You are on page 1of 7

JHECDs, 2 (1), 2016, hal.

7-13

Penelitian

Pemanfaatan tanaman obat tradisional anti diare pada Suku Dayak


Dusun Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong

Utilization of traditional medicinal plants anti diarrhea in Dayak


Dusun Deyah in Muara Uya Tabalong

Windy Tri Yuana*, Dicky Andiarsa, Yuniarti Suryatinah, Juhairiyah

Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Kementerian Kesehatan RI. Jln. Loka Litbang Kawasan Perkantoran Pemda Tanah
Bumbu, Gunung Tinggi Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan
*Korespondensi: windytriyuana@yahoo.co.id
DOI : 10.22435/jhecds.v2i1.5933.7-13

Tanggal masuk 07 April 2016, Revisi pertama 20 April 2016, Revisi 20 Juni 2016, Diterima 27 Juni 2016, Terbit
daring 9 Januari 2017

Abstract. The Local wisdom of society could have the form of knowledge about how to prohibit the disease. One of the society
who has that knowledge is Dayak Ethnic at Deyah Village. The Objective of this study is to discover knowledge about traditional
medicinal treatment which is related to diarrhea at Dayak Ethnic at Deyah Village in Muara Uya Tabalong Regency South
Kalimantan. The method of this research is non intervention descriptive qualitative research and data collecting has done on March–
October 2014. The instrument of this study is interview to explore the informant’s knowledge about traditional medicinal treatment
( traditional ingredients ) and the way to make the ingredients. The result of this study is medicine plants which is used by Dayak
Ethnic at Deyah Village as antidiarrhea ( in Dayak Deyah Orchard’s langguage is called “Tantaharung” ) they are; guava, lasi/balik
angin tree bark ,new stalk of kumala tawar/ pacing, stalk of cashew fruit, and tree bark of ramania. Medicine plants which are
used by Dayak Ethnic at Deyah Village is suitable with the literature which said that the composition could cure diarrhea.
Keywords: traditional medicine, dayak ethnic at deyah village, diarrhea.

Abstrak. Kearifan lokal masyarakat dapat berbentuk pengetahuan tentang bagaimana menghindari penyakit. Salah satu
kelompok masyarakat yang mempunyai pengetahuan tersebut adalah Suku Dayak Dusun Deyah. Penelitian ini bertujuan
untuk menggali pengetahuan pengobatan tradisional yang berkaitan dengan penyakit diare pada Suku Dayak Dusun Deyah
di Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. Metode penelitian bersifat kualitatif deskriptif non
intervensi dan pengumpulan data telah dilakukan pada bulan Maret s/d Oktober 2014. Instrumen pedoman wawancara
untuk mengekplorasi pengetahuan informan tentang pengobatan tradisional (ramuan tradisional) dan cara membuat
ramuan. Hasil penelitian menemukan bahwa tanaman obat yang digunakan Suku Dayak Dusun Deyah sebagai anti diare
(dalam bahasa Dayak Dusun Deyah biasa disebut “Tantaharung”) yaitu daun jambu biji, kulit batang lasi/balik angin, batang
muda kumala tawar/pacing, dan batang jambu mente, dan kulit ramania. Tanaman obat yang digunakan Suku Dayak Dusun
Deyah sesuai dengan literatur yang mengatakan kandungannya dapat mengatasi penyakit diare.
Kata kunci: obat tradisional, dayak dusun deyah, diare.

DOI : 10.22435/jhecds.v2i1.5933.7-13
Cara sitasi : Yuana WT, dkk. Pemanfaatan tanaman obat tradisional anti diare pada Suku Dayak
(How to cite) Dusun Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong. J.Health.Epidemiol.
Commun.Dis. 2016;2(1): 7-13.

