You are on page 1of 29

KARAKTERISTIK TEKNIK BAHAN HASIL PERTANIAN

SAYUR,BUAH,BIJI,DAN UMBI YANG ADA DIDUNIA

IKHSANNUDIN IQBAL
J1B118057

DOSEN PENGAMPU :
NUR HASNAH AR.S.Tp.,M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
NO NAMA GAMBAR
BUAH/SAYUR/BIJI-
BIJI AN/UMBI
1. Buah Buni ( bulat
kecil )

2. Buah Carica ( bulat


memanjang )

3. Buah Gandaria ( bulat


sedang )

4. Buah Genitu ( bulat


sedang )
5. Buah Gowok ( bulat
kecil

6. Buah Jamblang ( bulat


lonjong )

7. Buah Akebi ( oval


panjang )

8. Buah Beri Ajaib ( oval


kecil )

9. Buah Jabuticaba (bulat


kecil)
10. Buah Ackee (berbentuk
kerucut )

11. Buah Melon Kiwano


( berbentuk bulat oval )

12. Buah Kelubi ( bulat


kecil )

13. Buah Kepel (bulat


padat)
14. Buah Manau

15. Buah Menteng

16. Buah Rukam

17. Buah Kemang

18. Buah kesemek


19. Buah Murbei

20. Buah Mundu

21. Buah Kawista

22. Buah Rukem

23. Buah Srikaya


24. Buah Mengkudu

25. Buah Delima

26. Buah Arbutus Unedo

27. Buah Red Bayberry

28. Buah Finger Lime


29. Buah Medlar

30. Buah Crowberry

31. Buah Yiang Tao

32. Buah Tao Zi

33. Buah Xing


34. Buah Pipa

35. Buah Li Zhi

36. Sayur Acorn Squash

37. Sayur Andewi

38. Sayur Artichoke


39. Sayur Asparagus

40. Sayur Bendi

41. Sayur Brinjal

42. Sayur Escarole

43. Sayur Gambas


44. Sayur Jalapeno

45. Sayur Kecipir

46. Sayur Kailan

47. Sayur Keledek

48 Sayur Kucai
49. Sayur Okra

50. Sayur Lembayung

51. Sayur Loncang

52. Sayur Romanesco

53. Sayur Shampire


54. Sayur Yardlong

55. Sayur Mashua

56. Sayur Dulse

57. Sayur Daikon

58. Sayur Oca


59. Sayur Tiggernut

60. Sayur Kohlrabi

61. Sayur Salsify

62. Sayur Celeriac

63. Sayur kai-lan


64. Sayur Shuncoke

65. Sayur Asparagus Laut

66. Sayur Shampire

67. Sayur Dulse

68. Sayur Yardlog


69. Sayur Fiddlehead

70. Sayur Kenikir

71. Biji Delima

72. Biji Pumpkin

73. Biji Anggur


74. Biji Chia

75. Biji Hemp

76. Biji Wijen

78. Biji Flax

79. Biji Apricot


80. Biji Cumin

81. Biji Jintan

82. Biji Rami

83. Biji Labu

84. Biji Almond


85. Biji Kenari

86. Biji Pistachio

87. Biji Kacang Mete

88. Biji Hazelnut

89. Suweg
90. Gadung

91. Ganyong

92. Uwi

93. Gembii

94. Garut
95. Talas

96. Gembolo

97. Porang

98. Bit

99. Ubi Jalar


100 Lobak
.
KARAKTERISTIK TEKNIK BAHAN HASIL PERTANIAN
“KLIMATERIK DAN NON KLAMATERIK”

IKHSANNUDIN IQBAL
J1B118057

DOSEN PENGAMPU :
NUR HASNAH AR.S.Tp.,M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Pengertian Buah Klimaterik dan non klimaterik
Buah Klimaterik adalah buah yang stimulasi menuju kematangannya terjadi
secara ”auto” (auto stimulation). Proses tersebut juga disertai dengan
adanya peningkatan proses respirasi. Klimaterik juga merupakan suatu
periode mendadak yang unik bagi buah-buahan tertentu. 
Non klimaterik adalah buah yang tidak mengalami lonjakan respirasi maupun etilen
sehingga ketika dipanen buah non klimaterik harus dipanen pada saat matang
utuh, hal ini berbeda dengna buah non klimaterik yang harus mengalami
pemeraman untuk mencpai kematangan.

