk lokakarya, seminar, raker,
musyawarah.
Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan petugas/ provider, macam data
yang di kumpulkan meliputi data umum, data khusus dan data prilaku.
1. Pengembangan masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk mampu dan mau
mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuan. Dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat untuk menentukan masalah, merencanakan alternatif, melaksanakan
dan menilai usaha pemecahan masalah yang di laksanakan. Langkah- langkahnya meliputi
pendekatan tingkat desa, survei mawas diri perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta
pemantapan dan pembinaan.
Pengertian organisasi
Linda (2001 : 11) Organisasi profesi bertugas untuk mendefinisikan aktifitas keprofesian
mengidentifikasi persyaratan untuk menjadi anggota profesi, menentukan kompetensi yang perlu
dikembangkan, meningkatkan penemuan baru, dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang
profesi dan aktifitasnya kepada aktifis lainnya.
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang /
beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan
bawahan.”
Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal,
berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan
tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system kerjasama antara
dua orang atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or more persons)
yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.
dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi kebidanan adalah suatu
organisasi yang aktifitas pokoknya melakukan pelayanan KIA dan kesehatan kepada masyarakat
dengan salah satu tujuan yang dicapai adalah membentuk pelayanan yang bermutu dan
berkwalitas.
1. Pengertian standar
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional,
Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode
yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-
syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Standardisasi adalah proses merumuskan,
menetapkan, menerapkan dan merevisi standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerjasama
dengan semua pihak.
Standar bukan kata asli dari bahasa Indonesia, melainkan merupakan alih bahasa dari
kata Inggris, standard. Dari kata dasar standard dibentuk kata standardization, yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi standardisasi. Kata standard sendiri
merupakan terjemahan dari bahasa Perancis norme dan etalon. Istilah norme dapat dideinisikan
sebagai standar dalam bentuk dokumen, sedangkan etalon adalah standar isis atau standar
pengukuran. Untuk membedakan istilah standar tersebut, maka istilah standard diberi makna
norme, sedangkan etalon dalam bahasa Inggris diartikan measurement standard. Bagian ini
terutama akan membahas standard dalam pengertian norme, sedangkan etalon atau measurement
standard akan dibahas secara khusus di Bab mengenai Metrologi. Standar memiliki cakupan
bidang luas dan bersifat inter-disiplin ilmu. Tidak mengherankan, telah dikembangkan banyak
pengertian mengenai standar dan standardisasi. Di banyak negara, sebagaimana tertuang dalam
regulasi yang ditetapkan, pengertian standar dan standardisasi dirumuskan berbeda. Boks 5
memuat pengertian mengenai standar, standardisasi dan Standar Nasional Indonesia (SNI)
sebagaimana dimuat dalam UndangUndang No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian.
A. Peran Bidan
Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat (Tim Media pena,2002 : 112 )
1. Sebagai pelaksana,
Sebagai pelaksana bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi dan
tugas ketergantungan
Tugas mandiri bidan yaitu tugas yang menjadi tanggung jawab bidan
sesuai kewenangannya, meliputi:
b. Tugas Kolaborasi
Merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan
secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan
3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko
tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan
tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi
dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga
yaitu tugas yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih
tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan
dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang
dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisintal maupun
vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya.
2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil
dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan
4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan
klien dan keluarga
6) Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan
dan tugas partisipasi dalam tim
Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk
individu, keluarga kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan
masyarakat/ klien meliputi :
1) Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak
untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat.
Bidan berpartisi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain melalui
peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan tenaga kesehatan lain yang berada di wilayah
kerjanya, meliputi :
Sebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh
kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader
7) mendokumentasikan kegiatan
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun kelompok.
Fungsi adalah kegunaan suatu hal, daya guna, jabatan (pekerjaan) yang dilakukan, kerja bagian
tubuh (Tim Media Pena,2002:117)
Berdasarkan peran Bidan yang dikemukakan diatas, maka fungsi bidan sebagai berikut :
1. Fungsi Pelaksana
Fungsi bidan pelaksana mencakup:
1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat
(khususnya kaum remaja) pada masa praperkawnan.
2. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus
patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
3. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi
5. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
6. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui
7. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
8. Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.
9. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi,
termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai dengan
wewenangnya.
2. Fungsi Pengelola
Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup:
1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok
masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung
oleh partisipasi masyarakat.
