You are on page 1of 29

PROSPEK USAHATANI TEMBAKAU VO RAJANG MAESAN

DI KABUPATEN JEMBER (STUDI KASUS DI KECAMATAN JELBUK)

Edi Turjono, Kabul Santoso, Imam Syafi’i


Program Magister Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Pertanian Universitas Jember
E-mail: edi@ stie-mandala.ac.id

ABSTRACT
Edi Turjono, 041520201005, Departement of Agribusiness, Postgraduate
Program, University of Jember, research title: " The Prospects of Besuki Tobacco
VO Rajang Farming in Jember Recident (A Case Study in Jelbuk District)", under
supervision guidance of Prof. Dr. Kabul Santoso, MS, as supervisor and Ir. Imam
Syafi’I, M.S., as co-supervisor. The prospect tobacco rajang Maesan farming in
Jember Resident “Case study in Jelbuk District chopped tobacco farming of
Maesan has an important position. So that its development should be considered
by increasing the acreage and kuality; in addition hybrid corn farming is a food
that has an important position after rice, and corn is needed as the ingredient for
animal food indutry.This research was intended to compare the level of
efficientcy of rajang tobacco farming of Maesan with that of hybrid corn farming,
to analysis the variables that affected farm income of Maesan Rajang Tobacco
and to indentify the prospects of Maesan rajang Tobacco farming.The analysis
used in this research were: 1) R/C ratio analysis, 2) Multiple regression analysis,
and SWOT (Strength, Weakness, Opprtunities and Threat) analysis.The result of
analysis that the R/C ratio of rajang tobacco farming of Maesan was above the
hybrid corn average R/C, while the examination of the differences between R/C
ratio commodity of rajang tobacco of Maesan and R/C of corn performed by t-
test according to the independent table test. Showed that the different was with
the probability. So that the probability was lower than thus, the R/C ratio hybrid
corn commodities and R/C ratio of rajang tobacco Maesan was significanly
different, which means that rajang tobacco farming of Maesan was more cost-
efficient than hybrid corn farming.Mean while, the variables that significantly
affected Maesan rajang tobacco farming were the production of dried tobacco
(X1) the selling price (X2) and Production Cost (X3). Where as the prospect of the
development of the development of Maesan rajang tobacco farming was
profitable for the development by considering internal and external factors in
development of Maesan rajang tobacco farming in Jember Regency.

Keywords: Profitable farming, development

294
PENDAHULUAN VO rajang Maesan memiliki aroma
1.1 Latar Belakang dan cita rasa yang khas
Kabupaten Jember merupakan dibandingkan dengan tembakau
daerah yang mempunyai keunggulan Besuki VO rajang Maesan dari
komparatif sebagai penghasil daerah lain dan tanaman tembakau
tembakau Besuki VO rajang Maesan. memiliki sifat location spesific,
Potensi sumberdaya yang dimiliki sehingga apabila ditanam didaerah
berupa iklim, lahan, air, serta lain maka aroma, warna dan cita
sumberdaya manusia sangat rasanya akan berubah. Visi
mendukung untuk pengembangan pembangunan pertanian nasional
tanaman tersebut. Kabupaten Jember adalah membangun pertanian
memiliki ketinggian tempat 0 – 3300 modern, tangguh dan efisien menuju
meter Diatas Permukaan Laut (DPL) masyarakat Indonesia yang sejahtera.
dengan suhu berkisar 27 o
– 32oC Makna dari visi tersebut adalah
serta curah hujan rata-rata 2000 pembangunan pertanian mendatang
mm/th. Kondisi tersebut sangat pada hakekatnya merupakan
cocok sebagai syarat tumbuh kelanjutan, pendalaman dan
tanaman tembakau Besuki VO rajang peningkatan dari pada pembangunan
Maesan, selain itu sumberdaya pertanian kita saat ini sebagai upaya
manusia yang berfungsi menjalankan mewujudkan pertanian yang tangguh,
proses produksi usahatani tembakau maju dan efisien yang dicirikan oleh
Besuki VO rajang Maesan tersedia kemampuannya dalam
cukup banyak dan sudah memiliki mensejahterakan para petani,
keterampilan yang tidak perlu pekebun, peternak dan nelayan.
diragukan, karena pengalaman Untuk itulah pembangunan pertanian
bertanamnya sudah cukup lama dan dirumuskan sebagai usaha
turun temurun. Tanaman tembakau menggerakkan berbagai upaya untuk
Besuki VO rajang Maesan memiliki memamfaatkan sumberdaya
keunggulan kompetitif dibandingkan pertanian secara optimal dan
dengan tanaman tembakau VO rajang menerapkan tekhnologi tepat serta
daerah lain, karena tembakau Besuki spesifik lokasi dalam rangka

295
membangun pertanian yang berdaya cukup besar dan komplek yaitu biaya
saing tinggi dan berkelanjutan usaha tani yang cukup besar dalam
(Santoso,dkk,2000). Salah satu sub setiap satuan luas, fluktuasi harga
sektor perkebunan di Jawa Timur tembakau Besuki VO rajang Maesan
yang diusahakan adalah tembakau yang sangat tajam, sehingga kurang
VO rajang yang mempunyai arti dapat menjamin konsistensi
penting dalam perdagangan komoditi pendapatan para petani tembakau
Internasional. Pertembakauan bagi Besuki VO rajang Maesan dan
daerah Jawa timur menduduki salah gencarnya kampanye gerakan anti
satu komoditi penting sebagai rokok dan gerakan-gerakan lain yang
sumber penghidupan bagi sejenis sehingga Petani tembakau,
masyarakat, khususnya petani. khususnya petani tembakau Besuki
Pentingnya penguasaan tembakau VO rajang Maesan selalu dihadapkan
ditinjau dari segi sosial karena dapat pada risiko ekonomi yang sangat
menyerap banyak tenaga kerja, mulai tinggi, sehingga memaksa petani
saat penanaman sampai pada tembakau mulai berpikir ulang untuk
waktunya untuk dipasarkan. melakukan usaha taninya. Bagi usaha
Sedangkan ditinjau dari segi komoditi tanaman semusim seperti
ekonomi tanaman tembakau tembakau Besuki VO rajang Maesan
merupakan sumber penghidupan bagi biasanya keadaan produksi dan
banyak petani disamping juga pendapatan sangat berfluktuasi
merupakan sumber pendapatan yang karena dipengaruhi oleh keadaan
tidak kecil artinya bagi pemerintah iklim, cuaca dan musim serta harga
baik regional maupun nasional. Di pasar. Dimana harga pasar
wilayah keresidenan Besuki dipengaruhi salah satunya adalah
khususnya wilayah Jember terdapat kualitas tembakau yang dihasilkan.
dua jenis tembakau yaitu tembakau Jadi apabila keadaan iklim baik maka
Na Oogst dan tembakau Voor Oogst harga juga baik sehingga petani
(Syafi’i.i,1989). Tantangan petani dapat memperoleh keuntungan yang
dalam melakukan kegiatan usaha tani relatif tinggi. Sebaliknya apabila
tembakau Besuki VO rajang Maesan, iklim kurang menguntungkan, maka

