You are on page 1of 15

MAKNA SIMBOLIK TEDAK SITEN DALAM AKULTURASI

BUDAYA ISLAM
Yogi Sucipto
Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban
Yogi.sucipto1999@gmail.com

Abstrak
Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak ragam tradisi dan budaya
warisan nenek leluhur yang masih diteruskan dari generasi ke generasi sampai kini.
Upacara peringatan daur hidup seseorang, sejak sebelum lahir sampai meninggal dunia,
masih menjadi sebuah kebiasaan dalam budaya dan adat jawa. Setiap peringatan
diadakan selametan seuai dengan tahap-tahap umur dan sifat selametan, misalnya
brokohan, sepasaran, pitonan dan setahunan.
Adat budaya tedak siten ini merupakan suatu rasa terimakasih kepada bumi
tempat anak mulai belajar menginjakkan kaki ke tanah, selain itu juga bentukvdoa-doa
dari orang tua dan sesepuh sebagai pengharapan agar kelak menjadi anak yang sukses
menjalani kehidupannya. Sebagai orang tua pasti mengupayakan yang terbaik untuk
anak-anaknya, contohnya puasa weton, puasa senin kamis. Rangkaian tradisi tedhak
siten ini meliputi proses awal anak beerta orang tuanya sungkem miminta doa restu
kepada nenek dan kakek, kemudian orang tua menuntun anak menapaki jadah tujuh
warna, selanjutnya anak menaiki tangga arjuno yang terbuat dari tebu ireng selanjutnya
anak dimasukkan kurungan ayam yang sudah dihiasi untuk mengambil benda yang ada
didalamnya, benda yang pertama kali dipilih merupakan gambaran minatnya dimaa
depan, selanjutnya anak diharuskan memilih gambar tokoh wayang yang dipercaya
membentuk karakternya.
Tradisi tedak siten yang ada didesa Leranwetan kecamatan Palang kabupaten
Tuban adalah tradisi rasa syukur orang tua terhadap perkembangan anaknya. Dengan
begitu penulis ingin mengkaji lebih dalam lagi makna-makna dan prosesi upacara
tedhak siten ini dari segi pandangan Islam dan Jawa. Dalam tradisi tedak siten ini
masyarakat Islam Jawa bisa menggunakan tradisi tedak siten ini meskipun tradisi ini
berasal dari ajaran Hindu Budda. Dikarenakan para Wali telah menambah nilai-nilai
pendidikan Islam dalam tradisi tedak siten ini, seperti Toleransi, Mempererat tali
silaturahmi, Cinta kepada Rasul, Syukur dan Doa tanpa menghilangkan atau membuang
unsur-unsur kebudayaanya.

Kata kunci : Tedak Siten, Alkuturasi, Budaya Islam

1
Abstract

Indonesia is a country that has a diversity of tradii and culture inherited from
ancestral ancestors that have been passed on from generation to generation until now.
The ceremony of commemorating a person's life cycle, from before birth to death, is
still a custom in Javanese culture and customs. Each commemoration is held in
accordance with the stages of age and nature of diving, for example, broccohan,
market, python and year.
This tedhak siten cultural custom is a tribute to the earth where children begin
to learn, set foot on the ground, besides that it is also accompanied by prayers from
parents and elders as a hope that one day they will become children who successfully
live their lives. As parents, they must strive for the best for their children, for example
fasting weton, fasting on Thursdays. This series of tedak siten traditions includes the
initial process of the child and his parents sungkem asking for prayers of blessing to
grandma and grandfather, then the parents lead the child to walk the seven-color
jadah, then the child climbs the stairs made of sugarcane then the child is put in a
decorated chicken cage to take the object inside, the object that is first chosen is a
picture of his interest in the front of the front, furthermore, children are required to
choose images of puppet characters that are believed to form their characters.
The tedhak siten tradition that exists in Leranwetan, Palang district, Tuban
regency, is a tradition of parental gratitude for the development of the child. That way
the author wants to examine more deeply about this tedak siten tradition in terms of
Islamic and Javanese views. In this tedak siten tradition, the Javanese Islamic
community can use this tedak siten tradition even though this tradition comes from the
teachings of Hindu Buddhism. Because the Saints have added Islamic educational
values to this tedak siten tradition, such as Tolerance, Strengthening the cords of
friendship, Love for the Apostle, Thanksgiving and Prayer without removing or
discarding the elements of their culture.

