You are on page 1of 10

Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)

Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018


http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 15 Agustus 2018 :: Revised: 09 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN KEJADIAN


KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA
GALANGAN KAPAL

Aulia,1 Aladin,2 Mariaman Tjendera3


1
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
2,3
Fakultas Kedokteran Universitas Batam
e Mail: auliafk@uisu.ac.id

Fatigue and workplace accidents are part of occupational health and safety
science. One form of the accident was the explosion of a ship at one of the
shipyard companies in Batam. This accident can occur due to human factors
such as fatigue. Fatigue causes unsafe work behavior that causes workplace
accidents. Fatigue is easier for shipyard workers because of the heavier
workload. So the researchers wanted to find a relationship between fatigue
and the incidence of workplace accidents at PT. Bandar Abadi Shipyard. The
research method is observational analytic with cross sectional approach
conducted at PT. Bandar Abadi Shipyard Batam. The sampling technique was
simple random sampling with a population of 416 workers and obtained the
results of 200 workers determined by inclusion and exclusion criteria. The
results of the study were analyzed and tested by Chi-square test. The results
showed that there were 51 (58.6%) workers who were not fatigued and did
not work accidents, 36 (41.4%) workers who were not fatigue and workplace
accidents. Whereas 38 (33.6%) workers and workers who were exhausted
and did not work accidents were exhausted and workplace accidents were 75
(66.4%) workers. The Chi-Square analysis results obtained a significance
value of p = 0,000. This number is significant because the p value is smaller
than 0.05. So it can be concluded that there is a significant relationship
between fatigue and the incidence of workplace accidents. The relative value
of risk in this study was 2,796. With this value, it can be interpreted that
workers who experience fatigue are at risk of 2,796 or almost 3 times to
experience workplace accidents compared to workers who do not experience
fatigue.

Keywords: Fatigue, workplace accidents, unsafe work behavior

1. Pendahuluan
Ilmu kesehatan dan setinggi-tingginya, baik buruh,
keselamatan kerja memiliki tujuan petani, nelayan, pegawai negeri,
agar tenaga kerja memperoleh atau pekerja-pekerja bebas,
keadaan kesehatan dan keselamatan sehingga dengan demikian dapat
yang sempurna baik fisik, mental mencapai kesejahteraan tenaga
maupun sosial sehingga kerja dan selanjutnya dapat untuk
memungkinkan dapat bekerja secara meningkatkan produksi bagi
optimal. Pada hakikatnya, kesehatan perusahaan (Meilya dkk, 2014).
dan keselamatan kerja dianggap Hakikat diatas sesuai dengan
sebagai alat untuk mencapai derajat maksud dan tujuan pembangunan
kesehatan tenaga kerja yang dan industri di dalam suatu negara

58
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 15 Agustus 2018 :: Revised: 09 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