BUAH KLIMATERIK DAN NON KLIMATERIK


Buah-buahan dapat dikelompokkan berdasarkan laju pernapasan mereka di saat
pertumbuhan sampai fase senescene menjadi kelompok buah-buahan
klimakterik
dankelompok buah-buahan
non klimakterik
(Biale dan Young, 1981), seperti terlihat dalamTabel !Buah-buahan klimakterik
"ang sudah mature, selepas dipanen, secara normalmemperlihatkan suatu laju
penurunan pernafasan sampai tingkat minimal, "ang diikuti olehhentakan laju
pernafasan "ang cepat sampai ke tingkat maksimal, "ang disebut puncak pernafasan
klimakterik.
Bila buah-buahan klimakterik berada pada tingkat maturitas kemrampo2 "ang
tepat,dikspos selama beberapa saat dengan konsentrasi eth"lene "ang lebih tinggi
dari thresholdminimal, maka terjadilah rangsangan pematangan "ang tidak dapat
kembali lagi (irre*ersiableripening)!+ada buah-buahan non klimakterik terjadi hal
"ang berbeda artin"a tidakmemperlihatkan terjadin"a hentakan pernafasan
klimakterik! &eskipun buah-buahan tersebutdiekspose dengan kadar eth"lene kecil
saja, laju pernafasan, kira-kira sama dengan kadar bilaterekspose eth"lene ruangan,
kalau ada tingkatan laju pernafasan han"a kecil saja! Tetapisegera setelah itu laju
pernafasan kembali lagi pada laju kondisi istirahat normal, bilakemudian eth"lene
n"a ditiadakan! 3engan ekspos eth"lene terjadilah suatu respon "ang kira- kira
mirip dapat diamati! 3alam suatu buah "ang telah mature (tetapi belum
matang)terjadilah perubahan parameter "ang dialami buah seperti misln"a
"e#reenin#
atau hilangn"a4arna hijau!&eskipun secara ilmiah dan ph"siologis dapat
ditunjukkan adan"a perubahan- perubahan "ang terjadi "ang memungkinkan untuk
melakukan klasifikasi sifat dan tabiat buah-buahan lepas panen, tetapi parameter
"ang sangat mudah dan lebih bermanfaat dan bermakna bagi konsumen adalah
parameter perubahan lain "ang lebih praktis sifatn"a "angterjadi selama proses
pematangan!+arameter-parameter "ang dimaksud adalah 5 terjadin"a pelunakan
sera terjadin"asintesa karotinoid! 3emikian juga haln"a dengan terjadin"a
perubahan 4arna eksternalseperti terjadin"a pemecahan (breakdo4n), khloroph"l,
sehingga membuka tabir lapisankarotenoid dalam kulit pisang, terjadin"a
perubahan dari 4arna hijau menjadi kuning(&arriot,986)!3emikian haln"a dengan
terjadin"a perubahan-perubahan internal dalam buahterhadap komposisi "ang
dikandungn"a! 7eperti misaln"a pemecahan pati menjadi sukrosadan gula
pereduksi serta turunn"a kandungan dalam buah mangga (Bhatnagar
dan7ubramangan, 19)!3an khususn"a dalam pengembangan timbuln"a sifat
karakteristik fla*or buah- buahan! +erubahan mana juga terjadi bila buah-buahan
klimakterik tua (mature) dieksposadengan gas eth"lene! 7esungguhn"a penting
untuk diamati bah4a pengeluaran gas eth"lene juga terjadi se4aktu buah menjadi
matang! +engeluaran eth"lene dari dalam buah merupakansalah satu karakteristik
dari proses pematangan buah!
Perbedaan buah Klimaterik dan non-klimaterik
PERBEDAAAN BUAH KLIMATERIK DAN NON KLIMATERIK
Buah Klimaterik : mempunyai peningkatan atau kenaikan laju respirasi sebelum
pemasakan, sedangkan buah non klimaterik tidak menunjukan adanya kenaikan laju
respirasi.
Contohnya : meliputi pisang, mangga, pepaya, advokad, tomat, sawo, apel ,dan
sebagainya.
Buah Non-Klimaterik : menghasilkan sedikit etilen dan tidak memberikan respon
terhadap etilen kecuali dalam hal degreening (penurunan kadar klorofil) pada jeruk
dan nanas.
Contohnya : semangka, jeruk, nenas, anggur, ketimun, dan sebagainya.
Menurut (Febrianto, 2009). buah klimaterik menghasilkan lebih banyak etilen pada
saat matang dan mempercepat serta lebih seragam tingkat kematangannya pada
saat pemberian etilen. Untuk membedakan buah klimaterik dari buah non-
klimaterik adalah responnya terhadap pemberian etilen yang merupakan gas
hidrokarbon yang secara alami dikeluarkan oleh buah-buahan dan mempunyai
pengaruh dalam peningkatan respirasi. Buah non-klimaterik akan bereaksi terhadap
pemberian etilen pada tingkat manapun baik pada tingkat pra-panen maupun pasca
panen. Sedangkan buah klimakterik hanya akan mengadakan reaksi respirasi bila
etilen diberikan dalam tingkat pra klimakterik dan tidak peka lagi terhadap etilen
setelah kenaikan respirasi dimulai. (Pantastico, 1993).
KARAKTERISTIK TEKNIK BAHAN HASIL PERTANIAN
SIFAT MEKANIS