7
W.T. Yuana, D. Andiarsa, Y. Suryatinah dan Juhairiyah Pemanfaatan tanaman obat tradisional...

Pendahuluan kematian penderita diare di bangsal anak yang jauh


melebihi penyakit lain, yaitu sebanyak masing-
Fakta bahwa 197 (64,4%) Rumah Tangga (RT) di masing 20-40 % dari jumlah bayi dan anak yang
Kabupaten Tabalong yang memanfaatkan dirawat dan 10-20 % dari jumlah penderita diare
pelayanan kesehatan tradisional untuk mengatasi yang dirawat.3
penyakit diare dan mempunyai tanaman obat
keluarga di halaman rumah sedangkan sampai saat Banyak penelitian yang mengangkat tentang
ini belum ada informasi isi ramuan tradisional Suku pengobatan tradisional yang menggunakan
Dayak Dusun Deyah untuk mengobati penyakit tanaman obat dari berbagai macam suku di
diare yang biasa disebut “Tantaharung” oleh Indonesia contohnya penelitian yang dilakukan
masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah.1 Maka dari oleh Francisca Murti Setyowati di Suku Dayak
itu, pengobatan tradisional perlu digali lebih dalam Tunjung Kalimantan Timur, Sri Wedari
untuk menjawab apakah memang obat tradisional Ernianingsih, dkk tentang pemanfaatan tumbuhan
yang mengunakan tanaman obat yang digunakan Mangrove di Desa Sungai Tekong Kecamatan
oleh Suku Dayak Dusun Deyah memang terbukti Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, dan juga
secara ilmiah dapat menyembuhkan penyakit diare penelitian yang dilakukan Soedarsono, dkk tentang
pada masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah itu Keanekaragaman Tumbuhan Obat Yang
sendiri. Menurut data Riskesdas 2013 prevalensi Digunakan Dalam Pengobatan Tradisional
angka kejadian diare di Kalimantan Selatan 6,3%. Masyarakat Sasak Lombok Barat. 4,5,6 Tetapi belum
Sedangkan di Kabupaten Tabalong sendiri angka ada informasi tentang pengobatan Tradisional yang
prevalensi kejadian diare 4,7%.2 Dari 13 kabupaten berkenaan dengan penyakit diare di Suku Dayak
yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan, Tabalong Dusun Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten
merupakan Kabupaten no. 2 (dua) terkecil angka Tabalong.
prevalensi penyakit diare setelah Kabupaten Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data
Banjarbaru. 2 tanaman obat yang digunakan sebagai anti diare
Diare adalah suatu penyakit yang menyerang pada Suku Dayak Deyah di Muara Uya Kabupaten
sistem pencernaan, penyebabnya bisa dari bakteri. Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. Diharapkan
Di Indonesia penyakit ini merupakan salah satu hasil penelitian ini dapat menambah sumber
penyakit yang sering dijumpai menyerang anak- informasi terutama bidang farmakologi tanaman
anak. Hal ini tercermin dalam laporan rumah- obat khususnya mengenai kegunaan beberapa jenis
rumah sakit mengenai angka kesakitan dan tanaman berkhasiat sebagai anti diare.

 Pengetahuan
 Kepercayaan

 Sikap
 Keyakinan
 Nilai
Penggunaan Tanaman Obat
Tradisional Diare
 Ketersediaan
fasilitas
 Lingkungan
Fisik

 Perilaku Petugas
Kesehatan

Keterangan :
= Variabel Diteliti
= Variabel Tidak Diteliti

Gambar 1. Kerangka Teori Pemanfaatan tanaman obat tradisional anti diare pada Suku Dayak Dusun
Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong (Teori Lawrence Green7)

8
JHECDs Vol. 2, No. 1, Juni 2016

Penggunaan obat tradisional dalam pengobatan yang sengaja untuk meningkatkan kesehatan,
sendiri merupakan suatu perilaku sehat. Menurut meskipun hasil dari tingkah laku khusus tersebut
teori Green perilaku ini dipengaruhi oleh 3 Faktor belum tentu kesehatan yang baik.8 Saunders
utama yaitu: (1) faktor yang terwujud dalam menyatakan bahwa sistem medis adalah suatu
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai- kompleks luas dari pengetahuan, kepercayaan,
nilai dan sebagainya. (2) faktor yang terwujud teknik, peran, norma-norma, nilai-nilai, ideologi,
dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak sikap, adat-istiadat, upacara-upacara, dan lambang-
tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan. (3) lambang yang saling berkaitan dan membentuk
faktor yang terwujud dalam sikap dan perilaku suatu sistem yang saling menguatkan dan saling
kesehatan.7 membantu.8 Menurut Foster dan Anderson system
medis mencakup semua kepercayaan tentang
Sistem medis adalah suatu bagian atau unsur yang
usaha meningkatkan kesehatan dan tindakan serta
ada pada setiap kebudayaan. Sistem medis
pengetahuan ilmiah maupun keterampilan anggota-
menurut Dunn adalah beberapa pola dari pranata
anggota kelompok yang mendukung system
sosial dan tradisi budaya yang menyangkut perilaku
tersebut.8

