You are on page 1of 15

Vol. 14 No.

2 / April – Juni 2021

PERANAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN


SUMBER DAYA MANUSIA DI SMA NEGERI 1 TAMPAN AMMA
DI TALAUD

oleh
Stevi Halean1
Nicholaas Kandowangko2 Shirley Y. V. I. Goni3

ABSTRACT

Education has a very important role in relation to the management and


preservation of the environment and natural resources, education seeks to
change the behavior of students in thinking and acting or acting. SMA N 1
Tampan Amma is one of the schools in Talaud that lacks educators willing to
be placed in rural areas including islands / small. The first public school in
Tampan Amma subdistrict and very far from the district capital, experienced
problems that include weak quality of teaching staff, teachers who must meet
professional requirements, teachers who must have a progressive nature,
oriented to progress / renewal, always follow the development, and love to
learn.
In order to produce superior human resources. Involving the ideas of all
educators in the commission session held at the beginning of the new learning
year, representing the development of educators in SMA Negeri 1 Tampan
Amma based on democratic values and nuances of justice and commitment
to carry it out continuously. Such a situation, will trigger an increase in the
competence of educators. In such conditions, the paradigm (insight) of the
importance of professionalism will gradually form in the mindset and attitude
patterns of educators
The role of education in improving human resources is needed by every
student who attends education, the teachers at SMA N.1 Tampan Amma must
also play an important role in improving the quality of teaching and learning
of each student, in order to be able to produce the best graduates of the school
and be able to compete with other schools.

Keywords: education, role, human resourcesi

1
Mahasiswa Sosiologi Fispol Unsrat
2
Pembimbing KTIS I
3
Pembimbing KTIS II

1
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

Pendahuluan kompetitif yang dimiliki sebuah


organisasi. Sonny Sumarsono
Pendidikan mempunyai pe-
(2003) Menurut beliau Sumber
ranan yang sangat penting dalam
Daya Manusia (human recources)
kaitannya dengan pengelolaan dan
memiliki 2 arti yang berbeda di
pelestarian lingkungan dan sumber
antaranya adalah: Pertama, meru-
daya alam, pendidikan berusaha
pakan suatu usaha kerja atau jasa
mengubah tingkah laku siswa
yang memegang di berikan
dalam berpikir dan bertindak atau
dengan tujuan melakukan proses
bertingkah laku. Pendidikan juga
produksi. Dengan kata lain SDM
merupakan suatu proses pem-
adalah kualitas usaha yang di
belajaran pengetahuan, kete-
lakukan oleh seseorang dalam
rampilan, dan kebiasaan sekum-
jangka waktu yang telah di lakukan
pulan manusia yang diwariskan
agar menghasilkan barang atau
dari satu generasi ke generasi
jasa. Kemudian yang ke 2 adalah
selanjutnya melalui pengajaran,
SDM masih terkait dengan hal
pelatihan, dan penelitian.
yang pertama di mana manusia
Dalam meningkatkan kualitas
yang mampu bekerja kemudian
sumber daya manusia di suatu
menghasilkan sebuah jasa dari
negara diperlukan kesadaran
usaha kerjanya tersebut. Sumber
pentingnya mengutamakan pen-
daya manusia juga sebagai salah
didikan sebagai hal yang wajib
satu komponen utama, penting
dipenuhi. Sumber daya manusia
untuk di kelola dalam rangka
(SDM) adalah salah satu faktor
optimalisasi pencapaian tujuan
yang sangat penting bahkan tidak
kesuksesan sebuah organisasi,
dapat di lepaskan dari sebuah
termasuk di lembaga pendidikan.
organisasi, baik institusi maupun
Dalam upaya meningkatkan
perusahaan. Pada hakikatnya, SDM
kualitas SDM yang ada di SMA
berupa manusia yang dipekerjakan
Negeri 1 Tampan Amma diper-
di sebuah organisasi sebagai
lukan sebuah mekanisme yang
penggerak, pemikir, dan perencana
mampu mengatur dan meng-
untuk mencapai tujuan organisasi
optimalkan berbagai komponen
itu. Hal ini menyebabkan sumber
dan sumber daya manusia yang
daya manusia merupakan faktor
ada. Tenaga kependidikan memiliki
strategis dan menjadi keunggulan
peranan yang sangat strategis dan

