Professional Documents
Culture Documents
462 426 1 PB PDF
462 426 1 PB PDF
1, Maret 2013
ABSTRACT
The local government has done a workshop of Contraception Technology Update (CTU) for
the midwives in the Kebumen regency. This is still below the government's target. Purpose of
the research is to analysis of factors relate to intra Uterine Device (IUD) contraception services
by midwives in Kebumen Regency. This is an observational research with analytic survey
method and cross sectional approach. The data were collected using strutured questioners to
80 midwives in Kebumen area. The data were analyzed using univariat, bivariat and multivariat
analyses techniques. The results show that the variables of knowledge, motivation, acces,
human resource availability and policy are in good category but there are still 40% of midwives
who have low motivation so they still prefer to give the other more practical contraceptions
instead of IUD, and 31% of the places for the IUD services still have not been provided with
flipcharts. The variable of IUD contraception has correlation with the variables of knowledge
with (p=0.037), motivation (p=0.045), and the availability of the human resources (p=0.021).
Meanwhile the variables of service acces (p=0.691) and policy (p=1.000) have no correlation
with the behaviour of IUD contraception service. Variables of motivation and human resource
availability have influenced the behaviour of IUD contraception service
ABSTRAK
Pemerintah Kabupaten Kebumen telah mengadakan pelatihan Contraception
Technology Update (CTU) bagi Bidan. Namun tetap saja pemakaian kontrasepsi Intra Uterine
Device IUD) masih di bawah target. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
metode survey analitik dengan pendekatan kuantitatif dan pendekatan waktu cross sectional.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur pada 80 responden bidan di wilayah
Kabupaten Kebumen. Analisa data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dan multivariate.
Pengetahuan, motivasi, akses, ketersediaan sumberdaya dan kebijakan dalam kategori baik,
namun masih terdapat 40% bidan yang motivasinya kurang karena lebih memilih melayani
kontrasepsi yang praktis, dan 31% tempat pelayanan responden tidak terdapat lembar balik.
Pelayanan kontrasepsi IUD berhubungan dengan pengetahuan bidan, motivasi bidan, dan
ketersediaan sumberdaya. Sedangkan akses pelayanan dan kebijakan tidak berhubungan
dengan pelayanan kontrasepsi IUD. Motivasi bidan dan ketersediaan sumberdaya berpengaruh
terhadap pelayanan kontrasepsi IUD.
22
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013
tempat pelayanan KB relatif kurang atau IUD dalam kategori baik (68,8%) lebih
tidak lengkap, masih banyak alat banyak dibandingkan dengan kategori
kontrasepsi IUD yang belum didistribusikan pengetahuan yang kurang sebesar (31,3
pada akseptor dan masih banyaknya %). Namun masih terdapat 5% respondden
petugas kesehatan yang belum mengikuti yang lupa atau tidak tahu tentang cara
pelatihan CTU (BPPKB, 2012). Upaya kerja IUD, 3,8% responden lupa kontra
kegiatan telah dilakukan oleh pemerintah indikasi IUD dan 11,3% responden lupa
Kabupaten Kebumen namun belum tentang efektifitas, efeksamping, dan
menunjukkan hasil dalam meningkatkan komplikasi IUD, serta jangka waktu
pelayanan kontrasepsi IUD. Berdasarkan pemakaian KB IUD.
alasan tersebut, dilakukan penelitian yang Penyegaran pengetahuan dan
bertujuan untuk menganalisis faktor – keterampilan klinik AKDR merupakan salah
faktor yang berhubungan dengan satu upaya untuk meningkatkan
pelayanan kontrasepsi Intra Uterine Device pengetahuan bidan sebagai pelaksana
(IUD) oleh Bidan di Kabupaten Kebumen. pelayanan KB agar dapat memberikan KIE
terutama IUD secara lengkap kepada
akseptor KB (BKKBN, 2010). Motivasi bidan
METODE PENELITIAN lebih banyak dalam kategori baik (68,8%)
Jenis penelitian yang digunakan dibandingkan dengan kategori rendah (31,3
adalah penelitian observasional dengan %). Walaupun memiliki motivasi yang baik,
metode survey analitik, dengan pendekatan namun masih terdapat lebih dari 40%
waktu Cross Sectional. Subjek dalam responden lebih memilih melayani akseptor
penelitian ini adalah bidan sejumlah 80 KB suntik dan melakukan pemasangan KB
orang, dengan teknik pengambilan sampel implant dari pada KB IUD karena lebih
menggunakan cluster sampling (area praktis dan lebih mudah. Kurangnya
sampling). Pengumpulan data dilakukan motivasi bidan dalam memberikan
dengan wawancara menggunakan pelayanan dan informasi KB IUD berakibat
kuesioner terstruktur, yang telah diuji penurunan jumlah akseptor KB IUD.
validitas dan reliabilitasnya. Analisis data Pemahaman pengetahuan akseptor
dilakukan dengan uji Chi-Square dan yang rendah tentang KB IUD disebabkan
Regresi Logistik. kurangnya motivasi dan tidak optimalnya
pemberian KIE-konseling oleh petugas
kesehatan (BPPKB, 2012). Perlu adanya
HASIL DAN BAHASAN peningkatan motivasi bidan dalam
Gambaran karakteristik dari 80 memberikan pelayanan kontrasepsi salah
responden menunjukkan rata-rata umur satunya dengan memberikan reward dan
responden 37 tahun, dengan masa kerja 15 punishment dari atasan. Reward yang
tahun dan sebagian besar responden diberikan kepada bidan bisa berupa
mempunyai tingkat pendidikan terakhir DI penghargaan, promosi ataupun
Bidan namun masih dalam proses kesempatan untuk mengikuti pelatihan.
