You are on page 1of 10

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar | p-ISSN 2085-1243 | e-ISSN 2579-5457

Vol. 12 No.2 Juli 2020 | Hal 159-168

UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU MELALUI


PENDAMPINGAN PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (PTK)

Mela Darmayanti1, Non Dwishiera Cahya Anasta2, Arie Rakmat Riyadi3, Effy Mulyasari4
1, 2, 3, 4
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract:. Classroom Action Research (CAR) is a report of the teacher's real activities in
solving problems that occur in teaching and learning activities in the classroom while
improving the quality of learning in accordance with the teacher's professional development
goals. In fact, UPI PGSD Primary School teachers still encounter difficulties in making PTK
proposals as an initial step in fulfilling their professional competencies. Based on this, this
study aims to improve the competency of SD PGSD UPI Partner teachers in preparing PTK
proposals. The form of activities carried out is assistance with the deductive training model.
This research is a quantitative research in the form of a descriptive approach. Data collection
was obtained through a questionnaire distributed to 18 PGSD UPI Partner school teachers as
mentoring participants. The study began with an identification of the needs of UPI PGSD
Primary School SD teachers, followed by assistance in the preparation of the CAR proposal.
Assistance materials include CAR in the development of the teaching profession, CAR credit
report figures, exploring research problems, and preparing CAR proposals. The results showed
an increase in the ability of understanding teachers in preparing PTK proposals.
Keyword: Assistance, Classroom Action Research Proposal, Teacher Professionalism

Abstrak: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan laporan kegiatan nyata guru dalam
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas sekaligus
memperbaiki mutu pembelajaran sesuai dengan tujuan pengembangan profesi guru. Pada
kenyataannya guru SD Mitra PGSD UPI masih menemui kesulitan dalam membuat proposal
PTK sebagai langkah awal pemenuhan kompetensi profesinya. Berdasarkan hal tersebut
penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru SD Mitra PGSD UPI dalam
menyusun proposal PTK. Bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu pendampingan dengan model
pelatihan deduktif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk pendekatan
deskriptif. Pengumpulan data didapatkan melalui angket yang disebar pada 18 guru sekolah
Mitra PGSD UPI selaku peserta pendampingan. Penelitian diawali dengan identifikasi
kebutuhan guru SD Mitra PGSD UPI, dilanjutkan dengan pendampingan penyusunan proposal
PTK. Materi Pendampingan meliputi PTK dalam pengembangan profesi guru, angka kredit
laporan PTK, penggalian masalah penelitian, dan penyusunan proposal PTK. Hasil penelitian
menunjukan adanya peningkatan kemampuan pemahaman guru dalam menyusun proposal
PTK.
Kata Kunci: Pendampingan, Proposal Penelitian Tindakan Kelas, Profesionalitas Guru

1
Universitas Pendidikan Indonesia, Email: meladarmayanti@upi.edu
2
Universitas Pendidikan Indonesia, Email: shiera.vh@gmail.com
3
Universitas Pendidikan Indonesia, Email: arie.riyadi@upi.edu
4
Universitas Pendidikan Indonesia, Email: effy@upi.edu