2
Vol. 14 No. 2 / April – Juni 2021

utama dalam pembentukan antara lain lemahnya kualitas


pengetahuan, keterampilan, dan tenaga pengajar dalam mengajar,
karakter peserta didik. Pendidikan guru yang harus memenuhi
di Kabupaten Kepulauan Talaud di persyaratan profesional, guru yang
tangani secara langsung oleh Dinas harus memiliki sifat progresif,
Pendidikan Pemuda dan Olahraga berorientasi kepada kemajuan/
yang diberikan kewenangan dan pembaharuan, selalu mengikuti
tanggung jawab untuk mena- perkembangan, dan gemar belajar.
ngani segala hal yang ber- Agar supaya dapat menghasilkan
hubungan tentang pendidikan, SDM yang unggul. Melibatkan ide
kepemudaan dan olahraga mulai dari seluruh tenaga pendidik dalam
dari Perumusan kebijakan teknis, sidang komisi yang dilaksanakan
penyusunan rencana kerja, peng- pada awal tahun pembelajaran
koordinasian, pembinaan, pengen- baru, merepresentasikan pengem-
dalian urusan pemerintahan dan bangan tenaga pendidik di sekolah
pelayanan bidang pendidikan. SMA Negeri 1 Tampan Amma di
dasari nilai-nilai demokratis dan
SMA Negeri 1 Tampan Amma
nuansa keadilan serta komitmen
merupakan salah satu sekolah
untuk melaksanakannya secara
yang ada di Talaud yang kurangnya
terus menerus. Profesionalisme
tenaga pendidik yang bersedia
tenaga pendidikan SMA Negeri 1
ditempatkan di daerah pedalaman
Tampan Amma juga secara
termasuk pulau/kecil. Tenaga
konsisten menjadi salah satu faktor
pendidik yang harus sanggup
terpenting dari mutu pendidikan.
menunjukkan kewibawaan atau
Keberadaan kegiatan pengem-
otoritasnya, artinya ia harus
bangan tenaga pendidik di SMA
mampu mengendalikan, mengatur,
Negeri 1 Tampan Amma,
dan mengontrol peri-laku siswa.
menjadikan tenaga pendidik terus
SMA Negeri 1 Tampan Amma juga
terkondisikan untuk meningkatkan
merupakan sekolah pertama
profesionalismenya. Situasi yang
negeri yang ada di Kecamatan
demikian, akan memicu pening-
Tampan Amma dan sangat jauh
katan kompetensi tenaga pendidik
dari ibu kota kabupaten, SMA
SMA Negeri 1 Tampan Amma.
Negeri 1 Tampan Amma
Dalam kondisi tersebut, paradigma
mengalami permasalahan yang

3
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

(insight) pentingnya profesiona- pola-pola pergaulan hidupnya. Hal


lisme akan sedikit demi sedikit itu sekaligus berarti bahwa
terbentuk dalam pola pikir maupun peranan menentukan apa yang
pola sikap tenaga pendidik SMA diperbuatnya bagi masyarakat
Negeri 1 Tampan Amma. Peran serta kesempatan-kesempatan apa
pendidikan dalam meningkatkan yang diberikan oleh masyarakat
SDM di SMA N.1 Tampan Amma kepadanya.
sangat dibutuhkan oleh setiap Menurut Ralph Linton dalam
siswa yang menempuh pendidikan Soerjono Soekanto dan Budi
di SMA N.1 Tampan Amma, guru- Sulistyowati melalui buku Sosiologi
guru yang ada di SMA N.1 Tampan Suatu Pengantar dijelaskan bahwa,
Amma juga harus berperan peranan yang melekat pada diri
penting dalam meningkatkan
seseorang harus dibedakan
kualitas belajar mengajar setiap dengan posisi dalam pergaulan
siswa, agar mampu menghasilkan kemasyarakatan.
lulusan-lulusan terbaik sekolah dan
Peranan lebih banyak menun-
mampu bersaing dengan sekolah-
jukkan pada fungsi, penyesuaian
sekolah lain.
diri, dan sebagai suatu proses.
Pengertian Peranan Suatu peranan mencakup tiga hal
Peranan (role) merupakan yaitu sebagai berikut:
aspek dinamis kedudukan (status). Pertama: Peranan meliputi norma-
Apabila seseorang melaksanakan norma yang dihubungkan dengan
hak dan kewajiban sesuai dengan posisi atau tempat seseorang di
kedudukannya, dia menjalankan masyarakat. Peranan dalam arti ini
suatu peran. Pembedaan antara merupakan rangkaian peranan-
kedudukan dengan peranan peranan yang membimbing
adalah untuk kepentingan ilmu seseorang dalam kehidupan
pengetahuan. Keduanya tak dapat kemasyarakatan.
dipisah-pisahkan karena yang satu
tergantung pada yang lain dan Kedua: Peranan merupakan suatu
sebaliknya. Tak ada peranan tampa konsep tentang apa yang dapat
kedudukan atau kedudukan tanpa dilakukan oleh individu dalam
peranan. Setiap orang mempunyai masyarakat sebagai organisasi.
macam-macam yang berasal dari

