You are on page 1of 13

Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017

Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

STRATEGI PENERJEMAHAN TAMYĪZ DALAM BUKU


AT-TIBYĀN FĪ ĀDĀBI CHAMALATIL-QUR’ĀN
KARYA IMAM AN-NAWAWI

Ahmad Falahudin
falahudinahmad883@gmail.com

Abdul Malik
malik.el.dayak@gmail.com

Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya


Universitas Sebelas Maret

Abstract

This research aims to describe the types of tamyīz (accusative of specification) translation
and strategies of translation applied by translator to translate tamyīz on Imam Nawawi’s
At-Tibya>n Fi> A>da>bi Chamalatil-Qur’a>n (TACQ). The method used in this research is
descriptive qualitative. Conducted by observation and marking technique, the collecting
data was done by non-interactive method that is identifying and classifying the types of
tamyīz found in source language, and matching them with target language translation. The
analyzing data uses 3 steps i.e reducing data, presenting, and concluding. The results of
this research reveal there are 3 types of tamyīz that are tamyi>z asma>ul a‘da>d, tamyi>z
muchawwal ‘an mubtada’ and tamyi>z muchawwal ‘an maf‘u>l. These types of tamyīz
was translated into target language by set of constructs noun phrase, verb phrase, and
counted noun phrase. Second, the translator applied 8 strategies of translation to translate
tamyīz in TACQ. Among these strategies, the semantic strategy was the most used
strategy than others. It was used in 64,29%, whereas structural strategy was used in
35,71%. It’s clear to conclude that the translator favors meaning aspect to translate
message clearly and effectively in target language.

Keywords: Tamyīz (accusative of specification), type of translation, strategy of


translation, Arabic-Indonesia translation.

‫الملخص‬
،‫هذا البحث إىل وصف أشكال ترمجة التمييز يف كتاب التبيان يف آداب محلة القرآن لإلمام النووي‬ ‫يهد‬
‫ووصف إسرتاتيجيّة الرتمجة ال يستخدمها املرتجم ليرتجم التمييز يف كتاب التبيان يف آداب محلة القرآن لإلمام‬
‫ كيفية مجع البيانات تتم من خالل طريقة‬.‫ النوعي‬- ‫ املنهج املستخدم ىف هذا البحث هو املنهج الوصفي‬. ‫النووي‬
‫التسجيل والكتابة وهي طريقة غري االتصالية تتم تعي البيانات وتصنيفها ىف لغة األصل مث البحث عن ترمجتها‬
‫ توصل البحث إىل‬. ‫ أما حتليل البيانات فيتم عن طريقة تنقيص البيانات وتقدميها واستنتاجها‬. ‫ىف لغة اهلد‬
، ‫ أ ّن يف الكتاب التبيان يف آداب محلة القرآن ثالثة أنواع التمييز وهي متييز أمساء األعداد‬،‫ أوال‬:‫النتائج التالية‬
‫ ومركب‬، ‫ ّأما أشكال الرتمجة من أنواع التمييز هي مركب امسي‬.‫حمول عن مفعول‬ ّ ‫ ومتييز‬، ‫حمول عن مبتدأ‬ ّ ‫ومتييز‬
‫ أ ّن املرتجم يستخدم مثان إسرتاتيجيّات ليرتجم التمييز يف كتاب التبيان يف آداب‬،‫ ثانيا‬.‫ ومركب عددي‬، ‫فعلي‬
% 6٧،٥١ ‫ استخدم املرتجم اإلسرتاتيجية املعنوية أكثر من اإلسرتاتيجية الرتكيبية يف ترمجت بنسبة‬.‫محلة القرآن‬

67
Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

‫يفضل جانب املع على‬


ّ ‫يدل على أ ّن املرتجم‬
ّ ‫ وهذا‬.‫ لإلسرتاتيجية الرتكيبية‬% ١٢،٤٠‫لإلسرتاتيجية املعنوية و‬
.‫جانب الرتكيب حىت بلت املع من لغة األصل إىل لغة النقل جيدا‬
.‫ الرتمجة من العربية إىل اإلندونيسية‬،‫ إسرتاتيجيّة الرتمجة‬،‫ أشكال الرتمجة‬،‫ التمييز‬:‫الكلمات المفتاحية‬

PENDAHULUAN penerjemahan tamyi>z dan strategi


Penerjemahan memegang peranan penerjemahan tamyīz. Pengertian at-
penting dalam proses pertukaran tamyīz (distinctive) menurut Ash-
informasi, budaya, seni dan Shanha>jiy (2001: 32) adalah ism manshūb
perkembangan ilmu pengetahuan. Bagi (akusatif) untuk menjelaskan maksud dari
umat Islam di Indonesia, penerjemahan kata sebelumnya yang belum jelas, berupa
juga memegang peranan yang sangat ism nakirah (nomina indefinit) dan
penting, khususnya penerjemahan dari terletak setelah kalimat yang sempurna.
bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Kitab Tamyi>z merupakan susunan gramatikal
al-Qur`an dan hadits dapat dipahami yang khas dalam bahasa Arab, oleh karena
dengan baik karena telah diterjemahkan itu perlu untuk dilakukan penelitian
ke dalam bahasa Indonesia. Penerjemahan mengenai susunan ini khususnya
merupakan aktivitas pengalihbahasaan mengenai strategi yang diterapkan oleh
teks dari Bahasa Sumber (BSu) menuju penerjemah untuk mengatasi perbedaan
Bahasa Sasaran (BSa) dengan berusaha karakteristik bahasa Arab dengan bahasa
mencari padanan yang paling tepat, jelas, Indonesia.
dan wajar dalam bahasa sasaran (BSa) Strategi penerjemahan menurut
(Burdah, 2004: 9; Catford, 1965: 20; Suryawinata (2003: 67) adalah sebuah
Widyamartaya, 1989: 38). taktik yang diterapkan penerjemah untuk
Salah satu buku yang cukup banyak menerjemahkan kata atau kelompok kata
dikaji di pesantren khususnya pesantren atau kalimat dalam BSu. Suryawinata
tachfīzhul qur’an adalah buku At-Tibyān (2003: 67) membagi strategi
fi> Ādābi Chamalatil-Qur’a>n karya Imam penerjemahan menjadi dua jenis utama,
An-Nawawi. Pesantren yang mengkaji yaitu strategi struktural dan strategi
buku ini antara lain: pesantren Isy Karima, semantis. Adapun Newmark (1988: 81)
pesantren Mush‘ab Bin Umair, dan menyebut strategi penerjemahan sebagai
pesantren Tahfizh Al-Ma‘rifat Wal Adab. prosedur yang terbagi menjadi 17 macam.
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam Penelitian yang berkaitan dengan
bahasa Indonesia dengan judul At-Tibyān strategi penerjemahan sudah pernah
Adab Penghafal Al-Qur`an. Buku At- dilakukan sebelumnya, tetapi beberapa
Tibyān fi> Ādābi Chamalatil-Qur’a>n karya kajian tersebut berbeda pada objek
Imam An-Nawawi ini membahas perihal materialnya. Pada penelitian ini, peneliti
yang sangat penting dan perlu diketahui mengambil tiga kajian pustaka dalam
oleh setiap umat Islam yaitu perkara- bidang penerjemahan khususnya strategi
perkara yang berkaitan dengan adab, tata penerjemahan, dua pustaka mengenai
krama, dan sopan santun kita dalam buku At-Tibyān fi> Ādābi Chamalatil-
menjalin dan berinteraksi dengan sesama Qur’a>n (TACQ), dan satu pustaka
manusia khususnya terhadap guru (Muhdi, mengenai tamyi>z antara lain:
2016: 5). Dengan pertimbangan itulah Barathayomi (2012) dalam
peneliti memilih buku ini sebagai objek penelitian tesis yang berjudul Strategi
penelitian. Penerjemahan Istilah Budaya dalam
Adapun penelitian ini Novel Olive Kitteridge: Kritik Terjemahan
memfokuskan kajiannya pada bentuk Berdasarkan Model Analisis Teks yang