Darmayanti, Dwishiera, Riyadi, Mulyasari: Meningkatkan Profesionalitas Guru Melalui Pendampingan Penulisan Proposal PTK 159
PENDAHULUAN mampu merancang pembelajaran sesuai
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan kebutuhan dan tujuan
bukanlah sebuah istilah asing bagi seorang pemeblajaran. Guru harus berperan
pendidik, khususnya guru di Sekolah sebagai perancang atau desainer
Dasar. Kegiatan PTK terintegrasi dengan pembelajaran agar dapat memenuhi tugas
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, utamanya. Guru harus mampu mendesain
sehingga tidak akan mengganggu tugas proses pembelajaran secara produktif,
guru untuk mengajar. Jenis penelitian ini efektif, efisien dan inovatif (Sani, 2013).
merupakan yang termudah dan paling Guru sebagai sebuah profesi juga harus
cocok bagi guru, karena dilakukan oleh mampu menjalankan tugasnya secara
guru di dalam kelasnya berdasarkan pada profesional (Jihad, 2013). Peningkatan
permasalahan yang dialami (Sanjaya, profesionalisme guru berkaitan erat
2016). Di dalam kegiatan pembelajaran, dengan penulisan karya tulis ilmiah.
guru secara langsung berinteraksi dengan Melalui kegiatan penelitian ilmiah guru
siswa, sehingga guru akan betul-betul dapat meningkatkan profesionalitasnya
memahami permasalahan yang terjadi di sebagai guru serta dapat meningkatkan
dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan kualitas layanan pembelajaran juga
demikian guru memiliki kewajiban untuk pengelolaan kelas. PTK merupakan suatu
mencari solusi/ pemecahan masalah untuk bentuk kegiatan ilmiah yang dapat
setiap permasalahan yang terjadi di dalam dilakukan guru di dalam kelas dengan
kegiatan pembelajarannya. melakukan berbagai tindakan untuk
Penyelesaian masalah yang terjadi meningkatkan proses dan hasil
di dalam kelas dalam hal ini terkait proses pembelajaran.
dan hasil pembelajaran, akan memberikan Pada hakikatnya kegiatan ilmiah
perbaikan pada kualitas pembelajaran. PTK berfungsi sebagai bahan refleksi diri,
Salah satu upaya untuk meningkatkan khususnya dalam proses belajar mengajar
kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas yang dapat
harus diawali dengan meningkatkan mutu dipertanggungjawabkan (Hopkins, 2011).
guru sebagai tenaga pendidikan. Guru Selain berdampak langsung pada kualitas
merupakan komponen pendidikan yang pembelajaran, PTK juga menjadi sebuah
memiliki peran penting dalam kegiatan syarat untuk kenaikan pangkat/golongan
belajar mengajar. Jika tugas seorang guru para guru. Di dalam UU memang tidak
hanyalah menyampaikan materi, tentu dinyatakan secara langsung bahwa guru
semua orang dapat melakukannya. Namun memiliki kewajiban untuk melakukan
istilah guru merupakan sebuah profesi penelitian, berbeda halnya dengan profesi
yang berdasarkan UU NO 14 Tahun dosen. Akan tetapi berdasarkan Permen
2005 merupakan pendidik profesional PAN No 16 Tahun 2009 Pasal 11.c
dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengenai pengembangan keprofesian yang
membimbing, mengarahkan, melatih, berkelanjutan, dinyatakan bahwa publikasi
menilai, dan mengevaluasi peserta didik atas hasil penelitian menjadi salah satu hal
pada pendidikan anak usia dini jalur yang wajib dipenuhi guru selama bertugas
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan dalam profesinya. Selain itu dikuatkan
pendidikan menengah. pula oleh Peraturan bersama Mendiknas
Berdasarkan hal tersebut di dalam dan Kepala BAKN Nomor 03/V/PB/2010
sebuah kegiatan belajar mengajar, seorang dan Nomor 14 Tahun 2010 yang
guru bukan hanya sebagai penyampai menyatakan bahwa syarat kenaikan
materi, namun juga harus mampu pangkat/ jabatan guru dari III/b ke pangkat
membimbing, mengarahkan, jabatan lebih tinggi yaitu dengan
melatih,menilai dan mengevaluasi peserta melaksanakan kegiatan pengembangan diri
didik. Hal ini dapat tercapai jika guru dan publikasi ilmiah yang antara lain yaitu