Keywords : Tedak Siten, Acculturation, Islamic Culture

2
A. Pendahuluan

Tradisi merupakan alat kebiasaan turun temurun yang masih berjalan


sampai sekarang1. Dan Indonesia adalah negara yang bukan hanya kaya akan
sumber daya alam, tapi juga kaya dengan tradisi dan budayanya. Tradisi- tradisi
yang banyak ini muncul karena banyaknya suku-suku di Indonesia atau berbagai
kepercayaan atau peninggalan nenek moyang di daerah tertentu yang akan
diwarikan ke generasi yang akan datang. Dan dari sinilah banyak mancanegara
yang berbondong-bondong untuk berkunjung di negara Indonesia ini karana
banyaknya kekayaan-kekayaan maupun dari kekayaan alam maupun kekayaan
ragam tradisi. Daerah yang budayanya masih kental salah nya yaitu pulau Jawa.
Pulau Jawa merupakan salah satu pulau di Indonesia yang masih memiliki
kepercayaan terhadap hal yang mistis. Tradisi yang ada di pulau jawa banyak
yang berhubungan dengan upacara kelahiran, pernikahan dan juga kematian.

Agama Islam memberikan pelajaran dalam hal-hal yang bernilai ibadah


dan etika. Bagi suku jawa hidup didunia itu penuh dengan upacara atau Ritual,
mulai dari upacara sebelum melahirkan sampai upacara kematiaannya. Cara
masyarakat jawa untuk berikhtiar dan juga doa kepada Allah SWT yaitu dengan
cara melakukan upacara-upacara yang sesuai dengan apa yang dihajatkan karena
masyarakat jawa percaya dengan melakukan upacara-upacara itu akan
menghilangkan pengaruh buruk dalam kehidupannya. Dari berlansungnya
upacara ini , bertujuan agar mayarakat jawa agar dalam hidupannya selalu dalam
lindungan Allah SWT.2

Dari banyak budaya di Jawa, salah satunya yang masih dilestarikan


sampai kini adalah tedhak siten. Tedhak siten merupakan prosesi upacara adat
tradisional budaya leluhur masyarakat Jawa yang dilakukan pada saat pertama
kali anak yang menginjakkan kakinya ketanah. Menurut bahasa tedak artinya
menginjak dan siten artinya tanah. Jadi menurut bahasa tedak siten adalah
menginjakan kaki pertama ketanah. Tradisi tedhak siten ini biasanya dilakukan
ketika anak memasuki usia tujuh sampai delapan bulan. Tradisi tedak siten ini
adalah suatu rasa terimkasih kepada bumi yang menjadi tempat anak pertama
kali menginjakkan kakinya. 3

1
Nuryah, TEDAK SITEN : ALKUTURASI BUDAYA ISLAM-JAWA
2
Dolly Riskia Putri. ANALISI TRADISI TEDAK SITEN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
DI DESA BANDAR KECAMATAN TERUSAN NUNYAI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH.
3
Mas Adi. Tradisi Tedak Siten- Ritual saat pertama kali menginjakkan kakinya ke tanah,( https://www.
Blokmasadi,com/2019/10/tedhak-siten.html?m=1 ), diakses 11 juni 2022

