You are on page 1of 10

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.

1, Maret 2013

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU


PELAYANAN KONTRASEPSI OLEH BIDAN DI KABUPATEN KEBUMEN

Kusumastuti1, Martha Irene Kartasurya2, Cahya Tri Purnami3


1STIKES Muhammadiyah Gombong, Jl. Yos Sudarso No. 461 Gombong Kebumen
2,3 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRACT
The local government has done a workshop of Contraception Technology Update (CTU) for
the midwives in the Kebumen regency. This is still below the government's target. Purpose of
the research is to analysis of factors relate to intra Uterine Device (IUD) contraception services
by midwives in Kebumen Regency. This is an observational research with analytic survey
method and cross sectional approach. The data were collected using strutured questioners to
80 midwives in Kebumen area. The data were analyzed using univariat, bivariat and multivariat
analyses techniques. The results show that the variables of knowledge, motivation, acces,
human resource availability and policy are in good category but there are still 40% of midwives
who have low motivation so they still prefer to give the other more practical contraceptions
instead of IUD, and 31% of the places for the IUD services still have not been provided with
flipcharts. The variable of IUD contraception has correlation with the variables of knowledge
with (p=0.037), motivation (p=0.045), and the availability of the human resources (p=0.021).
Meanwhile the variables of service acces (p=0.691) and policy (p=1.000) have no correlation
with the behaviour of IUD contraception service. Variables of motivation and human resource
availability have influenced the behaviour of IUD contraception service

Keywords : IUD Contraception Services, CTU for midwives

ABSTRAK
Pemerintah Kabupaten Kebumen telah mengadakan pelatihan Contraception
Technology Update (CTU) bagi Bidan. Namun tetap saja pemakaian kontrasepsi Intra Uterine
Device IUD) masih di bawah target. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
metode survey analitik dengan pendekatan kuantitatif dan pendekatan waktu cross sectional.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur pada 80 responden bidan di wilayah
Kabupaten Kebumen. Analisa data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dan multivariate.
Pengetahuan, motivasi, akses, ketersediaan sumberdaya dan kebijakan dalam kategori baik,
namun masih terdapat 40% bidan yang motivasinya kurang karena lebih memilih melayani
kontrasepsi yang praktis, dan 31% tempat pelayanan responden tidak terdapat lembar balik.
Pelayanan kontrasepsi IUD berhubungan dengan pengetahuan bidan, motivasi bidan, dan
ketersediaan sumberdaya. Sedangkan akses pelayanan dan kebijakan tidak berhubungan
dengan pelayanan kontrasepsi IUD. Motivasi bidan dan ketersediaan sumberdaya berpengaruh
terhadap pelayanan kontrasepsi IUD.