160 EduHumaniora: Vol. 12 No. 2, Juli 2020


hasil PTK. Dengan demikian kegiatan karya tulis ilmiah. Hal ini menjadi
meneliti maupun menulis bagi guru mau permasalahan yang harus segera disikapi
tidak mau menjadi sebuah keharusan untuk dan dicarikan solusinya. Berdasarkan
dilaksanakan. permasalahan tersebut, penelitian ini
Sebelum melakukan penelitian, diharapkan dapat memberikan solusi untuk
seorang guru perlu menyusun rencana meningkatkan profesionalitas guru dalam
penelitian dalam bentuk proposal PTK menyusun proposal PTK. Pendampingan
agar dapat melaksanakan kegiatan PTK Penulisan proposal PTK merupakan salah
dengan baik dan terencana (Subarman: satu upaya dan langkah nyata PGSD UPI
1994). Namun pada kenyataannya masih untuk membangkitkan produktifitas guru
banyak guru yang merasa kesulitan untuk mitra dalam kegiatan ilmiah. Upaya
meyusun proposal PTK terlebih untuk meningkatkan kompetensi guru sekolah
melaksanakan kegiatan meneliti dan mitra dalam menyusun proposal PTK ini
menulis laporan PTK. Berdasarkan hasil perlu dilakukan dengan memberikan
identifikasi masalah pada guru sekolah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan,
mitra PGSD UPI, banyak guru yang agar guru sekolah mitra dapat
mengeluhkan adanya keharusan penelitian menghasilkan proposal PTK dengan baik.
sebagai persyaratan untuk memperoleh Pendampingan penyusunan
pengakuan dan tunjangan atas profesinya, proposal PTK dengan pelatihan model
karena guru yang merasa kesulitan untuk deduktif dianggap efektif digunakan untuk
membuat proposal PTK, terlebih untuk meningkatkan kompetensi guru sekolah
melaksanakan PTK serta membuat laporan mitra dalam menyusun proposal PTK.
hasil penelitiannya. Model pelatihan deduktif mengidentifikasi
Banyak alasan yang mendasari kebutuhan secara umum dengan sasaran
kesulitan tersebut, seperti kurangnya yang luas, selain itu kebutuhan pelatihan
pemahaman guru tentang penyusunan untuk peserta didasarkan pada peserta
proposal PTK serta pelaksanaannya di yang memiiki karakteristik yang sama,
kelas. Pada dasarnya hal ini disebabkan maka hasil identifikasinyapun duduga
oleh faktor terbatasnya pengetahuan guru dibutuhkan untuk keseluruhan peserta
tentang langkah-langkah penyusunan pelatihan yang memiliki ciri-ciri yang
proposal PTK baik yang menyangkut sama (Kamil, 2012). Model ini dipilih
diagnosis dan penetapan masalah, prosedur karena peserta pelatihan memiliki
pelaksanaan PTK, bahkan dalam karakteristik yang sama yaitu seorang guru
menyusun latar belakang, menentukan SD yang memiliki latar belakang
rumusan masalah, tujuan dan manfaat pendidikan yang sama serta merupakan
peneitian, menyusun kerangka teori dan guru sekolah mitra PGSD UPI. Disamping
meyusun skenario pembelajaran itu kebutuhan pelatihan dalam penelitian
berdasarkan variabel yang ditetapkan. ini juga bersifat terduga, dalam artian
Kurangnya kemampuan guru-guru tersebut bahwa peserta pelatihan dalam hal ini guru
dalam menyusun proposal PTK sekolah mitra memiliki jenis kebutuhan
disebabkan oleh kurangnya wadah yang yang sama yaitu harus mampu menyusun
bisa me-refresh pengetahuan para guru proposal PTK sebagai salah satu upaya
tetang PTK, serta tidak adanya bimbingan untuk meningkatkan profesionalitasnya
untuk para guru dalam melaksanakan sebagai guru serta sebagai salah satu syarat
kegiatan PTK. untuk pengajuan kenaikan golongan. Hasil
Katiadaan pembimbing penelitian ini diharapkan dapat memotivasi
menyebabkan kurangnya motivasi dan rasa para guru dalam menyusun proposal PTK
percaya diri guru dalam menyusun dan melaksanakan PTK, serta bagi sekolah
proposal PTK. Hal tersebut akan bermuara untuk dapat meningkatkan kinerja sekolah
pada kemampuan guru dalam menulis melalui peningkatkan profesionalitas guru.