Inventarisasi Database
pengetahuan pengobatan diare
Sistem budaya adat pengobat tradisional pada Suku Dayak
istiadat yang dianut oleh baik pengetahuan Dusun Deyah Di
informan termasuk pengobat tradisional Kecamatan Muara
pengetahuan tentang juga ramuan dan cara Uya Kabupaten
pengobatan tradisional yang di gunakan Tabalong Provinsi
dalam membuat Kalimantan Selatan
ramuan tradisional

Gambar 2. Kerangka Analitik Pemanfaatan tanaman obat tradisional anti diare pada Suku Dayak Dusun
Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan

Semua pengetahuan pengobat tradisional dari Suku observasi kepada 5 orang pengobat tradisional
Dayak Dusun Deyah tentang pengobatan (Batra) yang memanfaatkan tanaman sebagai anti
tradisional dengan menggunakan tanaman obat diare. Penelusuran Batra awal diperoleh dari
digali melalui wawancara mendalam. Sembari arahan Lurah/Kepala Desa setempat dan kemudian
melakukan wawancara mendalam peneliti juga terus menggali informasi dari informan satu ke
melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar informan lainnya. Informasi yang dikumpulkan
tempat tinggal informan. Setelah semua kegiatan antara lain adalah pengetahuan pengobat
diatas dilakukan peneliti melakukan inventarisasi tradisional tentang penyakit diare dan jenis-jenis
pengetahuan pengobat tradisional baik tanaman yang mempunyai manfaat sebagai anti
pengetahuan pengobatan tradisional juga ramuan diare yang diinformasikan oleh Batra dicatat nama
dan cara yang digunakan dalam membuat ramuan lokal, cara pengolahan dan bagian tumbuhan yang
tradisional. Dengan demikian diperoleh database dimanfaatkan.
tentang pengobatan tradisional penyakit diare pada
Suku Dayak Dusun Deyah di Muara Uya Hasil
Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan.
Masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah yang
Metode bermukim di Kecamatan Muara Uya Kabupaten
Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan lebih sering
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif mengatasi diare dengan menggunakan berbagai
deskriptif non intervensi.9 Penelitian dilaksanakan macam tanaman obat. Sampai awal tahun 1990-an
di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah masih
Provinsi Kalimantan Selatan. Pengumpulan data mempercayai bahwa diare yang menyerang
dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan masyarakat terutama anak-anak usia 2-7tahun

9
W.T. Yuana, D. Andiarsa, Y. Suryatinah dan Juhairiyah Pemanfaatan tanaman obat tradisional...

adalah roh-roh halus yang terus mengikuti anak- berbagai jenis tumbuhan yang ada disekitarnya
anak ketika bermain diluar rumah sampai anak- yang bisa menyembuhkan penyakit diare pada
anak selesai bermain dan pulang kerumah roh-roh anak-anak mereka. Anak-anak yang terkena diare
halus tersebut masih berada disekitar anak-anak akan sering merasakan sakit (mules) dibagian perut
sehingga anak-anak menderita diare. Mereka dan mengeluarkan cairan dari duburnya, sehingga
percaya bahwa hanya dengan berobat ke dukun mereka akan lemas dan malas melakukan aktifitas
atau berobat sendiri dengan menggunakan karena kekurangan cairan.