Kata Kunci : Pelayanan Kontrasepsi IUD, CTU bagi Bidan

22
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013

PENDAHULUAN dan masih banyak alat kontrasepsi IUD


Keberhasilan program KB sangat yang belum didistribusikan pada akseptor.
penting peranannya dalam upaya menekan Masih banyak pula bidan di Kabupaten
angka kematian ibu (AKI) yang masih Kebumen yang belum mengikuti pelatihan
cukup tinggi di Indonesia disebabkan 4 CTU, dari 731 bidan yang telah melakukan
terlalu. Salah satu strategi dari pelaksanaan pelatihan CTU sebanyak 360 bidan. Disisi
program KB dalam Rencana Pembangunan lain, upaya kegiatan telah dilakukan oleh
Jangka Menengah (RPJM) 2010 - 2014 pemerintah Kabupaten Kebumen namun
adalah meningkatnya penggunaan metode belum menunjukkan hasil dalam
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti meningkatkan pelayanan kontrasepsi IUD.
IUD (BPS, 2007) Studi pendahuluan juga dilakukan
Data Keluarga Berencana di dengan 7 bidan dari puskesmas secara
Kabupaten Kebumen Tahun 2008 jumlah acak di Kabupaten Kebumen dan 2 orang
akseptor KB IUD adalah 6,2%, sedangkan bidan rumah sakit, didapatkan informasi
pada tahun 2009 peserta KB masih di bahwa rendahnya jumlah akseptor KB IUD
bawah target program Jampersal dibandingkan akseptor KB lainya
sehingga terjadi penurunan menjadi 5,2%. dikarenakan kurangnya pemberian
Namun pada bulan Juni tahun 2012 informasi kepada PUS tentang metode
jumlah akseptor KB IUD meningkat kontrasepsi IUD. Pemberian informasi yang
kembali menjadi 6,57%. Walaupun kurang kepada akseptor dikarenakan
akseptor KB IUD mengalami kenaikan, kurangnya motivasi bidan dalam
namun data tersebut masih berada di memberikan KIE kepada pasien dan
bawah target pemerintah Kabupaten kurangnya pengetahuan bidan tentang
Kebumen yaitu 8% dan jumlah akseptor kontrasepsi tersebut.
KB IUD masih lebih rendah dibanding Rendahnya jumlah akseptor IUD
akseptor KB lainya. juga dikarenakan adanya budaya dan
Kenaikan jumlah akseptor KB IUD persepsi masyarakat yang salah mengenai
salah satunya dikarenakan adanya IUD, adanya komplikasi pemakaian KB
kebijakan pemerintah dengan program IUD, anggapan bahwa sudah menopause
Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini dan anggapan bahwa biaya pemasangan
(TKT) atau Contraception Technology KB IUD masih mahal. Walaupun sudah
Update (CTU) untuk petugas kesehatan melakukan pelatihan CTU, dari 9 bidan
yaitu bidan dan dokter. Masih rendahnya tersebut terdapat 5 orang yang tidak
jumlah akseptor KB IUD dibandingkan KB melakukan pemasangan KB IUD sesuai
yang lainnya salah satunya dikarenakan dengan prosedur misalnya melakukan KIE
kurangnya motivasi bidan dalam IUD bersamaan saat pemasangan, tidak
memberikan informasi kepada akseptor melakukan pemeriksaan dalam dan tidak
dalam pelayanan kontrasepsi IUD. Selain menggunakan tenakulum untuk menjepit
itu, ketersediaan alat pemasangan KB IUD portio.
(IUD kit) di setiap tempat pelayanan KB Dari sisi ketersediaan alat
pemerintah relatif kurang atau tidak lengkap pemasangan KB IUD (IUD kit) di setiap
23
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013