3
Pembahasan

1. Prosesi dan Makna Upacara Tedhak Siten

Budaya merupakan jenis aktivitas dan manusia yang hasilnya berpola,


baik terinderai maupun tidak ter inderai. Dalam sebuah kebudayaan pasti
akan memiliki nilai-nilai diantara lainnya nilai kepercayaan, norma-norma,
idiologi, dan simbol simbol. Pada hakekatnya budaya berkenan dengan pola
hidup manusia . Maka dari itu, budaya itu mencakup tiga wujud yaitu yang
pertama, apa yang diperbuat manusia, yang kedua apa yang diketahui atau
yang dipikirkannya, dan yang ketiga apa yang dibuat atau digunakannya
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. 4

Salah satu budaya yang terkenal dijawa adalah tedhak siten. Tedhak siten
adalah adat budaya warisan nenek moyang mayarakat jawa anak yang
memasuki umur kurang lebih tujuh bulan. Menurut bahasa, Tedhak artinya
ngidak / menginjak dan siten atau siti artinya tanah / lemah. Berarti menurut
bahasa makna tedak siten adalah menginjak tanah atau ngidek lemah. Prosesi
tedak siten adalah makna atau simbol dari rasa kebersyukuran orang tua
karena sang anak akan mulai belajar berjalan. Dalam sebuah kehidupan
manusia mumpunyai tahapan dalam pengembangan dirinya, yaitu

1. Tahap bayi, yaitu tahap sebagaimana masih bergantungan kepada


orang tua ataupun orang lain karena dalam tahapan ini seorang bayi
belum bisa berbuat sendiri melainkan maih bergantungan.
2. Tahap anak muda, yaitu tahapan yang mulai perkembangan dalam
kemandirian walaupun terkadang muncul sebuah keegoisan dalam
hidup dalam tahap ini manusia udah bisa melakukan hal-hal apa yang
udah diinginkan tanpa minta bantuan orang tua ataupun orang lain
selagi kita bisa.
4
Mokh. Yahya. UPACARA TEDAK SITEN SEBAGAI UPAYA PENGENALAN BUDAYA LOKAL
DALAM MATERI AJARAN BIPA

4
3. Tahap dewasa, yaitu tahapan yang bagaimana manusia sudah adar
dalam kemandiriannya dan juga turunnya sebuah keegoisan dan
menyadari bahwa manusia mempunyai sifat saling tolong menolong
atau bergantung pada orang lain, tidak bia hidup sendiri. 5

Pada saat anak dalam fase belajar berjalan, dan saat si bayi ingin
mengambil barang atau yang diinginkan si bayi akan mengambil dengan
sendirinya tanpa minta pertolongan. Saat sudah bisa berjalan, kaki keduanya
akan menginjak bumi langsung, tanpa digendong Ibu. Dari awal manusia
dilahirkan sampai meninggalkan dunia manusia hidup dibumi , mencari
kebutuhan pangan ataupun minum, tempat berteduh, dan semua asalnya dari
bumi, dari situlah kita harus berterimakasih kepada bumi dalam bentuk
syukur telah diberi kesempatan hidup dibumi.6

Bayi lahir dengan naluri dasar. Apapun bentuknya yang ditangannya


akan dimasukkan ke dalam mulutnya. Pada waktu bayi berusia kurang lebih
enam bulan, naluri dasarnya tetap ada, tapi saat proses perkembangan dalam
dirinya , naluri dasar tadi akan terdorong ke dalam bawah sadarnya, terganti
oleh aktifitas barunya. Dan saat anak berusia sekitar 6 bulan potensi anak
dapat diketahui. Maka dari itu di upacara tedhak siten ada prosesi pemilihan
benda karena saat umur kurang lebih enam bulan terlihat potensi barunya.
Contoh isi-isi barang yang ada di upacara tedhak siten :

1. Uang
2. Laptop Mainan
3. Emas
4. Bolpoin
5. Dll

5
Anwar hafidzi, Nilai-Nilai Pendidikan Optimisme Pada Tradisi Tedhak Siten di Mayarakat Jawa. Hal
445
6
Ibid

5
Makna – makna dari penggambilan benda – benda diatas merupakan
suatu gambaran – gambaran masa depan seorang anak. Potensi anak akan
terlihat dengan jelas, sehingga orang tua paham betul bagaimana cara untuk
meningkatkan potensi anak.7