IKHSANNUDIN IQBAL
J1B118057

DOSEN PENGAMPU :
NUR HASNAH AR.S.Tp.,M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
SIFAT-SIFAT MEKANIS BAHAN PERTANIAN
Hampir pada semua tahapan teknologi proses (penaburan benih,
penanaman, pemanenan, dll.) produk pertanian terbuka terhadap efek mekanis
(gaya). Suatu gaya, biasanya selalu diikuti oleh suatu perubahan bentuk atau
deformasi. Gaya yang bekerja pada bahan bisa harus cukup besar (untuk
pemotongan, penyayatan, penekanan, dll.) atau sekecil-kecilnya untuk menghindari
kerusakan (pemanenan sayuran dan buah-buahan, perontogan biji-bijian, dll.).
Untuk mengoptimalkan kinerja gaya-gaya pada bahan, maka pengetahuan tentang
kekuatan mekanis produk (tekan, tarik dan geser) menjadi sangat penting.
Kebanyakan produk pertanian bersifat viskoelastis, yaitu berkelakuan
berbeda-beda terhadap pengaruh tarikan atau tekanan yang tetap, dan
pembebanan dinamis yang berubah-ubah atau vibrasi. Dengan mengetahui
kelakuan produk maka akan memungkinkan untuk menentukan, misalnya apakah
sesuatu bahan lebih baik diberi perlakuan geser . Jenis gaya yang berbeda juga
berpengaruh terhadap kebutuhan dayanya, daya yang diperlukan untuk pemadatan
suatu bahan berlainan tergantung apakah digunakan gaya dinamis atau statis.
Pada bahan-bahan viskoelastis deformas bahani tergantung pada waktu,
seperti misalnya pada fenomena rayapan. Modulus elastisitas tidak konstan, tetapi
turun dengan deformasi dan naik selama pemampatan.
Pada bahan-bahan ‘borongan’ (bulk) kemampuan untuk dimampatkan
(compressability), karakteristik pemuaian (expansion characteristic), sudut gesek
internal (internal friction angle) dan kohesi bahan mempunyai peran penting,
karena mempengaruhi kondisi stress internal bahan, misalnya selama
pengumpanan kedalam silo, selama penyimpanan dan selama pembongkaran.
Pemotongan bahan merupakan hasil dari kombinasi deformasi (dengan
geser atau tekuk). Dalam praktek, disarankan untuk menentukan tahanan terhadap
pemotongan sebagai salah satu sifat mekanis bahan sehingga daya pemotongan
dapat ditentukan secara langsung. Pada banyak pekerjaan disain, pengetahuan
tentang koefisien gesek statis dan dinamis juga sangat penting. Kondisi dinamis
suatu bahan dan kondisi stressnya pada banyak kasus keduanya tergantung pada
nilai koefisien gesek bahan.
Sifat aerodinamis dan hidrodinamis mempunyai peran penting dalam
pengangkutan bahan secara pneumatic atau hidrolis, dalam pemisahan bahan
asing, dan dalam aerasi tumpukan bahan berbentuk butiran (granuler). Sifat
aerodinamis juga berhubungan dengan ukuran, bentuk dan kerapatan bahan.
Salah satu karakteristik penting dari bahan pertanian adalah kepekaannya terhadap
luka dan kerusakan, yang tergantung pada karakteristik kekuatan dan sifat-sifat
biologisnya. Terjadinya kerusakan harus diperhitungkan selama proses pemanenan,
penanganan (handling), pengukuran dan pengangkutan bahan biji-bijian. Buah-
buahan sangat peka terhadap pembebanan berulang (misal, vibrasi selama
pengangkutan), karena teksturnya lekas menjadi lunak.
Beberapa bahan pertanian adalah berwujud cairan, dengan kekentalan
tertentu, dengan sifat reologis yang menyimpang dari sifat cairan Newtonian.
Misalnya pupuk cair, jus buah, campuran makanan ternak, bubur, dll. Proses
pengangkutan untuk bahan-bahan tersebut, misalnya dengan system pipa,
melibatkan banyak faktor. Pengetahuan terhadap sifat aliran yang relevan, seperti
misalnya kekentalan dari bahan sangat membantu dalam perancangan system pipa
yang optimal dan aman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi deformasi dan rayapan pada suatu bahan
pertanian dinamakan sifat reologis. Kajian tentang reologi berarti adalah deformasi
dan rayapan bahan dengan efek waktu. Kelakuan bahan ditentukan berdasarkan
tiga variabel yaitu: tegangan, deformasi atau regangan dan waktu.
Sifat-sifat mekanis bahan seperti tersebut diatas akan didiskusikan secara
lengkap dalam bab-bab berikut. Sebelumnya mahasiswa diminta membuat grup-
grup diskusi untuk membahas materi tentang sifat mekanis bahan ini.

You might also like