Professional Documents
Culture Documents
Edi Purnomo
Pengambang Teknologi Pembelajaran Muda , Balai Pengembangan Media Televisi
Pendidikan dan kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pos-el: edi.bpmtv@gmail.com
INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT:
Riwayat Artikel: This study is a research of instructional video development which
Diterima : 02 November 2016 aims to gain informations about the needs of inclusive primary school
Direvisi : 15 November 2016
Disetujui : 28 November 2016 teachers in improving their competencies through video media. Such
information includes: implementation constraints, teacher charac-
Keywords: teristics, teacher attitudes, and competencies required of teachers.
Need, inclusion of primary school The study used a survey research design. The data collection with a
teachers, competencies, video media focus group discussion (FGD) and the enclosed questionnaire. The
Kata kunci: results showed that the main obstacle implementation of inclusive
Kebutuhan, guru sekolah dasar education is the classroom teacher competence is still not good and
inklusi, kompetensi, media video the number of special guidance counselor (GPK) is still lacking.
The majority of primary school inclusion teacher educational back-
ground S1PGSD and no experience teaching in inclusive schools.
Many theachers of inclusion primary school have not attended train-
ing on inclusive education. The efforts to increase the competence of
self-done by discussing with fellow-teachers. The attitude of teachers
to implement inclusive education is very good but the handling of
learning obstacles still lacking. Teachers need to increase the compe-
tence of inclusive learning strategy. The study concluded that pri-
mary school inclusion teachers need a tutorial learning strategies in
the classroom inclusion. The packed tutorial in the videos media so
that it can individually study or the training delivered.
ABSTRAK:
Penelitian ini merupakan tahapan penelitian pengembangan
media video yang bertujuan menggali informasi kebutuhan
guru sekolah dasar inklusi dalam meningkatkan kompetensi
melalui media video. Informasi tersebut meliputi: kendala
pelaksanaan, karakteristik guru, sikap guru, dan kompeten-
si yang dibutuhkan guru. Penelitian menggunakan desain
penelitian survey. Pengumpulan data dengan focus group
discussion (FGD) dan kuesioner tertutup. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kendala utama penyelenggaraan pen-
Kebutuhan Guru Sekolah Dasar Inklusi dalam Meningkatkan Kompetensi melalui Media Video, Edi Purnomo. Hal: 95 - 109
95
didikan inklusif adalah kompetensi guru kelas masih kurang
baik dan jumlah guru pembimbing khusus (GPK) masih
kurang. Guru SD inklusi mayoritas berlatar belakang pendi-
dikan S1 PGSD dan belum berpengalaman mengajar di seko-
lah inklusi. Banyak Guru SD inklusi yang belum mengikuti
pelatihan pendidikan inklusif. Upaya untuk meningkatkan
kompetensi diri dilakukan dengan berdiskusi dengan sesama
guru. Sikap guru terhadap pelaksanaan pendidikan inklusif
sangat baik, tetapi dalam menangani kendala pembelajaran
masih kurang. Guru membutuhkan peningkatan kompetensi
tentang strategi pembelajaran inklusif. Penelitian ini menyim-
pulkan bahwa guru SD inklusi membutuhkan tutorial strategi
pembelajaran di kelas inklusi. Tutorial dikemas dalam media
video sehingga dapat dipelajari secara mandiri maupun dis-
ampaikan dalam pelatihan.
Kebutuhan Guru Sekolah Dasar Inklusi dalam Meningkatkan Kompetensi melalui Media Video, Edi Purnomo. Hal: 95 - 109
97
menggunakan 5 tahap pengembangan yak- (Kaufman,1979: 53). Jadi analisis kebutuhan
ni: analysis, design, develop, implement, dan dibuat untuk mengukur tingkat kesenjangan
evaluate (Branch, 2009). Jadi penelitian anali- dari apa yang diharapkan dan apa yang ada
sis kebutuhan ini merupakan tahapan awal dalam realita.
