Professional Documents
Culture Documents
Media Pengembangan Ilmu Dan Profesi Kegeografian Penataan Permukiman Kumuh Berbasis Lingkungan
Media Pengembangan Ilmu Dan Profesi Kegeografian Penataan Permukiman Kumuh Berbasis Lingkungan
Keywords:
Structuring, Slums, Environment
56
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
Abstrak
Kota Tasikmalaya memiliki kawasan permukiman kumuh yang berlokasi di Kelurahan Bantarsari
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Karakteristik wilayah pemukiman tersebut memiliki
kepadatan penduduk tinggi, jarak antara rumah berhimpitan, Luas rumah yang sangat sempit
(rata-rata hanya 3-4 bata), sebagian besar rumah tidak ada sekat antara kamar tidur dengan ruang
tamum ruang keluarga, dan dapur, serta tidak memiliki MCK pribadi. Terbentuknya kawasan
permukiman kumuh menjadi salah satu kendala dalam Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif.. Analisis kawasan dan wilayah perencanaan dilakukan secara
sistematis dilakukan dengan meninjau aspek; 1) perkembangan sosial-kependudukan, 2) prospek
pertumbuhan ekonomi, 3) daya dukung fisik dan lingkungan, selain itu analisis dilakukan dengan
analisis SWOT.pengembangan sarana dan prasarana di wilayah Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya. Penyelesaian permasalahan pemukiman kumuh melalui konsep lingkungan
permukiman yang berwawasan lingkungan, penyelesaian permasalahan kegiatan penambangan
bahan galian C melalui upaya reklamasi lahan, dan penyelesaian permasalahan kepadatan
penduduk yang tinggi melalui upaya keseimbangan penduduk dan daya dukung lingkungan
setempat. Hasil Penelitian dapat diketahui bahwa konsep penataan permukiman kumuh yang cocok
untuk dikembangan dalam penataan lingkungan yaitu Model Land Sharing, yaitu penataan ulang
di atas lahan dengan tingkat kepemilikan masyarakat cukup tinggi.
Kata Kunci:
Penataan, Pemukiman Kumuh, Lingkungan
58
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
59
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
60
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
61
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
Faktor Eksternal
Peluang Strategi (SO) Strategi (WO)
(Opportunities)
1. Adanya akses jalan 1. Pengembangan sarana dan 1. Perlu adanya perkembangan kawasan
Mangin prasana transportasi pemukiman yang layak
2. Pengembangan kawasan 2. Peningkatan 2. Penatakelolaan lingkungan dan
minapolitan pengembangan kawasan penegasan aturan pemeliharaan
3. Adanya kerjasama minapolitan lingkungan
dengan pihak terkait 3. Pembangunan fasilitas
dalam pengembangan yang mendukung kawasan
lokasi 4. Penguatan peraturan bahan
4. Pembudidayaan galian C dan pembuatan
perikanan untuk zonasi kawasan
pembesaran penambangan
5. Peluang untuk sumber
mata air untuk
pemanfaatan pertanian
62
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
63
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
64
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
perubahan prilaku dan yang mampu kumuh di atas tanah negara akan sangat
mengeksplorasi cara-cara inovatif untuk berbeda dengan permukiman kumuh di atas
melaksanakan operasional dan tanah milik. Berdasarkan perbedaan
pemeliharaannya. karakteristik dan permasalahannya, maka
Terlaksananya pembangunan berwawasan dibutuhkan pendekatan dan penanganan
lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan yang berbeda. Ketidaktepatan dalam
sumber daya alam secara bijaksana pemilihan pola penanganan yang mengacu
merupakan tujuan utama pengelolaan pada tipologi permasalahan kumuh akan
lingkungan hidup. Hal tersebut dapat mengakibatkan kegagalan dalam
dilakukan dengan cara mengoptimalkan penanganannya.
manfaat sumber daya alam dan sumber Lahan berkembang cepat menjadi hunian
daya manusia dengan cara menserasikan sementara yang kumuh dan seringkali
aktivitas manusia dengan kemampuan bukan pada peruntukan perumahan dalam
sumber daya alam untuk menopangnya. RTRW/RDTR. Mempertimbangkan
Permukiman kumuh merupakan kondisi di atas, maka terlihat peran kajian
permasalahan krusial bagi fungsi kota dan identifikasi terhadap suatu lahan
karena menjadi hambatan bagi efektifitas permukiman kumuh dalam menentukan
perekonomian dan aktifitas inhabitatnya. tipologi permasalahan dan kekumuhannya
Kesadaran akan pentingnya permasalahan memiliki peran yang sangat penting sebagai
ini tertuang dalam komitmen penanganan dasar atau pijakan untuk memberikan
permukiman kumuh di Indonesia oleh arahan dalam menentukan pola penanganan
Departemen Pekerjaan Umum cq. kawasan kumuh. Oleh sebab itu dibutuhkan
Direktorat Jenderal Cipta Karya yang kegiatan kajian pendayagunaan tanah di
dilaksanakan dengan konsep permukiman kumuh yang diharapkan dapat
pemberdayaan masyarakat melalui merupakan kegiatan awal dari proses
fasilitasi pendampingan yang langsung kegiatan penanganan permukiman kumuh
menyentuh permasalahan strategisnya. yang utuh.
Upaya tersebut melalui program Penanganan Lingkungan Permukiman
peningkatan kualitas lingkungan Kumuh Berbasis Kawasan adalah dengan
permukiman seperti program KIP, P2LPK, meningkatkan kualitas perumahan kumuh
P3KT dan Program PKL. dan permukiman kumuh secara
Permukiman kumuh timbul karena terkoordinasi dan berkelanjutan serta
penyebab dan kondisi yang berbeda-beda. terintegrasi dengan rencana tata ruang
Perbedaan karakteristik permukiman wilayah kabupaten/kota melalui
kumuh seharusnya menjadi pertimbangan pendekatan tridaya, serta mendorong
utama dan “jalan masuk” (entry point) terwujudnya lingkungan perumahan dan
dalam merumuskan rencana permukiman yang layak huni.
penanganannya, sebagai contoh; Sasaran Penanganan Lingkungan
berdasarkan status tanahnya, beberapa Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan
permukiman kumuh berdiri di atas tanah antara lain:
negara atau tanah milik. Dikaitkan dengan a. Terlaksananya penataan perumahan
kemungkinan penanganan kepemilikan kumuh dan permukiman kumuh yang
tanahnya dan konsekuensi legal maupun sesuai dengan fungsi kawasan dan struktur
biaya, maka penanganan permukiman kota.
65
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
66
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
67