Pada hakekatnya kita hidup di dunia dikurung oleh dunia. Di tradisi


tedhak siten ini gambaran poteni anak akan terlihat sangat jelas dengan
sendirinya. bahwa si bayi akan menangis ketika dimasukkan kurungan dan
menangis untuk meminta pertolongan kepada ibunya. Seperti halnya dengan
manusia yang ingat akan kembali kehadapan Allah SWT. Cara awal untuk
membebaskan diri dari belenggunya dunia yaitu dengan cara memperbanyak
ilmu pengetahuan . Seeorang yang membebaskan diri dari belenggunya
dunia yaitu sesepuh setempat, tapi yang diharapkan oleh manusia adalah
seorang sesepuh yang mta meninggalkan dunia. Jiwa yang lepas dari
kurungan dunia bukan berarti melarikan diri dari dunia, melaikan nilai
filosofi bentuk optimis terhadap kehidupan anak kedepannya agar selamat
dari dunia maupun akhirat.8

Rangkaian acara prosesi upacara tedhak siten di Desa Leranwetan


Kecamatan Palang Kabupaten Tuban biasanya dipandu pembawa acara yang
menjelakan arti dari berbagai rangkaian dalam upacara tedhak siten, baru
kemudian upacara dimulai.

Rangkaian upacara Tedhak Siten yang pertama yaitu, sibayi dituntun


orangtua untuk menginjak tanah yang telah disiapkan. Tanah yang
digunakan biasanya berasal dari tempat mereka tinggal atau daerah sekitar
tempat tinggal. Selanjutnya, kedua kaki sibayi yang dibasuh air dengan
orang tuanya. Prosesi ini memiliki makna bawasanya si bayi sudah
menginjakkan kaki ketanah, yang artinya sibayi akan menghadapi sebuah
tantangan dalam kehidupannya. 9

7
Anwar hafidzi, Nilai-Nilai Pendidikan Optimisme Pada Tradisi Tedhak Siten di Mayarakat Jawa. Hal
446
8
ibid
9
Wawancara dengan Ahmad Rifai, 11 juli 2022, 20.00

6
Yang ke-dua, bayi dituntun menginjak jadah ( gemblong ) 7 warna.
Warna 7 jadah tersebut meliputi putih, merah, kuning, hijau, merah jambu,
biru dan ungu. Pitu merupakan bahasa jawa dari tujuh, maksudnya adalah
semoga ang anak bisa menghadapi rintangan dalam kehidupannya dan akan
selalu mendapat pitulungan dan lindungan dari Sang Pencipta. Makna dari
tujuh jadah tersebut yaitu sebuah harapan agar setiap langkah dari sang anak
penuh keberkahan dan juga lundungan dari Sang Pencipta. Beraneka warna
dari jadah mempunyai gambaran bahwa cobaan dalam kehidupan itu tidak
bisa terhitung banyak jenisnya.

Dari warna-warna tersebut mempunyai makna tersendiri :10

1. Warna Putih
Putih melambangkan kesucian, ketuluan, dan keberhasilan
2. Warna Merah
Merah artinya keberanian atau tekat atau bisa dilambangkan amarah
atau nafsu.
3. Warna Kuning
Warna Kuning melambangkan kemulyaan, cita- cita atau bisa
diartikan kelak setelah dewasa sang bayi hidup bahagia dan bia
mencapai apa yang diinginkan.
4. Warna Merah Jambu
merah jambu alias pink artinya orangtua.
5. Warna Biru
Warna Biru melambangkan keluhuran derajat, pangkat langit dan
bumi, makudnya dalam kehidupan kelak akan menjadi orang yang
berwibawa

6. Warna Hijau

10
Nuryah, TEDHAK SITEN: ALKUTURASI BUDAYA ISLAM-JAWA ( STUDI KASUS DI DESA
KADAWUNG, KECAMATAN PAJEGOAN, KABUPATEN KEBUMEN )

7
Hijau melambangkan harapan, keuburan atau bisa diartikan dalam
kehidupan kelak ang bayi akan subur atau lancar rejekinya dan tdak
menyusahkan orang tua.

