You are on page 1of 11

MAKALA LINTAS MINAT GEOGRAFI

PERMASALAHAN DALAM PENERAPAN TATA


RUANG WILAYAH

Disusun oleh Kelompok 3 :


Ketua: Farhan Rasyid
Anggota: 1. Muhaya
2. Wa Ririn
3. La Tiradi
4. Nur Jarliyan

Kelas XII IPA

Guru Pembimbing:
Putri Ainullah S. Pd

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMAN 1 LAPANDEWA
TA. 2023/2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah


memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
Permasalahan dalam Penerapan Tata Ruang Wilayah tepat waktu. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas dari guru pada bidang studi Lintas Minat
Geografi di sekolah. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Permasalahan dalam Penerapan
Tata Ruang Wilayah.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu selaku guru


mata pelajaran. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................
DAFTAR ISI........................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................
A. Latar Belakang ............................................................
B. Rumusan Masalah .....,..................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................
 Permasalahan dalam Penerapan Tata Ruang Wilayah ..........
 Peran Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang .............

BAB III PENUTUP..............................................................


 Kesimpulan .......................................................
 Saran ...............................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Aca Sugandhy sebagaimana dikutip oleh Yunus Wahid dalam


buku Pengantar Hukum Tata Ruang, tata ruang dengan penekanan pada “tata”
mengacu pada pengaturan susunan ruangan suatu wilayah agar tercipta
persyaratan yang bermanfaat sejarah ekonomi, sosial, budaya, dan politik,
harga menguntungkan bagi perkembangan masyarakat wilayah tersebut.
Sementara itu, tata ruang dari sudut penekanan pada ruang mengacu pada
wadah dalam tiga dimensi (trimatri): tinggi, lebar, dan kedalaman menyangkut
bumi, air ( sungai, danau, dan lautan) serta kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya, dan udara di atasnya secara terpadu, sehingga peruntukan,
pemanfaatan, dan pengelolaannya mencapai taraf yang optimal bagi
kesejahteraan masyarakat Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui permasalahan dalam penerapan tata ruang wilayah


2. Mengetahui peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Permasalahan dalam Penerapan Tata Ruang Wilayah

Menurut Aca Sugandhy sebagaimana dikutip Yunus Wahid


dalam buku Pengantar Hukum Tata Ruang, tata ruang dengan
penekanan pada “tata” mengacu pada pengaturan susunan ruangan
suatu wilayah agar tercipta persyaratan yang bermanfaat secara
ekonomi, sosial, budaya, dan politik, serta menguntungkan bagi
perkembangan wilayah tersebut. Sementara itu, tata ruang dari sudut
penekanan pada ruang mengacu pada wadah dalam tiga dimensi
(trimatri): tinggi, lebar dan kedalaman menyangkut bumi, air (sungai,
danau, dan lautan) serta kekayaan alam yang terkandung yang
terkandung di dalamnya, dan udara di atasnya secara terpadu,
sehingga peruntukan, pemanfaatan, dan pengelolaannya mencapai
taraf yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Pada hakikatnya, tata ruang merupakan sarana pengoptimalan