296
sebagian petani akan mengganti rokok. Salah satu komoditas pangan
tanaman tembakau dengan tanaman yang sedang dikembangkan dalam
jagung hibrida sehingga areal tanam upaya mewujudkan ketahanan
untuk tembakau menjadi berkurang pangan adalah jagung. Menurut
yang mengakibatkan berkurangnya Soekartawi (1994), beberapa alasan
produksi tembakau Besuki VO rajang mengapa pengembangan komoditas
Maesan di Jember. Menurut Santoso jagung perlu dilakukan dalam upaya
(1991), Permintaan tembakau perwujudan ketahanan pangan dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor peningkatan pendapatan petani,
diantaranya: a) pendapatan per diantaranya (1) Selain berperan
kapita; b) harga rokok putih per unit sebagai bahan pangan juga dipakai
standar; c) harga rokok kretek per sebagai pakan ternak dan bahan
unit standar; d) harga rokok cerutu industri yang relatif besar; (2) Jagung
per unit standar. Pendapatan per juga berpotensi eksport karena
kapita memiliki hubungan yang komoditi ini masih dapat diupayakan
positif dengan permintaan tembakau mempunyai keunggulan komparatif.
karena apabila pendapatan perkapita Menurut Supranto (1996) di
masyarakat meningkat maka akan Indonesia jagung merupakan
meningkatkan konsumsi rokok komoditi pangan yang sangat penting
sehingga permintaan terhadap setelah padi. Terutama dalam rangka
tembakau sebagai bahan baku rokok swasembada karbohidrat sebanyak
juga meningkat. Sedangkan harga 2100 kalori/kapita/hari. Sebagai
rokok memiliki hubungan yang bahan makanan, jagung bernilai gizi
negatif dengan permintaan rokok, tidak kalah bila dibandingkan dengan
sebab apabila harga rokok beras. Selain untuk bahan makanan
mengalami peningkatan maka manusia jagung digunakan untuk
permintaan terhadap rokok tersebut makanan ternak, bahan dasar industri
akan mengalami penurunan yang minuman, sirup, kopi, kertas,
pada akhirnya akan menurunkan minyak, cat, dan lain-lain. Sehingga
jumlah permintaan tembakau yang menyebabkan permintaan komoditas
merupakan bahan baku pembuatan jagung mengalami peningkatan yang

297
tidak dapat dipenuhi oleh produksi 1.2 Rumusan Masalah
domistik. Sehingga untuk memenuhi Secara spesifik beberapa masalah
kebutuhan jagung domestik yang yang ingin dijawab melalui
cukup tinggi dilakukan dengan cara penelitian ini dapat diidentifikasi
mengimport dari negara lain. sebagai berikut (1) Secara
Tanaman jagung sangat bermanfaat komparatif, apakah usahatani
bagi kehidupan manusia ataupun tembakau Besuki VO rajang Maesan
hewan. Jagung merupakan makanan lebih menguntungkan bila
pokok kedua setelah padi. Jagung dibandingkan dengan usaha tani
merupakan salah satu jenis bahan jagung hibrida?; (2) Variabel-
makanan yang mengandung sumber variabel apa yang mempengaruhi
hidrat arang yang dapat digunakan pendapatan usahatani tembakau
untuk menggantikan beras, karena Besuki VO rajang Maesan? (3)
(1) Jagung memiliki kalori yang Bagaimana prospek pengembangan
sama dengan kalori yang terkandung usahatani tembakau Besuki VO
pada padi; (2) Kandungan protein rajang Maesan di kabupaten
didalam biji jagung sebagian Jember?.
kebutuhan protein yang diperlukan 1.3 Tujuan Penelitian
manusia. Kandungan karbohidrat Tujuan penelitian ini adalah (1)
mendekati karbohidrat pada padi. Mengkomparasikan tingkat
Berarti jagung juga memiliki gizi keuntungan usahatani tembakau
yang mendekati nilai gizi padi. Besuki VO rajang Maesan dengan
Jagung dapat tumbuh pada berbagai usahatani jagung hibrida; (2)
macam tanah, yang agak keringpun Menganalisis variabel-variabel yang
jagung masih dapat ditanam. mempengaruhi pendapatan usahatani
Didaerah-daerah tertentu jagung tembakau Besuki VO rajang Maesan;
digunakan sebagai bahan makanan (3) Untuk mengetahui prospek
pokok, jarena jagung mudah usahatani tembakau Besuki VO
diperoleh. rajang Maesan.

298
METODE PENELITIAN tahapan yaitu (a) analisis usaha tani
tembakau rajang Maesan dan usaha
Analisis data dilakukan
tani jagung hibrida untuk masing-
dengan menggabungkan dua
masing responden; (b) analisis untuk
pendekatan, yaitu analisa kuantitatif
menguji perbedaan antara
dan analisa kualitatif. Analisa
keuntungan usaha tani tembakau
Kuantitatif terutama digunakan untuk
rajang dan usaha tani jagung hibrida
menganalisis data dari kuesioner dan
apakah memang berbeda secara
data lain yang disajikan dalam
nyata. Penerimaan usaha tani
bentuk numerik dengan
tembakau rajang Maesan dan usaha
menggunakan statistik. Untuk
tani jagung hibrida adalah produksi
pendekatan analisa Kualitatif yaitu
tembakau kering dan jagung hibrida
dengan membandingkan hasil
yang dihasilkan yang dinilai dengan
analisis kuantitatif terhadap data
uang. Penerimaan dihitung dengan
hasil pengamatan langsung, data
rumus (Wibowo, 2001):
retrospektif berkaitan dengan obyek
TR =p.q
penelitian, dan membandingkan Keterangan:
TR = penerimaan total (Rp)
dengan hasil diskusi kelompok
p = harga (Rp)
terarah (FGD) yang disampaikan q = jumlah produksi (kw)
Selanjutnya pendapatan usahatani
dalam bentuk narasi. Model analisis
dihitung dengan rumus:
kuantitatif yang digunakan
Y= TR – TC maka TC =
disesuaikan dengan tujuan dan
TR - Y
persoalan yang ingin dijawab serta Keterangan:
Y = Pendapatan Bersih (Rp)
hipotesis yang diajukan meliputi (1)
TR = Penerimaan Total (Rp)
Analisis Kuantitatif dengan 2 TC = Total Biaya (Rp)
tahapan analisa yang antara lain yaitu
Sedangkan untuk menguji kelayakan
(a) Analisa Tingkat Keuntungan digunakan Return/Cost Ratio (R/C
Ratio). R/C Ratio dirumuskan
Usahatani; (b) Analisa Regresi
sebagai berikut (Hernanto, 1994):
Berganda dengan Analisa Uji TR Total Revenue
R/C ratio  
Asumsi Klasik. (2) Analisa Tingkat TC Total Cost
Keuntungan Usahatani, dengan 2 Kriteria pengambilan keputusan:

299
 R/C ratio > 1, maka usahatani
efisien dan layak diusahakan.
 R/C ratio < 1, maka usahatani Keterangan :
tidak efisien dan tidak layak x = R/C
diusahakan. S   = Standard Deviasi
2

n = responden
Sedangkan untuk pengujian bahwa Hipotesa yang ditampilkan adalah :
R/C tembakau lebih besar dari R/C  Ho : R/C tembakau = R/C
jagung maka menggunakan uji t. jagung
Adapun rumus penghitungannya  Ha : R/C tembakau >R/C
adalah : x1  x2
t jagung
 s12   s22  Kriteria pengambilan kesimpulan:
    
 n1   n2 
 thitung> tα , maka : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Ho ditolak dan Ha
Keterangan:
diterima,artinya R/C tembakau> R/C
jagung a = konstanta intersepsi
 thitung ≤ tα , maka : bi = koefisien regresi
Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya R/C tembakau = R/C jagung Y = pendapatan petani
Adapun Analisa Regresi Linier tembakau RajangMaesan
Berganda antara lain dengan (a) X1 = jumlah produk
Analisa Uji Asumsi Klasik, yaitu X2 = harga jual
dengan model Regresi Linier X3 = biaya produksi
Berganda dikatakan BLUE atau Best Nilai koefisien diterminasi (R 2 )
Linear Unbiased Estimation disebut sebagai koefisien regresi
sehingga model tersebut memenuhi digunakan untuk mengetahui
asumsi dasar klasik. Adapun Analisa besarnya pengaruh variabel X
Koefisien Regresi Linier Berganda terhadap variabel Y dalam konteks
yaitu dengan mengetahui faktor- persamaan regresi berganda.
faktor yang mempengaruhi Adapun rumusnya adalah :
pendapatan usaha tani tembakau 𝑱𝑲 𝑹𝒆𝒈𝒓𝒆𝒔𝒊
R2 = 𝑱𝑲 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍
Besuki VO rajang Maesan di wilayah
Setelah koefisien regresi tersebut
kecamatan Jelbuk. Menurut
diperoleh, maka secara simultan
Soekartawi, (1990) digunakan
untuk menguji kebenarannya maka
analisis regresi linier berganda
dianalisa dengan menggunakan uji
dengan fungsi sebagai berikut:

300
F yang formulasinya sebagai secara signifikan terhadap
berikut : variabel Y
𝑲𝒖𝒂𝒅𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒏𝒈𝒂𝒉 𝒓𝒆𝒈𝒓𝒆𝒔𝒊  Jika t hitung < t tabel , maka:
𝑭=
𝑲𝒖𝒂𝒅𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒏𝒈𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒂 Ho diterima dan menerima
Kriteria pengambilan kesimpulan: Ho ,artinyavariabel Xn tidak
 Fhitung >Ftabel,maka : berpengaruh secara signifikan
Ho ditolak dan Ha diterima, terhadap variabel Y
artinya semua variabel X (3) Analisa Kualitatif. Untuk
berpengaruh secara menganalisa secara kualitatif dengan
signifikanterhadap variabel Y tujuan untuk memprediksi prospek
 Fhitung ≤Ftabel, maka : usahatani tembakau Rajang ke depan
Ho diterima dan Ha ditolak, digunakan analisis SWOT. Analisis
artinya tidak semua variabel X yang dilakukan dengan
berpengaruh secara signifikan mengidentifikasi berbagai faktor
terhadap variabel Y internal tentang strengths (kekuatan)
Secara parsial hubungan dan weaknesses (kelemahan), serta
pengaruh masing-masing variabel X berbagai faktor eksternal atas
terhadap variabel Y dapat diuji opportunities (ancaman) dan threats
menggunakan Uji t dengan rumus : (peluang) yang mempengaruhi usaha
𝒃𝒊
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 = 𝑺 , dimana tani tembakau Besuki VO rajang
𝒃𝒊

𝑱𝑲𝑺 Maesan. Aspek lingkungan internal


:𝑺𝒃𝒊 =
𝑿𝒊 𝟐 dan lingkungan eksternal meliputi
Kriteria pengambilan keputusan : sumberdaya (lahan, modal,
 Jika t hitung > t tabel , maka: sumberdaya manusia,
Ho ditolak dan menerima H a ,
artinya variabel X n berpengaruh
menajemen), produksi, pendapatan, menyesuaikan (match) diantara
harga, dan kelembagaan (lembaga faktor-faktor tersebut untuk
pemasaran, kelompok tani, penyuluh merumuskan strategi
pertanian, peran pemerintah). pengembangannya. Tahapan
Selanjutnya secara sistematis penyusunan strategi pengembangan

301
secara teknis dapat dilihat dari (2) Kuadran 2; adalah strategi ST
beberapa tahap. Dimana tahap awal (“strategi diversivikasi”), yang
sampai dengan tahap akhir dilewati merupakan gabungan kekuatan
dengan menyusun, (1) Matrik dan ancaman
evaluasi faktor internal dan faktor (3) Kuadran 3; adalah strategi WO
eksternal (IFAS); (2) Matrik (“strategi agresif”), yang
evaluasi faktor eksternal (EFAS); (3) merupakan strategi yang
Grand Strategy “berorientasi putar-balik” yaitu
1. Analisis Grand Strategy gabungan antara kelemahan dan
Dalam merumuskan hipotesis peluang
ketiga tentang alternatif strategi yang (4) Kuadran 4; adalah strategi WT,
dapat dipandang efektif guna yang mendukung “strategi
pengembangannya kedepan, akan devensif”, yaitu gabungan
dipergunakan analisis grand strategy. kelemahan dan ancaman
David (2002) dan Soesilo (2000) Matrik SWOT
menyatakan grand strategy adalah Langkah berikutnya adalah membuat
merupakan pendekatan analisis matrik yang sesuai dengan alternatif
popular untuk merumuskan strategi strategi sesuai dengan tabel sebagai
alternatif. Dimana strategi alternatif berikut:
yang dimaksudkan diposisikan dalam
salah satu dari 4 (empat) kuadran
dari matrik grand strategy tersebut.
Soesilo (2000) menerangkan, dari
skema interaksi SWOT dalam
analisis grand strategy (sebagaimana
terlihat pada gambar 4) tersebut,
dapat diperoleh 4 (empat) kuadran,
yaitu :
(1) Kuadran 1; adalah strategi SO
(“strategi agresif”), yaitu
gabungan kekuatan dan peluang

302
Tabel 1: Matriks SWOT
EFAS Strength (S) Weakness (W)
Tentukan 5-10 faktor Tentukan 5-10 faktor
IFAS kekuatan internal kelemahan internalnya
Strategi S-O Strategi W-O
Opportunities (O) Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Tentukan 5-10 faktor menggunakan kekuatan meminimalkan
peluang eksternal untuk memanfaatkan kelemahan untuk
peluang memanfaatkan peluang
Strategi S-T
Strategi W-T
Treaths (T) Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
Tentukan 5-10 faktor menggunakan kekuatan
meminimalkan kelemahan
ancaman eksternal untuk mengatasi ancaman
dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti (2008)
Alternatif strategi matrik kekuatan dan kelemahan yang
SWOT dapat mengambarkan secara dimilikinya.
jelas tentang peluang dan ancaman Matrik ini dapat
eksternal yang dihadapi petani dalam menghasilkan empat kemungkinan
pengembangan usaha tani tembakau alternatif strategi bagi petani untuk
Besuki VO rajang Maesan. Kondisi menentukan pilihannya dalam
ini harus disesuaikan dengan melakukan usaha tani tembakau
Besuki Vo rajang Maesan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Analisa Tingkat Keuntungan digunakan Return/Cost Ratio (R/C
Usahatani Ratio)yang dirumuskan dengan
Untuk melakukan komparasi membandingkan Total Revenue
keuntungan usahatani tembakau terhadap Total Cost masing-masing
rajang Maesan dilakukan melalui dua responden. Baru dihitung seberapa
tahapan analisis. Pertama melakukan besar rata-rata Ratio of Cost (R/C)
analisis usahatani tembakau rajang tersebut. Apabila rata-rata R/C Ratio
Maesan dan usahatani jagung hibrida lebih besar dari 1 maka usahatani
untuk masing-masing responden. tersebut dikatakan menguntungkan.
Adapun pengujian kelayakan Selanjutnya usahatani tersebut layak

303
dibudidayakan. Kedua, melakukan usahatani tembakau secara rata-rata
Pengujian hipotesa dengan Uji t mempunyai tingkat keuntungan
yaitu analisis untuk menguji 183% yang jauh lebih tinggi dari
perbedaan antara keuntungan usahatani jagung hibrida. Dengan
usahatani tembakau rajang dan demikian hipotesa pertama yang
usahatani jagung hibrida apakah menyatakan bahwa di Kabupaten
memang berbeda secara nyata. R/C Jember, usahatani tembakau Maesan
ratio > 1, maka usahatani Jagung lebih menguntungkan dibandingkan
efisien dan layak diusahakan. Rata- dengan usahatani jagung hibrida
rata R/C Ratio usahatani Jagung diterima. Penghitungan diatas sesuai
diperoleh 1,898 sehingga secara rata- dengan hasil software analisis yang
rata usahatani jagung hibrida punya menunjukkan bahwa mean dan
tingkat keuntungan 90%. R/C ratio > standar deviasi untuk usaha tani
1, maka usahatani Tembakau efisien jagung dan usaha tani tembakau
dan layak diusahakan. Rata-rata R/C adalah sebagaimana tabel berikut.
Ratio usahatani Tembakau diperoleh Tabel 2. Kriteria Data Sampel
2,833. Dapat dikatakan bahwa
One-Sample Statistics
Std. Std. Error
N Mean Deviation Mean
R/C Jagung 30 1.89803 0,259952 0,047461
R/C
30 2.83247 0,281109 0,051323
Tembakau
Sumber: Hasil Program SPSS
Proses kedua yaitu melakukan memang berbeda secara nyata ini
Pengujian hipotesa dengan menguji dilakukan dengan penghitungan
perbedaan antara keuntungan Sehingga nilai uji t dapat dihitung
usahatani tembakau rajang dan sebagaimana penghitungan dibawah
usahatani jagung hibrida apakah ini . x1  x 2
t
 s1
2
  s 22 
    
 n1  n2 
2,8325  1,8984

0,0025  0,0022
0,9341 0,9341
 
0,0047 0,0687
 13,5918
304
Keterangan :
x = R/C ( 1 untuk tembakaudan  2 untuk jagung)
S   = Standard Deviasi
2