68
Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

Berorientasi pada terjemahan, membahas menunjukkan bahwa penerjemah


tentang strategi penerjemahan yang menerapkan dua macam strategi, yaitu:
diterapkan penerjemah untuk strategi struktural dengan prosentase 24%
menerjemahkan istilah budaya dalam dan strategi semantik dengan prosentase
novel Olive Kitteridge dan kritik terhadap 76%. Hasil penelitian juga menunjukkan
hasil terjemahannya. Hasil penelitian bahwa kualitas terjemahan yang
menunjukkan bahwa penerjemah dihasilkan masih kurang akurat, kurang
menerapkan 12 strategi untuk berterima, dan terbaca sedang.
menerjemahkan 180 istilah budaya. Adapun penelitian tentang buku
Dalam penelitian ini juga diketahui tujuan TACQ pernah dilakukan oleh Hasanah
penerjemah adalah untuk memperkaya (2015) dalam penelitian skripsi yang
istilah budaya pembaca dengan berjudul Studi Analisis Pemikiran Imam
memberikan catatan kaki dan penjelasan Nawawi Tentang Kompetensi Kepribadian
tambahan, tetapi kegagalan penerjemah Guru dalam Pendidikan Islam (Kajian
terlihat dari penerapan strategi Kitab At-Tibyān fi> Ādābi Chamalatil-
transferensi dan penerjemahan harfiah Qur’a>n). Penelitian ini membahas tentang
yang menjadikan terjemahan kurang tepat kompetensi kepribadian guru menurut
dan tidak wajar. pandangan Imam Nawawi dalam kitab
Adisoemarta (2011) dalam TACQ dan relevansinya terhadap
penelitian tesis yang berjudul Strategi pendidikan Islam sekarang. Hasil
Penerjemahan Buku Mother Teresa: penelitian ini menunjukkan: (1)
Come Be my Light ke dalam Bahasa kompetensi kepribadian guru dalam kitab
Indonesia: Kritik Terjemahan TACQ yaitu hendaknya guru memiliki
Berdasarkan Model Analisis Teks yang akhlak mulia serta menjauhi segala
Berorientasi pada Penerjemahan, perilaku yang dapat menjatuhkan
membahas tentang strategi penerjemahan keilmuannya dan harga dirinya, (2)
yang diterapkan penerjemah dan kritik pemikiran Imam Nawawi tentang
terhadap terjemahan buku Mother Teresa: kompetensi kepribadian guru bila
Come Be my Light dalam bahasa dihubungkan dengan pendidikan Islam
Indonesia. Penelitian ini menyimpulkan sekarang kurang relevan karena saat ini
bahwa penerjemah menerapkan strategi guru merupakan sebuah profesi untuk
semantis dan penerjemahan buku ini mencari keuntungan materi dan jabatan
merupakan proses yang melibatkan saja.
banyak aktor dengan kepentingan berbeda Selanjutnya, Muhdi (2016) dalam
sehingga skop hanya dapat dicapai jika sebuah laporan penelitian individual
kompromi mengenai strategi dosen yang berjudul Konsep Moral
penerjemahan dapat dilakukan oleh semua Pendidik dan Peserta Didik menurut
aktor itu di bawah panduan penerjemah Imam al-Nawawi (Studi Analisis Sufistik
sebagai pakar komunikasi antar budaya. kitab At-Tibyān fi> Ādābi Chamalatil-
Penelitian dalam bidang Qur’a>n(, membahas tentang konsep moral
penerjemahan juga pernah dilakukan oleh pendidik dan peserta didik menurut Imam
Annisaa (2016) dalam penelitian skripsi Nawawi dan implikasi nilai-nilai
yang berjudul Strategi Penerjemahan dan pendidikan moral berbasis tasawuf yang
Kualitas Terjemahan Pada Teks dapat dikembangkan dari kitab TACQ
Terjemahan Piagam Madinah. Penelitian terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
ini membahas tentang strategi Hasil penelitian ini secara umum dapat
penerjemahan yang diterapkan disimpulkan bahwa Imam Nawawi secara
penerjemah dalam menerjemahkan teks jelas dan lengkap mengungkap pemikiran
Piagam Madinah dan kualitas sebuah konsep moral yang hendaknya
terjemahannya. Hasil penelitian melekat dalam diri seorang Pendidik