4
Vol. 14 No. 2 / April – Juni 2021

Ketiga: Peranan juga dapat Pendidikan berlangsung sepanjang


dikatakan sebagai perilaku individu masa; usia pendidikan telah sama
yang penting bagi struktur sosial tua dengan usia umat manusia.
masyarakat. Pendidikan berlangsung sepanjang
hayat; setiap orang mengalaminya
Jenis-jenis peran adalah sebagai
mulai hari kelahiran dan berakhir
berikut:
saat dimakamkan, mulai ayunan
a. Peranan normatif adalah sampai liang lahat. Pendidikan juga
peranan yang dilakukan di perlukan di setiap masyarakat
seseorang atau lembaga yang dan budaya di seluruh dunia yang
didasarkan pada seperangkat memiliki jenjang kemajuan
norma yang dilakukan berlaku berbeda mulai dari yang paling
dalam kehidupan nyata. tradisional sampai yang paling
b. Peran ideal adalah peranan modern. Pendidikan adalah usaha
yang dilakukan oleh seseorang untuk membina dan
atau lembaga yang didasarkan mengembangkan kepribadian
pada nilai-nilai ideal atau manusia baik di bidang rohani atau
seharusnya dilakukan sesuai jasmani.
kedudukannya di dalam satu Pendidikan juga sebagai
sistem. pranata sosial biasa di sebut juga
c. Peran faktual adalah peranan pranata kehidupan atau pranata
yang dilakukan seseorang atau budaya, yang dalam Bahasa Inggris
lembaga yang didasarkan pada di sebut institution. Ia merupakan
kenyataan secara konkrit di wilayah kajian Sosiologi dan
lapangan atau kehidupan sosial Antropologi mempelajari masya-
yang terjadi secara nyata. rakat dan kebudayaan. Kammeyer,
Pengertian Pendidikan Ritzer dan Yetman (1992)
mengemukakan definisi pranata
Pendidikan merupakan bidang
sosial sebagai satu kesatuan yang
kehidupan yang menyangkut
terdiri atas kelompok-kelompok
kepentingan semua orang, di
dan organisasi-organisasi dengan
perlukan bagi anak-anak balita,
norma dan nilai yang berpusat di
remaja, pemuda, dan orang
sekitar kebutuhan yang paling
dewasa/tua dari lapisan sosial.
mendasar dari suatu masyarakat).

5
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

Smelser (1981) juga memberikan berusia sama tua dengan


definisi kepada pranata atau masyarakat. Kedua-duanya ter-
institution sebagai suatu kelompok bentuk secara bersamaan, karena
peran yang stabil, yang di rancang sejak awal keberadaannya dan
untuk memenuhi kebutuhan sosial untuk keberlangsungan hidupnya
tertentu. Ia mengatakan bahwa masyarakat memerlukan pendi-
masyarakat kita penuh dengan dikan, yang dalam kehidupan
pranata-pranata (highly inti- keseharian, secara universal,
tutionalized society). Beberapa merupakan fungsi utama dan
contohnya ia sebutkan, misalnya tanggung jawab keluarga
pranata pendidikan yang tersusun (Murdock, 1949).
dari status dan peran-peran yang Pada masyarakat tradisional,
di perlukan untuk kelangsungan
pendidikan merupakan fungsi
komponen-komponen penge- sosial yang sepenuhnya di lakukan
tahuan dan budaya dari satu oleh keluarga. Pada masyarakat
generasi ke generasi berikutnya. modern, sebagian fungsi pendi-
Pranata sosial menurut definisi dikan itu dilaksanakan oleh
sosiologi adalah sejumlah peran lembaga-lembaga khusus yang di
dan norma sosial yang saling dirikan oleh masyarakat, seperti
berhubungan, diorganisasikan sekolah, madrasah, kursus,
untuk memenuhi suatu kebutuhan lembaga-lembaga pelatihan, atau
atau suatu fungsi sosial yang kelompok-kelompok belajar ber-
penting. Koentjaraningrat (1965), sama. Proses pembentukan
ahli antropologi Indonesia, menge- lembaga-lembaga dinamakan
mukakan sebuah definisi yang diferensiasi struktural, diferensiasi
lebih operasional lagi sebagai struktural terjadi karena orang tua
berikut: Pranata sosial adalah suatu kekurangan waktu untuk mendidik
sistem peran dan norma yang anak-anaknya, tidak menguasai
saling terkait, beserta orang dan materi pendidikan yang diper-
peralatan yang diperlukan, diorga- lukan. Lebih jauh, pranata atau
nisir sekitar pemenuhan kebutuhan sistem pendidikan itu dibagi-bagi
atau fungsi sosial yang penting. sub-sub pranata (subsistem) yang
Pada bagian yang telah dibica- lebih khusus seperti pendidikan
rakan bahwa pendidikan meru- dasar, pendidikan menengah,
pakan sebuah pranata sosial yang

