You are on page 1of 13

Website: http://jurnaledukasikemenag.

org
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 16(3), 2018, 263-274

ANALISIS INOVASI ADMINISTRASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU


PEMBELAJARAN (STUDI MAN REJANG LEBONG)
ANALYSIS OF TEACHER’S ADMINISTRATIVE INNOVATION IN IMPROVING THE
INSTRUCTION QUALITY (CASE STUDY IN MAN REJANG LEBONG)
Nuzuar, Idi Warsah
IAIN Curup, Bengkulu, Indonesia
Kelurahan Dusun Curup, Rejang Lebong, Bengkulu
e-mail: idiwarsah@iaincurup.ac.id

Naskah Diterima: 30 Juli 2018; Direvisi: 18 Oktober 2018; Disetujui: 03 Desember 2018

Abstract
This research was a descriptive research, conducted by using a quantitative approach. The
research aimed to study the administrative innovation carried out by the teachers in MAN (Islamic
Senior High School) Rejang Lebong and the obstacles faced by the teachers in conducting the
innovation. Data was obtained by delivering questionnaires to 54 teachers in MAN Rejang Lebong.
Questionnaires consisted of two parts, i.e.: 1) data regarding teacher’s innovation and 2) data
regarding teacher’s obstacles in conducting the administrative innovation. Data was processed by
using a percentage and a likert scale to determine the interval. The findings in this research
explained that the teachers in MAN Rejang Lebong have conducted the administrative innovation.
However, the innovation conducted has not been optimally done, i.e. 61,5%, with a 62,15%
innovation on prota (annual program); a 61,67% innovation on promes (semester program); a
58,72% innovation on syllabus; a 63,75% innovation on RPP (Lesson Plan). The obstacles that are
interrupting the teachers in conducting the innovation, i.e. i) time constraint due to the teacher’s
tight performance schedule, ii) ever-changing curriculum, iii) the lack of carrying capacity,
facilities, and infrastructure, iv) leadership, and v) technical guidance and administrative
management.
Keywords: Innovation; Learning quality; Teachers administration

Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk
mengetahui inovasi administrasi yang dilakukan guru di MAN Rejang Lebong, dan hambatan-
hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam melakukan inovasi administrasi tersebut. Data
diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada 54 guru MAN Rejang Lebong. Angket terdiri
dari dua yakni untuk mendapatkan data mengenai inovasi guru dan data mengenai hambatan guru
dalam melakukan inovasi administrasi. Data diolah dengan persentase dan rumus skala likert untuk
menentukan intervalnya. Temuan penelitian ini menunjukkan guru-guru MAN Rejang Lebong telah
melakukan inovasi administrasi, akan tetapi inovasi yang dilakukakan belum maksimal, yaitu
sebesar 61,57%, dengan 62,15% inovasi pada Prota, 61,67% inovasi pada promes, 58,72% inovasi
pada silabus, dan 63,75% inovasi pada RPP. Adapun faktor-faktor yang menghambat guru-guru
tersebut dalam berinovasi yaitu keterbatasan waktu karena padatnya jadwal kinerja guru, kurikulum
yang sering berubah, kurangnya daya dukung, sarana, dan prasarana, masalah kepemimpinan, dan
kurangnya bimtek dan pengelolaan administrasi.
Kata kunci: Administrasi guru; Inovasi; Mutu pembelajaran

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
This is a open access article under CC-BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
NUZUAR, IDI WARSAH

PENDAHULUAN pada uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa


administrasi guru yang baik menentukan mutu
Guru adalah ujung tombak dalam
pembelajaran.
pencapaian tujuan pendidikan nasional karena
pencapaian tujuan pendidikan nasional Berdasarkan hasil pengamatan awal di
sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Rejang
1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskan Lebong, ditemukan bahwa masih terdapat guru
kehidupan bangsa,1 diawali dengan pencapaian yang membuat administrasi pembelajaran yang
tujuan pembelajaran yang dilakukan guru di kurang baik, padahal administrasi pem-
kelas yang disebut dengan tujuan instruksional belajaran merupakan Tugas dan Fungsi Pokok
(tujuan pembelajaran) pada setiap pokok (TUPOKSI) guru. Terkesan bahwa
bahasan dan sub pokok bahasan yang diajarkan administrasi guru yang dibuat hanya
sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ketika merupakan kelengkapan administrasi guru
tujuan instruksional (tujuan pembelajaran) untuk kepentingan ketika ada supervisi yang
tercapai dengan baik, maka akan menunjang dilakukan oleh pengawas (Supervisor),
pencapaian tujuan kurikuler, yaitu tujuan sehingga administrasi guru tersebut merupakan
kurikulum yang diberlakukan. Tercapainya administrasi guru dari masa ke masa,
tujuan kurikuler dengan baik akan menunjang maksudnya administrasi guru tersebut tidak
pencapaian tujuan institusional atau tujuan mengalami perubahan dan revisi sesuai dengan
kelembagaan sesuai dengan jenis dan jenjang kebutuhan siswa. Ditambah lagi, dunia
pendidikan. Selanjutnya ketika tujuan pendidikan terus berkembang seiring dengan
institusional tercapai dengan baik akan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
menunjang pencapaian tujuan nasional. kebijakan pemerintah dalam pendidikan juga
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa selalu diperbaharui. Oleh karena itu,
pencapaian tujuan pendidikan nasional diawali administrasi guru yang mencerminkan
dengan pencapaian tujuan instruksional yang pengajaran yang dilakukan guru untuk
dilakukan guru di kelas. Oleh karena itu, tidak memfasilitasi pembelajaran siswa haruslah
berlebihan kalau dikatakan bahwa guru adalah selalu mengalami inovasi. Inovasi itu antara
ujung tombak pencapaian tujuan pendidikan. lain terkait dengan model pembelajaran,
Untuk mencapai tujuan instruksional dengan metode pembelajaran, media pembelajaran,
optimal maka guru harus menyiapkan evaluasi pembelajaran, dan lain-lain. Inovasi
administrasi guru dalam bentuk perangkat guru sebenarnya bisa terlihat dari administrasi
pembelajaran. guru yang memuat informasi detail mengenai
tujuan pembelajaran, pendekatan/model/
Administrasi pembelajaran bagi guru strategi/teknik pembelajaran, materi pem-
sangat penting. Guru diharapkan mampu belajaran, dan hal penting lainnya hingga
merancang pembelajaran dalam bentuk tertulis evaluasi pembelajaran.
sebelum melakukan praktik mengajar di kelas.
Untuk mengetahui kondisi sebenarnya
Kelengkapan administrasi pembelajaran sangat
tentang inovasi administrasi yang dibuat oleh
penting disiapkan guru agar pembelajaran yang
guru dalam rangka mengoptimalkan pen-
dilakukan menjadi menyenangkan, dan meng-
capaian tujuan pembelajaran di sekolah,
undang siswa untuk aktif di dalamnya.
penulis melakukan penelitian secara seksama
Administrasi guru juga memuat perencanaan
dengan rumusan tujuan masalah sebagai
rinci mengenai apa-apa saja hal yang dilakukan
berikut: 1) untuk mengetahui inovasi
oleh guru untuk mencapai tujuan pem-
administrasi guru dalam meningkatkan mutu
belajaran. Oleh karena itu, administrasi pem-
pembelajaran yang dilakukan guru di MAN
belajaran sejatinya menunjang kesuksesan pen-
Rejang Lebong; 2) untuk mengetahui
capaian tujuan belajar yang targetkan. Berpijak
hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam
melakukan inovasi administrasi guru. Peneliti
1
Kunandar. (2009). Guru Professional berharap hasil penelitian ini dapat memberikan
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan kontribusi baik secara teoretis maupun praktis:
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan
Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pres. hal. 5.