tempat pelayanan KB relatif kurang atau IUD dalam kategori baik (68,8%) lebih
tidak lengkap, masih banyak alat banyak dibandingkan dengan kategori
kontrasepsi IUD yang belum didistribusikan pengetahuan yang kurang sebesar (31,3
pada akseptor dan masih banyaknya %). Namun masih terdapat 5% respondden
petugas kesehatan yang belum mengikuti yang lupa atau tidak tahu tentang cara
pelatihan CTU (BPPKB, 2012). Upaya kerja IUD, 3,8% responden lupa kontra
kegiatan telah dilakukan oleh pemerintah indikasi IUD dan 11,3% responden lupa
Kabupaten Kebumen namun belum tentang efektifitas, efeksamping, dan
menunjukkan hasil dalam meningkatkan komplikasi IUD, serta jangka waktu
pelayanan kontrasepsi IUD. Berdasarkan pemakaian KB IUD.
alasan tersebut, dilakukan penelitian yang Penyegaran pengetahuan dan
bertujuan untuk menganalisis faktor – keterampilan klinik AKDR merupakan salah
faktor yang berhubungan dengan satu upaya untuk meningkatkan
pelayanan kontrasepsi Intra Uterine Device pengetahuan bidan sebagai pelaksana
(IUD) oleh Bidan di Kabupaten Kebumen. pelayanan KB agar dapat memberikan KIE
terutama IUD secara lengkap kepada
akseptor KB (BKKBN, 2010). Motivasi bidan
METODE PENELITIAN lebih banyak dalam kategori baik (68,8%)
Jenis penelitian yang digunakan dibandingkan dengan kategori rendah (31,3
adalah penelitian observasional dengan %). Walaupun memiliki motivasi yang baik,
metode survey analitik, dengan pendekatan namun masih terdapat lebih dari 40%
waktu Cross Sectional. Subjek dalam responden lebih memilih melayani akseptor
penelitian ini adalah bidan sejumlah 80 KB suntik dan melakukan pemasangan KB
orang, dengan teknik pengambilan sampel implant dari pada KB IUD karena lebih
menggunakan cluster sampling (area praktis dan lebih mudah. Kurangnya
sampling). Pengumpulan data dilakukan motivasi bidan dalam memberikan
dengan wawancara menggunakan pelayanan dan informasi KB IUD berakibat
kuesioner terstruktur, yang telah diuji penurunan jumlah akseptor KB IUD.
validitas dan reliabilitasnya. Analisis data Pemahaman pengetahuan akseptor
dilakukan dengan uji Chi-Square dan yang rendah tentang KB IUD disebabkan
Regresi Logistik. kurangnya motivasi dan tidak optimalnya
pemberian KIE-konseling oleh petugas
kesehatan (BPPKB, 2012). Perlu adanya
HASIL DAN BAHASAN peningkatan motivasi bidan dalam
Gambaran karakteristik dari 80 memberikan pelayanan kontrasepsi salah
responden menunjukkan rata-rata umur satunya dengan memberikan reward dan
responden 37 tahun, dengan masa kerja 15 punishment dari atasan. Reward yang
tahun dan sebagian besar responden diberikan kepada bidan bisa berupa
mempunyai tingkat pendidikan terakhir DI penghargaan, promosi ataupun
Bidan namun masih dalam proses kesempatan untuk mengikuti pelatihan.
pendidikan DIII Kebidanan sebanyak 49 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini
responden (61,3%). Hasil analisis pada (TKT) atau Contraception Technology
pengetahuan bidan tentang Kontrasepsi Update (CTU) dirancang untuk menyiapkan
24
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013

dan meningkatkan motivasi petugas pelayanan keluarga berencana. Dengan


kesehatan agar mampu memberikan melakukan KIE berarti bidan membantu
pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang calon akseptor untuk dapat menentukan
efektif dan berkualitas (Depkes RI, 2002) jenis kontrasepsi yang terbaik untuk dirinya
Akses pelayanan KB di Kabupaten dan membantu akseptor KB dalam
Kebumen kategori baik (82,5%) lebih menggunakan kontrasepsinya lebih lama
banyak dari akses pelayanan yang kurang dan meningkatkan keberhasilan KB
(17,5%). Namun masih terdapat sekitar (Gibson, Ivancevich & Donelly, 2000).
22% responden yang menyampaikan bahwa Pemberian informasi kepada masyarakat
akseptor masih harus mengantri, menempuh yang dilakukan petugas kesehatan sangat
jarak lebih dari 1 jam, dan masih terdapat berkaitan dengan ketersediaan sumber
akseptor yang membayar pelayanan daya.
kontrasepsi. Akses pelayanan KB Kebijakan di Kabupaten Kebumen,
merupakan keterjangkauan individu dalam kategori mendukung sebesar 63,8%.
terhadap pelayanan kesehatan atau KB. Lebih dari 70% responden menyatakan
Akses pelayanan berkaitan dengan bahwa pemerintah organisasi dan kepala
ketersediaan tenaga pelayanan, fasilitas puskesmas mendukung peningkatan
kesehatan. Sarana prasarana meliputi Kompetensi petugas kesehatan dalam
jumlah alat kontrasepsi yang tersedia, memberikan pelayanan serta Standar
bahan habis pakai, obat dan alat Operasional Prosedur (SOP). Kebijakan
pemasangan alat kontrasepsi. Masalah pemerintah mengenai Pelatihan TKT
yang sering dihadapi dalam hal sarana merupakan salah satu upaya untuk
prasarana pada pelayanan KB IUD adalah menyiapkan petugas pelaksana KB yang
kesalahan perencanaan dan penyimpanan kompeten Upaya ini dilakukan untuk
logistik, ketidak tersediaan sarana memenuhi tujuan akhir pelatihan, yaitu
prasarana pendukung seperti bed gyn dan petugas kompeten untuk memberikan
menumpuknya alat kontrasepsi (JNPK-KR, /memperluas akses dan pelayanan KB yang
2011) berkualitas (BKKBN, 2010)
Ketersediaan sumber daya di Pelayanan kontrasepsi IUD di
Kabupaten Kebumen dalam kategori Kabupaten Kebumen dalam kategori baik
lengkap (67,5 %) lebih banyak dari pada (51,3 %). Namun masih ada 1,3%
yang kurang lengkap (32,5%). Walaupun responden yang mengesampingkan mencuci
ketersediaan pelayanan lengkap Namun tangan, kesterilan alat dan tidak menjelaskan
masih terdapat 25% responden yang tidak prosedur yang akan dilakukan kepada
menyediakan inform choice, 22% akseptor, serta terdapat 17,5% responden
responden yang tempat pelayanan KBnya yang tidak melakukan pemeriksaan panggul,
tidak terdapat lebar balik ataupun leaflet 11,3% responden tidak melakukan
kontrasepsi IUD untuk memudahkan pemeriksaan bimanual dan ada 18%
memberikan KIE tentang KB IUD dan 15% responden tidak melakukan pemeriksaan
tidak ada bed gyn untuk pemasangan KB rektovaginal terlebih dahulu sebelum
IUD. pemasangan IUD. Pelayanan kontrasepsi
Konseling informasi dan edukasi merupakan salah satu upaya pelayanan
(KIE) merupakan aspek penting dalam kesehatan yang diberikan pada masyarakat
25
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013