untuk mensejahterakan tenaga kerja disebabkan kelelahan yang cukup


sehingga keselamatan dan tinggi. Lebih kurang 18% atau 152
kesehatan kerja harus diikutsertakan orang mengalami cacat
dalam kedua hal tersebut. Namun, (Sulistioningsih, 2013).
masih terdapat beberapa masalah Kelelahan yang terjadi secara
kesehatan dan keselamatan kerja nyata dapat mempengaruhi
yang dapat merugikan tenaga kerja keselamatan tenaga kerja dengan
dan menghalangi tujuan untuk menambah tingkat kesalahan kerja
mencapai kesejahteraan. Salah satu sehingga akan memberikan peluang
masalah kesehatan yang dimaksud terjadinya kecelakaan kerja dalam
adalah kelelahan dan kejadian industri (Santoso, 2004). Data dari
kecelakaan kerja yang dialami oleh Internasional Labour Organization
tenaga kerja (Suma’mur, 2009). (ILO) tahun 2013 menunjukkan
Kelelahan akibat kerja dapat setiap tahun ada lebih dari 250 juta
terjadi pada sebagian besar pekerja kecelakaan di tempat kerja dan lebih
dan meningkatkan resiko terjadinya dari 160 juta pekerja menjadi sakit
kecelakaan kerja. Berdasarkan data karena bahaya di tempat kerja.
dari Internasional Labour Terlebih lagi 1,2 juta pekerja
Organization (ILO) tahun 2010 meninggal akibat kecelakaan dan
menyebutkan hampir setiap tahun sakit di tempat kerja (ILO, 2013).
sebanyak dua juta pekerja Begitu pun di Indonesia, data dari
meninggal dunia karena kecelakaan Jamsostek pada tahun 2011
kerja yang disebabkan oleh faktor menunjukkan terdapat 99.491 kasus
kelelahan. Penelitian tersebut atau rata-rata 414 kasus kecelakaan
menyatakan dari 58.115 sampel, kerja per hari, sedangkan tahun
32,8% diantaranya atau sekitar 2010 hanya 98.711 kasus
18.828 sampel menderita kelelahan kecelakaan kerja, tahun 2009
(ILO, 2010). Selain itu juga terdapat terdapat 96.314 kasus, tahun 2008
hasil penelitian yang dilakukan oleh terdapat 94.736 kasus, dan tahun
Kementrian Tenaga Kerja di Jepang 2007 terdapat 83.714 kasus
terhadap 12.000 perusahaan yang (Jamsostek, 2012). Data yang
melibatkan sekitar 16.000 pekerja di didapatkan dari Dinas Tenaga Kerja
negara tersebut yang dipilih secara Kota Batam tahun 2012 didapatkan
acak telah menunjukkan hasil bahwa sebanyak 2.969 pekerja di Batam
ditemukan 65% pekerja mengalami kecelakaan kerja. Angka
mengeluhkan kelelahan fisik akibat kecelakaan tertinggi terjadi akibat
kerja rutin, 28% mengeluhkan berlalulintas yakni sebanyak 1.243
kelelahan mental dan sekitar 7% pekerja diikuti kecelakaan yang
pekerja mengeluhkan stress berat diakibatkan material yakni 863
dan merasa tersisihkan (Miranti dkk, pekerja (LIPS, 2012).
2008). Data yang diterbitkan oleh Penelitian tentang kelelahan
Kepolisian Republik Indonesia tahun kerja dan kejadian kecelakaan kerja
2012 mengenai kelelahan sebagai ini akan dilakukan di PT. Bandar
faktor resiko kecelakaan kerja, di Abadi Shipyard Batam yang
Indonesia setiap hari rata-rata bergerak di bidang pembangunan
terjadi 847 kecelakaan kerja, 36% dan perbaikan kapal laut.

59
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 15 Agustus 2018 :: Revised: 09 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

Perusahaan ini memiliki riwayat sehingga didapatkan jumlah sampel


kecelakaan kerja yang sangat sebanyak 200 orang pekeja.
bervariasi dari yang terberat seperti Penelitian ini menggunakan
terpeleset, trauma memar ringan kuesioner sebagai alat ukur
dan lainnya di tempat kerja. kelelahan kerja dan lembar checklist
Berdasarkan hal tersebut, peneliti sebagai alat ukur kecelakaan kerja.
melakukan survei awal dengan
mewawancarai 15 orang pekerja 3. HASIL PENELITIAN
digalangan kapal mengenai Gambaran Umum Lokasi
kelelahan dan riwayat terjadinya Penelitian
kecelakaan kerja. Kemudian Penelitian ini dilakukan di PT.
diperoleh informasi bahwa 12 orang Bandar Abadi Shipyard Batam yang
menyatakan mengalami kelelahan terletak di Jl. Brigjen Katamso KM 6
kerja dengan beberapa gejala Tanjung Uncang, Kota Batam,
seperti sulit berkonsentrasi, sering Provinsi Kepulauan Riau. Perusahaan
menguap dan mengantuk, kekakuan ini bergerak di bidang perbaikan
pada bahu, nyeri kepala, pusing dan kapal, pembangunan kapal, konversi
10 pekerja pernah mengalami kapal, serta berbagai karya fabrikasi
kecelakaan kerja. Hal ini membuat baja.
peneliti tertarik melakukan Perusahaan ini terdiri dari 2
penelitian mengenai “Hubungan daerah kerja utama yaitu bagian
Kelelahan Kerja dengan Kejadian kantor dan bagian galangan kapal.
Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pekerja pada bagian kapal memiliki
Galangan Kapal PT. Bandar Abadi hari kerja pokok selama 5 hari
Shipyard Batam Tahun 2015”. dalam seminggu. Pekerja yang
bekerja pada bagian galangan kapal
2. METODE PENELITIAN memiliki beban kerja yang lebih
Jenis penelitian ini adalah berat, lingkungan kerja yang lebih
penelitian kuantitatif. Desain beresiko, dan penggunaan alat kerja
penelitian ini adalah analitik yang lebih berbahaya daripada
observasional dengan pendekatan bagian kantor sehingga memiliki
cross sectional, yaitu mempelajari resiko mengalami kelelahan serta
kolerasi antara faktor resiko dengan resiko terjadinya kecelakaan yang
efek, dengan pendekatan, lebih tinggi.
pengumpulan data sekaligus pada Analisis Univariat
satu saat (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini dilakukan di PT. Bandar Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi
Abadi Shipyard Batam Tahun 2015 Kelelahan Pada Pekerja Galangan
di Jl. Brigjen Katamso KM 6 Tanjung Kapal PT. Bandar Abadi Shipyard
Uncang, Kota Batam, Provinsi Batam Tahun 2015
Kepulauan Riau dari bulan Mei-
Desember 2015. N Kelelaha Jumla Persenta
Populasi penelitian ini adalah o n h (n) se (%)
semua pekerja galangan kapal. Tidak 87 43,5
Pengambilan sampel menggunakan 1. Lelah
teknik simple random sampling