7. Warna Ungu
Ungu artinya kesempurnaan. Dapat diartikan dalam kehidupan itu
sementara. Dan kelak kita semua pasti akan kembali ke Sang
Pencipta, sehingga diharapkan setiap lamgkah sang bayi selalu dalam
kebaikan sepaya selalu ndapat karunia Sang Pencipta kelak.

Dari setiap jadah yang ditapaki mempunyai doa-doa yang ada diatas ,
jadi diharapkan nantinya sang bayi menjadi orang-orang yang menurut
dalam doa itu dan selalu tegak dalam cobaan hidupnya.11

Yang ke-tiga, sesudah menapaki jadah warna tadi , sang bayi diarahkan
untuk menapaki atau memanjat tangga arjuno yang dibuat dari tebu wulung.
Jumlah dari anak tangga yang dibuat dari tebu wulung itu berjumlah 7 anak
tangg. Tebu asal mempunyai antebing kalbu maksudnya penuh ketekadan.
Makna dari prosesi ini merupakan bahwa sebuah gambaran sang bayi akan
menghadapi perjalanan hidupnya sampai pada puncaknya. Proesi menaiki
tangga ini didampingi eyang. setelah menaiki keatas tangga arjuno sibayi
dilanjutkan turun dari tangga arjuno itu karena dalam sebuah kehidupan
tidak akan mungkin ada diatas terus terkadang juga di bawah . prosesi ini
dapat diartika suport dari orang tua kepada sang bayi dalam menjalani
kehidupannya kedepan . prosesi ini mempunyai harapan agar nantinya sang
bayi tidak mempunyai rasa mengeluh dalam mencapai cita-citanya.

Simbol- simbol dari setiap anak tangga arjuno yaitu :

1. Pitulungan semoga dapat pertolongan.


2. Pituas semoga dapat kemanfaatan.

11
Nuryah, TEDHAK SITEN: ALKUTURASI BUDAYA ISLAM-JAWA ( STUDI KASUS DI DESA
KADAWUNG, KECAMATAN PAJEGOAN, KABUPATEN KEBUMEN )

8
3. Piturun emoga dapat keturan yang baik.
4. Pitukon semoga dapat pertemanan orang-orang baik atau menjadi
orang yang baik.
5. Pitulus semoga ketulusan .
6. Pitutur semoga nasehat dari orang tua selalu dijaga.
7. Pituduh semoga mendapat petunjuk dari Allah AWT.

Setelah menaiki ketujuh tangga arjuno si bayi dijunjung setinggi-


tingginya supaya bisa menjunjung tinggi derajat si bayi tersebut dan
selanjutnya didudukkan diatas kursi yang ada diatas tebu itu supaya
mempunyai kedudukan yang tinggi saat menjabat atau bekerja.12

Yang ke-empat, sang bayi dimasukkan dalam kurungan ayam. Prosesi ini
mempunyai lambang sang bayi selalu dapat lindungan kepada orang tua
sepenuhnya ssebelum bisa berjaln, maksudnya dimasa ang bayi anak masih
dalam gendongan orang tua. Didalam kurungan ayam tersebut akan diisi
berbagai macam mainan yang menggambarkan berbagai profesi. 13misalnya
saja ada uang , logam, buku, bolpoin, buku gambar, dan masih banyak lagi.
Dari berbagai barang itu mempunyai makna berbeda-beda, contohnya barang
yang diambil uang harapanya yaitu agar sang bayi kelak menjadi orang yang
kaya, terpenuhi segala kebutuhannya dan menjadi orang yang dermawan,
jadi tujuan dari mengambil dari barang-barang yang ada dikurungan
merupakan gambaran profesi masa depan si bayi saat sudah dewasa. 14

Ke-lima, sang bayi dimandikan dengan air yang dalamnya ada bunga
tujuh rupa. Proei ini mempunyai arti nantinya sang bayi dapat
membanggakan kedua orang tuanya. Sesudah dimandikan,sang bayi dikasih
pakaian. Prosesi kelima ini biasanya juga tidak dipakai pada saat ini.