N = Responden
Ttabel = dengan α = 0,05 dan n = 30 adalah 2,3596
Hipotesa yang ditampilkan adalah :
 Ho : μ R/C tembakau = μ R/C jagung
 Ha : μ R/C tembakau > μ R/C jagung
Kesimpulan:
 thitung(13,59)> tα(2,3596) , maka :
Ho ditolak dan Ha diterima,artinya R/C tembakau > R/C jagung
Tabel 3. Hasil Uji t
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence
Sig. (2- Mean Interval of the
t df Difference
tailed) Difference
Lower Upper
R/C Jagung 39,992 29 0,000 1,898033 1,80097 1,99510
R/C
55,189 29 0,000 2,832467 2,72750 2,93743
Tembakau
Sumber : Lampiran 8 Hasil Program SPSS

Kondisi ini sesuai dengan hasil tembakau Maesan lebih


software analisis bahwa nilai uji t menguntungkan dibandingkan
untuk tembakau sebesar 55,189 dengan usaha tani jagung hibrida”
dengan tingkat signifikansi 0,00 yang diterima.
jauh lebih besar dari uji t untuk 2. Analisa Regresi Linier
jagung hibrida yang hanya 39,992 berganda
dengan tingkat signifikansi 0,00 Variabel-variabel yang
sebagaimana tabel 4.16 diatas. mempengaruhi pendapatan petani
Dengan demikian hipotesa pertama tembakau Besuki VOrajang
yang menyatakan bahwa “Di Maesan terdiri dari : Jumlah
Kabupaten Jember, usahatani Produk (X 1 ), Harga Jual (X 2 ) dan

305
Biaya Produksi(X3 ). Pengaruh analisa regresi linier berganda,
variabel-variabel tersebut dapat sesuai dengan tabel berikut :
diketahui dengan menggunakan
Tabel 4. Koefisien Garis Regresi Pendapatan Usahatani Tembakau Besuki VO
Rajang Maesan
Variabel Koefisien Regresi thitung
Jumlah Produk (X1) 18505,048 23,290
Harga Jual (X2) 341150,684 16,862
BiayaProduksi (X3) -0,038 -2,353
Konstanta =-0,000006172
F tabel = F0,05 (5,26) =2,59Fhitung =5895,575
T tabel = t (0,025, 24) = 2,064
Koefisien determinasi (R2) : 0,999
Sumber : Hasil software analisis

Persamaan regresi linier berganda terhadap pendapatan petani


dari pendapatan Petani Tembakau tembakau Besuki VO Rajang
Besuki VO Rajang Mesandari hasil Maesan.
penelitian ini adalah Y = - Sedangkan Koefisien
0,000006172 + 18505,048X1 + Diterminasi (R2) dijelaskan bahwa
341150,684X2 - 0,038X3, dimana Y = variasi perubahan pendapatan petani
pendapatan, X1 = jumlah produk, X2 tembakau Besuki VO rajang Maesan
= harga jual, X3 = biaya produksi sebesar 100% dapat dijelaskan oleh
Adapun hasil Uji Secara Simultan – jumlah produksi tembakau yang
Uji F melalui Tabel 5. dihasilkan oleh petani, harga jual
memperlihatkan bahwa Fhitung tembakau yang dinikmati petani serta
=5895,575lebih besar dari Ftabel=2,59 pengalaman petani. Hal ini
pada taraf nyata α = 5%. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien
dapat diartikan bahwa variabel- diterminasi (R2) sebesar 1,000, yang
variabel Jumlah Produk (X1), Harga artinya semua variabel yang diteliti
Jual (X2), dan Biaya Produksi (X3) berpengaruh terhadap pendapatan
secara bersama-sama atau secara petani dan tidak ada variabel lain
simultan berpengaruh secara nyata yang berpengaruh dalam model

306
persamaan. Kemudian hasil Uji diperoleh thitung sebesar 23,290 lebih
Hipotesa 2 yang menyatakan bahwa besar dari ttabel sebesar 2,064 dan
“Diduga variable-variabel yang nilai koefisien regresi sebesar
mempengaruhi pendapatan petani 18505,048. Nilai koefisien regresi
tembakau Rajang Maesan adalah sebesar 18505,048 berarti setiap
Jumlah Produk (X1), HargaJual (X2), kenaikan jumlah produksi tembakau
dan Biaya Produksi (X3)” diterima. Besuki VO rajang Maesan sebesar
Demikian juga hasil Uji Secara 1kg akan meningkatkan pendapatan
Partial – Uji t untuk mengetahui petani sebesar Rp18.505,05 dengan
seberapa jauh variabel bebas secara asumsi variabel yang lain tetap. Hasil
individual atau secara parsial dapat pengujian statistik menunjukkan
menjelaskan variasi perubaban bahwa jumlah produksi tembakau
variabel pendapatan, maka dilakukan berpengaruh nyata terhadap
dengan cara Uji Signifikansi pendapatan petani tembakau pada
Individual menggunakan metode Uji taraf nyata α = 5%, sehingga secara
Statistik t. Dari hasil uji individual statistik H0 ditolak dan H1 diterima
ternyata bahwa variabel jumlah yang menyatakan bahwa ada
produk tembakau (X1), dan harga pengaruh yang signifikan dari jumlah
jual tembakau Besuki VO rajang produksi tembakau yang dihasilkan
Maesan (X2) serta Biaya Produksi oleh petani terhadap jumlah
(X3) secara individual atau secara pendapatan petani tembakau Besuki
parsial mempunyai pengaruh yang VO rajang Maesan. Kondisi ini
signifikan terhadap variasi perubahan menjelaskan bahwa meningkatnya
variabel terikat pendapatan petani produksi tembakau Besuki VO rajang
(Y). Masing-masing koefisien regresi Maesan yang didukung dengan harga
untuk variabel X1, X2 dan X3 dapat yang baik, maka peningkatan
didiskripsikan sebagai berikut: pendapatan petani dapat dicapai. Hal
(1). Jumlah produksi ini memungkinkan bagi petani untuk
tembakau Besuki VO rajang Maesan meningkatkan produksinya, dan
(X1). Jumlah produksi tembakau dengan kualitas yang baik supaya
Besuki VO rajang Maesan (X1) pemasaran tembakau Besuki VO