dari kegiatan pengembangan model media Penelitian ini ditujukan untuk menga-
video untuk peningkatan kompetensi guru nalisis kebutuhan dalam pengembangan
sekolah dasar inklusi. media video bagi guru SD inklusif. Perma-
Model pengembangan diartikan sebagai salahannya adalah bagaimana kebutuhan
proses desain konseptual dalam upaya pen- guru sekolah dasar inklusi dalam mening-
ingkatan fungsi dari model yang telah ada katkan kompetensi melalui model media
sebelumnya. Kegiatan dilakukan de-ngan video. Informasi tersebut mengungkap be-
penambahan komponen pembelajaran yang berapa permasalahan yang berguna untuk
dianggap dapat meningkatkan kualitas pen- mendukung pengembangan model media
capaian tujuan (Sugiarta, 2007:11). Pengem- video untuk peningkatan kompetensi guru
bangan model diartikan sebagai upaya mem- sekolah dasar inklusi. Adapun perma-
perluas guna membawa suatu keadaan atau salah tersebut: (1) apa saja kendala yang
situasi secara berjenjang kepada situasi yang dihadapi sekolah dasar dalam menerapkan
lebih sempurna atau lebih lengkap maupun model pendidikan inklusif?; (2) bagaimana
keadaan yang lebih baik. Pengembangan di- karakteristik guru sekolah dasar inklusi?;
arahkan pada suatu program yang telah atau (3) bagaimana sikap guru sekolah dasar
sedang dilaksanakan menjadi program yang terhadap pendidikan inklusif?; (4) kompe-
lebih baik. Hal ini seiring dengan pendapat tensi apakah yang dibutuhkan guru sekolah
yang dikemukakan oleh Adimiharja dan dasar guna meningkatkan layanan pendidi-
Hikmat (2001:12) bahwa pengembangan kan inklusi?
meliputi kegiatan mengaktifkan sumber, Berdasarkan permasalahan tersebut, tu-
memperluas kesempatan, mengakui keber- juan penelitian ini adalah menggali infor-
hasilan, dan mengintegrasikan kemajuan. masi tentang kebutuhan guru sekolah dasar
Analisis kebutuhan merupakan suatu inklusi dalam meningkatkan kompetensi
proses mendefinisikan apa yang akan di- melalui media video. Informasi tersebut
pelajari oleh pebelajar. Needs assessment be- meliputi: (1) kendala yang dihadapi sekolah
rarti mengidentifikasi masalah (kebutuhan) dasar dalam memerapkan model pendidi-
dan melakukan analisis tugas (task analysis). kan inklusif; (2) karakteristik guru sekolah
Output yang akan dihasilkan berupa karak- dasar inklusi; (3) sikap guru sekolah dasar
teristik atau profil calon pebelajar, identi- terhadap pendidikan inklusif; dan (4) kom-
fikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan petensi yang dibutuhkan guru sekolah
dan analisis tugas yang rinci didasarkan dasar dalam meningkatkan layanan pendi-
atas kebutuhan (Branch, 2009). Need assess- dikan inklusi.