Darmayanti, Dwishiera, Riyadi, Mulyasari: Meningkatkan Profesionalitas Guru Melalui Pendampingan Penulisan Proposal PTK 161
lebih meningkat. Adapun indikator
METODOLOGI PENELITIAN keberhasilan dalam penelitian ini yaitu,
Penelitian ini termasuk kedalam meningkatknya pengetahuan dan
penelitian kuantitatif dalam bentuk keterampilan guru sekolah mitra dalam
pendekatan deskriptif. Pengumpulan data menulis proposal PTK.
didapatkan melalu angket kuesioner.
Adapun subjek penelitian yang mengikuti HASIL PENELITIAN DAN
pendampingan penulisan proposal PTK PEMBAHASAN
berjumlah 18 orang. Ke 18 orang Sebelum dilakukan
responden dalam penelitian ini berprofesi pendampingan penyusunan proposal
sebagai guru sekolah dasar di Kota PTK, guru-guru menyatakan mengalami
Bandung, dan merupakan guru di sekolah kesulitan dalam menyusun proposal PTK
mitra PGSD UPI. Bidang keahlian yang baik dari segi isi maupun dalam
menjadi subjek kebutuhan adalah menyusun kalimat
kompetensi profesional khususnya (kebahasaan/pengkalimatan). Kesulitan
penulisan proposal PTK. Subjek penelitian menyusun proposal PTK tersebut
dilakukan secara purposive dengan mencakup semua aspek, dimulai dari Bab
mempertimbangkan bahwa subjek adalah I yang meliputi; merumuskan judul
guru SD yang berlatar belakang penelitian, latar belakang masalah,
pendidikan dari lulusan guru sekolah dasar rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
dan memiliki kebutuhan untuk manfaat hasil penelitian. Bab II meliputi;
mengembangkan profesionalitasnya pemaparan kajian teoritis, kerangka
sebagai guru, serta memiliki kepentingan berpikir, serta hipotesis tindakan.
untuk dapat memnuhi syarat pengajuan Selanjutnya metode penelitian yang
kenaikan pangkat/golongan. tertuang dalam Bab III meliputi;
Pemateri dalam pendampingan ini pemaparan tentang jenis, lokasi, dan
berjumlah 5 orang dosen yang memiliki subyek penelitian (prosedur penelitian
kompetensi di bidang pendidikan dan dari setiap siklus), sumber data, cara
kejuruan. Materi pendampingan meliputi pengambilan data, instrumen, dan
pemahaman pentingnya PTK dalam pengolahan data, serta indikator
pengembangan profesi guru, angka kredit keberhasilan penelitian. Kesulitan
laporan PTK, penggalian masalah tersebut disebabkan karena guru-guru
penelitian, dan penyusunan proposal PTK. belum percaya diri dan belum memiliki
Diawal dan diakhir kegiatan peserta pemahaman yang jelas tentang PTK dan
pendampingan diminta untuk mengisi cara menyusun proposal PTK yang benar,
kuisioner yang sudah disiapkan oleh sehingga para guru takut untuk memulai
peneliti. Angket pertama digunakan untuk menyusun proposal PTK.
mengukur kemampuan responden dalam Melalui pendampingan penulisan
penulisan PTK. Selanjutnya, angket ke 2 proposal PTK, guru SD Mitra mulai
digunakan agar peneliti mendapatkan data mampu menyusun proposal PTK sesuai
tentang keberhasilan dari implementasi dengan rambu-rambu penyusunan
pendampingan. Lokasi penelitian dan proposal PTK yang baik dari segi isi
pendampingan penulisan proposal PTK ataupun kebahasaan/pengkalimatan. Pada
untuk menigkatkan profesionalitas guru awal pelaksanaan pendampingan, pakar
sekolah mitra dilaksanakan di gedung Aula dalam hal ini pendamping terlebih dahulu
Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. Melalui memberikan penjelasan mengenai
kegiatan tersebut, diharapkan pemahaman pengembangan profesi guru melalui PTK
dan keterampilan guru sekolah mitra serta angka kredit laporan hasil PTK.
dalam menyusun proposal PTK untuk Selanjutnya dijelaskan pula konsep PTK
meningkatkan profesionalitasnya menjadi dan cara menyusun proposal PTK secara