307
rajang Maesan dari segi harga dapat regresi sebesar 341.150,684. Nilai
meningkat. koefisien regresi sebesar
(2). Harga jual tembakau 341.150,684 berarti setiap kenaikan
Besuki VO rajang Maesan (X2). harga jual tembakau Besuki VO
Harga jual tembakau Besuki VO rajang Maesan sebesar Rp1 per kg
rajang Maesan (X2) diperoleh thitung akan meningkatkan pendapatan
sebesar 16.862 lebih besar dari ttabel petani sebesar Rp341.150,69 dengan
sebesar 2,064 dan nilai koefisien asumsi variabel yang lain tetap.
Hasil pengujian statistik (3). Biaya Produsi yang
menunjukkan bahwa harga jual dikeluarkan oleh petani tembakau
tembakau Besuki VO Rajang Maesan Besuki VO rajang Maesan (X3)
berpengaruh nyata terhadap diperoleh thitung sebesar -3.353 lebih
pendapatan petani tembakau pada besar dari ttabel sebesar 2,064 dan
taraf nyata α = 5%, sehingga secara nilai koefisien regresi sebesar 3,038.
statistik H0 ditolak dan H1 diterima Nilai koefisien regresi sebesar 0,095
yang menyatakan bahwa ada berarti setiap bertambahnya biaya
pengaruh yang signifikan dari harga petani tembakau Besuki VO rajang
jual tembakau terhadap jumlah Maesan sebesar Rp1,- akan
pendapatan petani. Faktor yang menurunkan pendapatan petani
mendukung meningkatnya sebesar Rp3,04 dengan asumsi
pendapatan petani adalah kenaikan variabel yang lain tetap. Hasil
harga tembakau Besuki VO rajang pengujian statistik menunjukkan
Maesan yang disertai dengan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh
meningkatnya mutu tembakau petani tembakau berpengaruh nyata
Besuki VO rajang Maesan akan terhadap pendapatan petani
meningkatkan pendapatan petani. tembakau pada taraf nyata α = 5%,
Kondisi ini merupakan kesempatan sehingga secara statistik H0 ditolak
bagi petani untuk selalu menjaga dan H1 diterima yang menyatakan
kualitas dengan harapan harga jual bahwa ada pengaruh yang signifikan
meningkat. dari biaya yang dikeluarkan oleh
petani tembakau terhadap jumlah

308
pendapatan petani. Kondisi ini VO rajang Maesan di Kabupaten
menunjukkan bahwa dengan Jember, dan kondisi yang akan
bertambahnya biaya yang dihadapi ke depan, dilakukan dengan
dikeluarkan oleh petani tembakau analisis SWOT dengan
Besuki VO rajang Maesan mempertimbangkan faktor kekuatan
menentukan adanya penurunan (strengths), kelemahan (weaknesses),
pendapatan yang dapat dicapai peluang (opportunities), dan
petani. Dengan bertambahnya biaya ancaman/hambatan (threats). SWOT
yang dikeluarkan oleh petani digunakan untuk mengetahui faktor
menunjukkan bahwa petani tersebut pendukung dan penghambat usahatani
kurang sensitif terhadap tanaman tembakau Besuki VO rajang Maesan,
tembakau. Sehingga dengan meningkatkan pemahaman terhadap
bertambahnya biaya yang kondisi usahatani tembakau Besuki
dikeluarkan petani dalam bertani VO rajang Maesan supaya
tembakau Besuki VO rajang Maesan perencanaan tindakan lebih mudah dan
maka akan meningkatkan tepat sasaran. Prosedur analisis
pengeluaran sehingga juga akan dilakukan dengan langkah-langkah:
menurunkan pendapatan petani (1) Identifikasi faktor-faktor internal
tembakau Besuki VO rajang Maesan dan eksternal usahatani tembakau
tersebut. Dengan demikian maka Besuki VO rajang Maesan; (2)
hipotesa kedua yang menyatakan Pembobotan masing-masing faktor
bahwa “Diduga variable-variabel internal dan eksternal usahatani
yang mempengaruhi pendapatan tembakau Besuki VO rajang Maesan;
petani tembakau Rajang Maesan (3) Menentukan prospek
adalah Jumlah Produk (X1), Harga pengembangan usahatani tembakau
Jual (X2), dan Biaya Produksi (X3) “ Besuki VO rajang Maesan di
diterima. Kabupaten Jember. Kemudian
3. Analisa Pembahasan Dengan identifikasi faktor-faktor Internal dan
Analisa Kualitatif. Eksternal usahatani tembakau Besuki
Untuk mengetahui kondisi VO rajang Maesan adalah sebagai
usahatani tembakau Besuki Besuki berikut: (1) Faktor Kekuatan

309
Internal, (a) Karakteristik Tembakau mengganggu konsentrasi dalam
Besuki VO rajang Maesan. berusaha tani tembakau Besuki VO
Karakteristik tembakau Besuki VO rajang Maesan; (4) Ketersediaan
rajang Maesan sangat spesial Tenaga Kerja. Setiap usahatani yang
dibandingkan dengan tembakau yang akan dilaksanakan memerlukan
lain, seperi Na Oogst, yaitu warna tenaga kerja, baik tenaga kerja dalam
daun yang hijau keputihan dan keluarga maupun tenaga kerja luar
merupakan ciri khas jenis tembakau keluarga. Tenaga kerja harus
muris putih dan apabila dirajang mendapat perhatian khusus, karena
maka hasilnya berwarna kuning tenaga kerja adalah pelaku utama
dengan aroma yang sedap sehingga dalam usahatani tembakau Besuki
tembakau ini digunakan sebagai Besuki VO rajang Maesan. Berhasil
bahan dasar rokok kretek; (2) tidaknya usahatani tembakau Besuki
Kepemilikan Lahan. Dalam berusaha VO rajang Maesan sangat
tani tembakau Besuki VO rajang dipengaruhi oleh tenaga kerja.
Maesan petani menggunakan lahan Tenaga kerja yang berasal dari
miliknya sendiri yang berarti petani keluarga petani, merupakan
memiliki sumberdaya yang perlu sumbangan keluarga petani pada
ditingkatkan kegunaannya sehingga usahatani tembakau Besuki Besuki
tidak perlu menyewa dalam berusaha VO rajang Maesan dan biasanya
tani tembakau VO rajang Maesan dan tidak dinilai dengan uang. Sedangkan
dengan menggunakan lahan sendiri tenaga kerja dari luar keluarga
petani tidak menanggung risiko besar biasanya digunakan untuk kegiatan
apabila terjadi kegagalan; (3) tertentu dan tidak mengambil tenaga
Ketersediaan Modal. Meskipun biaya kerja dari luar daerah; (5)
dalam beragribisnis tembakau Besuki Manajemen Usahatani. Pengelolaan
VO rajang Maesan besar, namun usahatani adalah kemampuan petani
petani menggunakan modal sendiri menentukan, menyusun dan
yang berasal dari hasil penjualan mengkoordinasikan faktor-faktor
padi, sehingga tidak terkena bunga produksi yang dikuasainya dengan
pinjaman bila meminjam dan tidak sebaik-baiknya dan mampu

310
memberikan hasil maksimal. Kondisi adanya Asosiasi Tembakau Rajang
tersebut didukung oleh pengalaman pemasaran tembakau Besuki VO
yang lebih dari 5 tahun bahkan ada rajang Maesan diambil alih oleh
yang lebih dari 10 tahun; (6) Asosiasi dan dipasarkan langsung ke
Kelembagaan/Kelompok Tani. perusahaan (PT. Jarum / PT. Gudang
Kelembagaan para petani di daerah Garam), sehingga harga yang
penelitian diwujudkan melalui diterima oleh petani lebih tinggi bila
kegiatan kelompok tani yang terdiri dibandingkan dijual ke blandang/
dari perkumpulan petani pemilik pedagang perantara, dan pada
usaha pengembangan tembakau akhirnya pendapatan petani semakin
Besuki Besuki VO rajang Maesan. meningkat; (8) Ketersediaan Bibit.
Peranan kelompok tani sangat Bibit merupakan bahan baku utama
penting dalam proses pengembangan dalam berusahatani tembakau Besuki
tembakau Besuki VO rajang Maesan VO rajang Maesan. Bibit yang akan
karena dengan adanya kelempok ditanam harus sesuai dengan yang
tani, informasi tentang aktivitas dikehendaki perusahaan, dan untuk
usahatani yang baik akan cepat memenuhi kebutuhan bibit dilakukan
terserap dan dapat diketahui petani secara membeli; (9) Minat Petani
dengan cepat. Petani akan saling ber Mempertahankan Usahatani
ukar pikiran tentang cara Tembakau Besuki Besuki VO rajang
pengembangan usahatani tembakau Maesan. Pengembangan usahatani
yang tepat juga informasi lainnya tembakau Besuki Besuki VO rajang
yang berkaitan dengan usahatani Maesan di daerah penelitian
yang lebih menguntungkan; (7) dipengaruhi oleh adanya minat petani
Kelembagaan Pemasaran. Pemasaran untuk tetap mempertahankan
tembakau Besuki Besuki VO rajang kegiatan usahatani tembakau Besuki
Maesan berperan penting terhadap VO rajang Maesan dimasa yang akan
pendapatan petani, pemasaran datang. Selain karena pengalaman
tembakau Besuki VO rajang Maesan dalam puluhan tahun juga
semula didominasi oleh Blandang/ dipengaruhi oleh harga jual yang
pedagang perantara, maka dengan menguntungkan dan yang paling

