Professional Documents
Culture Documents
“DEPRESI”
PORTOFOLIO KEJIWAAN
RSUD MOKOPIDO
TOLI-TOLI
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Tujuan:
- Mampu mendiagnosis depresi dengan tepat
- Mampu melakukan pemberian terapi psikologis
- Mampu melakukan pemberian psikofarmaka
Bahan bahasan:
Audit
Anamnessa/Autoanamnessa
Pasien datang ke IGD dengan keluhan marah-marah. Pasien mengaku marah-marah disebabkan tidak
senang karean dicegah mandi di bak air kamar mandinya. Pasien mengaku Tuhannya menyuruh dia untk
mandi agar suci dari dosa-dosa. Namun, pasien belum merasa suci walupun sudah beberapa kali mandi.
pasien juga mengaku bahwa Tuhan telah menjelma kedalam dirinya dan menampakan hari kiamat dan
neraka kepadanya. Pasien juga mengaku mendengar suara-suara bisikan seorang laki-;laki yang
menyuruhnya melakukan sesuatu. Pasien mengaku awalnya merasa sedih dan depresi karena bercerai
dari suaminya sekitar 10 tahun yang lalu. Sebelumnya pasien sudah pernah dirawat di RSU Mokopido
dengan keluhan yang sama, dan pernah juga di rawat Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh. Pasien juga mengaku
pikiran kacau sehingga sulit tidur di malam hari.
2. Riwayat Pengobatan:
Pasien sering mengalami sakit hal seperti ini, dan dirawat di Ruang Rawat Jiwa secara berulang-ulang, dan
dirawat di Rumah sakit. Obat-obatan yang sering diminum oleh pasien adalah
3. Riwayat kesehatan/penyakit terdahulu:
Pasien mengakui merasakan sakit seperti ini sejak tahun 2005.
4. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya:
Pasien beberapa kali keluar masuk RSJ
Orientasi
Waktu : terganggu
Tempat : baik
Orang : baik
Pikiran abstrak : baik
Judgement
Sosial : terganggu
Test : baik
Tilikan : Derajat 5
Pengendalian Impuls : Terganggu
11. Pemeriksaan Fisik
a STATUS PRESENT
Pukul 14:30
1. Keadaan Umum : Gelisah, Menangis
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tekanan Darah : 130/90 mmHg
4. Nadi : 90x/menit, reguler, kuat angkat
5. Frekuensi Nafas : 22x/menit
6. Temperatur : 36,8o C
b STATUS INTERNA
A. Kulit
Warna : sedikit pucat
Turgor : Kembali cepat
Ikterus : (-)
Pucat : (+)
Sianosis : (-)
Oedema : (-)
Kelembaban : (-)
B. Kepala
Bentuk : Kesan Normocephali
Rambut : Ikal, berwarna hitam, sukar dicabut
Mata : Cekung (-), refleks cahaya (+/+), konj. Palp inf pucat (+/+), sklera
ikterik (-/-)
Telinga : Sekret (-/-), perdarahan (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), perdarahan (-/-), NCH (-/-)
C. Mulut
Bibir : Pucat (+), Sianosis (-)
Gigi geligi : Karies (-)
Lidah : Beslag (-), Tremor (-)
Mukosa : Basah (+)
Tenggorokan : Tonsil dalam batas normal
Faring : Hiperemis (-)
D. Leher
Bentuk : Kesan simetris
Kel. Getah Bening : Kesan simetris, Pembesaran KGB (-)
Peningkatan TVJ : R-2 cmH2O
E. Axilla : Pembesaran KGB (-)
F. Thorax
1. Thoraks depan
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan simetris.
Tipe pernafasan : Thorako-abdominal
Retraksi : (-)
Palpasi
Stem premitus Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap.Paru bawah Normal Normal
Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap.Paru bawah Sonor Sonor
Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-) , Wh(-)
Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)
Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)
2. Thoraks Belakang
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan simetris.
