Professional Documents
Culture Documents
Pertemuan 1
Pertemuan 1
1.2. Desain pretes-postes satu kelompok (One Group Pretes Postes Design)
Desain pretes-postes satu kelompok juga termasuk pre-eksperimen. Pada desain ini
dilakukan pretes untuk mengetahui keadaan awal subjek sebelum diberi perlakuan sehingga
peneliti dapat mengetahui kondisi subjek yang diteliti sebelum atau sesudah diberi perlakuan yang
hasilnya dapat dibandingkan atau dilihat perubahannya (Sukardi, 2010:180-181).
Desainnya sebagai berikut;
Pretes Perlakuan Postes
O1 X O2
(R) Eksperimen X O2
(R) Kontrol - O2
V. KESIMPULAN
Penelitian eksperimental merupakan metode penelitian yang dapat menguji secara benar
hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam studi eksperimtal peneliti
memanipulasi paling sedikit satu variable, mengontrol variable lain yang relevan, dan
mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variable terikat. Peneliti menentukan
“siapa memperoleh apa”, kelompok mana dari subjek yang memperoleh perlaakuan
mana. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang didalamnya melibatkan
manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti, disertai dengan upaya control yang ketat terhadap
factor-faktor luar, serta melibatkan subjek pembanding. Berikut ini adalah beberapa karakteristik
dari penelitian eksperimen: 1. Adanya kesetaraan, 2. Adanya kelompok-kelompok yang berbeda,
3. Adanya kontrol terhadap terhadap variable-variabel non-eksperimen, 4. Adanya pengukuran
atau observasi terhadap variable-variabel terikatnya dan 5. Ada satu variable bebas yang
dimanipulasi.
Desain Penelitian Eksperimen
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam
penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai
sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol
fenomena.
c.Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang
berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
2. Desain Faktorial, yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya
satu yang dimanipulasi)
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara
random. Sebelumnya diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud
untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil
pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berate kelompok tersebut keadaannya
labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok daoat diketahui
dengan jelas maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok
saja., sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil pretest yang baik adalah O1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah
O5=O6=O7=O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O5+O6+O7+O8) – (O1+O2+O3+O4).
Desain time series sebagai kuasi eksperimen memiliki ciri adanya pengukuran yang
berulang-ulang, baik sebelum maupun sesudah perlakuan terhadap satu atau beberapa intact group.
Variasi terhadap Time Series Design dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
adalah:
Faktor validitas seperti sejarah dan maturasi dikendalikan dengan kelompok control (yang
tidak diberi perlakuan). Artinya, dalam situasi yang secara kebetulan berpengaruh terhadap hasil,
yang mungkin juga berpengaruh pada hasil observasi[10].
6. Rancangan kelompok kontrol yang tidak sama (non-equivalent control group design)
Rancangan peneitian ini sering dipakai dalam penelitian. Dalam rancangan ini, subjek
penelitian atau partisipasi penelitian tidak dipilih secara acak untuk dilibatkan dalam kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pada dasarnya, langkah-langkah dalam rancangan ini sama
seperti pada rancangan pretest-posstest experimental control group design.
Dalam rancangan ini, ada dua kelompok subjek dimana satu mendapat perlakuan dan satu
kelompok sebagai kelompok control. Keduanya memperoleh prates dan pascates. Perbedaan
dengan kelompok non ekuivalen, bahwa kelompok tidak dipilih secara acak atau random.
Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
O X O
O O
Rancangan kelompok nonekuivalen ini disebut juga sebagai untreated control group
design with pretest and posttest. Rancangan penelitian ini dikategorikan sebagai rancangan
eksperimen kuasi (quasi experiment design). Rancangan ini sangat sering dipakai dalam penelitian.
Rancangan diatas juga digambarkan sebagai berikut:
Kesimpulan
Quasi eksperiment merupakan eskperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak,
unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan
dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan (Cook & Campbell, 1979).
Pada dasarnya penelitian eksperimen semu atau eksperimen kuasi sama dengan penelitian
eksperimen murni. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua
kelompok tersebut tidak dengan teknik random.
Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki oleh desain quasi eksperimen adalah terlalu
fokus terhadap kejadian yang tidak dapat diperkirakan dan tidak berkelanjutan sehingga dapat
mengaburkan tujuan jika terjadi perubahan yang tidak terduga akibat faktor fenomena ekonomi
atau perkembangan politik. Dan juga kurang kuatnya pengukuran dalam hal asosiasi yang
menjadikan beberapa efek yang terjadi pengukurannya terbatas. Hal tersebut mengakibatkan
beberapa efek seringkali “tidak terlihat” pada saat pengukuran terjadi.
Selain memiliki kelemahan quasi eksperimen juga memiliki keuntung. Adapun
keuntungannya yaitu pada penelitian ekperimen semu ini tidak mempunyai batasan yang ketat
terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancama-ancaman validitas.
Adapun macam-macam quasi eksperimen diantaranya yaitu:
Times Series Design, dimana dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak
dapat dipilih secara random. Sebelumnya diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat
kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi
perlakuan.
Single Subject Design, dimana desain single subject umumnya menggunakan pengukuran yang
berulang dan hanya mengimpleentasikan variabel bebas tunggal yang diharapkan dapat merubah
hanya satu variabel terikat. Pengukuran variabel dilakukan pada kondisi normal yang disebut
baseline.
Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding ( control time series desaign) dimana
rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, dengan kelompok pembanding (control ).
Rancangan “separate sample pretest-postest”, dimana rancangan ini sering digunakan dalam
penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga berencana, pengukuran pertama (pretest) dilakukan
terhadap sample yang dipilih secara acak dari populasi tertentu.
Kelompok berhubungan (intact group comparison), dimana dalam rancangan ini sekelompok
subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokan secara rambang menjadi dua, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Rancangan kelompok kontrol yang tidak sama (non-equivalent control group design), yaitu desain
yang paling sering digunakan dalam penelitian social.
Dalam penelitian ini kami menetapkan untuk melakukan analisis penelitian kuantitatif
yang komprehensif terhadap hasil pelaporan literatur mengenai dampak kausal kepemimpinan
dengan memusatkan perhatian pada pemeriksaan yang kami sebut sebagai 'intervensi
kepemimpinan'. kami mendefinisikan intervensi kepemimpinan sebagai studi di mana peneliti
secara terang-terangan memanipulasi kepemimpinan sebagai variabel independen melalui
pelatihan. tugas, skenario atau cara lain, fokus kami meliputi pemeriksaan eksperimental dan kuasi
eksperimental serta penelitian lapangan dan laboratorium yang dilakukan di organisasi publik dan
swasta.
Salah satu implikasi praktis dari penelitian kami adalah bahwa terlepas dari jenis intervensi,
tampaknya intervensi kepemimpinan memiliki dampak pada berbagai hasil. Namun, intervensi
kepemimpinan tampaknya berbeda dalam hal dampaknya berdasarkan fokus teoritis model
kepemimpinan. Teori kepemimpinan yang lebih memusatkan perhatian pada perubahan perilaku
memang memiliki dampak yang lebih besar pada perilaku versus teori yang berfokus pada
perubahan emosional atau kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan masa depan pada
pengembangan kepemimpinan harus mempertimbangkan bagaimana model kepemimpinan yang
dipelajari oleh peserta terkait dengan hasil spesifik yang diharapkan memiliki dampak terbesar
dari waktu ke waktu. Dengan menghubungkan model kepemimpinan dengan hasil yang spesifik,
kita tidak hanya dapat menunjukkan efektivitas intervensi kepemimpinan, kita juga dapat
membangun kepercayaan pada peserta bahwa apa yang kita katakan akan bekerja dan di mana,
sebenarnya dapat bekerja dalam hal pengembangan kepemimpinan, sehingga membangun
pemimpin yang lebih besar kemanjuran. Namun, kita juga telah mengamati di sini bahwa efek
intervensi kepemimpinan cukup bervariasi dan multi dimensi, yang menunjukkan perlunya
memiliki tingkat kecanggihan yang lebih besar dalam bagaimana kita merancang eksperimen,
metode, dan kriteria masa depan untuk menilai secara tepat bagaimana kepemimpinan penting,
untuk siapa itu penting, dan dalam keadaan apa itu penting. Kami berharap hasil akumulasi dan
interpretasi yang disajikan di sini akan memberikan awal baru untuk mempercepat kerja yang
menguji dampak sebab akibat dari kepemimpinan.