311
utama adalah gengsi petani; (10) pertumbuhan tembakau Besuki VO
Pembinaan / Pelatihan. Program rajang Maesan. Di daerah penelitian
pembinaan dan pelatihan bertujuan rawan dengan perubahan cuaca yaitu
untuk menambah pengetahuan dan dengan adanya hujan dan angin.
keterampilan petani dalam Hujan lebat mengakibatkan bibit
mengembangkan usahatani tembakau tembakau Besuki VO rajang Maesan
Besuki VO rajang Maesan. yang baru ditanam akan mati, dan
Disamping juga sebagai upaya untuk diganti dengan bibit yang baru
menambah penguasaan terhadap (disulam) mengakibatkan biaya
pekerjaannya, selain pengetahuan produksi semakin tinggi, juga dalam
yang petani dapatkan secara turun proses pengeringan tembakau Besuki
temurun maka setiap 2 bulan Petugas VO rajang Maesan tergantung kepada
Penyuluh Lapangan (PPl) memberi matahari; (2) Penentuan Harga.
penyuluhan kepada petani dalam Kelemahan petani tembakau Besuki
menjalankan usahatani yang tepat VO rajang Maesan adalah dalam
sesuai anjuran. Melalui kelompok penentuan harga pokok produksi dan
tani informasi cepat terserap dan harga jual produk yang dihasilkan.
timbulnya hubungan yang baik Petani tidak dapat menentukan harga
antara penyuluh dan petani bertujuan sendiri karena penentu harga adalah
untuk mendapatkan hasil yang perusahaan. Walaupun proses
maksimal hususnya usahatani pemasarannya diambil alih oleh
tembakau Besuki VO rajang Maesan Asosiasi maka harga penjualan
yang berkualitas. tembakau Besuki VO rajang Maesan
Sedangkan Faktor-faktor kelemahan tetap ditentukan oleh perusahaan
internal: (1) Iklim/Cuaca. Pengaruh sesuai dengan kualitas tembakau.
iklim sangat menentukan Kondisi tersebut mengakibatkan
pertumbuhan tembakau Besuki VO petani hanya menunggu hasil
rajang Maesan khususnya perubahan usahataninya yang dibeli oleh
cuaca (hujan yang tidak menentu) perusahaan. Besar kecilnya
dan angin. Kondisi iklim yang tidak pendapatan yang diterima oleh petani
menentu mempengaruhi tergantung kepada perusahaan

312
sebagai pembeli; (3) Struktur melaksanakan usahatani, para petani
Organisasi Kelompok Tani. Struktur belum melakukan pencatatan atau
organisasi merupakan salah satu alat pembukuan atas aktivitas usahatani
penting dalam suatu organisasi yang yang dijalankan namun demikian
dibentuk berdasarkan pertanggung petani tetap ingat semua biaya yang
jawaban masing-masing anggota dikeluarkan selama proses produksi,
dalam sebuah wadah organisasi. Di secara administrasi akan lebih baik
daerah penelitian meskipun terdapat apabila petani melakukan pencatatan
wadah kelompok tani, atas semua biaya dan pendapatan
keberadaannya masih belum usahataninya.
mempunyai perangkat/struktur Adapun Pembobotan Masing-masing
organisasi yang jelas. Sehingga Faktor Internal Usahatani Tembakau
sering terjadi dalam pemberian Besuki VO Rajang Maesan, dapat
informasi dari Penyuluh dilihat dari tabel berikut:
PertanianLapangan pada kelompok
tani kurang merata dikarenakan tidak
adanya koordinasi antara ketua
kelompok tani dengan anggotanya;
(3) Pembukuan. Dalam
Tabel 5. Matrik Evaluasi Faktor-Faktor Internal (IFAS) Kecamatan
JelbukKabupaten Jember
o. Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai
1 Kekuatan Internal
Karakteristik tembakau Besuki
0,07 3 0,21
VOrajang Maesan
Kepemilikan Lahan 0,08 3 0,24
Ketersediaan Modal 0,08 3 0,24
Ketersediaan Tenaga Kerja 0,07 3 0,21
Manajemen Usahatani 0,07 4 0,28
Kelembagaan Kelompok Tani 0,06 2 0,12
Kelembagaan Pemasaran 0,08 3 0,24
Tersedianya Bibit 0,07 2 0,14
Minat mempertahankan usahatani
0,06 3 0,18
tembakau
Pembinaan/Pelatihan 0,06 2 0,12

313
Subtotal Nilai 0,71 1,98

2Kelemahan Internal
Iklim/cuaca 0,08 3 0,24
Penentuan Harga 0,07 4 0,28
Struktur Organisasi 0,07 2 0,14
Pembukuan 0,07 3 0,21
Sub Nilai Total 0,29 0,87
Jumlah Total Nilai 1,00 2,85
Sumber : lampiran 9
Kemudian Faktor Strategis Eksternal mendapatkan keuntungan yaitu
(peluang) antara lain (1) Permintaan pemberian fasilitas yang dilakukan
Pasar. Tembakau Besuki VO rajang oleh perusahaan sebagai mitra
Maesan merupakan bahan baku diantaranya fasilitas produksi dan
utama rokok kretek. Pengembangan pemasaran; (3) Bantuan Tunai. Hasil
tembakau Besuki VO rajang Maesan cukai rokok yang diterima oleh
di kabupaten Jember dilakukan untuk pemerintah pusat, sebagian
memenuhi permintaan Perusahaan didistribusikan ke Pemerintah
rokok. Tingkat permintaan tembakau Daerah penghasil tembakau sesuai
Besuki VO rajang Maesan di Jember dengan kontribusi daerah yang
setiap tahun selalu meningkat, bersangkutan, dan oleh Pemerintah
kondisi tersebut merupakan peluang Daerah dana cukai disalurkan ke
bagi petani untuk meningkatkan petani sehingga bantuan tunai yang
jumlah produksi sekaligus menjaga diterima oleh petani menjadi
kualitas tembakau agar harga jualnya pendorong dalam berusahatani
tetap tinggi dengan harapan tembakau Besuki VO rajang Maesan;
pendapatan petani meningkat; (2) (4) Mesin Rajang. Penggunaan mesin
Sistem Kemitraan. Pengembangan rajang oleh petani perlu
tembakau Besuki VO rajang Maesan dipertimbangkan karena dengan
di kabupaten Jember khususnya di menggunakan mesin rajang selain
kecamatan Jelbuk perlu ditingkatkan mempercepat proses rajang juga
dengan sistem kemitraan, karena menghemat biaya produksi, dengan
dengan kemitraan memberikan adanya penghematan tersebut akan
peluang besar bagi petani untuk meningkatkan pendapatan petani.