69
Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

(Guru) dan Peserta Didik (Murid). 20 kitab”, “‫”زيد أكرم منك أبا وأمجل منك وجها‬
Sebagaimana banyak digambarkan oleh Zaidun akramu minka aban wa ajmala
para ahli pendidikan, bahwa seorang guru minka wajhan “Zaid lebih baik darimu,
hendaknya bisa menjadi teladan yang baik bapaknya dan dia lebih tampan darimu,
untuk murid-muridnya. wajahnya”. Beliau juga menambahkan
Adapun penelitian tentang tamyi>z bahwa tamyi>z harus berbentuk ism
pernah dilakukan oleh Lubis (2010) dalam nakirah (nomina indefinit) dan disebutkan
penelitian skripsi yang berjudul Analisis setelah kalimat terbentuk sempurna.
Tamyi>z pada Surat Al-Baqarah, Para ahli tersebut membagi tamyi>z
membahas tentang jenis-jenis tamyi>z yang menjadi dua, yaitu tamyi>z malfu>zh dan
terdapat dalam surat al-Baqarah dan tamyi>z malchu>zh. Tamyi>z malfu>zh dibagi
kedudukan i’rab tamyi>z-nya. Hasil menjadi tiga, yaitu asma>ul a‘da>d (nomina-
penelitian ini menunjukkan jenis-jenis nomina penunjuk bilangan), asma>ul
tamyi>z yang ditemukan dalam surat al- maqa>di>r (nomina-nomina penunjuk
Baqarah adalah jenis tamyi>z ‘adad sharih, ukuran), asyba>hul maqa>di>r (hal yang
tamyi>z ‘adad mubham, tamyi>z nisbah menyerupai ukuran). Adapun tamyi>z
muchawwal, dan tamyi>z ghairu malchu>zh juga dibagi menjadi tiga, yaitu
muchawwal. Tamyi>z pada dasarnya muchawwal ’an fa>’il (sebagai pengganti
dinisbahkan tetapi terkadang dapat subjek), muchawwal ’an maf’u>l (sebagai
dijarkan dengan idha>fah dan huruf jar pengganti objek), muchawwal ’an
min. Pada penelitian ini juga mubtada’ (sebagai pengganti mubtada’/
menunjukkan kasus manshu>b dan majru>r subjek). Adapun Asrori (2004: 59)
yang ditemukan dalam surat al-Baqarah. mengistilahkan tamyi>z dengan frasa
Penelitian ini memanfaatkan teori tamyizy yang terdiri dari mumayyaz dan
tamyīz dan teori strategi penerjemahan. tamyi>z. Dalam bahasa Indonesia, frasa
Teori pertama adalah at-tamyi>z. Ghani tamyizy ini diterjemahkan dalam bentuk
(2010: 479) menjelaskan makna tamyi>z frasa nominal, frasa verbal, dan frasa
secara bahasa artinya al-fashlu (pemisah), numeralia.
at-tafsi>r (penjabar), at-tabyi>n (pemberi Teori kedua dalam penelitian ini
keterangan), dan at-taudhi>ch (penjelas). adalah berupa strategi penerjemahan.
Adapun at-tamyi>z secara istilah adalah Strategi penerjemahan menurut
ism naki>rah (nomina indefinit) yang ber- Suryawinata (2003: 67) adalah taktik
i’ra>b manshu>b (akusatif) yang disebutkan penerjemah untuk menerjemahkan kata
setelah kalimat sempurna dengan tujuan atau kelompok kata, atau mungkin yang
untuk menjelaskan maksud dari kata lebih kecil untuk diterjemahkan. Dalam
sebelumnya yang belum jelas (Ghani, literatur tentang terjemahan, strategi
2010: 479; Hamid, 2008: 249; Ni‘mah, penerjemahan disebut dengan prosedur
2008: 85). Ad-Dahdah (1993: 179) penerjemahan (translation procedure)
mengistilahkan tamyi>z dengan distinctive. sebagaimana juga yang disebut Newmark
Adapun Ash-Shanha>jiy (2001: 32) dalam (1988) dalam bukunya a Textbook of
matan al-Juru>miyyah mendefinisikan at- Translation.
tamyi>z adalah ism manshūb (nomina Newmark (1988: 81-93) membagi
akusatif) yang menjelaskan bagian yang prosedur penerjemahan menjadi 17
dzat/kata yang masih samar (kurang jelas/ macam prosedur, yakni Transference/
masih umum/ masih mengundang Transferensi, Naturalisation/ Naturalisasi,
pertanyaan). Seperti ungkapan; “ ‫تصبّب زيد‬ Cultural Equivalent/ Padanan Budaya,
‫ ”عرقا‬tashabbaba Zaidun ’araqan “Zaid Functional Equivalent/ Padanan
Fungsional, Descriptive Equivalent/
bercucuran, keringatnya”, “‫”اشرتيت عشرين كتابا‬
Padanan Deskriptif, Synonymy/ Sinonim,
isytaraitu ’isyri>na kita>ban “saya membeli Through-Translation/ Terjemahan Literal,

70
Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

Shift or Transpositions/ Transposisi,


Modulation/ Modulasi, Recognised Berdasarkan pengamatan peneliti,
Translation/ Terjemahan Resmi, 14 prosedur penerjemahan Newmark
Translation Label/ Terjemahan Label, (1988) memiliki kesamaan fungsi dengan
Compensation/ Kompensasi, 10 strategi penerjemahan Suryawinata
Componential Analysis/ Analisis (2003) yang dapat dilihat pada tabel 1.
Komponensial, Reduction and Expansion/ berikut.
Penyempitan dan Perluasan, dan
Paraphrase/ Parafrase, Couplet (Bait),
dan Notes, Addition, and Glosses/
Catatan, Penambahan, dan Pengurangan.
Pembagian Prosedur/Strategi
Oleh Newmark (1988) dan Suryawinata (2003)
No Newmark (1988) Suryawinata (2003)
1.  Shift or Transposition (Transposisi) Struktural – Transposisi

2.  Naturalization (Naturalisasi) Semantis – Pungutan


 Transference (Transferensi)
3.  Cultural Equivalent (Padanan Budaya) Semantis – Padanan Budaya
 Translation Label (Terjemahan Label)
4.  Descriptive Equivalent (Padanan Semantis – Padanan Deskriptif
Deskriptif) dan Analisis Komponensial
 Componential Analysis (Analisis
Komponensial)
5.  Synonym (Sinonim) Semantis – Sinonim
 Functional Equivalent (Padanan Fungsi)
6.  Recognized Translation (Terjemahan Semantis – Terjemahan Resmi
Resmi)
7.  Reduction and Expansion (Penyusutan Semantis – Penyusutan dan
dan Perluasan) Perluasan
8.  Notes, Addition, and Glosses (Catatan, Semantis – Penambahan
Penambahan, dan Pengurangan)
 Paraprhrase (Parafrase)
9.  Notes, Addition, and Glosses (Catatan, Semantis – Penghapusan
Penambahan, dan Pengurangan)
10.  Modulation (Modulasi) Semantis – Modulasi