263 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
ANALISIS INOVASI ADMINISTRASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN (STUDI MAN
REJANG LEBONG)
dapat membantu mengatasi, memecahkan dan/ silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajar-
atau mencegah masalah minimnya inovasi an (RPP) yang dibuat untuk setiap pertemuan.4
adminitrasi guru di tingkat institusional. Secara Gambar 1 menunjukkan alur berkas
praktis, 1) hasil penelitian ini diharapkan dapat administrasi yang perlu diengkapi oleh guru.
dijadikan acuan bagi guru dalam meningkatkan Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa
inovasi administrasi guru yang nantinya akan guru berkewajiban mengembangkan kurikulum
berdampak pada meningkatnya mutu pem- dengan memperhatikan pemetaan KD dan
belajaran di sekolah khususnya pada MAN minggu efektif. Kurikulum yang sudah ada
Rejang Lebong; 2) penelitian diharapkan dapat tersebut dikembangkan menjadi prota dan
memberi masukan dalam pengembangan prome. Kemudian dilanjutkan dengan perm-
kebijakan terkait dengan mutu pendidikan pada buatan silabus, dan diakhiri dengan RPP yang
umumnya dan khususnya mutu pembelajaran
merupakan perencanaan pembelajaran untuk
di MAN Rejang Lebong. setiap pertemuan tatap muka di dalam kelas.
Administrasi Guru Inovasi Administrasi Guru
Menurut Mulyasa, administrasi guru Inovasi menurut Kamus Besar Bahasa
yang merupakan perencanaan pengajaran Indonesia (KBBI) adalah sebuah pembaharuan/
adalah suatu pedoman kerja untuk melaksana-
penemuan sesuatu yang baru dan berbeda
kan tugas guru sebagi pendidik dan sebagai dengan yang sudah ada sebelumnya.5
pedoman belajar yang bisa digunakan sebagai Sementara, menurut Purwanto, kata inovasi
pemandu siswa dalam belajar.2 Administrasi
memliki pengertian sebagai suatu ide baru,
guru sangat penting karena dalam proses
cara baru, objek baru, atau penemuan baru
belajar mengajar, guru dituntut dapat me-
yang dianggap baru oleh individu, kelompok,
laksanakan proses pengajaran dengan baik
maupun sistem sosial. 6 Sejalan dengan
sehingga dapat mencapai tujuan pengajaran
pengertian inovasi dari Purwanto, Mas’ud
seperti yang telah direncanakan. Hal ini sejalan
menambahkan bahwa inovasi ialah suatu ide,
dengan argumen Majid yang meyatakan bahwa
barang, kejadian, metode yang dirasakan atau
salah satu penyebab proses belajar mengajar
diamati sebagai suatu hal yang baru bagi se-
tidak berjalan dengan efektif karena kurangnya
seorang atau sekelompok orang (masyarakat),
persiapan guru dalam mengajar termasuk juga
baik itu berupa hasil invention maupun
pembuatan perencanaan pengajaran yang
diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai
mengakibatkan tidak maksimalnya pencapaian
tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu
tujuan pengajaran. 3 Berpijak pada pernyataan
masalah tertentu.7.
Majid ini, dapat disimpulkan bahwa berkas
administrasi guru merupakan panduan dalam
mengendalikan pembelajaran dan peserta didik
sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang
tentunya berimbas pada mutu pembelajaran di 4
Amani, L., Dantes, N., & I. W.
sekolah.
Lasmawan. (2013). Implementasi Supervisi
Administrasi guru yang utama meliputi Klinis dalam Rangka Meningkatkan
empat berkas yang harus dibuat guru setiap Kemampuan Guru Mengelola Proses
periode tertentu, yaitu Program Tahunan Pembelajaran pada Guru SD Se-Gugus VII
(PROTA), Program Semester (PROMES), Kecamatan Sawan. PENDASI: Jurnal
Pendidikan Dasar Indonesia, (3)1.
2 5
Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Hasan, M. (2015). Inovasi dan
Profesional Menciptakan Pembelajaran Modernisasi Pendidikan Pondok Pesantren.
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja KARSA: Journal of Social and Islamic Culture,
Rosdakarya. hal. 213. 23(2).
3 6
Majid, A. (2005). Perencanaan Purwanto. (2000). Difusi Inovasi.
Pembelajaran dan Mengembangkan Standar Jakarta: STIA-LAN PRESS. hal. 4.
kompetensi guru. Bandung: Remaja Rosda 7
Udin Saefudin Sa’ud. (2008). Inovasi
Karya. hal. 4. Pendidikan. Bandung: Alfabeta. hal. 3.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 264
NUZUAR, IDI WARSAH

Gambar 1. Administrasi guru

Berdasarkan Gambar 18 disimpulkan bahwa berupa hasil invention maupun diskoveri.