314
Untuk Faktor-faktor eksternal penghasil tembakau Besuki VO
(ancaman) antara lain : (1) Kondisi rajang Maesan merupakan ancaman
Perekonomian. Kondisi yang cukup serius. Apalagi
perekonomian yang tidak menentu persaingan tersebut tidak hanya dalam
merupakan pengaruh dari keadaan wilayah Kabupaten Jember
politik yang tidak stabil merupakan (Kecamatan Arjasa), tetapi juga dari
ancaman yang perlu diperhitungkan kabupaten Bondowoso, Situbondo
karena akan mempengaruhi aspek dan Probolinggo. (5) Larangan
usaha pengembangan tembakau merokok. Dengan adanya Fatwa
Besuki VO rajang Maesan terutama Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pemasaran dan harga jual; (2) tentang larangan merokok maka
Persaingan Dengan Selain Tembakau wilayah bebas rokok semakin
Besuki VO rajang Maesan. dibatasi dalam arti bahwa terdapat
Persaingan dengan selain jenis ketentuan adanya wilayah yang
tembakau Besuki VO rajang Maesan bebas rokok. Tetapi larangan
perlu diperhitungkan seperti jagung merokok tersebut tidak menjadi
hibrida yang juga memberi halangan bagi petani untuk tetap
keuntungan kepada Petani selain berusaha tani tembakau Besuki VO
mudah perawatannya, penjualannya rajang Maesan guna memenuhi
dapat dilakukan sendiri oleh petani; permintaan yang tiap tahun
(3) Keamanan usahatani tembakau meningkat.
Besuki VO Rajang Maesan. Masalah Sedangkan Pembobotan Masing-
keamanan lokasi tembakau Besuki masing Faktor External Usahatani
VO rajang Maesan perlu mendapat Tembakau Besuki VO Rajang
perhatian karena semakin tinggi Maesan.
harga tembakau semakin banyak
pencurian yang dilakukan pada
malam hari baik tembakau basah
maupun tembakau kering (siap
dijual); (4) Persaingan dengan daerah
lain. Persaingan antar daerah

315
Tabel 6. Matrik Evaluasi Faktor-Faktor Eksternal (EFAS) Kecamatan Jelbuk
Kabupaten Jember

No Faktor-Faktor Eksternal Bobot Rating Nilai


1 Peluang Eksternal
Permintaan Pasar 0,14 4 0,56
Sistem Kemitraan 0,14 3 0,42
Bantuan Tunai 0,12 2 0,24
Eksport 0,13 2 0,26
Mesin Rajang 0,12 3 0,36
Subtotal Nilai 0,65 1,84

2 Ancaman Eksternal
Kondisi Perekonomian 0,10 2 0,20
Persaingan dengan Jagung Hibrida 0,09 2 0,18
Keamanan Usahatani Tembakau 0,10 2 0.20
Persaingan dengan Daerah lain 0.08 2 0,16
Larangan Merokok 0,08 4 0,32
Sub Nilai Total 0,35 1,06
Jumlah Total Nilai 1,00 2,90
Sumber : Olah Sofware
Pembobotan Masing-masing Faktor dibawah ini. Dari analisis faktor
Internal Dan External Usahatani strategis internal diperoleh hasil 2,85
Tembakau Besuki VO Rajang dan faktor strategis eksternal
Maesan. diperoleh hasil 2,90, setelah dibuat
Berdasar faktor-faktor strategis matrik kompetitif relatif berdasarkan
internal dan faktor-faktor strategis nilai faktor strategis internal dan
eksternal yang mempengaruhi eksternal, pengembangan usahatani
usahatani tembakau Besuki VO tembakau Besuki VO rajang Maesan
rajang Maesan. Hasil identifikasi di daerah penelitian berada pada
faktor strategis internal yang berupa posisi “ideal” yang berarti bahwa
kekuatan dan kelemahan serta faktor usahatani tembakau Besuki VO
strategis eksternal yang berupa rajang Maesan memiliki peluang
peluang dan ancaman dianalisis pasar yang prospektif dan
dalam matrik kompetitif relatif diatas berkemampuan untuk
dan matrik internal dan eksternal

316
mengerjakannya.Gambar 1. Matrik Posisi Kompetitif Relatif

High 4
2,90
EFAS SPEKULATIF
IDEAL
Low
0
2,85 2 0
DEWASA
High GAWAT
Low
IFAS
Selanjutnya, 4 setelah dibuat saat ini usahatani tembakau Besuki
matrik internal dan eksternal posisi VO rajang Maesan pada
tembakau Besuki VO rajang Maesan pertumbuhan assets, penjualan dan
di daerah penelitian berada pada profit
pertumbuhan/stabilitas, artinya pada
. SKOR IFAS

4,0 I 3,0 2,85 II 2,0 III 1,0


Tinggi

Pertumbuhan Pertumbuhan Penciutan


S 3,0

K 2,90
IV V VI
O
R Menengah
Stabilitas Pertumbuhan / Penciutan
2,0 Stabilitas
EF
A VII VIII IX
S Rendah

Pertumbuhan Pertumbuhan Likuiditas


1,0

Gambar 2. Matrik Internal – Eksternal

317
Pada tahap pertumbuhan ini pengembangan agribisnis tembakau
diperlihatkan oleh petani tembakau Besuki VO rajang Maesan dibagi
Besuki VO rajang Maesan dalam menjadi empat pola sebagai berikut:
meningkatkan nilai produksi dan (1) Strategis Kekuatan - Peluang
penjualan dengan memanfaatkan (Strategi SO): (a) Menjalin
faktor kekuatan dan peluang yang Kemitraan/ Dukungan Pihak Swasta.
datang dari luar. Dalam mencapai Menjalin kerjasama dengan
kondisi pertumbuhan ini petani melibatkan Instansi terkait yaitu
berusaha mempertahankan stabilitas Dinas Perkebunan dan Kehutanan
usahataninya serta keuntungan jangan Kabupaten Jember. Program
sampai mengalami penurunan. kemitraan antara petani dengan
Strategi Pengembangan perusahaan perlu dirintis dengan
Agribisnis Tembakau Besuki VO tujuan untuk mendukung
rajang Maesan di Kabupaten Jember. pengembangan tembakau Besuki VO
Menentukan strategi dalam rajang Maesan di Kabupaten Jember.
mengembangkan usahatani tembakau Dengan kerjasama tersebut
Besuki VO rajang Maesan di diharapkan mendapat banyak
Kecamatan Jelbuk Kabupaten keuntungan di kedua belah pihak.
Jember dapat dilakukan dengan Petani yang tergabung dalam
memperhatikan dan kemitraan dapat memanfaatkan
mempertimbangkan beberapa faktor segala bentuk dukungan yang
strategis internal dan eksternal yang diberikan perusahaan sehingga
mempengaruhi pengembangan dengan pemanfaatan dukungan
usahatani tembakau Besuki VO perusaahan maka petani akan
rajang Maesan dengan mendapatkan pengetahuan, dan
memperhatikan analisis matrik keuntungan berupa penambahan
SWOT yang merupakan perpaduan modal; (b) Teknologi Mesin Rajang.
antara faktor internal yang terdiri Pengolahan hasil panen merupakan
dari kekuatan dan kelemahan serta komponen kedua setelah komponen
faktor eksternal yang terdiri dari produksi. Aktivitas pengolahan daun
peluang dan ancaman, maka tembakau selama ini dilakukan