untuk menigkatkan. Untuk itu, pelayanan Pelayanan kontrasepsi IUD harus dilakukan
kontrasepsi haruslah memenuhi ketentuan seorang tenaga kesehatan sesuai dengan
seperti pada pelayanan kesehatan. Standar Opersional Prosedur (SOP) berlaku.

Tabel 1 Hubungan Pengetahuan Petugas Kesehatan dengan Perilaku Pelayanan Kontrasepsi


IUD di Kabupaten Kebumen Tahun 2013

Perilaku Pelayanan IUD


Pengetahuan Total
Kurang Baik Baik Nilai p
Bidan
F % f % f %
Kurang 17 43,6 8 19,5 25 31,3
Baik 22 56,4 33 80,5 55 68,8 0.037
Total 39 100,0 41 100,0 80 100,0

Responden dengan pengetahuan mempunyai hubungan yang signifikan


baik cenderung melakukan pelayanan antara pengetahuan dengan metode
kontrasepsi IUD baik (80,5%) lebih besar kontrasepsi yang digunakan. Pengetahuan
daripada responden yang pengetahuannya tentang alat/cara KB dan tempat-tempat
kurang. Ada hubungan antara pelayanannya merupakan faktor yang
pengetahuan dengan perilaku pelayanan menentukan seseorang untuk memilih
kontrasepsi. Ada hubungan yang alat/cara metode kontrasepsi apa yang
bermakna antara pengetahuan bidan akan dipakai. Pada umumnya
dengan perilaku pelayanan kontrasepsi meningkatnya pengetahuan tentang alat KB
IUD, semakin baik pengetahuan bidan diikuti oleh makin tingginya tingkat
maka semakin tinggi berpengaruh dengan pemakaian alat kontrasepsi kontrasepsi
perilaku pelayanan kontrasepsi IUD. (Prawiroharjo, 2006)
Pengetahuan/koginitif merupakan domain Hasil penelitian Wang dan Altman
yang penting dalam membentuk tindakan (2002) bahwa rendahnya pemakaian IUD
seseorang dan merupakan faktor dikarenakan ketidaktahuan akseptor
predisposisi terbentuknya perilaku tentang kelebihan metode tersebut.
termasuk perilaku penggunaan MKJP Ketidaktahuan akseptor dikarenakan
(Maryatun, 2007) informasi yang disampaikan petugas
Hasil penelitian Sukmawati (2001) kurang lengkap. Dalam hal ini, kurang
menunjukkan tingkat pengetahuan lengkapanya informasi petugas kepada
masyarakat akan mempengaruhi akseptor mungkin dikarenakan
penerimaan program KB di masyarakat. pengetahuan petugas yang kurang hal ini
Studi yang dilakukan menemukan bahwa juga berpengaruh terhadap pelayanan
sekali wanita mengetahui tempat kontrasepsi IUD yang dilakukan oleh
pelayanan kontrasepsi, keuntungan dan petugas.
kelebihan suatu alat kontrasepsi akan