60
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 15 Agustus 2018 :: Revised: 09 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

2. Lelah 113 56,5 mengalami kecelakaan kerja


Total 200 100,0 sebanyak 51 (58,6%) orang,
Dari tabel 3.1 di atas kemudian pada pekerja yang tidak
diperoleh hasil yang menunjukan mengalami kelelahan dan
bahwa terdapat pekerja yang mengalami kecelakaan kerja
mengalami kelelahan sebanyak 113 sebanyak 36 (41,4%) orang.
(56,5%) orang dan pekerja yang Sedangkan pekerja yang mengalami
tidak mengalami kelelahan kelelahan dan tidak mengalami
sebanyak 87 (43,5%) orang pekerja. kecelakaan kerja sebanyak 38
(33,6%) orang, kemudian pada
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi pekerja yang mengalami kelelahan
Kejadian Kecelakaan Kerja Pada dan mengalami kecelakaan kerja
Pekerja Galangan Kapal PT. Bandar sebanyak 75 (66,4%) orang pekerja.
Abadi Shipyard Batam Tahun 2015 Berdasarkan hasil analisis
N Kecelakaan Jumla Persent chi-square didapatkan nilai p =
o Kerja h (n) ase (%) 0,000 angka tersebut menunjukkan
angka yang signifikan karena nilai p
1. Tidak 89 44,5 lebih kecil dibandingkan dengan
2. Iya 111 55,5 taraf signifikansi () = 5% (0,05)
Total 200 100,0 dengan demikian dapat disimpulkan
Dari tabel 3.2 diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang
yang menunjukan bahwa pekerja bermakna antara kelelahan dengan
yang tidak mengalami kecelakaan kejadian kecelakaan kerja pada
kerja sebanyak 89 (44,5%) orang pekerja galangan kapal PT. Bandar
dan pekerja yang mengalami Abadi Shipyard Tahun 2015.
kecelakaan kerja sebanyak 111 Nilai relatif risk pada
(55,8%) orang pekerja. penelitian ini adalah 2,796. Dengan
nilai ini dapat diartikan bahwa
Analisis Bivariat pekerja yang mengalami kelelahan
Tabel 3.3 Distribusi berdasarkan beresiko 2,796 atau hampir 3 kali
Hubungan Kelelahan dengan untuk mengalami kecelakaan kerja
Kejadian Kecelakaan Kerja Pada dibandingkan dengan pekerja yang
Pekerja Galangan Kapal PT. Bandar tidak mengalami kelelahan. Pada uji
Abadi Shipyard Batam Tahun 2015 chi square dengan bantuan
komputer, didapatkan nilai p sebesar
0,000 dengan confident interval
95% (1,568 - 4,985). Apabila nilai p
< 0,05 dan nilai confident interval
tidak mengandung nilai sama
dengan 1, maka nilai relatif risk
dinyatakan signifikan atau bermakna
yang berarti dapat mewakili seluruh
Dari tabel 3.3 di atas menunjukan populasi pekerja galangan kapal PT.
bahwa pekerja yang tidak Bandar Abadi Shipyard Tahun 2015.
mengalami kelelahan dan tidak