318
secara manual maka penggunaan bagi petani untuk meningkatkan
mesin rajang menjadi pilihan jumlah produksi. Kemampuan
alternatif karena dengan manajemen usahatani merupakan
menggunakan mesin rajang akan modal untuk merealisasi peningkatan
menghemat biaya yang nantinya produksi guna memenuhi kebutuhan
akan meningkatkan pendapatan pasar; (b) Menjaga Kualitas Produksi.
petani; (c) Mengoptimalkan Dalam menjalankan usahatani
Pengalaman. Dengan pengalaman tembakau Besuki VO rajang Maesan
petani yang sudah lebih dari lima hendaknya menjaga kualitasnya,
tahun hendaknya menggunakan karena dengan kualitas yang sesuai
faktor-faktor produksi secara effisien dengan perusahaan harganya akan
dan meningkatkan produksi semakin tinggi sehingga pendapatan
tembakau Besuki VO rajang Maesan petani meningkat; (c) Meningkatkan
mengingat permintaan setiap tahun keaktifan petani. Kelompok Tani
terus meningkat dan pemasarannya tembakau Besuki VO rajang Maesan
ditunjang oleh lembaga pemasaran hendaknya mengaktifkan petani
yaitu Asosiasi Tembakau Rajang; (d) dalam; (d) Pemanfaatan.
Mempertahankan kepemilikan lahan Memanfaatkan secara optimal
yang dimiliki. Sehingga petani tidak fasilitas fasilitas sarana dan prasarana
menyewa dalam berusahatani yang ada sehingga menghasilkan
tembakau Besuki VO rajang Maesan; tembakau rajang yang berkualitas
(e) Meningkatkan produksi. sehingga keuntungan petani
Meningkatkan produksi dengan tetap meningkan; (e) Komunikasi.
menjaga kualitasnya guna memenuhi Melakukan komunikasi dengan
permintaan pasar yang meningkat. Asosiasi guna menjajaki sistem
(2) Strategi Kelemahan – Peluang ( kemitraan langsung dengan pihak
Strategi W-O): (a) Meningkatkan swasta dengan mediasi Dinas
jumlah produksi. Dengan Perkebunan Dan Kehutanan Daerah.
meningkatnya permintaan tembakau (3) Strategi Kekuatan – Ancaman
Besuki VO rajang Maesan di (Strategi S-T) : (a) Meningkatkan
kabupaten Jember merupakan peluang Keamanan. Masalah keamanan

319
lokasi tembakau Besuki VO rajang baik agar hasilnya sesuai dengan
Maesan perlu mendapat perhatian kebutuhan pasar. (4) Strategi
karena jarak rumah dengan lokasi Kelemahan - Ancaman (Strategi W-
relatif cukup jauh sehingga perlu T); (a) Melakukan pencatatan
dijaga agar terhindar dari pencurian, keuangan. Pencatatan keuangan
apalagi harga tembakau mahal maka usahatani tembakau Besuki VO
perlu kebersamaan dalam menjaga rajang Maesan perlu diaktifkan agar
apabila lokasinya berdekatan; (b) penghasilan dan pengeluaran mulai
Peningkatan Kualitas produk. dari persiapan hingga menjadi
Meningkatnya hasil produksi produk jadi yaitu tembakau Besuki
merupakan modal pengembangan VO rajang Maesan dapat diketahui
agribisnis tembakau Besuki VO secara pasti tingkat pendapatan
rajang Maesan apalagi didukung oleh usahataninya; (b) Penggunaan Mesin
kualitas yang dikehendaki Rajang. Meningkatkan produksi
perusahaan akan mampu bersaing dengan memanfaatkan teknologi
dengan daeah lain. Untuk menjaga yaitu dengan teknologi rajang dapat
kualitas hendaknya tembakau yang menghemat waktu dan biaya,
siap dirajang disortir agar hasilnya penggunaan mesin rajang merupakan
sesuai dengan kualitas yang alternatif untuk menghemat biaya
dikehendaki perusahaan (konsumen); sehingga keuntungan petani menjadi
(c) Menjaga kesuburan lahan. Lahan meningkat; (c) Mengoptimalkan
sebagai tempat tumbuhnya tembakau Lembaga Pemasaran. Dengan adanya
perlu dijaga kesuburannya agar Lembaga pemasaran yaitu Asosiasi
perkembangan tanaman tembakau Tembakau rajang maka petani tidak
berkembang dengan baik; (d) mengalami kesulitan dalam
Manejemen Usahatani. memasarkan. Dengan demikian maka
Meningkatkan manajemen usahatani hipotesa ketiga yang menyatakan
mulai dari proses persiapan, bahwa “Usahatani tembakau Rajang
penanaman, pemeliharaan, Maesan di kabupaten Jember
pemanenan dan memproses menjadi mempunyai peluang cukup baik
rajangan harus dilakukan dengan untuk dikembangkan” diterima

320
KESIMPULAN pengembangannya di kabupaten
Jember juga mempunyai peluang.
Hasil penelitian dan pembahasan
Berdasarkan analisis SWOT
menunjukkan bahwa usahatani
menunjukkan bahwa usaha tani
tembakau Besuki VO rajang Maesan
tembakau Besuki VO rajang Maesan
di kabupaten Jember lebih
berada pada posisi “ideal” yaitu posisi
menguntungkan dibandingkan dengan
“pertumbuhan assets, penjualan dan
usahatani jagung hibrida. Posisi R/C
profit.” Kondisi ini menunjukkan
ratio tembakau Rajang Maesan lebih
bahwa usahatani tembakau Besuki
besar dibandingkan dengan R/C
VO rajang Maesan memiliki peluang
jagung hibrida. Hal ini memberikan
pasar yang prospektif.
nilai uji t pada tingkat signifikansi
0,00 untuk tembakau Besuki VO
rajang Maesan sebesar 55,189 lebih DAFTAR PUSTAKA
besar dari 39,992 yaitu uji t untuk
Algifari. 1997. Analisis Regresi,
jagung hibrida. Berdasarkan analisis
Teori, Kasus dan Solusi.
regresi berganda dapat diketahui
Yogyakarta: BPFE.
bahwa yang berpengaruh nyata
BPS, 2008. Kecamatan Jelbuk Dalam
terhadap pendapatan petani adalah
Angka., Badan Pusat Statistik,
jumlah produksi (X1), harga jual (X2)
Jember
dan biaya produksi (X3). Kondisi ini
Cahyono, B. 1998. Tembakau Budi
dapat dilihat dari Fhitung=5895,575
Daya dan Analisis Usahatani.
lebih besar dari Ftabel = 2,59 pada taraf
Kanisius, Jakarta
nyata α = 5%. Serta nilai koefisien
Fadholi Hernanto. 1991. Ilmu
diterminasi (R2) sebesar 1,000 yang
Usahatani. Jakarta: Penebar
menunjukkan bahwa semua variabel
Swadaya.
yang diteliti berpengaruh terhadap
Freddy Rangkuti. 2008. Analisis
pendapatan petani dan tidak ada
SWOT Teknik Membedah
variabel lain yang berpengaruh dalam
Kasus Bisnis, Jakarta: PT
model persamaan. Mengenai posisi
Gramedia.
usahatani tembakau rajang Maesan
Gunawan Sudarmanto, 2005. Analisis
dengan memperhatikan faktor internal
Regresi Linier Ganda dengan
dan eksternal dalam

321
SPSS, Graha Ilmu, Syafi’i, I. 1989. Analisa Biaya dan
Yogyakarta Pendapatan Usahatani
Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani, Tembakau Besuki Na Oogst
Penebar Swadaya, Jakarta Berdasarkan Luas Tanah
Husein Umar (2001), Strategic Garapan. Laporan Penelitian.
Management in Action, PT Jember. Universitas Jember
Gramedia Pustaka Utama, Wibowo, R,. 2001. Agribisnis:
Jakarta. “Bunga Rampai Pemikiran
Nasution.S,. 1996 Metode Research, Menuju Pengembangan dan
Bumi Aksara, Jakarta Peningkatan Daya Saing”.
Rahardja P. dan M. Manurung. 2000. Bahan Pengantar Bagi
Teori Ekonomi Mikro Suatu Mahasiswa Pasca Sarjana,
Pengantar. Jakarta : Lembaga Program Studi Magister
Penerbit Fakultas Ekonomi Agribisnis, Universitas
Universitas Indonesia. Jember.
Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT :
Taknik Membedah Kasus
Bisnis. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Santoso K. 1991. Tembakau dalam
Analisis Ekonomi. Badan
Penerbit Universitas Jember,
Jember.
Santoso K. 1996. Pengembangan
Organisasi dan Bisnis Inti
(Core Business). Badan
Penerbit Universtas Jember,
Jember.
Soekartawi. 1995. Agribisnis Teori
dan Aplikasinya. Jakarta :
Rajawali Press.

322

You might also like