6
Vol. 14 No. 2 / April – Juni 2021

pendidikan tinggi, pendidikan long) dan dilaksanakan melalui tiga


agama, pendidikan teknik, pendi- jalur atau merupakan lingkungan:
dikan anak usia dini, pendidikan pendi-dikan informal, pendidikan
orang dewasa, kursus menjahit, per-sekolahan atau pendidikan
kursus montir, dan masih banyak formal, dan pendidikan luar
lagi lainnya, yang masing-masing sekolah atau nonformal.
memerlukan penyelenggaraan a. Pengertian Dasar Pendidikan
khusus. Informal
Pendidikan nasional berfungsi Dalam Undang-undang No.
mengembangkan kemampuan dan 20/2003 tentang Sistem Pen-
membentuk watak serta pera- didikan Nasional, pendidikan
daban bangsa, yang bermartabat informal diatur dalam tiga pasal,
dalam rangka mencerdaskan kehi- yaitu pasal 1, 13, dan 27. Dalam
dupan bangsa, bertujuan untuk pasal 1 disebutkan bahwa pen-
berkembangnya potensi peserta didikan informal adalah jalur
didik agar dapat menjadi manusia pendidikan keluarga dan ling-
yang beriman dan bertakwa kungan: pasal 13 mengemukakan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa pendidikan informal,
berakhlak mulia, sehat berilmu,
nonformal, formal, saling meleng-
cakap, kreatif, mandiri, dan men- kapi dan saling memperkaya: pasal
jadi warga negara yang demokratis 27 memuat dua hal yaitu bahwa
serta bertanggung jawab. Dalam pendidikan informal dilakukan oleh
rumusan itu jelas bahwa pendi- keluarga dan berbentuk kegiatan
dikan merupakan alat untuk belajar mandiri, dan bahwa hasil
memenuhi kebutuhan yang ter- pendidikan informal itu diakui
amat penting bagi masyarakat sama dengan pendidikan formal
melalui pendidikan, semua dan nonformal setelah peserta
karakteristik manusia yang baik- didiknya lulus dalam ujian sesuai
baik dapat dikembangkan, se-
dengan standar nasional
hingga dapat dikatakan bahwa pendidikan.
pendidikan berfungsi “memanusia-
Demikiankah, anak balita
kan manusia”. merupakan penge-
melalui pendidikan informal
tahuan umum bahwa pendidikan
menjalani proses sosialisasi primer
berlangsung sepanjang hayat (life