Tabel 1. Tanaman obat yang digunakan sebagai anti diare pada Suku Dayak Dusun Deyah di
Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong
No Nama Lokal Nama Latin Khasiat Bagian berguna
1. Jambu biji Psidium guajava Anti diare Daun
2. Jambu mente Anacardium occidentale Anti diare Batang
3. Kumala tawar/Tantaharung Coctus speciosus Anti diare Batang muda
4. Lasi Macaranga recurvate Anti diare Kulit batang
5. Ramania Bouea macrophylla Anti diare Batang

Deskripsi tanaman obat yang digunakan anti diare  Jambu mente (Anacardium ocidentale) termasuk
yaitu: ke dalam suku Anacardiaceae, kulit batang
 Jambu biji (Psidium guajava) termasuk ke dalam sering digunakan untuk penanggulangan
suku Myrtaceae, Jambu biji merupakan disentri, diabetes, radang pada mulut, dan
tanaman perdu dengan tinggi 5-10 meter. Daun untuk bahan pengkhelat. Kulit batang
jambu biji mengandung zat samak, minyak mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin.
atsiri, triterpenoid, leukosianidin, kuersetin, Komponen penyusun getah jambu mente
asam arjunolat, resin, dan minyak lemak. terdiri darri asam anakardat dan kardol (suatu
Khasiat daun jambu biji sebagai anti inflamasi, senyawa yang dapat menyebabakan iritasi
hemostatic, dan astringen. Daun jambu biji kulit). Hasil hidrolisis getah ditemukan
berguna untuk disentri, haid tidak lancar, arabinose, galaktosa dan ramnosa .13
keputihan, mencret, pencernaan tidak baik  Kumala tawar (Coctus speciosus) termasuk ke
pada anak-anak, radang usus, sariawan usus, dalam suku Zingiberaceae. Penelitian Saraf
panu (obat luar) dan sakit kulit (obat luar).10 (2009) menyebutkan bahwa rimpang Coctus
Daun mengandung asam psidiolat, asam speciosus mengandung alkaloid, flavonoid,
ursolat, asam krategolat, asam oleanolat, asam glikosida jantung, saponin, sterol, tanin dan
guaiavolat, kuersetin dalam bentuk aglikon, glikosida antrakuinon.14
guajaverin, isokuersetin, hiperin, kuersitrin,  Lasi (Macaranga recurvata) termasuk ke dalam
dan 5 senyawa flavonol. Komponen minyak suku Euphorbiacea. Lasi menganbung flavonoid
atsiri daun antara lain limonene, kariofilen, berupa Macarecurvatin A, Macarecurvatin B,
seskuiterpen alkohol.11 Diisoprenylaromadendrin, Glyasperin A, dan
Penelitian Dhiman menyebutkan bahwa Broussoflavonol F. 15
ekstrak metanol daun jambu biji dapat  Ramania (Bouea macrophylla) termasuk ke
menghambat aktifitas antibakteri E.coli.11 Hal ini dalam suku Anacardiaceae, merupakan pohon
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dengan tinggi lebih dari 27 m dan diameter
Leonardo, dkk di Desa Sekabuk Kecamatan batang 55 cm.16 Menurut Lolaen, Fatmawati dan
Sadaniang Kabupaten Pontianak yang Citraningsityas diketahui bahwa buah gandaria
menyebutkan bahwa masyarakat di daerah mempunyai kandungan saponin dan fenolik
tersebut menggunkan jambu biji bermanfaat sebagai antioksidan.17
untuk mengobati diare.12

10
JHECDs Vol. 2, No. 1, Juni 2016

Tabel 2. Ramuan Tradisional Pengobat Tradisional Suku Dayak Dusun Deyah Di Muara Uya
Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2014
No Batra Ramuan Komposisi Bahan Dosis Cara Penyiapan Cara
Penyakit Pemakaian
1 MN Diare 3 lembar daun 1x 3 lembar daun jambu biji dicuci Diminum
jambu biji minum bersih kemudian direbus dengan
3 gelas (gelas belimbing) air
dijadikan 1 gelas
2 IF Diare 10cm kulit batang 1x Bahan dicuci sampai bersih Diminum
lasi/balik angin minum kemudian direbus dengan 3
gelas (gelas belimbing) air
dijadikan 1 gelas
3 IF Diare 30cm batang muda 1x Bahan dicuci bersih dan dibakar Diminum
kumala tawar/pacing minum lalu didiamkan/diangin-
anginkan(diembunkan) semalam
lalu diperas dengan air kira-kira
1 sendok makan lalu diminum.