guru berkewajiban mengembangkan kurikulum Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan
dengan memperhatikan pemetaan KD dan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah
minggu efektif. Kurikulum yang sudah ada tertentu.10
tersebut dikembangkan menjadi Prota dan Berpijak pada uraian di atas, dapat di-
Promes. Kemudian dilanjutkan dengan simpulkan bahwa inovasi adalah pembaharuan
permbuatan silabus, dan diakhiri dengan RPP yang sejatinya ditujukan untuk memecahkan
yang merupakan perencanaan pembelajaran permasalahn tertentu. Oleh karena itu, inovasi
untuk setiap pertemuan tatap muka di dalam administrasi guru dapat diartikan sebagai
kelas. pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan
guru dalam mendesain administrasi guru yang
Inovasi Administrasi Guru
mencakup prota, promes, silabus, dan rpp yang
Menurut Purwanto, kata inovasi memliki bertujuan utuk memecahkan masalah-masalah
pengertian sebagai suatu ide baru, cara baru, yang terjadi dalam pembelajaran sekaligus
objek baru, atau penemuan baru yang dianggap mengikuti arus perkembangan teknologi, infor-
baru oleh individu, kelompok, maupun sistem masi dan pembaharuan kebijakan pendidikan
sosial. 9 Sejalan dengan pengertian inovasi dari yang dilakukan pemerintah. Inovasi dalam
Purwanto, Mas’ud menambahkan bahwa administrasi guru meliputi bagaimana guru
inovas adalah suatu ide, barang, kejadian, mempersiapkan materi untuk pembelajaran
metode yang dirasakan atau diamati sebagai yang dapat mempersiapkan siswa menghadapi
suatu hal yang baru bagi seseorang atau tantangan kehidupan modern, bagaimana guru
sekelompok orang (masyarakat), baik itu meg-optimalkan fasilitas, sarana dan prasarana
yang tersedia untuk mengoptimalkan
8 pembelajaran, bagaiman mendesain metode
C. Lise. (2017). Unit 8: Silabus mata dan strategi yang tepat agar proses
pelajaran. http://educloud.fkip.unila.ac.id/inde
pembelajaran menyenangkan dan bermanfaat,
x.php?dir=Ilmu%20Pendidikan/Pendidikan%2 dan lain sebagainya. Hal-hal yang desebutkan
0Guru%20Sekolah%20Dasar/Pengembangan%
diatas haruslah terkandung dalam administrasi
20Kurikulum/&file=pengembangan_kurikulu
m_8.pdf.
9
Purwanto. (2000). Difusi Inovasi. Udin Saefudin Sa’ud. (2008). Inovasi
10

Jakarta: STIA-LAN PRESS. hal. 4. Pendidikan. Bandung: Alfabeta. hal. 3.

265 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
ANALISIS INOVASI ADMINISTRASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN (STUDI MAN
REJANG LEBONG)
guru karena administrasi guru itu sendiri disebabkan oleh berbedaan penerima-an dan
adalah perencanaan pem-belajaran yang akan penafsiran antara individu atas informasi yang
dilakukan guru selama periode tertentu. diterimanya dari lingkungan sekitar melalui
media massa maupun sosial dan berdasarkan
Druker dalam Danim berpendapat bahwa
pengalaman langsung dilapangan pendidikan.
ada beberapa sumber yang menginisiasi
Keenam, Pengetahuan baru. Setiap pendidik
pentingnya melakukan inovasi administrasi
merupakan keniscayaan, artinya seorang guru
pendidikan. Berikut ini adalah sumber-sumber
sejatinya tidak pernah berhenti belajar. Bahkan
tersebut.
guru masa kini harus sering melibatkan diri
Kondisi yang tidak diharapkan dalam penelitian ilmiah, menulis buku maupun
jurnal pendidikanagar inovasi pembelajaran
Inovasi perlu dilakukan karena adanya dapat disemakin bervariasi.
kondisi yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan, seperti mutu pendidikan yang Berbeda halnya dengan pendapat
rendah dan tidak sesuai harapan, capaian siswa Prasetyawan bahwa inovasi memiliki beberapa
yang dibawah standar, dan lain sebagainya. sifat perubahan yaitu: 12 Pertama, penggantian
Kondisi yang tidak diharapkan ini adalah (substitution), Inovasi dalam penggantian bisa
akibat dari adminitrasi yang tidak dikelola saja penggantian pendekatan, materi, dan lain-
secara baik sehingga dibutuhkan inovasi untuk lain yang tidak sesuai lagi dengan
mengatasi masalah-masalah tersebut.Menurut perkembagan zaman. Kedua, perubahan
Danim munculnya inovasi guru dalam proses (alternation), inovasi untuk melakukan
pembelajaran didorong oleh beberapa hal berubahan terhadap komponen-komponen
sebagai berikut: 11 tertentu, seperti tugas guru yang hanya
mengajar, juga harus bertugas menjadi guru
Pertama, munculnya ketidakwajaran, pembimbing. Artinya, perubahan ini berusaha
seperti pemberian nilai yang tidak sesuai melakukan pemberdayaan sebagian komponen
dengan hasil evaluasi, pelayanan administrasi agar para guru menjadi merasa diberdayakan
tenaga kependidikan yang tidak prima, dengan baik. Ketiga, penambahan (addition),
sehingga problem tersebut merangsang model inovasi ini sekadar penambahan
adminitrator untuk membuat sebuah keputusan komponen dan tidak ada penggantian atau
yang inovatif dalam bidang administrasi perubahan. Kalaupun ada yang berubah, maka
pendidikan. Kedua, kebutuhan yang muncul hal itu hanya dalam koridor komponen pada
dalam proses, seperti memunculkan ide baru sistem yang masih dipertahankan. Keempat,
yang tidak terpikirkan sebelumnya dalam penyusunan kembali (restructuring), usaha
memenuhi kebutuhan proses pendidikan. restrukturisasi dari berbagai komponen yang
Ketiga, perubahan dalam struktur industri telah ada dalam sistem bertujuan agar mampu
pasar. Inovasi yang mengekuti kebutuhan pasar menyesuaikan diri dengan tuntutan dan
global mendorong terjadinya perubahan kebutuhan. Kelima, penghapusan (elimination),
kurikulum dan strategi dalam proses belajar inovasi melalui eliminasi merupakan metode
yang awalnya teoretis menjadi lebih praktis. untuk melakukan perubahan dengan meng-
Keempat, kondisi demografis. Agar hilangkan atau pengurangan aspek-aspek dan
administrator dapat menemukan dan komponen-komponen tertentu dalam cara-cara
melakukan terobosan baru untuk meng- lama yang tidak sesuai dengan per-kembangan
antisipasi keterbatasan kondisi demografis zaman. Keenam, penguatan (reinforcement),
sekolah, sekaligus menemukan kelebihan apa penguatan dimaksud bertujuan untuk mem-
yang dapat dikembangkan dari kondisi perkokoh atau memantapkan kemampuan atau
geografis tersebut. Kelima, perubahan persepsi, pola dan cara-cara yang sebelumnya terasa
suasana dan makna. Secara umum hal tersebut lemah.