Ke-enam, keluarga dari sang bayi akan menyebarkan uang logam yang
biaanya dicampur dengan beras kuning. Arti dari prosesi ini sang bayi saat

12
Wawancara dengan Ahmad Rifai, 11 juli 2022, 20.00
13
Nuryah, TEDHAK SITEN: ALKUTURASI BUDAYA ISLAM-JAWA ( STUDI KASUS DI DESA
KADAWUNG, KECAMATAN PAJEGOAN, KABUPATEN KEBUMEN )
14
Wawancara dengan Ahmad Rifai, 11 juli 2022, 20.00

9
sudah dewasa kelak jadi orang yang dermawan kepada orang lain. Saat
proesi penebaran uang logam ang bayi digendong oleh ibunya.

Ke-tujuh, keluarga sang bayi tumpengan yang merupakan simbol rasa


terimakaih dari semua hal-hal baik yang telah didapatkannya selama ini.15

2. Akulturasi Budaya Islam-Jawa

Menurut pakar artopologi Akulturasi dapat diartikan aktivitas sosial


yang muncul apabila dalam kelompok manusia dengan suatu tradisi tertentu
dipertemukan dengan unsur dari suatu tradisi asing dengan demikian, unsur-
unsur tradisi asing itu cepat atau lambat akan diterima dan saring ke dalam
tradisi atau kebudayaan lokal tanpa harus menghilangnya ciri khas dari tradisi
atau budaya lokal. Dalam akulturasi upacara tedhak siten ini tercermin dalam
akulturasi budaya Islam dan Hindu Budha, dalam bertemunya budaya jawa
dan mauknya budaya islam ini menyebabkan adanya budaya Islam Jawa.16

Munculnya akulturasi alkuturasi ini juga bisa kita lihat dari. Model
makam atau tempat orang meninggal disemayamkan periode awal masuknya
Islam menjadi bentuk makam pada periode sebelumnya. Karena pada saat
kebudayaan atau tradisi dari hindu dijawa saat itu tidak memakamkan jenazah
melainkan dibakar dan abunya dibuang kedalam laut, akan tetapi ada sebuah
pembedaan dalam tradisi ini karena yang meninggal dunia orang kaya
jenazahnya disimpak kedalam guci dan apabila yang meninggal adalah raja
jenazahnya tersebut akan disimpan dicandi. Akulturasi budaya ini bisa kita
lihat dari model batu nisannya..17

Masjid tertua dijawa yang kita ketahui yaitu masjid Agung Demak,
dan juga masjid yang berada di keraton kota Mataram juga mempunyai model
atap yang bersusun-susun seperti halnya kuil milik Hindu. bentuk arsitektur
seperti ini tidak akan pernak kita temui didunia muslim lainya akan tetapi

15
Nuryah, TEDHAK SITEN: AKULTURASI BUDAYA ISLAM-JAWA ( STUDI KASUS DI DESA
KADAWUNG, KECAMATAN PAJEGOAN, KABUPATEN KEBUMEN )
16
ibid
17
Donny khirul aziz. AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA JAWA

10
akan kita hanya bisa melihat atau menemui model masjid seperti ini di daerah
di pulau Jawa saja. Jika merujuk pada gaya arsitektur yang berkembang di
dunia Islam, maka ada beberapa corak yang akan kita temukan, yaitu: corak
Ottoman style, Indiastyle, dan Syiro-Egypto style. Pola arsitektur masjid di
daerah Jawa banyak pengaruh dari arsitektur dari bangunan Hindu-Budha.