162 EduHumaniora: Vol. 12 No. 2, Juli 2020


partisipatif. Dalam proses pendampingan
pakar tidak hanya memberikan ceramah Sebelum Sesudah
tapi melibatkan guru-guru dengan cara
tanya jawab, diskusi dan pemberian
contoh-contoh yang aplikatif, seperti
dalam penggalian masalah penelitian.
Setiap guru ditanya menganai
permasalahan-permasalahan yang diterjadi
di dalam kelasnya, dan masalah apa yang Gambar 1. Kompetensi Memahami Variabel PTK
sebelum dan dan sesudah dilakukan
ingin segera dicari solusinya. Berdasarkan pendampingan.
permasalahan tersebut, guru didampingi
oleh pendamping untuk merumuskan Sebelum dilakukan pendampingan,
variable-variable yang akan digunakan hanya 10,5% responden yang masuk
untuk membuat judul. Selanjutnya kedalam kategori mampu merumuskan
dilanjutkan dengan kegiatan sebuah permasalahan ke dalam variable x
pendampingan penyusun proposal PTK, dan y untuk dijadikan sebagai judul PTK.
hingga proposal PTK yang disusun oleh 57,9% guru masih merasa bingung dalam
guru tersebut selesai. menentukan variable sehingga berada
Selama proses penyusunan pada kategori cukup mampu, 26,3%
proposal PTK terjalin pula interaksi antar merasa kurang mampu, bahkan ditemui
guru dan guru, maupun guru dengan data adanya responden yang berada pada
pendamping, baik dalam bentuk diskusi, kategori sangat tidak mampu. Setelah
tanya jawab, pengarahan dan motivasi. dilakukan pendampingan, terlihat adanya
Semua peserta pendampingan tampak peningkatan kemampuan guru dalam
antusias, serius dan aktif dalam mengikuti memahami variabel PTK, seperti adanya
kegiatan pendampingan, hal ini dibuktikan responden yang masuk kedalam kategori
dengan berhasilnya para guru dalam sangat mampu, selain itu terdapat
menyusun proposal PTK, walaupun masih kenaikan persentase jumlah responden
ditemukan kekurangan atau kesalahan di mampu sebanyak 52,7% dan turunnya
bagian/aspek-aspek tertentu. Namun persentase jumlah responden yang berada
demikian, jika dibandingkan dengan pada kategori cukup mampu sebanyak
kondisi awal sebelum dilakukan tindakan 31,6%. Selain itu juga, sudah tidak
pendampingan, dimana guru masih merasa ditemukan responden yang berada dalam
belum memahami dan merasa kesulitan kategori sangat tidak mampu.
dalam menyusun proposal PTK, ternyata Kompetensi yang harus dimiliki
setelah dilakukan tindakan pendampingan, guru dalam membuat proposal PTK
menunjukan adanya peningkatan selanjutnya Ialah membuat latar belakang.
pemahaman dan keterampilan guru dalam Berdasarkan hasil angket yang diisi
menulis proposal PTK. Data tersebut responden didapatkan hasil sebagai
dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan berikut :
angket yang dibagikan pada responden
dalam hal ini guru mitra PGSD UPI selaku Sebelum Sesudah
peserta pendampingan, pada saat sebelum
dan setelah pendampingan dilakukan.
Adapun kondisi awal dan hasil yang
dicapai melalui kegiatan pendampingan
penulisan proposal PTK untuk
meningkatkan propesionalitas guru Gambar 2. Kompetensi Membuat Latar Belakang
melalui metode deduktif bagi guru sekolah PTK sebelum dan sesudah dilakukan
pendampingan
mitra PGSD UPI yaitu sebagai berikut :

Darmayanti, Dwishiera, Riyadi, Mulyasari: Meningkatkan Profesionalitas Guru Melalui Pendampingan Penulisan Proposal PTK 163
Latar belakang merupakan kunci dalam kebingungan dalam menentukan kalimat
sebuah proposal penelitian, namun tanya yang sesuai, sedangkam 15,8%
sebelum dilakukan pendampingan menyatakan mampu namun belum
ditemukan data bahwa kompetensi percaya diri akan kebenaran hasil
responden dalam membuat latar belakang tulisannya. Namun setelah dilakukan
belum memadai. Hanya 10,5% responden pendampingan, terdapat responden yang
yang menyatakan mampu, sebanyak masuk dalam kategori sangat mampu,
47,4% responden berada pada kategori selain itu terjadi peningkatan persentase
kurang mampu, 36,6% merasa cukup kemampuan responden dalam kategori
mampu dan 11,3% merasa tidak mampu. mampu sebesar 47,4% dan penurunan
Alasan utama yang mendasari hal ini, persentase kategori cukup mampu
karena guru belum terbiasa menulis dan sebanyak 21%.
guru belum memahami sistematikan Selanjutnya ialah kompetensi
penulisan serta logika berpikir dalam membuat tujuan dan manfaat masalah
menulis latar belakang. Setelah penelitian dalam Proposal PTK.
dilkakukan pendampingan terlihat adanya Berdasarkan hasil angket yang diisi
perubahan kemampuan guru dalam responden didapatkan hasil sebagai
membuat latar belakang, terlihat dari berikut :
adanya responden yang berada pada
kategori sangat mampu, dan tidak adanya Sebelum Sesudah
responden dalam kategori kurang mampu.
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat
adanya peningkatan presentase
pemahaman guru dalam kategori mampu
sebesar 52,7% dan penurunan kategori
cukup mampu sebesar 11,5%. (Tujuan Penelitian)
Kompetensi selanjutnya ialah
membuat rumusan masalah PTK.
Berdasarkan hasil angket yang diisi
responden didapatkan hasil sebagai
berikut :
(Manfaat Penelitian)
Sebelum Sesudah Gambar 4. Kompetensi Membuat tujuan dan
Manfaat masalah Penelitian sebelum dan sesudah
dilakukan pendampingan