11
Danim, S. (2002). Inovasi Pendidikan
12
dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Prastyawan, P. (2011). Inovasi
Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Kurikulum dan Pembelajaran. Al Hikmah:
Setia. Hal. 150. Jurnal Studi Keislaman. 1(2).

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 266
NUZUAR, IDI WARSAH

Inovasi pembelajaran yang dilakukan lain-lain. Kedua, Konflik dan motivasi.


oleh seorang praktisi pendidikan dapat Konflik dalam proses inovasikemungkinan
dimungkinkan akan menemui berbagai terjadi, contohnyaterjadisilang pendapat antara
hambatan. Beberapa pakar memiliki berbagai anggota tim, saling mencurigai dan timbul iri
pendapat yang berbeda mengenai faktor-faktor hari dari anggota tim inovasi. Selain itu, faktor
utama yang menjadi hambatan dalam proses lain yaitu lemahnya motivasi tim inovasi
inovasi guru. Pendapat pertama muncul dari karena kesenjangan dalam pembagian kerja
Wahyudin dan Susilana yang mengemukakan dan lain-lain.
bahwa ada tiga macam hambatan utama yang Ketiga, inovasi tidak berkembang.
berpotensi muncul dalam proses inovasi, yaitu: Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
13
Pertama, mental block barriers, maksudnya inovasi yang dilakukan tidak berkembang
adalah hambatan-hambatan yang disebabkan
seperti, pendapat yang rendah, faktor
oleh sikap mental, seperti: salah persepsi atau geografis, kurangnya sarana komunikasi, iklim
asumsi, cenderung berfikir negatif, cemas dan cuaca yang tidak mendukung dan lain
akanmengalami kegagalan, tidak mau sebagainya. Keempat, masalah finansial.
mengambil resiko terlalu dalam, malas, saat ini Inovasi sering terhambat karena dana yang
berada pada comfort zone (wilayah “nyaman tidak memadai. Terdapat beberapa faktor yang
dan aman”), cenderung resisten/menolak dapat menyebabkan masalah finansial ini
perubahan, dan lain sebagainya. Kedua, adalah, bantuan dana yang sangat minim dan
hambatan yang sifatnya culture block. Artinya lambat, serta kondisi ekonomi masyarakat
adalah hambatan yang berakar dari budaya, secara kurang baik. Kelima, Penolakan dari
seperti: fanatisme terhadap tradisi sehingga kelompok tertentu. Inovasi yang dilakukan
merasa bersalah bila perubahan yang dibuat akan dapat juga ditentukan oleh kesungguhan
bertentangan dengan tradisi. Ketiga, Hambatan dan peranan seluruh kelompok masyarakat,
social block. Maksudnya adalah hambatan dari khususnya kelompok masyarakat yang
faktor sosial, seperti perbedaan suku dan menentukan seperti golongan elit dan tokoh
agama atau ras, perbedaan sosial dan ekonomi, masyarakat. Tatkala terjadi penolakan dari
nasionalisme yang sempit, arogansi primodial, kelompok masyarakat tersebut terhadap suatu
sehingga terjadi fanatisme kedaerahan yang inovasi, maka proses inovasi akan mengalami
berlebihan. ganjalan. Penolakan inovasi sering ditunjukkan
Lain halnya dengan pendapat Ibrahim oleh kelompok sosial yang tradisional dan
dalam Dimyati & Mudjion berpendapat bahwa konservatif. Keenam, kurang adanya hubung-
ada enam faktor utama yang dapat an sosial. Faktor yang tidak kalah penting
menghambat suatu inovasi, yaitu: Pertama, harus dipertimbangkan oleh innovator adalah
Estimasi yang tidak tepat. Inovasi sering kali kurangnya hubungan sosial yang baik antara
gagal disebabkan oleh tidak matangnya berbagai pihak khususnya antar anggota team,
perkiraan atas kemungkinan-kemungkinan sehingga terjadi ketidak harmonisan dalam
yang mungkin muncul. Hambatan yang bekerja. 14
disebabkan oleh hal ini antara lain: kurang Berdasarkan ragam teori di atas, pe-
adanya pertimbangan implementasi inovasi, laksanan inovasi administrasi yang dilakukan
kurang adanya hubungan antar tim pelaksana, oleh guru dalam meningkatkan mutu pem-
kurang adanya kesamaan pendapat tentang belajaran dalam proses pendidikan dapat ber-
tujuan yang ingin dicapai, tidak adanya pijak pada teori di atas sebagaimana di-
koordinasi antar petugas yang terlibat, dan deskripsikan pada Gambar 2.
13 Gambar 2 memberikan gambaran bahwa
Dinn Wahyudin & Rudi Susilana.
administrasi guru yang wajib dibuat adalah
(2017). Inovasi Pendidikan dan pembelajaran:
program tahunan, program semester, silabus
Materi 9 Kurikulum Pembelajaran. http://file.
upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_B
14
IASA/196209061986011-HMAD_MULYADI Dimyati, Mudjiono. (2002). Belajar
PRANA/PDF/Inovasi_Pendidikan_Pembelajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. hal.
an.pdf 5.