pemanfaatan ruang yang berdaya guna dan berhasil guna bagi
kepentingan terkait dengan pemanfaatan ruang baik sebagai wadah,
lokasi, maupun sebagai sumber daya alam. Dalam penerapan tata
ruang wilayah, ada berbagai permasalahan yang terjadi.
Permasalahannya itu antara lain sebagai berikut.
1. Masalah pembiayaan dan tenaga kerja ahli/pakar.
Pembiayaan dan kualitas Tenaga ahli yang rendah akan
berpengaruh terhadap mutu produk dokumen rencana tata
ruang wilayah.
2. Masalah keterbaruan pangkalan data (database). Pangkalan
data untuk analisis kesesuaian lahan dalam penentuan
berbagai kawasan berupa data fisik, lingkungan, sosial
budaya dan ekonomi. Data-data ini diperoleh dari data
primer, data sekunder, dan data hasil analisis. Pembaruan
data-data ini membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang
besar. Hal ini kerap dijadikan alasan untuk menggunakan
data lama. Itulah sebabnya rencana tata ruang wilayah sering
tidak sesuai dengan kebutuhan.
3. Masalah konflik kepentingan. Konflik kepentingan antara
konsep pelestarian dan pembangunan ekonomi merupakan
permasalahan yang sering terjadi dalam perencanaan tata
ruang wilayah.
4. Masalah ekonomi. Harga tanah di kawasan Budi daya
pertanian dan kawasan lindung umumnya jauh lebih murah
dari pada harga tanah di kawasan Budi daya nonpertanian,
seperti perumahan, perdagangan, industri, pariwisata. Hal ini
cenderung mendorong masyarakat untuk mengubah lahan
pertanian dan kawasan lindung menjadi kawasan
nonpertanian, seperti kawasan permukiman, perdagangan
dan jasa.
5. Masalah sosial budaya. Masalah ini terjadi di wilayah-
wilayah yang memiliki fungsi sosial budaya yang tinggi ketika
wilayah itu fungsi-fungsi yang lain, seperti fungsi ekonomi.
Pengalihfungsian ini dapat membawa pergeseran budaya.
Contohnya budaya agraris yang mengedepankan
kebersamaan, tergantikan oleh budaya kota yang cenderung
individualis.
6. Masalah kelestarian lingkungan hidup. Salah satu tujuan
penataan ruang adalah pelestarian lingkungan hidup untuk
dapat digunakan secara berkelanjutan. Hal tidak dapat
diterapkan, jika nilai-nilai ekonomi terlalu dikedepankan.
Misalnya, pembangunan sentra-sentra perdagangan dan
pemukiman membuka kemungkinan terjadinya pelanggaran
terhadap ruang terbuka hijau.
7. Masalah pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk
meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja akan
berpengaruh pada ketersediaan lahan untuk pemukiman dan
fungsi yang lain. Dengan ini, daya dukung dan daya tampung
terhadap jumlah penduduk semakin kecil. Akibatnya, ada
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
peruntukannya. Misalnya, tumbuhnya pemukiman kumuh.
8. Masalah keamanan. Tumpang tindih peruntukan lahan yang
secara lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif
penggunaan dan pemanfaatan lahan. Keamanan dan
kenyamanan warga menjadi terganggu.
9. Masalah institusi. Masalah institusi mencakup masalah
kemampuan teknis dan manajemen tata ruang yang masih
terbatas. Masalah yang mungkin terjadi antara lain
penggunaan sumber-sumber dana yang tidak efektif dan
efisien; perencanaan program tidak tepat dan tidak sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan; dokumen tata ruang tidak
sesuai dengan kebutuhan pembangunan sehingga tidak
dapat digunakan.

B. Peran Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang

Permasalahan ini tentu saja perlu diatasi agar tujuan penataan


ruang dapat tercapai. Dalam hal ini, peran serta masyarakat sangat
dibutuhkan. Masyarakat yang dimaksud disini adalah orang-orang
perseorangan, kelompok orang, termasuk masyarakat hukum adat,
korporasi, dan/ atau pamangaku kepentingan nonpemerintah lain.
Peran masyarakat dalam penataan ruang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk
dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang. Peran
masyarakat dalam penataan ruang dilakukan pada tahap
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan
tata ruang berupa sebagai berikut.
1. Masukan mengenai hal-hal berikut:
a) Persiapan penyusunan rencana tata ruang;
b) Penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;
c) Pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan
wilayah atau kawasan;
d) Perumusan konsepsi rencana tata ruang;
e) Penetapan rencana tata ruang;
2. Kerja sama dengan pemerintah daerah, atau sesama unsur
masyarakat dalam perencanaan tata ruang.
3. Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang dapat
berupa hal-hal berikut:
a) Memasukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;
b) Kerja sama dengan pemerintah, pemerintah daerah, dan/
atau sesama unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang;
c) Kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan gerak
kearifan lokal dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
d) Peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam
pemanfaatan ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan
ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan lokal
serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e) Kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan
serta memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi
lingkungan hidup dan sumber daya alam;
f) Kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Permasalahan dalam perencanaan tata ruang wilayah,


diantaranya masalah pembiayaan tenaga ahli, keterbaruan
pangkalan data (database), masalah konflik kepentingan, masalah
ekonomi, masalah sosial budaya, masalah lingkungan, masalah
pertumbuhan penduduk, masalah keamanan, dan masalah institusi.

Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang yaitu


memberikan masukan, kerjasama dengan pemerintah, pemerintah
daerah, dan sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata
ruang, serta ikut serta dalam peran pemanfaatan ruang.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, naga adapun sarang bagi
pemerintah agar dapat menanggulangi permasalahan dalam
penerapan tata ruang wilayah yaitu dengan jalan menanggulangi
kemiskinan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta
keamanan dan ketertiban guna menciptakan kesejahteraan bagi
masyarakat khususnya di Indonesia sehingga dapat dirasakan bukan
hanya untuk masa sekarang melainkan juga untuk generasi yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Raharjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Adisasmita, Raharjo. 2008. Pembangunan wilayah: Konsep dan Teori.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Aziz, J Iwan, 2010. Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta, PT Gramedia
Sugiharto, 2006, Pembangunan dan Pengembangan Wilayah, Medan, USU
Press.

You might also like