Professional Documents
Culture Documents
Pembahasan
Pembahasan
KULIT
KACANG BOGOR
Kacang 8g 0,85%
rusak/busuk
KACANG KEDELAI
KULIT
KACANG MERAH
KULIT
KACANG HIJAU
Mutu II 27 g 5,43%
KACANG TANAH
KUPAS
KACANG MERAH
KUPAS
3.2 Pembahasan
Kacang merah atau kacang jogo (kacang buncis tipe tegak) termasuk famili Leguminosa genus Phaseolus,
dan spesies Vulgaris (Sunarjono,1972). Kacang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk
perdu, tingginya sekitar 30cm, panjang buah polongnya sekitar 12 cm dan dapat berisi 1 – 12 butir
bijinya. Dari hasil pengujian kacang merah yang di lakukan oleh tiga kelompok dengan tiga metode uji
menunjukkan bahwa, pada uji Kacang Merah Kulit, persentase rendemen mencapai 96,31%,
menunjukkan efisiensi pengupasan kulit yang baik. Kacang Merah Kulit memiliki tiga tingkat mutu yang
berbeda, dengan Mutu I, II, dan III, mencerminkan variasi dalam kualitas kacang merah yang diuji.
Kacang Merah Kulit memiliki jumlah kacang rusak sebanyak 21 g, yang merupakan 1,67% dari bobot
bersih. Pada uji kacang Merah Kupas Kulit juga memiliki persentase rendemen yang tinggi, yaitu 97,28%,
menandakan hasil yang efisien dalam menghasilkan kacang merah yang bersih. Kacang Merah Kupas
Kulit juga memiliki tiga tingkat mutu, yaitu Grade A, B, dan C, dengan kualitas kacang merah yang
bervariasi sesuai dengan grade-nya. Kacang Merah Kupas Kulit memiliki jumlah kacang rusak sebesar 38
g, mencapai 7,58% dari bobot bersih, menunjukkan adanya lebih banyak kacang yang rusak
dibandingkan dengan uji sebelumnya. Hasil dari uji Kacang Merah Kupas memiliki persentase rendemen
sebesar 96,74%, juga menunjukkan efisiensi yang tinggi dalam pengupasan. Kacang Merah Kupas
memiliki tiga tingkat mutu, yaitu Grade A, B, dan C. Kacang Merah Kupas memiliki jumlah kacang rusak
sebanyak 21 g atau 2,72% dari bobot bersih, lebih sedikit dibandingkan dengan Kacang Merah Kupas
Kulit. Hal ini menggambarkan bahwa pengupasan kulit dapat memengaruhi tingkat kerusakan kacang
merah.
Kacang bogor adalah jenis kacang-kacangan budi daya yang tidak populer. Nama ini diberikan karena
banyak dijajakan di kota Bogor, Jawa Barat. Dari hasil pengujian kacang bogor menunjukkan bahwa, uji
ini mencatat bobot total kacang sebanyak 967 g dengan rendemen sebesar 96,79%. Hasil ini
menunjukkan efisiensi ekstraksi yang baik, Namun, perlu diperhatikan bahwa terdapat bobot pengotor
sebesar 31 g atau 3,2%, yang mengindikasikan adanya kontaminasi dalam sampel. Pengotoran ini
memerlukan perbaikan dalam proses pengolahan kacang Bogor untuk meningkatkan kebersihan produk.
Kacang Bogor juga diklasifikasikan berdasarkan ukuran dan kondisinya. Sebagian besar kacang memiliki
ukuran sedang (40,81%), dengan kacang besar (21,68%) dan kacang kecil (36,64%). Terdapat juga sedikit
kacang rusak/busuk (0,85%). Kacang ukuran besar dengan bobot sebesar 203 g atau 21,68%, masuk ke
dalam Mutu III. Kacang ukuran sedang dengan bobot sebesar 382 g atau 40,81%, masuk ke dalam Mutu
I.Kacang ukuran kecil dengan bobot sebesar 343 g atau 36,64%, masuk ke dalam Mutu II. Kacang
rusak/busuk tetap dianggap sebagai kacang yang tidak memiliki mutu (out-of-grade) atau mutu yang
paling rendah dalam klasifikasi.
Kedelai (Glycine max) merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk dalam famili Leguminosae.
Kedelai di Indonesia merupakan sumber nutrisi protein utama. Protein merupakan salah satu
biomakromolekul yang berperan penting pada makhluk hidup. Dari hasil pengujian kacang kedelai kulit
menunjukkan bahwa, uji ini mencatat bobot total kacang yang diuji sebesar 953 g dengan rendemen
mencapai 83,5%, mencerminkan efisiensi ekstraksi yang baik. Meskipun begitu, terdapat bobot
pengotor sekitar 15,7%, yang memerlukan perhatian khusus dalam pemrosesan untuk meningkatkan
kebersihan produk. Kacang kedelai kulit dalam uji diklasifikasikan berdasarkan isi kacang: Kacang dengan
isi 3-4 (Grade A) mencapai bobot 49,7%, kacang dengan isi 2 (Grade B) memiliki bobot 41,3%, kacang
dengan isi 1 (Grade C) memiliki bobot 4,8%, terdapat pula kacang rusak sebanyak 3,3%.