Tabel 1. Pembagian Strategi Penerjemahan

Adapun teori strategi penerjemahan hasil terjemahan yang berterima secara


yang digunakan untuk menganalisis struktural di dalam BSa. Struktural yang
rumusan masalah kedua terbagi menjadi dimaksud adalah struktur gramatikal BSa
dua macam, yakni strategi penerjemahan yang berlaku pada masyarakatnya. Dalam
struktural dan strategi penerjemahan penelitian ini struktur BSa yang dimaksud
semantis. Suryawinata (2003: 67) adalah struktur bahasa Indonesia yang
menjelaskan mengenai strategi sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia
penerjemahan struktural sebagai strategi (EBI) dan Tata Bahasa Baku Bahasa
yang diterapkan penerjemah berkaitan Indonesia (TBBI). Strategi ini memiliki
dengan struktur kalimat. Strategi ini tiga jenis strategi, yaitu penambahan,
bersifat wajib dilakukan untuk mendapat pengurangan, dan transposisi.

71
Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

Strategi penerjemahan jenis kedua pengumpulan data berupa teknik simak


adalah strategi penerjemahan semantis. dan catat. Data dikumpulkan dengan
Suryawinata (2003: 70) menjelaskan metode noninteraktif, yaitu dengan cara
mengenai strategi penerjemahan semantis mengidentifikasi tamyi>z dalam BSu dan
sebagai strategi yang berkaitan dengan mengelompokkan jenis tamyi>z-nya
makna kata atau kalimat BSu. Penerapan kemudian menyepadankan dengan hasil
strategi ini merupakan pertimbangan dari terjemahannya dalam BSa. Adapun dalam
penerjemah dalam membawa kata atau menganalisis data, penelitian ini
kalimat BSu ke dalam BSa. Strategi ini menggunakan tiga tahapan Miles
memiliki sembilan jenis strategi, yaitu (1994:10), yaitu reduksi, penyajian, dan
pungutan, padanan budaya, padanan kesimpulan.
deskriptif dan analisis komponensial,
sinonim, terjemahan resmi, penyusutan dan PEMBAHASAN
perluasan, penambahan, penghapusan, dan 1. Bentuk Penerjemahan Tamyi>z
modulasi. (Distinctive)
Pada penelitian buku At-Tibyān fi>
METODE PENELITIAN Ādābi Chamalatil-Qur’a>n (TACQ) telah
Sumber data dalam penelitian ini ditemukan 39 data tamyi>z. Adapun dari 39
adalah 39 data berupa kalimat yang data tersebut terdiri dari 33 tamyi>z
mengandung tamyi>z yang diambil dari malfu>zh berupa asma>ul a‘da>d (nomina-
buku yang berjudul At-Tibyān fi> Ādābi nomina penunjuk bilangan) dengan
Chamalatil-Qur’a>n karya Imam Abu prosentase 84,62%, 5 tamyi>z malchu>zh
Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi, muchawwal ’an mubtada’ (sebagai
terbitan Maktabah Ibn ‘Abba>s kota pengganti subjek) dengan prosentase
Manshu>rah tahun 2014. Buku ini 12,82%, dan 1 tamyi>z malchu>zh
diterjemahkan oleh Umniyyati Sayyidatul muchawwal ’an maf’u>l (sebagai pengganti
Hauro`, Shafura Mar’atu Zuhda, dan objek) dengan prosentase 2,56%. Adapun
Yuliana Sahadatilla dengan judul At- mengenai bentuk penerjemahan tamyi>z
Tibyān Adab Penghafal Al-Qur`an terbitan (distinctive) terlihat pada tabel 2 berikut.
Al-Qowam, Sukoharjo tahun 2014.
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif (Sutopo, 2002: 110) yang
disajikan secara deskriptif. Teknik
NO Tamyi>z (Distinctive) Terjemahan Bentuk
Tamyi>z Malchu>zh Muchawwal ‘An Mubtada’
1. ‫جخذا‬
ْ ‫أج ْكثجـ ُر أ‬
lebih banyak hafalan Frasa Nominal
2. ‫جصغججر ِمْن ُ ِسنًّا جوأجقج َّل ُش ْهجرة‬
ْ‫أ‬
lebih muda umurnya, tidak Frasa Nominal
setenar dirinya, tidak semulia
‫ص جالح‬ ‫جونج جسبا جو ج‬ nasab dan keshalihannya
3. ‫جش ُّد تجـ جفلُّتا‬
‫أج‬
Lebih cepat lepas Frasa Verbal
4. ‫جش ُّد تجأْثِْيـرا‬
‫جوأ ج‬
Lebih memengaruhi Frasa Verbal
5. ‫جش ُّد أج جذنا‬‫أج‬
Sangat senang mendengarkan Frasa Verbal
Tamyi>z Malchu>zh Muchawwal ‘An Maf‘u>l
6. ‫ص ْوتا‬
‫أج ْح جس جن ج‬
Lebih bagus suaranya Frasa Nominal
Tamyi>z Malfu>zh Asma>ul A‘da>d (mumayyaz+tamyi>z)
7. ‫جع ْش ِر لجيجال‬ Sepuluh hari Frasa Numeralia

72
Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

8. ِ ‫مثجج‬
‫ان جختج جمات‬ Delapan kali Frasa Numeralia
9. ‫ث جختج جمات‬
‫ثججال ج‬
Tiga kali Frasa Numeralia
10. ‫ث جختج جمات‬
‫ثججال ج‬
Tiga kali Frasa Numeralia
11. ‫أ ْجربج جع جختج جمات‬ Empat kali Frasa Numeralia
12. ‫أ ْجربج جع جختج جمات‬ Empat kali Frasa Numeralia