4 EH Diare 3cm batang jambu 1x Bahan dibersihkan dan di Diminum


mente minum direbus dengan 3 gelas (gelas
belimbing) air dijadikan 1 gelas
5 NT Diare 2cm kulit batang 1x Bahan dibersihkan dan direbus Diminum
ramania minum sampai mendidih kemudian
diminum bisa hangat-hangat atau
dingin

Cara pengolahan ramuan obat anti diare di Suku batang yang telah diembunkan diperas hingga
Dayak Dusun Deyah yaitu : dihasilkan 1 sendok cairan.
 Jambu biji (Psidium guajava) dengan merebus 3  Lasi (Macaranga recurvate) sebesar 10 cm dicuci
lembar daun jambu biji dengan 3 gelas air (600 bersih dan direbus dengan 3 gelas air (600 ml)
ml) hingga diperoleh 1 gelas (200 ml) larutan. hingga diperoleh 1 gelas (200 ml) larutan.
Penelitian Hamzari (2008) juga menyebutkan
 Ramania (Bouea macrophylla) sebagai anti diare
bahwa masyarakat di sekitar hutan tabo-tabo
adalah dengan cara 2 cm kulit batang dicuci dan
menggunakan daun yang masih muda atau segar
direbus dengan air 1 gelas sampai mendidih
sebanyak 15 lembar untuk kemudian dicuci dan
kemudian didinginkan diminum setiap saat.
direbus. Dapat juga direndam dengan air panas
selama 15 – 20 menit, diminum 3 kali sehari.
Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara Pembahasan
memakan langsung daun muda (pucuk) Pemanfaatan tanaman obat merupakan upaya
sebanyak 3 helai.18 Cara pengolahan jambu biji penyembuhan terhadap penyakit yang dilakukan
untuk diare dengan merebus 5 lembar daun, 1 berdasarkan kepercayaan turun-temurun, baik
potong akar, kulit dan batang dengan 1500 ml dengan menggunakan bahan alami yang tersedia
air hingga mendidih, kemudian disaring untuk dan diyakini mempunyai khasiat dapat
diambil sarinya.13 menyembuhkan maupun melalui perantara
 Jambu mente (Anacardium occidentale) sebagai seseorang (dukun) yang diakui mempunyai
anti diare adalah dengan merebus batang kekuatan tertentu didalam dirinya untuk
dengan 3 gelas air menjadi 1 gelas larutan. Hal menghilangkan penyakit walaupun pengobatan
ini sejalan dengan pernyataan Sudarsono, dkk modern telah dikenal yaitu adanya puskesmas
yang menjelaskan bahwa cara pengolahan didesa tersebut, namun hingga sekarang
jambu mente untuk mengobati diare yaitu pengobatan tradisional masih tetap dipertahankan
dengan merebus 10 gram kulit batang dengan 2 oleh masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah.
gelas air selama 20 menit.13 Beberapa jenis tanaman obat yang digunakan
 Kumala tawar (Coctus speciosus) dengan Pengobat Tradisional (Batra) Suku Dayak Dusun
membakar batang muda sepanjang 30 cm dan Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten
didiamkan lalu diangin-anginkan atau Tabalong untuk pengobatan diare dapat dilihat
diembunkan selama satu malam. Kemudian pada Tabel 1. Terdapat 5 jenis tanaman obat
sebagai anti diare. Tanaman- tanaman ini memiliki