61
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 15 Agustus 2018 :: Revised: 09 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

4. PEMBAHASAN proses pemulihan otot dari aktivitas


Distribusi Frekuensi Kelelahan bekerja. Selain itu jarak antara
Kerja tempat bekerja dan kantin tempat
Kelelahan merupakan proses istirahat cukup jauh untuk ditempuh
menurunnya efisiensi, performa pekerja dengan berjalan kaki.
kerja, dan berkurangnya kekuatan Dengan waktu istirahat yang singkat
atau ketahanan fisik tubuh untuk maka pekerja hanya memiliki cukup
terus melanjutkan kegiatan yang waktu untuk makan siang dan harus
harus dilakukan (Suma’mur, 2014). kembali kegalangan untuk bekerja.
Pada penelitian yang dilakukan pada Kedua keadaan ini dapat
pekerja galangan kapal PT. Bandar menganggu fisiologi kerja otot
Abadi Shipyard Batam yang karena ketidakseimbangan waktu
berjumlah 200 pekerja, didapatkan istirahat dan bekerja.
pekerja yang mengalami kelelahan Sesuai dengan teori
sebanyak 113 (56,5%) orang dan terjadinya kelelahan pada fisik,
pekerja yang tidak mengalami setiap kontraksi otot akan selalu
kelelahan sebanyak 87 (43,5%) diikuti oleh reaksi biokimia yaitu
orang. oksidasi glukosa yang merubah
Menurut Buku Higiene glikogen menjadi tenaga, panas dan
Perusahaan dan Kesehatan Kerja asam laktat (produk sisa). Dalam
(HIPERKES) kelelahan pada pekerja tubuh juga dikenal dengan fase
ini dapat berupa 3 gejala utama pemulihan dimana asam laktat yang
yaitu gejala yang menunjukan terbentuk akan diubah kembali
melemahnya kegiatan, menurunnya menjadi glikogen menggunakan
motivasi, dan kelelahan fisik oksigen dalam darah. Maka dari itu
(Suma’mur, 2014). Berdasarkan otot-otot dapat berkontraksi secara
hasil penelitian menggunakan kontinyu. Namun apabila beban
kuesioner yang terdiri dari 3 gejala kerja otot terlalu berat dan tidak
utama tersebut, lebih banyak diikuti dengan fase pemulihan yang
responden yang mengalami seimbang seperti pada pekerja
kelelahan menunjukkan gejala perusahaan ini, maka terjadi
kelelahan pada fisik daripada gejala akumulasi asam laktat dan dapat
menurunnya motivasi dan mengalami kelelahan
melemahnya kegiatan. Kelelahan (Sedarmayanti, 2009).
fisik yang terjadi menunjukkan Penyebab lain dari kelelahan
adanya beban kerja yang berat, yang dialami pekerja dapat berupa
ergonomi yang tidak sesuai yang beban kerja yang lebih berat, cuaca
dialami pekerja perusahaan ini saat yang panas pada lapangan terbuka,
bekerja. Salah satu penyebab menggunakan peralatan kerja yang
kelelahan fisik yang dapat berat dan memiliki target waktu
ditemukan pada pekerja tersebut produksi yang lebih cepat maka
adalah pekerja cenderung untuk pekerja ini akan mudah mengalami
bekerja diluar jam kerja pokok atau kelelahan. Sedangkan menurut teori,
lembur. Hal ini menyebabkan karakteristik pekerja seperti status
pekerja kehilangan waktu istirahat nutrisi, riwayat penyakit, dan usia
yang seharusnya digunakan untuk

62
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 15 Agustus 2018 :: Revised: 09 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