13. ‫عج ْش ِر آيت‬ Sepuluh ayat Frasa Numeralia


14. ‫ِمائجِة آيجة‬ Seratus ayat Frasa Numeralia
15. ‫ف آيِة‬ ِ ْ‫أجل‬ Seribu ayat Frasa Numeralia
16. ‫ثججالثجةُ أ ْجو ُج‬ Tiga pendapat Frasa Numeralia
17. ِ ‫ثججالثجِة مو‬
‫اض جع‬ Tiga tempat Frasa Numeralia
‫جج‬
18. ‫ث جمَّرات‬ ‫ثججال ج‬
Tiga kali Frasa Numeralia
19. ‫عِ ْش ِريْ جن ُس ْوجرة‬ Dua puluh surat Frasa Numeralia
20. ‫أ ْجربج جع جس جكتجات‬ Empat tempat Frasa Numeralia
21. ‫أ ْجربج جع جع ْشجرجة جس ْج جدة‬ Empat belas ayat Frasa Numeralia
22. ‫أ ْجربج جع جع ْشجرةج جس ْج جدة‬ dihapus dihapus
23. ‫س جع ْشجرجة جس ْج جدة‬
‫مخجْ ج‬
Lima belas ayat sajdah Frasa Numeralia
24. ‫ثججالثجةُ أ ْجو ُج‬ Tiga pendapat Frasa Numeralia
25. ‫ثججالثجةُ أ ْجو ُج‬ Tiga pendapat Frasa Numeralia
26. ‫ث جمَّرات‬ ‫ثججال ج‬
dihapus dihapus
27. ‫ثججالثجةُ أ ْجو ُج‬ Tiga pandangan Frasa Numeralia
28. ‫أ ْجربجـ جعةُ جآال ِ جملجك‬ Empat ribu malaikat Frasa Numeralia
29. ‫ث جمَّرات‬ ‫ثججال ج‬
Tiga kali Frasa Numeralia
30. ‫ث رجك جعات‬ ِ ‫ثججال‬ Tiga rakaat Frasa Numeralia
31. ‫ث جمَّرات‬ ‫ثججال ج‬
Tiga kali Frasa Numeralia
32. ‫أ ْجربج جع نُ جسخ‬ Empat mushaf Frasa Numeralia

‫ف‬ ِ ‫سبـعةج م‬
‫صاح ج‬
33. Tujuh mushaf Frasa Numeralia
‫جْ ج ج ج‬
34. ‫ث لُغجات‬ ُ ‫ثججال‬
Tiga cara pelafalannya Frasa Numeralia
35. ‫ثججالثجةُ أ ْجو ُج‬ Tiga pendapat Frasa Numeralia
36. ‫ثججالثجةُ أ ْجو ُج‬ Tiga pendapat Frasa Numeralia

73
Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

37. ‫أ ْجربج ُع لُغجات‬ Empat variasi bahasa Frasa Numeralia


38 ‫ثججالثجةُ أ ْجو ُج‬ Tiga variasi pengucapan Frasa Numeralia
39. ‫ثججالثِْج قجـ ْوال‬ Tiga puluh pendapat Frasa Numeralia
Tabel 2 Bentuk Penerjemahan Pada data di atas, kalimat dalam
Tamyi>z (distinctive) BSu merupakan jumlah fi‘liyyah (kalimat
Pada tabel 2 di atas terlihat bahwa verbal) dengan pola P+S+O diterjemahkan
tamyi>z malfu>zh asma>ul a‘da>d (mumayyaz dalam BSa dengan pola S+P+O. Kalimat
+ tamyi>z) memiliki data sebanyak 33 data. di atas juga tergolong jumlah manfiyyah
Dari 33 data tersebut, 31 data (kalimat negatif) karena terdapat salah satu
diterjemahkan dalam bentuk frasa kata negasi yaitu “‫”ما‬ ‫ ج‬ma>. Kalimat negatif
numeralia dan 2 data tidak diterjemahkan. menafikan hubungan antara
Adapun tamyi>z malchu>zh muchawwal ‘an mubtada’/subjek dan khabar predikat (Al-
mubtada’ terdapat 5 data. Dari 5 data Farisi, 2011: 228). Dalam terjemahannya,
tersebut, 2 data diterjemahkan dalam penerjemah tetap mempertahankan bentuk
bentuk frasa nominal, dan 3 data kalimat tersebut sebagaimana bentuk
diterjemahkan dalam bentuk frasa verbal. aslinya dalam BSu. Hal ini terlihat dalam
Kemudian tamyi>z malchu>zh muchawwal terjemahannya menggunakan kata “tidak”
‘an maf‘u>l terdapat 1 data. Tamyi>z tersebut yang terletak antara subjek dan predikat,
diterjemahkan dalam bentuk frasa nominal. hanya saja penerjemah melakukan
Dari keterangan tersebut, dapat pengubahan secara struktural karena
disimpulkan bahwa secara umum tamyi>z memang BSa menghendaki demikian.
(distinctive) dalam buku TACQ Struktur BSu dengan pola P+S+O diubah
diterjemahkan dalam bentuk frasa nominal, menjadi pola S+P+O.
frasa verbal, dan frasa numeralia. Tamyi>z pada kalimat di atas adalah
Adapun penjelasan mengenai bentuk kata “‫ت‬ ٌ ‫”ص ْو‬
‫ج‬ shautun. Dalam BSu kata
penerjemahan tamyi>z tersebut adalah
tersebut berfungsi sebagai pengganti
sebagai berikut.
maf‘u>l bih/ objek apabila kalimat tersebut
a. Bentuk Penerjemahan Tamyi>z
dikembalikan kepada bentuk aslinya yaitu
Menjadi Frasa Nominal
Bentuk penerjemahan tamyi>z “ ‫صوت أحد أحسن من‬ ‫ج‬ ‫مسعت‬
ُ ‫ ”فما‬Fama> sami‘tu
menjadi frasa nominal ini terdapat pada 3 shauta achadin achsana minhu. Verba
data tamyi>z yaitu 2 data tamyi>z malchu>zh “‫”مسعت‬
ُ sami‘tu adalah fi‘il+fa>‘il dan frasa
muchawwal ‘an mubtada’ dan 1 data “‫”صوت أحد‬
ُ shautu achadin adalah maf‘u>l
tamyi>z malchu>zh muchawwal ‘an maf‘u>l. bih/objek.
Adapun contoh dan penjelasannya adalah Bentuk penerjemahan tamyi>z pada
sebagai berikut. data di atas adalah berupa frasa nominal
BSu :
yang terangkai dalam frasa “‫ص ْوتا‬ ‫جح جس جن ج‬
ْ ‫”أ‬
ِ ِ
ُ ْ‫ص ْوتا من‬
‫جح جس جن ج‬
ْ ‫جحدا أ‬
‫تأج‬ُ ‫فج جما جمس ْع‬ achsana shautan ‘paling bagus suaranya’.
Fama> sami‘tu achadan Frasa ini berperan sebagai pengisi fungsi
achsana shautan minhu pelengkap objek dalam kalimat di atas.
(An-Nawawi, 2014: 143).
BSa : b. Bentuk Penerjemahan Tamyi>z
Dan [Konj] aku [S] tidak pernah Menjadi Frasa Verbal
mendengar [P] seseorang [O] yang lebih Bentuk penerjemahan tamyi>z
bagus suaranya daripada beliau [Pel] menjadi frasa nominal ini terdapat pada 2
(Hauro’, 2014: 112). data tamyi>z malchu>zh muchawwal ‘an