Dari apa yang telah dibahas diatas , bisa kita artikan Islam merupakan
budaya asing/luar yang diterima di Jawa dan masyarakat jawa sebagai
penerima dari budaya asing/luar tersebut. contohnya dalam tradisi tedhak
siten yang dimiliki masyarakat jawa yang merupakan simbol sebagai bentuk
rasa syukur, pada saat Islam masuk ke Jawa maka tradisi atau kebudayaan
tedhak siten ini tetap berjalanakan tetapi campur dengan nilai-nilai unsur
islam yang pada khusunya saat pembacaan doa-doanya. Prosesi upacara
Tedhak Siten masih ada tapi isi dari upacara tedhak siten diisi dengan sesuai
ajaran islam. Munculnya ajaran islam ini sangat diterima di Jawa karena
datang dengan budaya baru akan tetapi tidak menghilangkan atau menjajah
budaya lokal.

Adanya penyebaran ajaran Islam di Indonesia bisa kita lihat dari


berbagai segi pandangan. Dari segi perekonomian melalui sebuah
perdagangan yaitu pedagang islam persia atau lainnya melakukan sebuah
perdagangan di Indonesia. Dan selain itu ada lagi yaitu perkawinan, politik,
dakwah, dan juga kesenian18.

3. Nilai-nilai yang tertanam dalam tedhak siten

Dalam tradisi tedhak siten perlu kita ketahui acara slamatannya bukan
berisi acara makan-makan saja, karena dalam tradisi tedhak siten di iringi
dengan upacara yang akan dipimpin langsung oleh pemandu acara dan juga di
pimpin doa oleh tokoh masyarakat didaerah itu. Maksud dari doa dalam acara
ini yaitu sebuah harapan bagi keluarga dan khusunya sang anak selalu

18
Nuryah, TEDHAK SITEN: ALKUTURASI BUDAYA ISLAM-JAWA ( STUDI KASUS DI DESA
KADAWUNG, KECAMATAN PAJEGOAN, KABUPATEN KEBUMEN )

11
mendapat keselamatan, diberkahi dan bermanfaat hidupnya didunia maupun
akhirat. 19

Dalam tradisi tedhak siten banyak sekali nilai-nilai yang terdapat


didalam upacarannya.

 Nilai sosial
Dalam segi pandang sosial tradisi tedhak siten kita bisa lihat dalam
saat mengundang tetangga dalam acara. Dari sini otomatis tali
silaturahmi antara tenaga akan menjadi erat bukan hanya tetangga
akan tetapi dengan sanak keluarga juga. Dalam ajaran islam
mempererat tali silaturahmi merupakan hal yang wajib bagi setiap
manusia demi terwujudnya suatu masyarakat yang rukun dan tentram.

 Nilai religius

Dalam segi pandang religius tradisi tedhak siten memiliki banyak nilai
yaitu syukur, sedekah, dan doa.

o Syukur
Dengan prosesi upacara tedhak siten syukur merupakan bentuk
rasa terima kasih kepada yang Kuasa atas semua apa yang telah
diberikaan. Dari segi rezeki ataupun nikmat sehat jasmani rohani.

o Sedekah
Dalam prosesi upacara tedhak siten ada sebuah acara yang
membagikan berbagai hidangan yang telah disiapkan kepada
tetangga ataupun tamu undangan. Prosesi ini bisa kita sebut dengan
sedekah karena memberi sedikit dari harta. Dalam pandangan islam

19
Anwar Hafidzi, NILAI-NILAI PENDIDIKAN OPTIMISME PADA TRADISI TEDHAK SITEN
DIMAYARAKAT JAWA.

12
sedekah merupakan hal yang berharga karena sebagai aset kita ke
akhirat.

o Doa
Prosesi ini merupakan doa dari kedua orang tua kepada sang
Pencipta untuk meminta harapan supaya dapat selamat maupun
keberkahan dalam kehidupan sang anak baik kehidupan di dunia
maupun akhirat. 20