2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan
pelayanan kebidanan
5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.
3. Fungsi Pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup:
1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan
pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta KB
2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan tanggung jawab
bidan.
3. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan
di masyarakat.
4. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang
keahliannya.
4. Fungsi Peneliti
Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup:
1. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau
berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
2. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan KB
C. Rumah Bersalin (RB)
Rumah Bersalin merupakan tempat yang menyelenggarakan pelayanan kebidanan bagi wanita
hamil, bersalin dan masa nifas fisiologik termasuk pelayanan keluarga berencana serta perawatan
bayi baru lahir (Peraturan DaerahKota Malang Nomor 20 Tahun 2005 tentang Retribusi
Pelayanan Kesehatan, Bab 1Ketentuan Umum, Pasal 1, no. 14). Rumah bersalin mepunyai sifat
privat dansemi privat, sebab tidak semua orang dapat keluar masuk di dalam area ini. Sifat privat
terdapat pada bentuk pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan pelayanan kebidanan
bagi wanita hamil, persalinan fisiologi, masa nifas,bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB).
b.Tugas Kolaborasi
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada klien dengan
resiko tinggi dan kegawatdaruratan
RB merupakan tanggung jawab bidan, biasanya selain sebagai pelaksana bidan juga menjadi
pemilik sekaligus pengelola RB tersebut.
Bidan di RB juga dapat melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan
baik secara mandiri maupun berkelompok, mencakup:
4. Pengertian kompetensi
ompetensi merupakan suatu karakteristik yang mendasar dari seseorang individu, yaitu
penyebab yang terkait dengan acuan kriteria tentang kinerja yang efektif ”A competency is an
underlying characteristic of an individual that is causally related to criterion-referenced effective
and/or superior performance in a job or situation“ (Spencer & Spencer, 1993:9). Karakteristik
yang mendasari (underlying characteristic) berarti kompetensi merupakan bagian dari
kepribadian seseorang yang telah tertanam dan berlangsung lama dan dapat memprediksi
perilaku dalam berbagai tugas dan situasi kerja. Penyebab terkait (causally related) berarti
bahwa kompetensimenyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja (performance). Acuan
kriteria (criterion-referenced) berarti bahwa kompetensi secara aktual memprediksi siapa yang
mengerjakan sesuatu dengan baik atau buruk, sebagaimana diukur oleh kriteria spesifik atau
standar. Kompetensi (Competencies) dengan demikian merupakan sejumlah karakteristik yang
mendasari seseorang dan menunjukkan (indicate) cara-cara bertindak, berpikir, atau
menggeneralisasikan situasi secara layak dalam jangka panjang.
5. kompetensi bidan
Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang paling utama
bagi bidan. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan bertanggung jawab dan
mempertanggungjawabkan praktiknya. Praktik kebidanan merupakan serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada klien (individu, masyarakat dan keluarga)
sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya yang tertuang dalam asuhan kebidanan.
Asuhan kebidanan merupakan ruang lingkup asuhan yang diberikan oleh bidan dalam penerapan
fungsi, kegiatan dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan dan atau masalah kebidanan meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas,
bayi dan KB termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup asuhan yang diberikan oleh seorang bidan telah ditetapkan sebagai wilayah
kompetensi bidan di Indonesia yang bisa disebut dengan Standar Kompetensi Bidan.
Standar Kompetensi Bidan meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki
oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab
pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Kompetensi tersebut dikelompokkan dalam dua
katagori yaitu kopetensi inti / dasar merupakan kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh
bidan, kompetensi tambahan / lanjutan merupakan pengembangan dari pengetahuan dan
keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan / kebutuhan
masyarakat yang sangat luas dinamis serta perkembangan IPTEK.
Lahirnya kompetensi bidan di Indonesia tidak terlepas dari Permenkes 572 Tahun 1996 tentang
Registrasi Praktik Bidan, kompetensi bidan yang disusun oleh ICM pada Februari 1999,
kompetensi bidan Indonesia yang disahkan pada KONAS IBI XII di Denpasar Bali, Peraturan
Kepmenkes RI No. 900/Menkes/SK/II/2002 tentang kewenangan praktik bidan dan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar
Profesi Bidan. Kompetensi Bidan ini merupakan acuan Bidan dalam melakukan asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.:
1. Pengetahuan umum, keterampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial,
kesehatan masyarakat dan kesehatan profesional
Pernyataan kompetensi 1:
Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan
masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan
budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap
budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan
keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orangtua.
a. Pengetahuan dasar
b. Pengetahuan tambahan
c. Keterampilan dasar
1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang lengkap.
2. Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus sesuai dengan kondisi wanita.
3. Menetapkan dan atau melaksanakan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan laboratorium
seperti hematokrit dan analisis urine.
4. Melaksanakan pendidikan kesehatan dan keterampilan konseling dasar dengan tepat.
5. Memberikan pelayanan KB yang tersedia sesuai kewenangan dan budaya masyarakat.
6. Melakukan pemeriksaan berskala akseptor KB dan melakukan intervensi sesuai
kebutuhan.
7. Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang ditemukan.
8. Melakukan pemasangan AKDR.
9. Melakukan pencabutan AKDR dengan letak normal.
10. Keterampilan tambahan
11. Melakukan pemasangan AKBK.
12. Melakukan pencabutan AKBK dengan letak normal.
Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan.
a. Pengetahuan dasar
b. Pengetahuan tambahan
1. Tanda, gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam kehamilan seperti
asma, infeksi HIV, penyakit menular seksual (PMS), diabetes, kelainan jantung,
postmatur / serotinus.
2. Akibat dari penyakit akut dan kronis yang disebut diatas bagi kehamilan dan janin.
c. Keterampilan dasar
1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisa pada setiap
kunjungan / pemeriksaan ibu hamil.
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan lengkap.
3. Melaksanakan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk pengukuran tinggi fundus
uteri / posisi / presentasi dan penurunan janin.
4. Melakukan penilaian pelvic, termasuk ukuran dan struktur tulang panggul.
5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung janin dengan
menggunakan fetoscope (pinard) dan gerakan janin dengan palpasi uterus.
6. Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan.
7. Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan pertumbuhan janin.
8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu hamil dan hubungan dengan komplikasi kehamilan.
9. Memberikan penyuluhan pada klien / keluarga mengenai tanda-tanda berbahaya dan serta
bagaimana menghubungi bidan.
10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hyperemesis gravidarum
tingkat 1, abortus iminen dasn preeklamsi ringan.
11. Menjelaskan dan mendemostrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan yang lazim
terjadi dalam kehamilan.
12. Memberikan imunisasi pada kehamilan.
13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan melakukan penanganan yang
tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan yang tepat dari:
o Kekurangan gizi.
o Pertumbuhan janin yang tidak ade kuat.
o Pre eklamsi berat dan hipertensi.
o Perdarahan pervaginaan.
o Kehamilan ganda pada janin kehamilan aterm.
o Kelainan letak pada janin kehamilan aterm.
o Kematian janin.
o Adanya edema yang signifikan, sakit kepala yang berat, gangguan pandangan, nyeri
epigastrium yang disebabkan tekanan darah tinggi.
o Ketuban pecah sebelum waktunya.
o Persangkaan polyhydramnion.
o Diabetes mellitus.
o Kelainan kongenital pada janin.
o Hasil laboratorium yang tidak normal.
o Persangkaan polyhydramnion, kelainan letak janin.
o Infeksi pada ibu hamil seperti: PMS, vaginitis, infeksi saluran perkemihan dan saluran
nafas.
14. Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan, kelahiran dan menjadi orangtua.
15. Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku kesehatan selama hamil,
seperti nutrisi, latihan (senam), keamanan dan berhenti merokok.
16. Penggunaan secara aman jamu/obat-obatan tradisional yang tersedia.
d. Keterampilan tambahan
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama
persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi
kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru
lahir.
Berdasarkan pernyataan kompetensi 4 maka dapat dirumuskan pengetahuan dan keterampilan
yang harus dimiliki oleh setiap bidan, yaitu:
a. Pengetahuan dasar
1. Fisiologi persalinan.
2. Anatomi tengkorak bayi, diameter yang penting dan petunjuk.
3. Aspek psikologis dan kultural pada persalinan dan kelahiran.
4. Indikator tanda-tanda mulai persalinan.
5. Kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf atau alat serupa.
6. Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan.
7. Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan.
8. Proses penurunan kepala melalui pelvic selama persalinan dan kelahiran.
9. Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan normal dan ganda.
10. Pemberian kenyamanan dalam persalinan, seperti: kehadiran keluarga / pendamping,
pengaturan posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat.
11. Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
12. Pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi pernafasan, kehangatan dan
pemberian ASI / PASI.
13. Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir, jika memungkinkan antara
lain kontak kulit langsung, kontak mata antarbayi dan ibunya bila dimungkinkan.
14. Mendukung dan meningkatkan pemberian ASi eksklusif.
15. Menejemen fisiologi kala III.
16. Memberikan suntikan intramuskuler meliputi uterotonika, antibiotik dan sedativa.
17. Indikasi tindakan kegawatdaruratan kebidanan seperti: distrosia bahu, asfiksia neonata,
retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan mengatasi renjatan.
18. Indikasi tindakan operatif pada persalinan misalnya gawat janin, Cephalopelvic
disproportion (CPD).
19. Indikator komplikasi persalinan misalnya: perdarahan, partus macet, kelainan presentasi,
eklamsia, kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban ibu, gawat janin, infeksi, ketuban
pecah dini tanpa infeksi, distocia karena inersia uteri primer, post term dan preterm serta
tali pusat menumbung.
20. Prinsip Manajemen Kala III, secara fisiologis.
21. Prinsip Manajemen aktif kala III.
b. Pengetahuan tambahan
c. Keterampilan dasar
1. Pengumpulan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-tanda vital ibu pada
persalinan sekarang.
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus.
3. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan penurunan janin.
4. Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan dan frekuensi).
5. Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap dan akurat
meliputi pembukaan, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi keadaan ketuban dan
proporsi panggul dengan bayi.
6. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partagraf.
7. Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan keluarga.
8. Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamanan yang kuat selama persalinan.
9. Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola persalinan abnormal dan
kegawatdaruratan dengan intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan
tepat waktu.
10. Melakukan amniotomi pada pembukaan servik lebih dari 4 cm sesuai dengan indikasi.
11. Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.
12. Melakukan episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan.
13. Melaksanakan manajemen fisiologi kala III.
14. Melaksanakan manajemen aktif kala III.
15. Memberikan suntikan intramuskuler meliputi uterotonika, antibiotika dan sedativa.
16. Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin (HB) dan hematokrit.
17. Menahan uterus untuk mencegah terjadinya inversi uteri dalam kala III.
18. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya.
19. Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan dengan benar.
20. Memeriksa robekan vagina, serviks dan perineum.
21. Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II.
22. Memberikan pertolongan persalinan abnormal: letak sungsang, partus macet, kepala di
dasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term.
23. Melakukan pengeluaran plasenta secara manual.
24. Mengelola perdarahan post partum.
25. Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan/kegawatdaruratan dengan tepat waktu sesuai
indikasi.
26. Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan hubungan/tali kasih ibu dan
bayi baru lahir.
27. Memfasilitasi ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung ASI eksklusif.
28. Mendokumentasikan temuan-temuan yang penting dan intervensi yang dilakukan.
d. Keterampilan tambahan
1. Menolong kelahiran presentasi dengan penempatan dan gerakan tangan yang tepat.
2. Memberikan suntikan anastesi lokal jika diperlukan.
3. Melakukan ekstraksi forsep rendah dan vakum jika diperlukan sesuai kewenangan.
4. Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, ditorcia bahu, gawat janin dan kematian
janin dalam kandungan (IUFD) dengan tepat.
5. Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung.
6. Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks.
7. Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri jika
diperlukan sesuai kewenangan.
8. Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan akselerasi dan persalinan dan
penanganan perdarahan post partum.
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat.
a. Pengetahuan dasar
1. Fisiologi nifas.
2. Proses involusi dan penyembuhan sesudah persalinan / abortus.
3. Proses laktasi / menyusui dan teknik menyusui yang benar serta penyimpangan yang
lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses, mastitis, puting susu lecet, puting
susu masuk.
4. Kebutuhan nutrisi nifas, kebutuhan istirahat, aktivitas dan kebutuhan fisiologis lainnya
seperti pengosongan kandung kemih.
5. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.
6. Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus.
7. Bonding dan attachement orangtua dan bayi baru lahir untuk menciptakan hubungan
positif.
8. Indikator subinvolusi misalnya perdarahan yang terus menerus, infeksi.
9. Indikator masalah-masalah laktasi.
10. Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan pervaginaan
menetap, sisa plasenta, renjatan (shock) dan preeklamsi post partum.
11. Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post partum, seperti anemia kronis,
hematoma vulva, retensi urine dan incontinensia alvi.
12. Kebutuhan asuhan dan konseling selam dan sesudah abortus.
13. Tanda dan gejala komplikasi abortus.
b. Ketrampilan dasar
1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus, termasuk keterangan rinci
tentang kehamilan, persalinan, dan kelahiran.
2. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu.
3. Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan perlukaan/luka jahitan.
4. Merumuskan diagnisa masa nifas.
5. Menyusun perencanaan.
6. Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.
7. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi perawatan diri sendiri, istirahat,
nutrisi dan asuhan bayi baru lahir.
8. Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan rujukan bilamana perlu.
9. Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau merujuk untuk
tindakan yang sesuai.
10. Penatalaksanaan ibu post partum abnormal sisa plasenta, renjatan dan infeksi ringan.
11. Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca persalinan.
12. Melakukan konseling dan memberi dukungan untuk wanita pasca absorsi.
13. Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu.
14. Memberikan antibiotika yang sesuai.
15. Mencatat dan mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.
c. Ketrampilan tambahan
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat
sampai dengan 1 bulan.
a. Pengetahuan dasar
b. Pengetahuan tambahan
1. Membersihkan jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan dan merawat tali pusat.
2. Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan.
3. Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR.
4. Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas.
5. Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus pada bayi baru lahir dan schreening untuk
menemukan adanya tanda kelainan-kelainan pada bayi baru lahir yang tidak
memungkinkan untuk hidup.
6. Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu.
7. Memberikan imunisasi pada bayi.
8. Mengajarkan pada orangtua tentang tanda-tanda bahaya dan kapan harus membawa bayi
untuk minta pertolongan medik.
9. Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir seperti: kesulitan
bernafas / asphyksia, hypotermi, hypoglikemi.
10. Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas kegawatdaruratan apabila
dimungkinkan.
11. Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.
d. Ketrampilan tambahan
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat (1
bulan – 5 tahun).
a. Pengetahuan dasar
1. Keadaan kesehatan bayi dan anak Indonesia, meliputi: angka kesakitan, angka kematian,
penyebab kesakitan dan kematian.
2. Peran dan tanggung jawab orangtua dalam pemeliharaan bayi dan anak.
3. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak normal serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
4. Kebutuhan fisik dan psikososial anak.
5. Prinsip dan standar nutrisi pada bayi dan anak.
6. Prinsip-prinsip komunikasi pada bayi dan anak.
7. Prinsip keselamatan untuk bayi dan anak.
8. Upaya pencegahan penyakit pada bayi dan anak, misalnya pemberian imunisasi.
9. Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi normal, seperti: gumoh / regurgitasi,
diaperrash dan lain-lain serta penatalaksanaannya.
10. Penyakit-penyakit yang sering terjadi pada bayi dan anak.
11. Penyimpangan tumbuh kembang bayi dan anak serta penatalaksanaannya.
12. Bahaya-bahaya yang sering terjadi pada bayi dan anak di dalam dan di luar rumah serta
upaya pencegahannya.
13. Kegawatdaruratan pada bayi dan anak serta penatalaksanaannya.
b. Keterampilan dasar
1. Melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi dan anak balita.
2. Melaksanakan penyuluhan pada orangtua tentang pencegahan bahaya-bahaya pada bayi
dan anak sesuai dengan usia.
3. Melaksanakan pemberian imunisasi pada bayi dan anak.
4. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan pada bayi dan anak yang terfokus pada
gejala.
5. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus.
6. Mengidentifikasi penyakit berdasarkan data dan pemeriksaan fisik.
7. Melakukan pengobatan sesuai kewenangan, kolaborasi atau merujuk.
8. Menjelaskan pada orangtua tentang tindakan dilakukan.
9. Melakukan pemeriksaan secara berkala pada bayi sesuai dengan standar yang berlaku.
10. Melaksanakan penyuluhan pada orangtua tentang pemeliharaan bayi dan anak.
11. Melaksanakan penilaian status nutrisi pada bayi dan anak.
12. Melaksanakan tindakan, kolaborasi atau merujuk secara tepat sesuai keadaan bayi dan
anak yang mengalami cidera dan kecelakaan.
13. Mendokumentasikan temuan-temuan dari intervensi yang dilakukan.
8. Kebidanan komunitas
Bidan merupakan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
b. Pengetahuan tambahan
c. Keterampilan dasar
1. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan KB di
masyarakat.
2. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak.
3. Melakukan pertolongan persalinan di rumah dan polindes.
4. Mengelola pondok bersalin desa (POLINDES).
5. Melaksanakan kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas dan laktasi, bayi dan balita.
6. Melakukan penggerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung
upaya-upaya kesehatan ibu dan anak.
7. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan.
8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
d. Keterampilan tambahan
a. Pengetahuan dasar
b. Keterampilan dasar
c. Keterampilan tambahan
d. Pengetahuan tambahan
e. Keterampilan tambahan
6. Pengertian wewenang
Wewenang adalah kekuasaan yang didelegasikan secara formal. Ia termasuk kepada hak untuk
memerintah suatu situasi, komitmen untuk menggunakan sumber daya, memberi perintah, dan
mengharapkan dirinya untuk ditaati, dan selalui disertai dengan tanggung jawab terhadap
tindakan yang diambil atau kegagalan untuk bertindak.
- Wewenang karismatik
Wewenang karismatik menunjuk kepada seorang individu yang memiliki sifat-sifat tertentu yang
membuatnya menjadi seorang pemimpin yang luar biasa. Pemimpin jenis ini bukan hanya
memiliki kemampuan hebat, tapi juga memiliki kekuatan karisma yang superior dalam
memimpin orang-orang di bawah dia. Kekuatannya datang dari kepercayaan masif dan
keyakinan yang hampir tidak tergoyahkan dari orang-orang yang mengikutinya.
- Wewenang tradisional
Wewenang tradisional mengindikasikan keberadaan dari kepribadian yang dominan. Pemimpin
jenis ini adalah seseorang yang bergantung kepada tradisi yang telah mapan. Walaupun
pemimpin ini adalah juga kepribadian yang dominan, orde yang berlaku di masyarakat
memberinya mandat untuk memerintah. Tipe kepemimpinan ini adalah refleksi dari rutinitas dan
perilaku sehari-hari.
- Wewenang legal-rasional
Wewenang legal-rasional adalah jenis wewenang yang mendasarkan dirinya pada hukum yang
terdefinisikan secara jelas. Kepatuhan dari orang-orang bukan didasarkan pada kapasitas dari
pemimpin itu sendiri, tapi pada legitimasi dan kompetensi yang dianugerahkan oleh prosedur dan
hukum kepada orang yang memiliki wewenang tersebut. Masyarakat kontemporer bergantung
kepada tipe rasionalisasi ini, karena kompleksitas dari masalah-masalah yang ada memerlukan
adanya suatu birokrasi yang mewujudkan keteraturan dan sistematisasi.
7. Wewenang bidan sesuai Permenkes RI No. 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan
praktik bidan
Kewenangan
Pasal 18
Pasal 19
(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a diberikan pada masa
sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan.
(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan:
(3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat
a. episiotomi;
b. pertolongan persalinan normal;
c. penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
d. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
e. pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;
f. pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
g. fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu eksklusif;
VI
1. Pengertian Manager
Secara sederhana manajer adalah orang yang dapat mengarahkan atau memimpin orang lain dan
mampu bertanggung jawab atas kegiatan (pekerjaan) di suatu organisasi atau perusahaan.
Lebih lanjut, pengertian manajer adalah orang yang memiliki pengalaman, pengetahuan serta
keterampilan yang baik dan diakui oleh organisasi/perusahaan tersebut untuk dapat memimpin,
mengendalikan mengelola, mengatur serta mengembangkan organisasi dalam rangka mencapai
visi (tujuan) perusahaan.
2. Peran Leader
Mengondisikan anggota
Setelah mengambil kebijakan untuk tim, leader harus memikirkan pula strategi yang
tepat agar semua berjalan lancar. Para anggota pun mendapat berbagai tugas yang
sesuai dengan bakat mereka. Sebagai leader, mengetahui bakat dan keahlian anggota
adalah suatu keharusan. Hal tersebut akan memudahkan leader untuk mewujudkan
tujuan.
Bukan hanya anggota, leader juga harus memperhatikan koordinasi antara atasan dan
bawahan serta dengan beberapa unit yang lain. Leader yang baik akan mampu
mewujudkan hal tersebut sehingga terbangun hubungan harmonis antar elemen. Sebab
untuk mewujudkan visi dibutuhkan pula kerja sama antar divisi atau bahkan pihak
lain.