26
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013

Tabel 2 Hubungan Motivasi Petugas Kesehatan dengan Perilaku Pelayanan Kontrasepsi IUD di
Kabupaten Kebumen Tahun 2013

Perilaku Pelayanan
Motivasi Petugas
Kontrasepsi IUD Total Nilai p
Kesehatan
Kurang Baik Baik
F % f % f %
Rendah 23 59,0 14 34,1 37 46,3
Tinggi 16 41,0 27 65,9 43 53,8 0.045
Total 39 100,0 41 100,0 80 100,0

Tabel 2 menunjukan bahwa pada dan situasinya, dan berkaitan dengan


responden dengan motivasi tinggi tingkat usaha seseorang dalam mengejar
cendrung melakukan pelayanan suatu tujuan motivasi terkait erat dengan
kontrasepsi IUD baik (65,9%) lebih besar kinerja dan kepuasan kerja. Hasil
dari pada responden yang memiliki penelitian Bertrand (2001) menyebutkan
motivasi rendah. Ada hubungan yang bahwa rendahnya kesertaan pemakaian KB
bermakna antara motivasi dengan perilaku IUD dikarenakan ketidaktahuan akseptor
pelayanan kontrasepsi IUD. Hasil tentang kelebihan metode tersebut.
penelitian ini sesuai dengan teori Gibson Ketidaktahuan akseptor tentang kelebihan
(200) yang menyampaikan faktor-faktor IUD disebabkan kurangnya motivasi
yang mempengaruhi perilaku seseorang petugas kesehatan dalam memberikan
yaitu faktor perilaku psikologi khususnya informasi sehingga informasi yang
faktor motivasi. Motivasi adalah keinginan disampaikan petugas pelayanan kurang
didalam diri seseorang yang lengkap.
mendorongnya untuk bertindak. Motivasi
merupakan hasil interaksi antar individu

Tabel 3 Hubungan Akses Pelayanan KB dengan Perilaku Pelayanan Kontrasepsi IUD di


Kabupaten Kebumen Tahun 2013
Pelayanan Kontrasepsi IUD
Total p
Akses Pelayanan KB Kurang Baik Baik
value
F % f % F %
Kurang 8 20,5 6 14,6 14 17,5
Baik 31 79,5 35 85,4 66 82,5 0.691
Total 39 100,0 41 100,0 80 100,0

Tabel 3 menunjukan bahwa pada kontrasepsi IUD baik (85,4 %) lebih besar
responden dengan akses pelayanan baik dari pada akses pelayanan yang kurang.
cenderung melakukan pelayanan Tidak ada hubungan yang bermakna