74
Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

mubtada’. Adapun contoh dan ِ li ha>dza> dan kalimat sebab


majru>r “‫”هل جذا‬
penjelasannya adalah sebagai berikut. yang diawali oleh “‫جن‬ ِ li’anna sampai
َّ ‫”أل‬
BSu :
‫ب التـ َّْرتِْي ُل لِلْ جع جج ِم ِّي‬ ُّ ‫جوِهل جذا يُ ْستج جح‬
akhir kalimat.
Bentuk penerjemahan tamyi>z pada
‫ك‬ ِ َّ ‫الَّ ِذي جال يـ ْفهم معناه ِأل‬ kalimat di atas terangkai pada frasa “ ‫جش ُّد‬ ‫أج‬
‫جن ذجل ج‬ ُ ‫ْ ج ج ُ ج ْج‬ ِ
ِ ‫”تجأْثْيـرا‬ asyaddu ta'tsi>ran ‘sangat
‫ب إِ جىل التـ َّْوق ِْري جو ِاال ْح جرت ِام جوأ ج‬
‫جش ُّد‬ ِ
ُ ‫أجقْـجر‬ memengaruhi’ merupakan frasa verbal
‫ب‬ِ ‫تجأْثِْيـرا ِيف الْ جق ْل‬ yang berperan sebagai pengisi fungsi
keterangan pada kalimat di atas.
Wa li ha>dza>
Penerjemah menerjemahkan kalimat
yustachabbu’t-tarti>lu
dalam BSu ke dalam BSa dengan pola
lil‘ajamiyyil-ladzi> la>
K+S+P+K. Kalimat tersebut masih diapit
yafhamu ma‘na>hu li’anna
oleh keterangan sebab di awal dan di akhir
dza>lika aqrabu 'ila’t-
kalimat, hanya saja penerjemah mengubah
tauqi>ri wal-‘ichtira>mi wa
posisi subjek dan predikatnya, yaitu pola
asyaddu ta'tsi>ran fil-qalbi
P+S diubah menjadi pola S+P. Hal ini
(An-Nawawi, 2014: 127).
terlihat pada kalimat “ُ‫ب التـَّْرتِْيل‬ ُّ ‫”يُ ْستج جح‬
BSa :
Oleh karena itu [K], yustachabbu’t-tarti>lu diterjemahkan
bacaan tartil [S] menjadi “bacaan tartil dianjurkan”.
dianjurkan [P] bagi non- Pada kalimat di atas juga terdapat
Arab [Pel] karena hal itu sifat yang berupa kalimat. Kalimat tersebut
lebih menghormati dan menjadi sifat bagi pelengkap dalam hal ini
memuliakan al-Qur’an adalah kata “‫ ”ال جْع جج ِم ِّي‬al-‘ajamiy ‘non-Arab’
serta lebih memengaruhi tetapi tidak diterjemahkan oleh
hati [K] (Hauro’, 2014: penerjemah, yaitu kalimat “ُ‫”الَّ ِذ ْي جال يجـ ْف جه ُم جم ْعجناه‬
86). al-ladzi> la> yafhamu ma‘na>hu. Seharusnya
Pada data di atas, kalimat dalam kalimat ini diterjemahkan oleh penerjemah
BSu merupakan jumlah fi‘liyyah (kalimat sehingga menambah kejelasan makna
verbal) yang terdiri dari K+P+S+K. Verba dalam kalimat tersebut dan hasil
“‫ب‬ ُّ ‫”يُ ْستج جح‬ Yustachabbu merupakan fi’l terjemahnnya menjadi “Oleh karena itu,
majhu>l (verba pasif) yang berposisi bacaan tartil dianjurkan bagi non-Arab
sebagai predikat dengan mengikuti wazan yang tidak faham maknanya karena hal itu
“‫ ”استفعل – يستفعل‬ustuf‘ila - yustaf‘alu yang lebih menghormati dan memuliakan al-
berarti ‘diutamakan’ (Munawwir, 1997: Qur’an serta lebih memengaruhi hati”.
229), tetapi dalam kalimat ini
diterjemahkan dengan “dianjurkan”. c. Bentuk Penerjemahan Tamyi>z
Kemudian kata “‫ ”التـَّْرتِْي ُل‬merupakan na>ibul Menjadi Frasa Numeralia
Bentuk penerjemahan tamyi>z
fa>‘il atau subjek. Adapun tamyi>z pada
menjadi frasa numeralia ini terdapat pada
kalimat ini adalah kata “‫ ”تجأْثِْيـٌر‬ta'tsi>run 31 data tamyi>z malfu>zh asma>ul a‘da>d.
sebagai pengganti mubtada’ yang terlihat Adapun contoh dan penjelasannya adalah
pada pengubahan kalimat menjadi “ ‫تأثري الرتتيل‬ sebagai berikut.
‫ ”أش ّد‬ta’tsi>ru’t-tarti>li asyaddu. Frasa BSu :
ِ ‫اجلم‬
‫ أجنـ جَّها أ ْجربج جع‬:‫اهْيـ ُر‬ ِِ ِ َّ
ta’tsi>ru’t-tarti>li sebagai mubtada’ dan ism ‫فجالْ ُم ْختج ُار الذي قجالج ُ الشَّافع ُّي جو ْج ج‬
tafdhi>l asyaddu sebagai khabar. Kemudian
pengisi fungsi keterangan terletak di awal
‫جع ْشجرجة جس ْج جدة‬
kalimat sebelum subjek berupa susunan jar Fal-mukhta>rul-ladzi>
qa>lahu’sy-sya>fi‘iyyu wal-