267 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
ANALISIS INOVASI ADMINISTRASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN (STUDI MAN
REJANG LEBONG)
dan RPP. Administrasi guru tersebut tentu sosial block. Bahkan pendapat lain meng-
harus dilakukan inovasi pada setiap akhir ungkapkan bahwa hambatan yang ditemui guru
semester. Inovasi ditandai dengan pergantian, dalam berinovasi dapat berupa estimasi yang
perubahan, penambahan, penghapusan dan tidak tepat, inovasi tidak berkembang, masalah
atau penguatan. Tentu dalam melakukan finansial yang dihadapi oleh guru, kurang
inovasi guru mungkin akan menemui diterimanya/penolakan dari kelompok tertentu dan
hambatan, seperti mental block barriers, kurang adanya hubungan sosial.
culture block dan hambatan yang bersifat

1. Program Tahunan (Prota)


Administrasi guru 2. Program Semester (Promes)
3. Silabus
4. RPP

1. Pergantian (Subtitution)
2. Perubahan (Alternation)
3. Penambahan (addition) INOVASI
4. Penghapusan (deletion)
5. Penguatan (Reinforcement)

Permasalahan atau hambatan yang mungkin dihadapi oleh guru


Menurut Wahyudin dan Susilana:
1. Mental block barriers
2. Hambatan yang bersifat culture block
3. Hambatan yang bersifat sosial block
Menurut Dimyanti dan Mudjiono:
1. Estimasi yang tidak tepat
2. Konflik dan motivasi
3. Inovasi tidak berkembang
4. Masalah finansial
5. Penolakan dari kelompok tertentu
6. Kurang adanya hubungan sosial
Gambar 2. Teori pelaksanan inovasi administrasi yang dilakukan oleh guru

METODOLOGI PENELITIAN penelitian deskriptif didesain untuk mendapat-


Penelitian ini bertujuan untuk men- kan informasi mengenai phenomena tertentu.16
deskripsikan inovasi administrasi guru Terlebih lagi, Zuriyah mengemukakan bahwa
terhadap mutu pembelajaran di MAN Rejang metode deskriptif adalah sebuah penelitian
Lebong dan hambatan apa saja yang mereka yang berfokus untuk menjelaskan situasi atau
kondisi populasi tertentu secara sistematis,
temui dalam berinovasi. Jenis penelitian ini
adalah field research yang besifat deskriptif faktual, dan akurat.17 Berdasarkan pendapat
kuantitatif yaitu metode penelitian yang data
penelitianya berupa angka-angka dan analisis 16
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur
menggunakan statistik”15 Menurut Arikunto, Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. hal. 128.
15 17
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Nurul Zuriyah. (2000). Metodology
Kualitatif dan Kuantitatif dan R & D. Sosial dan Pendidikan: Teori Aplikasi. Jakarta:
Bandung: Alfabeta. hal. 7. Bumi Aksara, hal. 20.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 268
NUZUAR, IDI WARSAH

para pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
penelitian ini adalah penelitian deskriptif, selanjutnya disebut sebagai variabel
karena berupaya mencari penjelasan mengenai penelitian. 20
inovasi guru MAN Rejang Lebong beserta Skala likert dalam angket bisa digunakan
hambatan-hambatan yang ditemui, yang nanti- pernyataan atau pertanyaan dengan meng-
nya akan dijelaskan dengan mempresentasikan gunakan bentuk pilihan ganda dan bentuk
angka-angka dari angket. checklist, maka angket yang digunakan dalam
Penelitian ini dilakukan di MAN Rejang penelitian ini dalam bentuk checklist karena
Lebong. Terletak di Jalan Letjen Suprapto No. lebih praktis. Bentuk skala likert yang diguna-
81 Talang Rimbo Baru, Curup, dipimpin oleh kan untuk angket pertama adalah dengan
Bapak Drs. Sayidina Ali, M.Pd. Sekolah ini bentuk frekuensi yang terdiri dari 5 pilihan
saat ini memiliki siswa sejumlah 830 orang, jawaban yaitu: Selalu (S) diberi nilai 5, Sering
dengan tenaga guru 58 orang, dan staf TU (Sr) diberi nilai 4, Kadang-kadang (Kd) diberi
berjumlah 17 orang. Populasi adalah ke- nilai 3, Jarang (Jr) diberi nilai 2, Tidak pernah
seluruhan subjek penelitian.18 Artinya menjadi (Tp) diberi nilai 1.
populasi penelitian disini adalah semua guru Sementara itu, untuk angket mengenai
MAN Rejang Lebong. Populasi guru MAN hambatan yang dialami guru dalam invovasi
Rejang Lebong adalah sejumlah 58 orang.
administrasi, digunakan skala likert yang
Menurut Arikunto, sampel adalah sebagian menyatakan sikap yang terdiri dari 5 pilihan
atau wakil dari populasi yang diteliti. 19 Dalam jawaban yaitu: Sangat setuju (SS), setuju (S),
penarikan sampel, peneliti berpedoman dengan ragu-ragu (R), kurang Setuju (KS), tidak
pendapat Arikunto, jika populasi dibawah 100 Setuju (TS). Terdapat dua jenis pernyataan
maka semua dijadikan sampel dan jika lebih dalam skala ini yaitu pernyataan positif (F) dan
dari 100 maka dari populasi penelitian yang negatif (N). Pernyataan positif yaitu pernyataan
ada tersebut ambil jumlah populasi yang yang berisi tentang hal-halyang positif
mendekati penentuan jumlah sampel dari
mengenai obyek sikap. Sebaliknya pernyataan
populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1%,
negatif adalahpernyataan yang berisi hal-hal
5%, dan 10%. Mengingat populasi dalam
yang negatif mengenai obyek sikap, yaitu
penelitian ini sejumlah 58 orang, maka
bersifat tidak mendukung ataupun kontra
diputuskan untuk mengambil total sampel,
terhadap obyek sikap yang diungkap.
yang artinya semua populasi dilibatkan sebagai
Pernyataan yang positif pilihan jawaban
sampel penelitian ini.
skornya antara lain SS diberi nilai 5, S nilai 4,
Teknik pengumpulan data pada R diberi nilai 3, TS diberi nilai 2 dan STS
penelitian ini adalah: Pertama, Angket yang diberi nilai 1. Sedangkan untuk pernyataan
digunakan terdiri dari dua angket. Angket yang yang negatif dilakukan pembalikan skor.
pertama dibuat untuk memperoleh data inovasi
Kedua angket yang digunakan di-
administrasi guru. Angket kedua didesain
kembangkan dari teori-teori yang telah dibahas
untuk mengetahui hambatan-hambatan yang
di bab dua, yang kemudian menjadi indikator
ditemui guru dalam berinovasi. Oleh karena
untuk setiap butir pernyataan angket.
itu, peneliti menyebar angket penelitian pada
Perumusan indikator menjadi butir-butir
responden sesuai dengan kebutuhan yang akan
pernyataan dibuat blueprint (cetak biru)
diteliti. Skala pengukuran atau jenis angket
instrumen dibuat angket.
yang digunakan adalah jenis angket skala
likert. Sugiyono mengatakan bahwa, skala Kedua, Wawancara. Menurut Sugiono,
likert digunakan untuk mengukur sikap, tujuan mewawancarai seseorang adalah untuk
pendapat, dan persepsi seseorang atau mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan
sekelompok orang tentang fenomena sosial. mendalam dari responden. 21 Wawancara dalam
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah penelitian ini diberikan sebagai follow up bagi
responden yang menjawab pertanyaan open-
18 20
Arikunto, Prosedur Penelitian, hal. 108 Sugiyono, Metode Penelitian, hal. 22
19 21
Arikunto, Prosedur Penelitian, hal. 109 Sugiyono, Metode Penelitian, hal. 137