7
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

dalam rangka membentuk dirinya pendidikan di Indonesia, yaitu


menjadi manusia yang berwatak pendidikan persekolahan berbasis
dan berkepribadian sesuai dengan Islam dan alur pendidikan model
tuntutan masyarakat. Mengenai hal Barat/sekuler. Pada tingkat
ini Cooley (Johnson, 1981) sekolah/lembaga terdapat empat
mengatakan bahwa watak dan kategori manusia, yaitu Pimpinan
kepribadian dasar manusia se- sekolah /lembaga, guru, karyawan
bagian besar terbentuk pada usia non-guru, dan siswa.
balita, melalui interaksi dengan
Pendidikan formal dijadikan salah
kelompok primer yaitu kelompok
satu ukuran penting mengenai
manusia yang orang-orangnya
kualitas sumber daya manusia.
memiliki hubungan akrab (face to).
Lama sekolah dijadikan ukuran
b. Pendidikan Formal (Per- kemajuan pendidikan suatu
sekolahan) daerah. Misalnya suatu populasi di
suatu daerah memiliki lama
Jalur pendidikan formal atau
sekolah rata-rata 7 tahun,
pendidikan persekolahan adalah
sementara itu daerah lain punya
jalur pendidikan yang terstruktur
angka rata-rata pendidikan yang
dan berjenjang, terdiri atas
ditempuh penduduknya selama 8
pendidikan dasar, pendidikan
tahun. Maka daerah yang disebut
menengah, dan pendidikan tinggi.
belakangan memiliki indeks
Ia merupakan tumpuan utama
pendidikan yang lebih baik.
untuk pengembangan sumber
Kualitas sumber daya manusia di
daya manusia (SDM) sehingga
ukur dengan lama pendidikan
paling banyak mendapat perhatian
formal yang ditempuh warganya
dari masyarakat maupun peme-
(indeks pendidikan). Oleh karena
rintah. Apabila pendidikan informal
itu pendidikan formal mendapat
telah dimulai pada saat diturun-
perhatian penuh baik daerah
kannya manusia pertama ke dunia,
pemerintah maupun masyarakat.
yang menurut antropolog sekitar
Pemerintah selalu berupaya untuk
sejuta tahun lalu, pendidikan
menyelenggarakan pendidikan
formal di Indonesia baru dimulai
formal yang sebaik-baiknya,
sekitar kurang dari 1000 tahun
sementara itu masyarakat sepe-
yang lalu (Kroeskamp,1974). Ada
dua alur perjalanan sejarah

8
Vol. 14 No. 2 / April – Juni 2021

nuhnya mempercayainya dan mengenai pendidikan luar sekolah


mengharapkan keberhasilannya. pada pasal 26 dan prinsip dasar
tentang Pendidikan Anak Usia Dini
Komponen sarana prasarana
pada pasal 28. Selain itu
yang memegang peran kunci
Pemerintah juga mengeluarkan
dalam proses pembelajaran dan
Peraturan Pemerintah nomor 73
masih problematis adalah media
tahun 1991 tentang pendidikan
pembelajaran. Secara umum akses
Luar Sekolah. Paedogogi, yaitu ilmu
sekolah-sekolah dan guru-guru
dan seni untuk membantu anak-
terhadap media pembelajaran
anak belajar. Hal ini didasari oleh
(khususnya di pedesaan) adalah
asumsi-asumsi sebagai berikut
minimal.
(Knowles, 1980).
c. Pendidikan Luar Sekolah
1. Orang dewasa memiliki konsep
(Nonformal)
diri (self concept) berbeda dari
Pendidikan luar sekolah (PLS) anak dan remaja, yaitu bahwa
yang disebut juga pendidikan orang dewasa merasa sudah
nonformal, diberi definisi sebagai bisa hidup mandiri, termasuk
jalur pendidikan diluar pendidikan dalam belajar. Mereka sudah
formal yang dapat dilaksanakan bisa memilih sendiri apa yang
secara terstruktur dan berjenjang ingin dipelajari (self direction).
(UU SPN 20/2003 pasal 1). Seperti 2. Orang dewasa memiliki
halnya jalur pendidikan perse- pengalaman pribadi yang luas
kolahan, penyelenggaraan jalur dan berharga, yang dikum-
pendidikan nonformal mengacu pulkan selama hidupnya dan
kepada UUD 1945 khususnya Bab merupakan identitas dirinya.
III pasal 31 yang menyatakan 3. Orang dewasa memiliki
bahwa (1) Tiap-tiap warga negara kesiapan belajar yang berhu-
berhak mendapatkan pengajaran, bungan erat dengan perkem-
(2) pemerintah mengusahakan dan bangan peran sosialnya di
menyelenggarakan satu sistem masyarakat.
pengajaran nasional, yang di atur 4. Orang dewasa punya perspektif
dengan Undang-undang. Selanjut- waktu yang berbeda dengan
nya dalam UU SPN 20/2003 anak remaja. Anak-anak dan
dikemukakan ketentuan-ketentuan remaja mempelajari segala