27
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013

antara sikap akses pelayanan dengan menghambat untuk menjangkau akses


perilaku pelayanan kontrasepsi IUD. tempat pelayanan kontrasepsi seandainya
Dalam penelitian ini tidak ditemukan responden tersebut harus menggunakan
hubungan antara akses dengan pelayanan angkutan umum atau berjalan kaki
kontrasepsi IUD mungkin disebabkan (Wilarso, 2004)
tempat pelayanan yang mudah di akses Keterjangkauan akan pelayanan
oleh akseptor. Seperti dalam teori kesehatan baik dari segi harga, jarak dan
Anderson bahwa makin banyak sarana waktu pelayanan merupakan salah satu
pelayanan kesehatan disuatu daerah hal yang mempengaruhi seseorang
memperkecil jarak masyarakat terhadap memanfaatkan pelayanan kesehatan.
sarana pelayanan kesehatan serta makin Pemanfaatan pelayanan di puskesmas
sedikit waktu serta biaya yang dikeluarkan. dipengaruhi oleh akses. Bidan di
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Kabupaten Kebumen dalam memberikan
pendapat Bertrand (2001), penelitian pelayanan IUD menggunakan waktu yang
Satyavada dan Adamchak (2000) dari relative singkat dan biaya yang telah
Nepal, bahwa akses pelayanan ditentukan oleh pemerintah. Pelayanan
merupakan salah satu yang kontrasepsi IUD tidak hanya dipengaruhi
mempengeruhi penggunaan metode KB oleh akses pelayanan tetapi karena faktor
termasuk demikian juga IUD. Teori lain, misalnya faktor pengetahuan bidan.
Royston bahwa satu faktor yang

Tabel 4 Hubungan Ketersediaan Sumber Daya dengan Perilaku Pelayanan Kontrasepsi IUD di
Kabupaten Kebumen Tahun 2013
Pelayanan Kontrasepsi IUD
Ketersediaan Sumber
Total p
Daya Kurang Baik Baik
value
f % f % F %
Kurang Lengkap 18 46,2 8 19,5 26 32,5
Lengkap 21 53,8 33 80,5 54 67,5 0.021
Total 39 100,0 41 100,0 80 100,0

Tabel 4 menunjukan bahwa pada pelayanan kontrasepsi IUD. Semakin


responden dengan ketersediaan sumber lengkap ketersediaan sumber daya, maka
daya lengkap cendrung melakukan responden semakin baik dalam pelayanan
pelayanan kontrasepsi IUD baik (80,5 %) kontrasepsi IUD. Hal ini didukung oleh teori
lebih besar dari pada yang ketersediaanya Green dalam Notoatmodjo (2007) bahwa
kurang. Terdapat hubungan antara faktor pemungkin (Enabling Factors)
ketersediyaan sumber daya dengan mencakup ketersediaan sarana prasarana
perilaku pelayanan kontraasepsi. Ada atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat.
hubungan yang signifikan antara Untuk perilaku sehat, masyarakat
ketersediaan sumber daya dengan memerlukan sarana dan prasarana

28
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013

pendukung. Ketersesediaan dan Hendaknya petugas kesehatan terutama


kemampuan teknis petugas kesehatan bidan dalam melakukan pemasangan/
dalam memberikan pelayanan kontrasepsi pencabutan KB IUD sesuai dengan
IUD sangat berpengaruh pada kualitas Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
pelayanan kontrasepsi IUD yang diberikan. sudah ada.

Tabel 5 Hubungan Kebijakan dengan Perilaku Pelayanan Kontrasepsi IUD di Kabupaten


Kebumen Tahun 2013
Perilaku Pelayanan Kontrasepsi
IUD Total P
Kebijakan
Kurang Baik Baik Value
F % f % F %
Kurang Mendukung 14 35,9 15 36,6 29 36,3
0.0001
Mendukung 25 64,1 26 63,4 51 63,8
Total 39 100,0 41 100,0 80 100,0