juga dapat menyebabkan kelelahan (Sedarmayanti, 2009). Pada


pada pekerja ini. penelitian oleh Bangkit dkk tentang
Kelelahan yang dapat terjadi analisis penyebab kelelahan operator
akibat beban kerja ini juga sesuai Haul Dumptruck di PT X Kalimantan
dengan penelitian oleh Handoko HK Selatan, menyimpulkan bahwa
tentang hubungan jam kerja dengan faktor beban kerja mental memiliki
fatique pada pekerja proyek hubungan yang bermakna dengan
pembangunan rumah. Dari sampel kelelahan (nilai p < 0,05). Penelitian
sebanyak 52 orang pekerja, ini menunjukkan bahwa faktor non
diketahui sebanyak 18 orang dengan fisik seperti psikologis juga dapat
jam kerja normal, 34 orang dengan menyebabkan kelelahan pada
jam kerja berlebihan, 31 orang pekerja seperti rasa bosan,
fatique, dan 21 orang dengan status tanggung jawab yang besar pada
tidak fatique. Hasil analisis bivariat suatu pekerjaan dan lainnya.
didapatkan hubungan yang Distribusi Frekuensi Kejadian
bermakna antara jam kerja dan Kecelakaan Kerja
kelelahan pada pekerja proyek Kecelakaan kerja juga dapat
pembangunan rumah dengan nilai p didefinisikan suatu kejadian yang
= 0,021. Adanya kesamaan hasil tidak dikehendaki dan tidak diduga
penelitian ini karena terdapat yang dapat menimbulkan korban
ketidakseimbangan antara beban manusia dan atau harta benda
kerja dan fase pemuliahan pada (Suma’mur, 2014). Berdasarkan
proses fisologi otot. Dengan ini hasil penelitian yang dilakukan pada
dapat disimpulkan bahwa beban pekerja galangan PT. Bandar Abadi
kerja dapat menyebabkan kelelahan Shipyard Batam didapatkan pekerja
pada pekerja. yang mengalami kecelakaan kerja
Selain itu kelelahan juga sebanyak 89 (44,5%) orang dan
dapat terjadi akibat faktor pekerja yang mengalami kecelakaan
lingkungan sosial dan keluarga kerja sebanyak 111 (55,5%) orang
pekerja tersebut dimana dapat pekerja.
mempengaruhi kondisi psikologis Berdasarkan data sekunder
yang menimbulkan stress pada tentang riwayat, penyebab, dan
pekerja. Kelelahan yang terjadi jenis kecelakaan kerja perusahaan
akibat kondisi psikologi dikarenakan tersebut, kecelakaan kerja pada
oleh beberapa hal, diantaranya : pekerja galangan kapal tersebut ada
kurang minat dan motivasi dalam yang berupa tertimpa alat berat,
bekerja, berbagai penyakit yang terbentur, kemasukan gram, teriris
sedang diderita, keadaan gerinda, kecelakaan jalan raya,luka
lingkungan, adanya hukum moral bakar akibat mesin las dan
yang mengikat dan merasa tidak kecelakaan ringan lain yang tidak
sesuai, faktor-faktor yang menghilangkan jam kerja.
mempengaruhi beban mental seperti Kecelakaan kerja yang terjadi
: tanggung jawab, kekhawatiran dan disebabkan oleh berbagai faktor.
konflik. Pengaruh tersebut Berdasarkan hasil pengamatan dan
terkumpul dalam tubuh dan hasil wawancara saat penelitian,
menimbulkan rasa lelah pihak PT. Bandar Abadi Shipyard

63
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 15 Agustus 2018 :: Revised: 09 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