Tipe pernafasan : Thorako-abdominal
Retraksi : interkostal (-)
Palpasi
Stem premitus Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap.Paru bawah Normal Normal
Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Parutengah Sonor Sonor
Lap.Paru bawah Sonor Sonor
Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler
e EVALUASI MULTIAKSIAL
Axis I : F32.3 Episode depresi berat dengan gejala psikotik
Axis II : Tidak ada diagnosis
Axis III` : Anemia
Axis IV : Masalah atau stressor dengan ekonomi
Axis V : 50-41 : gejala berat (serious), disabiltas berat.
f DIAGNOSA SEMENTARA
Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik + Anemia
g PLANNING
1. Rawat di Ruang Jiwa
2. Psikoterapi
Saran Pemeriksaan :
1. USG Abdomen
2. Cek Gula Darah Sewaktu
h PENATALAKSANAAN
UMUM
- Rawat kebersihan diri
- Terapi sosial
- Istirahat
● KHUSUS
- Amitriptylin tablet 25 mg 2x1
- Haloperidol tablet 5 mg 1x1 (malam)
- Inj. Haloperidol 5 mg 0,5 cc IM di Bokong Kanan K/P
- Inj. Delladryl 2 cc IM di Bokong Kiri K/P
i PROGNOSIS
Dubia ad malam
Daftar pustaka
1. Budihalim S, Mudjadid. Kedokteran Psikosomatis. Dalam : buku ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi
IV. FK UI Jakarta 2006 : 903- 908.
2. Maramis. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya 2006:339-371.
3. Direktorat Jendral Pelayanan Medik - Yayasan Gangguan Depresif Indonesia. Anxietas dan Gangguan
Depresif , Modul Pelatihan bagi dokter umum . Jakarta. 2002.
4. Maslim Rusdi. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa. Bagian IKJ FK Atmajaya. Jakarta
2003 : 76-77.
5. Kemenkes RI. Pharmacetical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif. Jakarta. 2007 : 1-18.
6. Burnham. TA. Drug Fact and Comparison. 55 th ED St. Louis : A Walter Kluers Company. 2001 : 902-
944.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Episode depresif
2. Penatalaksanaan terapi non medikamentosa
3. Penatalaksanaan terapi medikamentosa
Rangkuman
1. Subjektif:
Pasien datang diantar oleh suaminya, dengan mengeluh keluhan sakit perut berulang diseluruh
lapangan perut, nyeri ini sampai pasien histeris, hal ini sudah dirasakan sejak + 3 tahun yang lalu
pasien sudah keluar masuk dari Rumah sakit dengan keluhan yang serupa. Nyeri tersebut ditujukan
oleh pasiennya tidak jelas yang dituju, sakit ini sudah lama dirasakan, nyeri ini sampai pasien tidak
bisa tertidur.
Selama ini pasien merasa menarik diri dari lingkungan, karena menurut pengakuan keluarganya
pasien sering diceritain yang jelek-jelek kepadanya, pasien tidak ada riwayat jatuh, tidak ada
riwayat pemakaian ganja dan hisap rokok.
Menurut pengakuan suami pasien, pasien tidak mampu melakukan interaksi sosial dengan tetangga
dan suka menyendiri, dan pernah menangis tanpa sebab.
2. Objektif:
Hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang sangat mendukung diagnosis
Episode Depresi Berat dengan Gejala psikotik. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:
Aloanamnessa didapatkan adanya keluhan yang berulang, nyeri perut yang dirasakan sejak 3
tahun yang lalu, nyerinya hingga histeris, serta nyeri ini mengganggu untuk tidur malam.
Selama ini pasien sering menarik diri dari pergaulan serta lingkungan karena pasien sering
diceritain-ceritain yang jelek kepadanya, serta pasien sering menangis tanpa sebab.
Dari autoanamnessa didapatkan pasien datang dengan nyeri perut yang dirasakan sejak + 3
tahun yang lalu, sakitnya ini berulang dan nyeri ini hingga mengganggu aktivitas dan pasien
sering terbangun tengah malam dan tertidur ketika siang hari. Nafsu makan menurun, juga
daya ingat yang menurun, susah berfikir dan berkonsentrasi. Pasien juga mengatakan sering
sedih dan menangis, mengurung diri dalam kamar dan pernah berfikir untuk bunuh diri. Pasien
juga merasakan ada bisikan-bisikan dri telinganya sebelah kanan yang isinya “kamu tidak
berguna” dan sering melihat bayangan putih yang pasien katakana bahwa “malaikat melihat
saya”.
Dari evaluasi status mental didapatkan pembicaraan arus lambat, perbendaharaan kurang,
serta produktivitas yang kurang. Aktivitas psikomotor yang hipoaktif juga mood tampak
depresif, didapatkan adanya halusinasi auditorik, dan visual. Bentuk fikiran didapatkan RTA
terganggu, psikotik, isi fikiran berupa waham referensi. Memori jauh dan seketika terganggu,
orientasi diri terganggu dan judgement sosial terganggu.
