Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Terapi Bermain Puzzle Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Keterampilan Mencuci Tangan Pada Anak Di SD Taman Sukaria I Kota Tangerang
Pengaruh Terapi Bermain Puzzle Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Keterampilan Mencuci Tangan Pada Anak Di SD Taman Sukaria I Kota Tangerang
Ema Hikmah
Poltekes Kemenkes Banten
Korespondensi: ema_hikmah@poltekkesbanten.ac.id
ABSTRACT
ABSTRAK
Cuci tangan sangat efektif dalam mencegah penularan penyakit, sehingga pengenalan cuci
tangan sejak dini sangat penting agar anak tercegah dari terjangkitnya penyakit. Banyak alat dan
cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat anak melalui
pendidikan kesehatan, salah satunya yaitu dengan terapi bermain puzzle Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh terapi bermain puzzle terhadap pengetahuan, sikap dan
keterampilan cuci tangan pada siswa kelas 1 di SDN Taman Sukaria 1 Kota Tangerang. Tempat
penelitian di SDN taman Sukaria 1 Kota Tangerang periode Juni sampai Nopember 2018.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi-eksperimen. Jumlah responden dalam
penelitian ini adalah 59 siswa dengan rincian 29 orang kelompok control dan 30 orang
kelompok intervensi. Desain kuasi-eksperimen dalam penelitian menggunakan tipe onegroup
design dengan pre dan post test. Analisi bivariat yang digunakan adalah t-test independent.
Hasil penelitian Ada perbedaan signifikan terapi bermain puzzle dapat meningkatkan
pengetahauan, sikap dan keterampilan mencuci tangan pada siswa SD Kls 1 di SDN Taman
Sukaria 1 Kota Tangerang pada kelompok intervens (p value=0,000 α=0,05). Hasil yang
signifikan pada penelitian ini menunjukan bahwa hal ini bermakna apabila terapi bermain
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 78
puzzle dilakukan maka siswa dapat meningkat pengetahuan, sikap dan keterampilannya dalam
mencuci tangan. Disasankan pada guru dan orangtua agar menciptakan suasana yang
menyenangkan pada saat belajar salah satunya dengan menggunakan terapi bermain puzzzle
PENDAHULUAN
Indonesia telah melaksanakan berbagai Penyakit pada anak dalam beberapa
strategi dalam upaya meningkatkan dekade tahun ini semakin berbahaya seperti
kesehatan. Strategi tersebut lebih mulai muncul kembali penyakit diphteri,
menekankan pada upaya promotif dan ISPA, hepatitis A, scabies dan meningkatnya
preventif tanpa mengabaikan kuratif dan kejadian diare, yang kemungkinan timbul
rehabilitatif. (Depkes RI, 2009) akibat perilaku hygiene perorangan yang
Salah satu upaya promotif dan preventif tidak baik serta tidak membiasakan cuci
yang telah dicanangkan pemerintah tangan dengan sabun. Data organisasi
Indonesia adalah dengan melakukan Perilaku kesejahteraan anak dunia (UNICEF) pada
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satu 2013 menyebutkan, setiap tahun lebih dari
perilaku hidup bersih dan sehat adalah 1,7 juta kematian anak di bawah umur 5
dengan cuci tangan, dimana cuci tangan ini tahun disebabkan diare dan infeksi saluran
merupakan perilaku hidup sehat yang sangat pernapasan. Data ini diperkuat temuan WHO
efektif untuk mencegah penyebaran yang memaparkan bahwa 760 ribu kasus
penyakit. (Riskesdas, 2013). Sebab, salah kematian anak dipicu diare. Tak hanya itu,
satu pemicu timbulnya penyakit yakni dari setiap hari sedikitnya 3 ribu anak di seluruh
tangan. Untuk itu, mencuci tangan dunia meninggal karena terjangkit infeksi
menggunakan sabun merupakan cara terbaik saluran pernapasan.