Gambar 4 menunjukan
kompetensi responden dalam membuat
Gambar 3. Kompetensi Membuat rumusan tujuan dan manfaat penelitian.
masalah PTK sebelum dan sudah dilakukan Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan
Pendampingan data 21,1% responden berada pada
kategori mampu, 42,1% berada pada
Dalam membuat rumusan masalah, kategori cukup mampu dan 36,8% pada
sebanyak 42,1% responden yang berada kategori kurang mampu. Data tersebut
dalam kategori kurang mampu menunjukan masih perlunya bimbingan
menyatakan ketidakmampuan responden pada rumusan tujuan dan manfaat
dalam menyatakan permasalahan dan penelitian agar responden mencapai
tindakan yang diusulkan ke dalam sebuah kategori mampu, sehingga dapat
kalimat yang singkat dan jelas. Adapun menghasilkan proposal PTK yang baik.
42,1% responden yang berada pada Setelah dilakukan pendampingan,
kategori cukup mampu, menyatakan

164 EduHumaniora: Vol. 12 No. 2, Juli 2020


ditemukan data adanya peningkatan Sebelum Sesudah
kemampuan guru dalam membuat tujuan
dan manfaat penelitian seperti adanya
responden dalam kategori sangat mampu,
serta meningkatnya presentase responden
dalam kategori mampu, dan terdapat
penurunan persentase responden dalam
kategori cukup mampu. Gambar 7. Kompetensi Membuat Susunan
Metode dan desain langkah-langkah PTK sebelum
Kompetensi berikutnya yang harus dan sesudah dilakukan pendampingan
dimiliki guru dalam membuar proposal
PTK yaitu membuat tinjauan teoritik. Dalam kompetensi membuat susunan
Berdasarkan hasil perhitungan angket metode dan desain langkah-langkah PTK
ditemukan data sebagai berikut. sebelum dilakukan pendampingan
dihasilkan data 52,6% responden berada
Sebelum Sesudah pada kategori kurang mampu, 31,6%
cukup mampu, 10,5% berada dalam
kategori mampu. Namun masih terdapat
responden yang berada pada kategori tidak
mampu, sebanyak 5,3%. Setelah
Gambar 6. Kompetensi Membuat Tinjauan dilakukan pendampingan terjadi
Teoritik/ pustaka proposal PTK sebelum dan peningkatkan kemampuan guru dalam
sesudsh dilakukan pendampingan membuat susunan metode dan desain
langkah-langkah PTK. Hal ini dapat
berdasarkan data, ditemui bahwa hanya dilihat dari adanya responden yang masuk
10,5% responden yang berada pada dalam kategri sangat mampu, dan terjadi
kategori mampu, sedangkan sebagian peningkatan presentase responden dalam
besar berada pada kategori kurang mampu kategori mampu sebesar 42,1% serta tidak
sebanyak 47,4% dan 42,1% pada kategori adanya responden dalam kategori tidak
cukup mampu. Dalam hal ini responden mampu.
menyatakan tidak tahu teori –teori yang Diagram-diagram diatas
relevan untuk permasalahan yang dihadapi menunjukan adanya peningkatan
serta sulitnya menentukan penelitian yang kompetensi guru dalam menyusun
dianggap memiliki relevansi dengan proposal PTK. Hal ini dapat dilihat dari
penelitian yang dilakukan. Namun setelah adanya responden yang berada pada
dilakukan pendampingan terjadi kategori sangat mampu, dari sebelumnya
peningkatan kompetensi guru dalam tidak ada, dan hilangnya responden dalam
membuat tinjauan teoritik. Dapat dilihat kategori kurang mampu dan tidak mampu.
dari gambar 6 diatas yang menunjukan Peningkatan kompetensi tersebut
adanya responden dalam kategori sangat menunjukan adanya peningkatan
mampu, dan terjadi peningkatan pemahaman responden terhadap materi
persentase responden dalam kategori yang disampaikan oleh para narasumber
mampu sebesar 47,4% dan terjadi dan atau pendamping,
penurunan persentase responden dalam Setelah dilakukan pendampingan,
kategori cukup mampu sebesar 15,8%. responden diminta untuk memberikan
Kompetensi akhir yang harus tanggapannya terkait dengan kejelasan
dikuasai oleh guru dalam membuat narasumber pelatihan serta kesan
proposal PTK yaitu membuat susunan terhadap penyelenggaraan
metode dan desain langkah-langkah PTK. pendampingan. Data tersebut dijadikan
Berdasarkan hasil perhitungan angket dasar perbaikan untuk penyelenggaraan
dihasilkan data sebagai berikut pendampingan sejenis di masa yang akan