11
W.T. Yuana, D. Andiarsa, Y. Suryatinah dan Juhairiyah Pemanfaatan tanaman obat tradisional...

zat-zat tertentu yang berperan di dalam tergantung dengan kondisi lingkungan atau hutan
menghentikan diare. tempat tinggal masing-masing suku.
Kemanjuran Tanaman Obat Tradisional
Suku Dayak Dusun Deyah Kesimpulan dan Saran
Seperti apa yang dikemukakan oleh Ibu IF berusia 1. Masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah sampai
45 tahun selaku Pengobat Tradisional (Batra) pada awal tahun 1990-an masih mempercayai
pernah ada pasien beliau anak perempuan berusia bahwa penyebab diare pada masyarakat
5 tahun bernama PN yang terkena diare tidak mereka terutama pada anak-anak usia 2-7tahun
kunjung sembuh walaupun sudah berobat ke adalah roh-roh halus yang mengikuti anak-anak
Puskesmas Muara Uya tetapi setelah ibu kandung pada waktu mereka bermain diluar rumah
PN yang bernama HM berusia 35 tahun meminta sampai kembali pulang kerumah roh-roh halus
ibu IF untuk membuatkan ramuan tradisional dari masih terus mengikuti.
Kumala tawar (Coctus speciosus) dengan membakar
batang muda sepanjang 30 cm dan didiamkan lalu 2. Tanaman obat yang digunakan Suku Dayak
diangin-anginkan atau diembunkan selama satu Dusun Deyah sebagai anti diare (dalam bahasa
malam. Kemudian batang yang telah diembunkan Dayak Dusun Deyah biasa disebut
diperas hingga dihasilkan 1 sendok cairan. Setelah “Tantaharung”) yaitu daun jambu biji, kulit
PN meminum ramuan tersebut baru satu kali batang lasi/balik angin, batang muda kumala
sudah mulai kelihatan perubahan dari PN. Ini tawar/pacing, dan batang jambu mente, dan
dibenarkan oleh ibu kandung PN pada waktu kulit ramania.
peneliti mengkonfirmasi kebenaran perihal 3. Tanaman obat yang digunakan Suku Dayak
pernyataan ibu IF. Berikut penuturan ibu HM Dusun Deyah sesuai dengan literatur yang
perihal penyakit yang pernah diderita putrinya : mengatakan kandungannya dapat mengatasi
“iya mbak benar putri saya pernah diare tapi tidak penyakit diare.
kunjung sembuh walaupun sudah dibawa ke 4. Perlu dilakukan penelitian secara farmakologi
Puskesmas Muara Uya kebetulan dikasih tau terhadap ramuan tradisional Suku Dayak
sama pegawai puskesmas kalau ada istri pegawai Dusun Deyah untuk menggali potensi sumber
puskesmas yang lain bisa mengobati diare dengan daya alam Indonesia khususnya tanaman obat
menggunakan tanaman kemudian saya mencoba yang memiliki nilai farmakologi potensial dan
meminta tolong untuk dibuatkan dan memang nilai ekonomis yang tinggi sehingga bisa
benar baru sekali setelah meminum ramuan dimanfaatkan dalam dunia kedokteran dan
tersebut putri saya tidak lagi sakit perutnya dan kesehatan dalam mengobati penyakit diare.
mau makan”. (YW, 25-05-2014)
Ramuan yang sama juga diberikan ibu IF kepada ibu Ucapan Terima Kasih
muda yang berinisial YL usia 26 tahun. Ibu muda ini Melalui tulisan ini, penulis ingin mengucapkan
juga pernah memberikan ramuan anti diare terima kasih kepada sejawat di Balai Litbang P2B2
“tantaharung” kepada putrinya SN yang berumur Tanah Bumbu yang banyak mendukung untuk
6 tahun. terselesaikannya penelitian ini. Kepala Badan
“iya mbak benar anak saya SN pernah sakit diare Litbang Kemenkes RI, Kepala Dinas Kesehatan
setelah minum ramuan dari ibu IF 5 kali sehari Propinsi Kalimantan Selatan, Kepala Balitbangda
dalam jangka waktu 2 hari berturut-turut anak Provinsi Kalimantan Selatan, Kepala Dinas
saya sembuh jadi tidak perlu saya bawa ke Kesehatan Kabupaten Tabalong dan semua pihak
puskesmas”. ( HB, 28-05-2014) yang membantu yang tidak mungkin saya sebutkan
satu persatu yang terus memberikan kesabaran
Pemanfaatan Tanaman Obat Tradisional tidak dan semangat kepada penulis sampai pada akhirnya
hanya dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak tulisan ini dapat terselesaikan.
Dusun Deyah tetapi dilakukan juga oleh
masyarakat Suku Dayak Seberuang dikawasan
Daftar Pustaka
hutan di Desa Ensabang Kecamatan Sepauk
Kabupaten Sintang Kalimantan Barat dan Suku 1. Pemerintahan Daerah Kabupaten Tabalong. 2013.
Dayak Iban Desa Tanjung Sari Kecamatan Profil KabupatenTabalong Tahun 2012.
Ketungau Tengah Kabupaten Sintang Kalimantan 2. Balitbangkes Kemenkes RI. 2014. Laporan Riset
Kesehatan Dasar Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
Barat.19,20 Pemanfaatan tanaman obat tentu saja
2013. Jakarta : Balitbangkes Kemenkes RI.
masing-masing suku tidaklah karena pengetahuan 3. Suharyono, 1986, Diare Akut. Penerbit Lembaga
tentang pemanfaatan tanaman obat merupakan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
warisan turun temurun dari masing-masing suku Jakarta. Hal:1.
dan ini sangat spesifik bagi setiap suku karena