9
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

sesuatu untuk digunakan pada ngan sistem pendidikan dengan


depan yang relatif masih jauh, berbagai aspek kemasyarakatan,
sedangkan orang dewasa yang mencakup; (a) fungsi
mempelajari sesuatu untuk pendidikan dalam kebudayaan; (b)
digunakan secara mungkin. hubungan sistem pendidikan dan
proses kontrol sosial dengan
sistem kekuasaan yang menen-
Landasan Sosiologis
tukan kebijakan pendidikan; (c)
Pendidikan merupakan peris- fungsi sistem dalam memelihara
tiwa sosial yang berlangsung dan mendorong proses sosial dan
dalam latar interaksi sosial. perubahan kebudayaan; (d)
Dikatakan demikian, karena pendi- hubungan pendidikan dengan
dikan tidak dapat dilepaskan dari kelas sosial atau sistem status; dan
upaya dan proses pengaruh (e) fungsionalisasi sistem pen-
mempengaruhi antara individu didikan dalam hubungannya
yang terlibat di dalamnya. Dalam dengan ras, kebudayaan, atau
posisi yang demikian, apa yang kelompok-kelompok dalam
dinamakan pendidik dan peserta masyarakat.
didik, menunjuk kepada dua istilah
Kedua, hubungan kemanusiaan di
yang dilihat dari kedudukannya
sekolah. Sifat kebudayaan di
dalam interaksi sosial. Artinya,
sekolah yang berbeda dengan
siapa yang bertanggung jawab
kebudayaan di luar sekolah. Hal
atas perilaku dan siapa yang
tersebut dikarenakan peserta
memiliki peranan penting dalam
didik yang datang ke sekolah
proses mengubahnya. Karena itu,
berasal dari berbagai latar sosial
proses pendidikan sering kali sukar
budaya yang masing-masing
untuk menunjukkan siapa siapa
berbeda, sementara itu sekolah
yang menjadi pendidik dan siapa
mempunyai interaksi dan struktur
yang menjadi peserta didik secara
sosial tersendiri. Keadaan yang
parmanen, karena keduanya dapat
demikian, di samping akan
saling berubah fungsi dan
mendatangkan berbagai konflik
kedudukan.
sosial budaya, dari sisi pendidikan
Secara sosiologis perlu dikaji adalah juga tidak mungkin untuk
empat bidang. Pertama, hubu- melakukan pendekatan yang sama

10
Vol. 14 No. 2 / April – Juni 2021

terhadap peserta didik yang kunci dalam pengembangan


berbeda tersebut. sumber daya manusia dan insan
yang berkualitas. Masa depan dan
Ketiga, pengaruh sekolah
keunggulan bangsa kita ditentukan
terhadap perilaku anggotanya.
oleh keunggulan sumber daya
Kajian pengaruh - pengaruh se-
manusia (SDM) yang dimilikinya, di
kolah terhadap anggotanya ini
samping sumber daya alam modal.
mencakup: (a) peranan sosial
Sumber daya manusia merupakan
guru; (b) sifat kepribadian guru; (c)
salah satu permasalahan pokok
pengaruh kepribadian guru
yang dihadapi oleh negara-negara
terhadap peserta didik; dan (d)
yang sedang berkembang seperti
fungsi sekolah dalam sosialisasi
peserta didik. Indonesia dalam rangka pemba-
ngunan bangsa dan negara.
Keempat, interaksi antara ke-
Sehubungan dengan itu penge-
lompok sosial sekolah dan
lolaan sumber daya manusia
kelompok lain dalam komuni-
merupakan hal yang sangat
tasnya. Kajian ini meliputi: (a)
penting untuk meningkatkan
lukisan tentang komunitas seperti
efektivitas dan efisiennya dalam
yang tampak pengaruhnya
satu organisasi, masyarakat,
terhadap organisasi sekolah; (b)
maupun negara yang dikenal
analisis tentang proses pendidikan
dengan istilah manajemen sumber
dalam hubungannya dengan
daya manusia.
sistem sosial setempat; dan (c)
Kualitas SDM mempunyai
faktor demografi dan ekologi
keterkaitan erat dengan kualitas
dalam hubungannya dengan
pendidikan sekolah. Karena SDM
organisasi sekolah.
berkualitas adalah keluaran sistem
Pengertian Sumber Daya
pendidikan, proses pendidikan
Manusia
harusnya menjadikan kreativitas
Salah satu cita-cita nasional
penguasaan dan kemampuan
yang harus diperjuangkan oleh
mengembangkan IPTEK, serta
Bangsa Indonesia ialah upaya
moralitas sebagai acuan dasar.
mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui pendidikan nasional.
Pendidikan memegang peranan