pendidikan DIII Kebidanan sebanyak 49 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini
responden (61,3%). Hasil analisis pada (TKT) atau Contraception Technology
pengetahuan bidan tentang Kontrasepsi Update (CTU) dirancang untuk menyiapkan
24
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013
untuk menigkatkan. Untuk itu, pelayanan Pelayanan kontrasepsi IUD harus dilakukan
kontrasepsi haruslah memenuhi ketentuan seorang tenaga kesehatan sesuai dengan
seperti pada pelayanan kesehatan. Standar Opersional Prosedur (SOP) berlaku.
26
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013
Tabel 2 Hubungan Motivasi Petugas Kesehatan dengan Perilaku Pelayanan Kontrasepsi IUD di
Kabupaten Kebumen Tahun 2013
Perilaku Pelayanan
Motivasi Petugas
Kontrasepsi IUD Total Nilai p
Kesehatan
Kurang Baik Baik
F % f % f %
Rendah 23 59,0 14 34,1 37 46,3
Tinggi 16 41,0 27 65,9 43 53,8 0.045
Total 39 100,0 41 100,0 80 100,0
Tabel 3 menunjukan bahwa pada kontrasepsi IUD baik (85,4 %) lebih besar
responden dengan akses pelayanan baik dari pada akses pelayanan yang kurang.
cenderung melakukan pelayanan Tidak ada hubungan yang bermakna
27
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013
Tabel 4 Hubungan Ketersediaan Sumber Daya dengan Perilaku Pelayanan Kontrasepsi IUD di
Kabupaten Kebumen Tahun 2013
Pelayanan Kontrasepsi IUD
Ketersediaan Sumber
Total p
Daya Kurang Baik Baik
value
f % f % F %
Kurang Lengkap 18 46,2 8 19,5 26 32,5
Lengkap 21 53,8 33 80,5 54 67,5 0.021
Total 39 100,0 41 100,0 80 100,0
28
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013
29
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013
30
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013
IUD dapat dilakukan lebih banyak oleh Maryatun. 2007 Analisa Faktor-Faktor
bidan, oleh karena itu perlu dilakukan Pada Ibu yang Berpengaruh
kembali pelatihan bidan dalam Terhadap Pemakaian Metode
pemasangan IUD untuk peningkatan Kontrasepsi IUD di Kabupaten
kualitas pelayanan KB IUD. Perlu adanya Sukoharjo. Tesis. Semarang :
peningkatan pengetahuan bidan tentang Program Pascasarjana UNDIP.
teknologi kontrasepsi terkini. Perlu adanya Notoatmodjo, S. 2007. Promosi kesehatan
peningkatan motivasi bidan dalam dan Ilmu Perilaku. Penerbit Rineka
memberikan pelayanan kontrasepsi salah Cipta. Jakarta.
satunya dengan memberikan reward dan Prawiroharjo, S. 2006. Buku Panduan
punishment dari atasan. Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Satyavada,A. and Adamchak,D.J. 2000.
Badan Pusat Statistik dan Macro Determinants of Current Use of
Internasional. 2007. Survei Contraceptive and Children Ever
Demografi dan Kesehatan Born in Nepal. Sosial Biology 47
Indonesia. BPS. (2): 51-60
Bessinger, R.E., Bertrand, J.T., 2001. Sukmawati, 2001. Faktor-faktor yang
Monitoring Quality of Care in Family Berhubungan dengan
Planning Program: A Comparasion Pemanfaatan Pelayanan
of Observation and Client Exit Kontrasepsi IUD di wilayah Kerja
Interviews, International Family Puskesmas Kecamatan Samarang
Planning Perspective 27(2):63-70. Kabupaten Garut. FKM UI. Jakarta.
BKKBN. 2010. Pembangunan Wang, D., Altmann, R. 2002. Sosio-
Kependudukan dan Keluarga demographic Determinants of
Berencana Provinsi Jawa Tengah. Intrauterine Device Use and Failure
BKKBN. Jateng. in China. Human Reproduction 17
BPPKB. 2012. Hasil Pendataan Keluarga (5): 1226-1232
Kab. Kebumen. BPPKB Kab. Wilarso, A. dkk. 2004. Ringkasan Eksekutif
Kebumen Operation Research Upaya
Depkes RI. 2002. Penyeliaan Fasilitatif Peningkatan Peserta KB IUD (Studi
Pelayanan keluarga Berencana. Kasus). BKKBN Propinsi Jateng.
Jakarta. Semarang.
JNPK-KR. 2011. Pelatihan Klinik Teknologi Zanzibar. 2003. Status Ekonomi dan
Kontrasepsi Terkini (Contraception Pengetahuan Kontrasepsi pada
Technology Update) Buku panduan Akseptor KB serta hubungannya
Peserta. Jakarta. dengan Pemakaian AKDR di
Gibson, J.I Ivancevich, J.M, & Donelly, Kecamatan Baturaja Timur
2000. Organisasi, Perilaku, Kabupaten Ogan Komering Ulu
Struktur Proses, Jilid 2, Edisi 8, (Thesis). FKM UI. Jakarta.
Bina Rupa Aksara, Jakarta,
31