ment adalah suatu cara atau metode untuk Sikap guru yang menjadi fokus peneli-
mengetahui perbedaan antara kondisi yang tian ini adalah sikap terhadap konsep pen-
diinginkan atau seharusnya dengan kondisi didikan inklusif, sikap terhadap komponen
yang ada (Anderson,2000, 74). Analisis ke- pelaksanaan pendidikan inklusif, dan sikap
butuhan sebagai suatu proses untuk me- terhadap kendala dan solusi pelaksanaan
nentukan kesenjangan antara keluaran dan pendidikan inklusif. Peraturan Pemerintah
dampak yang nyata dengan keluaran dan Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru Pasal
dampak yang diinginkan, kemudian men- 3 Ayat 2 menyebutkan bahwa guru ditun-
empatkan kesenjangan dalam skala prioritas tut menguasai empat kompetensi pendidik,
Kebutuhan Guru Sekolah Dasar Inklusi dalam Meningkatkan Kompetensi melalui Media Video, Edi Purnomo. Hal: 95 - 109
101
Tabel di atas menggambarkan bahwa merupakan gambaran positif atau nega-
peningkatan kompetensi terkait pendidi- tif dari komitmen guru dalam mengem-
kan inklusi yang dilaksanakan secara man- bangkan anak berkebutuhan khusus. Sikap
diri lebih banyak dilakukan melalui diskusi guru juga menggambarkan sejauh mana
dengan teman yaitu 58%. Peningkatan kom- anak berkebutuhan khusus diterima di se-
petensi secara mandiri dengan melakukan buah sekolah. Melalui sikap positif guru,
pelatihan internal di sekolah lebih banyak anak berkebutuhan khusus akan mendapat
dilakukan oleh GPK yaitu sebesar 38%. banyak kesempatan belajar dengan teman
Berdasar hasil data di atas, karakteristik sebayanya secara lebih maksimal (Olson:
guru SD inklusi sebagai calon pengguna 2003). Penelitian ini dilakukan untuk me-
media video dapat dikatagorikan menjadi ngetahui; sikap guru terhadap konsep pen-
dua kelompok. Pertama, calon pengguna didikan inklusif, sikap guru terhadap kom-
ponen pelaksanaan pendidikan inklusif,
media video merupakan guru dengan latar
dan sikap guru terhadap kendala serta solu-
belakang pendidikan sarjana, telah memi-
si dalam pelaksanaan pendidikan inklusif.
liki pengalaman mengajar dan pelatihan
Berdasarkan data yang diperoleh, deskripsi
pendidikan inklusi. Kedua, calon peng-
sikap guru dapat dijelaskan sebagai berikut.
guna media video merupakan guru dengan
latar belakang pendidikan sarjana, kurang Sikap terhadap Konsep Pendidikan Inklusif
memiliki pengalaman mengajar dan pela- Data tentang skala sikap guru reguler dan
tihan pendidikan inklusi. Karakter kedua GPK terhadap konsep pendidikan inklsusif
kelompok calon pengguna media video terdiri dari 13 butir pernyataan. Skor yang
yang berbeda berdampak pada rancangan digunakan adalah 0 sampai dengan 4. Se-
model media yang berbeda. Pengembang hingga skor tertinggi adalah 52. Hasil anali-
media perlu mengembangkan dua model sis deskriptif aspek sikap guru reguler dan
media video yang berbeda agar media yang GPK terhadap konsep pendidikan inklusif
ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai
dikembangkan sesuai dengan karakteristik
berikut.
calon pengguna. Perancang program media Tabel 5 . Kategori Sikap terhadap
harus dapat mengetahui pengetahuan atau Konsep Pendidikan Inklusif
keterampilan awal pengguna. Suatu pro- Katagori Guru Reguler GPK Rerata
gram media akan dianggap terlalu mudah Kurang 0.00% 0.00% 0.00%
bagi pengguna bila pengguna tersebut telah Sedang 0.00% 0.00% 0.00%
Baik 27.06% 11.54% 19.30%
memiliki sebagian besar pengetahuan atau Sangat baik 72.94% 88.46% 80.70%
keterampilan yang disajikan oleh program Jumlah 100% 100% 100%
media itu. Program media yang terlalu mu- (Sumber: diolah dari data)
dah akan membosankan pengguna dan se-
dikit sekali manfaatnya karena pengguna Berdasarkan tabel di atas dapat diartikan
tidak memperoleh tambahan pengetahuan bahwa sikap terhadap konsep pendidikan
atau keterampilan dari program media inklusif menunjukkan kategori sangat baik