269 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
ANALISIS INOVASI ADMINISTRASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN (STUDI MAN
REJANG LEBONG)
ended yang ada di dalam angket untuk jawaban-jawaban siswa kedalam kategori yang
menggali informasi lebih mendalam mengenai sama; 2) Kemudian, peneliti menghitung
inovasi administrasi guru dan hambatan yang jumlah frekuensi jawaban guru di tiap butir
dialami dalam melaksanakan inovasi tersebut. pernyataan berdasarkan angket. Dalam
Oleh karena itu, sampel yang diinterview penelitian ini, dalam perhitungan jumlah
adalah sampel yang menjawab iya pada item frekuensi jawaban guru, digunakan skala untuk
open-ended di angket saja. setiap opsi seperti yang telah dijelaskan di
bagian sebelumnya; 3) Peneliti menghitung
Sementara teknik analisis data penelitian
skor total frekuensi angket pertama untuk
ini adalah dengan analisis data kuantitatif
mengetahui inovasi administrasi guru dengan
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai
menggunakan formula berikut:
berikut: 1) Langkah pertama dalam meng-
analisis data adalah mengelompokkan

X=((f S x 5)+(f Srx 4)+(f Kd x 3)+(f Jr x 2)+(f Tp x 1))


Keterangan:
fS : Frekuensi guru yang menjawab selalu
f Sr : Frekuensi guru yang menjawab sering
f Kd : Frekuensi guru yang menjawab kadang-kadang
f Jr : Frekuensi guru yang menjawab jarang
f Tp : Frekuensi guru yang menjawab tidak pernah
Sementara itu, untuk angket kedua invovasi administrasi digunakan formula
mengenai hambatan yang dialami guru dalam berikut untuk pernyataan positif:

X=((f SS x 5)+(f Sx 4)+(f Rx 3)+(f KSx 2)+(f TS x 1))


Keterangan:
f SS : Frekuensi guru yang menjawab sangat setuju
fS : Frekuensi guru yang menjawab setuju
fR : Frekuensi guru yang menjawab ragu-ragu
f KS : Frekuensi guru yang menjawab kurang setuju
f TS : Frekuensi guru yang menjawab tidak setuju

Sedangkan untuk pernyataan yang setiap butir angket berdasarkan jawaban guru
negatif dilakukan pembalikan skor. Langkah di angket dengan menggunakan formula
berikutnya adalah menghitung persentase berikut:

P= x 100%

Setelah diperoleh persentasi jawaban inovasi pada RPP. Berdasarkan data yang
guru melalui formula di atas, lalu langkah diperoleh, ditemukan juga guru yang tidak
selanjutnya adalah menganalisis hasil hitung melakukan inovasi. Persentasi inovasi
angket dan hasil wawancara. administrasi yang dilakukan guru MAN
Rejang Lebong yang tertinggi di RPP, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN terendah di silabus. Inovasi administrasi yang
Guru-guru MAN Rejang Lebong telah dilakukan oleh guru MAN Rejang Lebong
melakukan inovasi administrasi, akan tetapi pada Prota, Promes, dan RPP jatuh pada
inovasi yang dilakukakan belum maksimal, interval Sering (6180%). Sementara itu,
yaitu sebesar 61,57, dengan 62,15% inovasi inovasi pada silabus masuk dalam kategori
pada Prota, 61,67% inovasi pada Promes, interval Kadang-kadang (4160%). Selain itu,
58,72% inovasi pada silabus, dan 63,75% ditemukan juga guru yang telah memanfaatkan

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 270
NUZUAR, IDI WARSAH

teknologi untuk berinovasi dalam administrasi menolak perubahan, ada perasaan berdosa/
guru. bersalah bila berubah menjadi hambatan dalam
melaksanakan inovasi. Mereka juga ber-
Guru-guru MAN Rejang Lebong ber-
anggapan kurang setuju bahwa konflik,
sikap netral bahkan kurang setuju dengan
motivasi, dan kurang adanya hubungan sosial
faktor-faktor yang menghambat inovasi
menjadi kendala dalam inovasi administrasi.
administrasi yang di kemukakan oleh
Guru-guru MAN Rejang Lebong berpendapat
Wahyudian dan Susilana, dan Dimyanti dan
bahwa ada faktor lainnya yang menghambat
Mujiono. Responden ragu-ragu atau bersifat
mereka dalam berinovasi, yaitu faktor
netral mengenai apakah terhambatnya inovasi
keterbatasan waktu karena padatnya jadwal
dikarenakan salah persepsi atau asumsi, karena
kinerja guru, kurikulum yang sering berubah,
saat ini berada dalam comfort zone, adat yang
kurang adanya daya dukung, sarana, prasarana,
sudah mengakar dan mentradisi, ketaatan
masalah kepemimpinan, dan kurangnya bimtek
terhadap tradisi setempat, perbedaan suku,
dan pengelolaan administrasi.
agama, atau ras, perbedaan sosial ekonomi,
estimasi yang tidak tepat, inovasi yang tidak
Analisis Inovasi Administrasi Guru
berkembang, masalah finansial, dan penolakan
dari kelompok tertentu. Sementara itu, Tabel 1 adalah rangkuman hasil analisis
responden kurang setuju kalau perasaan- inovasi administrasi guru dalam meningkatkan
perasaan negatif sepertikecenderungan berpikir mutu pembelajaran pada MAN Rejang
negatif, dihantui kecemasan/kegagalan, tidak Lebong.
mau mengambil resiko, malas, cenderung
Tabel 1. Persentase Inovasi yang dilakukan Responden dalam Administrasi Guru
No Jenis administrasi guru Rata-rata index persentase
1 Prota 62,15
2 Promes 61,67
3 Silabus 58,72
4 RPP 63,75
Rata-rata index persentase 61,57