Dari pemeriksaan status interna dijumpai pada pemeriksaan abdomen ditemukan adanya nyeri
tekan diseluruh lapangan abdomen. Dan pada pemeriksaan status neurologis dalam batas
normal.
Dari pemeriksaan darah, hanya hemoglobin yang rendah 8,5 g/dl, komponen darah yang lain
dalam batas normal.
Pola tidur yang abnormal atau sering terbangun termasuk diselingi kegelisahan dan mimpi
buruk
Sulit konsentrasi pada setiap kegiatan sehari-hari
Selalu kuatir, mudah tersinggung dan cemas
Aktivitas yang tadinya disenangi menjadi makin lama makin dihentikan
Bangun tidur pagi rasanya malas
F32 Episode Depresif
Gejala utama pada gangguan depresif ringan, sedang dan berat :
afek depresi
kehilangan minat dan kegembiraan
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya
aktivitas
Gejala lainnya : konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang,
pikiran rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistik, pikiran
atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu makan terganggu.
F.32.0 Episode depresi ringan
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti tersebut di
atas
Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala lainnya
Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang dilakukannya
F 32.1 Episode depresi sedang
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti tersebut diatas
Ditambah sekurang-kurangnya 3 gejala lainnya
Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
Menghadapi kesulitan nyata dalam meneruskan kegiatan dan kegiatan sosial, pekerjaan dan
urusan rumah tangga
4
4. Plan:
Diagnosis: Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan status mental, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, pasien dapat didiagnosis Episode depresi berat dengan gejala psikotik.
Penatalaksanaan:
Dengan non medikamentosa (psikoterapi)4,5:
Penderita dengan gangguan depresif perlu didukung dengan empati, dengan menekankan
bahwa pasien dapat ditolong dan diobati. Kebanyakan dari mereka merasa putus asa dan merasa tidak
berdaya. Hindari ketidak-empatian seperti mengatakan kepada mereka untuk senyum, bergembira,
jangan malas, bergaul dsb. Ini akan membuat mereka lebih terpuruk. Evaluasi dan observasi penderita
akan kemungkinan bunuh diri, keluarga diminta bantuannya untuk mengawasi hal ini. Tujuannya
adalah untuk mengamankan penderita dari tindak mengakhiri kehidupan.
Psikoterapi merupakan terapi yang digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan-
keluhan dan mencegah kambuhnya gangguan psikologik atau pola perilaku maladaptif. Terapi
dilakukan dengan jalan pembentukan hubungan profesional antara terapis dengan penderita.
Psikoterapi pada penderita gangguan depresif dapat diberikan secara individu, kelompok, atau
pasangan disesuaikan dengan gangguan psikologik yang mendasarinya. Psikoterapi dilakukan dengan
memberikan kehangatan, empati, pengertian dan optimisme. Dalam pengambilan keputusan untuk
melakukan psikoterapi sangat dipengaruhi oleh penilaian dari dokter atau penderitanya 3,5.
Dengan medikamentosa6:
Antidepresan klasik
Mekanisme kerja : Obat–obat ini menghambat resorpsi dari serotonin dan noradrenalin dari sela
sinaps di ujung-ujung saraf.
Antidepresan Generasi Kedua
Mekanisme kerja : SSRI ( Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor ) : Obat-obat ini menghambat
resorpsi dari serotonin. NaSA ( Noradrenalin and Serotonin Antidepressants ): Obat-obat ini tidak
berkhasiat selektif, menghambat re-uptake dari serotonin dan noradrenalin. Terdapat beberapa
indikasi bahwa obat-obat ini lebih efektif daripada SSRI.
Pendidikan: dilakukan pada keluarga pasien untuk membantu pasien dalam memberi semangat dan
harapan hidup. Serta mengamankan pasien untuk mengakhiri hidupnya, dan menjaganya.
Konsultasi: Dijelaskan perlunya konsultasi dengan spesialis Kedokteran jiwa dan Penyakit Dalam.
Penjelasan mengenai faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya gejala-gejala episode depresi
dihadapi beserta prognosis pada pasien ini. Pasien beserta keluarga perlu diedukasi untuk
penatalaksanaan awal gejala Episode depresi, yaitu:
Pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari pertolongan medis
Segera dilakukan pemberian obat antidepresan
Serta pemberitahuan tentang psikoterapi pada pasien serta keluarga
Memberikan semangat hidup kepada pasien.