tersebut (Sadiman, 2006: 103). yaitu 80,70%. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan Eli-
Sikap Guru Sekolah Dasar Terhadap sa dan Aryani (2013: 09) bahwa sikap positif
Pendidikan Inklusif guru ditandai sikap menerima kehadiran
Sikap guru terhadap pendidikan inklusi anak berkebutuhan khusus di dalam kelas
Kebutuhan Guru Sekolah Dasar Inklusi dalam Meningkatkan Kompetensi melalui Media Video, Edi Purnomo. Hal: 95 - 109
105
inklusif masih terbatas pada keberadaan mayoritas berlatar belakang S-1 PLB. Guru
ABK di sekolah umum, untuk itu perlu pema- yang berpengalaman dan kurang berpengala-
haman yang lebih komprehensif. Pemahaman man dalam pembelajaran inklusi mempu-
ini diberikan oleh pihak yang berkompeten nyai frekwensi yang hampir sama. Pela-
dalam bentuk pelatihan-pelatihan. tihan tentang pembelajaran inklusi lebih
Materi-materi peningkatan kompetensi didomisasi oleh guru GPK atau guru kelas
pedogogik yang dibutuhkan guru di atas, yang ditugaskan sebagai koordinator un-
bersifat konsep, prinsip, prosedur, dan ke-
tuk menangani pembelajaran inklusi. Khu-
terampilan mengajar. Media video memiliki
sus untuk guru kelas secara umum kurang
potensi/keunggulan yang lebih daripada
media lain dalam menyampaikan materi mendapatkan pelatihan inklusif bahkan
dengan jenis belajar pengenalan visual, sebagian besar belum pernah mengikuti
prinsip, konsep, prosedur, dan keterampil- pelatihan. Upaya peningkatan kompetensi
an (Sadiman, 2006: 92). secara mandiri yang dilakukan guru dalam
Dengan mempertimbangkan hasil anali- bentuk bertukar pikiran dengan sesasma
sis data di atas, media video potensial un- guru secara informal. Guru belum secara
tuk meningkatkan kompetesi guru sekolah serius dan berniat untuk meningkatkan
dasar inklusi. Guru membutuhkan bahan kompetensi pribadi melalui pelatihan-pela-
belajar yang dikemas dalam media video tihan atau kegiatan sejeninsnya.
tutorial membahas materi-materi yang berkaitan
dengan kompetensi pedagogik guru seko- Sikap guru terhadap pelaksanaan pen-
lah dasar inklusif. Pengembangan media didikan inklusif menunjukan kategori baik.
video untuk guru SD inklusi hendaknya Hal ini menunjukan bahwa guru sudah me-
menekankan pada karakter media yang miliki komitmen pada peserta didik dan
mampu membangkitkan motivasi guru proses pembelajaran, melaksanakan evalu-
dalam menjalankan tugas sebagai pendidik asi dengan menyesuakan kebutuhan ma-
sekolah inklusi. Media video dikembangkan sing-masing peserta didik, dan memberikan
mengacu pada model pembelajaran Contex- motivasi kepada anak berkebutuhan khusus
tual Teaching and Learning (CTL) sehingga agar percaya diri dalam pembelajaran di ke-
sesuai dengan pengalaman guru las. Akan tetapi dalam hal mengatasi ham-
batan atau kendala yang ada, guru masih
SIMPULAN mengharapkan adanya bantuan pihak lain.
Masih terdapat kesenjangan dalam proses Guru belum berinisiatif untuk mengatasi
pembelajaran di sekolah dasar inklusi. Ken- permasalahan pembelajaran secara mandiri
dala yang dihadapi dalam penerapan model karena belum memiliki kemampuan.
pendidikan inklusi antara lain; pemahaman
guru kelas terhadap karakteristik ABK Kompetensi yang dibutuhkan guru
kurang, guru kelas belum memahami KBM sekolah dasar inklusi dalam meningkatkan
di sekolah Inklusi, kurangnya tenaga GPK, layanan pendidikan inklusif adalah materi
GPK beralih fungsi sebagai guru kelas, dan yang berhubungan dengan kompetensi
kurangnya peran serta orang tua ABK dalam pedagogik. Kompetensi yang diprioritas-
menunjang pendidikan inklusi di sekolah. kan untuk dikembangkan menjadi media
Karakteristik guru calon pengguna me- video tutorial adalah materi yang berupa
dia video adalah; mayoritas sasaran berlatar strategi pembelajaran, karakteristik ABK,
belakang pendidikan S-1 PGSD dan GPK dan pengembangan kurikulum.