untuk mencegah mikroorganisme penyebab Upaya mensosialisasikan perilaku sehat,
penyakit masuk kedalam mulut, hidung dan sanitasi dan mencuci tangan dengan sabun di
anggota tubuh lainnya dengan mudah. Nigeria dimulai oleh sebuah program yang
Anak adalah usia yang rentan tertular diprakarsai oleh UNICEF dengan
penyakit. Anak sering kali tidak menggunakan anak sekolah sebagai agen
menghiraukan akan pentingnya cuci tangan, perubahan. Dalam membentuk perilaku
sehingga perlu peran serta orang dewasa sanitasi mandiri dan pengetahuan akan hidup
ataupun orangtua untuk membiasakan anak yang bersih dan sehat anak-anak sekolah
berperilaku hidup bersih dan sehat. dirangsang untuk membentuk kelompok-
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 79
kelompok sekolah seperti klub sehat dan hak dan sehat anak melalui pendidikan
untuk anak, yang melibatkan orangtua dan kesehatan. Salah satunya yaitu dengan terapi
mengajak partisipasi komunitas di desa bermain puzzle sebagai strategi inovasi
untuk ikut serta dalam proyek-proyek pengajaran bagi perawat yang memiliki
sanitasi. Salah satu sekolah memprakarsai peran sebagai educator dalam memberikan
klub lingkungan sehat dimana para murid informasi kesehatan kepada anak-anak
mempromosikan perilaku mencuci tangan dengan usia sekolah.
dengan sabun untuk komunitas dan
memperkenalkan teknik-teknik untuk METODE
menjaga kebersihan serta berusaha agar Penelitian ini menggunakan desain
pengetahuan untuk hidup bersih dan sehat ini penelitian kuasi-eksperimen, dengan
diterapkan dirumah. Dua tahun sesudah menggunakan tipe nonequivalent control
intervensi ini, perilaku mencuci tangan group design dengan pre dan post test.
dengan sabun meningkat hingga 95 persen. Intervensi yang diberikan adalah
Guru melaporkan bahwa para murid datang memberikan terapi bermain puzzle pada
ke sekolah dalam keadaan bersih, dan kasus kelompok perlakuan sedangkan pada
cacingan serta penyakit kulit lainnya kelompok kontrol tidak. Sampel dalam
berkurang. Tidak hanya itu, angka kehadiran penelitian ini berjumlah 59 siswa yang
murid pun naik dengan teratur per tahunnya. terdiri dari 30 siswa di kelompok intervensi
(Kemenkes RI, 2014) dan 29 siswa di kelompok kontrol. Kriteria
Di Indonesia telah banyak penelitian pemilihan dimasukkan dalam penelitian
yang menyatakan terdapat berbagai penyakit sampai jumlah subyek penelitian terpenuhi.
dapat di cegah dengan mencuci tangan pakai Analisis data dalam penelitian ini
sabun. Salah satunya adalah diare, ISPA, diolah dengan program statistik. Analisis
kecacingan. (Kemenkes RI, 2014) bivariat untuk sampel berpasangan
Berdasarkan pemaparan diatas, cuci digunakan uji t-test dependen dan untuk
tangan sangat efektif dalam mencegah data yang tidak berpasangan dilakuakan uji
penularan penyakit, sehingga pengenalan t-tes independen
cuci tangan sejak dini sangat penting agar
anak tercegah dari terjangkitnya penyakit. HASIL
Banyak alat dan cara yang dapat digunakan Hasil penelitian pengaruh terapi bermain
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih puzzle terhadap pengetahuan, sikap dan
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 80
keterampilan mencuci tangan siswa Kls 1 di sesudah dilakukan terapi bermain puzzle
SDN Taman Sukaria 1 Kota Tangerang. terjadi peningkatan yaitu 89,84.
Jumlah responden penelitian sebanyak 59 Tabel 2
responden yaitu 29 responden pada Perbandingan Nilai pengetahuan, sikap,
keterampilan pada kelompok control
kelompok kontrol dan 30 responden pada
sebelum dan sesudah diberikan terapi
kelompok intervensi. Analisa Bivariat akan bermain puzzle pada kelompok intervensi
dan kelompok control
menguraikan ada tidaknya peningkatan
Variabel Pre Post
pengetahuan, sikap dan keterampilan Mean SD Min- Mean SD Min-
Max Max
mencuci tangan sesudah dilakukan terapi Pengetahuan 57,59 15,27 30- 62,26 20,77 10-
90 100
bermain menggunakan puzzle, serta apakah
Sikap 25,21 3,33 17- 25,45 2,97 17-
ada perbedaan yang bermakna antara 30 30
Tabel 3 menunjukkan rata-rata nilai dengan standar deviasi 2,79 dan sesudah
pengetahuan pada siswa kls 1 SD Taman dilakukan terapi puzzle adalah 27,00
Sukaria sebelum dilakukan terapi bermain dengan standar deviasi 2,69. Analisa lebih
puzzle pada kelompok intervensi adalah lanjut adanya perbedaan bermakna antara
62,26 dengan standar deviasi 3,87 dan sikap angka pada kelompok intervensi
sesudah dilakukan terapi puzzle adalah sebelum dan sesudah dilakukan terapi
84,19 dengan standar deviasi 2,11. Analisa bermain puzzle dengan kata lain ada
lebih lanjut adanya perbedaan bermakna perbedaan signifikan bahwa terapi
antara nilai pengetahuan angka pada bermain puzzle dapat meningkatkan sikap
kelompok intervensi sebelum dan sesudah tentang mencuci tangan yang baik pada
dilakukan terapi bermain puzzle dengan siswa SD kls 1 di SDN Taman Sukaria 1
kata lain ada perbedaan signifikan bahwa Kota Tangerang pada kelompok intervensi
terapi bermain puzzle dapat meningkatkan sebesar 1,67 (p value=0,001 α=0,05).