75
Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

jama>hi>ru: annaha> arba‘a Syafi‘i dan jumhur ulama”. Klausa ini


‘asyrata sajdatan (An- mengisi fungsi pelengkap subjek dalam
Nawawi, 2014: 167). kalimat di atas.
BSa :
Pendapat yang dipilih 2. Strategi Penerjemahan Tamyi>z
yang dikatakan oleh (Distinctive)
Syafi‘i dan jumhur ulama Berdasarkan pengamatan peneliti
[S]: ada [P] empat belas terhadap objek material penelitian yaitu
ayat [Pel] (Hauro’, 2014: buku At-Tibyān fi> Ādābi Chamalatil-
138). Qur’a>n (TACQ) dan terjemahannya yang
Pada data di atas, kalimat dalam berjudul At-Tibyān Adab Penghafal Al-
BSu merupakan jumlah ismiyyah (kalimat Qur`an, peneliti menemukan 39 data
nominal) memiliki pola S+P. Subjek pada tamyi>z beserta terjemahannya. Adapun
BSu adalah klausa “ ‫لشافِعِ ُّي‬ َّ ‫ْم ْختج ُار الَّ ِذي قجالج ُ ا‬
ُ ‫فجال‬ dalam menerjemahkan tamyi>z ini,
ِ
‫اجلج جماهْيـُر‬
ْ ‫”و‬ Fal-mukhta>rul-ladzi> qa>lahu’sy- penerjemah menerapkan strategi struktural
‫ج‬ dan strategi semantis sebanyak 70 kali.
sya>fi‘iyyu wal-jama>hi>ru berkedudukan
Penerapan strategi ini tersebar di seluruh
sebagai mubtada’ dengan terjemahan
data dan banyak mengalami pengulangan
“Pendapat yang dipilih yang dikatakan
dalam penerapannya. Penerjemah
oleh Syafi‘i dan jumhur ulama”.
menerapkan strategi struktural sebanyak 25
Sedangkan predikat kalimat di atas adalah
kali dengan prosentase 35,71% sedangkan
klausa “‫ ”أجنـ جَّها أ ْجربج جع جع ْشجرةج جس ْج جدة‬annaha> arba‘a penerapan strategi semantis sebanyak 45
‘asyrata sajdatan berkedudukan sebagai kali dengan prosentase 64,29%. Dengan
khabar dengan terjemahan “ada empat demikian, penerapan strategi semantis
belas ayat”. Tamyi>z dalam kalimat memiliki porsi yang lebih banyak
tersusun bersama mumayyaz-nya sehingga dibandingkan dengan strategi struktural.
membentuk frasa numeralia yaitu “ ‫أ ْجربج جع جع ْشجرةج‬ Berdasarkan fakta ini pula dapat
‫”س ْج جدة‬
‫ ج‬arba‘a ‘asyrata sajdatan ‘empat belas
disimpulkan bahwa penerjemah lebih
mengutamakan aspek semantis atau makna
ayat’. Frasa numeralia ini menduduki
dibandingkan aspek struktural dalam
posisi khabar inna pada salah satu klausa
penerjemahannya dengan maksud agar
kalimat tersebut atau pelengkap predikat
pesan bisa tersampaikan dengan baik
kalimat di atas.
kepada masyarakat BSa. Berikut tabel 3
Peneliti juga menemukan perubahan
mengenai strategi-strategi penerjemahan
bentuk penerjemahan pada salah satu
yang diterapkan penerjemah dalam
klausa yang ada dalam kalimat tersebut.
ِ ‫اجلم‬ ِِ menerjemahkan tamyi>z.
Klausa “‫اهْيـُر‬ ‫ ”قجالج ُ الشَّافع ُّي جو ْج ج‬qa>lahu’sy-
sya>fi‘iyyu wal-jama>hi>ru merupakan klausa
dengan pola P+O+S yang diterjemahkan
menjadi klausa pasif yaitu “dikatakan oleh
Jumlah Prosentase
No Jenis Strategi Penerjemahan
Item(*) (%)
A. Strategi Struktural
1. Penambahan 0 0
2. Pengurangan 0 0
3. Transposisi 25 35,71
Total penerapan Strategi Struktural 25 35,71

76
Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

B. Strategi Semantis
1. Pungutan 9 12,86
2. Padanan Budaya 0 0
3.1. Padanan Deskriptif 1 1,43
3.2. Analisis Komponensial 4 5,71
4. Sinonim 19 27,14
5. Terjemahan Resmi 0 0
6.1. Penyusutan 0 0
6.2. Perluasan 1 1,43
7. Penambahan 8 11,43
8. Penghapusan 2 2,86
9. Modulasi 1 1,43
Total penerapan Strategi Semantis 45 64,29
Total 70 100
(*) Data yang sering muncul
Tabel 3. Strategi Penerjemahan Tamyi>z
(distinctive)

Pada tabel 3 di atas, strategi BSu yang harus diterjemahkan ke dalam


penerjemahan struktural yang paling BSa menurut kaidah baku dalam BSa.
banyak diterapkan oleh penerjemah adalah
strategi struktural-transposisi, yaitu 25 data KESIMPULAN
(35,71%). Strategi ini banyak diterapkan Berdasarkan penelitian yang telah
karena struktur dalam BSu harus dilakukan, dapat ditarik dua kesimpulan
disesuaikan dengan struktur dalam BSa, sebagai jawaban dari rumusan masalah.
sehingga diperlukan pengubahan agar Pertama, Jenis tamyi>z (distinctive) yang
menjadi berterima dalam BSa. ditemukan dalam buku TACQ adalah
Adapun strategi penerjemahan tamyi>z asma>ul a‘da>d, tamyi>z muchawwal
semantis yang paling banyak diterapkan ‘an mubtada’ dan tamyi>z muchawwal ‘an
oleh penerjemah adalah strategi semantis- maf‘u>l. Tamyi>z (distinctive) dalam buku
sinonim, yaitu 19 data (27,14%). TACQ diterjemahkan dalam bentuk frasa
Penerapan strategi ini menjadi dominan nominal, frasa verbal, dan frasa numeralia.
karena penerjemah perlu mencari padanan Kedua, strategi penerjemahan yang
kata yang sesuai untuk menerjemahkan diterapkan penerjemah dalam
kata yang befungsi sebagai tamyi>z dalam menerjemahkan tamyi>z (distinctive) dalam
BSu ke dalam BSa tanpa mengganggu alur buku TACQ ada dua macam, yaitu strategi
kalimat dalam BSa. Kemudian penerjemah penerjemahan struktural dan strategi
tidak menerapkan strategi terjemahan penerjemahan semantis. Pada strategi
resmi, padanan budaya dan penyusutan penerjemahan struktural, penerjemah
dikarenakan tidak adanya istilah menerapkan 1 strategi, yaitu strategi
khusus/istilah budaya atau singkatan dalam transposisi. Adapun pada strategi