Kebutuhan Guru Sekolah Dasar Inklusi dalam Meningkatkan Kompetensi melalui Media Video, Edi Purnomo. Hal: 95 - 109
107
391-397. edu/ 8793/4/d_adp_0605255.pdf diak-
Mustadji. 2013. Media Pembelajaran. Suraba- ses 12 November 2016. diakses 14 No-
ya: Unesa University Press. vember 2016.
Olson, J. M. 2003. Special Education and Gen- Sadiman, Arief S., Anung Haryono, R. Ra-
eral Education Teacher Attitudes Toward harjo, Rahardjito. 2006. Media pen-
Inclusion. Wisconsin-Stout: University didikan; Pengertian, pengembangan,
of Wisconsin Stout. dan pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun Grfindo Persada.
2005 tentang standar nasional pendi- Sugiarta, Awandi Nopyan. 2007. Pengem-
dikan bangan Model Pengelolaan Program Pem-
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 belajaran Kolaboratif untuk Kemandirian
tentang Guru. Anak Jalanan di Rumah Singgah (Stu-
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI di Terfokus di Rumah Singgak Kota
Nomor 70 tahun 2009 tentang Pen- Bekasi). Desertasi. tidak publikasikan.
didikan Inkluisf Bagi Peserta Didik Bandung: PPS UPI .
yang Memiliki Kelainan dan Mimiliki Sugiyono. 2014. Metode penelitian kuantitatif,
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Is- kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfa-
timewa. beta
Prasetyorini, L. 2007. Kinerja Ditinjau dari Tarnoto, Nissa. 2016. Permasalahan-Perma-
Perbedaan Gender, Status dan Masa Ker- salahan yang Dihadapi Sekolah Peny-
ja Bagi Guru SLB Se Propinsi Sulawesi elanggara Pendidikan Inklusi pada Jen-
Tenggara. Tesis tidak diterbitkan PPS jang SD. Humanitas: Jurnal Psikologi
Universitas Negeri Surabaya. Indonesia. Vol. 13 No. 1 Februari 2016.
Purwanto, Heri. 1999. Pengantar Perilaku Ma- pp. 50-61.(Online) dalam http://jour-
nusia untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. nal.uad.ac.id/index.php/HUMANI-
Kaufman, Roger dan Fenwick W. English. TAS/ diakses 7 Agutus 2016
1979. Needs Assessment: Concept and Taylor, R. W dan Ringlaben, R. P. 2012. Im-
Application. New Jersey: Englewood pacting Pre-service Teachers Attitudes
Cliffs. toward Inclusion. Higher Educatian
Radiyati, Sri. 2013. Peningkatan Kompetensi Studies. 2.3.
Guru Sekolah Inklusif dalam Penanganan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 ten-
Anak Berkebutuhan Pendidikan Khusus tang Sistem Pendidikan Nasional
Melalui Pembelajaran Kolaboratif. Jurnal Yaum, Lailil A. dan Asrorul M. 2014. Penga-
Cakrawala Pendidikan, Juni 2013, Th. ruh Kualifikasi Pendidikan, Masa Kerja,
XXXII, No.2 (online) dalam journal. dan Status Terhadap Optimalisasi Tu-
uny.ac.id/index.php/cp/article/down- gas Pokok dan Fungsi Guru Pembimb-
load/1488/pdf diakses 6 Juni 2016). ing Khusus di SD Inklusif Surabaya. ar-
Rapisa, Dewi Ratih. 2012. Kompetensi Guru tikel penelitian Prodi PLB Fakultas Ilmu
Pendidikan Khusus dalam Seting Sekolah Pendidikan IKIP PGRI Jember. (Online)
Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif. dalam https://aminsilalahi. files.word-
Tesis. Universitas Pendidikan Indone- press.com/2014/10/artikel-penelitan-
sia. (online) pada http://repository.upi. lailil-aflahku. diakses 3 November
Kebutuhan Guru Sekolah Dasar Inklusi dalam Meningkatkan Kompetensi melalui Media Video, Edi Purnomo. Hal: 95 - 109
109