Darmayanti, Dwishiera, Riyadi, Mulyasari: Meningkatkan Profesionalitas Guru Melalui Pendampingan Penulisan Proposal PTK 165
datang. Berdasarkan angket yang disebar tersebut, identifikasi pendampingan
kepada responden, menunjukkan bahwa dengan model pelatihan deduktif ini
kejelasan narasumber pendampingan dilakukan secara umum dalam hal ini
PTK masuk dalam kategori sangat jelas, untuk memnuhi kebutuhan untuk
seperti tampak pada gambar diagram meningkatkan profesionalitas guru, dengan
dibawah ini. sasaran yang luas yaitu guru-guru sekolah
Mitra PGSD UPI. Identifikasi kebutuhan
pada pendampingan ini didasarkan atas
kebutuhan semua peserta pendampingan
untuk meningkatan kompetensi
profesionalitasnya sebagai guru dengan
membuat proposal PTK. Hasil identifikasi
ini diduga dibutuhkan untuk keseluruhan
Gambar 8. Kesan Terhadap Penjelasan peserta pelatihan, karena semua peserta
Narasumber Pendampingan PTK pelatihan memiliki ciri-ciri yang sama
yaitu berlatar belakang sarjana pendidikan
Sebagian besar peserta pelatihan guru sekolah dasar, dan merupakan guru-
menyatakan bahwa penjelasan guru SD mitra PGSD UPI yang ingin
narasumber pada pendampingan PTK membuat proposal PTK guna kenaikan
sangat jelas. Berdasarkan angket yang golongannya. Identifikasi ini digunakan
disebar kepada responden juga sebagai landasan dalam penyusunan materi
didapatkan data bahwa kesan peserta atas pendampingan yang bersifat massal dan
penyelenggaraan pendampingan ini menyeluruh, yang kemudian
masuk dalam kategori sangat dikembangkan pada proses pendampingan
memuaskan, seperti ditunjukkan pada yang lebih khusus.
Gambar 16 di bawah ini. Penggunaan model pendampingan
dengan model deduktif ini telah dapat
mengatasi permasalahan guru-guru SD
Mitra PGSD UPI dalam menyusun
proposal PTK. Melalui pendampingan ini,
minat, percaya diri serta kompetensi guru-
guru dalam menyusun proposal PTK
menjadi semakin meningkat. Melalui
Gambar 9. Kesan Terhadap Penyelenggaraan pendampingan ini guru-guru merasa
Kegiatan
percaya diri dengan judul PTK-nya
sehingga mampu menghasilkan proposal
sebanyak 63,2% peserta memberikan
PTK yang akan diimplementasikan dalam
kesan sangat memuaskan, dan 36,8%
penelitia di sekolahnya masing-masing.
menyatakan memuaskan. Penilaian ini
Peserta pendampingan dalam hal ini guru-
menjadi refleksi bagi tim peneliti, agar
guru merespon positif pendampingan
mampu menyelenggarakan pendampingan
dengan model deduktif ini karena dapat
yang lebih baik lagi diwaktu yang akan
memberikan bimbingan yang mereka
datang.
butuhkan serta bermanfaat dalam
Model pelatihan deduktif menurut
membangun pengetahuan dan pemahaman
Kamil (2012) yaitu model pelatihan yang
mereka tentang konsep-konsep dalam
identifikasi kebutuhan pelatihannya
penelitian tindakan kelas dan bagaimana
dilakukan secara umum dengan sasaran
menyusun proposal PTK. Hasil
yang luas. Kebutuhan pelatihan ditetapkan
penelitian ini mendukung dan menambah
atas dasar pengajuan pertimbangan dari
temuan pada penelitian sebelumnya dari
semua peserta pelatihan yang memiliki
Mediatati (2016) yang menunjukan bahwa
karakteristik yang sama. ]Berdasarkan hal