77
Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

penerjemahan semantis, penerjemah Dalam Novel Olive Kitteridge :


menerapkan 7 strategi, yaitu strategi Kritik Terjemah Berdasarkan
pungutan, padanan deskriptif dan analisis Model Analisis Teks yang
komponensial, sinonim, perluasan, Berorientasi Pada Penerjemahan.
penambahan, penghapusan, dan modulasi. Tesis. Depok: Universitas
Penerapan strategi semantis lebih banyak Indonesia.
dibandingkan dengan strategi struktural Burdah, Ibnu. 2004. Menjadi Penerjemah
dengan prosentase 64,29% untuk strategi Metode dan Wawasan
semantis dan 35,71% untuk strategi Menerjemahkan Teks Arab.
struktural. Hal ini menunjukkan bahwa Yogyakarta: Tiara Wacana.
penerjemah lebih mengutamakan aspek Catford, J.C. 1965. A Linguistic Theory Of
makna agar pesan dalam BSu bisa Translation: An Essay in Applied
tersampaikan dengan baik dalam BSa. Linguistics. London: Oxford
University Press.
DAFTAR PUSTAKA Ad-Dahdah, As-Safir Anthawan. 1993.
Adisoemarta, Margaretha Manuwembun. Mu‘jam Lughah An-Nachwi Al-
2011. Strategi Penerjemahan ‘Arabi. Beirut: Maktabah
Buku Mother Teresa: Come Be Lubna>n Na>syirun.
My Light ke Dalam Bahasa Dhaif, Syauqi dkk. 2011. Mu‘jam Al-
Indonesia: Kritik Terjemahan Wasith. Kairo: Maktabah asy-
Berdasarkan Model Analisis Syuru>q ad-Dauliyyah.
Teks yang Berorientasi Pada Al-Farisi, Zaka. 2011. Pedoman
Penerjemahan.Tesis. Depok: Penerjemahan: Arab-Indonesia:
Universitas Indonesia. Strategi, Metode, Prosedur, dan
Ali, Muhdi. 2016. Konsep Moral Pendidik Teknik. Bandung: Remaja
dan Peserta Didik menurut Imam Rosdakarya Offset.
al-Nawawi (Studi Analisis Ghani, Aiman Amin ‘Abdul. 2010. Al-
Sufistik kitab At-Tibyān fi> Ādābi Mausu>‘ah Asy-Sya>milah Fi> An-
Chamalatil-Qur’a>n). Purwokerto: Nachwi wash-sharfi wal-
Intitut Agama Islam Negeri. bala>ghah. Kairo: Da>r at-
Alwi, Hasan dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Taufiqiyyah.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Ghani, Aiman Amin ‘Abdul. 2010. An-
Pustaka Nachwu Al-Ka>fi>. Kairo: Da>r at-
Annisaa, Istiqomah. 2016. Strategi Taufiqiyyah.
Penerjemahan dan Kualitas Ghani, Aiman Amin ‘Abdul. 2010. Al-Kāfī
Terjemahan pada Teks Fī Syarhi Al-Ājurūmiyyah. Al-
Terjemahan Piagam Madinah. Iskandariyyah: Dār Ibn Khaldun.
Skripsi. Surakarta: Universitas Hamid, Muhammad Muhyidin ‘Abdul.
Sebelas Maret. 2010. Ilmu Nahwu Terjemah
Asrori, Imam. 2004. Sintaksis Bahasa Tuhfatus Saniyah Syarah
Arab (Frasa-Klausa-Kalimat). Ajurumiyah (penerjemah:
Malang: Misykat. Muhammad Taqdir). Jogjakarta:
Baalbaki, Munir dan Rohi Baalbaki. 2006. Media Hidayah.
Kamus Al-Maurid: Arab-Inggris- Hasanah, Naela Uswatun. 2015. Studi
Indonesia. Surabaya: Halim Jaya. Analisis Pemikiran Imam
Baltahji, Tawfiq Ibn ‘Umar. 2014. Kayfa Nawawi Tentang Kompetensi
Nata‘allam al-I‘ra>b. Beirut: Da>r Kepribadian Guru Dalam
al-Fiqr. Pendidikan Islam (Kajian Kitab
Barathayomi, Wieka. 2012. Strategi At-tibyan Fi Adabi Hamalatil
Penerjemahan Istilah Budaya

78
Jurnal CMES Volume X Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

Qur’an). Skripsi. Kudus: STAIN Tarigan, Henry Guntur. 2009. Prinsip-


Kudus. Prinsip Dasar Sintaksis.
Hauro’, Umniyyati Sayyidatul dkk. 2014. Bandung: Angkasa.
At-Tibyan Adab Penghafal Al-
Qur’an. Sukoharjo: Al-Qowam.
Lubis, Haris Muda P. 2010. Analisis
Tamyi>z pada Surat Al-Baqarah.
Skripsi. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Miles, Matthew B. and A. Michael
Huberman. 1994. Qualitative
Data Analysis. America: Sage.
Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Kamus
Al-Munawwir Arab-Indonesia
Terlengkap. Surabaya: Pustaka
Progressif.
Munawwir, dan Muhammad Fairuz. 2007.
Kamus Al-Munawwir Indonesia-
Arab Terlengkap. Surabaya:
Pustaka Progressif.
An-Nawawi, Abu Zakaria Yahya bin
Syaraf. 2014. At-Tibya>n Fi>
A>da>bi Chamalatil-Qur’a>n.
Manshu>rah: Maktabah Ibn
‘Abba>s.
Newmark, Peter. 1988. A Textbook of
Translation. New York: Prentice
Hall.
Ni’mah, Fuad. 2008. Mulakh-khash
Qawa>‘idul-Lughah al-
‘Arabiyyah. Beirut: Da>r ats-
Tsaqa>fah al-Islamiyyah.
Ash-Shanha>jiy, Muhammad Bin Da>wud.
2001. Matnu al-Muqaddimah al-
A<jurru>miyyah fi’n-Nachwi wal-
I‘ra>bi. Kairo: Maktabah as-
Sunnah.
Suharso dan Ana Retnoningsih. 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Semarang: Widya Karya.
Suryawinata, Zuhridin dan Sugeng
Hariyanto. 2003. Translation:
Bahasan Teori dan Penuntun
Praktis Menerjemahkan.
Yogyakarta: Kanisius.
Sutopo, H. B. 2006. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.

79

You might also like