pengetahuan tentang mencuci tangan yang
Tabel 5
baik pada siswa SD kls 1 di SDN Taman
Perbandingan rerata nilai keterampilan
Sukaria 1 Kota Tangerang pada kelompok pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi sebesar 21,93 (p value=0,000
terapi bermain puzzle pada kelompok
α=0,05). intervensi
Variabel Klp Mean P
Tabel 4 SD df value
Keterampilan Intrvensi
Perbandingan rerata nilai sikap pada sebelum 60,32 15,91 29 0,0000
kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah 89,84 12,21
Perbedaan 29,94 17,43
sebelum dan sesudah dilakukan terapi
bermain puzzle pada kelompok intervensi Kontrol
sebelum 60,86 16,04 28 0,448
sesudah 62,76 20,07
Variabel Klp Mean P Perbedaan 1,89 14,54
SD df value
Sikap Intrvensi Ket: *bermakna/signifikan pada α <0,05
sebelum 25,32 2,79 29
sesudah 27,00 2,69
Perbedaan 1,67 2,53 0,001
Tabel 5. menunjukkan rata-rata nilai
Kontrol
sebelum 25,21 3,33 28 keterampilan pada siswa kls 1 SD Taman
sesudah 25,45 2,97
Perbedaan 0,24 2,18 0,556 Sukaria sebelum dilakukan terapi bermain
Ket: *bermakna/signifikan pada α <0,05
puzzle pada kelompok intervensi adalah
Tabel 4. menunjukkan rata-rata sikap
60,32 dengan standar deviasi 15,91 dan
pada siswa kls 1 SD Taman Sukaria
sesudah dilakukan terapi puzzle adalah
sebelum dilakukan terapi bermain puzzle
89,84 dengan standar deviasi 12,21.
pada kelompok intervensi adalah 25,32
Analisa lebih lanjut adanya perbedaan
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 82
selisih rerata antara kelompok intervensi pengethuan sebelum 57,59. Sedangkan pada
dan kelompok kontrol (p value=0.000, kelompok intervensi, terdapat 22 orang
α=0,05), pada kedua kelompok terdapat anak berpengetahuan baik dan 7 orang
adanya perbedaan yang signifikan, pada berpengetahuan kurang mengenai mencuci
kelompok intervensi didapatkan adanya tangan dengan enam langkah dengan nilai
perbedaan yang signifikan meningkatkan rerata pengethuan 62,26. Kedua kelompok
keterampilan sebelum dan sesudah memiliki lebih banyak yang berpengetahuan
dilakukan terapi bermain puzzle baik dibandingkan yang berpengetahuan
sedangkan pada kelompok kontrol terdapat kurang.
adanya perbedaan tetapi tidak significant Pada komponen sikap, sebelum
sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi dilakukan terapi bermain pada kelompok
bermain puzzle berpengaruh terhadap intervensi menunjukkan pada kelompok
peningkatan keterampilan. control yang mempunyai sikap positif
berjumlah 22 orang dan yang mempunyai
PEMBAHASAN sikap negative berjumlah 7 orang dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata sikap 25,21 . Sedangkan pada
kelompok intervensi berjumlah 30 anak dan kelompok intervensi terdapat 24 anak
kelompok kontrol berjumlah 29 anak. Pada bersikap positif dan 5 orang anak bersikap
saat pengukuran pengetahuan, sikap dan negative dengan rerata sikap 25,32. Kedua
keterampilan pada kedua kelompok kelompok memiliki sikap yang positif
sebelum di lakukan terapi bermain puzzle terhadap mencuci tangan lebih banyak
hasil pretest menunjukkan α >0,005(p dibandingkan yang bersikap negative.