Tabel 5 menunjukan bahwa pada membuat program yang menawarkan insentif


responden dengan kebijakan kurang kepada petugas kesehatan. Sebagai contoh,
mendukung melakukan pelayanan penyedia layanan yang menerima insentif
kontrasepsi IUD baik (36,6 %) lebih besar uang untuk setiap pemasangan KB IUD akan
dari pada melakukan dengan kurang baik lebih besar menganjurkan calon akseptor
(35,9%). Sedangkan responden dengan menggunakan KB IUD dari pada KB lain
kebijakan mendukung cenderung sehingga anjuran tersebut bersifat memaksa
melakukan pelayanan kontrasepsi IUD dan mengintervensi kebebasan akseptor KB
kurang baik (64,1 %) lebih besar dari pada (Zanzibar. 2003).
melakukan dengan baik (63,4 %). Tidak Pelayanan KB yang berkualitas
ada hubungan yang signifikan antara merupakan unsur penting dalam upaya
kebijakan dengan pelayanan kontrasepsi mencapai pelayanan kesehatan
IUD. reproduksi. Terdapat enam komponen
Data menunjukkan semakin kurang dalam kualitas pelayanan KB yaitu
mendukung kebijakan, maka responden pemilihan metode, pemberian informasi,
semakin baik dalam pelayanan kontrasepsi kemampuan teknis petugas, hubungan
IUD tetapi hal ini tidak signifikan. Hai ini interpersonal, mekanisme kelangsungan
tidak sesuai dengan Teori Bertrand15 kualitas dan konstelasi pelayanan. Dalam kerangka
pelayanan KB sangat di dukung oleh ada teorinya, disebutkan bahwa dampak dari
tidaknya kebijakan yang menyertai. Kebijakan kualitas pelayanan adalah pengetahuan,
keluarga berencana memiliki efek besar pada kepuasan, kesehatan klien, penggunaan
penyediaan ragam metode KB. Untuk kontrasepsi penerimaan dan
mempermudah penyediaan ragam metode kelangsungannya (Prawiroharjo, 2006).
KB terutama IUD, para pembuat kebijakan

29
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013

Tabel 6 Hasil Analisis Regresi Multivariat Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku


Pelayanan Kontrasepsi IUD di Kebumen Tahun 2013
95% Confidence
Exp- Interval for
Variabel B SE Wald df Sig
B Exp[B)
Lower Upper
Motivasi Bidan 1.045 0.484 4.650 1 0.031 2.542 1.100 7.344
Ketersediaan Sumber
1.286 0.526 5.985 1 0.014 3.619 1.291 10,142
Daya

Tabel 6 dapat diketahui bahwa pelayan KB IUD, sehingga perlu adanya


kedua variabel memiiiki nilai p-value < peningkatan motivasi bidan dengan
0,05, yaitu variabel motivasi bidan memiliki pemberian reward dari atasan. Pelayanan
p=0,031 dan Exp.{B) sebesar 2.542 dan IUD dapat dilakukan lebih banyak oleh
variabel ketersediaan sumber daya bidan, oleh karena itu perlu dilakukan
memiliki p= 0,014 dan Exp. (B) sebesar kembali pelatihan bidan dalam
3.619 yang berarti bahwa secara pemasangan IUD untuk peningkatan
bersama-sama variabel motivasi bidan kualitas pelayanan KB IUD.
dan ketersediaan sumber daya
berpengaruh terhadap pelayanan SIMPULAN DAN SARAN
kontrasepsi IUD oleh bidan. Hasil uji Perilaku pelayanan kontrasepsi IUD
multivariat menunjukkan bahwa variabel berhubungan dengan pengetahuan bidan,
yang secara bersama-sama berpengaruh motivasi bidan, dan ketersediaan sumber
dengan perilaku pelayanan kontrasepsi daya. Ada hubungan yang bermakna
IUD adalah : pengetahuan bidan, motivasi antara pengetahuan bidan dengan perilaku
bidan, dan ketersediaan sumber daya. pelayanan kontrasepsi IUD, semakin baik
Variabel yang paling berpengaruh dengan pengetahuan bidan maka semakin tinggi
perilaku pelayanan kontrasepsi IUD berpengaruh dengan perilaku pelayanan
adalah motivasi bidan, dan ketersediaan kontrasepsi IUD. Ada hubungan yang
sumber daya. bermakna antara motivasi dengan perilaku
Hasil penelitian ini menunjukkan pelayanan kontrasepsi. Tidak ada
bahwa faktor yang berhubungan dengan hubungan yang signifikan antara kebijakan
perilaku pelayanan kontrasepsi IUD adalah dengan pelayanan kontrasepsi IUD. Tidak
pengetahuan bidan, motivasi bidan, dan ada hubungan yang bermakna antara
ketersediaan sumber daya. Terdapat dua sikap akses pelayanan dengan perilaku
variabel yang secara bersama-sama pelayanan kontrasepsi IUD.
berpengaruh terhadap perilaku pelayanan Ada hubungan yang signifikan
kontrasepsi IUD yaitu motivasi bidan dan antara ketersediaan sumber daya dengan
ketersediaan sumber daya, namun yang pelayanan kontrasepsi IUD. Motivasi bidan
berpengaruh paling kuat adalah motivasi dan ketersediaan sumber daya
bidan. Selain itu didapatkan motivasi bidan berpengaruh paling kuat terhadap perilaku
yang masih kurang dalam memberikan pelayanan kontrasepsi IUD. Pelayanan