12
JHECDs Vol. 2, No. 1, Juni 2016

4. Francisca, Murti Setyowati. 2010. Etnofarmakologi


dan Pemakaian Tanaman Obat Suku Dayak Tunjung Di
Kalimantan Timur. Media Litbang Kesehatan Volume
XX Nomor 3.
5. Sri Wedari Ernianingsih, dkk 2014. Etnofarmakologi
Tumbuhan Mangrove Achantus ilicifolius L., Acrostichum
speciosum L. dan Xylocarpus rumphii Mabb. Di Desa
Sungai Tekong Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten
Kubu Raya. Jurnal Protobiont Volume: 3 (2): 252-258.
6. Soedarsono, Riswan dan Dwi Andayaningsih. 2008.
Keanekaragaman Tumbuhan Obat Yang Digunakan
Dalam Pengobatan Tradisional Masyarakat Sasak
Lombok Barat. Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 2
Juli 2008: 96-103.
7. Notoadmojo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.
Jakarta: PT. Renika Cipta.
8. Foster dan Anderson, 1986. Antropologi Kesehatan.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
9. Creswell, 2009, Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approache
10. Mooryati, S, 1998 Alam Sumber Kesehatan Manfaat
dan Kegunaan. Jakarta : Balai Pustaka.
11. Dhiman, A. et al., 2011. I In vitro antimicrobial activity
of methanolic leaf extract of Psidium guajava L. Pharm
Bioallied 3(2): 226–229.
12. Leonardo, dkk . Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat di
Desa Sekabuk Kecamatan Sadaniang Kabupaten
Pontianak.
13. Sudarsono dkk 2002, Tumbuhan Obat II Hasil
Penelitian, Sifat-Sifat, dan Penggunaan.
14. Saraf., A. 2010. Phytochemical and antimicroba studied
of medicinal plants Coctus speciosus. E-journal of
Chemistry (7) : 405-413.
15. Magadula., J.J. 2014. Phytochemistry and phamachology
of the genus Macaranga : a review. Journal of
Medicinal Plants Research Vol 8 (12) 489-503.
16. Lim T K. 2012. Edible Medicinal and Non Medicinal
Plants. Volume I, Fruits. Springer Science : Business
Media.
17. Lolaen L A, Fatmawati, Citraningtyas G., 2013. Uji
aktivitas antioksidan kandungan fitokimia jus buah
gandaria (Bouea macrophylla). Pharmacon Jurnal Ilmiah
Farmasi Unsrat Vol 2 (2) : 1-7.
18. Hamzari, 2008. Identifikasi tanaman obat-obatan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan tabo-tabo.
Jurnal Hutan dan Masyarakat Vol III (2) : 111-234.
19. Damianus M T, Riza L, Irwan L, 2013. Tumbuhan
Berkhasiat Obat Suku Dayak Seberuang Di Kawasan
Hutan Desa Ensabang Kecamatan Sepauk Kabupaten
sintang. Jurnal Protobiont Vol 2 (3): 122-128.
20. Meliki, Riza L, Irwan L, 2013. Etnobotani Tumbuhan
Obat oleh Suku Dayak Iban Desa Tanjung Sari
Kecamatan Ketungau Tengah KAbupaten Sintang.
Jurnal Protobiont Vol 2 (3): 129-135.

13

You might also like