11
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

Standar Nasional Pendidikan sertakan guru/staf pada pelatihan


meliputi berbagai Standar yang yang sesuai. Jika sekolah
meliputi : mengadakan pelatihan di tempat
(in house training), dengan
(1). Standar Isi, (2). Standar Proses,
menggunakan pelatih dari luar.
(3). Standar Kelulusan, (4). Standar
Guru/staf yang selesai mengikuti
Pendidik dan Tenaga Pendidikan,
pelatihan harus menularkan
(5). Standar Sarana dan Prasarana,
pengetahuannya kepada guru/staf
(6). Standar Pengelolaan, (7).
yang lain, Sekolah perlu
Standar Pembiayaan,(8).Standar
menyediakan buku atau referensi
Penilaian (Bhakti 2007)
yang memadai bagi guru/staf,
Manajemen sumber daya
Mendorong dan memfasilitasi
manusia dalam peningkatan
guru/staf untuk melakukan tutorial
kualitas sekolah : Perencanaan
sebaya, misalnya melalui kegiatan
sumber daya manusia, recruitment
MGMP untuk guru mata pelajaran
sumber daya manusia, seleksi
dan MGBK untuk guru bimbingan
penempatan sumber daya manu-
konseling. Kepala sekolah juga
sia, pelatihan dan pengembangan,
perlu mendorong pertemuan
penilaian prestasi kerja, kesejah-
berkala antara guru mata pelajaran
teraan pegawai (kompensasi),
sejenis di sekolah.
pemutusan hubungan kerja.
(b). Pembinaan karier Untuk
Peningkatan kualitas sekolah
pembinaan karier guru dan staf
lewat peningkatan SDM Depar-
administrasi, kepala sekolah harus
temen Pendidikan dan Kebu-
membantu, mendorong, dan
dayaan (1998) memberikan
memfasilitasi agar mereka dapat
pengertian bahwa terdapat tiga
meningkatkan kariernya. Beberapa
aspek penting yang perlu
langkah yang perlu dilakukan
dilakukan kepala sekolah dalam
kepala sekolah yaitu: Mengaitkan
mengembangkan tenaga di
prestasi guru dan staf dengan
sekolah, yaitu:
peningkatan jabatan, baik
(a). Peningkatan Profesionalisme struktural maupun fungsional,

Peningkatan kemampuan guru Mengingat jabatan fungsional

dan staf administrasi dapat guru terkait era dengan

dilakukan melalui: Mengikut- Peningkatan Angkat Kredit (PAK),

12
Vol. 14 No. 2 / April – Juni 2021

kepala sekolah harus membantu Dalam mendaya gunakan


agar PAK berjalan lancar, Jika di tenaga yang dimiliki sekolah,
sekolah sendiri tidak ada formasi kepala sekolah harus melakukan
jabatan struktural yang kosong, langkah-langkah sebagai berikut:
kepala sekolah perlu membantu Menempatkan orang pada jabatan
guru dan staf administrasi yang atau tugas yang sesuai dengan
berprestasi untuk dipromosikan ke kemampuan dan minatnya,
sekolah lain. Melakukan musyawarah dalam
setiap penentuan jabatan atau
(c). Pembinaan kesejahteraan
tugasnya, sehingga baik yang
Kesejahteran diartikan sebagi
menerima jabatan/tugas maupun
material (misalnya gaji, honorer,
staf yang lain dapat menerima
dan fasilitas fisik) dan non material
dengan perasaan senang,
yang mengarah kepada kepuasan
Menciptakan kondisi kerja dan
kerja. Untuk itu perlu dilakukan
memberikan fasilitas agar
hal-hal berikut : Memberi apa yang
pekerjaan/ tugas yang diberikan
menjadi hak guru dan staf
dapat berjalan dengan baik,
administrasi, misalnya gaji,
Membiasakan untuk meman-
honorarium kelebihan, mengajar/
faatkan tenaga secara efektif. Jika
lembur, dan kenaikan pangkat
pekerjaan cukup dikerjakan satu
tepat pada waktunya, Memberikan
orang tidak perlu ditunjuk dua
penghargaan, baik berupa material
orang. Kelebihan tenaga dalam
maupun non material bagi setiap
suatu pekerjaan justru dapat
staf yang berprestasi atau telah
menimbulkan kebiasaan bekerja
mengerjakan tugas dengan baik,
tidak optimal, Kepala sekolah harus
Membina hubungan kekeluargaan
dapat menciptakan tugas,
di antara para guru/staf, beserta
sehingga semua staf memiliki
keluarga-nya, Memberikan kesem-
tugas masing-masing, Memberi-
patan dan memfasilitasi agar setiap
kan penghargaan, misal-nya pujian
staf dapat mengaktualisasikan
dalam rapat atau piagam jika staf
potensinya, dengan cara mem-
sukses mengerjakan suatu tugas
berikan kesem-patan kepada staf
(Dep-dikbud,1998).
untuk mengajukan gagasan
kemudian mewujudkannya.