Berdasrkan Tabel 1 didapatkan data Sementara itu dari hasil wawancara ke


dengan range yang tidak jauh berbeda. Dengan sejumlah guru, peneliti mendapatkan beberapa
persentasi inovasi tertinggi di RPP, dan data tambahan. Responden 12 menyatakan
terendah di silabus. Inovasi administrasi yang bahwa beliau juga melakukan inovasi pada
dilakukan oleh guru MAN Rejang Lebong RPP dengan menambahkan remidial dan
pada prota, promes, dan RPP jatuh pada pengayaan bagi slow learner. Selain itu, ada
interval Sering (6180%). Sementara itu, dua guru MAN Rejang Lebong yang telah
inovasi pada silabus masuk dalam kategori menggunakan teknologi dalam administrasi.
interval Kadang-kadang (4160%). Responden 19 mengubah absen dan penilaian
siswa dalam bentuk software handphone, dan
Berdasarkan data yang telah disajikan
responden 47 mengaku selalu mengambil
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa se-
sumber belajar dari instagram, video,
bagian besar guru-guru MAN Rejang Lebong
Whatsapp (WA), dan platform lainnya.
telah melakukan inovasi administrasi, akan
tetapi inovasi yang dilakukakan belum Analisis hambatan yang dihadapi guru dalam
maksimal. Berdasarkan data yang diperoleh, melakukan inovasi administrasi
memang ada beberapa guru yang tidak pernah
melakukan inovasi, tapi jumlahnya tidak Hasil analisis data mengenai hambatan
banyak. yang dihadapi guru dalam melakukan inovasi
administrasi dapat dilihat pada Tabel 2.

271 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
ANALISIS INOVASI ADMINISTRASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN (STUDI MAN
REJANG LEBONG)
Tabel 2. Data Index/Persentase tiap Item Faktor Penghambat
No. Hambatan-hambatan SS S R KS TS Total Index/persentase
1 Salah persepsi atau asumsi 30 28 30 28 17 133 49,26
2 Cenderung berpikir negatif 20 16 3 34 28 101 37,41
Dihantui
3 10 8 21 28 29 96 35,56
kecemasan/kegagalan
Tidak mau mengambil
4 10 16 9 54 18 107 39,63
resiko
5 Malas 35 12 0 16 36 99 36,67
Saat ini berada dalam
6 20 44 15 18 25 122 45,19
comfort zone
Cenderung menolak
7 20 12 21 22 29 104 38,52
perubahan
Adat yang sudah mengakar
8 20 36 15 38 17 126 46,67
dan mentradisi
Taat terhadap tradisi
9 5 36 15 40 19 115 42,59
setempat
Ada perasaan
10 berdosa/bersalah bila 15 8 15 40 24 102 37,78
berubah
Perbedaan suku, agama,
11 15 36 21 44 13 129 47,78
atau ras
12 Perbedaan sosial ekonomi 20 52 48 16 13 149 55,19
13 Estimasi yang tidak tepat 25 28 21 44 13 131 48,52
14 Konflik 20 8 9 26 32 95 35,19
15 Motivasi 20 16 12 26 29 103 38,15
Inovasi yang tidak
16 25 24 15 24 26 114 42,22
berkembang
17 Masalah finansial 40 16 18 16 28 118 43,7
Penolakan dari kelompok
18 15 16 15 40 22 108 40
tertentu
Kurang adanya hubungan
19 15 16 6 30 30 97 35,93
sosial
Total 795,9
Rata-rata 41,89

Data persentase Gambar 2 diintepretasi terhambatnya inovasi dikarenakan salah per-


berdasarkan kriteria interval. Interval untuk sepsi atau asumsi, karena saat ini berada dalam
angket ini adalah 20, mengikuti rumus I= comfort zone, adat yang sudah mengakar dan
100/jumlah skor (likert), maka I= 100/5= 20. mentradisi, ketaatan terhadap tradisi setempat,
Oleh karena itu, kriteria intepretasi skornya perbedaan suku, agama, atau ras, perbedaan
adalah sebagai berikut: sosial ekonomi, estimasi yang tidak tepat,
0% - 19,99% = Tidak Setuju inovasi yang tidak berkembang, masalah
20% - 39,99% = Kurang Setuju finansial, dan penolakan dari kelompok
40% - 59,99% = Ragu-ragu (netral) tertentu. Sementara itu, responden kurang
60% - 79,99% = Setuju setuju kalau kecenderungan berpikir negatif
80% - 100% = Sangat Setuju menghambat inovasi mereka. Mereka juga
kurang setuju jika perasaan-perasaan negatif
Jadi dapat disimpulkan bahwa responden seperti dihantui kecemasan/kegagalan, tidak
ragu-ragu atau bersifat netral mengenai apakah mau mengambil resiko, malas, cenderung