telah melakukan berbagai upaya dari tindakan dan kondisi yang tidak
pencegahan kecelakaan kerja. aman memiliki sebab dasar (basic
Upaya pencegahan tersebut seperti causes) yang terdiri dari faktor
penjelasan prosedur dan aturan K3 manusia dan faktor pekerjaan.
di tempat kerja, pelatihan dan Faktor manusia tersebut seperti
pendidikan K3 terhadap pekerja, keadaan mental/psikologis yang
penyediaan sarana dan prasarana tidak baik, stress fisik/fisologis
K3 dan pendukungnya seperti APD seperti kelelahan, stress mental dan
yang memadai, sistem peringatan psikologi, kurang keterampilan dan
yang lengkap, hingga penyediaan motivasi yang kurang. Faktor
ruang kerja yang luas. Upaya pekerjaan adalah kepemimpinan dan
tersebut untuk mencegah adanya supervisi yang kurang, rekayasa
kondisi yang tidak aman (unsafe teknologi tidak baik, penyedia alat
conditions). Namun, berdasarkan tidak cukup, standar kerja tidak baik
data sekunder didapatkan bahwa (Hadipoetro, 2014).
pekerja yang mengalami Pembahasan tentang
kecelakaan rata-rata disebabkan penyebab kecelakaan kerja yang
oleh faktor perilaku kerja yang tidak diamati dan teori tentang
aman (unsafe acts) seperti kecelakaan kerja, dapat disimpulkan
mengantuk saat mengendalikan bahwa tingginya angka kejadian
container crane, tidak mengunci kecelakaan kerja hingga lebih dari
piringan gerinda dengan kuat, 50% dapat disebabkan oleh
menjadi lalai dalam mengawasi kelelahan sebagai faktor manusia
pergerakan mesin, kecelakaan lalu yang menyebabkan perilaku kerja
lintas akibat mengantuk saat pulang tidak aman sehingga beresiko untuk
kerja dan hanya sedikit yang terjadi kecelakaan kerja. Namun,
disebabkan oleh kondisi yang tidak ada beberapa penyebab lain yang
aman. Dari pengamatan tersebut seperti mengabaikan penggunaan
dapat disimpulkan bahwa APD, mengendalikan mesin dengan
kecelakaan kerja yang terjadi lebih kecepatan yang tidak layak, dan
banyak disebabkan oleh karena menggunakan peralatan secara tidak
perilaku kerja yang tidak aman tepat. Faktor-faktor ini berperan
daripada faktor kondisi lingkungan dalam tingginya angka kejadian
kerja itu sendiri. kecelakaan pada pekerja galangan
Sesuai dengan teori domino PT. Bandar Abadi Shipyard Batam.
oleh H.W. Heinrich bahwa 88% Hasil penelitian ini juga
kecelakaan disebabkan oleh sejalan dengan penelitian yang
perbuatan/tindakan tidak aman dari dilakukan oleh Feri Harianto dkk
manusia (unsafe acts), sedangkan tentang pengaruh perilaku tenaga
sisanya disebabkan oleh hal-hal kerja dan pengalaman kerja
yang tidak berkaitan dengan terhadap kecelakaan kerja
kesalahan manusia, yaitu 10% konstruksi Surabaya. Hasil
disebabkan oleh kondisi tidak aman penelitian tersebut menyimpulkan
(unsafe conditions) dan 2% bahwa pengaruh perilaku tenaga
disebabkan murni kecelakaan ( kerja berpengaruh signifikan
Mayendra, 2009). Segala bentuk terhadap kecelakaan kerja (sig.0,00

64
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 15 Agustus 2018 :: Revised: 09 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

< 5%). Sedangkan lingkungan dan tentang kelelahan bahwa kelelahan


kondisi kerja tidak berpengaruh pada pekerja ini lebih banyak
secara signifikan terhadap merupakan kelelahan fisik.
kecelakaan kerja (sig.0,00 > 5%). Kelelahan ini adalah bagian dari
Kesamaan hasil penelitian ini faktor manusia yang merupakan
disebabkan oleh karena faktor salah satu penyebab dasar
manusia memiliki lebih banyak terjadinya perilaku kerja yang tidak
pengaruh yang dapat menyebabkan aman. Berdasarkan teori tentang
perilaku kerja tidak aman dan kecelakaan kerja bahwa kecelakaan
manusia sebagai pekerja kerja terjadi akibat adanya perilaku
berhadapan langsung dengan resiko kerja tidak aman dan kondisi kerja
bahaya di tempat kerja. yang tidak aman. Salah satu
Hubungan Kelelahan dengan penyebab dasar (basic causes) 2 hal
Kejadian Kejadian Kecelakaan tersebut adalah faktor manusia yaitu
Kerja stress fisik/fisiologis seperti
Berdasarkan hasil penelitian kelelahan fisik pada pekerja
pada tabel 4.3 terhadap 200 perusahaan ini ( Hadipoetro, 2014).
pekerja, didapatkan jumlah pekerja Dari pembahasan ini dapat
yang tidak mengalami kelelahan dan disimpulkan bahwa kelelahan yang
tidak mengalami kecelakaan kerja dialami oleh pekerja menyebabkan
sebanyak 51 (58,6%) orang, pekerja berperilaku tidak aman
kemudian pada pekerja yang tidak sehingga menyebabkan kecelakaan
mengalami kelelahan dan kerja pada pekerja tersebut.
mengalami kecelakaan kerja Kesimpulan di atas
sebanyak 36 (41,4%) orang. dibuktikan dengan hasil uji analisis
Sedangkan pekerja yang mengalami chi-square yaitu didapatkan nilai p =
kelelahan dan tidak mengalami 0,00. Angka tersebut menunjukkan
kecelakaan kerja sebanyak 38 angka yang signifikan karena nilai p
(33,6%) orang, kemudian pada lebih kecil dibandingkan dengan
pekerja yang mengalami kelelahan taraf signifikansi ()= 5% (0,05).
dan mengalami kecelakaan kerja Nilai tersebut menunjukkan bahwa
sebanyak 75 (66,4%) orang pekerja. Ho ditolak dan dapat disimpulkan
Dari data hasil penelitian tersebut bahwa ada hubungan yang signifikan
diketahui bahwa distribusi frekuensi antara kelelahan dengan kejadian
terbanyak adalah pekerja yang kecelakaan kerja pada pekerja
mengalami kelelahan dan juga galangan PT. Bandar Abadi Shipyard
diikuti dengan riwayat kecelakaan Batam Tahun 2015. Bukti adanya
kerja yaitu 75 orang pekerja. hubungan tersebut juga diperkuat
Banyaknya jumlah ini menunjukkan oleh hasil analisis relatif risk (RR)
adanya peran faktor manusia yang kelelahan dalam menyebabkan
lebih tinggi dalam terjadinya kecelakaan kerja. Hasil nilai RR =
kecelakaan kerja pada perusahaan 2,796. Nilai tersebut menyatakan
ini. Dalam penelitian ini, faktor bahwa pekerja yang mengalami
manusia yang dimaksud adalah kelelahan beresiko 2,796 kali atau
adanya kelelahan pada pekerja. hampir 3 kali untuk terjadi
Sesuai dengan hasil penelitian kecelakaan kerja dibandingkan