166 EduHumaniora: Vol. 12 No. 2, Juli 2020


adanya peningkatan kemampuan guru 1. Sebagai upaya tindak lanjut sebaiknya
dalam menyiapkan proposal PTK melalui sekolah dalam hal ini kepala sekolah
implementasi model pelatihan partisipatif melakukan pengecekan kemajuan proposal
dengan pendampingan intensif selama 2 PTK agar Proposal tersebut benar-benar
siklus, materi pelatihan dalam pelatihan ini diimplementasikan para guru di kelas agar
didasari atas refleksi pada siklus 1, dan dapat menghasilkan sebuah laporan
dalam penelitian ini peserta terlibat aktif penelitian tindakan kelas. Hal ini akan
dari tahap awal persiapan pendampingan, berdampak pada peningkatan kualitas
hingga proses akhir pendampingan. pembelajaran dan profesionalitas guru di
Selanjutnya penelitian dari Pambudi sekolah.
(2018) dalam rangka meningkatkan 2. Bagi guru-guru peserta pendampingan,
profesionalisme guru melalui pelatihan hendaknya proposal PTK yang telah
PTK yang menunjukan adanya disusun agar segera diimplementasikan
peningkatan kompetensi dan motivasi guru dalam penelitian di kelasnya, sebagai salah
dalam membuat PTK melalui kegiatan satu pelaksanaan tugas profesinya.
pelatihan, sehingga PTK yang dihasilkan Penelitian yang telah dilakukan diharapkan
memenuhi standar dan layak diterbitkan. dapat disusun menjadi sebuah laporannya
dalam bentuk jurnal agar bermanfaat bagi
KESIMPULAN peningkatan golongan atau jabatan
Dari hasil penelitian dan pembahasan fungsional guru. Selain itu, melalui
yang telah dilakukan, diperoleh pendampingan ini diharapkan guru
simpulan sebagai berikut: (1). Guru- menjadi terbiasa dalam menyusun
guru SD Mitra PGSD UPI mengalami proposal PTK.
kesulitan dalam menyusun proposal
PTK baik dari aspek isi maupun DAFTAR PUSTAKA
pengkalimatan mulai dari menentukan Hopkins, D. (2011). Panduan Guru
variabel, perumusan latar belakang, Penelitian Tindakan Kelas.
rumusan masalah, tujuan penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
manfaat hasil penelitian, kajian Jihad. (2013). Menjadi Guru profesional :
teori/pustaka, kerangka berpikir, Strategi meningkatkan kualifikasi
hipotesis tindakan dan metode dan kualitas guru di era global.
penelitian, karena belum memiliki Jakarta : Erlangga.
pemahaman yang jelas mengenai konsep Kamil, M. (2012). Model Pendidikan dan
PTK serta aplikasinya dalam Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).
penyusunan proposal PTK; (2). Bandung : Alfabeta.
Penerapan model pelatihan partisipatif Mediatati, N. (2016). “Upaya
dengan pendampingan intensif dapat meningkatkan kompetensi guru
meningkatkan kompetensi menyusun dalam menyusun proposal
proposal PTK dari guru-guru SD Mitra Penelitian Tindakan Kelas Melalui
PGSD UPI, dilihat dari perubahan Model Pelatihan Partisipatif
tingkat pemahaman guru-guru terhadap dengan pendampingan Intensif”.
setiap aspek dalam penyusunan proposal Jurnal Kelola. Vol 3 No.1 Hal 148-
PTK; dan (3). Meningkatnya motivasi 163.
guru-guru SD Mitra PGSD UPI dalam Pambudi, S. (2018). “Upaya
menyusun proposal PTK, karena Meningkatkan Profesionalisme
bertambahnya pengetahua para guru Guru Melalui Pelatihan Peneltian
terkait cara menulis karya ilmiah. Tindakan Kelas di SMK
Berdasarkan simpulan tersebut dapat Muhammadiyah 1 Bantul”. Jurnal
diberikan beberapa saran sebagai berikut : Electronics, Informatics, and

Darmayanti, Dwishiera, Riyadi, Mulyasari: Meningkatkan Profesionalitas Guru Melalui Pendampingan Penulisan Proposal PTK 167
Vocational Education), November
2018;Vol 3 No.2. Hal 61-64.
Sani, R. A. (2013). “Inovasi
Pembelajaran”. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sanjaya, D. H. W (2016). Penelitian
Tindakan Kelas. Prenada Media.
Subarman, E. (1994). Kemampuan Dasar
Guru dalam Proses Belajar-
Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen.

168 EduHumaniora: Vol. 12 No. 2, Juli 2020

You might also like