30
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013

IUD dapat dilakukan lebih banyak oleh Maryatun. 2007 Analisa Faktor-Faktor
bidan, oleh karena itu perlu dilakukan Pada Ibu yang Berpengaruh
kembali pelatihan bidan dalam Terhadap Pemakaian Metode
pemasangan IUD untuk peningkatan Kontrasepsi IUD di Kabupaten
kualitas pelayanan KB IUD. Perlu adanya Sukoharjo. Tesis. Semarang :
peningkatan pengetahuan bidan tentang Program Pascasarjana UNDIP.
teknologi kontrasepsi terkini. Perlu adanya Notoatmodjo, S. 2007. Promosi kesehatan
peningkatan motivasi bidan dalam dan Ilmu Perilaku. Penerbit Rineka
memberikan pelayanan kontrasepsi salah Cipta. Jakarta.
satunya dengan memberikan reward dan Prawiroharjo, S. 2006. Buku Panduan
punishment dari atasan. Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Satyavada,A. and Adamchak,D.J. 2000.
Badan Pusat Statistik dan Macro Determinants of Current Use of
Internasional. 2007. Survei Contraceptive and Children Ever
Demografi dan Kesehatan Born in Nepal. Sosial Biology 47
Indonesia. BPS. (2): 51-60
Bessinger, R.E., Bertrand, J.T., 2001. Sukmawati, 2001. Faktor-faktor yang
Monitoring Quality of Care in Family Berhubungan dengan
Planning Program: A Comparasion Pemanfaatan Pelayanan
of Observation and Client Exit Kontrasepsi IUD di wilayah Kerja
Interviews, International Family Puskesmas Kecamatan Samarang
Planning Perspective 27(2):63-70. Kabupaten Garut. FKM UI. Jakarta.
BKKBN. 2010. Pembangunan Wang, D., Altmann, R. 2002. Sosio-
Kependudukan dan Keluarga demographic Determinants of
Berencana Provinsi Jawa Tengah. Intrauterine Device Use and Failure
BKKBN. Jateng. in China. Human Reproduction 17
BPPKB. 2012. Hasil Pendataan Keluarga (5): 1226-1232
Kab. Kebumen. BPPKB Kab. Wilarso, A. dkk. 2004. Ringkasan Eksekutif
Kebumen Operation Research Upaya
Depkes RI. 2002. Penyeliaan Fasilitatif Peningkatan Peserta KB IUD (Studi
Pelayanan keluarga Berencana. Kasus). BKKBN Propinsi Jateng.
Jakarta. Semarang.
JNPK-KR. 2011. Pelatihan Klinik Teknologi Zanzibar. 2003. Status Ekonomi dan
Kontrasepsi Terkini (Contraception Pengetahuan Kontrasepsi pada
Technology Update) Buku panduan Akseptor KB serta hubungannya
Peserta. Jakarta. dengan Pemakaian AKDR di
Gibson, J.I Ivancevich, J.M, & Donelly, Kecamatan Baturaja Timur
2000. Organisasi, Perilaku, Kabupaten Ogan Komering Ulu
Struktur Proses, Jilid 2, Edisi 8, (Thesis). FKM UI. Jakarta.
Bina Rupa Aksara, Jakarta,

31

You might also like