65
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 15 Agustus 2018 :: Revised: 09 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

dengan pekerja yang tidak bekerja (0,001). Semua variabel


mengalami kelelahan. Dengan nilai tersebut memiliki hubungan yang
confident interval 95% (1,568 - bermakna dengan terjadinya
4,985) maka nilai relatif risk kecelakaan kerja. Pada penelitian
dinyatakan signifikan atau deskriptif oleh Lena Juliya tentang
bermakna. faktor-faktor penyebab terjadinya
Hasil penelitian di atas juga kecelakaan kerja pada pekerja Devisi
sesuai dengan teori oleh Sanders Tempa dan Cort PT. PINDAD
dan Shaw dalam suatu model yang (PERSERO) Bandung didapatkan
disebut sebagai Contributing Factors faktor kelelahan sebesar 69,5 %
in Accident Causation (CFAC). Model dalam menyebabkan kecelakaan
ini menjelaskan bahwa kelelahan kerja.
dapat menyebabkan kecelakaan Pada penelitian di atas
kerja pada pekerja. Faktor-faktor didapatkan hasil yang sama dengan
yang berkaitan dengan manajemen, yang dilakukan oleh peneliti
lingkungan kerja, peralatan, sifat walaupun pada perusahaan dan jenis
pekerjaan, dan lingkungan sosial pekerjaan yang berbeda. Hal ini
dan psikologi secara nyata dikarenakan beberapa faktor seperti
mempengaruhi tingkat kelelahan beban kerja, jadwal kerja, keadaan
(fatigue) pada pekerja. Pada bagian lingkungan kerja, peralatan kerja dan
galangan kapal ini faktor yang waktu istirahat serta cuti
berkaitan dengan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kelelahan pada
seperti cuaca yang panas, peralatan pekerja-pekerja tersebut. Kemudian
kerja yang berat dan berbahaya, kelelahan berpengaruh terhadap
sifat pekerjaaan dengan beban yang perilaku pekerja sehingga dapat
berat. Kelelahan tersebut terjadi kecelakaan kerja.
menyebabkan penurunan
kewaspadaan, konsentrasi, dan 5. KESIMPULAN
motivasi sehingga pekerja 1. Terdapat 56,5% pekerja yang
cenderung melakukan Perilaku Kerja mengalami kelelahan. Tingginya
Tidak Selamat (PKTS) dan angka kelelahan hingga lebih
mengakibatkan kecelakaan akibat dari 50% dikarenakan adanya
kerja (Hadipoetro, 2014). aktivitas kerja yang berlebihan
Hasil penelitian serupa dan waktu istirahat yang tidak
dilakukan oleh Anwarudin tentang cukup pada pekerja. Hal ini
analisis faktor penyebab kejadian menyebabkan ketidak
kecelakaan kerja di departemen seimbangan aktivitas otot dan
produksi PT. Bintang Makmur Sentosa proses pemulihan sehingga
Textil Industri Tahun 2014. Pada mudah mengalami kelelahan.
penelitian ini, variabel kelelahan yang 2. Terdapat pekerja yang
termasuk sebagai faktor manusia mengalami kecelakaan kerja
memiliki nilai p yang signifikan = sebanyak 111 (55,8%) orang.
0,001. Selain itu terdapat faktor Tingginya angka kecelakaan
kelalalaian penggunaan APD (0,034), kerja pada perusahaan ini lebih
memaksakan tubuh bekerja keras banyak dikarenakan faktor
(0,013), tidak bergairah dalam manusia seperti kelelahan fisik