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 272
NUZUAR, IDI WARSAH

menolak perubahan, ada perasaan berdosa/ bahkan kurang setuju dengan faktor-faktor
bersalah bila berubah menjadi hambatan dalam yang menghambat inovasi administrasi yang di
melaksanakan inovasi. Responden juga ber- kemukakan oleh Wahyudian dan Susilana, dan
anggapan tidak setuju bahwa konflik meng- Dimyanti dan Mujiono. Responden malah
hambat inovasi mereka. Selain itu, mereka juga memiliki alasan sendiri mengenai faktor yang
kurang setuju jika kurangnya motivasi dan menghambat inovasi administrasi, yaitu faktor
kurang adanya hubungan sosial menjadi faktor keterbatasan waktu karena padatnya jadwal
penghambat berinovasi. kinerja guru, kurikulum yang sering berubah,
kurang adanya daya dukung, sarana, prasarana,
Berdasarkan data dari wawancara kepada
masalah kepemimpinan, dan kurangnya bimtek
responden sebagai bentuk follow up angket
dan pengelolaan administrasi.
yang telah disebarkan, khususnya untuk item
pertanyaan terbuka, ditemukan beberapa faktor
PENUTUP
yang menghambat guru-guru MAN Rejang
Lebong melakukan inovasi administrasi. Kesimpulan yang diperoleh dari
Faktor pertama adalah keterbatasan waktu. penelitian ini adalah Pertama, Guru-guru
Menurut responden 17, Inovasi administrasi MAN Rejang Lebong telah melakukan inovasi
sering terkendala waktu. Hal ini sejalan dengan administrasi, akan tetapi inovasi yang
pendapat dari responden lainnya, salah satunya dilakukakan belum maksimal, yaitu sebesar
responden 49 yang mengatakan bahwa padat- 61,57, dengan rincian a) 62,15% inovasi pada
nya jadwal kinerja guru terkadang membuat Prota; b) 61,67% inovasi pada Promes; c)
kurang fokus dengan urusan adminitrasi. 58,72% inovasi pada silabus, dan; d) 63,75%
Faktor yang kedua adalah kurikulum yang inovasi pada RPP. Kedua, Faktor penghambat
sering berubah. Menurut responden 20, 32, 34, dalam melakukan inovasi administrasi guru
kurikulum yang berubah-ubah membuat guru pada MAN Rejang Lebong adalah a) ke-
bingung. Faktor berikutnya adalah kurangnya terbatasan waktu karena padatnya jadwal
fasilitas yang mumpuni. Menurut responden 8, kinerja guru; b) kurikulum yang sering ber-
Inovasi jadi terhambat karena disebabkan ubah; c) kurang adanya daya dukung, sarana,
kurang adanya daya dukung, sarana, prasarana, prasarana; d) masalah kepemimpinan, dan d)
dll untuk menunjang berkembangnya sebuah kurangnya bimtek dan pengelolaan
inovasi yang mumpuni. Hal ini juga administrasi.
ditekankan lagi oleh responden 47. Selanjutnya Berdasarkan kesimpulan di atas,
responden 46 juga berpendapat bahwa penelitian ini memberikan saran kepada
hambatan yang dirasakan yaitu ketika beberapa pihak: Pertama, untuk Guru,
pimpinan madrasah tidak memikirkan kualitas diharapkan kiranya untuk selalu melakukan
sekolah sebab hanya mengejar materi yang inovasi terhadap administrasi guru dalam
sebanyak-banyaknya, membuat inovasi guru- bentuk perangkat pembelajaran menyesuaikan
guru dalam administrasi terhambat karena dengan tuntutan perkembangan ilmu
fasilitas seperti komputer, infokus, dll tidak pengetahuan dan teknologi serta kurikulum
ada. Pernyataan dari responden 46 juga yang berlaku. Kedua, untuk Kepala Sekolah,
sekaligus mengimplikasikan faktor agar memperhatikan faktor-faktor yang
kepemimpinan juga menjadi penghambat menghambat inovasi administrasi guru yang
inovasi. Hal ini juga dibenarkan oleh telah ditemukan agar dapat memaksimalkan
responden 7, 29, dan 48. Faktor terakhir yang inovasi administrasi guru di MAN Rejang
menghambat proses inovasi adalah kurangnya Lebong. Ketiga, untuk Pengawas, agar adalam
bimtek dan pengelolaan administrasi, melakukan supervisi secara berkala terhadap
sebagaimana dijelaskan oleh responden 50, administrasi guru pada MAN Rejang Lebong.
bahwa mereka kesulian melakukan inovasi
karena kurangnya bimtek dan pelatihan UCAPAN TERIMA KASIH
berkaitan dengan pengelolaan administrasi.
Penulis mengucapkan banyak terima
Berdasarkan uraian diatas, dapat kasih kepada semua pihak yang telah
disimpulkan bahwa responden bersikap netral, memberikan kontribusi pada penelitian ini.

273 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
ANALISIS INOVASI ADMINISTRASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN (STUDI MAN
REJANG LEBONG)
Pertama kepada Kepala Puslitbang Pendidikan Majid, Abdul. (2005). Perencanaan
Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Pembelajaran dan Mengembangkan
Diklat, Kementerian Agama RI. Kedua kepeda Standar kompetensi guru. Bandung:
LP2M IAIN Curup yang telah memberikan Remaja Rosda Karya.
kesempatan untuk melakukan penelitian DIPA Muhammad Hasan, (2015) Inovasi dan
tahun 2017. Ketiga, kepada Kepala Sekolah Modernisasi Pendidikan Pondok
MAN Rejang Lebong yang telah memberikan
Pesantren. KARSA: Journal of Social
ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian
and Islamic Culture Vol. 23 Nomor. 2.
di sekolah tersebut, semua guru pendidikan
agama Islam, tenaga kependidikan MAN Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Profesional
Rejang Lebong, serta segenap siswa yang telah Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
memberikan data dan informasi kepada Menyenangkan. Bandung: Remaja
penulis. Semoga penelitian ini dapat mem- Rosdakarya.
berikan manfaat bagi semua pihat dalam Mustofa, Ali. (2017). Implementasi Manajerial
rangka peningkatan mutu tenaga pendidik di Kepala Madrasah dalam Pengelolaan
MAN Rejang Lebong. Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri Baru Pangkalan Bun.Tesis tidak
DAFTAR PUSTAKA diterbitkan, UIN Palangkaraya.
Amani, Luh, Nyoman Dantes, and I. Wayan
Prastyawan, P. (2011). Inovasi Kurikulum dan
Lasmawan. (2013). Implementasi
Pembelajaran. Al Hikmah: Jurnal Studi
Supervisi Klinis dalam Rangka
Keislaman Vol. 1 Nomor. 2
Meningkatkan Kemampuan Guru
Mengelola Proses Pembelajaran pada Purwanto. (2000). Difusi Inovasi. Jakarta:
Guru SD Se-Gugus VII Kecamatan STIA-LAN PRESS
Sawan. PENDASI:Jurnal Pendidikan Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kualitatif
Dasar Indonesia. Vol. 3 Nomor. 1. dan Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Alfabeta.
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Sa’ud, Udin Saefudin. (2008). Inovasi
Jakarta: Rineka Cipta. Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Chasimijatin, Lise. (2017). Unit 8: Silabus Wahyudin, Dinn & Rudi Susilana. (2017).
mata pelajaran. http://educloud.fkip.uni Inovasi Pendidikan dan pembelajaran:
la.ac.id/index. php?dir=Ilmu%20Pendidi Materi 9 Kurikulum Pembelajaran.
kan/Pendidikan%20Guru%20Sekolah%2 http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PE
0Dasar/Pengembangan%20Kurikulum/& ND._LUAR_BIASA/196209061986011-
file=pengembangan_kurikulum_8.pdf. HMAD_MULYADIPRANA/PDF/Inova
Danim, Sudarwan. (2002). Inovasi Pendidikan si_Pendidikan_Pembelajaran.pdf.
dalam Upaya Peningkatan Zuriyah, Nurul. (2000). Metodology Sosial dan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Pendidikan: Teori Aplikasi. Jakarta:
Bandung: Pustaka Setia. Bumi Aksara.
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Kunandar. (2009). Guru Professional
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam
Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pres.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 274

You might also like