Penutup

20
Anwar Hafidzi, NILAI-NILAI PENDIDIKAN OPTIMISME PADA TRADISI TEDHAK SITEN
DIMAYARAKAT JAWA.

13
Tedak siten merupakan upacara adat budaya leluhur masyarakat Jawa yang
dilakukan pada saat pertama kali seorang anak yang memijakkan kedua kaki
ketanah. Menurut bahasa tedak artinya menginjak dan siten artinya tanah. Jadi
menurut bahasa tedak siten adalah menginjakan kaki pertama ketanah. Tradisi
tedak iten ini biasanya dilakukan ketika anak memasuki usia tujuh sampai
delapan bulan. Tradisi tedak siten ini adalah suatu penghormatan kepada bumi
yang menjadi tempat anak pertamakali menginjakkan kakinya.

Susunan prosesi upacara tedhak siten :

1. Mengarahkan bayi untuk menginjak tanah.


2. Membasuh kedua kaki sibayi dengan air dengan bunga tujuh rupa.
3. Menuntun anak untuk menapaki jadah tujuh warna.
4. Menuntun bayi untuk menaiki tangga yang dibuat dengan tebu.
5. Dimasukkan kedalam kandang ayam
6. Memandikaan bayi dengan air tujuh rupa
7. Menyebar uang logam
8. Pemotongan tumpeng dan doa.

Tradisi tedhak siten dalam hal selametan tidak berisi acara makan-makan
saja, karena dalam tradisi tedhak siten di iringi dengan upacara yang akan
dipimpin langsung oleh pemandu acara dan juga dipimpin doa oleh tokoh
masyarakat didaerah itu. Maksud dari doa dalam acara ini yaitu sebuah harapan
bagi keluarga dan khusunya sang anak selalu mendapat keselamatan, diberkahi
dan bermanfaat hidupnya didunia maupun akhirat.

Dalam hal pengenalan lingkungan kepada anak, tedhak siten dirasa sangat
penting, bukan hanya mengenai meneruskan budaya yang ada, akan tetapi
tedhak siten juga bermanfaat untuk anak, karena belum merasakan kondisi
lingkungannya yang dirasa sangat baru.

Tedhak siten mempunyai banyak muatan nilai yang terkandung di


dalamnya, yaitu nilai religius dan nilai sosial. Kenapa dianggap dengan nilai
sosial, karena komunikasi dari pergerakan si anak dalam implementasinya

14
tedhak siten itu semua mengandung arti dalam tindakannya. Mulai dari
keinginan anak dan hal penting di dalamnya. Tedhak siten adalah salah satu
budaya yang mengandung nilai-nilai budaya islamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Indriyana, Hasta. 2010. SITI TEDAK SITEN. Jakarta Timur.

Nuryah. 2016. TEDHAK SITEN: AKULTURASI BUDAYA ISLAM-JAWA ( STUDI


KASUS DI DESA KADAWUNG, KECAMATAN PAJEGOAN, KABUPATEN
KEBUMEN ), Lampung.

Putri, Dolly Riskia .2021. ANALISI TRADISI TEDAK SITEN DALAM PERSPEKTIF
PENDIDIKAN ISLAM DI DESA BANDAR KECAMATAN TERUSAN NUNYAI
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH.Lampung.

Yahya, Mokh.2020. UPACARA TEDAK SITEN SEBAGAI UPAYA PENGENALAN


BUDAYA LOKAL DALAM MATERI AJARAN BIPA.

Aziz, Donny khirul .2013. AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA JAWA. Purwokerto.

Hafidzi, Anwar. 2020. NILAI-NILAI PENDIDIKAN OPTIMISME PADA TRADISI


TEDHAK SITEN DIMAYARAKAT JAWA.

Anggraini, reti widia.TT. TEDHAK SITEN DALAM TRADISI MAYARAKAT JAWA


DESA UTAMA JAYA. Bandar lampung

Mas Adi. Tradisi Tedak Siten- Ritual saat pertama kali menginjakkan kakinya ke
tanah,( https://www. Blokmasadi,com/2019/10/tedhak-siten.html?m=1 ), diakses 11
juni 2022.

15

You might also like