66
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 15 Agustus 2018 :: Revised: 09 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

maupun psikologis yang Juliya, Lena. 2004. Studi Deskriptif


menyebabkan perilaku kerja Tentang Faktor Manusia Dan
yang tidak aman dan hanya Terjadinya Kecelakaan Kerja
Di Divisi Tempa dan Cort PT.
sedikit dikerenakan oleh kondisi
Pindad (Persero). Bandung.
kerja yang tidak aman. Lembaga Informasi Perburuhan
3. Hasil penelitian bivariat dapat Sedane. 2012.
disimpulkan kelelahan memiliki https://sedanelips.wordpress.
hubungan yang bermakna com. Diakses tanggal 28 Juli
terhadap terjadinya kecelakaan 2015.
kerja. Pekerja yang mengalami Mayendra, Oni. 2009. Analisis
Penyebab Kecelakaan
kelelahan lebih beresiko 2,796
Berulang di PT. X. Depok.
kali lebih tinggi untuk Departemen Keselamatan
mengalami kecelakaan kerja dan Kesehatan Kerja. FKM UI
daripada pekerja yang tidak Meilya, Farika Indah & Hasan, Zain.
mengalami kelelahan. 2014. Hubungan Usia Dan
Masa Kerja Dengan Kelelahan
DAFTAR PUSTAKA Kerja Pada Pengemudi Mobil
Anwarudin. 2015. Analisis Faktor Tangki Pt. Elnusa, Tbk
Penyebab kejadian Banjarmasin. FKM Universitas
Kecelakaan Kerja di Islam Kalimantan.
Departemen Produksi PT. Pratomo, Bangkit dkk. 2012. Analisis
Bintang Makmur Sentosa Penyebab Kelelahan Operator
Textil Industri. Surakarta. Haul Dumptruck di PT Rantau
Fakultas Kedokteran. Nangka Kalimantan Selatan.
Universitas Sebelas Maret. Surabaya. Program Studi
Hadipoetro, Sajidi. 2014. Teknik Industri,UNDIP.
Manajemen Komprehensif Santoso, Gempur. 2004. Ergonomi
Keselamatan Kerja. Jakarta : Manusia, Peralatan dan
Yayasan Patra Tarbiyyah Lingkungan. Jakarta: Prestasi
Nusantara. Pustaka Publisher.
Harianto, Feri. 2014. Pengaruh Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya
Perilaku Dan Pengalaman Manusia dan Produktivitas.
Kerja Terhadap Kejadian Bandung: CV Mandar Maju.
Kecelakaan Kerja Konstruksi (OHSAS 18001). Seri
di Surabaya. Manajemen K3. Jakarta. PT
HK, Handoko. 2008. Hubungan Dian Rakyat.
Antara Jam Kerja dengan Sulistioningsih, Lilis. 2013. Faktor –
Fatique Pada Pekerja Proyek Faktor Yang Berhubungan
Pembangunan Rumah di Dengan Kelelahan Kerja Pada
Bengkulu Selatan. FKM. Tenaga Kerja Di Bagian Food
Universitas Muhammadiyah Production. Medica Majapahit.
Bengkulu. Suma’mur, PK. 2014. Higiene
ILO. 2013. Kesehatan dan Perusahaan dan Kesehatan
Keselamatan Kerja di Tempat Kerja. Jakarta : Sagung Seto
Kerja. Jakarta: ILO
Jamsostek Intensifkan Pelatihan K3.
2012. http://www.
jamsostek. co. id/ content/
news.php? id=2855. Diakses
tanggal 27 Juli 2015

67

You might also like