value=0.000, α=0,05), hal ini berarti kedua Komponen keterampilan sebelum
kelompok memiliki kemampuan dilakukan terapi puzzle pada kelompok
pengetahuan, sikap dan keterampiln yang intervensi menunjukkan pada kelompok
sama sebelum dilakukan terapi bermain control terdapat 7 orang mempunyai praktek
puzzle. mencuci tangan yang baik dan terdapat 22
Pengetahuan pada kelompok control orang mempunyai praktek mencuci tangan
sebelum dilakukan terapi bermain puzzle yang buruk dengan nilai rerata keterampilan
menunjukkan, 18 orang anak 60,86. Sedangkan di kelompok intervensi
berpengetahuan baik dan 11 orang anak terdapat 10 orang mempunyai praktek
berpengetahuan kurang dengan nilai rerata mencuci tangan yang baik, dan terdapat 19
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 84
kontrol terdapat adanya perbedaan tetapi berbagai stimulasi, bukan hanya visual
tidak significant sehingga dapat tetapi ketrampilan motoric halus dan daya
disimpulkan bahwa terapi bermain puzzle ingat pada anak juga dirangsang, sesuai
berpengaruh terhadap peningkatan dengan pengertian pengetahuan menurut
pengetahuan. Notoatmojo tahun 2012 bahwa pengetahuan
Terapi permainan puzzle di berikan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi
pada kelompok intervensi, yaitu dengan sesudah orang melakukan pengindraan
memberikan permaianan berupa puzzle terhadap objek tertentu. Panca indera
dengan gambar enam langkah mencuci manusia yaitu indera penglihatan,
tangan. Siswa dibagi dalam kelompok pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
sebanyak 5 kelompok. Peneliti dan asisten Sebagian besar pengetahuan manusia
peneliti mendampingi siswa pada saat diperoleh melalui mata dan telinga, yaitu
bermain puzzle. Setiap siswa diberikan 1 proses melihat dan mendengar.
puzzle dan waktu yang diberikan untuk Kegiatan yang dilakukan pada saat
bermain puzzle selama 30 menit. Pada saat bermain puzzle adalah dengan membongkar
kegiatan bermain puzzle siswa sangat dan menyusun kembali kepingan puzzle
senang dan gembira menyususn puzzle- menjadi bentuk utuh. Posisi awal puzzle
puzzle tersebut. Ada sebagian siswa dengan yang dalam keadaan acak-acakan bahkan
mudahnya menyusun puzzle mencuci keluar dari tempatnya anak akan merasa
tangan dan ada sebagian yang lain agak tertantang untuk karena hal ini yang
lebih lambat. Hal ini dikarenakan siswa mendorong kelincahan koordinasi tangan
yang lebih cepat menyusn puzzle karena dan pikiran terwujud secara nyata.
telah terbiasa melakukan permainan (Depdiknas, 2003).
tersebut, pada saat TK atau di rumah di Pada saat anak berkonsentrasi untuk
sdiakan oleh orangtuanya. Siswa yang menyusun kembali kepingan-kepingan
terlambat tetap bersemangat menyelesaikan gambar yang sesuai urutan maka aanak
permaian puzzle karena di motivasi oleh akan mendapat tantangan dan timullah rasa
teman yang lain yang sudah berhasil keinginan untuk menyelseaikannya. Pada
menyususn puzzle tersebut. saat anak menyusun puzzle cuci tangan
Pengetahuan anak dapat meningkat maka dengan otomatis anak akan mengingat
setelah diberikan terapi bermain dengan langkah demi langkah cara mencuci tangan
media puzzle dikarenakan anak mendapat enam langkah dengan baik dan benar.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 86
http://who.int/patientsafety/en/ diakses
pada 5 Desember 2018
Yulianti, Rani. (2008). Permainan yang
Meningkatkan Kecerdasan Anak.
Jakarta: Laskar Askara
Rini AT, et al. 2009. Karakteristik
Leukemia Limfoblastik Akut pada
Anak di Rumah Sakit Kanker
Dharmais 2000-2008.
http://indonesianjournalofcancer.or.id/e
journal/index.php/ijoc/article/view/122.
Diakses Oktober 2016
Saadadiyah N, Sartika D. 2015. Hubungan
Antara Dukungan Sosial Dengan
Character Strength Orang Tua Dari
Anak Penderita Kanker Di Rumah
Cinta Bandung.
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.p
hp/psikologi/article/view/1184.
Diakses Oktober 2016