13
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

Peran Pendidikan di SMA N.1 Kesimpulan


Tampan Amma untuk mening-
Pendidikan adalah suatu proses
katkan SDM
pengubahan sikap dan tingkah
Untuk jalannya pelaksanaan
laku seseorang atau sekelompok
pendidikan di SMA N.1 Tampan
dalam mendewasakan melalui
Amma di Talaud dilengkapi
pengajaran dan pelatihan. Dengan
dengan sarana pendidikan berupa
pendidikan kita bisa lebih dewasa
kantor, ruang belajar, perpus-
karena pendidikan tersebut
takaan, laboratorium, komputer,
memberikan dampak yang sangat
ruang Osis, toilet umum, dan
positif bagi kita, Pendidikan juga
lapangan olahraga. Untuk men-
merupakan sebuah program yang
jalankan peranan pendidikan di
mengandung komponen tujuan,
SMA N 1 Tampan Amma yang telah
proses belajar mengajar antara
ditetap-kan dengan segala
murid dan gurunya sehingga akan
keterbatasan , sementara perma-
meningkatkan sumber daya
salahan pendi-dikan yang cukup
manusia (SDM) menjadi lebih baik.
besar mem-butuhkan peran serta
Berdasarkan deskripsi hasil
yang tinggi sumber daya manusia
penelitian dan hasil pembahasan,
yang ada. Indeks pendidikan di
maka penulis dapat menarik
Talaud saat ini berada di urutan
kesimpulan. Bahwa bentuk
terakhir dari 15 Kabupaten/kota di
peranan pendidikan dalam
Sulawesi Utara. Hal ini disebabkan
meningkatkan sumber daya
rendahnya kualitas tenaga
manusia di SMA N. 1 Tampan
pendidik yang tidak serius bekerja.
Amma sangat ditentukan oleh
Pendidikan di SMA N.1 Tampan
tenaga pendidik agar dapat
Amma kalau tidak dibenahi kualitas
menghasilkan sumber daya
gurunya, maka akan sulit untuk
manusia yang unggul dan
menghasilkan sumber daya
berkualitas.
manusia yang unggul dan kreatif.

14
Vol. 14 No. 2 / April – Juni 2021

DAFTAR PUSTAKA

Brembeck, Cole S and Timothy J. Thompson. Thompson. 1973. New


Strategies for Educational Development: The Cross Cultural for
Nonformal Alternatives. Lexington. Masachusett: D.C Heath
Company.

Combs, Philip H. dan Manzoor Ahmed.1984. Memerangi kemiskinanan di


pedesaan melalui pendidikan Non-formal. Jakarta: CV. Rajawali.

Johnson, Doyle Paul. 1981. Sociological Theory: Clasical Founders and


Contemporary Perspectives. New York: John Wiley dan Sons, Inc.

Knowles, Malcolm S. 1980. The Modern Practice of Adult Education: From


Paedagogy to Andragogy . New York: Cambridge.

___________________1986. Adult Learner: A Neglected Species (Third Ed.)


Houston: Gulf Publishing Company.

Kroeskamp, H. 1974. Early Schoolmasters in a Developing Contry: A History


of experimentsin school education in 19 th century Indonesia.
Assen, The Netherlands: Van Gorcum dan Comp. B. V.

Kenneth C. W. Kammeyer, George Ritzer, and Norman R. Yetman. 1992.


Sociology: Experiencing Changin Societies (Fifth Ed.) Baston: Allyn
and Bacon.

Koentjaraningrat. Prof. Dr. 1965. Pengantar Antropologi. Jakarta: Penerbitan


University.

Murdock, George Peter. 1949. Social Structure. New York: The Macmillan
Company.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.73 Tahun 1991 tentang


Pendidikan Luar Sekolah.

Smelser, Neil J. 1981. Sociology. Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice Hall,
Inc.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang


Sistem Pendidikan Nasional.

15

You might also like